Epaper belia 12 februari 2013

Page 2

28

SELASA (PAHING) 12 FEBRUARI 2013 1 RABIUL AKHIR 1434 H SILIH MULUD 1946 FOTO: FEBI

SMAN 4 Cimahi

Lingkungan

t a h Se

Prestasi

! p a t Man ”Buanglah sampah pada tempatnya”

I

Riyo Maulana Sardiansyah Kelas XI IPA 5

Cobel

MENJUNJUNG tinggi demokrasi dalam berkomunikasi merupakan visi dari Riyo Maulana Sardiansyah. Cowok yang biasa dipanggil Riyo ini adalah Ketua Osis SMAN 4 Cimahi. Di masa kepengurusannya, Riyo ingin meningkatkan kesadaran berdemokrasi di sekolah kepada teman-teman lainnya. Sejak kelas I Riyo telah aktif mengikuti ekskul bola voli dan berhasil membawa SMAN 4 Cimahi ke babak semifinal dalam pertandingan bola voli pada tahun 2012 lalu.

Hasniyah Marwatil Muha Kelas XI IPA 4 CEWEK yang aktif di ekstrakurikuler paduan suara ini kini menjabat sebagai sekretaris di OSIS SMAN 4 Cimahi. Bagi Hasniyah Marwati Muha, mencoba pengalaman baru merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi. Seperti tahun ini, gadis berkerudung ini hendak mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam Olimpiade Bahasa Inggris. Tak berbeda dengan visi SMAN 4, Hasni pun turut mendukung gerakan sekolah sehat. Baginya, cita-cita menjadi sekolah sehat berawal dari siswa sehat baik lahir maupun batin.*** aulialrizal@gmail.com

Cebel

TULAH yang tertulis hampir di setiap dinding di kawasan SMAN 4 Cimahi. Benar saja, jika memasuki kawasan sekolah yang berada di Jalan Cijerah Melong Raya 6, Melong, Cimahi Selatan, maka satu kata yang akan terlintas yaitu ”bersih”. Benar saja Belia, ternyata SMAN 4 ini memang sangat mengedepankan kebersihan dan kesehatan. Ini sejalan dengan visi sekolahnya yaitu ”Menuju pendidikan bermutu untuk mewujudkan Insan Indonesia yang taqwa , cerdas, kompetitif, dan peduli terhadap lingkungan.” Setiap upacara, kepala sekolah SMAN 4 Cimahi, Bu Mimin Hermiati, selalu mengingatkan para siswanya tentang pentingnya kesehatan lingkungan. ”Pokoknya sekolah SMAN 4 Cimahi ini kami bikin menjadi sekolah sehat lahir dan batin,” Ujar Bu Mimin. Hasil dari pembangunan pola pikir bersih dan sehat di kalangan guru dan muridnya, SMAN 4 pun memperoleh juara III dalam perlombaan Sekolah Sehat se-Indonesia pada tahun 2010. Tidak hanya itu saja loh, SMAN 4 juga berhasil memperoleh penghargaan Adiwiyata Nasional pada tahun 2012 lalu dari Badan Lingkungan Hidup. Bu Mimin ingin sekali membentuk karakter siswa menjadi insan yang peduli dengan lingkungan. Beberapa kegiatan pun dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya yaitu program Bank Sampah. Apa sih bank sampah itu? Bank sampah merupakan suatu kegiatan di mana siswa akan mengumpulkan sampah dan memisahkan antara sampah organic dan Anorganik. ”Kami menerapkan sistem 3R dalam pengelolaan sampah,” tutur Bu Mimin. Pengumpulan sampah dengan sistem 3R (reduce, reuse, and recycle) ini rutin dilakukan setiap minggunya. Sampah yang telah dipisahkan akan dikumpulkan per kelas. Sampah-sampah yang masih bisa diolah kembali akan ditampung oleh ektsrakurikuler KKR (Kader Kesehatan Remaja) untuk didaur ulang menjadi beragam barang yang siap pakai. Tak hanya kesehatan dan kebersihan yang ditonjolkan di SMAN 4 Cimahi. Beragam ekstrakurikuler yang menarik pun ada di sekolah yang mendapat julukan sekolah sehat ini. Baru-baru ini tim Perkusi SMPN 4 tampil di hadapan Gubernur Jawa Barat. Penampilan yang energik dan kreasi musik yang asik membuat tim perkusi ini acap kali mendapat tawaran tampil di acara-acara pemerintah daerah. Masih banyak lagi ektrakurikuler yang dapat menunjang kreativitas para siswanya disini seperti ISSMA, Pramuka, Paskibraka, Bola Volley, Bola Basket, Futsal, Pencinta Alam, Tae Kwon Do, Tawo, Karate, Teater, Dancer, Cheerleader, Padus, Karinding, Angklung, dan Softball. Waww, pantas saja sekolah ini menjadi salah satu pilihan di Kabupaten Bandung Barat ya. Berbagai prestasi ini tidak terlepas dari displin yang diterapkan oleh sekolah. Di Sekolah yang mendapat julukan sekolah sehat ini, terdapat aturan yang sisebut sistem poin. Pada masa penerimaan siswa baru para siswa akan disosialisasikan mengenai sistem poin. Setiap siswa diberi jatah maksimal 200 poin selama tahun ajarannya. Jika siswa ketahuan melakukan pelanggaran maka poinnya akan berkurang sesuai dengan beratnya pelanggaran yang dilakukan. Semakin banyak pelanggaran yang dilakukan semakin berkuranglah poin yang siswa miliki. Dengan demikian, jika sudah pada batasnya, siswa pun akan mendapatkan skorsing ataupun drop out loh… Wah! Ketat juga yah aturannya. Dengan penerapan kedisplinan yang demikian, enggak heran deh kalau lulusan SMAN 4 Cimahi sudah banyak yang diterima di perguruan tinggi negeri favorit seprti ITB, Unpad, IPB, dan sebagainya.***

Kreatif Melalui Daur Ulang Sampah

J

IKA kamu bermain ke sekre KKR (Kader Kesehatan Remaja), maka kamu akan melihat sebuah gaun putih yang cantik lengkap dengan aksesorisnya. Tapi tahukah kamu, bahwa gaun serta aksesori yang melengkapinya semuanya ternyata terbuat dari sampah plastik. Wah! Kreatif bukan? Tidak hanya gaun saja yang mereka buat dari olahan sampah, ada beragam jenis barang siap pakai lainnya, seperti sandal, dompet, tas, dan kreasi lainnya. Semua kreasi ini adalah hasil karya dari siswa SMA 4 loh, tentu saja dibimbing oleh guru-guru. Hasil kreasi mereka telah beberapa kali dipamerkan ke masyarakat melalui acara-acara pameran dan tak sedikit yang laku terjual.*** aulialrizal@gmail.com

aulialrizal@gmail.com

“Pokoknya SMAN 4 Cimahi ini kami bikin menjadi sekolah sehat lahir dan batin”.

Suara Hati Pelajar

S

EJAK minggu lalu, para kandidat cagub dan cawagub Jabar udah melakukan rangkaian kampanye. Nah kalau kamu bakal milih kandidat yang model kampanyenya seperti apa sih? Sok kirimin opini Belia yang paling seru dan enggak bokis ke Redaksi belia, paling lambat hari Jumat (15/2/13) ke Kantor Redaksi ”Pikiran Rakyat” Jln. Soekarno-Hatta No. 147 Bandung. Bisa juga lewat email ke: belia@pikiran-rakyat.com. Inget, yang bukan pelajar dilarang ambil bagian! Opini yang dimuat melalui e-mail mendapat merchandise dari Pikiran Rakyat. (Hub. Bag. Marcomm Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung) dengan menunjukkan kartu pelajar. Jangan telat ngirimnya ya!***

#SaveBabakanSiliwangi Ivana Wijaya, VIII-A, SMPK 5 BPK Penabur Bandung HUTAN itu kan paru-paru dunia dan banyak menghasilkan oksigen, kalau ga dijaga dengan baik dunia ini bisa kekurangan oksigen. Apa lagi sekarang kendaraan bermotor udah ga kehitung jumlahnya. Masakan hutannya mau ditebang juga? Apa lagi Hutan Siliwangi bisa dijadikan daerah resapan air agar tidak banjir seperti Jakarta sekarang-sekarang ini. Kita harus jaga hutanhutan di Indonesia! Christianto S XA/9, SMAK 1 BPK Penabur Bandung MENURUT saya, masyarakat tidak boleh tinggal diam menghadapi hal tersebut. Mengingat hutan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan kita, kita pun harus turut serta membela serta melindungi hutan. Cara yang paling realistis adalah dengan menyosialisasikan pentingnya hutan sebagai pemasok oksigen terbesar bagi hidup manusia baik melalui tindakan sosial maupun penyampaian aspirasi di berbagai media massa. Marilah kita sebagai generasi muda tidak hanya berpangku tangan melainkan turut serta dalam upaya melindungi hutan Babakan Siliwangi ini. Lindungilah hutan, demi masa depan kita bersama! Patricia Anita, 7E/20, SMP Waringin WAH, keadaan hutan-hutan kota di Bandung saat ini tidak ada yang tidak ditemui sampah

sedikit pun. Jangankan tidak ada sampahnya, bersih sedikit saja sudah sangat jarang. Kita patut peduli akan keberlangsungan hutan kota di Bandung karena kita adalah warga Bandung. Kita hanya perlu menjaga kebersihan, kok. Tidak hanya di hutan kota, kita harus menjaga kebersihan di mana pun! Tidak mau kan dibilang jorok atau tukang nyampah? Coba pikir, fasilitas untuk masyarakat sudah disediakan oleh pemerintah, dan kita hanya perlu menjaganya. Masa sih tidak prihatin dengan hutan kota sendiri, terutama hutan kota Babakan Siliwangi? Memang, tidak hanya kita yang salah. Banyak sekali oknumoknum yang egois, ingin menjadikan hutan kota menjadi bisnisnya. Tapi untuk usaha kita, mulai dari yang kecil saja. Yuk, mulai saat ini, kita jaga kebersihan! Mega Davita, VIIIA SMP BPK Penabur Holis MENURUT saya, aksi nyata yang dilaksanakan untuk menyelamatkan hutan kota Babakan Siliwangi ini diabaikan oleh para pemerintah. Yang bisa kita lakukan adalah berdoa serta mengajurkan permohonan kepada pemerintahan setempat untuk mempertimbangkan keputusan mereka kembali. Bahkan, ada beberapa komunitas yang membahas topik ini untuk dijadikan rapat serta mencari cara agar dalam mengatasi masalah tersebut. Kami mengharapkan para pemerintah dapat mengambil keputusan yang terbaik.***

FOTO: DOK.

Without music, life would be a mistake. Friedrich Nietzsche

K

ETIKA seseorang mulai bermain musik, dalam artian serius bermusik, biasanya ada beberapa alasan yang mendasari keputusan tersebut. Apakah bermain musik untuk menyalurkan hobi atau kesenangan belaka? Apakah memutuskan untuk berkecimpung dan hidup di dunia musik, dengan mengandalkan musik sebagai profesi atau mata pencaharian? Atau malah cuma sekedar gengsi? Beberapa orang sempat saya ajak ngobrol tentang masalah ini, kebanyakan dari mereka adalah anak sekolahan (SMA & kuliah) dan juga rekan pemain musik. Saya sempat menanyakan kepada mereka alasan mereka untuk bermain musik. Jawabannya beragam. Hampir semua alasan yang sudah saya tulis diatas keluar menjadi jawaban, termasuk gengsi. Semua orang berhak untuk memberikan jawaban apapun atas pertanyaan saya. Dimulai dari gengsi. Kenapa nggak? Kalau memang mampu dan mau, ya silakan saja. Masalah kemampuan urusan belakangan yang penting gaya. Lalu hobi? Ini adalah alasan yang sangat bagus. Menyalurkan bakat, mengembangkan minat, dan siapa tahu akhirnya bisa menghasilkan sesuatu, karya atau bahkan materi. Nah yang terakhir adalah profesi. Ini banyak menjadi pertanyaan, apakah bisa bermain musik menjadi andalan untuk mencari nafkah atau menjadi profesi? Jelas bisa. Mungkin akan lebih mudah kalau saya menggunakan istilah "hidup dari musik". Ada banyak anggapan bahwa hidup dari musik itu adalah saat kita "bermain" musik dan mendapat penghasilan dari apa yang kita mainkan. Padahal sebenarnya ada peluang dan wilayah lain yang bisa dijadikan lahan untuk mendapat penghasilan dari musik. Tidak melulu "bermain". Buat saya pribadi, hidup dari musik itu

Musik

Hidup dari tidak berarti bahwa saya harus jadi seorang pemusik atau pemain band atau artis atau pelaku musik. Banyak orang yang tidak memiliki kemampuan untuk bermain musik tapi pada kenyataanya menggantungkan hidup dari musik. Ya, menggantungkan hidup dalam arti mencari nafkah dari musik. Ambil contoh sebagai manager band, dengan menjalankan artist managemen, EO atau PH, merchandiser, mengurus semua yang berhubungan dengan merchandise, dari produksi, administrasi, distribusi, reporting, dan lain-lain. Pengamat musik, mungkin sebagai penulis, kritisi. Atau..yaa mungkin masih banyak lagi. Pada dasarnya sebagai pemusik sendiri kita masih bisa mendapat peluang "income" lain terlepas dari kegiatan bermain musik itu sendiri, tetapi tetap berhubungan dengan musik. Beberapa contoh: mengajar musik, seperti yang dilakukan oleh Agung& Abah (Burgerkill), Rifky (Forgotten)& Sanny (Jeruji). Menjadi penyiar radio seperti Gebeg (Homogenic)& Yas (Alone At Last). Jual beli alat musik? Atau servis alat musik? Ini juga bisa, seperti yang dilakukan Evan (Maymelian) & Ayi (Sonic torment). Menjadi composer atau arranger juga bisa dilakukan, seperti Hendi Unyil (The Milo). Teknisi (crew atau roadies) seperti Ucin (Closehead). Engineer, biasa disebut operator, untuk live show (FOH = Front Of House) atau recording studio seperti Ramdan (Burgerkill), atau usaha

dibidang produksi barang seperti produksi tas / gigbags yang dilakukan Mulki (Serieus), dan masih banyak lagi. Yang sekarang mulai banyak dilakukan menurut saya adalah bekerja di perusahaan clothing yang notabene banyak berhubungan dengan kegiatan bermusik. Bisa dibilang sangat banyak kawan - kawan pemusik di Bandung yang juga adala karyawan baik tetap ataupun freelance di sebuah clothing company. Mungkin ini didasari dari kerjasama antara si pemusik dengan si perusahaan clothing dalam menunjang promosi clothing tersebut. Endorsement bahasa bisnisnya. Kerjasama ini didasari oleh simbiosis mutualisme, yaitu kedua pihak saling membutuhkan. Perusahaan membutuhkan media untuk mempromosikan produknya, dan biasanya berusaha untuk mencari figur yang bisa dipergunakan sebagai media promosi. Pemusik, membutuhkan apa yang disebut wardrobe untuk kebutuhan penampilannya. Dan kadangkala, untuk beberapa kasus, perusahaan bersedia membayar (dengan nilai yang tidak bisa dibilang kecil) si pemusik untuk menjadi media promonya. Ini berarti tambahan pemasukan di luar pemasukan intinya dari kegiatan dia sebagai pemain musik. Karena berawal dari kerjasama endorsement ini, kadangkala si pemusik berkelanjutan menjadi pegawai di perusahaan tersebut. Ini banyak terjadi. Satu hal yang patut di ingat adalah, bermain musik biasanya berangkat dari hobi. Dan kalau hobi ini bisa menghasilkan sesuatu, apalagi bisa dijadikan sebagai sarana penunjang hidup (atau pencari nafkah, profesi), biasanya akan terasa ringan dalam mengerjakannya. Pekerjaan yang bisa dinikmati adalah pekerjaan yang didasari oleh kesenangan dalam mengerjakannya. Bukan karena terpaksa atau gengsi. Dan apa yang saya tulis di atas hanya sedikit contoh dan gambaran dari apa yang bisa kita lakukan untuk hidup dari musik. Tentu saja kita bisa melakukan hal lain di luar itu. Bermain musik dan membuka bengkel atau restoran juga sah - sah saja. Tinggal kamu pilih yang mana kamu suka, mampu dan mau melakukannya. Do what you like, like what you do. Enjoy life! *** @MangAdeMuir | Pure Saturday


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Epaper belia 12 februari 2013 by cnexus kidz - Issuu