Buletin Voice of Migrants Edisi Maret-Juni 2020

Page 1

Edisi Maret-Juni 2020

▶ Betty Wagner, Deputi Manager Help for Domestic Workers, Menjelaskan tentang Peraturan bagi Pekerja Migran yang Sakit di Hong Kong, Minggu, 17 Mei 2020.

BERITA UTAMA

Bagaimana Mengatasi Sakit Bagi Pekerja Migran di Hong Kong? Aline Lee Voice of Migrants

B

ulan Agustus 2019, Lili (bu­kan nama sebenarnya), Pe­ker­j a Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong, menemukan benjolan di payudara sebelah kiri. Ia pergi memeriksakan ke dokter dan mendapati informasi bahwa dirinya terkena kanker payudara stadium dua. Lili ber­ kon­s ultasi dengan majikan dan ma­j ikan ter­k ejut mendengar bah­w a pe­k er­j anya mengalami sakit tersebut.

Cerita kondisi dirinya yang sakit kanker diceritakan langsung oleh Lili dalam sesi diskusi Sarapan Se­hati yang diselenggarakan oleh Voice of Migrants, Hong Kong, pada Minggu, 17 Mei 2020. Di­ dampingi Komunitas Peduli Ka­ sih di Hong Kong, Lili dapat me­ yakinkan majikan agar dirinya te­tap berobat di Hong Kong. “Saya dapat meyakinkan majikan untuk berobat di Hong Kong. Saat

ini saya menjalani kemoterapi yang ketiga,” kata Lili. Betty Wagner, Deputi Manager Help for Domestic Workers, yang terlibat dalam diskusi Sa­r ap­ an Sehati meng­u ngkapkan jika kategori sakit bagi pekerja migran bisa terbagi menjadi be­b e­r apa bagian. Sakit karena ke­ce­la­kaan, kanker atau penya­kit de­generatif lain, serta sakit karena tertular ▶ Bersambung ke halaman 3


Edisi Maret-Juni 2020 BULETIN VOICE OF MIGRANTS (VOM) merupakan media informasi yang dibuat oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong sebagai ruang untuk saling belajar dan berbagi informasi antar pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Informasi versi online bisa diakses melalui www.buruhmigran.or.id. Penanggungjawab Muhammad Irsyadul Ibad Pimpinan Redaksi Dwi Noviana Redaktur Pelaksana Ratih Tim Redaksi Purwati, Puji, Aline, Umi, Ika Faelani, Dwi Noviana, Ratih, Lilik Supartini, Eni Kurniawati, Husna Kusnaini. Tata Letak Azka Maula Alamat Redaksi Infest Yogyakarta Jl. Veteran UH IV/734 Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta 55164. Telepon/fax 0274-417004 Email vom@buruhmigran.or.id Hotline VoM +852 95480701 ——

MAJALAH VOICE OF MIGRANTS diterbitkan oleh beberapa organisasi pekerja migran di Hong Kong yang tergabung dalam kelompok kerja (Pokja) bersama dengan Pusat Sumber Daya Buruh Migran, INFEST Yogyakarta. Anggota Pokja VoM adalah Union of United Domestic Workers (UUDW), Madani Inspiring Community (MIC), Republik Ngapak (RN), Peduli Kasih, Timbul Sehati, PCI NU Hong Kong dan Pecinta Nabi Muhammad (PNM). Isi dari terbitan ini sepenuhnya tanggung jawab organisasi yang tergabung dalam kelompok kerja dan INFEST Yogyakarta.

Siapapun bisa mengutip, menyalin dan me­nye­barluaskan sebagian atau ke­seluruhan tulis­an dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.

2

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020

Salam Redaksi Covid-19 masih menjadi topik perbincangan di seluruh dunia, termasuk perbincangan bagi pekerja migran di Hong Kong. Kegiatanke­giatan outdoor maupun indoor yang me­li­ batkan peserta de­ngan jum­lah banyak masih belum dapat dilakukan. Ke­g iat­a n-kegiatan pekerja migran menjadi ter­h am­b at karena situasi yang masih belum kondusif. Se­bagian pekerja migran bahkan harus tetap ting­gal di dalam rumah saat libur tiba karena majikan me­la­rang untuk keluar sebagai antisipasi agar tidak tertular virus. Beberapa kegiatan pada akhirnya dilakukan secara online, termasuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Voice of Migrants. Di masa pandemi covid-19, Voice of Migrants telah menyelenggarakan be­be­rapa kegiatan online seperti ngaji fiqih, diskusi ter­k ait kesehatan mental, diskusi terkait sakit di Hong Kong, ngaji Aswaja dan selanjutnya adalah welcoming program bekerja sama dengan KJRI Hong Kong dan BNPT. Meskipun pelbagai diskusi dilakukan secara on­line, antusiasme dari penonton di jejaring so­s ial Facebook cukup menggembirakan, ter­bukti dari jum­lah penonton yang me­nyak­ sikan setiap video. Video terkait diskusi ju­ga tidak hanya dapat di­sak­sikan langsung, na­ mun juga dapat disaksikan me­la­lui rekaman ulang yang terdapat dalam Fanpage Voice of Migrants. Pandemi ini membuat diskusi on­line yang tadinya sangat tidak familiar dilakukan men­jadi sangat familiar. Terakhir, kami ingin meminta maaf pada so­bat pe­ker­ja migran yang membaca buletin VoM. Pe­nerbitan buletin Voice of Migrants dan pen­ dis­tri­busian buletin terhambat karena pan­ demi yang ma­sih terus ber­langsung. Semoga pembaca dapat mak­lum de­ngan situasi ini. Selamat membaca!


BERITA UTAMA penyakit dari majikan. Betty fokus membahas penyakit kanker dan aturan-aturan legal yang terdapat di Hong Kong untuk mengatasi sakit pada pekerja migran. “Teman-teman pekerja migran yang mengalami sakit, selalu ingat bahwa majikan sudah di­ minta mempunyai asuransi untuk pekerjanya. Agensi biasanya akan mengingatkan majikan membayar asuransi, tapi ada juga majikan yang nakal tidak membayarkan asuransi untuk pekerjanya,” ujar Betty Wagner. Dalam beberapa kasus, ketika ma­jikan mengetahui pekerjanya sakit, majikan akan memutus kon­t rak kerja. Padahal menurut hukum, jika pekerja sakit dan di­ putus kontrak itu bisa masuk ka­ te­gori diskriminasi. Apabila terja­ di hal seperti ini, teman-teman

bisa menuntutnya di pengadilan. Namun, untuk menuntut di pe­ nga­d ilan, teman-teman harus mem­punyai bukti karena majikan bisa saja berbohong tidak me­ nge­­tahui kondisi sakit yang di­ alami pekerjanya. “Kita menyarankan pekerja mem­ punyai buku catatan. Dicatat de­ tail kejadian, kapan tanggalnya menginformasikan ke majikan. Pesan, SMS, itu bisa dijadikan bukti ke pengadilan jika majikan tidak memenuhi kewajibannya,” kata Betty Wagner. Ketika pekerja migran sakit dan harus ke dokter, majikan me­nang­ gung biaya berobat ke dokter. Mengenai transportasi sela­m a pengobatan, tidak ada hukum spe­­sifik yang mengatur mengenai itu, namun semestinya itu sudah jadi tanggung jawab majikan.

Betty Wagner juga mengatakan bia­­sanya majikan tidak langsung meng­g anti biaya pengobatan yang dikeluarkan pekerja migran. Me­­reka akan mengambil kwitansi pengo­batan dan akan mengganti setelah mereka dapat mengklaim asuransi. “Kalau kwitansi tersebut diambil majikan, pekerja migran harus pu­ nya salinan kwitansi atau mi­n i­ mal difoto. Jika suatu saat ma­ji­ kan tidak mau membayar, pe­kerja punya semua bukti dan ditulis juga dalam buku diary,”ungkap Betty. Sumber: https:// buruhmigran.or.id/ en/2020/06/17/ bagaimana-mengatasisakit-bagi-pekerjamigran-di-hong-kong/

Karantina Mandiri untuk Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong Eni Kurniawati Voice of Migrants

S

ejak 19 Maret 2020, pe­me­ rintah Hong Kong mem­ ber­lakukan masa karantina man­d iri wa­jib bagi setiap orang yang masuk ke wilayah Hong Kong Special Administrative Region (SAR). Bagi rekan-rekan yang saat ini akan kembali ke Hong Kong, informasi di bawah ini bisa anda jadikan re­ferensi untuk memahami prosedur pencegahan dan pe­nang­ gulangan Covid-19. Dalam kaitan ter­sebut, pe­merintah Hong Kong memperkenal­k an peng­g unaan gelang karantina beserta aplikasi “Stay Home Safe”.

1. Jika Anda dikenai karantina wa­j ib pada saat ke­d a­t angan ke Hong Kong dan memiliki smartphone, Anda harus meng­i nstal aplikasi mobile “Stay Home Safe” yang di­se­ dia­kan oleh Pemerintah Hong Kong SAR pada smartphone serta mengenakan gelang ka­ ran­tina yang diberikan; 2. Anda akan diberikan gelang pada saat kedatangan Anda di Bandara Internasional Hong Kong. Silakan untuk langsung dipasang;

3. Anda akan diminta untuk me­ mi­lih tempat karantina. Per­tim­ bangkan jarak dengan tem­pat anda bekerja dan bia­ya yang dibutuhkan selama ka­ran­tina; 4. Pemerintah akan mengirimkan SMS setelah an­da tiba di tem­ pat karantina sesuai dengan pi­lih­an Anda. Harap ikuti ins­ truk­si pada SMS untuk meng­ instal aplikasi seluler “ Stay Home Safe” di smart­p hone Anda; 5. Setelah selesai menginstal, si­ la­kan buka aplikasi dan pilih bahasa Indonesia, lalu:

Edisi Maret-Juni 2020 | Buletin Voice of Migrants

3


BERITA UTAMA a. Memindai kode atau scan kode QR di gelang Anda. Jika anggota keluarga Anda juga ber­ada di bawah karantina, harap scan kode QR pada gelang masing-masing. Lalu tekan tombol [Kirim] b. masukkan nomor ponsel Anda dan pinnya (dikirimkan pada saat SMS) kemudian te­ kan tombol [Sign Up]. Setelah selesai, te­ kan tombol [Saya sekarang di rumah] pa­da aplikasi, dan ikuti instruksi untuk me­nye­le­sai­ kan aktivasi dengan berjalan perlahan di tem­ pat karantina anda selama sekitar satu menit. 6. Selama periode karantina, Pemerintah akan me­ man­tau apakah anda tinggal di tempat karantina me­l alui aplikasi ini dengan mendeteksi dan meng­­analisis sinyal elektronik lingkungan dan ke­kuatan masing-masing, seperti Bluetooth, WiFi, dan sinyal geospasial di lingkungan tersebut. Jika perubahan sinyal tersebut terdeteksi, apli­kasi dapat mengeluarkan peringatan dan meminta anda untuk mengkonfirmasi ke­be­ra­da­ an anda di tempat karantina dengan memindai kode QR pada gelang. Deteksi dan analisis si­ nyal elektronik lingkungan di atmosfer tidak me­libatkan pengumpulan data pribadi. Aplikasi tidak akan membaca informasi apa pun dalam gawai (smartphone) Anda; 7. Selama periode karantina, Anda harus menge­ na­kan gelang dan menjaga aplikasi seluler “ Stay Home Safe” tetap berjalan pada ponsel anda dan hidupkan fungsi “layanan lokasi”. Ja­n gan melepas atau merusak gelang dan atau meng­ hapus aplikasi secara sengaja; 8. Setelah masa karantina berakhir, Anda dapat menghapus aplikasi pada gawai (smartphone), kemudian memotong dan membuang gelang; 9. Untuk pertanyaan tentang pengoperasian apli­ kasi seluler “Stay Home Safe”, silakan hubungi hotline di 5394 3150. *Diterjemahkan dari Office of the Government Chief Information Officer| The Government of the Hong Kong Special Administrative Region of the People’s Republic of China. Sumber: https://buruhmigran.or.id/ en/2020/04/20/karantina-mandiri-untukpekerja-migran-indonesia-di-hong-kong/

4

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020

Kondisi Rentan Pekerja Migran di Masa Pandemi Nisrina Muthahari Project Officer Infest Yogyakarta

A

khir tahun 2019 menjadi titik awal mun­cul­ nya corona virus atau covid-19 di Wuhan, Tiongkok. Covid-19 menyebar di berbagai be­lahan dunia, memengaruhi dan mengubah ber­ ba­gai aspek kehidupan, tak terkecuali Indonesia. Covid-19 menyebabkan krisis kesehatan dan kri­s is ekonomi secara bersamaan di berba­g ai negara. Me­nye­b arnya virus ini dengan cepat mem­buat or­ga­­nisasi kesehatan dunia atau World Health Or­ga­nization (WHO) menetapkannya se­ bagai pandemi global pada Maret 2020.

Pandemi memiliki level yang lebih tinggi di­ banding epidemi atau keadaan ketika suatu pe­nyakit me­nye­bar dengan cepat di antara ba­ nyak orang dan da­lam jumlah lebih banyak di­ ban­ding yang normal terjadi 1. Covid-19 segera saja menjadi perbincangan global, media sosial, televisi, portal berita dan bahkan percakapan sehari-hari tak lepas dari pembahasan mengenai pandemi ini. Berbagai informasi yang bersifat ilmiah, pengalaman pribadi, cerita mistis, hoaks dan teori konspirasi covid-19 menyebar baik di Indonesia maupun di luar negeri.


OPINI Covid-19 Siksaan untuk Umat Manusia? Selain berbagai teori konspirasi yang muncul se­ la­ma covid-19, beberapa isu agama juga dikaitkan dalam situasi pandemi. Ada anggapan yang me­nya­ takan bahwa covid-19 muncul di Tiongkok karena pemerintah Tiongkok melakukan represi pada mus­ lim Uighur. Virus dimunculkan sebagai balasan dari Tuhan pada pemerintah Tiongkok. Covid-19 juga sering disebut-sebut sebagai azab dari Tuhan pada umat manusia yang banyak berbuat kejahatan, tamak, terlalu mengejar duniawi dan melakukan dosa-dosa.

▶ Sumber foto: Pixabay.com

Dalam pandangan konspirasi, Covid-19 diang­gap se­b agai ulah negara-negara adidaya yang akan meng­a mbil keuntungan dari pandemi yang me­ nye­bar di dunia. Negara-negara adidaya akan me­ ne­mukan vaksin dan akan menjual vaksin de­ngan sangat mahal. Pandangan lain dari teori ini me­ nyebutkan covid-19 dianggap sebagai senjata mas­ sal biologis yang direkayasa oleh Amerika Se­ri­kat untuk memojokkan Tiongkok. Pandangan konspirasi terhadap covid amat be­ ra­gam sehingga tak sedikit yang kemudian mem­ percayai teori-teori konspirasi dalam situasi pan­ demi. Douglas (2019) memandang orang-orang mempercayai teori konspirasi karena kebutuhan untuk mendapatkan informasi dasar dari sebuah fenomena2. Manusia memiliki kecenderungan untuk menginginkan rasa aman, kontrol atas lingkungan dan kepastian. Pandangan terhadap teori-teori konspirasi bia­sa­nya muncul dalam situasi yang tidak pasti seperti situ­ asi pan­de­mi saat ini. Situasi krisis—ekonomi, sosial, politik—yang menyebabkan perubahan cepat mem­ buat manusia terancam. Teori-teori konspirasi hadir agar manusia seperti punya sandaran, mem­ punyai alasan untuk mempersalahkan sesuatu da­lam situasi yang kacau. Teori konpiasi juga bu­ kan hal baru di dunia, sejarah mencatat saat Re­ vo­lusi Perancis bergejolak, teori-teori ini muncul se­bagai bagian dari reaksi orang-orang konservatif terhadap revolusi 3.

Tuhan dianggap kemudian menurunkan azab dan siksaannya (berupa virus) agar manusia-manusia bertobat dan tekun beribadah. Narasi covid-19 sebagai sebuah siksaan dari Tuhan dibantah oleh Prof. Dr. Quraish Shihab. Quraish Shihab me­n e­ gaskan bahwa covid-19 bukan siksaan, namun pe­ ri­ngatan agar manusia menjadi lebih baik, men­jadi lebih eling dalam menjalin hubungan antar se­sama manusia. Peringatan, menurut Quraish Shihab ada­ lah hikmah, bukan merupakan siksaan4. Selain Quraish Shihab, Imam Besar Masjid Isti­ qlal, Nasaruddin Umar, mengatakan bahwa Co­ ro­n a bukan azab. Definisi azab dalam al-Quran diciptakan pada umat terdahulu, Rasulullah ke­ mu­d ian berdoa agar tidak ditimpakan azab lagi. Menurutnya, azab sudah tidak ada lagi setelah doa Rasulullah tersebut dikabulkan. Azab, bala dan musibah adalah tiga bentuk bencana yang terapat dalam Al-quran yang menimpa orang kafir. Corona tidak disebut sebagai azab karena korbannya dari beragam agama.5 Saat awal-awal covid-19 menyebar, imbauan un­ tuk shalat berjamaah di masjid dilakukan untuk mengurangi potensi penularan virus dalam ke­ru­ munan. Imbauan ini tentu saja menimbulkan pro kontra karena sebagian umat muslim merasa hak ibadah mereka dibatasi. Imbauan ini sering­k a­ li dipertentangan dengan hal-hal yang tidak se­ ban­ding. Kita tentu saja pernah mendengar ung­ kapan “Mengapa ke masjid tidak diperbolehkan, se­mentara ke pasar diperbolehkan?” Perbandingan tersebut sebenarnya tidaklah sebanding. Pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan adalah ke­bu­ tuh­an pokok, sedangkan berjamaah di masjid dalam situasi pandemi bukan hal pokok.

Edisi Maret-Juni 2020 | Buletin Voice of Migrants

5


OPINI Kondisi Pekerja Migran di Negara Tujuan Penempatan Situasi sulit akibat covid-19 tak hanya dialami oleh warga negara Indonesia yang tinggal di Indonesia, namun juga oleh diaspora masyarakat Indonesia di luar negeri. Salah satunya adalah pekerja migran Indonesia (PMI). Jutaan pekerja migran Indonesia merupakan warga negara terdampak, baik yang berada di Asia Tenggara, Asia Timur maupun di negara-negara Timur Tengah. Hong Kong, salah satu wilayah yang paling dekat dengan Tiongkok merasakan dampak Covid-19 sejak awal tahun 2020. Kegiatan-kegiatan bersifat publik yang me­ngum­pulkan banyak orang dibatasi sejak akhir Januari 2020. Pemerintah Hong Kong menerapkan working from home (WFH) bagi pegawai dan belajar di rumah bagi anak-anak. PMI yang mayoritas bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) diimbau untuk tidak keluar rumah oleh pemerintah Hong Kong maupun perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri. Mobilitas PMI dibatasi karena covid-19 yang merebak di Hong Kong. Ada batasan terhadap ruang gerak PMI di masa covid-19, seperti imbauan untuk tidak keluar dari rumah majikan jika hari libur tiba. Pekerja ha­rus tetap di rumah karena majikan tidak ingin PMI per­ gi keluar dan menjadi orang yang kemudian pulang membawa virus-virus. Beban kerja pekerja migran menjadi bertambah karena semua anggota keluarga majikan berada di rumah setiap hari. PMI harus merawat anak-anak yang tidak di sekolah, memasak lebih banyak makanan dan bersih-bersih lebih sering. Di awal-awal covid-19 merebak, PMI di Hong Kong juga sulit untuk mendapatkan masker. Jika pun masker didapat, maka harga yang diperoleh sangat tinggi. Selain itu, meski majikan diimbau untuk menyediakan masker, hand sanitizer, vitamin, tak semua majikan melakukan hal tersebut. Tidak se­dikit dari PMI yang masih harus mengusahakan masker, vitamin maupun hand sanitizer untuk ke­b utuhan dirinya sendiri karena tidak disediakan oleh majikan. Pembatasan berkumpul di hari-hari libur membuat PMI yang berada di luar negeri jauh dari jaring sosial pendukung mereka, yakni teman-teman, organisasi maupun komunitas. PMI menjadi rentan mengalami stres karena beban kerja yang berat dan tidak dapat berkumpul untuk meluapkan unek-unek pada teman-teman mereka. 6

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020

Jika menengok negara tujuan penempatan lain se­ perti Malaysia, kondisi PMI di sana lebih mem­pri­ha­ tinkan. Malaysia yang menerapkan Perintah Ka­walan Per­gerakan Bersyarat (PKPB)/ Movement Control Order (MCO) di awal pandemi Covid hingga 19 Juni 2020 membuat pekerja migran tidak dapat bergerak dengan leluasa. PKPB membuat berbagai sektor ditutup untuk sementara dan pekerja migran terluntalunta tidak dapat bekerja. Apa yang Dapat Dilakukan Pemerintah? Strategi perlindungan terhadap pekerja migran dalam situasi covid-19 yang dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan penghentian sementara penempatan pekerja migran ke luar negeri. Pe­ me­r intah melakukan penghentian penempatan sementara sebagai untuk mencegah penyebaran covid-19. Keputusan penghentian sementara pe­ nem­patan migran tertuang dalam Kepmenaker RI Nomor 151 tahun 2020 yang mulai berlaku se­jak 20 Maret 2020. Pekerja migran yang sudah terlanjur mendaftar, menjalani Orientasi Pra Pem­berangkatan (OPP) dan tinggal berangkat, tidak dapat ke luar negeri sejak keputusan tersebut berlaku. Situasi covid di masing-masing negara tujuan pe­n empatan pekerja migran berbeda-beda, se­ hingga akan lebih baik jika strategi perlindungan untuk setiap PMI di negara tujuan berbeda-beda. Kebutuhan perlindungan dalam situasi covid-19 pada PMI di Hong Kong misalnya, berbeda dengan kebutuhan perlindungan PMI yang ditempatkan di Malaysia. Di Hong Kong, PMI di awal-awal masa pandemi membutuhkan masker yang saat itu sulit didapatkan. Pelindungan terhadap hak-hak pekerja migran yang mengalami over work di rumah majikan juga menjadi hal yang sebaiknya dilakukan. Strategi pelindungan terhadap pekerja migran di Malaysia berbeda lagi. Di Malaysia, pekerja migran berdokumen dan tidak berdokumen tidak dapat bekerja dan tidak dapat bebas bergerak. Situasi tersebut membuat pekerja migran kelaparan karena tidak memiliki uang untuk membeli bahan pangan. KBRI dan KJRI di Malaysia sempat memberikan bantuan bahan pangan pokok pada pekerja migran di sana, namun bantuan tersebut tidak dapat se­lu­ ruhnya merata karena jumlah pekerja migran yang banyak.


PANDUAN Catatan Akhir

1 https://www.cnbcindonesia.com/news/202003120753074-144247/who-nyatakan-wabah-covid-19-jadi-pandemiapa-maksudnya diakses pada 1 Juni 2020

2 Douglas, Sutton, Cichocka, Ang dkk. 2019. Why do People Adopt Conspiracy Theories, How are They Communicated, and What are Their Risks? London: CREST, (Hal: 7). 3 https://theconversation.com/a-short-history-of-cons­pi­racytheories-listen-to-part-three-of-our-expert-guide-134305 diakses pada 1 Juni 2020

4 https://www.nu.or.id/post/read/119024/quraish-shihabsebut-wabah-covid-19-bukan-azab--tetapi-peringatanallah diakses pada 1 Juni 2020 5 https://tirto.id/imam-besar-istiqlal-corona-bukan-azabeEMG diakses pada 1 Juni 2020 Sumber: https://buruhmigran.or.id/ en/2020/07/20/kondisi-rentan-pekerjamigran-di-masa-pandemi/

Bagaimana Mengurus Jutking dalam Situasi Covid-19? Dwi Noviana Voice of Migrants

M

elihat perkembangan situasi terkait wa­ bah Covid-19 di Hong Kong, beberapa sa­h a­b at pekerja migran Indonesia (PMI) banyak yang memutuskan untuk menunda cuti ke Indonesia. Penundaan cuti tersebut, berpengaruh pada kebutuhan pekerja migran untuk jutking gu­na mem­perpanjang visa. Jutking merupakan per­ja­lanan pergi ke wilayah Macau atau Shenzhen untuk ke­ mudian kembali lagi ke Hong Kong se­hing­ga men­da­ patkan cap/visa baru. PMI yang tidak kembali ke Indonesia setelah kon­trak habis biasanya akan melakukan jutking untuk men­ dapatkan cap visa baru. Kebutuhan terhadap jutking di masa pandemi covid-19 ini cukup tinggi, terlebih ada puluhan ribu PMI yang bekerja di Hong Kong. Mengatasi problem jutking di masa pandemi, Konsul Imigrasi KJRI Hong Kong, Chicco Ahmad Muttaqin mengatakan bahwa pekerja migran yang harus jutking dan mengurus extend visa di Imigrasi Wanchai lantai 3. PMI dapat datang ke kantor Imigrasi Hong Kong di Wan Chai untuk memperpanjang masa jutking dengan membawa persyaratan: 1. Formulir ID 988 A https://www.immd.gov.hk/ pdforms/id988a.pdf 2. Paspor dan fotokopi HK ID dan fotokopi 3. Surat majikan tentang mengajukan perpanjangan jutking 4. Biaya HKD230 Waktu : Senin - Jumat : Jam 09.00-16.30. Sabtu : Jam 09.00 - 11.30 Alamat: Immigration Tower, 7 Gloucester RD, Wan Chai ( lantai 3) Sumber: https://buruhmigran.or.id/ en/2020/07/20/bagaimana-mengurusjutking-dalam-situasi-covid-19/

▶ Sumber foto: Pixabay.com

Edisi Maret-Juni 2020 | Buletin Voice of Migrants

7


Pojok Komunitas

▶ Kegiatan Kerajinan Talikur Merupakan Kegiatan Rutin yang Dilakukan oleh Komunitas Republik Ngapak di Hong Kong Setiap Minggu Ketiga.

