Puisi

Lelah

Penulis: Diva Zahra Hapsari (IX E)

Bagaikan sebuah medali yang ingin dimiliki,kamu adalah tujuan ku ingin memiliki. Bagaikan angin yang bisa dirasakan namun tak bisa digenggam,aku bisa merasakan dimana kamu berada namun sayang tidak bisa slalu ada disisimu. Bagaikan kucing mengejar tikus dihutan,aku berlari mengejarmu jauh tanpa tau arah namun tau apa tujuanku,kamu. Seperti sedang menaiki gunung krakatau,akan ada banyak resiko yang harus aku hadapi jika ingin mendapatkanmu. Kamu seperti barang antik yang banyak orang ingin miliki,mereka rela melakukan apapun agar bisa memilikimu sama hal nya dengan ku yang rela melakukan apapun walau terkadang nyawa yang menjadi taruhannya. Aku ingin melakukan apapun dan berjuang dengan keras agar kamu bisa melihat seberapa jauh aku berjuang dan seberapa lama aku menunggumu dari mata dan kepala mu sendiri bukan dari cerita orang. Langit yang cerah kini berganti menjadi gelap,semilir angin yang semula menghangatkan kini berubah menjadi hembusan angin dingin yang siap menusuk kulit tubuh. Dimana Dewi Fortune? Aku merasa akan terjadi sesuatu,apakah keberuntungan sedang tidak berpihak kepadaku kali ini? Mungkin jawabannya adalah iya,aku melihat dirimu sedang tertawa lepas dibawah teduhnya payung dengan seseorang yang mungkin kini telah menjadi kekasihmu. Seakan tau apa yang sedang kurasakan saat ini,hujan turun dengan sendirinya mengguyur tubuh ini yang berdiri mematung tanpa ada payung yang menutupi turunnya hujan dan melihatmu berjalan dengan tawaan sambil mengalungkan tanganmu dilengannya. Tak memperdulikan wajahku yang kini sudah pucat seperti mayat akibat turun nya hujan yang kurasa semakin lama semakin lebat,seakan tak ada pemandangan lainnya aku terus menatap lurus kearahmu yang kini sudah menghilang entah pergi kemana. Hatiku kini tengah berdebat dengan egoku,memilih haruskah tetap bertahan dan berjuang mendapatkan mu atau memilih berhenti sampai disini dan pulang tanpa menggenggam mu disisiku.