Epaper Belia 14 Maret 2017

Page 1

21

SELASA (PON) 14 MARET 2017 15 JUMADIL AKHIR 1438 H JUMADIL AKHIR 1950

LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com

Instagram: beliapr

Zaman Sekarang Siapa Pun Bisa Jadi ARINAMAB RUTOH.CO M

YOUTHMANUAL.COM

E

H, sobat Belia, mau ngasih sedikit tantangan nih, coba kalian sebut beberapa akun IG yang kalian suka karena hasil fotonya bagus-bagus? Ada? Pasti ada favoritnya masing-masing. Entah temen sendiri, entah selebgram, atau malah fotografer-fotografer. Anyways, ngomongin fotografer pada ngeh nggak sih kalau jaman sekarang kok rasanya makin banyak ya yang jadi fotografer? Mau itu amatir atau profesional. Ato nggak, tanpa embel-embel fotografer pun kok banyak ya yang hasil fotonya keren-keren apalagi kalau liat di Instagram. Beuh, feeds-nya memanjakan mata banget, kadang bikin sirik juga hihihi. Fenomena macam ini memang lagi terjadi sekarang. Di jaman serbadigital kayak gini segala hal memang jadi lebih mudah termasuk fotografi. Fotografi tentunya bukan hal baru buat mereka yang memang dari awal udah punya kemampuan dan minat dalam fotografi. Tapi fotografi zaman dulu biasanya dipake buat moment-moment tertentu aja. Tapi sekarang, fotografi udah jadi gaya hidup loh. Bukan cuma buat mereka yang sengaja belajar fotografi, tapi yang iseng dan memanfaatkan kamera dari gadgetnya pun ikut-ikutan heboh sama fenomena fotografi. Karena makin banyak orang yang belajar dan ngikutin perkembangan dunia fotografi, pastinya bikin kalian lebih asik karena banyak yang bisa diajak sharing tentang dunia fotografi. Nggak heran lagi di antara kalian pasti banyak yang berlomba-lomba buat rapiin feed Instagram dengan foto yang eye catching. Bahkan banyak yang niat sampe explore kota atau tempat-tempat yang Instagramable. Tapi kalo sobat Belia udah dateng ke tempat yang keren tapi nggak punya teknik-teknik fotografi yang dikuasai rasanya percuma juga ya? Nah, ternyata dari trend fotografi yang lagi rame diperbincangkan saat ini bikin banyak orang akhirnya belajar otodidak dari fasilitas yang seadanya, meskipun nggak sedikit yang akhirnya niat memperdalam dan membeli barangbarang yang lebih memadai. Nggak harus selalu punya kamera DSLR, sekarang banyak handphone yang support untuk para fotografer pemula. Terus kemarin kru belia sempet ngobrol-ngobrol bareng Irsyam

Maulana, remaja Bandung yang punya minat lebih di bidang fotografi. Remaja yang pertama suka fotografi karena emang minat dan mulai sejak masuk SMK jurusan Multimedia ini ngaku suka semua genre foto, nggak ada speciality, dan beranggapan bahwa apapun yang menarik langsung difoto. “Buat foto-foto biasa sih nggak harus selalu pake kamera professional, justru aku lebih sering pake kamera handphone karena lebih fleksibel, kapan pun dan di mana pun selalu dibawa, terus dari segi kualitas juga udah cukup baik. Tapi beda urusan kalo kerjaan pasti tetep pake kamera professional buat jaga kualitas foto,” tutur cowok yang biasa dipanggil Icam ini. Itu dia guys, dengan resolusi, fokus atupun ketajaman kamera biasanya jadi pertimbangan mereka yang mau seriusin bidang fotografi yang ternyata bisa juga menghasilkan pundi-pundi ekonomi loh. Ini juga diamini sama Ipit Zulfan, pegiat fotografi sekaligus dosen Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Katanya memang zaman sekarang ini semua sudah serba dimudahkan karena teknologi. Siapapun bisa ambil foto di manapun, kapanpun, dengan situasi apapun. Semua orang bisa menjadi fotografer apalagi dengan kemajuan teknologi, tapi kalau berkaitan dengan hasil karyanya itu nantinya bisa terkenal atau nggak itu persoalan lain guys. Ternyata fotografer itu punya pesan tersendiri yang ingin disampaikan lewat foto yang mereka ambil. Nah, cara menyampaikan pesannya ini yang unik-unik sehingga karyanya menjadi semakin bagus. Namun sebenarnya ada faktor-faktor lain juga yang harus diperhitungkan. Selain menjadikan fotografer ini terkenal, faktor-faktor ini juga yang mendatangkan penghasilan bagi fotografer itu. “Foto-foto bagus jadi bisnis? Sangat bisa, perkembangan teknologi ini memudahkan kita. Saat ini banyak media yang bisa digunakan. Nah yang sekarang dibutuhkan bukan fasilitas lagi tapi kreatifitas,” kata Pak Ipit. Kalau menurut Fathur Bariroh, seorang fotografer asal Bandung, alasan fotografi makin ‘hip’ banget salah satunya karena internet. Katanya sih karena akses informasi kian terbuka dan ilmu juga jadi makin

