Radar Banyuwangi | 15 September 2013

Page 6

MINGGU l 15 SEPTEMBER 2013 l HALAMAN 36

SISI DARAT: Pintu masuk gua kelelawar di bukit Sembulungan.

BAYU SAKSONO/RaB

GERDA SUKARNO/RaBa

a

Berdayakan dan warga

Nelayan

Sekitar BANYAK potensi wisata yang menjanjikan di Blok Sembulungan. Namun, akses menuju lokasi tersebut masih sangat terbatas. Lewat jalur darat, butuh perjuangan berat jika hanya dengan kendaraan roda dua untuk mencapai lokasi tersebut. yang paling cepat menuju ke kawasan itu adalah melalui jalur laut dari Pelabuhan Muncar. Perkembangan terbaru, kalangan nelayan Muncar siap memfasilitasi warga yang ingin mengunjungi Blok Sembulungan. Sekelompok nelayan bersama warga Muncar berencana membuka jalur wisata menggunakan perahu ke wilayah Sembulungan. ‘’Kami sedang berkoordinasi dengan pihak Taman Nasional Alas Purwo. Sepertinya hampir ada ‘lampu hijau’ untuk itu,’’ ujar H. Eko Sujarno, agen tiket Sehati Sinergy, Muncar. Bila itu terwujud, kata Eko, pengunjung bisa menggunakan jasa perahu nelayan ke Sembulungan. Selain bisa mendongkrak kunjungan ke kawasan taman nasional, rencana itu juga memiliki misi pemberdayaan nelayan dan warga sekitar n Baca Berdayakan...Hal 35

GERDA SUKARNO/RaBa

RIMBUN: Tanaman bambu mendominasi vegetasi yang tumbuh di Semenanjung Sembulungan, Banyuwangi.

LUAS: View sepanjang pesisir timur Pulau Jawa dapat dipantau dari atas bukit Semenanjung Sembulungan, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Lantaran posisi strategis tersebut, tentara Jepang membangun banyak bungker pertanahan di Sembulungan di masa Perang Dunia II lalu.

Semenanjung ”Bungker” Sembulungan

Ada Meriam Berbobot 4 Ton di Atas Bukit BANYUWANGI - Posisi Semenanjung Sembulungan memang lebih dekat dengan Pelabuhan Muncar, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Menuju tanjung di ujung tenggara Pulau Jawa tersebut, warga bisa mencapainya menggunakan kapal nelayan selama 45 menit. Namun, dari sisi administrasi pemerintahan, kawasan semenanjung itu merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Tegadlimo, Banyuwangi. Mencapainya melalui jalur darat, pengunjung bisa masuk kawasan hutan menuju pantai tersebut melewati jalan di Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo. Dari sisi kewenangan pengelolaan, kawasan tersebut sepenuhnya merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Tentu saja wilayah semenanjung tersebut termasuk kawasan yang dilindungi. Yang menarik, Semenanjung itu tak

hanya menyimpan kekayaan sumber daya alam hayati yang dilindungi. Tempat tersebut ternyata juga menyimpan banyak memori yang menghiasi perjalanan sejarah perjuangan Indonesia. Banyak peninggalan sejarah sejak zaman Kerajaan Blambangan hingga zaman pendudukan Jepang menjelang kemerdekaan Republik Indonesia. Posisi Semenanjung Sembulungan yangg strategis menyebabkan para penguasa di setiap era sejarah menjadikan kawasan itu sebagai pos penting untuk perdagangan hingga pos pertahanan wilayah. Menurut warga sekitar, di sekitar puncak bukitt Sembulungan terdapat semacam artefak k yang diduga bekas lokasi pandai besi di masa Kerajaan Blambangan. Namun, isu artefakk itu masih perlu diuji kembali kebenarannya melalui penelitian dan kajian ilmiah. Selain itu, yang tak kalah pentingnya,

a

GERDA SUKARNO/RaB

wi layah Semenanjung Sembulungan me miliki arti strategis dalam sistem pertahanan laut. Hal itu sudah dibuktikan

Jepang saat menduduki Indonesia selama 3,5 tahun hingga tahun 1945 silam n

Baca Ada...Hal 35

Air Surut, Pintu Gua Terbuka

Banyak versi Kisah Makam Gandrung SEBUAH kompleks makam tua terdapat di tepi pantai Semenanjung Sembulungan. Bangunan tersebut terlihat cukup menonjol di antara gubuk-gubuk lain di pantai berpasir putih tersebut. Kompleks makam itu juga dikelilingi pagar tembok. Gerbangnya juga lumayan kokoh dengan tulisan “Selamat Datang” di bagian atasnya. Tepat pada sisi utara kompleks tersebut ada makam. Bangunan inti makam itu dikelilingi tembok dan ditutup atap genting. Lantai bangunan dilapisi keramik warna putih n

BESAR: Meriam sepanjang 7 meter dan berbobot 4008 Kg i tergolek dengan posis ng terbalik di Semenanju Sembulungan, Banyuwangi.

MISTERI: Kompleks bangunan makam Mbah Gandrung di tepi pantai Sembulungan.

SEBUAH gua panjang berliku terdapat di kawasan Tanjung Sembulungan. Tempat tersebut sudah lama dihuni ribuan kelelawar. Karena itu, masyarakat setempat menamai tempat tersebut sebagai Gua Lawa (gua kelelawar). Untuk mencapai lokasi gua tersebut, warga bisa berjalan kaki dari pos petugas Taman Nasional Alas Purwo di Pantai Sembulungan. Jaraknya pun tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu sekitar 30 menit berjalan kaki melintasi hutan bambu. Sudah tersedia jalan setapak di hutan bambu tersebut. Selain itu, papan penunjuk arah sederhana menuju Gua Lawa juga sudah tersedia di sana. Satu tips untuk warga yang akan berkunjung ke sana, sebaiknya Anda

membawa sapu tangan atau masker penutup hidung. Sebab, di radius 50 meter dari gua, aroma amoniak dari kotoran kelelawar penghuni gua tersebut sudah terasa. Semakin mendekati pintu gua, aroma amoniak kian menyengat hidung. Lubang masuk gua tersebut dua buah. Satu lubang berbentuk seperti pintu bungker peninggalan Jepang. Di lantainya terdapat tangga masuk ke bawah dan dindingnya tersusun dari batu bata. Atapnya seperti tersusun dari beton serta kombinasi semen dan batu alam. Posisi tangga menurun dan berkelok-kelok ke kiri dan ke kanan. Sementara itu, lubang satunya lagi bentuknya tidak beraturan n

Ribuan Hektare Hutan Bambu Kawasan Ulupampang Pernah Jadi Ibukota Kerajaan Baca Banyak...Hal 35

DARI kejauhan, Semenanjung Sembulungan terlihat seperti gunung berwarna hijau. Kawasan hijau itu dikelilingi laut dan langit yang didominasi warna biru. Begitu kita mendekati bukit tersebut, warna hijau yang merata bak karpet itu akan terlihat kian tidak heterogen. Detail warna penyusun bukit hijau itu pun sedikit mengalami “separasi warna” menjadi bergaris-garis jelas warna hijau tua, hijau muda, dan kuning. Bermacam warna itu merupakan warna asli vegetasi yang tumbuh di bukit tersebut. Dari seluruh luas daratan Semenanjung Sembulungan, sebagian besar ternyata ditumbuhi tanaman bambu. “Dari ribuan hektare luas kawasan itu, mayoritas merupakan tanaman bambu,” jelas Pramuji, salah satu petugas jagawana Balai Taman Nasional Alas Purwo. Diperkirakan, luas hutan bambu di kawasan Semenajung Sembulungan sekitar 6700 ha. Paling banyak tumbuh adalah bambu yang oleh warga setempat disebut sebagai “pring ori” n Baca Ribuan...Hal 35

SEMENANJUNG Sembulungan memiliki teluk sempit yang menjorok sangat dalam bernama teluk Pangpang atau juga biasa disebut teluk Pampang. Pada salah satu sudut teluk Pangpang terdapat Pelabuhan Muncar. Kini, Muncar tersohor sebagai salah satu pelabuhan ikan terbesar di Indonesia. Di masa lalu, Pelabuhan Muncar bernama Pelabuhan Ulupampang. Terletak dekat Selat Bali, Pelabuhan Ulupampang mulai dibangun tahun 1576 oleh Raja Blambangan, Prabu Tawang Alun. Ketika itu, Blambangan dibawah pengaruh kerajaan Mengwi dari Bali.

BAYU SAKSONO/RaBa

Baca Air...Hal 35

GERDA SUKARNO/RaBa

BLOK BERSEJARAH: Semenanjung Sembulungan dipotret dari Selat Bali. Sebelah barat tanjung tersebut terdapat Teluk Pangpang, tempat bersejarah yang merupakan kawasan aman dari ombak.

Pelabuhan Ulupampang dibangun Tawang Alun sebagai pengganti Pelabuhan Panarukan yang kala itu

mulai ditinggalkan pelaut Portugis. Pelabuhan Ulupampang didirikan Tawang Alun dikawasan Muncar

dengan pertimbangan tempatnya strategis dan aman dari serangan musuh n Baca Kawasan...Hal 35


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.