Belia 4 maret 2014xx

Page 1

19

SELASA (PAHING) 4 MARET 2014 2 JUMADIL AWAL 1435 H JUMADIL AWAL 1947

    FOTO: KEKE



20> Skul: SMPN 1 Cianjur

20> Insight: Garzibaldi



 20> Aksi: IFEST 2014

M

USIK bermain, beberapa anak bergerak di atas panggung sesuai dengan irama musik. Tokoh utama, maju ke tengah panggung sambil berlagak. Penonton ketawa. Sesekali terdengar sayup-sayup tepuk tangan, juga suara jepretan kamera. Yang sedang tampil di panggung adalah anak-anak Teater Camperenik SMP Tutwuri Hadayani Cimahi, mereka membawakan sajian seni teater yang berjudul ”Si Kabayan Jadi Boyband”. Teater Camperenik adalah salah satu peserta lomba Parade Seni Sunda III yang diadakan di Landmark Bandung

20> MT: Launching Taman Musik Bandung

20> Aksi: HUT Medcom SMA BPI 1 Bandung

20> Aksi: Senior High School English Speech Contest

22> Review:

bersamaan dengan diadakannya Pesta Buku Bandung 2014 oleh Ikapi Jabar. Berbagai sekolah dan sanggar tari mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti acara tersebut, di antaranya SMKN 9 Bandung, SMKN 8 Bandung, SMPN 11 Bandung, SMKN 7 Bandung, SMA Tutwuri Handayani Cimahi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ternyata, eh, ternyata (gunakan nada Bang Haji Rhoma), kecintaan remaja terhadap kesenian Sunda belum memudar. Masih banyak pelajar yang suka dan mau ngulik kesenian Sunda. Salah satunya adalah Diky dari teater Camperenik, ia dan 17 kawannya datang ke Bandung untuk mengikuti parade seni Sunda tersebut. Diky mengaku ia mau aja ikut teater Sunda karena dia emang menyukai seni. ”Iya, saya ikutan karena emang saya suka seni we,” ujar Diky. Donny dari Divisi Acara Pesta Buku Bandung yang menaungi Parade Seni Sunda pun bercerita bahwa antusiasme para pelajar untuk mengikuti lomba dari tahun ke tahun cukup baik. ”Untuk tahun ini meskipun tak berbeda jauh dengan tahun kemarin jumlah pesertanya, tetapi tidak menurun. Lumayan besar semangat mereka untuk ikut Parade Seni Sunda ini,” tutur Donny. Selain antusiasme dalam event Parade Seni Sunda, rupanya geliat kebudayaan Sunda di sekolah-sekolah masih cukup diminati, misalnya di SMA Negeri 11 Bandung. Di sekolah yang terletak di Jalan Kembar, Bandung, ada ekskul tari tradisional dan musik khas Sunda, degung. Salah seorang anggota ekskul itu, Puspa, bilang kalo dia sangat bangga bisa membawakan tarian-tarian Sunda yang dipelajarinya dari ekskul tari tradisional itu. ”Aku masuk ekskul ini gara-gara emang seneng nari sih, terus bisa sekalian ngelestariin budaya Sunda juga. Kan di tari tradisional ini belajarnya tarian Sunda. Terus jadi sering tampil kalo ada acara-acara. Misalnya di perpisahan kakak kelas gitu, ekskul tari ini gabung sama ekskul degung sebagai pengiringnya,” ujar Puspa. Puspa juga ngasih tahu bahwa dari ekskul kesenian Sunda memiliki cukup banyak peminat di sekolahnya,

”BUDAYA itu aset bangsa, salah satu daya tarik turis mancanegara juga. Makanya, penting banget untuk dilestarikan.” Arga Satrio, SMA Negeri 8 Bandung

”Iya cukup banyak sih yang berminat ke ekskul ini. Malahan ada yang kemarin dia jalur prstasinya nari tradisional terus dilanjutin sampai sekarang, dia masuk ekskulnya ya ke tari tradisional juga,” kata pelajar berusia 17 tahun ini. Selain sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, kesenian Sunda juga masih diminati di berbagai sanggar yang ada. Ibu Evi, pengurus Sanggar Wiraga Cimahi, mengatakan bahwa sesungguhnya minat pelajar, terutama remaja, terhadap seni sunda belum lah luntur. Di sanggarnya sendiri, terdapat sekitar 50 anak yang mempelajari seni Sunda dari berbagai rentang usia, mulai SD hingga SMP. ”Kalo yang gini-gini tuh nggak bisa dipaksa, harus dari merekanya sendiri yang suka. Tapi ya sejauh ini mereka suka-suka aja, seperti ikut lomba ini misalnya. Hayu siapa yang mau ikut lomba, dipersiapkan. Selain lomba-lomba mereka juga sering dipanggil ke Pemkot, biasanya untuk upacara penyambutan tamu, atau sering juga di acara nikahan. Ya, merekanya juga seneng karena bisa tampil,” ujar ibu yang mengikutsertakan empat anak didiknya di ajang Parade Seni Sunda III itu.*** dhianynadya@gmail.com

 B ICARA soal budaya di Bandung memang nggak akan ada habisnya. Berbagai pusat kebudayaan terdapat di kota Parijs Van Java ini. Berbagai kegiatan seni budaya pun kerap digelar di berbagai tempat. Apalagi kini dengan peraturan ”Rebo Nyunda” yang diterapkan, anak-anak sekolah dengan bangga beratribut khas Sunda setiap Rabu. Namun, sayangnya kadang kita lupa bahwa budaya bukan sekadar angklung, jaipong, pencak silat, iket, pangsi, kebaya, dan sebagainya. Ada satu budaya yang tak kalah

penting untuk dilestarikan, yaitu budaya membaca. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dalam sambutannya di Pesta Buku Bandung 2014 menyampaikan hal senada. ”Tanpa budaya baca masyarakat yang tinggi, maka suatu bangsa dipastikan akan tertinggal, bahkan bisa menjadi bangsa yang terbelakang, gagap teknologi, dan miskin peradaban,” ujarnya. Meski budaya membaca kerap terlupa, warga Bandung tentu nggak boleh menyerah untuk meningkatkan angka melek huruf

”Jagalah bumi dari kerusakan!” ”Sebagai generasi muda, majukanlah Indonesia!” ”Hijaukanlah lingkunganmu!” ”Lestarikan budayamu!”

