1 minute read

SOSOK BAPAK J.B. SUMARLIN MENURUT ANTONIUS W. SUMARLIN, B.A., M.A.

Next Article
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

"Beliau merupakan seorang peker keras ketika menjadi dosen dan di tenga kesibukkannya, beliau menyempatka waktu bersama keluarga saat maka malam saja. Namun, ketika sudah menja menteri pun, beliau bekerja selama 7 ha dan hanya ada waktu bersama denga keluarga pada saat hari Sabtu," Uca Bapak Anton mengenai pandanganny terhadap ayahnya sendiri.

Menurut Bapak Anton, Bapak J.B. Sumarlin merupakan seseorang yang sangat sibuk. Hal yang sangat dikagumi Bapak Anton terhadap ayahnya sendiri adalah kemampuannya untuk melakukan multitasking Bapak J B Sumarlin melaksanakan TRIDARMA (pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat) dengan sangat totalitas, dimana beliau tidak hanya bekerja sebagai pendidik, tetapi beliau juga mengabdi pada masyarakat (membantu institusi lain diluar dunia pendidikan dan mendampingi KKN-Kuliah Kerja Nyata) hingga mengabdi pada negara (menjadi menteri keuangan).

Advertisement

Bapak Anton menyimpulkan ada dua pesan yang diberikan oleh Bapak J.B. Sumarlin, yaitu sebagai manusia kita harus bisa menyikapi kelemahan kita, dan jadilah manusia yang berguna di masyarakat (dengan bantuan skill, knowledge, dan attitude). Selanjutnya, pengalaman Bapak Anton bersama Bapak J.B. Sumarlin yang tidak terlupakan adalah ketika beliau bersama istrinya menjadi yang pertama untuk menginisiasi atau mendukung yayasan ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah) dalam parokinya, yaitu Gereja Fransiskus Asisi di Tebet. Hingga sekarang, Bapak Anton tetap melanjutkan aksi tersebut

Bapak J.B. Sumarlin selalu mengatakan "ORA ET LABORA" yang berarti 'berdoa sambil bekerja' dan perkataan ini yang selalu diingat Bapak Anton Bapak J B Sumarlin merupakan seorang yang berjuang akan imannya, beliau berjuang menjadi pribadi Katolik yang baik dan benar. Ia selalu pergi ke Gereja tiap hari minggu dan terus memperdalam imannya yang didampingi oleh Romo Damian Bapak Anton berkata, "Ayah saya mengajarkan bahwa di dalam kehidupan, mengikuti sakramen dan sebagainya tidak menjadikan diri kita lebih baik, melainkan kita juga harus bekerja. Berdoa sebelum bekerja, bekerja dengan giat, dan menutupnya kembali dengan doa "

This article is from: