IN-DEPTH
Strategi Pengambilan Keputusan
Kelompok yang Lebih Efektif
IN-DEPTH
Strategi Pengambilan Keputusan
Kelompok yang Lebih Efektif
Roomansa - Startup
Layanan Psikologi
Pilih Niche Marketmu
dengan Tepat
PENGARAH
Semuel Abrijani Pangerapan
PEMBINA
Bonifasius Wahyu Pudjianto
PENANGGUNG JAWAB & PEMIMPIN REDAKSI
Sonny Sudaryana
EDITOR
Fadhila Hasna Athaya
Maria Sattwika Duhita
Putranto Adhi Nugroho
PENULIS
Aulia Mahiranissa
Mayasti Dwidya Nastiti
Nabila Savitri Erwansyah
Sofy Nito Amalia
Yurista Andina
DESAIN & LAYOUT
Bagus Septa Pratama
Rizka Irjayanti
ILUSTRASI COVER
Ferdian J. Permana
ILUSTRASI ARTIKEL
Gerardus Aloysius
PRODUKSI & SIRKULASI
Anka Raharja
Fahmi Riskian
Gegap gempita Metaverse-nya Facebook atau Meta, perlahan redup bahkan sudah nyaris jarang terdengar. Saat itu Meta seolah gamang dalam mengambil keputusan, akan terus melanjutkan proyek Metaverse yang ditentang banyak investornya atau dihentikan?
Namun apa yang terjadi? Memasuki awal tahun 2023, Mark Zuckerberg mengambil keputusan agar Meta segera “banting setir” dari yang mengembangkan Metaverse belok menjadi mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Kini MetaAI seolah bangkit dengan gairah baru dan seketika bergerak melesat.
Sebagai founder startup, kemampuan berpikir strategis sebelum mengambil keputusan merupakan aset yang tak ternilai harganya. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan cepat, keputusan yang tepat dapat menjadi pembeda antara keberhasilan dan kegagalan. Oleh karena itu, dalam edisi kali ini, Rintisan mengangkat tema “Strategic Thinking & Decision Making”.
Salah satu artikel yang kami hadirkan adalah mengenai kerangka kerja strategis. Dalam artikel ini, kami menjelaskan beberapa jenis kerangka kerja yang biasa digunakan entrepreneur. Dengan membangun kerangka kerja strategis yang kokoh, founder dapat menetapkan arah yang jelas, mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan, dan mengatur prioritas untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Namun, tentu tidak selalu semua hal yang direncanakan dapat berjalan secara lancar. Tantangan dan hambatan dapat mengacaukan strategi yang telah dirancang. Oleh karena itu, Rintisan juga menyajikan artikel yang
membahas bagaimana mengatasi hal-hal yang mengacaukan strategi. Founder akan mendapatkan wawasan dan saran praktis untuk menghadapi perubahan pasar, persaingan, dan tantangan internal dalam menjaga strategi tetap berjalan sesuai rencana.
Untuk bisa berjalan dengan baik, startup tidak hanya selalu berfokus pada keuntungan yang besar, namun juga mengelola pengeluaran dengan bijak. Untuk itu, ada juga artikel yang membahas strategi penghematan pengeluaran startup. Founder akan belajar bagaimana memprioritaskan pengeluaran, mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan, dan memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan biaya operasional.
Pembahasan mengenai strategi memilih niche market, tipe-tipe pengambil keputusan, strategi pengambilan keputusan secara efektif dalam kelompok, hingga mengenal entrepreneurial strategy compass juga menarik untuk dibaca.
Dengan rangkaian artikel-artikel tersebut, Rintisan berharap dapat memberikan wawasan mendalam kepada para founder startup mengenai pentingnya berpikir strategis sebelum mengambil keputusan.
Rintisan berkomitmen untuk terus memberikan informasi terkini, bermanfaat, inspiratif, dan informatif bagi komunitas startup. Ikuti tiap edisinya dan jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahamanmu tentang strategic thinking & decision making yang krusial bagi kesuksesan startup.
– Tim RedaksiDalam berpikir strategis, pengusaha harus memiliki pemahaman yang
mendalam tentang pasar, pesaing, tren industri, dan kebutuhan pelanggan.
Dengan menggabungkan analisis data dan informasi yang objektif, pengusaha dapat melihat peluang yang
ada dan mengidentifikasi risiko yang mungkin dihadapi sebelum akhirnya mengambil keputusan strategis.
Dalam dunia startup, pengambilan keputusan strategis merupakan hal yang krusial. Perpaduan antara intuisi dan fakta yang teruji dapat menjadi fondasi yang kuat untuk kesuksesan startup.
Intuisi dapat memberikan wawasan berharga dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian. Sifatnya yang spontan dan tidak terduga membuatnya menjadi aset yang berharga dalam menghadapi situasi yang kompleks dan cepat berubah. Namun, penting untuk melengkapi intuisi dengan analisis yang mendalam dan data yang terpercaya.
