21
SELASA (WAGE) 15 MARET 2016 6 JUMADIL AKHIR 1437 H JUMADIL AKHIR 1949
LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr
Twitter: @beliapr
E-mail: belia@pikiran-rakyat.com
Instagram: beliapr FOTO: HANI
Personal Branding Buat Remaja UNG siapa yang pernah denger tentang personal branding? Brand itu merek, terus personal itu adalah pribadi. Makna sederhananya, personal branding adalah merek pribadi. Nah lho, apa ya itu? Berhubung ini adalah fenomen yang lagi hits alias lagi in belakangan ini, kru belia juga pengen sharing kepada kalian tentang personal branding yang sekarang lagi sangat ramai dibicarakan, khususnya sehubungan dengan berkembangnya jagad online. Kru belia sempet ngobrol-ngobrol nih sama beberapa pakar mengenai si personal branding ini. Salah satunya dengan Pak Anwar Sani, pakar komunikasi sekaligus dosen di Fikom Unpad. Kata Pak Sani selama ini branding dikenal sebagai ranahnya korporat atau produk, tetapi belakangan ini tren branding juga sudah masuk ke area individu. ”Jadi kalau mau didefinisikan personal branding adalah suatu kesadaran individu akan potensi, ciri khas, dan secara sadar mengomunikasikannya dalam aktivitas komunikasi yang lebih real, lebih serius,” ujar Pak Sani. Nah, sebenarnya aktivitas personal branding ini sudah dilakukan jauh-jauh hari lho. Contohnya nih aktivitas komunikasi nonverbal seperti berpenampi-
C
lan. Bagaimana seseorang ingin dicitrakan, begitulah ia berpenampilan. Anak band misalnya, dia akan mengenakan printed t-shirt bergambar band idolanya, ripped jeans, atau atribut ala anak band lainnya. Lain halnya dengan anak basket yang mau dilihat sebagai anak yang sporty abis, outfitnya pasti bakal beda banget sama anak band. Nah, outfit itu ditentukan sesuai dengan kesan apa yang ingin orang tangkap dari kita. ”Mungkin dulu orang sudah sadar dengan adanya personal branding. Tetapi sekarang, dengan mudahnya medium, semakin terjangkaunya medium, semakin handynya media, orang jadi punya kesempatan untuk mengomunikasikannya. Saat seseorang mengomunikasikan brand individunya itu dia ”tell to the world this is my reputation”. Saya bisa ini bisa itu, saya punya ini, saya suka ini, dan saya pakai ini. Kesempatan sangat terbuka,” tutur Pak Sani lebih jauh membahas bahwa orang bisa melakukan ”branding” atau memunculkan ”merek pribadi” dengan mudah lewat media online. Yap, bener banget kesempatan untuk membentuk citra diri memang semakin terbuka dengan adanya beragam media sosial. Kalau dilihat lebih jauh, personal branding ini udah ada sejak lama terutama di negara Amerika. Menurut pengamat marketing Pak Hermawan Kartajaya, trend perso-
Bonus dari Kuatnya
Personal Branding
B
ERKEMBANGNYA media sosial memunculkan berbagai fenomena baru salah satunya banyak bermunculan selebtwit, selebgram, selebask dan sebagainya. Diikuti juga dengan aktivitas endorsement yang kian menjamur. Pasti kalian sering kan melihat para selebgram yang pakai outfit endorsement? Tapi sebenernya apa sih endorse atau endorsement? Secara harfiah endorsement artinya dukungan atau saran. Endorsement juga merupakan bentuk kerja sama yang dibangun antara pemilik produk yang kebanyakan online shop dengan orang biasa, figur publik, hingga selebriti untuk memberikan testimoni sebagai ajang promosi. Bentuk kerjanya biasanya produk ini akan diberikan kepada figur publik dan mereka akan mengunggah fotonya di media sosial sambil memberikan testimoni. Menurut Pak Reza Ashari Nasution selaku dosen SBM ITB dan pengamat bisnis, personal branding punya sisi komersial yang besar jika personal appeal yang dibangun melalui personal branding tersebut disukai oleh banyak orang dan menjadi faktor pembeda. Orang mungkin sering melihat beberapa model memperagakan baju baru seorang fashion designer di akun instagramnya, namun tidak tertarik untuk membeli baju tersebut. Tetapi ketika bajubaju tersebut diperagakan oleh seorang public figure dengan personal branding yang cocok dengan tema baju yang sedang diperagakan barulah orang tertarik untuk membelinya. “Personal branding akan membuat proses bisnis lebih efisien,” ujar Pak Reza. Kalau ditanya kenapa harus figur publik? Soalnya mereka ini punya banyak followers dan terkenal, sehingga diharapkan produk mereka bisa menjadi trendsetter dan akan lebih banyak orang yang membeli produk tersebut. Kru belia juga sempet ngobrol sedikit sama Vina Tri, salah satu selebgram dan selebask dengan akun @vinatri. Katanya sih sekarang memang lagi jaman banget endorsement kayak gitu, biasanya mereka yang punya followers bejibun yang ditawari untuk endorsement. “Endorsement sih kalau liat dari yang diendorse-nya ya pasti seneng dapet barang gratis, apalagi kalau yang kalau promo juga dibayar. Sebaliknya dia harus bikin barang yang di-
