Epaper belia 4 februari 2014

Page 1

19

SELASA (WAGE) 4 FEBRUARI 2014 4 RABIUL AKHIR 1435 H SILIH MULUD 1947

Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: KEKE

ONG Xi Fa Cai! Xi Nien Kuai Le!” Kalau kru belia perhatikan, kalimat tersebut lagi berseliweran di mana-mana terutama di media sosial. Suasana serbamerah dan emas juga masih terlihat di beberapa sudut Kota Bandung. Mulai dari pusat perbelanjaan, baliho ucapan selamat, sampai dengan hiasan di sejumlah pertokoan. Walau udah lewat empat hari, keseruan Tahun Baru Imlek 2565 yang jatuh pada Jumat (31/1/2014) lalu masih berasa sampai sekarang, terutama di beberapa titik Kota Bandung seperti Jalan Kelenteng. Yap! Imlek memang identik dengan warna merah serta ucapan ”gong xi fa cai” yang berarti selamat, semoga banyak rezeki. Hari raya yang sudah ditetapkan menjadi libur nasional semenjak tahun 2003 ini sangat spesial bagi etnis Tionghoa karena menjadi simbol permulaan dari keberuntungan di hidup yang baru. Dengan berakhirnya tahun ular air, warga keturunan Tionghoa dan semua yang merayakan Tahun Baru Imlek berharap tahun kuda kayu ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Berbagai tradisi turun-temurun pun dilakukan dalam menyambut imlek. Berkunjung ke vihara pada malam tahun baru merupakan salah satu tradisi warga Tionghoa yang merayakan Tahun Baru Imlek. Seperti pada Vihara Tanda Bhakti yang didatangi kru Belia pada malam imlek, Kamis (30/01/2014). Tempat ibadah yang terletak di Jalan Vihara ini ramai dipadati pengunjung. Ada yang datang beribadah, ada pula yangingin melihat bagaimana serunya menghabiskan malam Tahun Baru Imlek di sana. Vihara ini terbuka bagi siapa saja yang

G

Sehat, Kuat, dan Bermanfaat

S

ERING kali kita tidak menyadari akan pentingnya nilai kesehatan. Saat tubuh didera sakit hingga sulit melakukan berbagai aktivitas, barulah kita menyesal telah mengabaikan kesehatan kita. Oleh karena itu, jangan tunggu hingga penyakit lebih dulu hinggap di tubuh kita dan berlarut-larut sampai menjadi kanker yang ganas, mengancam kelangsungan hidup kita, dan membuat masa muda kita sia-sia, baru kemudian kita menyadari keteledoran gaya hidup kita yang ”tidak sehat”. Mulailah sejak dini kita menjaga kesehatan secara menyeluruh, dimulai dengan mengontrol segala sesuatu yang kita konsumsi. Apa yang kita konsumsi akan menjadi bagian dari diri kita. Baik langsung maupun tidak langsung, juga akan turut membentuk karakter kita. Perhatikanlah setiap makanan yang kamu konsumsi, apakah akan menimbulkan manfaat untuk tubuhmu atau justru menimbulkan mudarat. Jangan bersikap egois dengan hanya memenuhi rasa lapar dari mata saja. Ingatlah, tubuhmu adalah satu kesatuan. Jika satu anggota tubuhmu sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun akan merasa terganggu. Konsumsilah makanan yang akan memenuhi kebutuhan seluruh tubuhmu, yaitu bisa menutupi rasa lapar dari matamu, juga bisa memenuhi rasa lapar fungsi-fungsi tubuhmu yang lainnya. Tidak hanya makanan, tetapi perhatikan pula informasi-informasi yang selama ini kamu konsumsi untuk memenuhi rasa lapar atas keingintahuanmu. Informasi yang sehat, tentu akan menyehatkan otakmu. Sebaliknya, informasi yang buruk, akan berdampak buruk bagi otakmu, sehingga bisa menyeret tubuhmu ke dalam pola konsumsi makanan-makanan yang buruk pula. Ingatlah, aktivitasmu banyak, sehingga kamu membutuhkan suatu kekuatan baik lahir maupun batin. Pandai memilih dan memilah apa yang kita konsumsi, akan membuat kekutan tubuh dan jiwa kita terjaga. Biasakanlah untuk tidak bersikap egois pada diri kita sendiri. Penuhilah kebutuhan-kebutuhan lahir dan batin kita dengan segala sesuatu yang bernilai positif secara menyeluruh, hingga membuat kita menjadi sosok yang positif secara total, agar kelak bisa memberi nilai positif pada lingkungan di sekelilingmu. Baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat tempat kamu tinggal. Jadilah generasi penerus yang dengan kekuatannya bisa membawa manfaat bagi orang lain. Karena nilai dirimu, akan semakin bertambah indah seandainya bisa bermanfaat bagi orang lain. Jika kamu sudah pandai memilih dan memilah segala sesuatu yang kamu butuhkan untuk kamu konsumsi, hingga hal tersebut jadi membuatmu memiliki kekuatan lahir dan batin, maka mulailah berpikir untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lain. Fitrah kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain. Dengan menjalani fitrah secara sehat, kuat, serta bermanfaat, tentu masa depan kita pun akan cemerlang. Negeri pun akan bergerak ke arah yang lebih baik lagi jika semua generasi penerusnya bisa menjadi generasi yang sehat, kuat secara lahir dan batin, serta memiliki keinginan untuk menjadi manusia-manusia yang bermanfaat.***

