
2 minute read
PEMBONGKARANPUNGUTAN LIARDIRSCM
Pada 1974, Pak J B Sumarlin sedang menjabat sebagai Menteri Penertiban
Aparatur Negara (PAN). Beliau mendapatkan laporan penyelewengan dana gaji pegawai Rumah Sakit Cipta
Advertisement
Mangunkusumo (RSCM), di mana Kantor
Bendahara Negara selalu meminta uang pelicin sebelum mencairkan dana untuk gaji karyawan RSCM, sehingga gaji pegawai RSCM dipotong. Kemudian, Pak J.B. Sumarlin segera berkoordinasi dengan Pak Ali Wardhana, Menteri
Keuangan saat itu
Atas bantuan Prof Dr Rukmono, direktur RSCM, Pak J.B. Sumarlin menyamar dengan nama Pak Ahmad
Sidik sebagai seorang pegawai administrasi di RSCM. Sehari-hari, Pak
Sidik bekerja seperti layaknya seorang karyawan, bahkan ia pernah dimarahi oleh
Kasus ini menunjukkan penyimpangan dari nilai kehidupan keadilan yang ditangani oleh Pak J B Sumarlin Keadilan memiliki arti bahwa seluruh orang mendapatkan apa yang menjadi haknya. Kasus ini termasuk dalam keadilan legal, karena kasus ini berhubungan dengan negara
Keadilan para pekerja yang tidak dipenuhi juga menunjukkan adanya pelanggaran akan hak asasi manusia mereka. Hak asasi manusia sendiri terdiri atas tiga jenis hak: hak milik, hak hidup, dan hak kebebasan.
Pak Harta, atasannya, karena datang terlambat ketika jadwal berubah menjadi lebih pagi. Pak Harta juga mengatakan bahwa Pak Sidik terkesan agak pasif karena seringkali tidak memberikan solusi atas masalah kekurangan uang pelicin yang mereka hadapi.
Suatu hari, pada saat Pak Harta dan Pak Sidik sedang berkunjung ke KBN, tiba-tiba datang rombongan Pak Ali Wardhana. Pak Sidik langsung membongkar penyamarannya dan setelah melihat bukti-bukti yang ada, 5 pegawai penyeleweng dipecat
Akibat adanya penagihan uang pelicin sebelum pemberian gaji, gaji yang selayaknya mereka terima dipotong Dengan demikian, hak milik para pegawai atas gaji yang semestinya mereka terima dilanggar.
Selain itu, pada UU No 39 dituliskan bahwa HAM sudah sepatutnya dilindungi oleh negara Sedangkan, dalam kasus ini kantor bendahara negara yang merupakan perwakilan negara menjadi sumber pelanggaran hak asasi manusia.
Menurut Rerum Novarum artikel 44, upah yang diterima oleh kaum buruh sesuai dengan kesepakatan atau kontrak kerja yang telah disepakati antara majikan atau pengusaha dengan kaum buruh. Selanjutnya, Solicitudo Rei Socialis artikel 41 membahas mengenai sikap mengutamakan kaum miskin dalam mengamalkan cinta kasih Kristiani, serta keputusan yang diambil mengenai hakpemilikan Dalam kasus penyamaran di RSCM, para pegawai Kantor Bendahara Negara yang melakukan pungutan liar belum mengutamakan kaum miskin, karena mereka mengambil gaji dari rakyat kecil Para pekerja pasti akan sangat terbebani dalam menangani masalah-masalah finansialnya Tindakan ini juga secara jelas bertentangan dengan artikel 41 dari Rerum Novarum, di mana gaji yang mereka terima tidak sesuai dengan kesepakatan atau kontrak yang telah mereka buat
Selain itu, pengawasan yang lebih ketat akan pemberian gaji pegawai juga diperlukan, supaya para pegawai mendapatkan gaji sesuai dengan yang tertera dalam kontrak. Para pegawai juga perlu memberanikan diri untuk melaporkan tindakan curang yang mereka alami dan pemerintah harus memfasilitasi laporan mereka dengan kritis, solutif, dan adil.
Berdasarkan upaya yang dilakukan oleh Bapak J.B. Sumarlin tentunya dapat dikatakan beliau merupakan seseorang yang juga sangat totalitas dalam mengerjakan tugasnya. Beliau rela menyamar menjadi pegawai RSCM guna menyelidiki kasus korupsi, di mana ia pasti seringkali menerima perintah layaknya seorang bawahan padahal ia memegang jabatan yang tinggi. Selain itu, untuk menuntaskan tugasnya tersebut, ia juga pasti memerlukan sikap kesabaran untuk menghadapi masalah-masalah yang beliau temukan selama bertugas. Misalnya, ketika menghadapi atasan yang bertindak curang, beliau tidak bertindak impulsif tapi tetap sabar dan bertindak strategis dalam menangani masalah ini
Pak J.B. Sumarlin berhasil membongkar kasus-kasus ketidakadilan dalam masyarakat dengan menangkap dan memberikan sanksi kepada oknum yang bertindak curang tersebut Sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja, kesadaran pelaku untuk berbela rasa kepada kaum miskin perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai dengan memberatkan hukuman bagi pelaku dan mengadakan sanksi sosial, di mana pelaku diberhentikan secara tidak hormat yang dipublikasikan secara umum
Dalam kasus ini juga tercermin sikap Pak J.B. Sumarlin yang berani dan tangguh. Pak J.B. Sumarlin bukan seorang pengecut yang hanya mau bekerja dibalik layar saja, beliau berani turun tangan dan langsung membongkar pungutanpungutan liar yang terjadi di lapangan. beliau juga tidak putus asa melihat banyaknya kasus pungutan liar yang ada di Indonesia, melainkan terus tangguh dan mencari berbagai solusi untuk memberantas kasus-kasus tersebut.
