E-Magazine OASE: Volume 3

Page 1


Halaman 3

Konsultasi Wilayah

Halaman 7

Tebaran Benih Kasih Ala

Komisariat UKIP Raya

Halaman 11

Proses Pelebaran Ladang Pelayanan

MelaluiPembentukanKomisariat

Halaman 14

Webinar Internasional Tidak

Menarik Bagi GMKI Makassar

Halaman 17

LKK - LTC: Wadah Pembentukan

Kader atau Pemenuhan

Rekomendasi?

Halaman 20

Merebut Komoditas Pelanggan

Melalui Skenario Bazar

Halaman 23

Teka-Teki Kongres

Halaman 26

KepadaYangTerkasih,Anonim

Halaman 28

DentingMemanggilJanjiBaktiKami

Halaman 30 TimPenyusun

Halaman 31

DaftarIsi

OASE adalah program majalah digital yang digagas oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan GMKI Cabang Makassar Masa Bakti 2023-2025

KONSULTASI WILAYAH

Selalu menyenangkan untuk memformulasikan suatu jelantah pemikiran dalam satu ruang diskursus Memikirkan kemaslahatan bak petinggi negara. Berbicara soal negara, organisasi sejatinya adalah miniatur negara, dari struktur, tugas, hingga tujuan. GMKI sendiri secara normatif kerap melancarkan pelayanan kepada tiap manusia melalui program kerja yang dirumuskan untuk menjamah dan menjangkau Tri Medan Layan GMKI, yakni: Gereja, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Pertanyaan selanjutnya adalah, dalam suatu formulasi pemikiran, tentu harus memiliki daya tuju yang menarik dan berguna GMKI akan kembali melaksanakan Kongres, forum pertanggungjawaban dan perumusan. Disitulah dirumuskan agenda GMKI selanjutnya dalam 1 (satu) masa bakti. Tentu untuk merampungkan dan menyatukan ide dari tiap cabang, maka dibagilah tiap wilayah GMKI untuk melakukan Konsultasi Wilayah (Konswil)

Konsultasi Wilayah (Konswil) merupakan sebuah kegiatan regional melalui perjumpaan dan diskusi antara cabang cabang yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia(GMKI). Kegiatan ini membahas tentang tantangan dan permasalahan terkait isu-isu strategis yang menyangkut kemasyarakatan, kebangsaan, kekristenan, dan perkembangan dunia yang digumuli dari berbagai Cabang hingga pada permasalahan yang ada di tingkat Pusat sehingga hasil dari pertemuan ini bisa menghasilkan langkah-langkah solutif yang tentu demi menjaga keutuhan dan keberlangsungan organisasi yang kita cintai ini Konswil VIII GMKI terselenggara di Kabupaten Mamuju yang tentunya GMKI Cabang Mamuju yang menjadi tuan/nyonya rumah pada kegiatan Konswil kali ini. Kegiatan berlangsung selama 3 hari yakni pada tanggal 8-10 Agustus 2024 Wilayah VIII GMKI yang mencakup Provinsi Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sulselbaltra). Yang saat ini ada 13 Cabang yang tergabung di wilayah VIII GMKI, yaitu: Cabang Makassar, Tana Toraja, Toraja, Palopo, Kendari, Polewali, Mamasa, Mamuju, Kolaka, Majene, Pinrang, Unaha dan Pare-pare

Pada Konsultasi Wilayah (Konswil) VIII kali ini, terdapat perbedaan dari konswil sebelumnya dengan penerapan metode Hybrid. Kegiatan tersentral di Student Center (SC) GMKI Cabang Mamuju, di mana materi dan diskusi dilaksanakan di Aula SC, sedangkan waktu istirahat dilaksanakan di halaman SC dengan tenda-tenda yang telah disiapkan oleh panitia dan masing-masing cabang Sorotan utama dalam Konswil VIII ini adalah dinamika Pengurus Pusat (PP) GMKI yang sempat mengalami dualisme struktur selama 1 tahun 8 bulan, namun akhirnya bersatu kembali menjelang Konswil. Hal ini menjadi momen syukur, sesuai dengan motto GMKI “Ut Omnes Unum Sint” (Agar Semua Menjadi Satu Adanya). Namun demikian, kekecewaan muncul karena ketidakhadiran Ketua Umum dan Sekretaris Umum GMKI selama kegiatan, padahal banyak keresahan peserta yang ingin disampaikan langsung kepada mereka sebagai mandataris Kongres XXXVIII di Toraja Perwakilan PP yang hadir hanyalah Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian serta Sekretaris Fungsi Organisasi.

Diskusi Konswil juga menyinggung pembahasan GMKI berbadan hukum, yang sempat menjadi perdebatan panjang pada Kongres di Toraja. Kala itu, belum ada rumusan jelas terkait GMKI berbadan hukum, sehingga beberapa cabang seperti Ambon, Salatiga, dan Yogyakarta menolak usulan tersebut. Putusan akhirnya mengembalikan tanggung jawab kepada PP untuk menyiapkan draft terkait Namun, dalam Konswil VIII, rumusan yang diajukan PP dinilai terlalu materialistis karena hanya berfokus pada keuntungan, seperti penyelamatan aset GMKI dan potensi dana hibah dari pemerintah, tanpa mempertimbangkan kekurangan. Untuk mengatasi hal ini, Cabang Makassar mengusulkan pembentukan tim perumus dari wilayah VIII, dengan perwakilan cabang yang memiliki kompetensi di bidang hukum, agar draft yang dihasilkan lebih komprehensif dan dapat diterima pada Kongres mendatang.

Akan tetapi tawaran yang kami berikan ini disalah artikan dari peserta cabang lain sampai-sampai ada narasi yang mengatakan “Cabang Makassar ini selalu mengkerdilkan cabang-cabang lain” Badan Pengurus Cabang GMKI Cabang Makassar pun tersinggung dengan pernyataan itu karena kita ini mengajak bukan mengatasnamakan hanya satu cabang saja tetapi kami menyuarakan atas dasar hasil kesepakatan bersamaan di Konswil VIII Sehingga kami berikan kepercayaan Korwil 8 untuk bertanggung jawab berkoordinasi dengan cabang-cabang dalam merumuskan GMKI berbadan Hukum. Tetapi alhasil hingga pada saat ini korwil kembali melalaikan tanggungjawabnya sehingga apa yang telah disepakati secara bersama pada saat Konswil tidak ada artinya sama seperti “Tong Kosong yang Nyaring Bunyinya”

Melihat dinamika yang terjadi tentu tiap rumusan harus disamakan persepsinya berdasarkan kemaslahatan Sebagaimana kita bisa ketahui bersama, GMKI tersebar di berbagai Cabang dikelompokkan kembali perwilayah. Dalam tiap wilayah saja bisa saja kepentingan dan kebutuhan Cabang berbeda-beda, apalagi jika harus disamakan persepsinya dalam satu Indonesia. Namun tetap menjadi tugas bagi kita semua mengingat GMKI sekarang sangat penuh akan kepentingan individu dan materalistis serta terafiliasi politik. Menyedihkan tentunya bagi kita melihat ini, terutama di Wilayah 8 sendiri seperti wilayah yatim piatu, kurangnya perhatian dari Korwil 8 yang terlalu sibuk berkampanye di Pilkada kemarin

Konsultasi wilayah pada akhirnya mengkonsultasikan kekosongan dan egosentrikal tiap badan, tanpa mengingat bahwa pada akhirnya kita bersatu dalam Kristus untuk turun ke medan layan dengan gagasan yang menyemai ke tiap insan maupun golongan.

TEBARAN BENIH KASIH ALA KOMISARIAT UKIP RAYA

Bakti Sosial (selanjutnya disebut Baksos) adalah adalah salah satu kegiatan untuk terwujudnya kemanusiaan dan rasa kepedulian. GMKI hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai salah satu organ perubahan diera perubahan pesat tentang organisasi dimasa masyarakat saat ini. Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian adalah Tri Panji Pelayanan yang menjadi salah satu patron kami untuk berkegiatan dilingkungan sekitar

GMKI Cabang Makassar, komisariat Teknik UKIP, Ekonomi UKIP, Hukum UKIP mempunyai misi besar untuk melaksanakan kegiatan Bakti Sosial yang cukup mereka tunggu-tunggu karena baksos terakhir komisariat Teknik UKIP, Ekonomi UKIP, Hukum UKIP pada tahun 2021. Tantangan besar ada pada pengurus komisariat masa bakti kali ini yang menjadi eksekutor untuk menuntaskan misi yang ditunggu-tunggu banyak anggota komisariat.

Sempat terjadi beberapa perdebatan pada Musyawarah Komisariat dan Pleno 1 tentang akan diadakannya baksos atau akan menjadi wacana lagi, tapi pengurus komisariat kali ini dengan penuh semangat yang terus mengandalkan Tuhan dalam segala tantangannya. Maka pada akhir bulan september panitia yang menjadi ujung tombak terlaksananya kegiatan ini pun terbentuk dengan Bung Hardiknas sebagai ketua panitia. Begitu banyak tantangan yang dilalui oleh panitia dan pengurus komisariat pada saat proses persiapan baksos ini, dengan senior yang menjadi harapan karena telah menjadi semangat dengan memberi pemahaman baru dan membantu menyukseskan kegiatan ini Dan pada rapat ke-4 ditentukanlah lokasi baksos GMKI Cabang Makassar Komisariat Teknik UKIP, Ekonomi UKIP, Hukum UKIP berlokasi di tempat yang cukup menantang dan menguras banyak tenaga yaitu Dusun Pabatan, Kecamatan Simbuang yang terletak di Ollon Makale, Tana Toraja.

Perjalanan dari Makassar yang memakan waktu kurang lebih 8 jam menuju tana Toraja, menjadi perjalanan yang cukup menguras tenaga. Dan setelah tiba di Makale kami pun melanjutkan perjalanan menuju Ollon yang memakan waktu selama 3 jam lamanya dengan menggunakan truk. Dan pada part yang cukup seru sekaligus melelahkan dari perjuangan menuju dusun pabatan ini adalah dengan berjalan kaki selama 8 jam. Ya, kami seolah-olah sudah menjadi pendaki yang cukup profesional sampai kekurangan air minum dan sempat tersesat 2 kali diperjalanan dan itupun dengan bermodal seadanya dan harus dihadapkan dengan medan jalan yang hanya bisa dilalui motor, tapi karena persaudaraan yang kuat kami memutuskan untuk 1 rasa sama rata

Perjalanan ini menjadi kisah berharga bagi kami, langkah demi langkah dilalui dengan iringan nyanyian rohani dan motivasi pelayanan yang

mengobarkan semangat kami menuju lokasi bakti sosial. Sambutan hangat dari masyarakat Pabatan, senyum ceria anak-anak sekolah Minggu, serta keindahan alam yang menyapa kedatangan kami seakan menghapus rasa lelah selama perjalanan.

Setiap waktu terisi dengan momen-momen penuh makna. Pagi dimulai dengan pemandangan langit jingga, matahari yang perlahan menyembul malu-malu, dan awan putih yang menggugah kami untuk bangun dari mimpi indah. Kami memulai hari dengan mengunjungi sekolah dasar, menemui adik-adik yang antusias memulai petualangan belajar Siang diisi dengan kegiatan gotong royong bersama masyarakat, memperbaiki sekolah sebagai penopang masa depan generasi muda dan kamar mandi sebagai fasilitas umum. Sore hari menjadi waktu untuk menyambung kebersamaan, ada yang mengunjungi rumah warga untuk berbagi cerita dan pengalaman, sementara yang lain bermain bersama anak-anak sekolah Minggu. Malam datang menggantikan cahaya matahari dengan gemerlap bintang, diisi kebersamaan di posko bakti sosial. Lingkaran hangat mengelilingi api unggun, diiringi petikan gitar dan nyanyian penuh canda, menjadi pengobat lelah setelah seharian beraktivitas.

Di hari terakhir sebelum acara penutupan, kami menyempatkan diri berbagi dengan masyarakat. Meski pemberian kami sederhana, namun tatapan hangat yang mereka berikan tetap terukir jelas dalam ingatan.

Kepergian kami diwarnai dengan tangisan haru dari nenek, ibu, dan adik-adik sekolah Minggu. Berat rasanya untuk meninggalkan tempat ini, namun kami berharap akan ada waktu untuk kembali bertemu dan saling berbagi senyuman. Enam hari menjalani kegiatan ini terasa begitu singkat, seolah waktu kebersamaan dengan masyarakat Pabatan masih kurang. Momen-momen indah yang tercipta selama ini terasa tak cukup dilukiskan hanya dengan beberapa halaman tulisan. Terimakasih Pabatan kami belajar banyak hal darimu, medan perjalanan yang tidak biasa, pergi dan pulang sekolah ditempuh dengan mendaki dan menurun gunung, sampai ada kalimat yang terlontar pergi mandi pun dibuat ngos-ngosan jalan kaki, Tapi itulah yang kami sebut dengan moment penuh warna.

Pabatan si desa kecil dengan sejuta cerita indahnya.

PROSES PELEBARAN LADANG PELAYANAN MELALUI PEMBENTUKAN KOMISARIAT

“Ratakan tanah bergelombang, timbunlah tanah yang berlubang, menjadi siap dibangun diatas dasar iman”

Kurang lebih begitulah penggalan lirik dari lagu ‘Jangan Lelah’ yang sering disenandungkan sebagai pujian di setiap ibadah, baik tingkat komisariat maupun cabang. Adapun kita harus mengamini, bahwa setiap pelayanan di ladangnya Tuhan, kita tidak boleh berjerih-lelah, karena itu semua kembali untuk kemuliaan Tuhan.

Di masa bakti ini, GMKI Cabang Makassar memiliki 17 Komisariat Definitif, yakni: Teknik UKIP, Hukum UKIP, Ekonomi UKIP, Syalom UPRI, Ekonomi UNHAS, FMIPA UNHAS, Hukum UNHAS, FISIP UNHAS, Elim ‘45 UNIBOS, Gunung Sari UNM, Parangtambung UNM, Sion Maipa, UNDIPA Makassar, YPUP Makassar. STIEM Bongaya, Filadelfia UNIFA, dan STFT Intim.

Melalui Bidang Organisasi & Komunikasi, yang dikepalai oleh Bung Maichel, tentu saja butuh pelebaran lagi ladang Tuhan untuk dilayani dan disiram. Semakin luas ladang Tuhan yang dapat dicapai oleh GMKI Cabang Makassar, maka pengejewantahan pelayanan di Makassar makin bisa menyasar kebanyak organ, termasuk bagi mahasiswa yang butuh ruang pelayanan. Foto diatas adalah momen Musyawarah Komisariat (Muskom) dari Komisariat FK-FKG UNHAS Setelah beberapa masa vakum, akhirnya komisariat ini bisa definitif kembali. Salah satu Komisariat yang penjajakannya telah di mulai pada BPC GMKI Makassar Masa Bakti 2021-2023, SK Karateker telah dikeluarkan sejak lama namun proses pendefenitifan masih belum bisa terlaksana, maka fondasi yang telah ada dari pengurus masa bakti sebelumnya kami lanjutkan. Dengan adanya Komisariat FK-FKG tentu salah satu spektrum pelayanan yang bisa kita fokuskan adalah di bidang kesehatan masyarakat.

Dalam perjalanan di kerja-kerja Badan Pengurus Cabang BPC GMKI Masa Bakti 2023-2025, terlebih kusus untuk pembentukan sebuah komisariat. Dalam proses Penjejakan ini dan beberapa komisariat yang turut andil menjadi perbincangan untuk hal tersebut, salah satunya adalah penjejakan Komisariat Karateker PNIEL Panakukang.

Kata ‘PNIEL’ di ambil dari salah satu bagian di Alkitab yang berarti Wajah Allah, sedangkan Panakukang adalah salah satu Nama kecamatan yang ada di Wilayah kota Makassar asal kata nama Komisariat itu Panakukang yang berarti tempat yang di Nantikan. Secara Filosofis ketika 2 kata itu di Gabungkan PNIEL Panakukang ini adalah suatu tempat yang merindukan Wajah Allah.

Proses Penjejakan komisariat ini sudah di Mulai sejak bulan Agustus, hingga saat ini Komisariat Karateker PNIEL Panakukang ini telah menerima SK Karateker dari pada BPC GMKI Makassar. Program awal yang akan di jalankan sebelum di defenitifkan adalah program Masa Perkenalan kusus, yang jika Tuhan berkehendak di awal tahun 2025 nanti akan di adakan, setelah itu Komisariat Karateker ini akan dibawa dalam rapat pleno 2 BPC GMKI Makassar untuk di ambilkan sebuah keputusan mengenai proses pendefenitifan. Selamat Datang, Komisariat PNIEL Panakukang!

Tahun 2021 adalah momen dimana eksistensi komisariat ini masih nampak. Setelah kampus Universitas Indonesia Timur (UIT) mengalami kendala kuantitas Mahasiswa menurut drastis, sehingga efek inilah yang membuat komisariat ini secara jumlah terus mengurang, di tambah lagi dengan regenerasi sudah tidak Memadai Sejak saat itulahhh Komisariat Hebron maupun Ebenezer UIT mulai Vakum.

Tahun 2023 proses kerja-kerja organisasi mulai berjalan lagi, setelah dilakukan dengan Salah seorang senior yang juga sebagai Dosen di kampus tersebut yaitu Kak Radus, dalam audiensi yang dilakukan antara BPC GMKI Makassar masa bakti 2023-2025 Senior menyampaikan bahwa jika berkenan aktifitas GMKI Kembali ada di Kampus Universitas Indonesia Timur

Setelah pertemuan tersebut, aktivitas GMKI di kampus itu mulai Nampak yang di tandai dengan, Pertemuan kajian GMKI yang di adakan di Kampus UIT, Masa perkenalan kusus GMKI Cabang Makassar komisariat Hebron UIT, dan proses penyerahan SK karateker kepada orang yang di Tunjuk menjadi karakter. Aktivitas ini menandai adanya gerak gerik GMKI di kampus tersebut.

Komisariat FISIP UNHAS dan Syaloom UPRI adalah komisariat yang juga menjadi fokus BPC GMKI Makassar masa bakti ini, dikarenakan 2 komisariat ini perlu metode kusus untuk menyelesaikan proses kerja-kerja penjejakan itu. Bidang Organisasi dan Komunikasi masih senantiasa fokus mencari metode yang tepat untuk kemudian menggarap komisariat ini kembali beraktivitas d Cabang Makassar. Harapannya di Awal tahun nanti upaya akan terus di lakukan, baik itu bertemu dengan Pihak Pimpinan kampus, pihak senior, bahkan anggota yang masih bisa membantu akses jalan untuk mengembalikan kerja-kerja organisasi di 2 Komisariat ini.

WEBINAR INTERNASIONAL TIDAK MENARIK BAGI

GMKI MAKASSAR

“Takut Akan Tuhan Adalah Permulaan Pengeahuan, Tetapi Orang Bodoh Menghina Hikmat dan Didikan”

Amsal 1:7 menyatakan demikian Sejatinya huruf ‘M’ di GMKI berarti Mahasiswa Dengan 2 suku-kata yakni ‘Maha’ dan ‘Siswa’ tentu ada perbedaan antara siswa dan mahasiswa. Peran sosial mahasiswa sangat dibutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan, generasi penerus, dan pengawas sosial dalam masyarakat. Sebagai agen perubahan, mahasiswa diharapkan mampu menghadirkan ide-ide baru yang konstruktif untuk membangun masyarakat yang lebih baik Peran ini diwujudkan melalui partisipasi aktif dalam kegiatan akademik, organisasi, dan gerakan sosial yang memberikan dampak nyata bagi lingkungan sekitar. Sebagai generasi penerus, mahasiswa juga dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan dengan menggali potensi diri, meningkatkan kapasitas intelektual, dan membentuk karakter yang kuat, sehingga mampu menghadapi tantangan zaman.

Salah satu yang penting untuk dilihat, apakah hak bagi kelompok minor di Indonesia salah satunya umat Kristen, dikalangan masyarakat maupun diruang kampus telah dipenuhi atau seringkali mendapatkan diskriminasi? Disisi lain, GMKI selalu dilihat sebagai organisasi yang sangat politis. Beragam organsisasi kemahasiswaan Kristen diluar GMKI memberikan citra tersebut ke GMKI sebagai organisasi yang sangat politis (Baca GMKI, Politik, dan Buah Simalakama di OASE Volume II)

Sebenarnya politik dapat digunakan sebagai kendaraan menebar kebaikan serta pemenuhan hak bagi setiap orang terlebih yang jarang diperhatikan yaitu hak dari kelompok minor. Indonesia masih bergumul dalam penegakan hak kelompok minor dalam hak hidup, hak berserikat, maupun hak beribadah. Dengan ini kita komparasikan dengan nilai dan budaya yang ada dengan negara yang selayak kembar dengan Indonesia yakni Malaysia Diadakan lah Webinar Internasional dengan pembahasan yang mengkaji perbandingan struktur pemerintahan dan pemenuhan hak kelompok minor melalui jalur politikpemerintahan di Indonesia maupun Malaysia.

Menggaet pembicara dari Negeri Jiran, tentu para pembicaranya adalah orang yang ahli dibidangnya Ada 2 pembicara yang menjelaskan terkait khazanah perbandingan politik dan pemenuhan hak kelompok minor di Indonesia dan Malaysia. Shafikry Saad, pemateri pertama, adalah seorang Wakil Ketua dari Kelomok Muda Partai Keadilan Rakyat di Malaysia. Beliau juga pernah menjadi Tim Riset di Parlemen Kuala Lumpur Beliau pun dengan lihai menjelaskan terkait sejarah perpolitikan di Malaysia, serta cukup khatam dengan kondisi perpolitikan internasional terlebih di Indonesia. Dimoderatori oleh Anita Rahelia dari BPC GMKI Makassar, serta bahasa Indonesia yang cukup fasih dari pemateri, ia menjabarkan materinya dengan kesimpulan bahwa keterwakilan kelompok minor sangatlah penting karena di kedua negara ini masih bergumul dengan pemenuhan hak dan penindasan terhadap hak kelompok minor

Pembicara kedua, Loh Ker Chean. Beliau adalah Staf Ahli Kementrian Pendidikan Malaysia. Dari kelompok minor sebagai Wanita dan etnis Cina di Malaysia, beliau menjelaskan pergumulan, kiat-giat, serta apa saja yang ia tunaikan dalam kerja-kerja pemerintahan di Malaysia Dimoderatori oleh Lucky Palamba, anggota komisariat Parangtambung UNM, Chean menjelaskan bahwa perjuangan hak akan tentu memperhatikan kelayakan individu terlebih dahulu, serta pemenuhan hak juga harus diiringi dengan pelaksanaan kewajiban. Pendidikan politik terhadap kelompok minor juga perlu, agar tidak terjadi perasaan skeptis setiap ada pesta politik dalam bentuk pemilihan umum yang membuat calon yang maju ternyata alih-alih memperjuangkan malah turut menindas kelompok minor.

Yang disayangkan, Webinar Internasional ini adalah program besar. GMKI Cabang Makassar sejauh ini belum pernah melaksanakan program terkait Program ini dikerjakan oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan. Melalui keresahan dalam melihat bahwa GMKI dikaitkan dengan politik, namun jarang melihat politik sebagai komoditas yang penting untuk memperjuangkan nilai layan ke-Kristenan didalamnya. Politik di GMKI sendiri praktis dilihat saat Konfercab, namun kita tidak perlu tutup mata untuk tahu bahwa semua hanya kepentingan senior, tiap argumen juga diejakan oleh senior, sampai skenario ‘chaos’ disiapkan juga. Ini bentuk pendidikan politik yang bodoh. Konfercab 2023 kemarin-pun diwarnai argumen tidak penting dan cenderung nir-substansi, ditambah baku hantam melegitimasi bahwa otot kader GMKI Makassar lebih berguna dibandingkan otaknya. Mulutnya pun lebih cepat dari otak kala berucap

Sebenarnya, harapan webinar ini untuk dihadiri banyak teman-teman komisariat. Apa daya pesertanya hanya 80an orang dari 17 komisariat yang ada. BPC pun banyak tidak hadir. Suguhan pendidikan politik dianggap tidak penting, tapi suguhan plonco saat LTC, perjuangan calon Konfercab akan lebih penting Tidak ayal kader GMKI Makassar suka dengan politik praktis, karena lebih suka mempersempit pemikiran di spektrum yang ia anggap luas, padahal semua dikali dengan nol. Miris.

LKK-LTC: WADAH PEMBENTUKAN

KADER ATAU PEMENUHAN REKOMENDASI?

Latihan Kepemimpinan Komisariat dan Leadership Training Course adalah 2 bentuk tingkatan perkaderan di GMKI Makassar. Sesuai dengan PPSDK 2006, hasil penafsiran GMKI Makassar membentuk ruang perkaderan di 2 tingkatan tersebut. Persiapan Leadership Training Course Jilid II adalah bahan diskusi yang dikemas dalam sebuah komitmen bersama peserta Jilid I. Masing-masing mereka berbisik bahwa “kami akan komitmen. Ketika jadi penyelenggara” bisikan ini diteruskan ke semua telinga peserta jilid I. Namun, pada saat pembahasan dan pembentukan tim kerja anggota LTC Jilid I perlahan membunuh komitmen mereka.

Pernakah kalian mendengarkan perumpamaan tentang “semua tentara tidak terlibat dalam peperangan, namun ada yang menjaga gudang senjata” Perumpamaan ini sering di kumandangkan dalam kerja-kerja organisasi dan kami membenarkan sebuah pernyataan itu Bahwa, anggota dalam organisasi secara khusus tidak semunya terlibat dalam peperangan atau kerja-kerja organisasi. Namun, ada yang mendoakan dari jarak jauh akrena pekerjaan tapi ada juga yang tidak berdoa api pura-pura mati dimedan perang khusunya mereka yang suka berpura-pura. Ketidakatifan dalam hal partisipasi memberi hambatan pada kinerja tim kerja. Sebab, masing-masing anggota LTC Jilid I sudah diberikan tugas dan tanggung jawab. Ketidakatifan anggota jilid disebabkan karena ada yang berada di luar daerah pelayanan akrena pekerjaan dan tuntutan masa depan. Tetapi, masi ada yang berada di dalam daerah pelayanan namun tidak memiliki panggilan untuk terlibat dalam partisiasi persiapan LTC Jilid II. Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa keparipurnaan kader Jilid I perlu dipertanyakan kembali.

Persiapan LTC II tetap berjalan meskipun semua tentara telah pura-pura mati di medan perang. Jika soekarno minta 10 pemuda untuk guncangan dunia, cabang Makassar cukup 3 pemuda untuk memikirkan teknisnya keberlangsungan LTC Jilid II yang akan menghasilkan 11 pemuda paripurna untuk mengguncangkan dunia Semuanya dipersiapkan secara mandiri oleh beberapa angggota tim kerja LTC Jilid II dari administrasi sebelum dan saat LTC Jilid II berlangsung. Semuanya di buat tanpa pertimbangan bahwa dari kerja keras ini akan menghasilan beberapa kader-kader paripurna. Pada tanggal 13-15 Desember 2024 adalah momentum untuk melaksanakan LTC Jilid II dengan harapan bahwa forum ini akan menghasilkan kader-Kader GMKI Cabang Makassar yang paripurna secara berpikir dan bertindak. Tetapi masi ada beberapa peserta yang mengundurkan diri, karena belum siap menjadikan dirinya paripurna. Dari 13 pendaftar yang bertahan sampai pada akhirnya adalah 11 orang.

Tapi mari kita lihat, pasca Konfercab 2025, giat ikut LTC akan lebih banyak lagi. Karena itu syarat menjadi Badan Pengurus Cabang. Namun miris bahwa tingkat perkaderan yang bisa mengambil banyak ilmu hanya diambil sebagai syarat formalitas saja. Banyak pula Muskom di tiap komisariat yang mewajibkan pengurusnya untuk ikut LKK-LTC terlebih dahulu. Sayangnya itu hanya pemenuhan rekomendasi muskom saja agar saat muskom para pengurus tidak perlu diserang. Lagi-lagi mereka ikut perkaderan karena perasaan ‘takut’ diserang sehingga ‘pamrih. Sudah tentu bukan nilai yang baik bagi perkaderan.

Sejatinya kader diambil dari bahasa Yunani yakni cadre atau bingkai. Niatan perkaderan harusnya bahwa kita bak kayu yang akan menjadi bingkai diisi oleh media yang indah dan nyaman dilihat dan dapat dibagikan dengan sekitar. Tapi kurangnya niatan berproses ini menjadi masalah. Keluhan akan proses screening karena materi yang berat pun kerap menghantui. Mereka takut belajar dan hanya ingin cepat memenuhi syarat rekomendasi Melanjut pembahasan sebelumnya tentang Webinar Internasional, memang sepertinya kader GMKI masih tidak haus ilmu. Kadang merasa penuh tetapi penuh dengan kekosongan. Sebenarnya ini menjadi keresahan, bentuk kader yang ingin diperlihatkan bahwa kader GMKI turut vokal dengan basis fondasi ilmu yang jelas, namun sayangnya kita masih harus dikecewakan dengan kualitas seperti ini.

Bidang Penelitian dan Pengembangan BPC GMKI Makassar Masa Bakti 2023-2025 merumuskan SILABUS Pendidikan Kader tingkat cabang yang di kenal dengan merumuskan muatan materi mulai dari Epilog sampai para prolog. Epilog para LTC peserta diajak untuk mengetahui tentang akhir zaman (Eskatalogi), mentransformasi diri sebagai ciptaan (manifestasi keutuhan ciptaan), sehingga mengenal eksistensinya sebagai manusia (filsafat manusia) dan mampu mengkomunikasikan dan merespon segala isu yang ada di sekitar (Komunikasi Masa), sebagai mana manusia memiliki strategi dan taktik sebagai bingkai politik (Ideopolstratak) dan pada akhirnya semuanya merupakan bagian dari peziaraha iman yang bukan saja bagi komunitasnya, tetapi mampu bersaing dengan kehidupan yang semakin kompleks dan mengglobal (Interaksi Pemikiran Kristen dan Globalisasi).

Untuk tingkatan LTC sebagai tahap akhir perkaderan menuju kader paripurna tentu materi demikian akan berat namun berbobot, akan tetapi sepertinya hal-hal seperti ini sudah tidak menarik lagi. Kita lihat bagaimana kualitas kader di beberapa masa mendatang.

SALING REBUT KOMODITAS PELANGGAN MELALUI

SKENARIO BAZAR

“Syalom! Kami dari Pengurus Komisariat ABCD turut mengundang ke Bazar Cafe kami menuju program kerja bla..bla..bla... di Cafe EFGH, pada....”

“Syalom! Kami dari Badan Pengurus Cabang GMKI Makassar, mengajak teman-teman ke Bazar Cafe menuju program kerja bla..bla..bla.. di Cafe IJKL, pada..”

“Syalom! Kami mengadakan bazar antar dengan menu makanan yakni.... dengan harga yakni....”

Demikianlah isi chat di grup WhatsApp dengan nama grup ‘BPC dan Pengurus Komisariat’ grup yang berisi BPC GMKI Makassar beserta Ketua, Sekretaris, dan Bendahara dari Komisariat yang ada. Minim koordinasi, minim respon, hanya diisi flyer bazar, baik bazar cafe maupun bazar makanan/antar. Sebelum melangkah lebih lanjut, diksi Bazar di Makassar ini berarti metode pencarian dana. Bukan seperti bazar pada umumnya yang menjual kerajinan, makanan, dalam jangka waktu tertentu bersifat seperti di pasar, di Makassar, cafe dapat dihubungi untuk bekerjasama dalam pencarian dana organisasi.

Menu yang terdapat di cafe itu dapat dinaikkan harganya yang biasanya cenderung 5-10 ribu. Total hasil untung bazar untuk organisasi penyelenggara bazar yang sedang mencari dana, dan harga asli dari pendapatan diberikan pada cafe, hal ini biasa disebut Bazar Cafe. Jika memasak makanan/minuman sendiri lalu diantarkan ke para pembeli disebut Bazar Antar.

Padatnya program kerja (selanjutnya disebut proker) dari komisariat serta skala proker yang membutuhkan banyak dana membuat mereka harus membuat metode pencarian dana bazar hampir setiap minggu. Tentu tidak ada yang salah disini. Namun, metode yang sama digunakan juga oleh Badan Pengurus Cabang. Seperti contoh dipenghujung tahun 2024 BPC mengadakan beberapa program besar seperti Natal dan LTC, sudah pasti melakukan bazar akan cenderung sering dan bersamaan, padahal untuk program kerja dalam satu organ yang sama.

Setidaknya jika diperhatikan dari isi grup BPC & Pengurus Komisariat, setiap minggu pasti ada bazar yang diadakan oleh komisariat. Biasanya teman-teman komisariat melaksanakan bazar dalam satu bulan melalui metode berikut: Dalam 4 minggu dalam 1 bulan, minggu 1 & 3 adalah bazar cafe, minggu 2 & 4 bazar antar.

Selanjutnya adalah permasalahan dilema moral. BPC tentu punya beban moril untuk mendatangi bazar komisariat apalagi bazar dari program cabang sendiri. Namun dengan sisi mahasiswa yang merantau dengan uang saku yang tidak selamanya berlimpah, tentu mengatur keuangan bagi kehidupan sehari-hari saja susah, apalagi untuk mendatangi dan membeli bazar tiap bulannya yang selalu antre panjang.

Banyak tentu keluhan ke BPC sendiri yang jarang mendatangi bazar-bazar komisariat. Cenderung BPC akan datang ke bazar komisariat yang mana itu adalah komisariatnya berasal. Kritikan ini karena kita melihat BPC GMKI Makassar Masa Bakti 2021-2023 cenderung aktif datang atau membeli bazar komisariat, baik dari Ketua, Sekretaris, Ketua Bidang, hingga anggota Departemen. BPC GMKI Makassar Masa Bakti 2023-2025 dapat dilihat cukup sering datang juga, tapi tidak se-aktif BPC sebelumnya. Kritikan ini pula yang perlu dievaluasi, terkadang hal-hal seperti bazar cenderung dimandatkan ke Anggota Departemen. Kabid Orkom-lah yang cenderung aktif mendatangi bazar-bazar, sisanya masih dipertanyakan.

Disisi lain, bazar komisariat bisa menjadi ruang silaturahmi antar pengurus maupun anggota komisariat lain untuk saling mengenal, menjalin relasi, dan memperkuat tali layan antar komisariat. Namun jika banyak sekali bazar yang dilaksanakan, tentu ruang silaturahmi tidak lagi terbuka lebar dan cenderung didatangi bagi komisariat masing-masing saja. Inilah yang membuat sekarang antar komisariat cenderung tidak mengenal satu sama lain, apalagi bazar dapat menjadi ruang penting bagi komisariat yang baru definitif untuk diperkenalkan dan dibimbing.

Bicara tentang tujuan utama dari bazar adalah mencari keuntungan yang dipakai untuk kebutuhan program kerja. Namun dalam 1 hari pernah terjadi ada 2-3 komisariat melaksanakan bazar secara bersamaan. Mau tidak mau komoditas pelanggan saling berebut lagi dan akan ada yang bazarnya sepi pengunjung. Keuntungan yang tidak tercukupi dapat membuat program kerja diundur dan semua tanggal program kerja harus dibongkar kembali. Pada akhirnya bazar tidak menjadi metode yang menguntungkan lagi.

Ada 2 saran terkait hal ini, yang pertama adalah tiap komisariat wajib menyusun kalender proker yang tersusun, di masing-masing proker juga terdapat jadwal proker untuk menentukan jadwal rapat, jadwal bazar, dan lainnya. BPC harus menyusun hal yang serupa, agar dapat disesuaikan dan komoditas pelanggan dapat diatur agar keuntungan dan silaturahmi dapat dilakukan. Opsi kedua adalah bazar hanya dijadikan metode pencarian dana oleh komisariat saja. Cabang yang dapat merangkul lebih banyak orang bisa mencari metode lain, agar Cabang tidak merebut hal yang menjadi hak dari komisariat. Begitulah resiko organisasi yang memilik Cabang dan Pusat, salah satu hak dan kewajiban harus disesuaikan kembali.

TEKA TEKI KONGRES

PP GMKI telah melanggar aturan dalam hal ini tidak melaksanakan Kongres, hal ini akan menimbulkan banyak problematika bagi pengurus-pengurus cabang GMKI di berbagai daerah, dampak ini akan menjadi persoalan yang ditimbulkan oleh PP GMKI. PP GMKI adalah pengurus tertinggi di GMKI yang seharusnya mempunyai integeritas untuk patut terhadap aturan yang ada di GMKI yang telah ditetapkan bersama sama di kongres,dan seharusnya PP GMKI yang memberikan contoh yang terbaik bagi pengurus-pengurus cabang GMKI di berbagai daerah untuk taat dan patut dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama.