mudah didapat termasuk edukasi tentang fotografi. Ini membuat banyak orang bisa mempelajari fotografi secara otodidak. Terus nih internet jugalah yang berperan buat menyebarkan ‘wabah’ fotografi. “Ya semacam budayanya orang kita, kalau ada yang bagus pasti langsung diikutin. Gitu juga dengan fotografi, karena bagus, banyak yang lihat, ilmunya gampang dicari, modalnya nggak banyak, bisa mudah digeluti dan jadi banyak yang menggeluti,” tuturnya. Masalah peluang bisnis, Fathur juga bilang kalau memang fotografi ini membuka peluang yang sangat lebar, termasuk peluang untuk mendapatkan pemasukan. Bahkan katanya, fenomena-fenomena semacam ini bisa menjadi salah satu solusi susahnya mendapat pekerjaan karena kita nggak perlu lagi repot cari kerja tapi bisa menjual hasil kerja kita alias menjadi fotografer berbayar. (tentunya dengan kualitas yang mumpuni ya hehehe). Cowok yang menekuni fotografi sejak doi masih SMA ini juga mengalaminya sendiri karena selama kuliah udah banyak merasakan ‘keuntungan’ dari hobi fotografinya. Bahkan setelah lulus Fathur nggak pusing-pusing cari kerja karena bisa langsung memanfaatkan skill fotografinya sampai sekarang dia mempunyai tim sendiri. “Nggak memungkiri itu bisa mengurangi pengangguran. Nggak ada salahnya mengkomersilkan apa yang harus dikomersilkan, kamera itu mahal, lensa itu mahal, ide itu mahal, kreativitas itu mahal, apa salahnya mereka mengkomersilkan,” kata Fathur. Nah, gimana nih sobat Belia? Kira-kira udah mulai terbayang belum gimana peluang yang bisa kalian ambil lewat dunia fotografi? Sedikit tambahan lagi nih buat yang udah beneran tertarik biar bisa makin sakseus ada sedikit tips dari Fathur buat kalian yang memang pengen mulai mencari peluang di bidang ini nih guys. “Pertama sih harus mencari link, yang kedua harus gaul, dalam arti harus tau pasaran foto yang lagi jaman, yang ketiga harus punya ciri khas,” tutupnya. *** dhianynadya@gmail.com laroybaunsa@gmail.com ismirjbnty@gmail.com

Fotografi D

Ikhsan Mauludin, SMAN 2 Cimahi BUAT abadiin momen aja sih kalau sekarang mah. Tapi nanti kalau udah kuliah kayanya memang ada kepikiran ke sana.

Nadia Sartika, SMAN 1 Banjaran AKU termasuk orang yang semi komersil hehehe. Kadang aku foto itu untuk bantuin temen aja jual. itupun fotonya dari dia, aku bantu upload di akun medsos aku aja paling.

Kemas R., SMAN 8 Bandung AKU suka fotografi, soalnya kaya capturing lif eevperience gitu. Kalau untuk dikomersilin belum kepikiran sih. Tapi aku follow beberapa fotografel profesional di instagram

Githa Putri Sampoerna, Academy Boarding School Bogor SO far masih untuk diri sendiri aja sih. Kalaupun ngupload aku pengennya kaya Kang Emil, ngeshare kegiatan seharihari yang bisa menginspirasi.

