2 minute read

Gambar 12. Penggunaan Ruang Kawasan Makam Sunan Giri saat Haul Sunan

Gambar 7. Peta Potensi Kawasan Perancangan Sumber: Analisis Kelompok B21, 2020 Tabel 2. Potensi Kawasan Perancangan

INDIKATOR

Advertisement

Ekonomi

Sosial Budaya

POTENSI

1. Makam Sunan Pandanaran merupakan wisata unggulan di Kecamatan Bayat, dengan jumlah pengunjung mencapai 141.200 per tahun 2. Objek wisata Makam Sunan Pandanaran memiliki pasar seni, sehingga memungkinkan untuk membuka lapangan kerja baru untuk warga sekitar 1. Terdapat peninggalan sejarah seperti Makam Sunan Pandanaran, Makam Pangeran Wuragil, dan Sendang Maerokoco 2. Terdapat salah satu peningalan Sunan Pandanaran, yaitu Masjid Golo yang merupakan Bangunan Cagar Budaya (BCB), diatur oleh UU No. 1- tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya 3. Adanya seni gerabah yang diturunkan secara turun temurun. Gerabah merupakan media Sunan Pandanaran untuk menyebarkan agama islam di Kecamatan Bayat 4. Kebudayaan masih rutin dilakukan pada waktu-waktu tertentu, khususnya pada tanggal dan bulan yang dianggap sakral

1. Terdapat Bukit Jiwo yang menjadi penyedia bahan baku untuk gerabah. Bukit Jiwo dapat dimanfaatkan khusus oleh warga setempat secara bebas.

Gambar 8. Peta Masalah Kawasan Perancangan Sumber: Analisis Kelompok B21, 2020 Tabel 3. Masalah Kawasan Perancangan

INDIKATOR MASALAH

Ekonomi 1. Meskipun sudah disediakan pasar seni, tetapi masih banyak PKL yang berjualan di lahan parkir Makam Sunan Pandanaran.

Sosial Budaya

Lingkungan 1. Belum ada kejelasan dalam kepengurusan objek wisata, sehingga objek wisata Makam Pangeran Wuragil dan Sendang maerokoco dibiarkan terbengkalai 2. Belum dikembangkannya seni pembuatan gerabah sebagai atraksi wisata 3. Objek wisata belum memiliki fasilitas untuk proses disinfektasi 4. Minimnya pengetahuan mengenai sejarah Sunan Pandanaran serta keterkaitannya dengan objek wisata lainnya 5. Belum adanya fasilitas untuk beristirahat untuk para pengunjung di jalur tangga 1. Terjadi banjir di sepanjang Sungai Dengkeng karena adanya backwater dari Sungai Bengawan Solo, sehingga mengakibatkan jalan rusak dan aktivitas terhambat

2. Belum ada alternatif lain dalam pemanfaatan bebas untuk tanah liat yang ada di Bukit Jiwo 3. Jalan menuju objek wisata retak, berlubang, dan tidak memiliki lebar yang cukup untuk bus melakukan manuver.

Berdasarkan potensi dan masalah yang ada dirumuskan isu atau permasalahan utama yaitu “Belum optimal dan terintegrasinya pengembangan sumber daya alam serta peninggalan masa sunan pandanaran sebagai potensi kawasan wisata di Desa Paseban”. Isu tersebut dikerucutkan dari tiga kelompok permasalahan yaitu kurangnya pengembangan potensi di kawasan perancangan, kurangnya fasilitas yang mendukung pariwisata, serta belum adanya alternatif pengganti bahan baku. Alur pikir penentuan isu dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Bagan Penentuan Isu Perancangan Sumber: Analisis Kelompok B21, 2020

This article is from: