32
Jawa Pos
Minggu 17 Januari 2016
Semut Jepang Bukan
Semut Biasa Nama semut jepang (tenebrio molitor) mungkin belum terlalu familiar bagi sebagian besar orang. NAMUN, serangga yang awal mulanya berasal dari Negeri Sakura itu perlahan mulai dibudidayakan beberapa orang di Banyuwangi. Serangga berwarna cokelat tua itu dipercaya berkhasiat mengobati penyakit asam urat dan diabetes. Di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, salah satunya. Beberapa warga memelihara binatang berkaki enam itu di kotak-kotak plastik yang diisi kapas. Mudahnya cara merawat dan modal yang tidak terlalu besar menjadi alasan warga banyak memelihara semut jepang. Suhan Wahyu, 49, salah seorang pemelihara semut jepang mengatakan, hanya memerlukan modal kurang dari Rp 30 ribu untuk memelihara serangga itu. Awalnya, dia membeli 10 ekor induk semut jepang dengan harga per ekor Rp 2.500. Kemudian, dia membeli ragi tape seharga Rp 15.000 rupiah untuk pakan semut jepang itu selama satu bulan. Setelah itu, tinggal menyiapkan media tempat tinggal semut berupa kotak plastik atau toples yang diisi kapas. Setelah menunggu sekitar dua bulan, jumlah semut Jepang yang Wahyu miliki mencapai 200 ekor lebih. Belum termasuk larva-larva yang berjumlah ribuan. Serangga yang memiliki sayap itu, kata Wahyu, cukup cepat dalam bereproduksi. Yang penting, menurutnya, jangan sampai diberi ragi tahu sebagai makanan. “Sehari untuk 100 ekor semut jepang bisa diberi makan dua butir ragi tape. Yang penting jangan sampai telat biar tidak berebut makanan. Kemudian, jangan sampai lembab kapasnya, harus kering terus,” terangnya. Angka kematian larva semut jepang, kata Wahyu, terbilang sedikit. Minimal 70 persen larva yang menetas dipastikan akan hidup hingga dewasa. (fre/c1/als)
FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA
RUMAH SEMUT: Budidaya semut Jepang hanya membutuhkan toples, kapas, dan ragi tape.
CARA KONSUMSI: Selain bisa dimakan langsung, semut Jepang juga bisa dimasukkan ke dalam kapsul atau pisang.
Soal Harga, Lumayan Menjanjikan TERKAIT pemasaran, Wahyu menerangkan, memang belum terlalu ramai. Namun, ada saja pembeli yang datang kepadanya. Minimal satu pembeli membeli 10 sampai 20 ekor semut jepang. Dia menjual dengan harga sekitar Rp 2.500 sampai Rp 4.000 per ekor. Tergantung ketersediaan semut jepang yang dia miliki.
Dengan harga segitu, Wahyu mengatakan, dapat memperoleh untung puluhan kali lipat dari modal awal. Jika dalam tempo empat bulan 20 ekor semut jepang sudah berubah menjadi 800 ekor, maka modal Rp 50 ribu dapat kembali menjadi Rp 2 juta. Dikurangi ongkos pakan seharga Rp 60 ribu.
Oleh karena itu, saat ini pria dua anak itu sedang berusaha memperbanyak serangga peliharaannya itu. Jika nanti tiba-tiba ada permintaan banyak, dia dapat memenuhinya. “Sekarang masih melayani tetangga-tetangga saja, tapi nanti kalau sudah banyak, saya berani menawarkan ke mana-mana,” tegasnya. (fre/c1/als)
Dipercaya Bisa Mengobati Diabetes dan Asam Urat SEMUT jepang yang memiliki sebutan “ari” oleh masyarakat Jepang ternyata dipercaya memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Semut jepang digolongkan sebagai serangga yang setia bagi masyarakat Jepang. Semut tersebut sangat setia terhadap teman satu kelompok. Wahyu mengatakan, warga Desa Kelir sudah banyak yang memelihara semut jepang. Tetapi, sebagian masih untuk konsumsi pribadi. “Kata mereka yang habis mencoba, setelah minum semut Jepang, asam uratnya tidak terlalu sakit. Menurut kepercayaan yang berkembang, jumlah semut jepang yang dikonsumsi harus ganjil dan minimal lima ekor. Sebelum dikonsumsi, semutnya dibersihkan dulu dengan air panas. Supaya ragi tapenya tidak
Sebelum dikonsumsi, semutnya dibersihkan dulu dengan air panas. Supaya ragi tapenya tidak katut. katut,” ujarnya. Tata cara mengonsumsi semut jepang itu, kata Wahyu, cukup mudah. Bisa dimakan bersama pisang. Bisa dimasukkan ke dalam selongsong kapsul, dan bisa juga ditelan mentah-mentah. Dengan rasa sedikit pedas mirip rasa semut api, kata Wahyu, semut jepang semakin berkhasiat ketika dikonsumsi dalam keadaan hidup. Khasiat semut jepang yang
dipercaya warga, di antaranya meringankan penyakit jantung, meringankan diabetes, mengatur tekanan darah, meningkatkan vitalitas, mengatasi penyakit asam urat, dan membantu mengobati stroke. “Memang belum ada penelitian khusus. Saya sih tahunya dari teman-teman yang sudah mencoba. Kadang juga saya gunakan sendiri,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi (PKF) Dinkes Banyuwangi, Mujito, mengatakan belum ada riset resmi mengenai khasiat semut jepang. Namun, jika nanti warga berniat mengemasnya sebagai obat tradisional, dia mengatakan masyarakat bisa berkomunikasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna memastikan keamanannya. (fre/c1/als)
CEPAT BERKEMBANG: Perkembangbiakan semut Jepang cukup cepat. Dari 10 ekor indukan, dalam sebulan sudah bisa mencapai 200 ekor lebih.