Ayoedya Earning, SMAN 2 Tambun Selatan IYA. Tapi komersilnya itu untuk publikasi aja. Jadi belum sampe mikirin profitnya.*** meilanyfagustia@gmail.com

dhianynadya@gmail.com FOTO:DIAHDIDI.COM

22> Skul: SMK Bakti Nusantara 666 23> Ensiklobelia: Sejarah Singkat Kamera Berdasarkan Media 24> Review:

23> Aksi: l Sayang Sama Bahasa Daerah l Festival Vocal Grup Unisba 23> MusicTerritory: Mengadili Budi Cilok di Pengadilan Musik 24> Chat: Kemal Palevi

ntuk komersil nggak s ih?

NGGAK juga sih. Aku lebih suka nulis, jadi kalau foto ya untuk abadiin momen aja.

folio hasil karya-karyanya jadi orang yang ingin tau sejauh mana kualitas kita bisa dilihat dari apa yang kita tampilkan di media sosial. Terus nih, kecederungan media sosial yang mudah viral juga menyimpan keuntungan, apalagi kalau hasil foto kita banyak yang suka, banyak yang ‘like’, dan makin banyak yang tau. Semacam efek domino. Makanya, sebaiknya memang fotografer yang pengen lebih dikenal harus lebih pandai mengelola akun media sosialnya supaya banyak orang yang tertarik dan ujung-ujungnya banyak juga job yang berdatangan hehehe. “Kemajuan teknologi sekarang, tools (kamera dan alat lainnya) memang mendukung, tapi yang utama pengetahuan lainnya, skill fotografi dan pengelolaan, itu yang harus dipelajari. Mau blog atau web juga harus punya pengetahuan tentang media itu sendiri. Foto itu satu bagian penting tapi nggak boleh memandang rendah bagian lainnya” tambah Pak Ipit. BTW, ini juga bisa berlaku sebaliknya lho. Fenomena jaman sekarang menunjukkan kalau mereka yang tadinya nggak niat sama sekali buat mengomersilkan postingan di akunnya malah mendapat banyak tawaran buat endorse atau malah bikin konten karena sejak awal mereka punya feed yang cakep. Tapi gimana pun, tetap aja nggak ada salahnya mengelola akun dengan baik (meski nggak mengharapkan untung apaapa) dan nggak salah juga mempelajari fotografi, itung-itung nambah skill iya nggak hehehe***

If the photographer Is Interested In the people In front of hIs lens, and If he Is compassIonate, It’s already a lot. the Instrument Is not the camera but the photographer. - Eve Arnold

Foto-foto jepretan k amu diproyeksikan u Ridho Maulana, SMA 1 Ciwidey

dan Media Sosial I tulisan sebelumnya udah sedikit dibahas nih kalau memang salah satu yang bikin fotografi makin hits jaman sekarang adalah semakin kencangnya arus digital plus internet yang makin eksis pula daaan ngomongin internet pasti nggak lepas dari media sosial. Ibaratnya nih, media sosial adalah perpanjangan tangan untuk menyebarluaskan fotografi. Kalian juga pasti tau salah satu media sosial yang identik dengan foto adalah Instagram. Kalau kata Pak Ipit Zulfan, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang juga aktif di dunia fotografi, media sosial punya peranan yang cukup penting dalam membentuk fotografi terutama untuk urusan komersial. “Seperti cara me-manage media yang mereka gunakan. Contohnya, instagram. Di Instagram sangat banyak foto kan? Tapi fotografer-fotografer itu punya cara tersendiri dalam mengatur feeds instagram mereka. Mulai dari temanya, pesan apa yang ingin disampaikan, kapan waktu mereka mem-posting, semua sudah direncanakan. Contohnya Putri Anindya @Puanindya, fotonya bagus, manajemennya bagus, ketika kredibilitas sudah terbangun ya pendapatan akan datang. Mau jadi pembicara tentang fotografi, mau jadi pembicara cara mengatur media sosial, dia kredibel,” ujar Pak Ipit. Fathur, salah satu fotografer di Bandung juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya media sosial bisa digunakan sebagai showcase seorang fotografer. Semacam menjadi gallery porto-

KWIKKU.COM/ISTAFARISTA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.