pakainya itu jadi terkenal. Simbiosisnya mutualisme lah, sama –sama diuntungkan. Tapi ya ruginya kalau yang ngendorse nya juga salah pilih orang dan gabisa ngasih feedback bagus jadi rugi sih. Aku pribadi sih kurang setuju tapi tergantung orangnya,” kata Vina. Satu lagi yang Vina garis bawahi, kalau aktivitas endorsement dan promo kayak gitu itu nggak bisa dijadiin lahan utama untuk mencari uang karena media sosial itu musiman, katanya takut kalau nanti udah gak hits lagi jadi nggak punya mata pencaharian. Menanggapi endorsement Pak Reza menambahkan bahwa personal branding bukanlah penggunaan akun socmed pribadi untuk mengendorse produk atau jasa orang lain secara sporadis. Personal branding merupakan tindakan selektif, sehingga berbagai hal yang berlawanan dengan image kita bisa ditolak meskipun akan mendapatkan bayaran yang besar. Jika aspek komersial lebih dominan maka lambat laun kesan komersil akan melekat di personal brand kita. Sementara itu, kata Pak Rahmat guru SMPN 39 Bandung dan SMP BPK Penabur Holis, selama kegiatan endorsement itu dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab serta tidak melanggar norma-norma yang ada, boleh boleh saja. Bahkan itu bisa menjadi suatu terobosan untuk jenjang karier dan itu telah terbukti. Walaupun itu tergolong instan dan biasanya tidak tahan lama tapi lumayan. Mereka juga bisa cari uang sendiri bahkan bisa memberi kepada orangtua. Kalau udah tenar tinggal memupuk kariernya dengan baik. ”Tetapi para pelajar juga harus memperhatikan beberapa hal seperti menganalisis tanggung jawab produk yang dijual, kegiatan endorsement ini tetap tidak boleh menjadikan kegiatan menjadi nomer 2, selalu hati-hati dan jangan asal pilih karena tidak sedikit endorsement yang justru jadi calo aktivitas negatif, dan perbanyak sharing dengan orangtua, guru, dan tema-teman baik,” kata guru SMPN 39 Bandung ini.***
22> Skul: SMP Bakti Nusantara 666 Cileunyi 23> MusicTerritory: Bandung Chapter 2016 23> Aksi: - Beraksi SMAN 2 Kota Sukabumi - Art Class Tridaya 23> Chat: Cintiana Oktaviane
23> Review:
nal branding terus mengalami peningkatan. Selain untuk politik, personal branding juga banyak digunakan oleh orang-orang yang ingin menjadi selebriti. ”Manusia yang mau jadi selebriti nggak boleh jadi robot, kalau jadi robot fans nggak akan suka. Fans seneng kalau idolanya betul-betul bisa diajak bicara bahkan bisa diajak ketemu,” ujarnya. Pak Hermawan menambahkan bahwa personal branding itu harus menganggap customer itu sebagai temen. Salah satu contoh keberhasilan personal branding di kalangan selebriti yaitu seperti yang dilakukan oleh JKT48. Menurut Pak Hermawan, JKT48 adalah idola remaja yang reachable. Biasanya orang yang menjadi idola sangat sulit dijangkau oleh para penggemarnya, sedangkan JKT48 mampu memenuhi keinginan para penggemarnya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan melayani penggemar lewat media sosial. Nggak hanya itu, menurut Pak Hermawan saat JKT48 melakukan show para personelnya rutin menemui fans bahkan saling berjabat tangan. ”Biasanya idol itu unreachable, nggak bisa ketemu,” begitu katanya. Mungkin ada diantara kamu yang masih belum paham mengenai manfaat personal branding, kru belia berhasil ngobrol dengan Pak Reza Ashari Nasution selaku dosen SBM ITB dan pengamat bisnis. Menurut dia personal branding memiliki manfaat yang sama dengan product branding. Yakni sebagai identitas sehingga mudah diingat, diferensiator, positioning, dan sinyal mengenai karakter, nilai-nilai yang dianut, keahlian, style dari seseorang yang akan menciptakan pengalaman tertentu saat berinteraksi dengan orang tersebut. Perhatikan juga orisinalitas dan keunikan. ”Online branding kita harus sama dengan offline branding kita. Boleh lihat tren dan peluang yang tengah berkembang, namun pastikan bahwa kita
