
3 minute read
Mengurangi Dampak Fast Fashion
Saat mendengar kata fashion, kita pasti langsung tertuju pada model-model pakaian atau style yang sedang populer. Fashion sendiri memang sudah melekat pada diri manusia sejak dahulu, mulai dari fungsi dasarnya untuk melindungi tubuh manusia dari panas dan dingin cuaca, hingga sebagai bentuk simbol kasta dari seseorang. Hingga saat ini, perkembangan fashion dapat dilihat dari berbagai tren-tren yang selalu berubah di setiap zaman. Ditambah lagi dengan perkembangan zaman, fashion menjadi hal yang bisa diikuti oleh semua kalangan.
Perkembangan fashion semakin pesat berkat berkembang nya e-commerce memudahkan pembeli untuk berbelanja. Sejalan dengan hal tersebut, industri tekstil juga turut berkembang dan produksi tekstil semakin meningkat. Bertambahnya produksi hingga kapitalisasi harga membuat konsumsi tekstil jauh meningkat.
Fast fashion adalah istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang memproduksi pakaian dengan jumlah ingkan pakaian yang dibuat desainer. Selain itu, dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas rendah justru berpotensi mencemari lingkungan. Masyarakat terus tergo-
Industri fashion menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia. Hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh dari Direktur Asosiasi Daur Ulang Tekstil Inggris, Alan Wheeler yang menyampaikan bahwa industri pakaian telah berkontribusi sebagai penyumbang polusi terbesar kedua di dunia setelah pertanian. Penelitian dari Ellen MacArthur Foundation menyebutkan bahwa industri fashion menghasilkan emisi gas yang lebih merusak iklim dibandingkan industri pelayaran dan penerbangan digabungkan menjadi satu.
Menurut penjelasan Dosen Teknik Lingkungan Unand, Yommi Dewilda, permasalahan sampah akan terus ada karena masyarakat sendiri masih belum sadar akan dampak yang ditimbulkan dari sampah apalagi sampah tekstil yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak ekosistem. “Banyak masyarakat yang membuang sampah tekstil setelah hanya beberapa kali pemakaian, sehingga menyebabkan penumpukan limbah yang akhirnya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir atau dibakar yang akan berdampak buruk pada lingkungan,” jelas Yommi pada Sabtu (6/5/2023).
Fenomena fast fashion memang dapat membuat perilaku konsumsi yang berlebihan serta banyaknya pakaian
Sumber: Fashion Revolution yang berlimbah. Perlu cara-cara yang tepat untuk menghindari dampak negatif dari fast fashion. Pertama, kita dapat membeli pakaian dengan bijak ketika berbelanja. Pilihlah produk yang memiliki kualitas yang bagus dan tahan lama sehingga bisa dipakai lebih lama oleh si pemakai.
Kedua, mendaur ulang pakaian yang tidak lagi digunakan. Hal ini berguna agar pakaian tersebut dapat diolah kembali menjadi barang baru. Selanjutnya, pilih merek yang berkelanjutan. Berkelanjutan artinya mendukung merek-merek pakaian yang menggunakan bahan ramah lingkungan. Terakhir, meningkatkan kesadaran di dalam diri bahwa fast fashion itu memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Kebiasaan kita untuk tidak mengkonsumsi pakaian secara berlebihan, hal itu dapat memberikan kontribusi pada perubahan yang ada di lingkungan kita. Melakukan perubahan gaya hidup memang bukan hal yang mudah, tapi yang terpenting adalah dengan dimulai dari hal-hal kecil yang akan berdampak besar nantinya. ●Ifa, Nabila, Tata