Policy Brief - Formulasi Kebijakan Akses Keadilan bagi Pekerja Migran Indonesia di Daerah Asal

Page 1

Policy Brief Lembar Usulan Kebijakan Disusun oleh: Program Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSDBM)

Yayasan Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (INFEST) Yogyakarta

Jl. Warungboto UH IV/734 Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta 55164 Telepon: 0274-417004 Fax: 0274-417004 Email: office@infest.or.id

Formulasi kebijakan akses keadilan bagi PMI di daerah asal dan negara tujuan dan Rekomendasi Layanan Publik Publik untuk Penanganan Sengketa Pekerja Migran Indonesia di Daerah Asal dan Negara Tujuan

1. Pendahuluan Kertas kerja ini berisi tentang kebijakan akses keadilan dan tantangannya bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di daerah asal dan negara tujuan. Untuk mengurai itu, sebelumnya kita definisikan satu persatu arti kebijakan, akses dan keadilan. Selanjutnya akan dijelaskan tentang norma, kebijakan dan cara mendapatkan keadilan. Kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan sebagainya); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran. Sedangkan keadilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat (perbuatan, perlakuan, dan sebagainya) yang adil. Kebijakan, termasuk keadilan dalam konteks Pekerja Migran Indonesia (PMI), telah diatur dalam Undang Undang No 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI). UU PPMI mengatur hak dan kewajiban PMI dan anggota keluarganya. Selain itu mengatur bisnis proses, aktor, syarat, ketentuan dan larangan dalam menjalankannya. UU PPMI ini juga dengan gamblang menentukan syarat negara penempatan yang menjadi tujuan PMI. Lebih lanjut UU PPMI juga secara tegas mengatur peran pemerintah mulai dari pemerintah desa, kabupaten, provinsi, pusat dan perwakilan di luar negeri. Secara norma, UU PPMI sudah lebih maju dibandingkan dengan Undang Undang sebelumnya yaitu Undang Undang No 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (UU PPTKILN). Kemajuan itu bisa dilihat dari semangat pelindungannya. Jika di dalam UU PPTKILN lebih banyak

mengatur bisnis proses, UU PPMI lebih banyak mengatur sisi pelindungan. Selain itu UU PPMI juga mengurangi peran swasta, serta membagi tugas dan tanggung jawab pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dan desa. UU PPMI membagi pelindungan PMI sesuai dengan fasenya, yaitu sebelum bekerja, pada saat bekerja dan setelah bekerja. Pada fase-fase tersebut, tugas dan tanggung jawab pemerintah sangat jelas. UU PPMI memandatkan pembentukan aturan turunan dalam pelaksanaannya. Dalam pembentukan aturan pelaksana terdapat kendala, sehingga sampai pada batas 2 tahun yang ditentukan belum semuanya berhasil diterbitkan. Kendala tersebut antara lain kepentingan kementerian dan lembaga serta kehendak politik dari pemerintah pusat.

Pelbagai regulasi untuk pelindungan pekerja migran Indonesia tersebut hingga saat ini belum menunjukkan hasil signifikan. Catatan Akhir Tahun (Catahu) 2020 Komisi Nasional Hak Asasi Perempuan (Komnas Perempuan), dalam kurun waktu 12 tahun kekerasan terhadap perempuan mengalami kenaikan hingga 8 kali lipat. Begitu pula dengan kekerasan terhadap Pekerja Migran Indonesia, naik dari 141 kasus naik menjadi 398 kasus. Berdasar Catahu Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) tahun 2020, selama sepuluh tahun terakhir kasus pekerja migran lebih banyak dialami oleh perempuan, yakni 1.915 kasus (61,79%), dan 1.184 kasus (38,21%) dialami laki-laki. Data kasus INFEST Yogyakarta dalam kurun 2019-2020 juga menunjukkan ketidakadilan yang dialami perempuan lebih banyak (70%) dibandingkan laki-laki (30%) dari total 77 kasus. Kertas kerja ini bertujuan yang pertama adalah menjelaskan duduk persoalan dan terobosan solusi agar akses keadilan bagi PMI dapat terlaksana dengan baik tanpa mengindahkan kualitas layanan berbasis gender karena kekhasan PMI yang mayoritas adalah perempuan. Tujuan kedua adalah mengidentifikasi peluang tantangan pelindungan PMI di daerah asal dan negara tujuan berdasarkan tren pelanggaran hak yang dialami oleh PMI.

Policy Brief Lembar Usulan Kebijakan Infest 2021 | Hal. 1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.