On
T
he
S
T O P
The English Class: When English is your lecturing language…
A
da lagi yang baru di JSi. Bukan hanya tampilan gedungnya, bukan cuma kurikulum dan sistem SCLnya yang baru, tapi juga proses perkuliahannya. Selain mata kuliah Keterampilan Interpersonal yang tampil beda, ada juga mata kuliah lain yang jadi sensasi.
Mata kuliah apa itu? Apa yang membuat beda? Sensasi baru ini tak lain dan tak bukan adalah digunakannya bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar selama proses perkuliahan di kelas. Ide ini muncul dari Mukhlason , seorang dosen muda yang juga lulusan Sistem Informasi. Berawal dari adanya kompetensi lulusan SI yang salah satunya adalah ‘menguasai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing’, Mukhlason kemudian memutuskan untuk mulai menerapkan penggunaan bahasa Inggris, yang tentunya sudah dikuasai sebagian besar orang dalam perkuliahan. Hal tersebut berkaitan pula dengan cita – cita ITS untuk menjadi salah satu universitas yang dikenal dalam taraf internasional. “Bagaimana bisa masuk kelas internasional, kalau perkuliahannya tidak ada yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.”, tutur dosen yang akrab disapa ‘Cak Son’ oleh teman – temannya ini. Untuk sementara ini, mata kuliah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantarnya hanyalah mata kuliah Bisnis Cerdas dan Matematika Diskrit. Kedua mata kuliah tersebut adalah mata kuliah yang yang diajarkan oleh Mukhlason. Memang, saat ini hanya dua mata kuliah yang full bahasa Inggris, tapi selanjutnya siapa tahu dosen – dosen lain ingin mengikuti jejak sang dosen yang melanjutkan studi S2nya di Malaysia ini. Lalu, bagaimana dalam pelaksanaannya? Apakah perkuliahan berbasis bahasa Inggris tersebut bisa berjalan dengan lancar?
10
Hmm… jangan salah, hingga saat ini para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah dengan Mukhlason sebagai dosen pengampunya masih tetap exist, bahkan dilihat dari nilai quiz atau test yang dilaksanakan tiap pertemuan, tampaknya GengSiesta tidak mengalami kesulitan dalam menyerap materi. Meskipun sering harus mengulang penjelasan untuk memastikan semua mahasiswa memahami materi yang disampaikan, akan tetapi interaksi selama di kelas tetap terjaga. Para mahasiswa juga tetap memberanikan diri untuk bertanya dan berpendapat walaupun menggunakan bahasa gado – gado Inggris-Indonesia. Pada awalnya memang mahasiswa tidak terbiasa mendengarkan penjelasan dalam bahasa Inggris, namun menurut sang dosen pengajar, lama kelamaan para mahasiswa dapat membiasakan diri. “Pada dasarnya semua bisa berbahasa Inggris, hanya saja tidak terbiasa menggunakannya. Oleh karena itu, mereka (mahasiswa, red) harus dibiasakan”, jelas Mukhlason. Selain itu, buku – buku acuan yang digunakan dalam perkuliahan sebagian besar adalah buku – buku bahasa Inggris, jadi lebih mudah jika materi diajarkan dalam bahasa Inggris, karena banyak istilah yang kurang pas jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.