Kajian Famcos #2: Marriage is Scary: Peran Program Pra Nikah terhadap Kesiapan Pernikahan

Page 1


MARRIAGE MARRIAGE IS SCARY IS SCARY

‘’A GREAT MARRIAGE IS NOT ‘’A GREAT MARRIAGE IS NOT

COUPLE LEARNS TO ENJOY COUPLE LEARNS TO ENJOY THEIR DIFFERENCES.” THEIR DIFFERENCES.”

HAI SOBAT FAMCOS! HAI SOBAT FAMCOS!

Kajian Famcos merupakan salah satu program kerja dari divisi ASA (Action, Strategic Issues, and Advocacy) Himaiko IPB yang mengkaji lebih lanjut isu-isu atau permasalahan terkait lingkup keilmuan IKK, yakni keluarga, anak, dan konsumen.

Pada Kajian Famcos #2 kali ini membahas tentang fenomena yang sedang tren di masyarakat, yakni Marriage is Scary. Lantas, mengapa fenomena ini bisa terjadi dan apakah peran pra nikah penting untuk menimimalisir haltersebut?Simakterusyah!

DEDE CAHYA LESTA WINATA PENGKAJI FAMCOS #2
NISRINA AGISYA SUGIRI PENGKAJI FAMCOS #2

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

KAJIAN FAMCOS #2 FAMCOS

marriage is scary: peran Program Pra Nikah terhadap peran Nikah

Kesiapan Mental dan Kualitas Pernikahan Kesiapan Mental Pernikahan

Berdasarkan Databoks (2024), angka pernikahan di Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 1,58 juta, mengalami penurunan sebesar 7,51% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai angka 1,71 juta. Angka ini merupakan rekor terendah selama satu dekade terakhir. Penurunan yang signifikan ini mencerminkan adanya perubahan sikap dan pandangan masyarakat akan sebuah pernikahan. Akhir-akhir ini pernikahan dianggap sebagai suatu hal yang tak lagi penting oleh generasimuda.Pemikirantersebutdapatterjadikarena beberapa faktor yang merubah pandangan mereka akan sebuah pernikahan. Namun, apa yang akan terjadi, jika angka pernikahan semakin menurun tiap tahunnya?

Salah satu faktor yang membuat generasi muda merubah pandangannya terhadap sebuah pernikahan adalah budaya patriarki yang masih melekat dalam kehidupanmasyarakatdiIndonesia.Budayapatriarkiini mengacu pada cara sebuah rumah tangga dimana laki-laki mendominasi anggota keluarga yang lain dan merasa memiliki kekuatan serta kontrol yang lebih besardaripadaanggotakeluargalain(Israpil2017).

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

KAJIAN FAMCOS #2 FAMCOS

marriage is scary: peran Program Pra Nikah terhadap peran Nikah

Kesiapan Mental dan Kualitas Pernikahan Kesiapan Mental Pernikahan

Di sejumlah daerah yang nilai-nilai budaya patriarkinya masihtinggi,tingkatkekerasandalamrumahtangganya juga sangat memprihatinkan, sehingga UU No. 23 Tahun

2004 dianggap berjalan dengan kurang efektif. Bahkan tidak jarang, dalam implementasi UUPKDRT, terdapat kontradiksi kebijakan pejabat di sejumlah daerah, sehingga usaha menanggulangi KDRT berjalan stagnan bahkan mengalami kemunduran. Menurut data dari KemenPPPA,hinggaOktober2022sudahada18.261kasus

KDRT di seluruh Indonesia, sebanyak 79,5% atau 16.745 adalah korban perempuan. Selain data tersebut, yang bisa kita soroti dari data dari KemenPPPA itu adalah

KDRT juga menimpa laki-laki sebanyak 2.948 menjadi korban. Jadi, baik laki-laki ataupun perempuan tidak boleh abai, karena masing-masing memiliki resiko yang samamenjadikorbandariKDRT.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

TREN MARRIAGE IS SCARY MARRIAGE IS SCARY

‘’ PERNIKAHAN ADALAH KETAKUTAN’’ PERNIKAHAN

Akhir-akhir ini dunia maya dibanjiri oleh berbagai tren baru, salahsatunyatren“Marriage is Scary”.Trentersebutberisikan ketakutan dan kekhawatiran masyarakat khususnya generasi muda dalam hal pernikahan. Banyak pengguna TikTok yang menggunakan tren “Marriage is Scary” ini untuk berbagi pengalaman, pendapat, atau perspektif pribadi mengenai ketakutan akan pernikahan tersebut. Fenomena "Marriage is Scary"adalahcerminandarikompleksitashubunganmanusia dan tantangan yang dihadapi dalam membangun sebuah pernikahanyangsehatdanbahagia.

