2 minute read

Kewaspadaan Bencana Hidrometeorologi

KEWASPAD AAN BENC AN A

HIDROMETEOROLOGI https://fortytwomagazine.com/magazine/ Dalam dekade terakhir ini, bencana banjir dan longsor kerap terjadi di Indonesia. Bencana tersebut

Advertisement

erat kaitannya dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan kondisi cuaca ekstrem. Bencana ini disebut dengan bencana hidrometerorologi. Dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi seperti kekeringan, banjir, longsor, ataupun siklon diduga erat kaitannya dengan perubahan iklim.

Peristiwa bencana hidrometeorologi yang belakangan ini terjadi di Indonesia adalah siklus tropis. Siklon tropis atau badai tropis bisa juga disebut topan

(typhoon ) merupakan perputaran sirkulasi angin yang diikuti dengan gerakan udara ke atas lebih

dominan dalam kondisi cuaca berawan. Siklon

tropis ditandai dengan tekanan rendah, menghasilkan angin kencang dan hujan lebat.

Biasanya siklon tropis mengakibatkan hujan dan angin

yang kencang sehingga menyebabkan bencana pada wilayah yang dipengaruhinya. BMKG (Badan

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) menyatakan bahwa curah hujan ekstrem serta angin

kencang yang akan melanda wilayah Indonesia sudah

dapat diprediksi.

Siklon tropis Cempaka dan Dahlia yang melanda sebagian besar wilayah Jawa merupakan fenomena

alam baru yang terjadi di Indonesia (Sumber: BMKG).

Siklon tropis Dahlia dan Cempaka memberikan dampak berupa kondisi curah hujan dengan intensitas

sedang hingga lebat di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali seperti pada

gambar 1. Data pada gambar 1 diperoleh dari GSMaP

(Global Satellite Mapping of Precipitation ) atau satelit cuaca/meteorologi global bersamaan dengan

terjadinya peristiwa siklon Cempaka dan Dahlia, yaitu

pada tanggal 28, 29, dan 30 November 2017.

Gambar 1. Kondisi curah hujan harian dari tanggal 28-30 November 2017 untuk wilayah Indonesia

Dampak dari siklon tropis ini tidak hanya ditandai dengan intensitas curah hujan yang sedang hingga tinggi, tetapi juga disertai angin kencang dengan kecepatan mencapai lebih dari 20 knot. Kondisi ini terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, serta Jawa Timur bagian barat dan selatan. Kecepatan angin ini mengakibatkan kenaikan gelombang laut dengan ketinggian mencapai 4,0-6,0 meter di Samudra Hindia selatan Jawa. Ketinggian gelombang laut ini berimbas sampai ke perairan selatan Jawa, Lombok, Selat Bali bagian selatan, Selat Lombok bagian selatan, Samudra Hindia selatan Bali, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) di mana ketinggian gelombang laut mencapai 2,5-4,0 meter. Pada gambar 2, terlihat profil arah angin yang diakibatkan oleh siklon Cempaka dan siklon Dahlia pada tanggal 28-30 November 2017 di wilayah Indonesia. http://www.sinarharapan.co/news/read/1712018813/bmkgsiklon-tropis-dahlia-mulai-menjauh

Melihat dampak yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi, maka kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi ini perlu ditingkatkan dan disosialisasikan. Pemerintah perlu menghimbau kewaspadaan ini kepada berbagai pihak baik di tingkat pemerintah daerah (pemda) agar berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tingkat nasional.

(Penulis : Sinta Berliana Sipayung dan Amalia Nurlatifah)

Gambar 2. Kondisi angin Indonesia berdasarkan pantauan Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) LAPAN, pada tanggal: a. 28, b. 29 dan c. 30 November 2017