E-Magazine OASE: Volume 2

Page 1


OASE

DAFTAR ISI

MELIRIK KEMBALI LEADERSHIP TRAINING COURSE JILID I

MALINO DINGIN, KASIH KRISTUS YANG MENGHANGATKAN

BANGSA YANG PRIMORDIAL SEJATINYA MENENUN RAJUT BATIN

DALAM BINA KASIH

OLLON, KAMI BERHUTANG BUDI GMKI, POLITIK, DAN BUAH SIMALAKAMA

MELIRIK KEMBALI LEADERSHIP TRAINING COURSE

JILID I

Apakah aku manusia yang paripurna? Atau hanya manusia yang mau menemui obsesi, ambisi, materi? Pertanyaan selanjutnya, apakah aku manusia yang bermarwah? Atau manusia nir-nilai yang mencari peran diri?

Leadership Training Course (selanjutnya disebut LTC) itulah sebutan bagi forum perkaderan tingkat akhir di GMKI Cabang Makassar. LTC Jilid I dilaksanakan pada tanggal 16-19 Mei 2024 silam

Sebelum memasuki forum, calon peserta harus mengikuti screening dimensi terlebih dahulu yang mencakup 4 materi: Keilmuan, Gerakan Mahasiswa, Kepemimpinan Organisasi Mahasiswa Kristen, serta PresentasiEssay

Disini muncul pertanyaan, sebenarnya bagaimana sihmelihatkecakapankemampuanseseoranguntuk masuk ke forum LTC? Apakah screening memang parameter yang tepat? Ataukah screener yang dihadirkanjugabelumparipurna?

Dilemamoraldimulaidisini

Sebenarnya kita bisa sepakat, LTC menghadirkan materi-materi yang menarik untuk menumbuhkan iman kristen disaat yang bersamaan cakrawala akal yang luas dan lebih biru lagi. LTC adalah forum yang tepat untuk Bersolek diri dalam khazanah ‘iman’ dan ‘pengetahuan’

Tapi kritikan selanjutnya mengarah kepada hasil lulusan LTC, konon katanya banyak urusan orang dalam untuk kelulusan screening ke forum. Konon, ada tendensi satu dan yang lainnya. Contoh saja, gaya jalan kita dalam screening bisa dijadikan acuan menjadi manusia paripurna atau tidak. Disisi lain inilah ‘cetek’nya parameter kader GMKI disaat yang bersamaan Selanjutnya, pasca materi harus ada Focus Group Discussion (FGD) ini mempertontonkan bagaimana kader lebih dididik menjadi orang yang jagomenghafal,namunnir-pemahamanjuga.Tiapkelompokasyikmempresentasikanhalyangsama. Kompetensi pemateri kadang dipertanyakan pula tentang kesesuaian materi yang dibawakan, terkadang menurukan euphoria dalam diri peserta Namun ingat tidak boleh dikritik ya! Kan sistem ini sudah paripurna. LTC ini sebenarnya menjadi dilema, kadang beberapa komisariat mewajibkan anggotanyauntukmengikutiLatihanKepemimpinanKomisariat(LKK)sebagaitahapI,danlanjutkeLTC untuktahapIIyangmenjadilegitimasiparipurnanyaseorangkader Tapiadajaminandidalamnyahanya orang yang menggugurkan tanggung jawab dan memenuhi rekomendasi. Coba diuji materi-materi kemarin,adakeyakinanbahwakata‘lupa’dan‘sayajugamanusiabisaluput’akanmenghiasiorkestrasi argumentersebut

Tapi tidak masalah, setidaknya bersolek ini nilainya subjektif, cantik dan gagah ini menurut siapa dulu. Gagah karena sudah LTC dan gagah karena paham materi LTC ini berbeda. Tapi kita selalu berebut tentang keparipurnaan. Etika apalagi. Lucu jika organisasi Kristen menanamkan paham nir-kasih dalam perkaderannya.

LTC Jilid I ini sempat dibilang tidak bermarwah karena menanggalkan nilai-nilai yang sempat dibangun

Salah satu diantara peserta LTC adalah cucu dari peserta LTC yang pertama kali dilakukan di GMKI Makassar. Seingatnya, budaya-budaya yang diceritakan dulu berubah menjadi keganasan orang nirpemahaman yang merasa paripurna dan tinggi hati Seingatnya juga para pelopor GMKI Makassar ini membangun Student Center GMKI Makassar untuk berserikatnya mahasiswa Kristen dalam menuangkanisikepalanya,bukanmenjadiladangpelatihanmiliterdariyangbukanmiliterpula.