DilansirdariUmsida.ac.id,beberapahalyangmenjadipenyebab terjadinyafenomena“Marriage is Scary” iniyaituyangpertama, adanya ketakutan akan kegagalan pernikahan yang timbul dari trauma masa lalu seperti mendapat kekerasan dari pasangan ataupunkarenamelihatpengalamanorangdisekitarnya.Kedua, karena adanya ketidakpastian tentang masa depan juga membuat seseorang tak lagi tertarik dengan pernikahan karena menganggap dirinya belum tentu dapat memiliki masa depan yang cerah sehingga takut untuk menikah. Ketiga, adanya tekanan untuk memenuhi harapan sosial dari keluarga atau kerabat terdekatnya. Keempat, adanya ketakutan akan kehilangan kebebasan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kelima, adanya ketakutan akan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

TREN MARRIAGE IS SCARY MARRIAGE IS SCARY

‘’ PERNIKAHAN ADALAH KETAKUTAN’’ PERNIKAHAN

Fenomena “Marriage is Scary” ini telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola pikir generasi muda terhadap sebuah pernikahan. Ketakutan akan pernikahan tersebut membuat generasi muda lebih tertarik dan fokus pada karir, kemandirian finansial, dan pengembangan dirinya daripada menjalankan komitmen jangka panjang seperti pernikahan. Meskipun tren ini memunculkan berbagai kekhawatiran, tren “Marriage is Scary” ini juga dapat menjadi momentum untuk memulai diskusi yang lebih terbuka tentang pernikahan dan hubungan interpersonal dengan pasangan serta dapat membuka pandangan yang lebih luas tentang sebuah pernikahan.

Untuk mengurangi pandangan yang buruk akan sebuah pernikahan, generasi muda dapat belajar lebih lanjut dengan mengikuti program pra-nikah, sehingga memiliki pengetahuan yang lebih terperinci lagi mengenai sebuah pernikahan.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

PRA NIKAH SEBAGAI LANGKAH EFEKTIF NIKAH SEBAGAI LANGKAH

UNTUK PERSIAPAN PERNIKAHAN UNTUK

Setiap individu pasti ingin memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia, dimana setiap anggota keluarga saling menghargai satu sama lain. Tetapi pada kenyataannya dalam berumah tangga sering banyaknya konflik yang dihadapi oleh individu dalam keluarga tersebut, mulai dari konflik keluarga secara fisik, kurangnya kesiapan mental, ataupun konflik persoalan psikososial yang ada pada setiap individu anggota keluarga (Notosoedirdjo dan Latipun 2002). Dalam membangun rumah tangga tidak jarang pasangan suami-istri menghadapi permasalahan-permasalahan dalamprosespenyesuaiandiridalampernikahan.

Pernikahan menuntut perubahan adanya penyesuaian antarasuamidanistri,menuntutadanyapenyesuaiandiri terhadap peran dan tanggung jawab masing-masing. Kurangnya pembekalan tentang pernikahan dan persiapan mental juga fisik yang kurang matang dari calon pasangan pengantin menyebabkan banyaknya konflik-konflik dalam rumah tangga. Dari mulai masalah yang kecil sampai masalah yang menyebabkan perceraian. Maka dari itu diperlukan bimbingan sebelum menikahagartingkatpermasalahanyangterjadisemakin menurun.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

PENDIDIKAN PRA NIKAH PRA

‘’PENDIDIKAN AWAL MEMPERSIAPKAN PERNIKAHAN’’ AWAL PERNIKAHAN’’

Pendidikan pra-nikah adalah proses pemberian bantuan kepada calon suami istri untuk mempersiapkan diri sebelum pernikahan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan penumbuhan kesadaran tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga. Pendidikan ini bertujuan untuk membantu calon pengantin memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial dalam pernikahan mereka. Menurut Nurfauziyah (2017), bimbingan pra-nikah dilaksanakan minimal selama sepuluhharikerja.

Namun, terhitung dari tahun 2018, bimbingan pra-nikah berganti nama menjadi bimbingan perkawinan. Pelaksanaanbimbinganpra-nikahdiselenggarakanoleh pihak Kantor Urusan Agama (KUA) dan dilaksanakan dengan metode ceramah disertai pembelajaran lebih lanjut tentang pernikahan, game, dan pelajaran hidup mengenai kehidupan pernikahan. Menurut Carolyna et al. (2024), pendidikan pra-nikah ini tidak hanya berdampak positif bagi hubungan formal dan pernikahan bagi pasangan yang sudah siap menikah saja, tetapi juga penting bagi tiap individu untuk memberikan pengetahuan mendalam tentang kesiapan emosional, fisik, tanggung jawab, dan juga komitmen yangdibutuhkandalamsebuahpernikahan.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

URGENSI PENDIDIKAN PRA-NIKAH URGENSI

Menjalani kehidupan berkeluarga seringkali diwarnai oleh berbagai tantangan. Menurut (Hakim 2013) berapa masalah yangumumditemuiantaralain:

Masalah psikologis yang menunjukkan bahwa Konflik emosional sering terjadi dalam keluarga. Kurangnya kemampuan mengelola emosi dapat memicu pertengkaran, bahkankekerasanfisikataumental.

Masalah ekonomi seperti kekurangan materi, masalah keuangan seperti pengelolaan anggaran yang buruk atau hutangyangmenumpukjugadapatmenyebabkankeretakan dalamrumahtangga.

Masalah seksual. Ketidakharmonisan dalam hubungan seksual dapat menjadi penyebab utama ketidakbahagiaan dalamkeluarga.

Masalah keturunan, baik pasangan yang kesulitan mendapatkan anak maupun yang sudah memiliki anak seringmenghadapimasalah.

Masalah pembinaan anak, perbedaan pendapat antara suami dan istri mengenai cara mendidik anak dapat menyebabkankonflikdanmenghambatperkembangananak

Masalah pekerjaan, terlalu fokus pada pekerjaan dapat menyebabkan salah satu pasangan mengabaikan pasangannya, sehingga menimbulkan jarak dan masalah dalamhubungan

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

URGENSI PERNIKAHAN PRA NIKAH URGENSI PERNIKAHAN

Mengingat banyaknya tantangan dalam berumah tangga, calon pasangan sangat membutuhkan pendidikan pra-nikah (Karimullah 2021). Pendidikan ini penting untuk memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang diperlukan dalam membangun kehidupan keluarga yang sakral dan harmonis. Dengan bekal yang cukup, diharapkan calon pasangan dapat mencegah terjadinya perceraian dan mengurangi berbagai masalah yang sering muncul dalamkeluarga,baikyangberkaitandenganfisik,mental, maupunsosial.

Membangun keluarga yang bahagia membutuhkan persiapan yang matang, baik secara mental maupun pengetahuan. Pendidikan pra-nikah hadir sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Melalui berbagai program seperti kursus, pelatihan, atau seminar, calon pasangan dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang peran dan tanggung jawab dalam berumah tangga. Pendidikan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang aspek legal pernikahan, tetapi juga membantu calon pasangan mengembangkan kecerdasan emosional yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan berkeluarga. Dengan kata lain, pendidikan pra-nikah adalah investasi penting untuk membangun pondasi yang kuat bagi pernikahan yang bahagiadanlanggeng.

INSTITUT

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

TUJUAN PENDIDIKAN PRA NIKAH TUJUAN PRA

Bimbingan Pra Nikah merupakan salah satu program pemerintah untuk meminimalisir angka perceraian.

Melalui bimbingan ini, calon suami istri diharapkan untuk bisa memahami hak-hak dan kewajibannya masingmasing sehingga dapat membangun kualitas hubungan.

Selain itu, bimbingan ini juga dapat membantu calon pengantin memahami hakikat dan tujuan pernikahan menurut agama masing-masing, sehingga jalannya kehidupan rumah tangga dapat selaras dengan ketentuan hukum dan agama. Adapun tujuan dalam bimbinganpra-nikahmenurut(Nurfauziyah2017)adalah:

MemahamiCara

Menghadapi

MasalahKeluarga

MengetahuiCara KomunikasiEfektif

Nasehatnetraldari konselor

Mencegah Perceraian

Mendapatkan InformasiBaru

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

TUJUAN PENDIDIKAN PRA NIKAH TUJUAN PRA

Sedangkan menurut Pramanasari dan Ayu (2021) terdapat tujuanumumdankhususpadabimbinganpra-nikah.

TUJUANUMUM

Untuk membantu individu untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan taraf perkembangan yang dimilikinya, seperti kemampuan, dasar dan bakat-bakat, berbagailatarbelakangyangada(sepertilatarbelakang keluarga, pendidikan, status sosial, dll), serta dapat menjadi tuntutan yang baik bagi masyarakat. Bimbingan pranikah bertujuan membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan pernikahan

TUJUANKHUSUS

Bahwa bimbingan dapat dilihat dari penjabaran tujuan khusus yang berkaitan secara langsung dengan suatu permasalahan yang dialami seorang individu yang bersangkutansesuaidengankompleksitaspermasalahan tersebut. Tujuan bimbingan pra nikah tersebut adalah memberikan pemahaman tentang suatu pernikahan dan Membantu individu mencegah timbulnya permasalahan yangberkaitandengankehidupanrumahtangga.

FAKULTAS

INSTITUT

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

FAKTOR PENDUKUNG

PELAKSANAAN PENDIDIKAN PRA-NIKAH PELAKSANAAN PENDIDIKAN PRA-NIKAH

Dalam pendidikan pra-nikah ini tentunya terdapat faktor pendukung dan penghambat jalannya pendidikan pranikah. Menurut Muslihati et al. (2024), berikut merupakan beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikanpra-nikahyaitu:

Adanya kemauan yang tinggi dari peserta untuk mengikuti kegiatan pendidikan pra-nikah. Peserta sadar bahwa pernikahan adalah tahap kehidupan yang membutuhkan persiapan mental, emosional, dan finansial, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajarmengenaipendidikanpra-nikahini.

SaranadanprasaranadariKantorUrusanAgama(KUA).

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KUA dapat menjadi faktor pendukung jalannya pendidikan pra-nikah sepertiadanyamodulbimbinganpranikah,kursidanmeja yang memadai, adanya proyektor sebagai sarana pendukungpemberianmateri,danlain-lain.

Adanya narasumber dan fasilitator yang berpengalaman. Narasumber dan fasilitator yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan ini dapat mendukungpelaksanaanpendidikanpra-nikah.

INSTITUT

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

FAKTOR PENGHAMBAT FAKTOR

PELAKSANAAN PENDIDIKAN PRA-NIKAH

PELAKSANAAN PENDIDIKAN PRA-NIKAH

Selain faktor pendukung yang dapat memperlancar jalannya program pendidikan pra-nikah, ada juga beberapa faktor penghambat yang menjadi kendala dan mengurangi efektivitas pelaksanaan program pendidikan pra-nikahyaitu,

Peserta tidak konsisten dalam mengikuti pendidikan pra-nikah. Banyak calon pengantin yang tidak konsisten dalam mengikuti program pendidikan pra-nikah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti kesibukan pekerjaan, kurang memahami pentingnya pendidikanpra-nikah,dll.

Adanya keterbatasan dalam pendanaan. Keterbatasan pendanaan seringkali dirasakan bagi penyelenggara program pendidikan pra-nikah ini, terutama di daerahdaerah yang masih sulit untuk diakses dan juga kurang dalamfasilitasnya.

Adanya keterbatasan waktu bimbingan. Durasi pendidikan pra-nikah yang relatif singkat bisa menjadi penghambat karena calon pengantin membutuhkan waktu untuk memahami aspek-aspek dari pernikahan sepertikomunikasi,pengelolaankeuangan,dll.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

SARAN DAN SOLUSI DAN SOLUSI

Pentingnya bagi generasi muda saat ini untuk mengatasi pandangan negatif yang berkembang mengenai sebuah pernikahan yang dianggap menakutkan. Salah satu langkah utama adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan pra-nikah. Pendidikan pra-nikah ini dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai peran, tanggung jawab, dan tantangan dalam berumah tangga, serta dapat membantu calon pasangan untuk mengetahui cara saat mengatasi masalah yang mungkin muncul di masa depan. Dengan pengetahuan yang tepat, calon pengantin akan lebih siap menghadapi realitas pernikahan dan meminimalisir kemungkinanterjadinyakonflik.

Selain itu, penting juga untuk melakukan upaya kepada masyarakat dalam mengubah pandangan negatif terhadap pernikahan dengan menyebarkan informasi mengenai manfaat dan kebahagiaan yang dapat diperoleh dari pernikahan yang sehat dan harmonis. Penyebaran informasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakanmediasosialsebagaiwadahuntukmenyebarkan informasi mengenai pendidikan pra-nikah. Sehingga dapat menjangkau generasi-generasi muda yang masih awam akan informasi terkait pernikahan ini. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan generasi muda dapat melihat pernikahan sebagai sebuah perjalanan yang penuh potensi untuk pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan, bukan sebagai beban atauketakutan.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

SARAN DAN SOLUSI DAN SOLUSI

Saran yang dapat diberikan selain kepada masyarakat dan orang-orang yang ingin menikah ialah kepada pemerintah. Pemerintah dalam hal ini adalah KUA atau Kantor Urusan Agama sangat berperan dalam penyelenggaraan sekolah pra nikah untuk masyarakat. KUA harus meningkatkan perannya dalam sekolah pra nikah sebagai pembimbing pasangan yang ingin menikah dan melakukan sosialisasi kepada orang-orang yang ingin menikah mengenai programnya, hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang adanya pendidikan pra nikah dan KUA sebagai pembimbingdaripendidikanpranikahtersebut.KUAjuga sebaiknya melakukan sosialisasi terkait pentingnya pendidikan pra nikah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan pra nikah tersebut.

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id

CP: Ahmad Darmawan(088808966157)

DAFTAR PUSTAKA

Amti,P D E (2004) Dasar-dasarBimbinganKonseling Jakarta:PT Rineka Cipta.

Annur, CM. 2024. Angka Pernikahan Turun pada 2023, Rekor Terendah Sedekade Terakhir [Internet]. Kadata.co.id. [diakses 2024 Agu 16] https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/02/29/angkapernikahan-turun-pada-2023-rekor-terendah-sedekade-terakhir.

HakimML.2013.Pra-nikah:Konsepdanimplementasinya(studikomparatif antara BP4 KUA Kecamatan Pontianak Timur dengan GKKB jemaat Pontianak). Progr Stud Ahwal al-Syakhsiyyah STIS Syarif Abdurrahman Pontianak,siapterbit doi:1024042/adalahv13i21852

Israpil I. 2017. Budaya patriarki dan kekerasan terhadap perempuan (sejarah dan perkembangannya). Jurnal Pusaka. 5(2):141–150. doi:10.31969/pusaka.v5i2.176.

Karimullah SS. 2021. Urgensi pendidikan pra nikah dalam membangun keluarga sejahtera perspektif Khoiruddin Nasution Kariman J Pendidik Keislam.9(2):229–246.doi:10.52185/kariman.v9i2.184.

MuslihatiM,MahmudH,SetiawatiN.2024.Bimbinganpendidikanpranikah dalam mempersiapkan pasangan suami istri menuju keluarga sakinah pada KUA Kec. Pallangga Kab. Gowa. Resona: Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat.8(1):73–84.doi:10.35906/resona.v8i1.1864.

Nurfauziyah A. 2017. Bimbingan pranikah bagi calon pengantin dalam mewujudkan keluarga sakinah Irsyad: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam. 5(4):449–468. [diakses 2024 Agu 27]. http://downloadgarudakemdikbudgoid/articlephp?

article=1795856&val=18995&title=Bimbingan%20Pranikah%20bagi%20Calo n%20Pengantin%20dalam%20Mewujudkan%20Keluarga%20Sakinah.

Pramanasari YDA. 2021. Bimbingan pranikah bagi calon pengantin untuk membangunkeluargasakinahkantorurusanagamaKecamatanPlaosan KabupatenMagenta[tesis].Ponorogo:InstitutAgamaIslamNegeri(IAIN) Ponogoro

"SEBELUM MENIKAH, "SEBELUM MENIKAH, PASTIKAN DIRIMU SIAP PASTIKAN DIRIMU SIAP

UNTUK TIDAK HANYA UNTUK TIDAK HANYA

MENCINTAI, TETAPI JUGA TETAPI JUGA

MARRIAGE MARRIAGE IS SCARY IS SCARY

Fenomena “Marriage is Scary” ini telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pola pikir generasi muda terhadap sebuah pernikahan. Ketakutan akan pernikahantersebutmembuatgenerasimuda lebih tertarik dan fokus pada karir, kemandirian finansial, dan pengembangan dirinya daripada menjalankan komitmen jangkapanjangsepertipernikahan.Fenomena tersebut tentu berpengaruh terhadap angka pernikahan yang ada di masyarakat. Pendidikan pra nikah menjadi salah satu solusi yang dapat mengurangi fenomena ini. Lantas, bagaimana pendidikan pra nikah dapat mengurangi fenomena Marriage is Scaryini?Simakpadakajianberikutini!

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.