DAFTAR TABEL
vii
Tabel 3.1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).....................................................10 Tabel 3.2 Isu Aktual 16 Tabel 3.3 Penapisan Isu dengan Metode USG...............................................20 Tabel 3.4 Kegiatan Pemecahan Isu..............................................................22 Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi…………………………………………………….23 Tabel 3.6 Timeline Kegiatan Aktualisasi …………..31
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014, Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo meluncurkan Core
ValuesdanEmployerBrandingAparatur Sipil Negara (ASN) CoreValuesASN yang
diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core
Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.
Core Values Aparatur Sipil Negara BerAKHLAK ditanamkan melalui pelatihan dasar (LATSAR). Setiap peserta pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri dalam pembelajaran agenda habituasi, yang termasuk di dalamnya kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam menerjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh setiap peserta pelatihan dasar di satuan kerja masing-masing.
Rancangan kegiatan aktualisasi ini bersumber dari sasaran kerja pegawai (SKP), penugasan khusus dari atasan, atau kegiatan lain yang mendapat persetujuan dari atasan langsung, dan atau kombinasi diantara ketiganya. Kegiatan yang akan dilakukan, bersumber dari teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan.
1
1.2 Tujuan Rancangan Aktualisasi
Penyelenggaraan aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini bertujuan untuk membuat peserta mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif, serta dapat mengetahui kedudukan dan peran Aparatur Sipil Negara (ASN).
1.3 Manfaat Rancangan Aktualisasi
1.3.1 Bagi Penulis
Penulis dapat mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN sehingga diharapkan tercipta peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat.
1.3.2 Bagi Rumah Sakit
Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi dan mewujudkan citra lembaga yang baik.
1.3.3 Bagi Instansi
Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi diharapkan dapat menambah kepustakaan Bapelkes.
1.4 Ruang Lingkup Rancangan Aktualisasi
Ruang lingkup dalam rancangan kegiatan aktualisasi yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Kegiatan yaitu semua tugas yang dilakukan dalam proses aktualisasi
nilai- nilai dasar ASN yang didasarkan pada Sasaran Kerja Pegawai (SKP), Perintah atau Tugas dari Pimpinan, dan inisiatif atau inovasi sendiri yang disetujui oleh pimpinan.
1.4.2 Tempat pelaksanaan aktualisasi dilakukan di Unit Kerja Ruang
Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS).
1.4.3 Waktu pelaksanaan aktualisasi, dilakukan terhitung mulai tanggal 22 Juni 2022 - 27 Juli 2022
2
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
2.1.1 Sejarah Rumah Sakit
RSUP Dr. Hasan Sadikin berlokasi di Jalan Pasteur Nomor 38 Bandung
40161, Kota Bandung, Jawa Barat, tepatnya berdiri di atas tanah seluas 85.687
m2 dengan luas bangunan mencapai 101.035 m2. RSUP. Dr Hasan Sadikin Bandung Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15
Oktober 1923 dengan nama “HetAlgemeeneBandoengscheZiekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs
Juliana” Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer
Jepang dan diberi nama menjadi RigukunByoin. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat
Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“.
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah
menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1971 secara resmi ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Sejak tahun 2005 Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Hasan Sadikin bersama 12 rumah sakit lainnya, berubah status menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
RSUP Dr. Hasan Sadikin merupakan rumah sakit rujukan puncak (Top ReferralHospital) di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1978 dan ditetapkan
sebagai RS kelas A oleh Menteri Kesehatan RI sejak tahun 2004. RSUP Dr. Hasan Sadikin semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Saat ini
berbagai pelayanan Kesehatan tersedia seperti pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan operasi, dan pelayanan penunjang, dan pelayanan khusus lainnya. Terdapat enam layanan
unggulan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, terdiri atas Pelayanan Jantung Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.
3
2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit
Visi
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Misi
“Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera”
2.1.3 Tata Nilai RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan misi dan visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah “PAMINGPIN PITUIN” yaitu :
a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkantalenta-talenta terbaik di bidangnya
b. Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan
c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatuyang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitasprima.
f. Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjungetika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu : SIGAP
a. Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
b. Inovatif dalam berkarya
c. Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
d. Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
e. Peduli, Perhatian dan Perasaan
4
Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA
a. Profesional: Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya
b. Respek: Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan.
c. Integrasi: Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.
d. Manusiawi: Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.
e. Amanah: Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan
2.1.4 Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
“Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”
5
2.1.5 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.1 Struktur organisasi Rumah sakit Pusat Dr.Hasan Sadikin Bandung
6
2.1.6 Profil Ruang Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung memiliki Gedung Rawat Inap
Kemuning yang tidak hanya bagi peserta BPJS NON PBI atau PBI saja, namun diperuntukan untuk peserta Umum sesuai kelas. Pelayanan Ruang Rawat Inap
Gedung Kemuning berada di bawah Intalasi Pelayanan Rawat Inap Ruang
Kemuning 1 yang berlokasi di Gedung Kemuning ini merupakan ruangan rawat inap isolasi untuk penyakit Tuberkulosis, dengan kapasitas 24 tempat tidur.
2.1.7 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1
KEPALA INSTALASI RAWAT INAP
dr. Edwin Armawan, SpOG.,MM.,MHKes.,MMRS(K)
PENGAWAS PELAYANAN PERAWATAN
Sri Yulia Rahayu, S.Kep., Ners., M.Kep.,ETN
KEPALA RUANGAN KEMUNING 1
Iis Nurhayati S.Kep., Ners
WAKIL KEPALA RUANGAN
Lina Virgiyanti, S.Kep., Ners.
KETUA TIM I
Kartini, AMK
ANGGOTA
Resti Juliati, AMK
Taufik Herawan, AMK
Irma Sri Fauzi, Amd. Kep
R. Indra Alamsyah, Amd. Kep
PEKARYA
Dikdik Sutarya
Ujang Rahmat
KEPALA BIDANG PERAWATAN
Fatrisia Madina S.Kp., MM
KETUA TIM II
Irna Lestari, Amd. Kep
ANGGOTA
Sarip Hidayat, Amd. Kep
Reny Nuraeni, AMK
Aries Nugraha, Amd. Kep
Siti Zahra, S.Kep., Ners
Aulia Rahman, S.Kep., Ners
PENGADMINISTRASIAN UMUM
Ujang Wahyu
7
2.2 Profil Peserta
Nama : Fransiska Yusrida, S.Kep., Ners
NIP : 199208012022032004
Jabatan/ Golongan : Perawat Ahli Pertama /IIIb
Unit Kerja : Ruang Kemuning 1 RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan RI
Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung
terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 sebagai Perawat Ahli Pertama di bawah Bidang
Keperawatan dan sekarang bekerja di unit kerja Ruang Rawat Inap Isolasi TB
Kemuning 1. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) meliputi :
1. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
2. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
4. Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
5. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
6. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
7. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
8
8. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
10. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
11. Melakukan komunikasi terapetik dalam pemberian asuhan keperawatan
12. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
13. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spriritual pada kodisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
23. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
24. Melakukan perawatan luka
25. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
26. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
27. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
28. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
31. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan ahift/unit/fasilitas kesehatan
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
9
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu
Identifikasiisudilakukandenganmelihathal-halyangbelumoptimal dalam penerapanataupencapaiantargetSasaranKerjaPegawai(SKP).Halyangbelum optimal dari hasil studi pendahuluan di lapangan akan berdampak pada keamanandankeselamatanpasien.BerikutpenjelasansetiapbutirSKP:
Tabel3.1SasaranKinerjaPegawai(SKP)
No Kegiatanyangterkait KondisiSaatini Kondisiyang diharapkan
1 Melakukan pemberian penugasan perawatdalamrangkamelakukan fungsiketenagaanperawat
2 Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat
3 Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
Sudah dilaksanakan sesuai fungsi metodetim
Sudah dilaksanakan denganmetodetim
Dilaksanakan sesuai model asuhan keperawatan
Dilaksanakan sesuai model asuhan keperawatan
Sudah dilaksanakan danterdatadiEMR
Dilaksanakan sesuai rekam medis elektronik
4 Melakukan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
Sudah dilaksanakan dengan terlaksanyanya
penerapan evidence based
Dilaksanakan sesuai evidencebased
10
5 Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
Sudah dilaksanakan
sesuai dengan
asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
6 Merumuskan diagnosis keperawatanpadaindividu
Sudah dilaksanakan
sesuai dengan
asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
7 Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
Sudah dilaksanakan
sesuai dengan asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
8 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
Sudah dilaksanakan sesuai dengan
asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
9 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks pada area medikal bedah
Sudah dilaksanakan
namun belum
optimal karena
belum semua perawat di Ruang
Rawat Inap Isolasi
TB Kemuning 1 mengikuti pelatihan mengenai Tuberkulosis(TB).
Belum meratanya
sosialisasi terkait
tindakan yang
Dilaksanakan sesuai
asuhankeperawatan danSOPterbaru
11
10 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/postoperasi
sesuai dengan SOP
yang terbaru dan belumadanyamedia edukasiterbaru.
Sudah dilaksanakan sesuai asuhan keperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
11 Melakukan komunikasi terapetik dalam pemberian asuhan keperawatan
Komunikasi perawat dalam memberikan asuhankeperawatan kepada pasien belum optimal karena beragamnya latar pendidikan pasien.
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
12 Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
13 Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasipadaindividu
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
Sudah dilaksanakan sesuai dengan hak dan kewajiban pasien
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
14 Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai hak dan kewajiban pasien
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
12
15 Memberikan dukungan/fasilitasi
kebutuhan spriritual pada kodisi kehilangan, berduka atau
menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhankebutuhannutrisi
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
17 Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhankebutuhaneliminasi
18 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhankebutuhanmobilisasi
Sudah dilaksanakan sesuai asuhan keperawatan
Sudah dilaksanakan sesuai asuhan keperawatan
Belum optimalnya mobilisasi pada pasien tirah baring
(total care) karena keterbatasan pendampingan keluarga yang tidak dapat menunggu pasien di ruang isolasi.
Dilaksanakan sesuai dengan asuhan keperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
19 Melakukan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhan istirahat dantidur
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
20 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhankebersihandiri
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
13
21 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturansuhu
22 Melakukan pemenuhan kebutuhanoksigenasi
23 Melakukan penatalaksanaan manajemengejala
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
Sudah dilaksanakan sesuaiSOP
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
24 Melakukanperawatanluka Sudah dilaksanakan sesuaiSOP
25 Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan padaindividu
26 Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengandokter
Sudah dilaksanakan sesuai dengan asuhankeperawatan
Pemeriksaan
sputum BTA
dilakukan2kaliyaitu
pengambilan
sewaktu dan pada pagi hari. Belum
optimalnya
pengambilansampel untuk pemeriksaan
sputum pasien
dikarenakan pasien yang sulit
mengeluarkan
dahak sehingga pemeriksaan
sputum menjadi mundur,
dilaksanakan sesuai
asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai SOP
Dilaksanakan sesuai
asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai SOP
Dilaksanakan sesuai
asuhankeperawatan
Dilaksanakan sesuai SOP
14
27 Melakukan evaluasi tindakan keperawatanpadaindividu
pengobatanmenjadi
lebih lambat, dan pasien dirawat menjadilebihlama.
Belum optimalnya evaluasi pemberian
tindakan edukasi
pada pasien mengenai latihan
napas dalam dan batukefektif
Dilaksanakan sesuai asuhankeperawatan
28 Melakukan pemantauan atau
penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
Sudah dilaksanakan sesuaiSOP
Dilaksanakan sesuai SOP
29 Melaksanakan manajemen
surveilans Hais sebagai upaya
pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30 Melakukan pendokumentasian tindakankeperawatan
Sudah dilaksanakan sesuai pedoman
Pencegahan dan PengendalianInfeksi (PPI)
Sudah dilaksanakan dengancaraEMR
Dilaksanakan sesuai pedoman
Pencegahan dan PengendalianInfeksi (PPI)
Dilaksanakan dalam
Rekam Medis Elektronik
31 Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan ahift/unit/fasilitaskesehatan
Sudah dilaksanakan sesuai metode
penugasan
Dilaksanakan sesuai metodepenugasan
15
32 Melakukan upaya peningkatan
kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung
sebagaiupayapencegahaninfeksi
Sudah dilaksanakan
sesuai pedoman
Pencegahan dan PengendalianInfeksi (PPI)
Dilaksanakan sesuai pedoman
Pencegahan dan PengendalianInfeksi (PPI)
sudah dilakukan
33 Melakukan pendidikan kesehatan padaindividu Edukasi pada pasien
namun belum optimal, dilihat dari
masihadanyapasien
yang mengatakan
belum mengetahui
tentang latihan
napas dalam dan batukefektif
Dilaksanakan dengan media edukasi
Berdasarkan penjabaran butir SKP diatas,didapatkan isu-isu aktual sebagaiberikut:
Tabel3.2IsuAktual
1. Belum optimalnya edukasi latihan napas dalam dan batuk efektif di Ruang Rawat Inap Isolasi TB
Kemuning1RSHSBandung
a. Beresiko terjadinya penumpukan dahak yang dapat menghalangi jalan napas
b. Beresikobertambahnyakeluhansesak pasienkarenapenumpukandahak
c. Beresiko tertundanya pemeriksaan dahakuntukpenegakandiagnosisdan pengobatan pasien karena pasien tidakdapatmengeluarkandahak
d. Beresikoberpengaruhterhadaptandatandavitalpasien
16
Isu Dampak
No
Apabila Isu Tidak Ditangani
2. Belum optimalnya mobilisasi pada pasien tirah baring (totalcare)di Ruang Rawat Inap Isolasi TB
Kemuning1RSHSBandung
3 Belum optimalnya pengambilan sampel untuk pemeriksaan sputum di Ruang Rawat Inap Isolasi TB
Kemuning1RSHSBandung
a. Beresiko terhadap terjadinya kejadian dekubitus(pressureinjury)
b. Beresiko memperpanjang hari rawat pasien
a. Beresiko terjadinya penumpukan dahak pasien yang tidak bisa dikeluarkan.
b. Beresiko tertundanya pemeriksaan dahakuntukpenegakandiagnosisdan pengobatanpasien
Berdasarkan hasil dari environmentalscanning yang telah dilakukan di Ruang RawatInapIsolasiTBKemuning1RSHSBandungterdapatbeberapaisuyangmuncul, yaitu:
1. BelumoptimalnyaedukasilatihannapasdalamdanbatukefektifdiRuangRawatInap IsolasiTBKemuning1RSHSBandung.
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteriberbentukbatang,Mycobacteriumtuberculosis(M.TB)penyakitTBsebagian besarmengenaiparenkimparu(TBparu)namunbakteriinijugamemilikikemampuan untuk menginfeksi organ lain (Kepmenkes, 2019). Jika bakteri sudah menginfeksi saluran napas maka menimbulkan masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif(BlackdanHawks,2009).Beberapaintervensikeperawatanuntukmengatasi masalahketidakefektifanbersihanjalannafasdiantaranyaadalahlatihannapasdalam danbatukefektif
BerdasarkanhasilobservasilapanganyangdilakukanselamaberdinasdiRuang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 pada tanggal 18 April 2022 - 22 Mei 2022, pendidikan kesehatan mengenai latihan napas dalam dan batuk efektif sudah dilaksanakan, namun hal ini belum dilaksanakansecara optimal. Hal initerlihat dari
masih adanya perawat yang belum mengajarkan pasien untuk latihan napas dalam dan batuk efektif. Terlihat juga masih adanya perawat yang mengajarkan latihan
napasdalamdanbatukefektifbelumsesuaidenganSOPyangterbaru.
Darihasilwawancarakepadapasientanggal20Mei2022,3dari11pasienyang dirawat belum mengetahui tentang latihan napas dalam dan batuk efektif. Hal ini
17
dibuktikandenganjawabanpasienyangmengatakantidaktahutentanglatihannapas dalamdanbatukefektif,jugatidaktahubagaimanamelakukanlatihantersebut.
Edukasi pasien merupakan upaya pemberian informasi yang dilakukan perawat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan pasien selama menjalani perawatan dirumahsakit.Edukasiadalahprosesmengajarkanataumemberikaninformasiyang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien merawat dirinya dengan membantupasienmemperolehperilakubarudalammengatasimasalahkesehatannya (PPNI,2018).PerilakuPerawatmemilikipengaruhyangkuatterhadapkebutuhandan prosesyangmendasarikeberhasilanedukasipasien(Bowen,dkk.2017).Kegagalan pelaksanaan edukasi pasien disebabkan oleh kurangnya perencanaan, pengkajian kebutuhan edukasi pasien, dan evaluasi edukasi yang telah diberikan. Berdasarkan wawancarakepada kepalaruangandanwakilkepalaruanganKemuning1,evaluasi pemberian edukasi sudah ada dalam form lembar edukasi, namun pelaksanaannya masihbelumoptimal.
Berdasarkan wawancara tanggal 6 Juni 2022,kepala ruangan dan wakilkepala ruanganKemuning1mengatakanbahwabelumsemuastafperawatdiRuangRawat
Inap Isolasi TB Kemuning 1 mampu memberikan edukasi dengan baik dan pemahamanmengenaitekniklatihannapasdalamdanbatukefektifbelumsama.Hal inidibuktikandengandatabahwabelumsemuaperawatdiRuangRawatInapIsolasi TB Kemuning 1 mengikuti pelatihan mengenai Tuberkulosis (TB) sehingga implementasipemberianedukasimasihbelumoptimal.
