air bersih dan sanitasi sdg 6
Pastikan ketersediaan dan keberlanjutan pengelolaan air dan sanitasi bagi semua • Mewujudkan akses universal & adil air untuk air minum yang aman & terjangkau bagi semua. • Mewujudkan akses ke sanitasi dan keberhasihan yang layak dan adil bagi semua dan mengakhiri buang air besar sembarangan, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan wanita dan anak perempuan dan mereka yang berada dalam situasi rentan. • Meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan buang air sembarangan, dan meminimalkan pelepasan bahan kimia dan bahan berbahaya, mengurangi separuh proporsi air limbah yang tidak diolah dan secara substansial meningkatkan daur ulang dan secara global penggunaan barang bekas dengan aman. • Secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan air dan memastikan pengambilan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air. • Melindungi dan memulihkan ekosistem terkait air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, akuifer, dan danau.
Robert Docter Magang di ISJC, 2015‐2016; sekarang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat
S
anitasi dan air adalah dua
komponen dasar yang dibutuhkan semua orang setiap hari. Tidak peduli apapun budaya, agama atau wilayah geografis, semua manusia akan pergi ke kamar mandi dan mengkonsumsi air. Keduanya adalah sarana penting untuk bertahan hidup. Mudah sekali beranggapan bahwa sanitasi dan air akan selalu ada. Akses mendapatkan air dan sanitasi sesungguhnya cukup mewah mengingat angka-angka global saat ini:1 • Setidaknya 1,8 miliar orang di seluruh dunia menggunakan air minum yang tercemar tinja. • Kelangkaan air mempengaruhi lebih dari 40% populasi dunia dan diperkirakan akan meningkat. Lebih dari 1,7 miliar orang saat ini tinggal di daerah aliran sungai di mana penggunaan air melebihi isi ulang. • 2,4 miliar orang tidak memiliki akses mendapatkan layanan sanitasi dasar, seperti toilet atau jamban. Ada cukup teknologi dan pasokan air untuk menyediakan dunia dengan air bersih. 1 16
Namun, faktor ekonomi dan lingkungan mencegah akses lebih dari 1 miliar orang untuk mendapatkan air.1 Akses ke air, sungai, penyaringan, dan penyimpanan air bersih mencegah pembangunan berkelanjutan. Kekeringan dan cuaca ekstrim lainnya sangat merugikan negara-negara termiskin di dunia, berdampak pada perkembangan anakanak yang paling rentan terhadap kekurangan air bersih dan sanitasi. Menurut PBB, ‘setiap hari, hampir 1,000 anak meninggalkan karena penyakit diare terkait air dan sanitasi yang sebenarnya dapat dicegah.’1 Faktor-faktor lain yang secara langsung terkait dengan sanitasi dan air: kelaparan karena pertanian yang buruk, kekurangan gizi, penyakit, ekonomi yang buruk dan polusi. Dalam hal di mana akses mendapatkan air sangat jauh, banyak yang harus mengorbankan waktu, tenaga, dan keamanan saat pergi untuk mengambil air. Hal ini akan membuang waktu belajar di kelas bagi anak-anak dan peluang untuk pekerjaan berbayar. Bepergian juga membahayakan mereka yang tinggal di
http://www.un.org/sustainabledevelopment/water‐and‐sanitation/
daerah-daerah konflik. Pertanyaan yang terus mengemuka: bagaimana akses dan teknologi air dapat menjangkau mereka yang membutuhkannya? SDG 6 menyediakan target dan inisiatif untuk diikuti/dipatuhi dunia. Hari Toilet Sedunia PBB berfungsi untuk mendidik masyarakat tentang kurangnya air dan sanitasi yang dapat diakses di seluruh dunia. Ini adalah hari untuk aksi dan advokasi, dan berupaya untuk mendidik masyarakat tentang 2,4 miliar orang – terutama wanita dan anak-anak – yang tidak memiliki sanitasi yang baik. Penting untuk diperhatikan pekerjaan signifikan dari Bala Keselamatan dalam program air dan sanitasi di negara-negara termasuk Angola, Papua Nugini, Sri Lanka, dan Zambia. Program-program ini dan program-program lainnya di seluruh dunia berfungsi sebagai model untuk pekerjaan lanjutan dan peningkatan akses mendapatkan air bersih dan sanitasi.