21
SELASA (PON) 23 FEBRUARI 2016 14 JUMADIL AWAL 1437 H JUMADIL AWAL 1949
Gold & Silver Winner IYRA 2016 untuk Belia Pikiran Rakyat Terima Terima Kasih e Masyarakat Jawa Barat
LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr
Twitter: @beliapr
E-mail: belia@pikiran-rakyat.com FOTO: HANI
BERMOBIL KE SEKOLAH;
? y a N r o y a Y UNGKIN di antara kamu ada yang pernah dengar soal pro dan kontra pelajar yang membawa kendaraan ke sekolah terutama mobil. Bagi sebagian pelajar membawa mobil ke sekolah dirasa efektif daripada diantar orangtua atau naik kendaraan umum. Tetapi ternyata banyak dampak yang ditimbulkan karena perilaku ini, seperti kemacetan, parkir di sembarang tempat, kecelakaan, sampe kecemburuan sosial di antara pelajar. Jauh dari itu, kebanyakan pelajar masih di bawah umur sehingga dianggap belum matang secara psikologis. Berdasarkan data World Bank ternyata remaja berusia 16-20 tahun menjadi mayoritas korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Membahas isu ini, beberapa waktu lalu kru belia ngobrol bareng dosen Psikologi Universitas Padjadjaran, Pak Azhar El Hami. Menurut dia, pengendara di bawah umur memang lebih rentan mengalami kecelakaan. Hal ini terjadi karena remaja masih labil dan emosional, sedangkan dalam berkendara seseorang harus fokus dan mampu mengontrol diri.
M B
”Karena masih emosional, makanya remaja cenderung berkendara secara agresif dan belum memiliki pertimbangan,” ujar Pak Azhar. Kamu juga pasti suka nyimak remaja yang ugalugalan di jalan kan? Aksi kebut-kebutan kayak gini punya berbagai modus mulai dari pamer buat nunjukkin kemampuan menyetir sampe aksi balas dendam karena terpancing emosi. Untuk menangani isu ini, memang dibutuhkan kerja sama dari semua pihak baik itu orangtua, pihak sekolah, maupun pemerintah. Orangtua dinilai punya andil yang besar untuk mengarahkan dan tidak memberi izin kepada anaknya untuk berkendara dibawah umur. Coba perhatikan, orang dewasa yang udah bisa mengontrol emosi aja banyak banget mengalami kecelakaan, apalagi remaja dibawah umur. Salah satu solusi biar pelajar nggak bawa mobil ke sekolah adalah dengan memperbaiki transportasi umum. Ini sebagaimana dikemukakan Pak Ofyar Z Tamim selaku pakar transportasi dan tata kota. Menurut dia, fenomena banyaknya pelajar khususnya pelajar SMA yang membawa mobil ke sekolah merupakan salah satu bukti kalau transportasi publik
Naik Apa ke Sekolah? Pendapatmu tentang Bermobil ke Sekolah? Adhi Fadillah, SMA Negeri 11 Bandung
AKU ke sekolah naik motor. Menurut aku sih dengan semakin banyaknya anak yang pake mobil sendiri-sendiri, makin banyak juga titik kemacetan di jalan, coba kalau pada pake bus sekolah atau motor, mungkin kemacetan bisa berkurang.
Aditya Pratama, SMA Negeri 11 Bandung SAYA naik motor. Jujur, sebenernya nggak apa-apa kalo menurut pendapat saya. Asalkan mereka mau bertanggung jawab jika sesuatu terjadi. Kan mereka sudah dewasa.
Citra Nirmala Sari, SMA Negeri 2 Purwakarta NAIK angkot, soalnya sekarang di Purwakarta nggak boleh bawa kendaraan ke sekolah. Jangankan mobil, motor aja nggak boleh.
Anindya Triana O, SMA Negeri 1 Bandung AKU diantar jemput naik mobil. Menurut aku sih bawa mobil sendiri ke sekolah itu nggak apa-apa kalau emang udah punya SIM dan lancar ngendarainnya.
- Edward Abbey
rani_mulyati@yahoo.co.id agniahadini@yahoo.com
M
EMBAHAS perkara bermobil ke sekolah, rasanya nggak lengkap kalau nggak ngobrol sama barudak sekolahnya sendiri. Oleh karena itu, kru belia sempat nanya-nanya ke beberapa siswa dari berbagai sekolah tentang hal ini. Pandangan mereka bermacammacam, tetapi mayoritas memaklumi tindakan pelajar yang bawa mobil sendiri ke sekolah. Soalnya, nggak sedikit pelajar yang jarak antara rumah dan sekolahnya cukup jauh; naik kendaraan umum makan waktu yang cukup lama, sementara naik motor kurang nyaman. Mengendarai mobil sendiri menjadi pilihan yang dirasa paling cociks. Adi, salah seorang siswa di sekolah swasta di Bandung bilang bahwa dirinya sejak kelas X sampai sekarang kelas XII mengendarai mobil sendiri ke sekolah. ”Rumahku emang jauh banget dari sekolah. Kalau naik angkot bisa satu jam lebih karena ngetem-ngetem, kalau naik motor aku gampang sakit karena masuk angin dan sering kehujanan,” ujarnya. Adi mengaku, di tahun pertama membawa mobil ke sekolah dia belum punya SIM karena belum cukup umur dan beberapa kali kena tilang. ”Kalau sekarang sih udah punya SIM, nggak nembak, hehe. Terus ortu sama guru juga ngedukung aja asal aki hati-hati dan tanggung jawab, nggak pulang kemaleman, nggak main-main terus, les kudu makin rajin,” tambah Adi. Anyways, kalau kamu juga salah satu dari siswa yang memilih untuk bermobil ke sekolah, tentunya ada satu hal utama yang harus dipastikan; kamu sudah punya SIM
resmi, yang artinya juga umur kamu sudah cukup serta skill nyetir kamu memang sudah mumpuni. Eits, selain itu, ada satu hal lagi yang cukup penting tapi kadang terlupa; nebengin teman-teman! Yep, meski sekilas seperti hal sepele, nebengin temanteman kamu bermanfaat banyak loh! Salah satu manfaatnya adalah menghindari kecemburuan sosial. Dengan nebengin teman-teman kamu, alih-alih dicemburui, kamu justru bisa memupuk rasa solidaritas antarteman. Perjalanan rumah-sekolah-tempat les-rumah tentu bisa jadi sangat boring apa lagi ditambah macet di mana-mana. Teman-teman kamu bisa bikin perjalanan tersebut nggak terasa dengan berbagai obrolan seru. Apa lagi kalau terjadi sesuatu misalnya mobil mogok atau ban bocor, keberadaan teman-teman kamu pasti bikin keadaan jadi lebih mudah; kamu nggak panik, dan mereka siap membantu. Manfaat lainnya, kamu jadi lebih ramah lingkungan! Kalau memang nggak bisa banget ke sekolah jalan kaki atau naik sepeda, naik kendaraan umum pun nggak mau, at least kita tetep harus coba untuk berkontribusi menjaga lingkungan, kan? Bayangin deh, kalau kamu naik mobil sendirian, teman kamu juga naik mobil sendirian, terus beberapa teman lainnya naik motor masing-masing, berapa banyak polutan yang kalian keluarkan dan mencemari lingkungan? Dengan tebengmenebeng, hal tersebut bisa diminimalisasi. So, jangan menolak ya kalau teman kamu bilang, ”Nebeng, dong!”*** hanifauziaramadhani@gmail.com
Mayang Alya, SMA Negeri 11 Bandung AKU dianter naik mobil. Kalo menurut aku sih murid bawa mobil ke sekolah udah nggak aneh lagi buat jaman sekarang. Terus kalo kata aku sih nggak apa-apa bawa mobil ke sekolah asal bisa ngikutin aturan lalu lintas yang ada sama emang udah mencukupi umurnya.
Aghan Abdul Ghany, SMA Negeri 5 Bandung AKU ke sekolah pake motor atau mobil sendiri. Menurut aku kalo siswa bawa mobil ke sekolah oke-oke aja kok asal punya SIM dan selalu hati-hati, ya jangan suka ngebut-ngebutan nggak jelas.
Refinkyana Lestari, SMP Negeri 2 Bandung KALO aku ke sekolah naik mobil, dianter sopir. Pandangan aku tentang siswa yang bawa mobil ke sekolah sih... antara wow dan was-was juga. Soalnya, yang pertama nih, kita kan belum cukup umur untuk bawa mobil jadi takut ada razia gitu deh dari sekolah hehehe. Terus yang kedua, emosi kita juga kan masih labil, kalo misalnya pagi-pagi kita lagi buru-buru terus kita bawa mobil pasti kan otomatis kita ngebut.*** hanifauziaramadhani@gmail.com
22> Skul: SMA Yadika Tanjungsari "THE LONGEST JOURNEY BEGINS WITH A SINGLE STEP, NOT WITH A TURN OF THE IGNITION KEY."
di Indonesia tidak berjalan dengan baik sehingga orang-orang memilih kendaraan pribadi. Bila dibiarkan kemacetan pun akan menjadi masalah baru. ”Biasanya pihak sekolah tidak menyediakan tempat parkir yang longterm, sehingga pelajar menggunakan badan jalan untuk parkir dan akan mengakibatkan kemacetan,” begitu kata Pak Ofyar. Masih kata Pak Ofyar, peran bus sekolah jadi sangat penting agar bisa mengantarkan siswa dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Akan tetapi, bus sekolah yang ada saat ini masih kurang efektif karena jaringan dan waktu keberangkatan yang tidak jelas. Menurut dia, pemerintah wajib membuat kendaraan khusus pelajar tanpa biaya. ”Harusnya bus sekolah meliputi daerah perumahan dan daerah sekolahan selain itu harus ada plang untuk tempat penjemputan anak sekolah mulai dari rute dan waktu keberangkatnya,” ujar Pak Ofyar. Isu kecemburuan sosial menjadi salah satu dampak yang nggak bisa dihindarkan karena pelajar mengendarai mobil pribadi ke sekolah. Menurut Pak Ofyar, ini terjadi karena kadangkadang para siswa ingin menunjukkan kekayaan yang dimiliki, sehingga pelajar tidak mementingkan dan memprioritaskan sekolah. ”Ini bukan hal positif, jadi tidak baik untuk anak umur SMA,” ujar Pak Ofyar. ***
Nebeng, Dong!
23> MusicTerritory: Montage of Heck: Back From The Death
23> Aksi: FiveArt Exhibition 23> Aksi: Gebyar Ursula
23> Review:
23> Chat: HiVi