Pelaksanaan pemberian edukasi pasien dan keluarga membutuhkan upaya terencana dalam mempersiapkan media dan sumber daya yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan aktual pasien (Meyers, 2017). Keberhasilan pendidikan kesehatan salah satunya dengan media pendidikan. Media pendidikan kesehatan berperan penting dalam membantu pasien memahami dan menangkap informasi yangterkandung.Disebutmediapendidikankarenaalat-alattersebutmerupakanalat saluranuntukmenyampaikaninformasitentangKesehatan Alat–alattersebutharus disampaikan dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Media yang cukup seringdigunakantenagakesehatandalamsosialisasiatauedukasiadalahleafletdan video.Mediaedukasitersebutmendorongdanmenguatkankesadarandiriseseorang untuk melaporkan perubahan perilaku. Media edukasi terbukti dapat digunakan sebagai sarana promosi dan edukasi yang komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan,sikapdanperilakukesehatan (Aisah,dkk.2021).
18
Berdasarkan wawancara dengan unit Promosi Kesehatan (Promkes) RS, belum adanya media edukasi latihan napas dalam dan batuk efektif yang terbaru. Pada tanggal 9 Juni 2022 dilakukan sebuah survey melalui google form kepada semua perawat pelaksana yang ada di Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 yang berjumlah11orang.Adapunsurveyyangdilakukandenganmemberikanpertanyaan:
“
Anda melatih pasien melakukan teknik nafas dalam dan batuk efektif sebelum mengambil sampel sputum? Selalu/Sering/Kadang-kadang/Tidak Pernah?” Dari survey tersebut didapatkan hasil 7 orang (63,6%) mengatakan selalu dan 4 orang (36,4%) mengatakan sering. Ada pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputumpadapasienTuberkulosis(AliedanRodiyah,2013)
2. Belum optimalnya mobilisasi pada pasien tirah baring (total care) di Ruang Rawat
InapIsolasiTBKemuning1RSHSBandung
Pada tirah baring atau dapat disebut dengan imobilitas merupakan suatu keadaandimanaseseorangtidakdapatbergeraksecaraaktifataubebasdikarenakan kondisi yang mengganggu aktivitas. Dampak negatif dari tirah baring terhadap fisik yaitu akan mengalami kerusakan integritas kulit salah satunya dapat terjadi atau mengalami ulkus dekubitus atau dapat dikenal dengan luka tekan/pressureulcer (Rismawan, 2014). Mobilisasi atau alih posisi merupakan salah satu tindakan yang seringdilakukandalamusahamencegahrisikolukatekan(Potter&Perry,2014).
BerdasarkanhasilobservasilapanganyangdilakukanselamaberdinasdiRuang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 pada tanggal 18 April 2022 - 22 Mei 2022, pelaksanaanmobilisasisudahdilaksanakan,namunhalinibelumdilaksanakansecara optimal.Haliniterlihatdalamperiodetanggal18April2022-22Mei2022ditemukan 1pasienmengalamidekubitus(pressureulcer)karenatirahbaringlama,denganlama harirawat26haripadatanggal22Mei2022.Keterbatasanpendampingankeluarga yangtidakdapatmenunggupasiendiruangisolasisesuaiperaturandarirumahsakit jugamenjadisalahsatupenyebabbelumoptimalnyapelaksanaanmobilisasipasien Padatanggal9Juni2022dilakukansebuahsurvey melaluigoogleformkepada semuaperawatpelaksanayangadadiRuangRawatInapIsolasiTBKemuning1yang berjumlah11orang.Adapunsurveyyangdilakukandenganmemberikanpertanyaan:
“Anda melakukan mobilisasi miring kanan dan miring kiri pada pasien tirah baring (total care)? Selalu/Sering/Kadang-kadang/Tidak Pernah?” Dari survey tersebut
19
didapatkanhasil 6orang(54,5%)mengatakanselalu,2orang(18,2%)mengatakan sering,dan3orang(27,3%)mengatakankadang-kadang.
3. Belum optimalnyapengambilan sampel untukpemeriksaan sputum di Ruang Rawat InapIsolasiTBKemuning1RSHSBandung.
Pemeriksaan sputum berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan sputum untukpenegakandiagnosisdilakukandenganmengumpulkan3spesimendahakyang berurutanberupaSewaktu-Pagi-Sewaktu(Kepmenkes,2019).Dulu,pemeriksaanini dilakukansebanyaktigakali,namunsaatinipemeriksaaninicukupdilakukanhanya sebanyakduakalisaja,yaitudahaksewaktudandahakpagi.Dahaksewaktuadalah dahakyangdikeluarkanpadasaatpasiensuspekTBdatangpertamakali.Dahakpagi adalahdahakyangdikeluarkanpadasaatbanguntidurdipagihari,sebelummakan danminum.
BerdasarkanhasilobservasilapanganyangdilakukanselamaberdinasdiRuang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 pada tanggal 18 April 2022 - 22 Mei 2022, pengambilansampelsputumuntukpenegakandiagnosissudahdilaksanakan,namun hal ini belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini terlihat dari masih adanya pasien baruyangbelumdiambilsampeldahaknyadandioperkankeshiftselanjutnyakarena pasien belum dapat mengeluarkan dahak. Berdasarkan observasi tanggal 21 Mei 2022, 1 dari 3 pasien baru yang masuk ke Ruang Rawat Inap Isolasi TB belum dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan sputum karena belum adanya dahak.