Strategi yang baik memerlukan pemahaman yang jelas tentang tujuan jangka panjang dan visi perusahaan. Pengusaha harus dapat memvisualisasikan masa depan yang diinginkan dan merumuskan langkahlangkah strategis untuk mencapainya. Intuisi dapat menjadi pemandu yang kuat dalam mengidentifikasi arah yang tepat, tetapi juga penting untuk menguji dan memvalidasi intuisi dengan data dan pemikiran rasional.
Selain itu, berpikir strategis juga melibatkan kemampuan untuk melihat ke depan, mengantisipasi perubahan, dan kemampuan beradaptasi dengan cepat. Dunia bisnis startup seringkali bergerak dengan kecepatan tinggi, sehingga kemampuan untuk berpikir strategis dan mengambil keputusan yang cepat pada waktu yang tepat menjadi sangat penting. Pengusaha harus mampu menggabungkan intuisi dengan informasi terkini untuk mengambil langkah-langkah yang paling efektif.
Direktur Jenderal Aplikasi
Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Banyak pengusaha yang berpendapat, “Yang penting action. Teorinya nanti dulu.”
Tidak berpikir terlalu lama dan langsung ke action bukanlah hal yang salah. Namun, menyepelekan dan mengesampingkan teori adalah hal yang kurang tepat. Beberapa pengusaha merasa
bahwa pendekatan, teori, atau kerangka kerja adalah hal yang
tidak perlu dan hanya mengandalkan intuisi dalam bertindak.
Padahal, industri konsultasi manajemen dengan nilai lebih dari $250 miliar dilakukan di atas kerangka kerja atau teori yang dikombinasikan dengan pengalaman yang tak ternilai harganya. Kerangka kerja atau teori tidak menjamin sesuatu yang dilaksanakan akan benar 100%. Namun, teori atau kerangka kerja mempermudah pengerjaan atau proses dan meminimalisasi kesalahan karena kita belajar dari praktik terbaik milik orang lain.
Dengan menerapkan teori atau kerangka kerja, kita seakan ‘dipaksa’ untuk menelaah secara luas bagian yang mungkin tidak kita amati atau kita anggap tidak menarik, sehingga kurang menjadi perhatian. Mengerjakan sesuatu berlandaskan teori atau kerangka kerja bisa menjadi deteksi dini sekaligus penyelamat ketika risiko muncul. Untuk itulah, kamu perlu mengetahui dan menerapkan teori atau kerangka kerja yang penting digunakan untuk pengusaha, seperti yang bisa kamu terapkan di bawah ini:
Dalam kerangka kerja ini, kamu akan dipermudah dalam menentukan, apakah perusahaan sudah selaras dengan pasar, serta bagaimana caranya agar berhasil. 3C ini terdiri atas:
Kamu perlu membuat detail tentang:
• Siapa pelangganmu?
• Bagaimana kamu mengelompokkan pelanggan? (mengidentifikasi segmen pelanggan)
• Apakah beberapa jenis pelanggan punya kecenderungan yang berbeda dengan yang lain? (keinginan segmen yang berbeda)
• Apakah perubahan harga membuat perbedaan besar bagi mereka? (kemampuan pengaturan harga untuk pelanggan)
• Tren kebutuhan pelanggan
Kamu perlu menetapkan tujuan perusahaan sejelas mungkin. Misalnya dengan menentukan:
• Apa saja produk (barang/layanan) yang kamu jual?
• Keterampilan spesial apa yang dimiliki perusahaanmu yang membuatnya berharga?
• Apa yang menjadi pembeda dari usahamu? (apa yang bisa kamu lakukan dan tidak bisa dilakukan orang lain)
• Seberapa jauh kapasitasmu dalam memproduksi?
• Bagaimana dengan profitabilitas dan kondisi keuangan perusahaan saat ini?
• Seperti apa saluran distribusinya?
Penting sekali bagimu untuk mengetahui situasi persaingan yang terjadi di industrimu, dan apa yang dilakukan pesaingmu.
• Seperti apa pangsa pasar dan pertumbuhan pesaingmu?
• Bagaimana dengan tingkat diferensiasinya?
• Siapa yang tumbuh paling cepat dan mengapa?
• Apakah ada perubahan yang mempengaruhi seluruh industri?
Kerangka kerja 4P ini sama fenomenalnya dengan kerangka kerja
3C dan banyak digunakan oleh para pemasar. Kerangka kerja 4P ini juga kerap disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran. Beberapa poin penting dalam kerangka kerja 4P adalah:
Ada sebuah kalimat unik yang menjelaskan tentang produk hebat, “Produk yang hebat harus bisa menjual dirinya sendiri.” Alasannya, konsumen mencari produk karena memang cocok dengan produk tersebut dan dapat menyelesaikan masalah konsumen. Harus ada alasan jelas, mengapa konsumen harus membeli produk milikmu? Dalam merancang produk, kamu sebagai produsen perlu memikirkan umur produk ( product lifecycle), produk pengganti (substitute product), dan produk pelengkap (complement product).
Harga menjadi salah satu faktor yang penting dalam strategi pemasaran. Alasannya, jika produsen dapat menentukan harga dengan tepat, maka permintaan dan penjualan di pasar hasilnya akan bagus. Menetapkan harga secara tepat juga dapat mempertahankan dan memperbaiki market share, stabilitas harga, target pengembalian investasi, dan laba maksimum.
Namun, dalam menentukan harga produk, perusahaan perlu mempertimbangkan biaya operasional, keuntungan yang didapat, pihak kompetitor, serta perubahan kebutuhan yang terjadi di pasar. Harga dapat ditilik dari dua sudut pandang.
Dari sisi pemilik bisnis atau perusahaan, harga produk bisa menghasilkan pendapatan, sedangkan di sisi konsumen, harga melibatkan aspek yang lebih luas, seperti daya beli, serta manfaat yang akan diperoleh. Beberapa poin penting lainnya yang patut dipertimbangkan ketika sedang membahas harga adalah nilai untuk pelanggan, harga rata-rata di pasaran, elastisitas harga, serta harga impas.
Setelah kamu membuat produk dan menetapkan harganya, kemudian apa langkahmu agar konsumenmu mengetahui tentang produkmu?
Apa yang akan kamu lakukan agar mereka percaya dengan produkmu?
Saluran pemasaran apa yang akan kamu gunakan? Lalu, saluran pemasaran apa yang berhasil digunakan oleh pesaingmu?
Itu semua dapat kamu jawab ketika merancang strategi untuk promosi. Promosi adalah kegiatan untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan mengkomunikasikan produk atau merek terhadap target audiens. Setelah perusahaan melakukan promosi, harapannya, target audiens akan mengenal produk atau merekmu, dan mencoba untuk melakukan apa yang kamu tawarkan (misalnya mengisi survei belanja, membeli produk, dan lain-lain). Target audiens perlu menyadari terlebih dahulu adanya produkmu, sehingga kamu lebih mudah untuk mempengaruhi mereka dalam melakukan konversi.
Beberapa bentuk promosi dapat berupa iklan, public relations ( press release, perjanjian sponsor, workshop, atau seminar), publikasi (media luring dan daring), serta promosi penjualan.
• Di mana pembeli akan mencari produk atau layananmu?
• Di mana kamu akan menjual produkmu?
• Jika pembeli mencari toko/e-store yang dapat memenuhi kebutuhan mereka, seperti apa jenis toko yang mereka cari?
• Apakah tempat tersebut memiliki target audiens yang kamu tuju?
• Bagaimana kamu bisa mengakses saluran distribusi dengan benar?
• Di mana pesaingmu mendapatkan traffic terbanyak?
• Dan apa yang bisa kamu pelajari dari mereka?
Place dalam marketing mix adalah tempat di mana konsumen bisa mendapatkan produkmu. Atau dalam bahasa lain, tempat di mana produknya didistribusikan. Strategi di bagian place ini adalah menawarkan produk di tempat yang tepat dengan target market yang sesuai. Pada intinya, strategi place adalah cara agar produk dapat sampai ke tangan konsumen. Itu dapat dicapai dengan cara menentukan proses distribusi, yang biasanya dipengaruhi oleh sistem transportasi perusahaan, sistem penyimpanan produk, serta pemilihan saluran distribusi (pedagang besar, pengecer, agen atau makelar).
Sebagai pebisnis, kamu perlu waspada dengan persaingan terutama dalam industrimu.
Kamu perlu tahu bagaimana cara mengawasi pergerakan kompetitor. Tujuannya agar
bisa memanfaatkan saat di mana pesaing sedang ‘lengah’ sehingga kamu berhasil
memanfaatkan momentumnya. Berkaitan
dengan hal tersebut, Porter meneliti tentang
lima faktor yang dapat menjadi kekuatan
utama dalam bisnis dan bisa membentuk
lingkungan yang kompetitif. Itu disebut
dengan Porter Five’s Forces, di mana
kamu dapat mengetahui kekuatan industri
berdasarkan faktor eksternal yang ada di perusahaan. Lima poin penting ini antara lain:
Customer’s bargaining power (kekuatan tawar-menawar pelanggan)
Supplier’s bargaining power (kekuatan tawar-menawar pemasok)
Threat of substitutes (ancaman produk pengganti)
Threat of new entrants (ancaman pendatang baru)
Rivalry of competitors (persaingan yang kompetitif)
Perusahaan yang punya basis pelanggan besar, artinya memiliki kekuatan perusahaan yang juga semakin besar, begitu pula sebaliknya. Alasannya,a pelanggan punya kekuatan yang bisa mendorong harga produk menjadi lebih rendah. Ini bisa jadi cerita yang berbeda apabila perusahaan hanya punya basis pelanggan kecil, sehingga perusahaan akan lebih cenderung untuk menetapkan harga yang lebih tinggi. Kekuatan pelanggan sangat berpengaruh pada jumlahnya. Tingginya basis pelanggan akan berdampak pada harga output yang lebih rendah. Agar bisa melakukan analisa kekuatan pelanggan, perusahaan harus terlebih dahulu tahu tentang besaran basis pelanggan, tingkat loyalitas pelanggan, serta kemungkinannya untuk beralih ke pesaing.
Perusahaan yang punya basis pelanggan besar, artinya memiliki kekuatan perusahaan yang juga semakin besar, begitu pula sebaliknya. Alasannya, pelanggan punya kekuatan yang bisa mendorong harga produk menjadi lebih rendah. Ini bisa jadi cerita yang berbeda apabila perusahaan hanya punya basis pelanggan kecil, sehingga perusahaan akan lebih cenderung untuk menetapkan harga yang lebih tinggi. Kekuatan pelanggan sangat berpengaruh pada jumlahnya. Tingginya basis pelanggan akan berdampak pada harga output yang lebih rendah. Agar bisa melakukan analisa kekuatan pelanggan, perusahaan harus terlebih dahulu tahu tentang besaran basis pelanggan, tingkat loyalitas pelanggan, serta kemungkinannya untuk beralih ke pesaing.
Persaingan sengit yang terjadi di pasar dapat terjadi dari pesaing dengan produk sejenis, ataupun produk lain yang bisa menggantikan produkmu. Kebutuhan pelanggan terkadang dapat dipenuhi oleh produk yang sama sekali berbeda, dan ini bisa menjadi ancaman. Contohnya, apabila kamu berjualan layanan streaming video, maka perusahaan lain yang membuat video game bisa menjadi ancaman. Semakin menarik alternatif jenis dan harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, maka ancaman yang didapatkan perusahaan juga semakin besar. Terciptanya produk pengganti mempengaruhi pendapatan bagi perusahaan.
Ancaman datang tidak hanya dari sisi produk pengganti saja, melainkan dari pendatang baru yang ingin menjajal manisnya memetik keuntungan di industri yang sama denganmu. Pendatang baru yang masuk dapat berpotensi membuat persaingan semakin ketat yang akhirnya dapat menyebabkan turunnya laba. Hadirnya pesaing dari pendatang baru tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, meski mereka memiliki pengalaman yang terbatas, bisa jadi mereka unggul dalam kesiapan produk, strategi pemasaran, dan lain-lain yang bisa menjadi keunggulan.
Memang banyak sekali ancaman persaingan yang ada. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, yaitu ancaman produk pengganti, pendatang baru, hingga kali ini persaingan yang kompetitif. Pesaing di bagian ini artinya ia berada di industri yang sama serta menjual produk sejenis, dan memperebutkan target market yang sama. Pada umumnya, kompetisi yang terjadi ada di aspek harga, kualitas produk, pelayanan purna jual, dan lain-lain, yang itu semua menimbulkan kesan tersendiri di pelanggan. Hal tersebut yang membuat merek memiliki nilai di mata pelanggan.
Itu tadi adalah beberapa ringkasan dan poin penting dari kerangka kerja atau teori yang dapat kamu aplikasikan di startup. Setelah menganalisis dan menilai perusahaan dengan kerangka kerja, usahamu untuk membuat strategi akan terasa lebih ‘mulus’ ke depannya. Selamat mencoba dan semoga berhasil, ya!
Bisnis dapat berjalan dengan lancar berdasarkan strategi serta tujuan yang sudah ditetapkan di awal. Namun, di tengah perjalanan, akan ada risiko atau celah di mana gangguan akan datang menerjang dan memporak-porandakan strategi serta membuat pemimpin memikirkan ulang, apakah tujuan yang akan dicapai sudah tepat?
Bayangkan ketika kamu, sebagai seorang pemimpin, sudah berhasil mengembangkan strategi yang jelas. Selanjutnya, hal apa saja yang dapat mengalihkan perhatianmu untuk menyelesaikan misi tersebut? Jawabannya ada banyak hal. Misalnya jika dilihat dari faktor eksternal, pesaing yang berhasil meluncurkan produk baru akan membuatmu gelisah. Ada lagi investor yang menantang model bisnismu. Berita tentang keadaan ekonomi, isu lingkungan, atau peristiwa geopolitik yang secara tidak langsung mempengaruhi bisnismu. Selanjutnya, teknologi pembelajaran mesin membuatmu berpikir ulang terhadap produk yang sedang dirancang saat ini.
Belum lagi gangguan yang datang dari internal perusahaan. Micromanagement menghalangi kapasitas berpikir. Karyawan yang kurang berkontribusi. Budaya kerja yang berantakan. Dan krisis lain yang dapat terjadi dan menghancurkan kepercayaan diri sebagai pemimpin. Ini semua disebut dengan gangguan, yang sudah jelas menghalangi langkahmu dalam menjalankan strategi. Lalu, bagaimana solusi dan cara mengatasi gangguan?
Di bawah ini adalah penjelasan yang dilakukan oleh para pemimpin untuk dapat menanggapi gangguan yang akan selalu muncul dengan cara yang produktif. Seperti yang dikutip dari situs Harvard Business Review, berikut adalah tahapannya.
Kamu perlu mengenali gangguan secara lebih
mendalam. Caranya dengan memahami sifatsifat gangguan ketika muncul dan penyebabnya.
Menurutmu, kondisi tim saat ini tidak selaras dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Jika diperhatikan, anggota tim merasa terganggu dengan satu faktor atau penyebab ini. Maka, kamu bisa hentikan gangguannya. Tanda jika tim merasa terganggu mungkin akan terlihat samar. Misalnya tim-mu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berdiskusi, melewatkan tenggat waktu, atau berhenti mengajukan saran baru. Kemudian, kamu dapat menjelaskan tentang gangguan tersebut. Tanya kepada anggota tim, apa saja yang sudah dilakukan dan tidak selaras dengan tujuan dan strategi. Dengan menyebutkan atau menghentikan gangguan yang datang, kondisi ini akan meningkatkan kesadaran diri, yang mana penting sekali dilakukan sebelum kita menyelidiki tentang penyebab distraksi serta solusinya. Namun, sebelum menghentikan atau menghilangkan gangguannya, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya, apakah dengan munculnya gangguan tersebut, kamu merasa itu malah meningkatkan strategi dan menciptakan banyak nilai, meskipun hal tersebut ada di luar rencana? Apakah itu terasa lebih relevan dan menarik daripada yang dikerjakan sebelumnya? Dan beberapa evaluasi lainnya yang sebaiknya kamu pertimbangkan sebelum kamu benar-benar menghilangkan gangguannya.
Setelah kamu mengetahui apa yang menjadi gangguan, kini saatnya kamu mencari tahu lebih dalam tentang hal tersebut. Beberapa pertanyaan yang dapat menjadi panduan adalah:
Apa yang dapat kita pelajari dari gangguan ini?
Seberapa besar dampak dari wawasannya?
Apa keseimbangan antara fakta dan dugaan?
Bagaimana gangguan yang datang dapat mengubah asumsi strategis kita?
Apa yang perlu kita percayai agar gangguan ini bermanfaat bagi strategi kita?
Apa yang harus kita hentikan untuk mengejar peluang baru ini dan apa manfaat relatifnya?
Dengan kata lain, untuk menikmati manfaat dari peluang baru, seberapa besar risiko yang akan ditimbulkannya pada organisasi?
Haruskah kita merevisi strategi? Jika demikian, bagaimana caranya?
Setelah mengidentifikasi gangguan yang muncul dengan dua tahapan sebelumnya, kini saatnya kamu menggali informasi untuk mencari tahu penyebabnya. Pada umumnya, gangguan dapat terjadi karena kurangnya:
Komitmen kepemimpinan:
Pemimpin yang ragu-ragu
dapat mengalihkan fokus dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Keterlibatan dalam
mengembangkan strategi:
Sebuah strategi yang dikembangkan oleh kelompok kecil di C-suite menyebabkan kurangnya komitmen, sehingga membuka celah untuk distraksi mudah masuk.
Hak keputusan:
Kekecewaan dan kebosanan dapat berasal dari kurangnya pemberdayaan untuk membuat keputusan.
Istirahat:
Kurangnya fokus, terutama
akibat mengarahkan tim terlalu
keras tanpa cukup waktu
untuk istirahat. Hal ini sering
terjadi karena sumber daya
digunakan dengan cara yang
tidak koheren dengan strategi.
Realisme:
Terlalu percaya diri, ini dipicu oleh kelemahan kepemimpinan atau kesuksesan masa lalu.
Komunikasi: Kekosongan kesadaran dan pemahaman seringkali diisi oleh aktivitas yang tidak selaras dengan strategi.
Keberhasilan:
Kurangnya keberhasilan mengurangi keyakinan bahwa strategi akan berhasil dan meningkatkan kemungkinan orang akan mencari alternatif dengan hasil yang tampaknya lebih tinggi.
Kenikmatan:
Orang akan segera menemukan hal-hal baru untuk dilakukan jika mereka tidak merasa pekerjaan mereka menyenangkan, memuaskan, atau membebani mereka.
Ini saatnya untuk memperkuat strategimu.