Yuk Kenalan dengan Komunitas Republik Ngapak di Hong Kong Purwati Voice of Migrants

S

aat ini tidak sedikit generasi muda yang ma­ lu menggunakan bahasa daerah. Berba­gai alasan seperti kampungan, norak dan bah­ kan ti­dak ter­de­ngar modern merupakan beberapa pe­nyebab bahasa daerah tidak digunakan. Kesan seperti ini tidak lepas dari peran media--terutama televisi--yang serikali memposisikan orang-orang di luar Jakarta sebagai orang udik, kampung dan bodoh. Walhasil, bahasa yang digunakan menjadi umum dan orang cenderung menggunakan bahasa yang dianggap sebagai bahasa gaul. Orang-orang yang berasal dari luar Jakarta—se­ ring­kali ditandai dengan pelafalan bahasa Indonesia yang medhok—mendapatkan peran sebagai kelas bawah. Kemedokan ketika menggunakan bahasa 8

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020

Indonesia seringkali tidak disambut sebagai sebuah keunikan, tapi sebagai sebuah keterbelakangan. Fenomena tersebut hendak dijungkirbalikkan oleh Komunitas Republik Ngapak, sebuah komunitas yang didirikan oleh Ken Setiawan yang aktif untuk menjunjung kearifan lokal. Komunitas Republik Ngapak yang didirikan pada 1 Agustus 2010 yang yang membawahi bebera­ pa komunitas di Jawa Tengah, terutama daerah yang menggunakan bahasa/dialek khas ngapak (Basa Banyumasan). Republik Ngapak kemudian diresmikan secara hukum dengan akta notaris pada 19 Oktober 2013 dengan nama Paguyuban Ngapak sehingga disepakati ulang tahun resmi Republik Ngapak pada 19 Oktober.


Selama ini daerah yang terkenal mengguna­k an bahasa ngapak (bahasa Banyumasan/Pangi­ nyong­a n) diantaranya adalah Kebumen, Ba­nyu­ mas, Cilacap, Purwoker to, Wonosobo, Te­g al, Bre­b es, Slawi, Bumiayu, Pemalang, Pe­ka­longan, Purbalingga, dan Banjarnegara. Guna mem­p er­ banyak orang yang peduli dengan budaya dan kearifan lokal, maka Republik Ngapak membatasi keanggotaan hanya untuk orang yang berasal dari daerah-daerah Banyumas Raya tersebut. Republik Ngapak membuka diri terhadap orang luar daerah tersebut atau berasal dari daerah lain yang tertarik dan peduli terhadap bahasa daerah ngapak agar bisa berkembang. Guna memudahkan anggotanya berinteraksi, Republik Ngapak memiliki akun grup Facebook bernama Republik Ngapak. Menurut Ken Setiawan, pendiri Republik Ngapak, ide dibentuknya Republik Ngapak, karena saat ini semakin menyusut minat masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat tradisional dan budaya lokal. Padahal budaya lokal adalah sumber pengetahu­ an yang terintegrasi dengan pemahaman terha­ dap alam dan budaya sekitarnya. Ken menuturkan, sa­a t ini banyak anak muda yang bukan bangga ter­h adap budaya lokal. Anak-anak muda, justru ma­lu menggunakan bahasa daerahnya. Padahal, se­harusnya bangga karena menjadi ciri khas daerah asal sebagai tempat lahirnya.

Di Hong Kong, Republik Ngapak berawal dari pe­ ker­ja migran bernama Umi yang memulai komunitas ini pada 2013. Republik Ngapak di Hong Kong rutin mengadakan yasin dan tahlilan setiap minggu ke­ dua. Selain kegiatan itu, kegiatan kerajinan pem­ buatan tas talikur juga dilakukan di minggu ketiga. “Dulu saat awal-awal, Republik Ngapak hanya pu­ nya delapan anggota, tapi sekarang sudah ber­ kem­bang jauh lebih banyak,” ujar Puji dari Republik Ngapak. Republik Ngapak mempunyai klub futsal beberapa kategori usia putra dan putri, U10, U13, U16, U19 dan kategori terbuka atau umum. Di samping klub futsal ada sekolah futsal bernama Ngapak futsal academy untuk pembinaan pemain usia dini di ba­ wah 16 tahun. Republik Ngapak juga mempunyai panti asuhan yatim piatu yang dihuni sekitar 40 orang yang terdiri dari siswa SD, SMP, SMA dan kuliah. Semua dibiayai langsung dari hasil penjualan kaos dan batik Republik Ngapak. Bila ada rekomendasi anak yatim piatu yang mau sekolah dan tinggal di panti dapat menghubungi nomor pengurus di 08985151228. Sumber: https://buruhmigran.or.id/ en/2020/07/02/yuk-kenalan-dengankomunitas-republik-ngapak-di-hong-kong/

▶ Umi (jilbab merah muda) Pendiri Republik Ngapak di Hong Kong. Edisi Maret-Juni 2020 | Buletin Voice of Migrants

9


Hiburan

▶ Sumber gambar: pixabay.com

Sajak Senyap El Pekerja migran Indonesia di Hong Kong Banyak orang bilang, masalah itu bukan sebuah masalah. Tapi, adalah tentang bagaimana sikap kita terhadap masalah. Entah apa yang pernah mereka dapati sebelumnya. Atau hanya kalimat manis dari seorang motivator yang berbicara? Sedangkan saya dan orang-orang yang telah memperjuangkan sikap, sudah mencoba menganggukkan kepala atas pernyataan indah berbumbu sedap. Namun, meski bukan pemikir hebat, Kepala ini rasanya berat untuk sepakat. Karena nyatanya sikap baik saja tidak mendamaikan masalah meski dalam senyap. Sumber: https:// buruhmigran.or.id/ en/2020/06/25/ sajak-senyap/

10

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020

PMI Bertanya, VoM Menjawab Siang, Ce. Saya mau tanya, aku jaga nenek usia 81 tahun, tapi sekarang sudah meninggal hari Jumat kemarin. Aku jaga nenek sudah 4 tahun 7 bulan, itu long service bisa diurus nggak ya? Terima kasih banyak atas jawabannya, Ce. Tetep semangat. Mia/ PMI Hong Kong JAWABAN: Pekerja dapat menerima long service ketika dalam kondisi: 1. Pekerja telah bekerja selama 5 tahun atau lebih 2. Kontrak kerja yang telah berakhir tidak lagi diperpanjang karena majika sudah tidak memerlukan pekerja 3. Diberhentikan oleh majikan bukan karena kesalahan serius dari pekerja 4. Pekerja meninggal saat bekerja 5. Pekerja sakit, mendapatkan surat keterangan dari dokter bahwa pekerja sakit dan tidak dapat melakukan pekerjaan Saya mau ikut paket B, syarat-syaratnya apa yah? Sari Pratiwi/ PMI Hong Kong JAWABAN: Kejar paket B atau pendidikan setara SMP da­pat ditemui di Hong Kong, salah satunya di­se­leng­ga­ rakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul ‘Ulama (PCI NU). Saudari dapat mengu­b ungi Icha dari komunitas Voice of Migrants di nomor whatsapp +852 5588 6233 untuk mengetahui in­for­masi lebih lanjut seperti pendaftaran dan biaya yang harus dibayarkan untuk pendidikan tersebut. Terima kasih.


Suara Pekerja Migran

▶ Sumber foto: Pixabay.com

Agama dan Covid-19 yang Mendunia Lilik Supartini Voice of Migrants

S

ejak penemuan kasus pertama infeksi virus Corona (selanjutnya disebut SARS Covid19) pada oktober 2019 di Tiongkok, virus ini terus menyebar ke pelbagai belahan dunia. Virus ini memiliki daya tular yang lebih cepat dari Flu Burung (H5N1) yang sempat menyebar beberapa tahun lalu. Akibatnya, virus ini menyebar secara cepat ke pelbagai negara. Lembaga kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) kemudian menetapkan status pandemi global. Pada 13 Maret 2020, WHO merilis data infeksi virus di Tiongkok yang mencapai angka 81.000 infeksi. Tiongkok menjadi episentrum penyebaran virus ini. Perlahan, angka tersebut pun melonjak di negara-negara lain, semisal Italia, Amerika Serikat, Iran dan India. Di Indonesia, kasus pertama pun ditemukan pada 2 Maret 2020. Angka kematian global akibat virus ini pun cukup tinggi. Menurut WHO, kematian paling banyak terjadi pada individu yang telah memiliki penyakit bawaan dan berusia tua (di atas 45 tahun). Saat ini pelbagai negara tengah mengintensifkan upaya menemukan obat untuk penyakit ini. Pelbagai isu turut berkembang seiring penyebaran Corona yang tergolong cepat. Salah satu isu yang berkembang cepat adalah adanya hubungan antara Covid-19 dengan peringatan Tuhan. Perspektif

ini berkembang dan menggunakan pendekatan teologis untuk menyatakan Covid-19 adalah hu­ kuman. Perspektif tentang kemurkaan Tuhan se­ bagai penyebab Covid-19 cukup populer di media sosial. Terlepas dari benar salah pandangan tersebut, na­ mun keberadaan Covid-19 tidak dapat dan tidak perlu digunakan untuk justifikasi menyatakan satu kelompok adalah benar dan kelompok lainnya ada­lah salah. Upaya menghakimi kelompok atau orang lain dengan pandangan teologis tidak akan menyelesaikan persoalan covid-19. Upaya meng­ hakimi kelompok lain dengan mengaitkannya de­ ngan Covid-19 akan menimbulkan konflik dan per­ pecahan. Refleksi atas kenyataan pandemi covid perlu tetap di­lakukan. Covid dapat dijadikan momentum untuk mengingatkan semua orang agar dapat saling membantu, mendukung dan menguatkan dalam situasi pandemi yang menyasar semua orang da­ri semua latar belakang. Covid idealnya justru men­ jadi alasan untuk membangun solidaritas antar ke­lompok, daerah, negara dan golongan untuk ber­ sama-sama membantu dalam kondisi yang sulit ini.

Edisi Maret-Juni 2020 | Buletin Voice of Migrants

11


Suara Pekerja Migran Situasi pandemi yang juga menyebabkan ter­hen­ ti­nya geliat ekonomi dan meningkatnya angka pe­ mutusan hubungan kerja telah membuat banyak orang lebih sulit untuk bertahan hidup. Di tengah kebutuhan hidup yang tinggi, kehilangan pekerjaan dan melambatnya ekonomi bukanlah situasi yang mudah untuk dihadapi. Kondisi ini, idealnya men­ do­r ong terbentuknya solidaritas kemanusiaan yang menghubungkan orang dengan orang lain un­tuk saling membantu. Situasi pandemi dapat me­ ningkatkan solidaritas antar golongan dan ke­ma­ nusiaan tanpa perlu saling menyalahkan. Dari sudut pandang kesehatan, pandemi ini meng­ ajarkan orang untuk hidup secara lebih sehat de­ ngan mengikuti prosedur kesehatan tentang ke­ bersihan, seperti perlunya cuci tangan dan men­jaga kebersihan diri serta lingkungan. Jika di­kaitkan dengan ajaran agama-agama, upaya men­jaga ke­ ber­sihan ini merupakan nilai penting yang melekat pada semua agama. Pada agama Is­lam misalnya, kebersihan diatur sedemikian rupa se­bagai syarat dari ibadah yang akan dilakukan. Merujuk pada situasi ini, Covid bukan alasan untuk mempersalahkan orang dan keyakinan orang lain. Covid-19 adalah momentum kebangkitan ke­ma­nu­ siaan dan perbaikan cara hidup manusia menjadi lebih bersih. Ketika solidaritas terbangun, maka tidak akan ada lagi kebencian. Lewat covid, kita belajar tentang beberapa hal berikut ini. Pertama, tentang kemahaagungan Allah dan be­ta­pa kita ini lemah dan kecil di mata Allah. Terbukti dengan virus yang bahkan tidak terlihat sudah bisa membunuh puluhan ribu manusia. Ma­ nusia takut, panik, bingung apa yang akan dimakan dan apa yang akan dipakai, sehingga banyak yang menimbun bahan-bahan makanan dan kebutuhan. Takut dan risau dengan hartanya, takut untuk me­ ninggalkan uang dan hartanya sampai hidup tidak tenang dan tidur pun tidak bisa nyenyak. Bisnis satu persatu jatuh, mata uang terpuruk dan orangorang kehilangan pekerjaan. Fenomena ini memberi pelajaran bagi semua manusia di bumi bahwa Allah sanggup melakukan apa saja di bumi. Kedua, refleksi bahwa tiap manusia amatlah dekat dengan kematian dan akan kembali pada penciptaNya. Sehat, sakit dan kematian adalah kuasa Allah. 12

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020

Kedatangan Covid-19 adalah peringatan bagi ma­ nusia, tak ubahnya seperti wabah dan bencana alam seperti banjir, tsunami, gempa bumi,tanah longsor dan musibah lainnya. Kepanikan dan ke­ takutan atas adanya wabah Covid-19 sebenarnya ketakutan yang normal dihadapi manusia di bumi. Takut akan kematian pada diri sendiri yang belum siap kembali pada pencipta-Nya. Himbauan untuk tinggal di rumah dapat membuat kita mendekatkan diri dengan sang pencipta tanpa harus memikirkan diri sendiri dan dunia. Mencegah atau mengobati adalah kewajiban ma­ nusia sebagai makhluk hidup yang berusaha un­ tuk sembuh dan menangguhkan kematian. Na­ mun berhasil dan tidaknya itu juga ketentuan-Nya. Takdir yang ditetapkan Allah, manusia tidak da­ pat mengelaknya dari keputusan dan kuasa Allah. Bahkan manusia yang kelihatan sehat pun bi­s a mati jika Tuhan menghendaki. Terpenting un­ tuk mengingat kematian adalah kita harus mem­ persiapkan diri dari kematian itu sendiri. Persiapkan bekal, jaga iman dan ibadah dengan benar dan ikhlas. Ketiga, tentang kesadaran akan integrasi keilmuan. Segala jenis ilmu yang ada di bumi dan di langit ini sumbernya dari Allah. Wabah Covid-19 telah membuka pikiran dan kesadaran manusia di muka bumi. Ilmu agama sebagai pondasi keimanan, ilmu medis sebagai upaya penanganan fisik dan ilmu sosial sebagai untuk menjalin kerja sama yang solid untuk menghadapi musibah. Semua dapat saling bersinergi sebagai bagian dari ilmu Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Keempat, tentang pentingnya kesadaran akan hi­ dup bersih. Kebersihan merupakan pangkal dari sehat. Kebersihan diri, rumah dan lingkungan sa­ ngat penting dan harus kita jalani setiap hari. Hi­dup bersih juga diajarkan orang-orang beragama dan dunia pada umumnya. Dalam agama Islam ke­ber­ sihan diajarkan secara khusus dan dikaji dalam kitab-kitab fiqih.

Sumber: https://buruhmigran.or.id/ en/2020/06/17/agama-dan-covid-19-yangmendunia/


Info Penting KJRI

Cuti Kerja Bagi PMI di Hong Kong di Masa Covid-19

CUTI KERJA merupakan hak bagi setiap pe­kerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong. Dalam situasi covid-19 seperti ini KJRI Hong Kong menganjurkan untuk me­nunda pelaksanaan cuti. Namun, apabila PMI tetap melaksanakan cuti, pas­tikan bahwa Anda (PMI) dalam kondisi sehat, memiliki tiket pesawat pulang pergi dan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. tetap membawa perjanjian kerja yang ma­sih berlaku, paspor, dan Hong Kong ID; 2. melakukan pemeriksaan ke dokter/rumah sakit terlebih dahulu jika merasa tidak dalam keadaan sehat; 3. memastikan jadwal penerbangan ke Indonesia karena penerbangan ke Indonesia berkurang.

Fiqih Buruh Migran

Apa itu Fiqih?

P

ada bulan Ramadhan 2020, kelompok kerja Voice of Migrants mulai menyelenggarakan kegiatan Ngaji Fiqih Buruh Migran. Kegiatan ini menampilkan K.H. Marzuki Wahid, Sekretaris Lakpesdam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sebagai narasumber. Ngaji fiqih buruh migran edisi Ramadhan dimulai dengan dua tema penting, yakni puasa dan zakat. Selain itu, pada pertemuan pertama turut dibahas pula posisi fiqih da­lam dunia keislaman. Secara bahasa, fiqih berasal dari Bahasa Arab yang artinya pemahaman. Fiqih merupakan salah satu karya besar dari peradaban Islam yang membahas tentang hukum yang ber­ hubungan dengan ibadah keseharian, sosial dan urusan lain yang terkait dengan hubungan sesama manusia, seperti pernikahan. Abu Ishak As-Syirazi dalam kitab Al-Luma’ fî Ushûlil Fiqh, memaknai fikih sebagai upaya memahami hukum-hukum syariat melalui metode ijtihad. De­ ngan demikian, upaya memahami syariat melalui al-Qur’an dan hadist akan banyak melibatkan lo­ gika dan akal. Karena itu, pada proses upaya pe­ nyimpulan hukum, dibutuhkan ilmu ushul fikih atau

ilmu tentang pengambilan kesimpulan hukum ber­ dasarkan al-Qur’an, hadist dan praktik-praktik pa­ra sahabat yang bersumber dari Rasullah SAW. Imam Malik, misalnya, menggunakan ibadah ahlul madinah (penduduk madinah yang pernah besama Rasulullah SAW) sebagai rujukan penyimpulan hukum. Saat ini, keumumannya, dikenal 4 mazhab besar dalam fiqih Islam, yaitu Maliki, Hambali, Syafi’i dan Hanafi. Keempatnya merupakan aliran fiqih yang banyak dianut dan tersebar di beberapa negara dan kawasan yang berbeda. Di Asia Tenggara, misalnya Indonesia dan Malaysia, Mazhab Syafi’i adalah mazhab yang paling banyak dianut. Dengan latar belakang yang berbeda dari setiap imam mazhab, penggunaan logika untuk penarikan kesimpulan secara berbeda, maka produk fiqih menjadi tidak tunggal (satu). Satu imam mazhab, terkadang berbeda pandangan dengan imam maz­ hab lainnya. Perbedaan ini yang sering disebut sebagai aspek khilafiyah, misalnya pada hukum pembacaan doa qunut dalam shalat subuh.

Edisi Maret-Juni 2020 | Buletin Voice of Migrants

13


Fiqih Buruh Migran

▶ Sumber gambar: Redaksi Voice of Migrant

Di balik perbedaan tersebut, imam para mazhab menunjukkan sikap saling menghormati perbedaan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan relasi antara Imam Syafi’i dan Imam Malik bin Anas. Imam Syafi’i merupakan murid Imam Malik selama berada di Madinah. Dengan demikian, perbedaan mazhab dan ekspresi keagamaan tidak layak dijadikan alasan untuk menghujat kelompok yang berbeda pendapat atau mazhab. Selain itu, upaya merumuskan hukum Islam juga bersifat dinamis sesuai dengan konteks pengambilan hukum. Hal ini dapat dipelajari dari perubahan beberapa pendapat hukum Imam Syafi’i dari kompilasi yang disebut pendapat lama (qaul qadim) yang termaktub dalam kitab al-Hujjah dan pendapat baru (qaul jadid) yang termaktub dalam kitab al-Umm. Qaul Qadim dituliskan Imam Syafi’i saat berada di Iraq, sementara Qaul jadid merupakan kesimpulan hukum, dikte dan fatwa Imam Syafi’i kepada murid-muridnya saat berada di Mesir.

sama untuk berpuasa. Namun demikian, terdapat beberapa pengecualian dan pemberian keringanan dengan persyaratan tertentu yang diatur secara ketat dalam hukum Islam. Berikut ini merupakan cuplikan tanya jawab Ngaji Fiqih Buruh Migran yang diselenggarakan oleh Voice of Migrant bersama dengan K.H. Marzuki Wahid: Bagaimana jika puasa Ramadan dilarang oleh majikan? Jika larangan itu sifatnya paksaan dan kalau terjadi bisa membuat pekerja migran dipecat, maaka bo­ leh tidak berpuasa. Kondisi tersebut tidak me­ mungkinkan dalam puasa dan kita tidak mampu melawannya. Namun demikian, puasa tersebut harus di-qadha atau diganti dengan puasa di waktu lain dengan niat mengganti puasa ramadhan.

Fiqih Puasa di Negara Tujuan Penempatan

Apakah ketika haid atau nifas boleh berpuasa Ramadan?

Bulan Ramadan dilalui oleh umat muslim dengan ibadah puasa. Puasa adalah kewajiban bagi orang yang beragama Islam. Menurut K.H. Marzuki Wahid, muslim perempuan dan laki-laki memiliki kewajiban

Empat mazhab dalam Sunni mengharamkan pe­rem­ puan yang haid dan nifas untuk berpuasa di bulan Ramadan. Perempuan yang haid dan nifas tidak berpuasa saat Ramadan, tetapi berkewajiban untuk

14

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020


Fiqih Buruh Migran mengganti puasa tersebut di lain hari. Perempuan haid yang tidak shalat mendapat pahala yang sama de­ngan ibadah shalat karena bertujuan mentaati perintah Allah. Haid merupakan kehendak Allah (sun­natullah) yang melekat pada perempuan, bukan ke­hendak manusia. Hal-hal apa saja yang membatalkan puasa Ramadan? Makan dan minum jika disengaja merupakan hal yang membatalkan puasa. Selain itu, berjimak atau berhubungan intim (seksual), mengeluarkan sperma yang dilakukan secara sengaja juga dapat membatalkan puasa. Bergosip, berbohong, mimpi basah, tidak membatalkan puasa, tapi bisa jadi menghilangkan pahala puasa. Banyak orang ber­ puasa sah, tapi tidak memperoleh pahala karena di­renggut oleh tingkah laku tersebut. Sumber: https://buruhmigran.or.id/ en/2020/05/31/fiqih-puasa-di-negara-tujuanpenempatan/

Fiqih Zakat bagi Pekerja Migran

Z

akat merupakan salah satu bagian dari ru­ kun Islam. Zakat fitrah adalah salah satu tipe zakat yang diwajibkan untuk orang Islam untuk menutup ibadah Ramadan. Selain zakat fi­ trah, terdapat zakat lain yang wajib ditunaikan oleh orang Islam apabila sudah memenuhi kriteria tertentu, misal zakat harta (maal), zakat hasil per­ tanian, zakat emas dan penghasilan. Batasan se­ se­o rang mulai dikenai kewajiban zakat disebut dengan nishab. Nishab pada masing-masing lingku zakat akan berbeda-beda, begitupun besaran dan cara menghitungnya. Islam mendorong orang untuk memiliki kepedulian sosial dan kewajiban berbagi. Islam memandang bahwa harta yang dikumpulkan seseorang juga mengandung hak-hak orang lain yang membutuhkan (mustahiq). Membayar zakat dapat mensucikan diri dan harta yang dimiliki.

Apakah zakat fitrah dapat diuangkan? Menurut mazhab Syafi’i, zakat fitrah adalah ma­kan­ an pokok. zakat fitrah tidak boleh diuangkan. Di sisi lain, Abu Hanifah (mazhab Hanafi) membolehkan zakat fitrah menggunakan nilai makanan pokok tersebut (uang). Sekarang ini sudah jamak di Indo­ nesia zakat beras diuangkan seharga dengan be­ras. Harga beras dihitung sesuai dengan yang biasa kita makan. Besarannya menurut Baznaz adalah 2,5 kg. Apakah pekerja migran wajib melakukan zakat? Pekerja migran yang terlilit hutang, terkena kasus, tidak digaji majikan merupakan pekerja migran yang perlu dibantu, sehingga tidak wajib melakukan zakat. Mereka termasuk sebagai orang yang me­ne­ Edisi Maret-Juni 2020 | Buletin Voice of Migrants

15


Fiqih Buruh Migran

▶ Sumber gambar: Redaksi Voice of Migrant

rima zakat atau mustahiq. Zakat kita bisa disalurkan pada mereka. Selain itu, apabila pekerja migran memiliki penghasilan yang mencapai nishab, maka diwajibkan untuk membayar zakat sesuai dengan bentuk pekerjaan. Siapa orang yang berhak menerima zakat? Islam menetapkan kriteria penerima zakat (mus­ tahiq). Beberapa syarat orang dapat menerima zakat antara lain, orang fakir: orang yang sangat ber­ke­ ku­rangan dalam hidupnya, seperti orang yang tidak cukup hidupnya dan tidak memiliki pe­kerjaan yang tetap atau tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya; 1. orang miskin: orang yang berkekurangan meski memiliki pekerjaan; 2. pengurus zakat (amil): orang yang bertugas mengumpulkan, mengelola dan mendistribusi zakat; 3. memerdekakan Budak: atau betujuan untuk memerdekakan orang yang berstatus sebagai budak; 4. mualaf: orang yang baru masuk Islam dan diyakini keimanannya masih lemah; 5. orang yang berhutang dan tidak mampu membayar hutang yang tidak untuk bertujuan maksiat; 16

Buletin Voice of Migrants | Edisi Maret-Juni 2020

6. orang yang berjuang di jalan Allah (Sabilillah): terdapat tafsir lebih luas dalam kategori ini, seperti orang yang berjuang untuk membesarkan Islam, seperti pendidikan, kesehatan dan lainnya. 7. orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil) yang bukan bertujuan maksiat dan mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. Siapa orang yang tidak boleh menerima zakat? Beberapa orang yang dilarang menerima zakat yak­ni keluarga Rasulullah (Bani Hasyim dan Bani Muthalib), orang kaya, orang kafir, orang gila, bu­ dak, anak kecil dan orang yang menjadi tang­gungan muzaki. Sumber: https://buruhmigran.or.id/ en/2020/06/27/fiqih-zakat-bagi-pekerjamigran/


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.