Persoalan yang kemudian terjadi di PP GMKI Masa Bakti 2022-2024 yang dikepalai oleh Jefri Edi Irawan Gultom adalah tidak terlaksananya kongres yang seharusnya dilakukan pada pada 2 Desember 2024. Secara konstitusi, Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres untuk masa kerja dua tahun. Selanjutnya, Kongres bertugas memilih Pengurus Pusat dan Pengurus Pusat bertanggungjawab kepada Kongres. Melihat dinamika ini, sejatinya dapat diasumsikan bahwa terhitung sejak 2 Desember 2024, PP GMKI berdasarkan yang termaktub dalam konstitusi tidak punya wewenang apapun dalam mengurus GMKI secara nasional. Adapun kita tidak mendapatkan alasan yang jelas terkait penundaan Kongres ini sendiri Masih menjadi misteri, sejatinya tidak ada bencana alam, marabahaya atau malapetaka yang dapat dijadikan pertimbangan. PP cenderung diam membisu pasca bersatunya Jefri dan Artinus setelah berdualisme.

Kepengurusan Jefri Edi Irawan Gultom pada masa bakti 2022–2024 mengalami tantangan yang cukup berat, hingga pada akhirnya kepengurusan tersebut dinonaktifkan dan digantikan oleh Pejabat Sementara (PJS) Ketua Umum PP GMKI. Situasi ini tidak lepas dari isu dualisme yang sudah tampak sejak awal masa kepengurusan.

Namun demikian, mengapa Kongres tidak dilaksanakan tepat waktu? Ketidakmampuan melaksanakan Kongres pada waktu yang telah ditentukan menjadi tanda bahwa dualisme tersebut kemungkinan masih berkepanjangan. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya pelanggaran konstitusi yang nyata dan tidak bisa diabaikan.

Intrik politik dalam bentuk apa pun baik dualisme kepemimpinan maupun kepentingan politik kotor jelas tidak sejalan dengan nilai-nilai GMKI. Organisasi ini lahir atas dasar pelayanan, solidaritas, dan persatuan sebagai umat Kristen yang bertanggung jawab kepada Tuhan dan bangsa. Oleh karena itu, segala tindakan yang mencederai prinsip keadilan, transparansi, dan demokrasi internal harus dihindari demi menjaga keutuhan GMKI.

Sebagai organisasi yang berbasis pada nilai Kristiani, GMKI seharusnya menjalankan roda organisasi dengan berlandaskan kasih, integritas, dan komitmen untuk membangun generasi muda yang berkarakter. Kepemimpinan di GMKI adalah amanah, bukan sekadar jabatan. Oleh sebab itu, setiap pengurus dan anggota wajib menjaga nilai-nilai luhur organisasi ini dengan menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Oleh karena itu, seluruh Badan Pengurus Cabang (BPC) di berbagai wilayah harus turut mengawal dan memperhatikan kinerja PP GMKI. Perlu ada upaya bersama untuk memastikan bahwa persoalan dualisme dan ketidaklaksanaan Kongres dapat diselesaikan secara tuntas. Kesatuan dan keberlanjutan organisasi harus menjadi prioritas, demi menjaga nilai-nilai dan tujuan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

KEPADA YANG TERKASIH, ANONIM

Wahai Anonim yang kami kasihi dan banggakan.

Siapapun dirimu dibalik akun itu sebenarnya kami tidak peduli, toh sudah jelas hanyalah orang yang nir-identitas dan nir-karakter, mencari eksistensi di dunia maya karena di dunia nyata tidak ada yang menghiraukan.

Atas nama GMKI Makassar, membaca pesanmu itu sebenarnya lucu. Mengapa bisa dengan angkuhnya dikau nyatakan bahwa Cabang Bandung, Rata! Cabang Samarinda, Tertib! Lalu kami-lah target selanjutnya. Suatu kebanggaan bahwa cabang kami diperhitungkan karena ‘bacot’ kami. Sebenarnya sih diksi ‘bacot’ tidak akademis ya, jadi kelihatan sih kualitas siapapun dibalik akun anonim itu. Namun sejatinya, jika membaca isi OASE ini dari awal, kamipun masih bergumul dengan pembentukan kader kami secara substansial. Baik dari bobot argumen hingga etos layan, semua masih kami ukir dan kami pugar.

Tapi kami senang dikenal akan ‘bacot’nya. Setidaknya ini bukti kepekaan kami terhadap apa yang terjadi ditengah dinamika GMKI sekarang. Berbicaralah selama semua masih bisa mendengar, jika siapapun mencoba menutup telinga, gendang telinganya tetap bersaksi mendengar rambatan frekuensi akan kebenaran. Bungkam kami jika bisa. Kami akan terus bertambah banyak. Kami akan terus menyatakan nilai yang kami pahami dan kami sadari. Nurani kami tidak akan diam jika terusik. Renjana kami tidak akan membisu meski pilu. Apapun itu kami lakukan, kami kerjakan, dan jika dibungkam-pun, yakin dan percaya, langit dan laut akan menjadi saksi bisu terhadap hal tersebut.

Namun coba saja, sebenarnya ini juga menjadi tantangan terbuka. Untuk akun anonim maupun 9 Naga itu. Kami cukup terkekeh seakan-akan Sang Kepala Gerakan tidak diandalkan lagi malah berharap ke naga. Kami teringat kala Daniel menolak menyembah berhala dari Nebukadnezar, ia ingin dijadikan santapan bagi singa, alih-alih mengenyangkan singa, ia tetap di pelihara oleh kasih Allah.

Naga memang hewan yang kuat, ada racun ditaringnya, ada api yang dapat keluar dari mulutnya, tetapi naga takut akan petir. Tidak ayal GMKI Makassar ingin dibungkam, toh para naga terganggu dengan gemuruh petir dari kami.

Sampai Jumpa di Kongres!

DENTING MEMANGGIL JANJI BAKTI KAMI

Tidak terasa kami telah menggenggam kurang lebih 365 hari bersama. Dalam 1 tahun insan silih-berganti. Kami harus melepas dan kami harus menerima Banyak debat kusir serta perselisihan, perbedaan pandangan, intrik politik, intrik komisariat, intrik personal, semua menjadi makanan guna memenuhi nutrisi pendewasaan kami semua Kami yakin, semua ingin yang terbaik untuk GMKI Makassar, namun dengan cara serta medium yang berbeda.

Dalam 1 tahun, kami harus berpisah dengan beberapa teman medan layan kami, Mossad Alfando, Kezia Patasik, Jeni Sapan, Meyske Ferdani, Alfina Damayanti, Yehezkiel, Ruth Elim, Agul Kadang, Agung Tandiesak, Gispa Taula’bi’, karena kesibukan dan poros tuju kehidupan yang telah berbeda. Tidak ada yang salah dari itu, kami mendoakan yang terbaik di tiap derap langkah yang dituju, selalu sertai Kristus didalamnya

Dalam 1 tahun, kami menyambut teman baru, Sem Ambalangi, Abraham Atalo, Igo Kelana, Novrianti Songle’, Heni Pamasi, Paulus Vega, Leak, Hizkia Rantela’bi, Roland Deavid, dan Tiza Hestyani. Mereka adalah individu yang matang dari komisariat masing-masing, datang turut melayani dan menjadi perpanjangan-tangan bagi kerja layan di tingkatan Cabang.

Dalam 1 tahun, harus ada 2 komisariat yang membutuhkan treatment khusus akan keaktifan, maka harus di caretaker komisariat FISIP UNHAS dan Syaloom UPRI. Namun Komisariat FK-FKG UNHAS telah kembali definitif, Komisariat PNIEL Panakukkang dan Hebron UIT akan segera bergabung Lembaga bentukan KOMPI telah terbentuk dikepalai oleh Siska Buratasik. Semua akan kembali tumbuh dan menyemai.

Dalam 1 tahun, kami melaksanakan berbagai program baru, mencari cara rumusan dalam perkaderan terbaik. Melaksanakan 2 LTC, dan ada 5 Komisariat yang telah melaksanakan LKK Kami membentuk silabus perkaderan yang terbarukan. Kami menyingkap tabir konservatif dalam sistem perkaderan kuno. Kami mengawal komisariat dalam tiap program kerjanya, meski terkadang masih harus merangkak dan mengemis mencari kesediaan BPC dalam mengawal, ini menjadi catatan dan kritikan bahwa dalam kurang lebih 30 orang di BPC seharusnya tidak susah mencari pengawal komisariat

Menyambut 2025, adalah masa terakhir kami untuk memberikan janji bakti kami. ASKUO dari Ketua Cabang mestilah diterjemahkan dengan baik dalam pengejewantahan program kerja. Struktur administrasi serta kerja internal haruslah dimatangkan kembali oleh Sekretaris Cabang. Para Ketua Bidang dan Anggota Departemen, harus siap mengeluarkan peluh darahnya bagi kerja layan ini Etos layan kita harus sama Tentu 2025 dimulai, intrik persiapan Konfercab akan kembali masif, sekiranya bagi yang membaca dapat alih-alih kerja politik, lebih baik matangkan kerja layan Semua kader di BPC tentu utusan terbaik dari komisariatnya Adalah suatu kerjasama tanpa intrik, penuh ketulusan, yang dapat membuat semua berbuah harum di mata Tuhan.

2025 segera datang, masih harus berbenah, masih banyak yang harus disiapkan. Yang terpenting harus diingat bahwa 1 masa bakti adalah suatu dilema waktu Kadang terasa begitu lama, kadang hanya secepat jentikan jari

Pakailah Waktu Anugerah Tuhanmu

DIBALIK OASE VOLUMEIII

Rio Rocky Hermanus

Penulis

Ketua Bidang Penelitian dan

Pengembangan GMKI Cabang

Makassar Masa Bakti 2023-2025

Maichel

Penulis

Tondi Edward Samuel Damanik

Penulis & Editor OASE Magazine

Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan GMKI Cabang

Makassar Masa Bakti 20232025

Ketua Bidang Organisasi dan Komunikasi GMKI Cabang

Makassar Masa Bakti 2023-2025

Aan Suryaman

Penulis

Abraham Atalo

Penulis

Anggota Bidang Penelitian dan

Pengembangan GMKI Cabang

Makassar Masa Bakti 2023-2025

Mei Rilda

Penulis

Ketua GMKI Cabang Makassar

Komisariat Teknik UKIP Masa Bakti 2023-2024

Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan

GMKI Cabang Makassar Masa Bakti 2023-2025

Agnes Melani

Penulis

Ketua GMKI Cabang Makassar

Komisariat Ekonomi UKIP Masa Bakti 2023-2024

Dwi Agung

Nugroho Prayitno

Penulis

Anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan GMKI Cabang

Makassar Masa Bakti 2023-2025

Juanrinata Bongga

Penulis

Ketua GMKI Cabang Makassar

Komisariat Hukum UKIP Masa Bakti 2023-2024

TIADASALJUDIMAKASSAR

"PesanSukacitaNatalDariBawakaraeng51"

Syalom!

Desember tetap Desember. Meskipun di kota lain salju turun, di Makassar tetap konsisten: bukan salju, tapi hujan serta banjir Namun, jangan biarkan banjir memadamkan lilin sukacita Natal kita Sebab Natal bukan soal cuaca, tapi soal cinta kasih dan pengharapan Di tengah hujan deras dan suara kodok bersahut-sahutan, kita diingatkan bahwa sukacita sejati datang dari Sang Juru Selamat, yang lahir untuk membawa terang dalam setiap badai kehidupan termasuk badai yang bikin jalanan jadi kolam renang dadakan Maka dari itu, mari kita tetap saling menguatkan dan berbagi kebahagiaan Jika jalanan licin karena becek, kita bantu saudara melangkah. Jika hujan membuat kendaraan mogok, kita dorong bersama. Natal adalah momen untuk mengingat bahwa saling membantu adalah bagian dari iman yang hidup

Kami, Atas Nama Badan Pengurus Cabang GMKI Makassar Masa Bakti 2023-2025, mengucapkan:

Selamat Hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025! Semoga genangan tidak menghalangi senyuman, dan hujan malah membawa keberkahan. Jangan lupa, tetap pakai jas hujan bukan hanya jas iman! Sang Kepala Gerakan senantiasa menuntun dan memberkati. Damai di hati, damai di bumi, dan damai walaupun sepatu kita basah Salam hangat (walau sedikit becek)

Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian Ut Omnes Unum Sint!

Ketua BPC GMKI Cabang

Makassar Masa Bakti 2023-2025

M.VICKYR.F EVISAGITA

Sekretaris BPC GMKI Cabang Makassar Masa Bakti 2023-2025

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.