sehingga pelayanan yang belum maksimal akan tetap membuat antrian panjang. Dalam masa antriannya, banyak permasalahan yang bisa timbul: ukuran tumor yang mungkin berubah dan membesar, klinis yang memburuk serta resiko operasi yang tentunya akan bertambah bila penundaan operasi tumor ini berlangsung cukup lama. Hal ini akan berdampak buruk di kemudian hari bagi pasien, serta meningkatkan tingkat kesulitan saat operasi dilaksanakan. Permasalahan tersebut ditambah lagi dengan rasa takut para penderita tumor otak untuk datang ke RSHS selama masa pandemik ini. Saat ini, belum ada sistem atau langkah yang memantau bagaimana keadaan pasien yang sedang mengantri, kapan evaluasi diagnostik harus diperbaharui, siapa yang akan memantau serta kapan dan urutan pasien yang tepat untuk menerima layanan operatif berdasarkan tingkat atau perubahan status tumor otak yang diderita. Melihat dampak dari isu yang cukup besar, maka dilakukan analisis penyebab penurunan angka operasi di Departemen Bedah Saraf RSHS dengan menggunakan metode fish bone seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1 Fish Bone - Analisis Penyebab Isu Pada diagram fish bone diatas didapatkan adanya lima penyebab hingga terjadinya isu penurunan angka operasi tumor otak di RSHS, tiga diantaranya adalah pembatasan operasi, belum ada pedoman pemantauandaftar tunggu pasien tumor otak serta belum ada media informasi tentang situasi layanan bedah saraf terkini. 3.4 Gagasan Penyelesaian Isu ASN sebagai pelayan publik yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pelayanan publik di rumah sakit memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas. Strategi tersebut digunakan dalam memilih satu dari
11