
1 minute read
Pentigraf, Surya Bukan Cahaya Melainkan Bahaya

SAGARA
Advertisement
Penulis: Hilwa Raisa (VIII F)
Saga tersenyum lebar dari balik tanaman di dekat taman sekolah, ketika melihat rencananya berhasil. Bersamaan itu, Raino dari jauh mengacungkan jempol kepada Saga. Raino yang telah menyelesaikan apa yang diperintah oleh Saga itu kembali ke kelas usai memberi syarat kepada Saga kalau semuanya sudah beres. Saga dan Raino sudah kompak membuat rencana dari beberapa hari yang lalu sebagai cara untuk membantu Saga berdekatan dengan seorang perempuan.
Ara, perempuan yang berparas manis dengan rambut panjangnya terlihat kebingungan. Di tangannya ada sebuah kotak hitam pemberian Raino yang dikatakan untuknya. Ara lantas tersenyum ketika membaca note kecil yang ada di atas kotak hitam itu. Isinya, “Hai, Ara! Kotak ini ada 3 benda, lo buka aja, semoga suka, jangan lupa baca kertas yang ada di dalem ya. –S. ”, setelah membaca pesan singkat itu, Ara semakin penasaran dengan isinya. Ia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman dan membuka kotak yang ia kira dari pengagum rahasianya. Ara terkejut sembari tersenyum saat melihat satu cokelat batangan, setangkai mawar putih, dan selembar kertas yang dibentuk pesawat. Ara, lihat ke belakang kalo lo pengen tau siapa gue. Sontak Ara menoleh ke belakang, terkejut mendapati sosok Saga yang sedang tersenyum. “Hai, Ra. Gue suka sama lo, boleh?”