Indeks:

Quotes

Safira Kayyisa Zakiyah, Kelas VIII, SMPN 18 Bandung

“We will open the book. Its pages are blank. We are going to put words on them ourselves. The book is called Opportunity and its first chapter is New Year's Day.” ― Edith Lovejoy Pierce

<20> Skul: SMAN 24 Bandung

ingin mendekat dan ikut merasakan suasana malam Tahun Baru Imlek yang sangat kental. Musik berbahasa Cina dengan beat lambat yang terdengar adem di telinga serta berbagai wewangian bunga ikut menemani para umat yang beribadah. Karena dijaga oleh beberapa personel polisi di halaman luar, ritus keagamaan yang berlangsung di vihara pun dijamin tertib dan aman deh. Bagi umat yang sudah pulang sembahyang di vihara atau yang merayakannya di rumah, makan bersama sekeluarga adalah acara yang wajib banget dilakukan pada Tahun Baru Imlek. Seluruh anggota keluarga berkumpul untuk makan hidangan khas imlek seperti mi swa, lapis legit, buah-buahan, ikan, dan kue keranjang. Makanan yang disajikan mengandung arti tersendiri. Contohnya mi swa yang berbentuk mi tipis dari tepung beras melambangkan umur yang panjang dan lapis legit mencerminkan rezeki yang berlapis-lapis. Larangan di balik meriahnya imlek Ternyata tradisi yang dilakukan dalam merayakan Tahun Baru Imlek itu banyak banget, bukan cuma makan sekeluarga dan beribadah ke vihara. Larangan-larangan sebelum merayakan Tahun Baru Imlek pun masih dipercayai oleh warga Tionghoa yang menjalankan tradisi ini. Tidak boleh menyapu rumah, tidak boleh potong rambut, dan tidak boleh makan bubur adalah sebagian kecil dari larangan khas malam Tahun Baru Imlek. Setiap keluarga bisa saja memercayai larangan yang berbeda dan menjalankan ritus yang berbeda pula. Ada juga lho yang harus membakar uang Cina dan menyalakan semua lampu sepanjang malam tahun baru. Wah beragam sekali ya! Wajar dong, imlek kan sudah diperingati sejak ribuan tahun lalu dan budayanya juga bisa berkembang seiring waktu. Bahkan ada kok yang sudah tidak mengikuti larangan khas imlek ini, contohnya Anna Herluina. Siswi kelas X di SMA Trinitas ini mengaku tidak menjalankan ritus apa pun walaupun ikut merayakan Tahun Baru Imlek. ”Enggak ada ritus apa pun yang dilakukan,” ujar Anna ketika menceritakan pengalaman imleknya. Berbeda dengan Tanuwi Hendra, Locu atau wakil umat pengurus Vihara Tanda Bhakti yang sampai de-

ngan saat ini masih konsisten menuruti larangan-larangan tersebut. ”Itu kan tradisi kepercayaan, saya ngelakuin itu juga. Yang selama ini saya jalani, ya sudah sampai sekarang juga jalan,” tutur Tanuwi. Tradisi angpau Perayaan Tahun Baru Imlek memang nggak bisa lepas dari angpau, si amplop merah berisi hadiah buat sanak saudara. Pasti banyak banget kan belia yang merayakan Tahun Baru Imlek senang ketika harinya tiba, karena angpau pun tiba. Tradisi untuk membagikan uang dalam amplop oleh anggota keluarga yang sudah menikah ini berlangsung sejak dulu banget. Menurut Wikipedia, pada masa Dinasti Qin di Cina para orangtua biasa mengikat uang koin dengan benang merah. Uang tersebut dipercaya dapat melindungi dari penyakit dan kematian. Namun, sejak ditemukannya teknologi printing di Cina, benang merah pun terganti oleh amplop merah. Gimanapun sejarahnya tetap angpau yang jadi favorit, membuat Tahun Baru Imlek dinantikan oleh remaja-remaja yang belum menikah. Contohnya Sheerlen Livia Angel, siswi SMPK Gamaliel ini paling hobi berburu angpau di Tahun Baru Imlek. ”Biasanya sih kalau mau dapet angpau kita kiong hi, kayak kita ngucapin ’gong xi fa cai’ cuman kita minta gitu. Ke mama, papa, ke paman, ke saudara-saudara. Pernah dapet itu sekitar dua juta, bisa kurang bisa lebih tergantung kita nyarinya gimana,” ujar Sheerlen. Selain sobat Belia, seleb pun ternyata senang kalau dikasih angpau. Tina Toonita, penyanyi dan aktris yang kini sudah berusia 20 tahun ini juga suka banget kalau Tahun Baru Imlek datang. Menurut Tina, tradisi yang paling wajib dilakukan keluarganya dari dulu hingga sekarang itu adalah berbagi angpau. ”Kiong hi-kiong hi, yaitu yang udah nikah ngasih angpau. Yang belum (menikah), dikasih hehe. Termasuk aku masih dikasih. Lumayan kalau Tahun Baru Imlek dapat angpau tambahan karena banyak job imlek,” ujar penyanyi yang dulu dikenal sebagai Tina Toon ini.*** jannisha95@yahoo.com, dari berbagai sumber

Dengan berakhirnya tahun ular air, warga keturunan Tionghoa dan semua yang merayakan imlek berharap tahun kuda kayu ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

”Pas imlekan, biasanya kamu dan keluarga ngapain sih?” Tommy Christanto, SMAK Gamaliel

NGUMPUL bareng keluarga di rumah saudara. Makan bersama, ngumpul bareng keluarga dari luar kota datang ke sini. Biasanya makan makanan yang khas imlek, kayak dodol, bebek, babi biasanya ada. Kumpul dari jam 10 sampai malem. Malam imlek dari keluarga ayah, besoknya dari keluarga ibu.

Handi Setiadi, SMAK Gamaliel BIASANYA sebelum imlekan begadang dulu sampai jam 12. Katanya mah biar hokinya gede. Pokoknya kehitung sudah besok, baru boleh tidur. Lampu di rumah semua dinyalain, ngomongnya mah kan harus senang-senang, jadi ceria kalau terang gitu. Lagi imlek paling ngumpulngumpul, ngobrol-ngobrol, makan-makan sama keluarga dari mama dan papa, dan kumpul di rumah nenek. Makanan biasanya mah gurame, daging babinya ada, gado-gado, sama bakso gitu lah. Seneng pisan kalau imlek datang, nunggu-nunggu.