Padatanggal9Juni2022dilakukansebuahsurvey melaluigoogleformkepada semuaperawatpelaksanayangadadiRuangRawatInapIsolasiTBKemuning1yang berjumlah11orang.Adapunsurveyyangdilakukandenganmemberikanpertanyaan:
“Ketikaandamenerimapasienbarudishiftandadanmenerimaadvicedokteruntuk pemeriksaan sputum, pengambilan sputum sewaktu dilakukan di shift Anda?
Selalu/Sering/Kadang-kadang/TidakPernah?Darisurveytersebutdidapatkanhasil 4
orang(36,4%)mengatakanselalu,2orang(18,2%)mengatakansering,dan5orang (45,5%)mengatakankadang-kadang.
20
3.2 Penapisan Isu
Dari ketiga isu tersebut, prioritas isu atau isu utama ditentukan dengan penapisan isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriously, & Growth).
MetodeUSGadalahsalahsatumetodeyangdigunakanuntukmenyusunurutan priortas isu yang akan diselesaikan. Metode ini dilakukan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan nilai skala.Adapunnilaiyangdiberikanmemilikiskala1-5(1=sangatkecil;2=kecil; 3 = sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakanisuutamaatauisupokok yang akansegeradiselesaikan.
a.Urgency: seberapamendesak suatu isuharusdibahas,dianalisisdan ditindaklanjuti
b.Seriousness:seberapaseriussuatuisuharusdibahasdikaitkandengan akibatyangakanditimbulkan
c.Growth:seberapabesarkemungkinanmemburuknyaisutersebutjika tidakditanganisegera.
21
No Isu Nilai Kriteria Jumlah Nilai Rangking U S G 1 Belum optimalnya edukasi latihan napas dalam dan batuk efektif di Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 RSHS Bandung 4 4 4 12 1 2 Belum optimalnya mobilisasi pada pasien tirah baring (total care) di Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 RSHS Bandung. 4 4 3 11 2 3 Belum optimalnya pengambilan sampel untuk pemeriksaan sputum di Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 RSHS Bandung. 3 4 3 10 3
Tabel3.3PenapisanIsudenganMetodeUSG
Keterangan:
U=Urgency
S=Seriousness
G=Growth
Skala Likert1-5(1=sangatkecil;2=kecil;3=sedang;4=besar;5=sangatbesar) Berdasarkan tabel pendekatan analisis metode USG di atas, maka kesimpulan yangdiperolehmengarahpadaisu “Belumoptimalnyaedukasilatihannapasdalamdan batukefektifdiRuangRawatInapIsolasiTBKemuning1RSHSBandung.”
Isu tersebut merupakan hal yang mendesak karena latihan napas dalam dan betuk efektif merupakan intervensi keperawatan untuk masalah keperawatan bersihan jalannapastidakefektifpadapasienTuberkulosis(TB).Haltersebutjuga seriusuntuk dibahas karena diperlukan latihan napas dalam dan batuk efektif untuk memudahkan pasien dalam mengeluarkan dahak. Jika isu tersebut tidak ditangani maka akan berdampak pada perubahan kondisi pasien, terlambatnya penegakan diagnosis dan pengobatanpasien.
SebagaiASNdenganprofesiperawatharusdapatmenjalankantanggungjawab profesi dengan mengamalkan nilai-nilai dasar ASN dalam pekerjaannya. Dari pembahasan isu aktual di atas, seorang perawat harus dapat memahami kebutuhan pasien, memberikan pelayanan secara profesional, dan dapat menciptakan sebuah inovasi sebagaisolusipemecahanisu.
22
3.3Analisis Isu
- Belum semua perawat mampu
memberikan edukasi dengan baik
- Belum semua perawat memiliki
pemahaman yang sama tentang napas
dalam dan batuk efektif
- Kurangnya pengetahuan pasien
Belum tersedianya media
edukasi mengenai latihan napas
dalam dan batuk efektif
Belum optimalnya
edukasi latihan
napas dalam dan
batuk efektif di Ruang Rawat
Belum optimalnya
evaluasi mengenai
latihan napas dalam
dan batuk efektif
Belum optimalnya
implementasi
pemberian edukasi
tentang napas dalam
dan batuk efektif
Measurement
Gambar3.1DiagramFishbone
Methode
Inap Isolasi TB
Kemuning 1 RSHS Bandung
23
Man Material te
3.4 Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan fishbonediatas,maka
gagasan pemecahan isu untuk menjawab isu utama adalah dengan cara
“Optimalisasi edukasi kesehatan latihan napas dalam dan batuk efektif di Ruang
Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 RSHS Bandung”. Gagasan pemecahan isu tersebutdipilihuntukmenyelesaikansemuapenyebabyangadadidalamanalisa isu fishbone. Gagasan tersebut dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dengan menggunakan media edukasi sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan sehinggatidakterjadidampakyangtidakdiharapkandikemudianhari.
Tabel3.4KegiatanPemecahanIsu
No. Kegiatan Keterangan
1. Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan optimalisasi edukasilatihannapasdalamdanbatukefektifdiruang rawat inapisolasiTBKemuning1kepadamentordanruanganterkait
2. Penyusunananalisiskebutuhan, pengumpulaninformasiserta referensiterkait optimalisasi edukasilatihannapasdalamdan batukefektifdiruangrawatinapisolasiTBKemuning1
3. Pembuatan media edukasi latihan napas dalam dan batuk efektif Inovasi
4. Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi edukasi latihannapasdalamdanbatukefektifmelaluimediaedukasidi ruangrawatinapisolasiTBKemuning1
5. Edukasilatihan napas dalam dan batuk efektifmelaluimedia edukasi pada pasien TB di ruang rawat inap isolasi TB
Kemuning1
6. Evaluasi pelaksanaan sosialisasi optimalisasi edukasi latihan napas dalam dan batuk efektif di ruang rawat inap isolasi TB
Kemuning1
24
SKP
SKP
SKP
SKP
SKP
Tabel3.5MatriksRancanganAktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Output/Hasil
Kontribusi
1. Penyampaian
gagasan terkait
rencana
kegiatan
optimalisasi
edukasi latihan
napasdalamdan
batuk efektif di ruangrawatinap
isolasi TB
Kemuning 1
kepada mentor
dan ruangan
terkait
1. Menentukan
kontrak pertemuan.
2. Menyampaikan
rencana kegiatan
dengan mentor
dan kepala ruangan
1. Mendapatkan
waktu dan
tempat untuk bertemu di ruangan
masing-masing
stakeholder
2. Mentor dan kepala ruangan
menyetujui dan memahami
rancangan aktualisasi
ditandai dengan
Keterikatan
Substansi Mata
Pelatihan
Saya memulai
kegiataninidengan
menghubungi
masing-masing
stakeholdermelalui
pesan whatsapp
dengan bahasa
yang sopan (Harmonis).
Kemudian setelah
waktu dan tempat
disepakati, saya
datang sesuai
dengan waktu dan
tempat yang
Terhadap Visi
dan Misi
Organisasi
Dalam
penyampaian
gagasan terkait
optimalisasi
edukasi latihan
napas dalam dan
batuk efektif sesuai
dengan visi RSUP
Dr. Hasan Sadikin
yang sejalan
dengan visi
Pemerintah yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat,
Penguatan Nilai
Organisasi
Kegiatan ini sejalan
dengan nilai
organisasi
profesional yaitu
Nilai Pamingpin
Pituin :
Nilai Integritas
yaitu kejujuran, amanah dan menjunjung etika
yang tinggi dalam melaksanakantugas.
Nilai
Kepemimpinan
yaitu
25
3. 5 Matriks Rancangan Aktualisasi
3. Melakukan koordinasi
dengan unit Promosi
Kesehatan (Promkes)RS
lembar
konsultasi
3. Unit Promosi
Kesehatan (Promkes) RS
mendukung
rancangan
aktualisasi
ditandai dengan
lembar
konsultasi
disepakati (Akuntabel).
Saya
menyampaikan
rencana kegiatan
inipadamentordan
kepala ruangan
untuk perbaikan
pelayanan (Berorientasi
Pelayanan).
Pada saat
berkonsultasi saya
menerimamasukan
dari mentor dan
kepala ruangan
serta menghargai
sarandanmasukan
yang diberikan
(Kompeten,
Loyal).
Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong.
Sejalan dengan
misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
untuk peningkatan
kualitas manusia
Indonesia
Indonesia yang
tinggi, maju dan
sejahtera.
menggambarkan
kepeloporan dan
menyiapkan talentatalenta terbaik di bidangnya.
26
2. Penyusunan analisis
kebutuhan, pengumpulan
informasi serta referensi terkait
optimalisasi
edukasi latihan
napasdalamdan
batuk efektif di ruangrawatinap
isolasi TB
Kemuning1
1. Mengumpulkan dan menyusun bahan literatur pendukung untuk pembuatan rancangan media edukasi
latihan napas
dalamdanbatuk efektif.
1. Bahan literatur pendukung untuk pembuatan
rancangan media edukasi
latihan napas
dalam dan batuk efektif telahterkumpul.
Setelah itu saya
melakukan
koordinasi dengan
pihak promosi
kesehatan terkait
rencana kegiatan
sosialisasi (Kolaboratif).
Saya mengumpulkandan
menyusun bahan
literatur dengan
menggunakan
pencarian di internet dan
mencantumkan
sumber yang dapat
dipertanggungjawa
bkan
(Akuntabel).
Setelah itu saya
Dalam penyusunan analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, dan
referensi sesuai
dengan visi RSUP
Dr. Hasan Sadikin yang sejalan
dengan visi
Pemerintah yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat,
Nilai Integritas yaitu nilai yang menggambarkan kejujuran dan amanah serta menjunjung tinggi
dalam menjalankantugas.
27
2. Menyusun rancangan mediaedukasi
3. Melakukan konsultasi dengan kepala
ruangan dan mentor
mengenai rancangan mediaedukasi
4. Melakukan perbaikan rancangan mediasosialisasi
sesuai hasil konsultasi
2. Rancangan media edukasi
telahtersusun
3. Rancangan media edukasi
telah
dikonsultasikan
ke mentor dan
kepala ruangan
dengan
dibuktikan ada
saran dan
masukan di lembar
konsultasi
4. Rancangan media telah disesuaikan dengan hasil
konsultasi
menyusun rancangan media
yang akan
digunakan (Kompeten).
Selanjutnya saya
melakukan
konsultasi pada
mentor dan kepala
ruangan dengan
sikap baik, ramah
dengan sopan dan
santun (Harmonis).
Saya menerima
masukan yang
diberikan (Adaptif) dan
melakukan revisi
sesuai arahan dari
mentor dan kepala
Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong.
Sejalan dengan
misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
untuk peningkatan
kualitas manusia
Indonesia
Indonesia yang
tinggi, maju dan
sejahtera.
28
3. Pembuatan media edukasi
latihan napas dalamdanbatuk
efektif
1. Melakukan koordinasi dengan unit Promosi
Kesehatan (Promkes)RS
2. Membuat dan mendesain mediaedukasi
3. Melakukan konsultasi media edukasi
kepada kepala
ruangan dan mentor
1. Unit Promosi
Kesehatan (Promkes) RS mendukung
rancangan
aktualisasi
ditandai dengan
lembar
konsultasi
2. Media edukasi
telah didesain menarik
3. Mendapat
masukan dan saran dari
kepala ruangan
dan mentor
dibuktikan ada
saran dan
ruangan (Kolaboratif).
Saya melakukan
koordinasi terkait
desain, isi, dan sumber yang bisa
dipertanggungjawa
bkan dengan
bagian promosi
Kesehatan (Kolaboratif).
