5 minute read

SDG7 Energi Besih, Terjangkau

Next Article
SDG17 Bekerja Sama

SDG17 Bekerja Sama

Energi bersih, terjangkau

Pastikan akses ke energi yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan tersedia bagi semua • Pastikan akses universal ke layanan energi yang terjangkau, andal dan modern. • Tingkatkan secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global. • Gandakan tingkat peningkatan efisiensi energi global. • Tingkatkan kerjasama internasional untuk memfasilitasi akses ke penelitian dan teknologi energi bersih dan teknologi bahan bakar fosil yang lebih maju dan lebih bersih, dan mempromosikan investasi dalam infrastruktur energi dan teknologi energi bersih.

Advertisement

Let‐Kolonel (Dr.) Dean Pallant

Direktur ISJC

Kapan anda terakhir kali mengalami kehabisan pasokan listrik? Sebagian besar pembaca di Eropa dan Amerika Utara barangkali hanya perlu beberapa detik untuk berpikir – sebab memang ini kejadian sangat langka. Pernah terjadi kehabisan besarbesaran pasokan listrik di London dan Timur Laut Amerika Serikat pada tahun 2003. Sangat mengejutkan sebab orang-orang sama sekali tidak siap dan kejadian itu mendominasi berita selama berhari-hari. Negaranegara maju sangat bergantung pada listrik sehingga kita tidak dapat berfungsi tanpanya – kereta berhenti, tidak ada penerangan, pemanas atau pendingin untuk kantor dan rumah, gadget elektronik kehabisan daya baterai, dan bagaimana kita bisa memasak makanan jika oven microwave berhenti berfungsi? Masyarakat Barat abad ke-21 perlur sejumlah besar daya untuk terus hidup.

Namun, jika anda tinggal di Asia atau Afrika dan belum pernah mengalami pemadaman listrik dalam beberapa bulan sebelumnya, maka anda beruntung. Ketika melayani istri saya, Eirwen, dan saya melayani di Rumah Sakit Chikankata di daerah pedesaan Zambia pada tahun 1990an kami sering mengalami pemadaman listrik – kadang setiap kali berlangsung selama 48 jam. Merupakan masalah besar menjalankan rumah sakit tanpa pasokan listrik dan air – listrik diperlukan untuk memompa air dari bendungan. Sebagian besar pemadaman listrik ini disebabkan oleh pengelolaan yang buruk, sambaran petir atau pencuri yang mencuri kabel tembaga. Kondisinya tidak membaik dalam beberapa tahun terakhir.

Orangtua saya tinggal di Cape Town, Afrika Selatan, satu bagian dunia yang sangat indah, tetapi mereka harus belajar hidup dengan pemadaman listrik yang rutin. Hal ini biasanya bukan terjadi karena pengelolaan yang buruk atau pencurian, melainkan karena kurangnya daya di jaringan nasional. Tidak ada kecukupan listrik untuk memenuhi permintaan, sehingga daya di daerah tersebut dimatikan secara bergiliran. Ini yang disebut dengan ‘pelepasan muatan’ dan sering terjadi pada jam yang tidak nyaman – antara 6 sore hingga 8 malam – saat banyak orang butuh listrik untuk memasak atau menghangatkan rumah.

Permintaan listrik di seluruh dunia meningkat dengan cepat. Saya telah bepergian ke Asia secara rutin selama 8 tahun terakhir dan saya terusmenerus terpesona oleh – kebanyakan orang-orang usia antara 20an dan 30an – yang menerima gaji yang lumayan dan sudah bisa membeli TV, lemari es, telpon, komputer, dan kadang bahkan AC. Tak satupun melewatkan peluang untuk mendapatkan teknologi paling sederhana yang oleh masyarakat barat dianggap barang biasa. Namun, menghasilkan daya yang cukup untuk memenuhi tuntutan yang wajar merupakan tantangan yang besar. Banyak negara telah berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil (minyak, batu bara, gas alam) karena masalah lingkungan. Namun, bahan bakar tersebut menyumbang 87% dari konsumsi energi primer global pada tahun 2012. Diperkirakan pada tahun 2040 bahan bakar cair, gas alam, dan batu bara masih akan menyumbang 75% dari total konsumsi energi dunia.1 Mengganti bahan bakar fosil dengan energi nuklir menimbulkan banyak masalah keamanan.