punya sesuatu yang orisinal yang akan kita gunakan untuk menangkap peluang tersebut. Perhatikan juga personal branding dari orang lain,” begitu katanya. Nah, walaupun media sosial bisa menjadi salah satu alat untuk membangun personal branding kita, sayangnya masih banyak yang belum sadar akan hal tersebut lho terutama anak muda. Seperti yang dikatakan Pak Rahmat Suprihat yang juga guru di SMPN 39 Bandung dan SMP BPK Penabur Holis. Menurut dia, sampai dengan saat ini keberadaan internet khususnya media sosial masih belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai sarana yang positif oleh para remaja khususnya pelajar. ”Berdasarkan informasi yang saya gali dari para siswa, keberadaan internet khususnya sosmed kebanyakan dipakai untuk hal yang tidak penting. Menurut para murid hampir semuanya menjawab belum memanfaatkan sosmed sebagai sarana positif, kebanyakan penggunaan sosmed atau internet malah menyita waktu dan jadi kurang positif,” katanya. Lebih jauh nih menurut Pak Rahmat di era globalisasi ini setiap orang termasuk remaja memang tidak dapat menghindari sebuah kondisi regulasi perubahan zaman yang didalamnya hadir dunia internet dan media sosial. Namun, melihat kondisi psikologis para remaja yang masih sangat rentan dengan sisi negatifnya, diharapkan adanya peran orangtua dan dunia pendidikan yang secara aktif membewarakan sosmed yang sehat dan bertanggung jawab. Hal ini juga diamini oleh Pak Sani, menurutnya peran orangtua dalam mendampingi anak membangun personal brandingnya melalui media sosial sangatlah penting. ”Kita sebagai anak memang diberikan kebebasan untuk menentukan ingin
seperti apa kita nantinya, tapi jangan lupa juga berkonsultasi dan meminta pandangan dari orang tua atau pun orang lain yang lebih berpengalaman,” ujar Pak Sani.*** agniahadini@yahoo.com dhianynadya@gmail.com rani_mulyati@yahoo.co.id
5A Ala HK Agar berhasil melakukan personal branding, Pak Hermawan Kartajaya memaparkan rumus 5A: 1. Aware: membangun kepedulian orang untuk mengetahui diri kita dan brand kita yang diupayakan lewat online dan offline. 2. Appealing: membuat orang tertarik atas diri kita ataupun produk kita. 3. Ask: memberi kesempatan kepada orang lain untuk bertanya sebanyak mungkin tentang diri kita. 4. Act: langkah di mana orang sudah mulai membeli brand kita contohnya membeli merchandise atau mereka mulai mengunjungi kita dan mencari tahu lebih tentang kita. 5. Advocate: berfungsi untuk membela. ”Kalau A1 sampai A5 menjadi rangkakaian maka personal branding itu benar-benar kuat. Sampe salah kita akan terus dibela,” kata Pak Hermawan.***
Sharing tentang ”personal branding” kamu di Instagram dong!
agniahadini@yahoo.com dhianynadya@gmail.com rani_mulyati@yahoo.co.id
"WE ALL HAVE PERSONAL BRANDS AND MOST OF US HAVE ALREADY LEFT A DIGITAL FOOTPRINT, WHETHER WE LIKE IT OR NOT." - Amy Jo Martin
Sharon Veronica (IG: sharonve | Followers: 10K) AKU aktif di IG dari kelas IX SMP. Mungkin orang-orang follow karena feed-nya bagus kali, ya? Atau lihat dari ”Explore” dan menurut mereka fotonya menarik, langsung di-follow deh. Tetapi aku nggak punya trick nambah followers, malah nggak nyari follower juga, biasa aja. Aku di IG nampilin personality yang fun, kebanyakan post selfie atau wefie. Makanya aku kalau bikin acara suka jadi publikasi, terus suka dapet endorse barang gitu.
Saeful Rokhman (IG: fuleeeeeee | Followers: 11.6K)
Amelia Yusana (IG: ameliayusanaa | Followers: 20.9K)
PUNYA IG dari zaman SMP, sering lupa password, sampe akhirnya punya akun aktif kelas XI. Aku ngepost momen-momen seru aja, nampilin personality yang apa adanya. Pokoknya kalo lagi main sama temen-temen, gitu, post aja fotonya. Ada waktu tertentu di mana aku nge-post, yaitu sekitar jam 5 atau setengah 6. Alhamdulillah jadi banyak paid-promote, endorse barang juga, aplikasi.
AMEL main IG kurang-lebih setahun. Orang follow mungkin karena lucu, banyak yang bilang gayanya unik. Amel biasanya nge-post jam 10 pagi atau sering post foto yang unik, bagus kualitasnya, cahayanya. Yang di-post paling selfie, foto endorse. Amel suka nampilin keseharian, hobi. Ada untungnya juga, jadi bisa dapat penghasilan dari endorse, lebih banyak dikenal orang, bisa menilai diri sendiri dari omongan orang lain.
Rifky Gifar Firmansyah (IG: rifkygfrr | Followers: 7.7K) AKU punya IG dari SMP tapi baru aktif pas SMA. Awalnya aku iseng doang, biar bisa jawab aja kalo ada yang tanya punya IG atau nggak. Agak bingung juga kenapa orang pada follow, karena aku cuma follow yang kenal. Cuma kebanyakan sih foto yang aku post dan dilike banyak orang itu yang sok candid, sok ganteng. Hahaha. Aku biasanya berstrategi nge-post di jam orang gabut, atau jam orang tidur. Jadi pas pada bangun dan cek IG, fotoku paling atas. So far pernah di-endorse makanan, produk fashion, aplikasi, sama paid-promote.*** hanifauziaramadhani@gmail.com