


DIVISI ACTION, STRATEGIC ISSUES, AND ADVOCACY (ASA) HIMAIKO 2023/2024
SYIFA SHABREENA-AZZAHRA PUTRIONE
‘’PARENTAL SUPERVISION IS CRUCIAL BECAUSE CHILDREN LACK THE MATURITY TO MANAGE THEIR OWN USE OF TECHNOLOGY’’ -JIM TAYLOR
Kajian Famcos merupakan salah satu
program kerja dari divisi ASA
(Action, Strategic Issues, and Advocacy) Himaiko IPB yang
mengkaji lebih lanjut isu-isu atau permasalahan terkait lingkup
keilmuan IKK, yakni keluarga, anak, dan konsumen.
SYIFA SHABREENA PENGKAJI FAMCOS #1
AZZAHRA PUTRIONE ADIVA PENGKAJI FAMCOS #1
Pada Kajian Famcos #1 periode
2023/2024 ini, ASA memberikan isu pertama yang berhubungan dengan anak, yakni permasalahan GAPTEK
PARENTING: Ketika Orang Tua
Gaptek Pimpin Layar Anak. Untuk lebih lanjutnya, boleh disimak pada slide berikutnya yah!
INSTITUT
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
GAPTEK PARENTING: KETIKA ORANG TUA
GAPTEK PIMPIN LAYAR ANAK
Berdasarkan laporan firma riset data ai dalam siaran CNBC, Indonesia tercatat menempati posisi pertama sebagai pengguna gadget dengan durasi harian terlama yakni 5,7 jam/hari. Mayoritas masyarakat yang kecanduan gadget menggambarkan kondisi keluarga dan lingkungan yang buruk, sehingga dapat berimplikasi pada kurangnya fasilitas penunjang tumbuh kembang sang anak, salah satunya pengaplikasian screen time para anak di rumah. Hal tersebutlah yang mengakibatkan buruknya kesehatan, kemampuan sosial, hingga terpaparnya anak oleh kontenkonten negatif.
Disamping itu, dilangsir pada laman detik.edu, ditemukan bahwa 5,5 juta anak Indonesia jadi korban pornografi. Hal tersebut diakibatkan oleh paparan internet yang semakin canggih, namun kemampuan pengawasan orang tua yang kurang. Seperti yang kita ketahui bahwa semakin canggihnya teknologi, diperlukan kecanggihan yang sejalan yang harus dimiliki oleh para orang tua agar dapat mendampingi anakanak mereka dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Di era digital yang serba praktis ini, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dinamika keluarga. Sebagian orang tua menjadikan gadget sebagai “penyelamat” yang dapat memberikan mereka waktu untuk beristirahat atau melakukan tugas lain dengan mengambil alih perhatian anak. Tindakan ini menjadi faktor utama bertambahnya pengguna gadget dan internet dari kalangan anak-anak di Indonesia. Dilansir dari situs Databoks, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa sejumlah 33,44% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan handphone atau gawai nirkabel dan 24,96% telah menggunakan internet per tahun 2022.
Kendati demikian, persepsi orang tua terhadap penggunaan gadget oleh anak masih cenderung negatif Hasil penelitian
Amalia dan Setyowati (2019) menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua menilai penggunaan gadget pada anak usia dini akan mengurangi kualitas komunikasi orang tua dengan anak serta menurunkan kemampuan psikomotorik, memengaruhi perkembangan emosional, dan mengurangi waktu tidur anak Gadget tetap dianggap sebagai “monster” yang berbahaya dan kerap kali disalahkan oleh orang tua apabila terjadi hal-hal buruk pada anak mereka “Hape terooos!”
menjadi slogan khas orang tua yang tren akhir-akhir ini
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Selain itu, beredar pula stereotype negatif di kalangan masyarakat terkait penggunaan gadget oleh anak, khususnya dampak terhadap akademik anak. Banyaknya anggapan bahwa penggunaan gadget berlebihan dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, karena anak menjadi ketergantungan dalam bermain gadget daripada belajar. Hal tersebut dilihat dari malasnya anak untuk menulis dan membaca dan lebih fokus untuk memainkan gadget-nya, (Rozalia 2017). Lamanya waktu yang dihabiskan oleh sang anak dalam memainkan gadget juga menjadi sebagian dari alasan orang tua merasa kesal dengan kegiatan anaknya tersebut.
Kemudian, gadget juga berdampak pada aspek jejaring sosial anak di masa sekarang. Banyak anak yang semakin nyaman hidup di dunia maya dengan segala pengaruhnya, sehingga para orang tua menjuluki mereka dengan julukan “alay”. Selain memiliki gaya yang tak lazim dalam hal berpakaian dan berkirim pesan, gadget juga dianggap sebagai peluntur budaya asli. Akibatnya, banyak anak yang sudah tidak mengerti tata krama dan bertindak semena- mena, seperti berani melawan orang tua, merokok di usia muda, menggunakan narkotika, bahkan melakukan seks bebas (Ameliola & Nugraha 2013). Hal itulah yang menyebabkan para orang tua memandang gadget sebagai pembawa pengaruh negatif terhadap kehidupan anakanak mereka.
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Bencsik dan Machova (2016) dalam Putra (2016) memaparkan bahwasannya perbedaan generasi dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu, Veteran generation atau Silent generation (1925–1946), Baby boom generation (1946–1960), X generation (1960–1980), Y generation atau millennium generation (1980–1995), Z generation (1995–2010), dan Alpha generation (2010–sekarang) Enam kelompok generasi tersebut,
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Bahkan terjadi perbedaan karakteristik yang cukup signifikan yang dimulai dari Gen Z dengan generasi sebelumnya, yakni ditandai dengan penguasaan informasi dan teknologi. Penggunaan internet juga mulai menjadi budaya global yang berpengaruh terhadap nilai-nilai, pandangan, dan tujuan hidup mereka.
Berdasarkan perhitungan, sebagian besar gen A merupakan anak-anak yang dilahirkan dari generasi milenial yaitu gen Y, (Ni’matuzaroh et.al 2022) Karakteristik gen A yang menonjol adalah penguasaan teknologi yang mumpuni hingga dijuluki sebagai “generasi tercerdas” sepanjang sejarah peradaban manusia setelah generasi Y dan generasi Z (Kharisma 2019). Mengapa? Karena mereka merupakan generasi yang paling akrab dengan dunia digital bahkan sejak sebelum lahir Kemudian, salah satu karakteristik gen Y ialah mereka yang hidup di pergantian milenium, sehingga mereka berada di era pergeseran saat teknologi digital mulai masuk (Prasasti & Prakoso 2020). Mereka bahkan dikenal sebagai pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi Hanya saja, dampak dari munculnya perkembangan digital ini ialah ditemukan berbagai pengaruh negatif di era ini Sehingga para gen Y hanya menyoroti segala hal negatif dari perkembangan digital ini.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Berdasarkan perbedaan karakteristik dua generasi tersebut, ditemukan dampak dari kesenjangan antara pendidikan dan pemahaman orang tua yang rendah mengenai gadget. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kesadaran orang tua dalam memberikan pengasuhan serta pengawasan yang baik mengenai gadget kepada anaknya (Saman & Hidayati 2023) Akibatnya, anak sulit memaknai fungsi penggunaan gadget karena orang tua yang cenderung memandang gadget sebagai suatu hal yang negatif
Padahal, gadget memiliki fungsi dan manfaat yang relatif sesuai dengan penggunanya Fungsi dan manfaat gadget secara umum menurut Chusna (2017), antara lain:
1 Komunikasi
Pengetahuan manusia semakin luas dan maju. Jika dulu manusia berkomunikasi melalui tulisan yang dikirimkan melalui pos, kini di era globalisasi manusia dapat berkomunikasi dengan mudah, cepat, praktis dan efisien menggunakan gadget
2. Sosial
Gadget memiliki banyak fitur dan aplikasi yang tepat untuk dapat berbagi berita, kabar, dan cerita, sehingga seseorang dapat menjaga hubungan baik dengan teman atau kerabat yang jauh tanpa memerlukan waktu yang relatif lama
3. Pendidikan
Seiring berkembangnya zaman, bahan pembelajaran tidak hanya menggunakan buku-buku di perpustakaan. Melalui gadget, berbagai ilmu pengetahuan yang diperlukan dapat diakses dengan lebih mudah
INSTITUT
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Selain itu, gadget juga memiliki dampak positif bagi anak. Marpaung (2018) mengatakan terkait dampak positif dari penggunaan gadget, antara lain:
1
Berkembangnya imajinasi anak melalui gambar yang tidak dibatasi kenyataan
2
Melatih kecerdasan anak karena terbiasa dengan tulisan, angka, gambar yang membantu melatih proses belajar
3
Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi untuk menyelesaikan sesuatu, yang didapatkan dari memenangkan permainan di gadget
Mengembangkan kemampuan dalam membaca, matematika, dan pemecahan masalah yang akan menimbulkan rasa ingin tahu pada anak dan kesadaran akan kebutuhan belajar tanpa harus dipaksa. 4.
Berdasarkan beberapa manfaat tersebut, masih banyak orang tua yang kurang mampu dalam menyesuaikan penggunaan gadget kepada anaknya di masa modern ini. Misalnya, manfaat dari penggunaan gadget ialah dapat menambah pengetahuan anak, (Novitasari 2019)
Kecanggihan internet dan browser yang dapat diakses dengan mudah di mana pun dan kapan pun akan mempermudah anak dalam memperoleh pengetahuan.
Namun, kelalaian orang tua dalam pengawasan akan menyebabkan anak mengalami “Information Overload” atau kelebihan informasi. Kelebihan informasi ini mencangkup berbagai hal yang dapat diakses anak saat membuka internet, baik itu mencangkup hiburan, berita, iklan, dan bahkan materi-materi negatif lainnya. Berbagai informasi yang terusmenerus muncul dan diterima oleh anak dapat berdampak pada kognitif anak, sehingga mampu mengganggu anak dalam mengambil keputusan bahkan kemampuannya dalam berkonsentrasi
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Zaman semakin berkembang, para orang tua dari generasi milenial tidak dapat terus hanya berpatokan pada gaya pengasuhan orang tuanya di masa lampau dalam mengasuh anak-anak mereka yang sudah tergolong generasi Z dan Alpha.
Paradigma dan stereotype negatif terhadap gadget sudah tidak lagi relevan karena sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya, penggunaan gadget dapat memiliki banyak manfaat dan dampak positif bagi anak. Hal ini dapat diperoleh dengan optimal selagi para orang tua mampu menyesuaikan
diri dengan era digital, cakap menggunakan gadget dan tidak lagi gaptek, serta meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan gadget oleh anak. Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua untuk mengurangi permasalahan ini?
Simak di slide berikutnya!
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Simak beberapa saran yang dapat diberikan berikut ini:
1 Lakukan komunikasi terbuka
Ciptakan lingkungan yang terbuka dan tidak menghakimi di mana anak Anda merasa nyaman mendiskusikan pengalaman online mereka. Doronglah mereka untuk membagikan apa yang mereka temui dan mengatasi kekhawatiran apa pun yang mungkin mereka miliki
2 Tetapkan batas waktu layar
Tetapkan batasan yang jelas untuk waktu layar. Alokasikan waktu untuk kegiatan pendidikan, rekreasi, dan sosial, memastikan gaya hidup online-offline yang seimbang
3 Ajarkan literasi digital
Bekali anak Anda dengan keterampilan mengevaluasi sumber informasi secara kritis, mengidentifikasi berita palsu, dan memahami potensi bias yang ada di media. Dengan cara ini mereka akan mampu mengatasi masalah kelebihan informasi dari sumber media internet dengan melek digital
4. Dorong aktivitas offline
Promosikan hobi dan aktivitas yang tidak melibatkan layar. Terlibat dalam olahraga, seni, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dapat memberikan istirahat yang sehat dari dunia online.
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Amalia, S., & Setyowati, S. (2019). Persepsi orang tua terhadap penggunaan gadget pada anak usia dini di tk surabaya. PAUD Teratai, 8 (1)
Chusna, P. A. (2017). Pengaruh media gadget pada perkembangan karakter anak. Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial Keagamaan, 17(2), 315-330.
CNBC Indonesia. (2024, Januari 18). Kecanduan ponsel warga RI tertinggi sedunia, anak-anak jadi korban. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240118105124-39506880/kecanduan-ponsel-warga-ri-tertinggi-sedunia-anak-anakjadi-korban
Detikcom. (2024, Januari 18). 5,5 juta anak Indonesia jadi korban pornografi, Menkopolhukam: Korban murid PAUD-SMA. Detik.com. https://www detik com/edu/edutainment/d-7301739/5-5-jutaanak-indonesia-jadi-korban-pornografi-menkopolhukam-korbanmurid-paud-sma
Katadata (2023, Februari 16) Hampir separuh anak usia dini sudah gunakan HP dan mengakses internet pada 2022 Databoks https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/16/hampirseparuh-anak-usia-dini-sudah-gunakan-hp-dan-mengaksesinternet-pada-2022
Gedung Departemen IKK-FEMA Lantai 2 Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Web: himaiko.lk.ipb.ac.id;email:ipbhimaiko@apps.ipb.ac.id
CP: Ahmad Darmawan(088808966157)
Kharisma, N. V. E. (2019). Kriteria guru sekolah dasar ideal pada era generasi alfa. diakses dari nandaverunaenun. blogs. uny. ac. id/.../Kriteria-Guru-Sekolah-Dasar-8 Juli, 22.
Marpaung, J (2018) Pengaruh penggunaan gadget dalam kehidupan KOPASTA: Journal of the Counseling Guidance Study Program, 5(2)
Mohammad (2023, August 30) What is information overload and how it affects your child Screentime Monitoring | Safes Parental Control App. https://www.safes.so/blogs/information-overload/
Nimatuzahroh, N., Khoirunnisa, H., & Niyarci, N. (2022). Penerapan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Terhadap Generasi Alpha di Abad 21 Jurnal Pelita PAUD, 7(1), 7-12
Prasarti, S , & Prakoso, E T (2020) Karakter dan perilaku milineal: peluang atau ancaman bonus demografi Consilia: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling, 3(1), 10-22
Putra, Y. S. (2017). Theoritical review: Teori perbedaan generasi. Among makarti, 9(2).
Saman, A M , & Hidayati, D (2023) Pola Asuh Orang Tua Milenial dalam Mendidik Anak Generasi Alpha di Era Transformasi Digital Jurnal Basicedu, 7(1), 984-992
Syahputra, A , & Mawarsari, D (2017) Hubungan intensitas pemanfaatan gadget dengan prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar. Jurnal Pendidikan, 2(1), 25-32.