Aahh, kadang ingin bergumam juga melihat ini. Siapa yang salah tentang ini? Sang Kepala Gerakanlah yang memiliki otoritas untuk menilai itu Sebagai manusia, kita hanya berharap paripurna dengan jalur yangtepat.Tapimengedepankanhomohominilupusataumanusiaadalahserigalabagimanusiayang lainnyalebihmenjadikarakteristikGMKICabangMakassar.

Kiranyaselanjutnyabisaditransformasikanperkaderaninidenganbaik.ShoutOutuntukparapanitia,tim screeneryangturutmembantudalamberjalannyaforumini.Pesertayangtakluntursemangatnyajuga kalianlayakmendapatdekapanhangat

Ada satu diksi yang cukup untuk menggambarkan perkaderan yang tepat, tiap anggotanya tidak lebih cepatmulutnyadaripadaotaknya.

MALINO DINGIN

KASIH KRISTUS YANG MENGHANGATKAN

TENTANG GMKI KOMISARIAT FMIPA UNHAS DALAM PELAYANAN

BAKTI SOSIAL

MALINO DINGIN! Kira-kira itulah top of mind beberapa orang tentang malino. Ada juga beberapa pendapat tentang Malino tidak sedingin dulu, namun sejatinya Dingin dan Malino adalah hal yang tidak terpisahkan. Dalam dingin yang bisa menusuk, GMKI Komisariat FMIPA memilih Malino sebagai destinasi pelayanan mereka dalam bentuk bakti sosial.

Bakti Sosial ini merupakan kegiatan dimana memberikan bantuan atau kontribusi kepada masyarakat yang membutuhkan, tanpa mengharapkan imbalan materi Kegiatan Bakti Sosial ini memiliki dasar wujud kepedulian terhadap masyarakat di daerah yang membutuhkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan individu yang menerima bantuan

Maka dari itu GMKI Komisariat FMIPA Unhas memilih salahsatugerejayangberadadiMalino,GerejaGKSS

Paunna Baji Balangbuki. Disana terdapat bangunan gereja yang masih dalam kategori perlu di renovasi. Makadariitu merekabersatumemberikanbantuanbantuan material kepada gereja guna membantu dalampembangunandanpelayanandigereja

Di lokasi kegiatan mereka juga melakukan kerja bakti, mengajar sekolah Minggu,sertaberkunjungkerumah-rumahjemaatuntukmenjalinkomunikasi mengenai keseharian masyarakat. Selama kurang lebih 5 hari mereka telah melakukan pelayanan kasih di Gereja GKSS Paunna Baji Balangbuki, Malino sebagai bentuk kepedulian kami terhadap jemaat yang masih membutuhkan ulurantangan.

Kali ini, GMKI Komisariat FMIPA memanifestasikan iman dan pengetahuan mereka dalam bentuk bakti sosial. Kehangatan dan kebaikan ini sejatinya berawal dari Kristus yang dibagikan melalui mereka. Bersolek dan tidak akan pernah luntur, akan selalu dikenang bahwa merekalah yang mengartikan penjalamanusiayangsesungguhnya.

BANGSA YANG PRIMORDIAL SEJATINYA MENENUN RAJUT BATIN DALAM BINA KASIH

Primordial diambil dari 2 suku kata dalam bahasa latin, ‘primus’ yang berarti pertama dan ‘ordiri’ yang berarti tenunan atau ikatan.

Primordialisme sering diartikan perasaan kesukuan yang berlebihan. Tapi ada juga pendapat bahwa primordial adalah suatu kelompok yang ingin mempertahankan nilai luhur. GMKI selalu mengedepankan Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian. Tinggi Pengabdian inilah yang sedang dimanifestasikan oleh teman-teman dari GMKI Komisariat YPUP dalam kegiatan Ibadah Padang dan Bina Kasih mereka.

Tentu banyak pertanyaan tentang, GMKI ini selalu punya program bakti sosial maupun bina kasih, banyak menganggap ini hanyalah program liburan berkedok ibadah. Sangat sulit menyingkirkan debu dengki itu dari beberapa pemahaman orang. Namun sejatinya, GMKI Komisariat YPUP mempertahankan nilai luhur dalam bina kasih tersebut.

Kohesivitas adalah salah satu teori tentang mengapa satu individu terikat dengan salah satu kelompok, tentu dalam organisasi ke-Kristenan yang perlu dirajut pertama adalah kasih. Kita selalu mengedepankan kasih, namun rajutannya entah berbentuk apa dan bagaimana, tapi YPUP menenunnya dengan resik.