Saya membuat
desain media
edukasi dengan
bahasa jelas, mudah dipahami, dan menarik (Kompeten).
Setelah itu saya
melakukan
konsultasi kepada
Dalam pembuatan
media edukasi
sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang
sejalan dengan visi
Pemerintah yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong.
Sejalan dengan
misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
untuk peningkatan
kualitas manusia
Nilai Inovatif yaitu mengedepankan perkembangan
teknologi dalam
peningkatan
pelayanan
kesehatan.
29
4. Melakukan perbaikanmedia
edukasi sesuai
hasilkonsultasi
masukan di lembar konsultasi.
4. Media edukasi
telah
disesuaikan
berdasarkan
hasilkonsultasi
mentor dan kepala
ruangan dengan
menunjukkan sikap
hormat, saling
menghargai dan berdiskusI tentang
leaflet dan video yang menarik (Akuntabel, Loyal, Adaptif).
Selanjutnya saya
melakukan
perbaikan pada
media edukasi
untuk perbaikan
pelayanan menjadi
lebih baik (Berorientasi Pelayanan).
Indonesia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
30
4. Sosialisasi
kepada perawat mengenai optimalisasi
edukasi latihan napasdalamdan
batuk efektif
melalui media
edukasi diruang
rawat inap
isolasi TB
Kemuning1
1. Menentukan jadwal pertemuan sosialisasi
2. Menyiapkan undangan dan mediasosialisasi
1. Waktu dan tempatsosialisai telahditentukan
Saya menemui
kepala ruangan
untuk menentukan
waktu dan tempat
Dalam sosialisasi
mengenai optimalisasi
edukasi sesuai
Nilai Inovatif yaitu
nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
3. Melakukan sosialisasi kepadaperawat
2. Undangan sosialisasi dan mediasosialisasi telahdisiapkan
3. Perawat mengikuti sosialisasi, dibuktikan
dengan daftar hadir dan dokumentasi
sosialisasi pada
perawat-perawat
ruangan dengan
sikap ramah dan sopan (Harmonis).
Setelah itu, saya
membuat undangan
sosialisasi melalui
dengan visi RSUP
Dr. Hasan Sadikin
yang sejalan
dengan visi
Pemerintah yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
menghasilkan suatu
yang baru dan
senantiasa
melakukanperbaikan
secara
berkesinambungan.
Nilai Profesional yaitu nilai yang
berorientasi pada pencapaian kinerja
4. Melakukan evaluasi hasil sosialisasi
4. Hasil evaluasi sosialisasi berupa form post test yang
telahdiisi
pesandi whatsapp grup ruangan (Adaptif).
Saya melakukan
sosialisasi sesuai
secara daring
melalui zoom
Berlandaskan
Gotong Royong.
Sejalan dengan
misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
untuk peningkatan
kualitas manusia
melalui perjalanan kemitraan.
Nilai Integritas yaitu nilai yang
menggambarkan
kejujuran, amanah,
31
napasdalamdan
batuk efektif
melalui media
edukasi pada
pasien TB di
informed consent pada pasien
meeting (Kompeten).
Selanjutnya setelah
selesai sosialisasi, saya memberikan
form post test
untuk mengetahui
keberhasilan
sosialisasi tersebut
yang bisa
membawa
perubahan
terhadappelayanan (Berorientasi
Pelayanan).
Saya melakukan
informed consent
Indonesia
Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera.
dan menjunjungetika
yang tinggi dalam
menjalankantugas.
pasien tentang
edukasi tentang
latihan napas
dalam dan
terlebih dahulu
pada pasien untuk
persetujuan
terhadap edukasi
Dalam pemberian
edukasi melalui
media edukasi
sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin yang
Nilai Profesional
yaitu nilai yang
berorientasi pada
pencapaian kinerja
melalui perjalanan
kemitraan.
32
5. Edukasi latihan
1. Melakukan
1. Mendapat persetujuandari
ruangrawatinap
isolasi TB
Kemuning1
batuk efektif, dibuktikan
dengan lembar
persetujuan
yang telah
ditandatangani
olehpasien
(Berorentasi
Pelayanan, Akuntabel).
Setelah
mendapatkan
persetujuan, saya
mempersiapkan
sejalan dengan visi
Pemerintah yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat,
Mandiri dan
Berkepribadian
Nilai Inovatif yaitu
nilai yang
menggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan suatu
yang baru dan
senantiasa
2. Menyiapkan
mediaedukasi
3. Mengedukasi pasien
mengenai
latihan napas
dalamdanbatuk
efektif
2. Media edukasi
telahdisiapkan
3. Pasien dapat
memahami
latihan napas
dalam dan
batuk efektif,
dibuktikan
dengan dapat
menyebutkan
kembali tentang
latihan napas
dalam dan
batukefektif
media edukasi
berupa leaflet (Adaptif).
Kemudian saya
menjelaskan
mengenai latihan
napas dalam dan
batukefektif (Kompeten).
Terakhir saya
melakukan evaluasi
hasil sosialisasi
dengan meminta
pasien
Berlandaskan
Gotong Royong.
Sejalan dengan
misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin
untuk peningkatan
kualitas manusia
Indonesia
Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera.
melakukanperbaikan
secara berkesinambungan.
Nilai Tulus yaitu
nilai untuk memberi
tanpa pamrih, proaktif dan responsive.
Nilai Unggul yaitu
nilai untuk menjadi
yang terbaik dan
menghasilkan
kualitasprima.
33
6. Evaluasi
pelaksanaan sosialisasi
optimalisasi
edukasi latihan
napasdalamdan
batuk efektif di ruangrawatinap
isolasi TB
Kemuning1
4. Melakukan evaluasi hasil edukasi
4. Hasil evaluasi
edukasi
dibuktikan
dengan pasien
dapat
memperagakan
latihan nafas
dalam dan
batukefektif
memeragakan
kembali teknis
latihan napas
dalam dan batuk
efektif (Harmonis, Loyal).