Kita dapat berharap bahwa ilmuwan akan menemukan cara baru untuk memanfaatkan energi dari matahari, angin dan air – yang disebut sumber daya ‘energi hijau’ – tetapi pada kenyataannya masih lama sebelum sumber energi yang murah dan berkelanjutan dapat memenuhi permintaan dunia akan daya listrik.

Ini adalah masalah yang kompleks. Tidak ada solusi sederhana, namun bukan berarti kita tidak bisa menghindari masalah denganmenutup mata, dan berharap masalah akan hilang sendiri.

1 https://www.eia.gov/outlooks/ieo/world.cfm

Apa yang Alkitab ajarkan?

Sebagian besar dari sumber energi yang kita pergunakan pada hari ini belumlah ditemukan pada zaman Alkitab. Tidak ada ayatayat Alkitab yang menginstruksikan kita apakah kita harus membangun ataukah menutup pembangkit listrik tenaga nuklir, misalnya. Akan tetapi Alkitab memang memuat beberapa prinsip yang membantu kita memutuskan apa yang seharusnya kita lakukan. Pernyataan Posisi Internasional tentang Lingkungan Hidup (www.salvationarmy.org/isjc/ips) menyoroti tiga prinsip penting:

• Tuhan adalah pencipta, pemerintah dan pemelihara segala sesuatu. Bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan (Mazmur 24:1, Keluaran 19:5). Sebagai manusia yang diciptakan menurut gambar Allah (Kejadian 1:27) kita dipercayakan untuk menjaga sumber daya Bumi (Kejadian 2:15). Tuhan mengundang kita untuk berbagi tanggung jawab atas pemeliharaan

Ciptaan (Kejadian 1:28‐31; 2:15) dan berpartisipasi dalam pekerjaan pemulihan dunia (Roma 8:19‐22).

• Relasi Tuhan dengan Ciptaan adalah relasi kasih sayang dan kepedulian. Pemeliharaan bumi yang dipercayakan kepada manusia adalah cerminan dari kepedulian itu, sebab manusia diciptakan menurut gambar Allah. Dunia diciptakan untuk memuji Tuhan dan menyatakan kemuliaan-Nya (Mazmur 19:1‐6); pemeliharaan bumi yang diembankan kepada kita adalah untuk mewujudkan tujuan itu.

• Kerusakan bumi sebagian merupakan akibat dari aktivitas manusia IYesaya 24:5‐6) dan oleh sebab itu menjadi tanggung jawab kita untuk bekerja memulihkan bumi. Perintah Alkitab kepada umat manusia untuk ‘menaklukkan’ dan memerintah atas’ harus ditafsirkan sebagai persyaratan untuk menjadi pengurus yang baik dan bukannya dipahami sebagai pembenaran dalam menyalahgunakan sumber daya bumi (Kejadian 1:28). Pengaruh yang tidak proporsional dari perubahan iklim dan degradasi lingkungan di bagian dunia yang termiskin menciptakan tanggung jawab tambahan untuk membela perjuangan mereka yang rentan dengan memulihkan rasa keadilan bagi komunitas global (Mikha 6:8).

APA yang seharusnya KITA DOAKAN?

• Bagi orang-orang di dunia yang memiliki akses ke energi – semoga kita selalu menjadi pengurus yang baik dari sumber daya yang dipercayakan pada kita. Semoga kita tidak pernah boros atau sombong dengan mengonsumsi lebih dari yang perlu.

• Bagi mereka yang bekerja untuk mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan – semoga mereka diberikan wawasan dan kearifan untuk mengembangkan solusi yang bermanfaat bagi anggota masyarakat yang paling miskin.

• Bagi mereka yang tidak dapat mengakses daya yang cukup untuk kebutuhan dasar mereka.

Apa yang dapat kita lakukan?

• Matikan barang-barang yang menggunakan energi seperti lampu, televisi, dan pemanas saat tidak digunakan. Kurangi ‘mil udara’ (jarak tempuh produk) makanan anda dan gunakan transportasi yang lebih bersih.

• Dukung organisasi yang membawa energi terbarukan ke negara berkembang. Hal ini membawa manfaat yang sangat besar bagi masyarakat di daerah itu, dan energi terbarukan lebih mudah diperkenalkan di mana infrastruktur yang ada tidak perlu diganti.

This article is from: