Kritikus dan Dokumentator Sastra

Page 2

Agus R. Sarjono / Diskusi Sastra

H.B. Jassin

Para sastrawan boleh bicara apa saja tentang saya.Yang jelas, saya mengenal mereka: kapan mereka lahir dan kapan mereka mati. Di tempat sayalah mereka lahir, dan di tempat saya juga kuburannya. H.B. Jassin

Kalau orang ditanya siapakah kritikus sastra Indonesia?, hampir pasti semuanya akan mengatakan H.B. jassin lah orangnya. Bahkan, ia dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia. Julukan itu awalnya dimaksudkan sebagai cemooh, namun ternyata melekat sebagai pujian dan bahkan pengakuan. Sudah berbagai upaya, sengaja atau tidak, untuk mengecilkan peran dan nama H.B. Jassin, namun hingga sekarang tak pernah berhasil. Kebesaran H.B. Jassin dan posisinya yang penting dalam sejarah sastra Indonesia Modern, tak tergoyahkan. Ada dua monumen yang ditinggalkannya bagi kita: kritik dan bahasannya, serta Pusat Dokumentasi H.B. Jassin.

Ada sejumlah suara yang mencoba meyakinkan kita bahwa H.B. Jassin sebenarnya bukanlah seorang kritikus sastra, melainkan Dokumentator Sastra. H.B. Jassin juga dicemooh karena tidak ilmiah dan tidak akademis. Seingat saya mereka yang mengatakan bahwa H.B. Jassin bukan kritikus melainkan dokumentator sastra umumnya tidak pernah menunjukkan kinerja unggulnya di bidang kritik, apalagi di bidang dokumentasi sastra.

Jika penamaan tidak ilmiah dimaknai sebagai tidak berteori, maka anggapan itu ada benarnya. Dilihat dari banyak segi, H.B. Jassin memang lebih banyak menulis kritik-kritiknya berdasarkan common sense dan tidak menggunakan teori solid tertentu. Lagi pula, saat itu teori sastra relatif belum dikenal di Indonesia.

Teori-teori sastra baru belakangan dikenal di Indonesia berkat pengenalan yang dilakukan oleh Prof. A. Teeuw. Teeuw lah yang mengajar dan menjadi “guru pertama� teori sastra dengan pengaruh yang cukup luas di kalangan akademisi sastra. Bahkan, bisa dikatakan bahwa keilmiahan dan dasar teori sastra di kalangan akademis ditubuhkan oleh A. Teeuw. Sejak saat itu, strukturalisme dan New Criticism menjadi buah bibir di fakultas-fakultas sastra. Untuk pertama kalinya para akademisi memiliki pegangan (teoretis) dalam membahas, mengkaji, dan mengkritik sastra. Lepas dari fakta bahwa teori sastra tidak selalu difahami dengan baik / 2 /


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.