1. Melakukan konsultasi
format evaluasi
berupa
kuesioner dan checklist observasi
kepada mentor
dan kepala
ruangan
2. Melakukan evaluasi
1. Format evaluasi
kuesioner dan observasi mendapat persetujuandari
mentor dan kepala ruangan, dibuktikan
dengan lembar
hasilkonsultasi
2. Kuesioner dan checklist
Saya melakukan
konsultasi
mengenai format
evaluasi berupa
kuesioner dan
checklist observasi (Kompeten).
Setelah itu saya
melakukan evaluasi
dengan kuesioner
dan checklist yang
Dalam evaluasi
pelaksanaan
sosialisasi sesuai
dengan visi RSUP
Dr. Hasan Sadikin
yang sejalan
dengan visi
Pemerintah yaitu
Terwujudnya
Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan
Nilai Unggul yaitu
nilai untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitasprima.
Nilai Integritas
yaitu nilai yang
menggambarkan
kejujuran, amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi
dalam menjalankan
34
kegiatan
edukasi berupa
kuesioner dan checklist observasi
3. Mengolah data
hasil form evaluasi
observasi telah terisi
telah disetujui (Loyal).
Terakhir saya
membuat tabulasi
hasil kuesioner dan
Berkepribadian
Berlandaskan
Gotong Royong.
Sejalan dengan
misi RSUP Dr.
tugas.
3. Deskripsi hasil
analisis evaluasi
edukasi
membuat hasil
analisis dengan
Bahasa yang
mudah dipahami
dan
mengedepankan
pelayanan (Berorientasi
Pelayanan, Adaptif).
Hasan Sadikin
untuk peningkatan
kualitas manusia
Indonesia
Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera.
35
3.6 Waktu dan Tempat Aktualisasi
JudulAktualisasi : Optimalisasiedukasikesehatanlatihannapasdalam dan batuk efektif melalui sosialisasi di Ruang Rawat InapIsolasiTBKemuning1RSHSBandung
WaktuPelaksanaan :22Juni2022-27Juli2022
TempatPelaksanaan : Ruang Rawat Inap Isolasi TB Kemuning 1 RSHS Bandung
Tabel3.6Timelinekegiatanaktualisasi
1. Penyampaian gagasan terkait rencana kegiatan optimalisasi edukasi latihan napas
dalamdanbatukefektifdiruangrawatinap isolasi TB Kemuning 1 kepada mentor dan ruanganterkait
2. Penyusunan analisis kebutuhan, pengumpulan informasi serta referensi terkait optimalisasi edukasi latihan napas dalamdanbatukefektifdiruangrawatinap isolasiTBKemuning1
3. Pembuatan media edukasi latihan napas dalamdanbatukefektif
4. Sosialisasi kepada perawat mengenai optimalisasi edukasilatihannapasdalamdan batukefektifmelaluimediaedukasidiruang rawatinapisolasiTBKemuning1
5. Edukasi latihan napas dalam dan batuk efektifmelaluimediaedukasipadapasienTB diruangrawatinapisolasiTBKemuning1
6. Evaluasi pelaksanaan sosialisasi optimalisasi
edukasi latihan napas dalam dan batuk
efektif di ruang rawat inap isolasi TB Kemuning1
36
No. Kegiatan Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, dkk. 2021. Edukasi Kesehatan dengan Media Video Animas i: Scoping Review. JawaTengah:JurnalPerawatIndonesiaFKUNDIP.
Alie, Y. & Rodiyah. 2013. Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang. Jombang : STIKESPEMKABJombang.
Anastasia.Functionsofmanagementplanning,organizing,staffingandmore[Internet].
Cleverism. 2017. Available from: https://www.cleverism.com/functionsofmanagement-planning-organizingstaffing
Black, J. M., dan Hawk, J. H. 2009. Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untukHasilYangDiharapkan.Edisi8.Jakarta:SalembaMedika.
Bowen JF, Rotz ME, Patterson BJ, Sen S. Nurses’ attitudes and behaviors on patient medication education. Pharm Pract (Granada) [Internet]. 2017;15(2):1–5.
Available from: http://scielo.isciii.es/scielo.php?script=sc i_arttext&pid=S1885642X2017000200009.
Endah, dkk. 2020. Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Paru. Tangerang : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
Kemenkes RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.Jakarta:KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesia.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Berorientasi Pelayanan. Jakarta : LembagaAdministrasiNegara.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Akuntabel. Jakarta : Lembaga AdministrasiNegara.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Kompeten. Jakarta : Lembaga AdministrasiNegara.
LAN.2021.ModulPelatihanDasarCalonPNS:Harmonis.Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.
37
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Loyal. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
LAN.2021.ModulPelatihanDasarCalonPNS:Adaptif.Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.
LAN. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Kolaboratif. Jakarta : Lembaga AdministrasiNegara.
Meyers K, Rodriguez K,Brill AL, Wu Y, La Mar M, Dunbar D, et al. Lessons for patient educationaroundlong-actinginjectablePrEP:Findingsfromamixedmethodstudy ofphaseIItrialparticipants.AIDSBehav.2017;22(4):1209–16.
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2014. Fundamentals of Nursing: Fundamental Keperawatan. Edisi7.MosbyElsevier.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan KeperawatanIndonesiaEdisi1.Jakarta:PPNI.
Sugiyono.2011.MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdanR&D.Bandung:Alfabeta.
38
OPTIMALISASI EDUKASI LATIHAN NAPAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF MELALUI SOSIALISASI DI RUANG RAWAT INAP ISOLASI TB KEMUNING 1 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Fransiska Yusrida, S.Kep., Ners 199208012022032004 Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 1 Kelompok B Kementerian Kesehatan
RANCANGAN AKTUALISASI