T

Quotes “If you don't know history, then you don't know anything. You are a leaf that doesn't know it is part of a tree. ” Michael Crichton

ADI itu, adalah tanggung jawab kita sebagai generasi muda di negeri ini yang umum ditemukan atau diserukan pada kita. Kalau dilihat – lihat, tanggung jawab kita ternyata banyak banget ya? Yang disebutkan tadi sebenarnya belum seberapa. Ada tanggung jawab kita sebagai murid di sekolah, tanggung jawab kita di rumah, di tempat umum pun ada beberapa tanggung jawab yang harus kita laksanakan. Seperti, tanggung jawab akan lingkungan

dan minat baca. Bahkan, Bandung punya mimpi untuk menjadi Kota Buku Sejagad pada 2017 mendatang. Berbagai kegiatan pun dilangsungkan untuk mewujudkannya, salah satunya adalah Pesta Buku 2014 yang berlangsung dari 27 Februari sampai 5 Maret. Tapi tentunya mimpi Bandung untuk jadi Kota Buku Sejagad nggak akan terwujud tanpa partisipasi generasi muda. So, hayu ah barudak Bandung, ramai-ramai kita baca buku!***

Sebenarnya, melaksanakan tanggung jawab kita yang setumpuk itu ga ribet. Caranya, gak usah dibawa ribet juga. Kita mulai dari yang mudah–mudah dulu saja. Contohnya nih, untuk menjaga bumi dari kerusakan, mari pertama–tama kita jauhi diri dari merusak bumi. Dengan melakukan itu saja, kita sudah berperan cukup banyak lho. Lalu, untuk memajukan Indonesia, hal yang paling mudah dilakukan bagi kita sebagai generasi muda untuk mewujudkannya adalah belajar dengan tekun. Untuk menghijaukan lingkungan, mari kita jaga ”kehijauan” yang sudah ada. Terus, kita juga sering diharuskan untuk melestarikan budaya kita. Cara termudahnya, dengan seti-

”BUDAYA itu penting banget dilestarikan soalnya jadi pembeda kita, jadi semacam identitas bangsa. Kalau sampai dilupain atau hilang, sama aja kita kehilangan identitas diri kita.” Evan Yonathan, SMA Kristen 1 BPK Penabur ”Sangat penting, apalagi di era globalisasi ini. Nggak kebayang deh kalau budaya kita sampai terlupakan. Apalagi sekarang gejalanya sudah terlihat dari anakanak muda yang lebih peduli gadget dibanding budaya.” Auriga Tanaya, SMA BPI 1 Bandung ”PENTING, karena budaya itu kan sebagai ciri khas. Nah, kalau budaya hilang, ciri khasnya hilang juga. Bukan Indonesia deh kalau gitu!” Rovini Nabilla, SMA BPI 1 Bandung ”PENTING banget, karena kalau nggak dilestarikan nanti bisa hilang atau diambil sama negara lain.” Rufaidah Nurazizah, SMP Negeri 10 Bandung*** hanifauziaramadhani@ gmail.com

hanifauziaramadhani@gmail.com

umum agar tetap bersih, yaitu dengan cara tidak membuang sampah sembarangan atau memungut sampah yang masih berada di luar tempatnya. Wah, ternyata kita harus melaksanakan tanggung jawab kita gara–gara tangan–tangan nakal orang lain yang tidak bertanggung jawab ya? Kok rasanya tidak adil? Tapi, jangan gara–gara ngerasa tidak adil, kita jadi malahan ikut–ikutan menelantarkan tanggung jawab kita. Justru, selain melaksanakan tanggung jawab kita, kita juga harus mengingatkan orang lain agar mau melaksanakan tanggung jawabnya. Nah loh, kok tugas kita kok jadi tambah banyak ya?

   

 daknya mengetahui budaya yang ada. Kan malu, di negara yang kaya akan budaya, kita justru buta budaya. Tahap berikutnya, kita mengajak. Gak usah yang jauh–jauh, teman–teman terdekat kita juga cukup. Kan teman–teman kita juga punya banyak teman lain tuh, suruh juga teman–temanmu untuk mengajak teman–temannya juga. Kita menyerukan dan menyebarkan kebaikan. Kalau sudah begitu, kita sudah berhasil bertanggung jawab dengan baik. Tapi ingat, jangan pernah puas dengan yang sudah kita capai. Toh,

gak salah juga kan kalau kita melakukan lebih. Untuk melakukan lebih juga, gak usah langsung ke yang ekstrem. Lakukanlah yang memang bisa dan mampu dilakukan. Dan satu hal lagi yang harus diingat dalam melakukan tanggung jawab – tanggung jawab kita, jangan pernah merasa terbebani dengan apa yang kita lakukan! Berbahagialah, karena kalian sudah berperan dalam perubahan yang orang–orang selalu harapkan. Medina Ramadhany, VIII A, SMP Hikmah Teladan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.