Baik itu menyeimbangkan kembali poinpoin pentingnya atau melakukan revisi
terhadapnya. Setelah kamu tahu seperti apa karakter gangguan yang saat ini
dihadapi dan apa penyebabnya, sebisa mungkin kamu perlu menahan kontrol
yang lebih ketat atas apa yang dilakukan oleh karyawanmu. Di tahapan ini, kamu
hanya perlu lebih fokus dalam memperkuat strategimu dan mengimplementasikannya.
Fokus kembali pada tujuan dan lakukan penyegaran strategi
Gangguan yang datang pada umumnya bisa jadi tanda bahwa karyawan kerap lupa akan tujuan utamanya. Untuk itu, sebagai pemimpin, kamu dapat memberi peluang bagi mereka untuk mendengar dari pelanggan agar tujuan yang semula redup dapat ‘hidup lagi’. Kamu dapat menjelaskan pada karyawan alasan yang penting untuk berubah. Ceritakan masalah yang terjadi sambil menekankan meraih peluang yang lebih besar di masa yang akan datang. Komunikasikan strategi secara jelas, dan jangan beri kesempatan bagi rasa ragu-ragu dan tidak percaya diri memasuki ruang gerakmu.
Dorong karyawan untuk berani memberikan umpan balik bagi strategi yang baru. Hilangkan rasa tidak konsisten dan kelemahan yang dapat mengurangi kepercayaan orang terhadapnya. Biasanya hal ini melibatkan:
Memeriksa kembali tantangan terbesar yang ingin diatasi
Mengurangi jumlah prioritas
Mempertajam fokus pada kebutuhan pelanggan
Mengklarifikasi diferensiasi pesaing
Menyegarkan tim kepemimpinan
Membangun kapabilitas dan budaya yang mendukung strategi dengan lebih baik
Ketika kamu sedang ada di tahapan memperkuat strategi, kamu dapat memperkuat insentif karyawan sehingga mereka dapat melihat relevansi antara apa yang mereka kerjakan dengan sasaran strategisnya. Jangan ragu untuk merayakan kesuksesan bersama dan konsisten terhadapnya sehingga memperkuat upaya tim dalam mewujudkan tujuan.
Gangguan adalah salah satu tanda akibat terlalu banyak upaya yang dilakukan dalam mengelola bisnis. Hal tersebut berdampak pada tidak adanya efisiensi (perlu perbaikan proses), terlalu lama bertahan (perlu perluasan ke pasar baru), hingga minimnya inovasi transformasional (perlu model bisnis baru).
Untuk mengatasinya, kamu perlu mengembangkan pendekatan yang mengarah pada inovasi dengan cara merancang, menguji, serta menskalakan ide-ide baru. Dorong kegiatan untuk mengeksplorasi yang dapat menjadi sumber pertumbuhan di masa depan. Pemimpin perlu menghabiskan lebih banyak waktu dalam berinovasi, seperti meluangkan kunjungan ke luar gedung, bertemu dengan pelanggan, dan berbagi ide baru untuk mengurangi bias konfirmasi dan adanya pemikiran kelompok.
Di organisasi yang semuanya berbasis data, rasa kewalahan akan sangat mudah timbul apabila wawasan atau peristiwa baru datang secara beruntun. Hal ini dapat menjadi gangguan apabila kamu tidak tahu bagaimana cara menanganinya. Untuk mencegah hal tersebut, kamu dapat menetapkan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur untuk menyusun, menganalisis, dan menindaklanjuti tugas baru, dan memasukkan indikator utama dan pandangan ke depan. Tetapkan berdasarkan perkembangan eksternal, yang umumnya berkaitan dengan pelanggan, pesaing, pemasok, investor, hingga regulator. Tidak hanya itu, lakukan kerangka kerja serupa terhadap internal organisasi seperti dinamika kerja dan komitmen karyawan. Jangan lupa untuk terus memantau sinyal, indikator, serta KPI penting yang relevan agar tindakan yang dilakukan sesuai dengan strategi baru yang disusun.
Semua cara yang sudah disebutkan di atas akan percuma apabila tidak diaplikasikan pada keseharian ketika bekerja. Alasannya, gangguan tetap akan muncul akibat individu yang tidak paham dan tidak merasa memiliki terhadap tujuan perusahaan dan strategi yang akan dicapainya. Untuk itu, setiap orang harus mengerti dan merasakannya, serta membangun hubungan yang selaras dengan tujuan dan strategi. Setiap orang perlu punya peran dalam berkontribusi yang lebih baik untuk strategi. Pemimpin juga dapat menanamkan lebih banyak disiplin dalam keseharian. Misalnya membangun jaringan mitra di dalam tim, rekan kerja, dan di jaringan yang lebih luas. Tujuannya untuk mendengarkan, memberi nasihat, serta membantu kinerja tim. Jangan lupa untuk menyusun jadwal kerja sehingga alokasi waktu istirahat tetap ada dan tidak menyebabkan burnout
Dalam menjalankan roda bisnis, founder selalu membutuhkan bahan bakar untuk terus bergerak dan berproduksi. Bahan bakar ini termasuk sumber daya yang semuanya dibeli menggunakan uang. Agar alokasi sumber daya bisa efisien dan penggunaan dana untuk pengeluaran bisa terkontrol, founder butuh manajemen keuangan yang tepat.
Bagaimana caranya mengetahui apakah alokasi sumber daya yang digunakan untuk pengeluaran sudah benar? Hal tersebut memang tidak mudah, akan tetapi, berikut adalah beberapa pertanyaan yang bisa dijawab agar membantu mengontrol pengeluaran di startup, seperti yang dikutip dari artikel Harvard Business Review.
dampak pengeluaran tersebut
terhadap klien potensial?
Apakah pengeluaran tersebut memiliki dampak langsung terhadap klien potensial? Jika jawabannya tidak, kamu perlu berhati-hati dan berpikir ulang apakah dana tersebut memang benar perlu atau tidak. Bayangkan kamu ada di sisi pelanggan dan sedang mengamati situs atau produkmu, kira-kira seperti apa persepsimu terhadap produk tersebut, dan apakah kamu tertarik untuk melakukan pembelian.
terhadap pola pengeluaran?
Misalnya apabila pengeluaran kantor terlalu banyak dalam segi desain kantor, maka kamu dapat mempertimbangkan kesan yang muncul dari stafmu. Contohnya apabila lukisan dan hiasan bernilai lebih dari gaji tahunan karyawan, mereka mungkin menganggap diri mereka bukan sebagai prioritas. Pikirkan kembali, apakah kamu sudah menyediakan karyawan tentang halhal yang lebih esensial, seperti memenuhi kebutuhan mereka dalam hal teknologi, manfaat, hingga lingkungan kerja yang kondusif.
Apakah rekan kerjamu menyetujui bahwa pengeluaran tersebut bermanfaat untuk banyak orang?
Di awal berdirinya startup, kamu perlu mengkomunikasikan segalanya dengan partner kerjamu. Apalagi jika ini berkaitan dengan biaya strategi serta pengeluaran yang digunakan untuk mengembangkan bisnis.
Apa yang menjadi kompetensi inti bisnismu?
Bagaimana kamu bisa memfokuskan pengeluaranmu untuk hal tersebut?
Misalnya jika bisnis yang menjual roti, maka membeli oven berkualitas baik adalah pilihan yang lebih bijak daripada mendesain toko dengan berlebihan.
Berkaitan dengan pertanyaan di atas, kamu juga perlu menyusun strategi hemat biaya dalam mengelola dan mengoptimalkan bisnismu. Ini adalah beberapa insight yang bisa kamu petik, berdasarkan artikel dari fastercapital.com. Kamu bisa memulainya dengan:
Tanpa punya pemahaman yang jelas tentang tujuan startup, maka kamu punya risiko lebih besar dalam hal pemborosan terhadap penggunaan dana. Berikut ini adalah beberapa jenis tujuan yang mungkin bisa kamu pertimbangkan untuk bisnismu:
Tujuan keuangan:
Apa target pendapatan dan profitabilitasmu?
Berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk mengumpulkan?
Kapan kamu perlu mencapai target ini?
Tujuan operasional:
Apa targetmu untuk perolehan, retensi, dan kepuasan pelanggan?
Berapa banyak karyawan yang perlu direkrut?
Kapan kamu perlu mencapai target ini?
Tujuan pertumbuhan:
Apa target pangsa pasar, mindshare, dan penggunamu?
Seberapa cepat kamu perlu tumbuh?
Kapan kamu perlu mencapai target ini?
Tujuan strategis:
Apa targetmu untuk kemitraan, akuisisi, atau IPO?
Apa rencana jangka panjangmu untuk startupmu?
Tujuan dampak sosial:
Apa targetmu untuk membuat dampak positif bagi masyarakat?
Bagaimana kamu akan mengukur kesuksesan?
Setelah tujuan ditetapkan, kamu perlu membuat strategi agar berhasil mencapainya. Strategi ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, serta terikat waktu (SMART). Setelah itu, agar strategi tersebut berjalan efektif, kamu bisa melacak kemajuan dan menyesuaikan arah sesuai dengan kondisi. Hal ini bisa dicapai dengan membuat KPI (Key Performance Indicator) dan melacaknya secara teratur.
Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk membantumu mengelola keuangan bisnis dengan lebih efektif adalah:
Melacak pengeluaranmu
Dengan melacak pengeluaran, kamu punya gambaran yang jelas tentang kemana uangmu pergi dan kamu bisa meminimalisir pengeluaran untuk hal-hal yang sekiranya tidak mendesak.
