Warta Kepegawaian

Page 25

Laporan Khusus Diantara banyaknya kandidat walikota, mungkin hanya satu atau dua yang dikenal oleh karena itu perang baliho dan spanduk di berbagai sudut kota dirasakan sangat penting seperti kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” namun justru kandidat yang sangat dikenal yang sekarang masih menjabat walikota (incumbent) lah yang paling banyak memasang baliho/spanduknya. Para kandidat walikota yang akan bertarung melawan incumbent bukanlah orang-orang yang dapat dianggap remeh, mereka terdiri dari orangorang terpandang dan terpelajar yang mempunyai banyak pendukung, mulai dari pengusaha, pejabat/ mantan pejabat, akademisi, olahragawan, perwira TNI, ketua/wakil ketua partai politik, wakil rakyat yang duduk di DPR/DPRD, bahkan ketua KPU Makassar yang juga menjabat sebagai ketua PWI pun ikut serta dalam pertarungan para kandidat memperebutkan kursi panas sebagai walikota. Perkenalan para kandidat dalam baliho justru terasa sebagai arogansi personal dengan menyebut dirinya “the choice of leader”, “mantap mentong”, “sang kandidat”, “pengayom multi etnis”, “sang pembaharu”, dll. Selain itu perang kata-kata pun terlihat jelas, ada yang menyebut dirinya “yang terbaik” sementara yang lain tidak mau ketinggalan, dalam arti yang hampir sama namun dalam bahasa yang berbeda “the best leader”. Bahkan slogan “mantap mentong” yang dibalas “mana lebih mantap” oleh kandidat lain, masih dijawab pula oleh yang lainnya dengan “saya yang lebih mantap boss”. Tentunya hal ini menjadi hiburan tersendiri bagi pengguna jalan sehingga masih dapat tersenyum dalam kemacetan lalu lintas. Slogan-slogan dan janji-janji para kandidat terlihat sangat abstrak sehingga nantinya sangat sulit untuk menilai dan menagih janji-janji tersebut, bahkan ada juga yang membingungkan karena maksudnya pun tidak jelas. Slogan-slogan dan janji-janji tersebut disampaikan dalam berbagai bahasa, baik dalam bahasa Indonesia (ingatkan yang lupa-kemas yang tercecer-jemput yang tertinggal, jadikan Makassar kota terdepan-membangun masyarakat sejahtera, membangun masyarakat berkualitas, dari rakyat untuk rakyat, bersatu untuk membangun, bukan pernyataan tapi kenyataan, bersama benahi Makassar, stop bicara saatnya berbuat untuk rakyat, mari kita bangun Makassar lebih baik lagi), bahasa daerah (teyaki ranggasela, katte ji antu kulle ni rannuang, tuo siporannu, sikatutui), bahasa Inggris (save our city, change to be good city, lets build Makassar with love, good government) bahkan campuran dua bahasa (mariki benahi Makassar, Insya Allah oppoki, pro rakyat cess!). Pemasangan baliho kandidat walikota tidak gratis. Dinas Pendapatan Daerah Makassar tetap Terdepan dan Teladan Dalam Pelayanan

memungut retribusinya sesuai Perda dan memberikan batas waktu hingga 23 Pebruari 2008 akan melakukan penertiban baliho bagi yang tidak melunasi retribusi. Pemkot juga melarang kandidat walikota memasang baliho di kawasan Jl. Ahmad Yani, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Penghibur, Jl. Haji Bau, Jl. Pasar Ikan, Jl. Ujung Pandang, dan Jl. Riburane. Namun sampai tanggal yang telah ditentukan tersebut, masih banyak kandidat walikota yang belum melunasi retribusi pemasangan baliho, bahkan masih ada yang memasangnya di kawasan terlarang. Apakah kandidat seperti ini pantas untuk dipilih ? Sebagai warga Negara yang baik, sudah seharusnya kita ikut berpartisipasi secara cerdas memberikan hak suara dalam menentukan pemimpin kota yang kita cintai ini, dengan memilih salah satu kandidat yang mempunyai visi-misi yang jelas dan dapat dicapai, bukan janji-janji abstrak yang sulit ditagih nantinya dan jangan sampai kita ikut dalam kesuksesan money politic. Semoga tahapan pemilihan walikota Makassar dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan orang-orang dan partai politik yang mengusungnya.Amin. (Anna H Hasaruddin).

anna/WK

Salah satu baliho, Pilkada Kota Makassar dari calon independen

WARTA KEPEGAWAIAN - Vol. 4 No. 12 -

25


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.