Sharleen Livia Angel, SMPK Gamaliel

minta gitu. Kalau udah nikah wajib ngasih, cuma kalau yang belum nikah itu nggak boleh.

Caroline Juliapuspita, SMA Trinitas KALAU beberapa tahun yang lalu sih pergi ke rumah saudara, ngumpul-ngumpul. Sekarang masih ngumpul-ngumpul juga cuma nggak di rumah saudara, tetapi di gedung serbaguna daerah Holis, Cijerah. Kami ngobrol-ngobrol karena setahun jarang ketemu sama makan-makan. Sebelum imlek nggak boleh sapu-sapu rumah, udah gitu lampunya harus dinyalain terus. Katanya mah kalau nyapu rumah kayak ngusir keberuntungan, nyalain lampu juga untuk ngedatengin keberuntungan.

Reiki Dharma Gita, SMP Waringin BIASA sih kalau pagi kita makan mi dulu, mi swa pake telor puyuh. Terus kita ke rumah saudara. Kita biasa dateng ke rumah saudara yang paling tua dulu. Nanti kumpulkumpul, makan juga, bagi-bagi angpau. Makan mi swa itu katanya biar panjang umur. Biasa sih kalau malam Sin Cia, bakar uang kertas Cina. Kenapanya belum tau. Seneng sih dapet banyak uang, dari semua keluarga yang udah married.

KALAU saya imlekan di rumah suka makanmakan sama keluarga. Suka keliling ke saudara-saudara di Kopo, di Pajajaran juga ada. Biasanya menjelang imlek itu kita ngga boleh makan bubur. Soalnya katanya bubur itu simbol kemiskinan. Kalau makan-makan bareng keluarga sih chinese food tentunya. Kalau mau dapet angpau sih kita kiong hi, kayak ngucapin ”gong xi fa cai” cuman kita juga

<21> Aksi: - Bandung Toys & Kids Expo 2014 - Pratama, Lomba Pramuka SMP Bakti Nusantara Cup 2014

<21> MusicTerritory: Launching Single Aldo Febriado

Rudra Aksa Patra, SMP Waringin BIASANYA makan bersama malamnya. Pagi ke rumah saudara, bagi-bagi angpau gitu lah. Makan chinese food, untuk makanan kecilnya kayak kacang-kacangan, kuaci, terus manisan. Tradisinya sembahyang sebelum

imlek di rumah bareng sekeluarga. Seneng karena setiap tahun bisa dapet uang, kadang banyak kadang sedikit. Tapi uangnya ga bakal saya pakai, ditabung uangnya.

Anna Herluina, SMA Trinitas KALAU lagi imlek biasanya saya dan keluarga pergi ke saudara-saudara yang lumayan jauh rumahnya tapi masih di Bandung. Suka makan bareng, disuguhin kue macem-macem. Dodol ada, jeruk juga ada. Nggak ada ritual yang dilakukan. Seneng soalnya bisa kumpul sama keluarga yang jauh jadi bisa ningkatin relasi lagi. Angpau biasanya dapetnya Rp 500.000-an lah. Uangnya ditabung, kayaknya lebih baik ditabung daripada dihabisin sekarang.

Birgitta Amelia Muliani, SMP Waringin MAKAN-MAKAN, terus nanti ada saudara yang dateng, dapet angpau. Kalau di rumah suka bikin sambel goreng, terus ada ikan, makanan kecil kayak permen, kacang, kuaci. Sembahyang di rumah sekeluarga, berdoa buat orangorang yang udah meninggal. Kalau udah malam imlek nggak boleh potong rambut nggak boleh sapu-sapu. Terus nanti kalau malem-malem teh harus dibuka jendelanya biar rezekinya masuk. Udah nggak boleh bersih-bersih, beresberes juga nggak boleh.***

VoxPop VoxPop jannisha95@yahoo.com

<22> Review:

<22> Chat: Pancasura


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Epaper belia 4 februari 2014 by cnexus kidz - Issuu