Pada periode ini, pengurus komisariat bersama panitia pelaksana menjalankan kegiatan ibadah Padang dan bina akrab pada tanggal 29-30 Juni 2024 bertempat di Tanjung bayang. Kegiatan ini dimulai dari ibadah Padang yang dilakukan bersama dengan RPC, dimana kami mendapatkan waktu untuk saat teduh dan mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan.

Mereka juga menghadirkan pemateri Yeol Lewi Mowata, S.Th yang membawakan materi Akademik, cinta dan Organisasi. Dalam kegiatan ini mereka mendapat pemahaman yang mendasar mengenai Akademik, cinta dan organisasi yang sering kita jumpai atau alami dalam lingkup kampus, organisasi maupun pergaulan sehari-hari.

Untuk membina keakraban yang lebih antar anggota Komisariat, mereka melaksanakan berbagi games yang dapat menguji kekompakan, kebersamaan dan pengetahuan tentang isi Alkitab .

OLLON, KAMI BERHUTANG BUDI

Mungkin saya harus mengakui, mungkin bisa dibilang suatu hal yang fomo (fear of missing out) untuk pergi ke Ollon. jika kita melihat di reels instagram, for your page tiktok, Ollon begitu ‘menggugah selera’. Gegap gempita menghampiri kepanitaan GMKI Komisariat Hukum UNHAS, untuk melaksanakan bakti sosial dengan nama yang dibikin agak beken sedikit “Mission Service Learning” atau misi untuk melayani dan belajar.

Semua senyum terukir sebelum pada akhirnya menemui medan yang berkelok-kelok memutari bukit, lembah, dengan jalanan yang penuh batu. Turunan curam, tanjakan yang tajam, membuat motor bahkan truk pun akan menyerah. Sempat terbesit dalam benak ‘sampai ji kah ini kesana?”

Ya, medan kesana, betul-betul menghardik batin hingga meluruhkan semangat yang tadinya membara menjadi penuh keraguan. Tapi semua sepakat ini hanya permulaan untuk melayani.

Betul kata khayalak, pemandangan yang indah perlu pengorbanan. Mission Service Learning atau biasa di kenal dengan bakti sosial merupakan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan untuk membantu wilayah serta masyarakat yang masih tertinggal. Kegiatan Mission Service Learning memiliki dasar kasih sebagai penggerak pelayanan. Tujuan dari kegiatan ini adalah desa-desa atau wilayah yang sulit untuk di jangkau banyak orang dan masih membutuhkan perhatian khusus.

Dengan ini GMKI Komisariat Hukum UNHAS memilih salah satu kampung yang berada di Dusun Ollon, Tana Toraja sebagai tujuan misi pelayanan mereka. Disana terdapat gereja dan sekolah yang keadaannya masih kurang baik. Maka dari itu mereka memberikan bantuanbantuan materil kepada gereja dan sekolah guna membantu pendidikan dan pelayanan gereja di Ollon.

Di Ollon mereka juga melakukan sosialisasi kesehatan kepada anak-anak serta memberikan jasa konsultasi hukum kepada masyarakat di Dusun Ollon untuk menyampaikan permasalahan-permasalahan hukum yang sedang terjadi disana. Selama kurang lebih 3 hari kami GMKI Komisariat Hukum UNHAS telah melakukan pelayanan kasih ke Dusun Ollon, Tana Toraja sebagai bentuk kepedulian kami terhadap wilayah-wilayah yang masih membutuhkan banyak perhatian

Disana membuat GMKI Komisariat Hukum UNHAS menyadari banyak hal, disana tidak ada sinyal, disana dingin, kadang panas, namun udaranya tetap sejuk. Hal ini secara tidak langsung membuat mereka menjadi akrab satu sama lain. Tidak bisa dipungkiri, GMKI Komisariat Hukum UNHAS memang baru saja bangun dari tidurnya.

Awalnya keraguan karena medan sempat membuat daging kami yang lemah ini ragu, sampai disana disaat kita mengukir senyum pada anak-anak sekolah minggu, bersosialisasi hukum dengan masyarakat, membuat arti pelayanan ini sangat terukir indah dalam memori GMKI Komisariat Hukum UNHAS Sejatinya pelayanan yang Tuhan ingin uji adalah keseriusan kita memilih tempat itu bukan karena indahnya saja, namun turut gumul dengan pergumulan mereka Kami mengingat kembali suatu khotbah yang menyatakan ada kalimat “Jangan Takut” selama 365 kali di Alkitab. Artinya 365 hari dalam satu tahun, Sang Kepala Gerakan akan menyertai Ollon,

Ya, sekiranya memang program ini bisa membuat GMKI Komisariat Hukum UNHAS tidak lagi disebut “komisariat yang baru ada kalau konfercab” saja, tapi ini bukti, sejatinya kami punya kerinduan, kami ingin melayani, untuk Tuhan, untuk sesama, untuk Tri Medan Layan, untuk tiap aspek yang bisa kami rengkuh,

Ollon, kami berhutang budi

Ollon, kami berterima kasih

Lebih daripada itu,

Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gerakan, terima kasih.

GMKI, POLITIK, BUAH SIMALAKAMA

Pink Floyd, band psychedelic rock asal Inggris memiliki lagu bertajuk ‘Mother’ di dalam lagu tersebut terdapat penggalan lirik yakni ‘Mother, Should I Trust The Government?”atau berarti ‘Ibu, haruskah aku mempercayai pemerintah?’

Sepertinya terpatri dalam jiwa mahasiswa, bahwa mereka harus peka terhadap politik dan pemerintahan, bahkan sejatinya menjadi oposisi sejati terhadap kebijakan yang merugikan. Adapun dampak dari itu kerap kali dipertanyakan jika mahasiswa dekat dengan pemerintah

S aign

s sten

d .

Ya, penulis tidak bisa pungkiri, Konferensi Cabang itu kontestasi yang membuat GMKI melahirkan politisi ulung.

Bagaimana tidak dari duduk argumen hingga harus ‘chaos’ sudah di reka sedemikian rupa.

Sekarang, jika GMKI dilihat duduk dengan politisi atau pemerintah, seperti terlegitimasi persepsi demikian. Badan

Pengurus GMKI Cabang Makassar beberapa waktu lalu menemui PJ. Gubernur Sulawesi Selatan, tidak ayal beberapa pihak merasa GMKI senang duduk dengan pemerintah. Padahal GMKI Makassar membawa beberapa poin terkait isu dan keresahan masyarakat untuk disampaikan ke PJ Gubernur Sulawesi Selatan.

Y ssar t pun in MKI d itisi

sehingga dapat akses langsung mengadukan keluhan malah dibilang senang duduk dengan politisi.

Buah Simalakama, buah yang serba salah. Konon ceritanya buah simalakama, dimakan Ibuku mati, tak dimakan Ayahku mati. Serba salah, maju kena, mundur pun kena.

GMKI harus apa sebenarnya? Menurut saya pertanyaan ini bisa dijawab dari founding father GMKI yakni Dr. Johannes Leimena. Ia menyatakan “Politik bukanlah alat kekuasaan melainkan etika untuk melayani”

Saya sepakat bahwa percaya dengan pemerintah itu penuh dilema, pada akhirnya kita dihadapkan untuk berbicara dengan politisi bukan lembaga jaminan sosial.

n pemerintah, dengan pemangku jabatan, atau apapun itu. Tetapi nilai kejujuran dan ketulusan pelayanan demi masyarakatlah yang harus dikedepankan oleh GMKI, terlebih khusus GMKI Cabang Makassar.

Akses langsung adalah keuntungan bagi GMKI yang dikenal, sebagaimana cipayung lain. Organisasi ini turut membantu melahirkan identitas bangsa yang luhur. Politik haruslah dijadikan etika untuk melayani.

Kecuali ada penyalahgunaan dana hibah, atau bertemu pemerintah hanya memenuhi profit oriented semata untuk GMKI, inilah moral yang sudah tercoreng. Sejatinya GMKI dan Politik tidaklah lagi menjadi buah simalakama, jika kita mengganti pemahaman ini menjadi buah pengetahuan akan yang baik dan yang tidak baik. Lebih terdengan Kristen bukan?

Penyoesoen

Rio Rocky Hermanus, S.Fil

(Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan GMKI Cabang Makassar Masa Bakti 2023-2025)

Dwi Agung Nugroho, S.H

(Anggota Dept. Penelitian dan Pengembangan)

Tondi Edward Samuel Damanik, S.H (Anggota Dept. Penelitian dan Pengembangan)

Mersy Oktavianus

(Ketua GMKI Komisariat FMIPA UNHAS Masa Bakti 2024-2025)

Deli Arruan Musu’

(Ketua GMKI Komisariat YPUP Masa Bakti 2024-205 )

Louis Gilbert Hitijahubessy

(Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan - GMKI Komisariat Hukum UNHAS Masa Bakti 2024-2025)

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
E-Magazine OASE: Volume 2 by gmkimakassar - Issuu