Membuat anggaran dan mematuhinya
Cobalah untuk membuat anggaran secara realistis dan pastikan kamu patuh dengan anggaran ini.
Berinvestasi terhadap sistem yang
memudahkanmu bekerja
Misalnya, kamu dapat berinvestasi terhadap perangkat lunak keuangan yang dapat membantumu untuk melacak keuangan dengan lebih cepat dan tepat.
Mencari masukan secara profesional
Jika kamu masih ragu tentang kondisi keuangan startupmu, kamu bisa mencari konsultan keuangan yang dapat membantu mengarahkan dalam mengambil keputusan keuangan terbaik.
Meninjau keuangan secara teratur
Hal ini dapat memudahkanmu untuk memantau apakah kamu sudah berada di jalur keuangan yang sehat, atau mungkin sudah keluar dari jalur. Jika kamu melihat tanda bahaya, pastikan bahwa kamu bisa mengambil tindakan pencegahan dan memperbaiki situasi sebelum semuanya terlambat.
Sebagai awalan, kamu perlu mengetahui pemasok utama yang penting untuk bisnismu. Pemasok ini harus memenuhi kriteria andal, dapat dipercaya, serta dapat memenuhi kebutuhanmu dengan cepat. Jagalah hubungan kerja sama yang baik dengan pemasok agar proses operasionalmu berjalan lebih lancar.
Pastikan kontrak kerja dengan pemasok sudah memenuhi semua aspek mulai dari harga, syarat dan ketentuan, spesifikasi barang, dan lain-lain. Jika kamu merasa tidak puas dengan kontrak yang ada, jangan takut untuk melakukan negosiasi ulang atau bahkan mencari pemasok lain yang lebih berkualitas. Penting sekali untuk mempertimbangkan pemasok yang dapat menyederhanakan proses kerjamu sehingga dapat menghemat waktu dan dana.
Jika pos dana investasimu tersedia, cobalah untuk berinvestasi dalam teknologi yang dapat membantumu mengotomatiskan banyak hal. Misalnya mengelola rantai pasokan, melacak inventaris, menempatkan pesanan, mengelola kontrak pemasok, dan lain-lain. Yang terakhir, jangan lupa untuk meninjau kinerja dengan konsisten. Tujuannya agar kamu dapat mengidentifikasi area mana yang perlu perbaikan, dan mana yang sudah baik dan perlu ditingkatkan. Sertakan juga metrik dan indikator untuk mengukur kinerja dan keberhasilan dalam proses operasional.
Pemasaran jadi salah satu area yang kerap ‘dituding’ sebagai pemborosan anggaran startup. Untuk itu, founder perlu jeli dan teliti dalam mengeluarkan dana di pemasaran. Beberapa trik strategi hemat biaya untuk hal ini, yang pertama adalah memahami target pasar. Sebelum kamu mengeluarkan banyak biaya untuk kampanye, kamu perlu memahami dengan jelas siapa target pasarmu? Apa kebutuhan dan keinginannya? Apa yang membuat mereka tertarik? Apa kegelisahan dan pain points mereka?
Dari informasi tentang hal tersebut, kamu perlu mengembangkan strategi pemasaran yang lebih kuat. Saluran seperti apa yang akan kamu gunakan untuk menjangkau target pasarmu? Jenis konten apa saja yang akan kamu buat? Call to action seperti apa yang tepat untuk audiensmu?
Kamu perlu membuat konten yang relevan dengan target audiens. Konten seperti apa yang mereka butuhkan? Konten seperti apa yang membuat audiens tertarik dan ingin menikmatinya? Selain itu, pastikan bahwa kontenmu optimal apabila dicari menggunakan search engine agar pengguna dapat dengan mudah menemukan informasi terkait produk atau bisnismu.
Setiap pengeluaran yang dikeluarkan, harus sejalan dengan tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan. Begitu pula dengan data yang kamu miliki, itu semua harus dikumpulkan dan dianalisis karena data memiliki value yang besar. Beberapa data yang perlu dianalisis adalah:
Data penjualan:
Data penjualan yang dihasilkan, tingkat konversi, berapa jumlah rata-rata pesanan, dan hal lain yang terkait dengan angka penjualan.
Data pelanggan:
Ini termasuk informasi tentang pelanggan, seperti dari mana mereka berasal, bagaimana mereka mengetahui tentang bisnismu, demografi pelanggan, dan lain-lain.
Data situs web:
Ini mencakup hal-hal seperti berapa banyak orang yang mengunjungi situs web, berapa lama mereka mengunjungi dan scrolling aplikasimu, dan halaman apa yang mereka lihat.
Data media sosial:
Berapa banyak orang yang membicarakanmu di media sosial, sentimen seperti apa yang mereka miliki terhadap merekmu, dan jangkauan seperti apa yang kamu dapatkan.
Data pemasaran:
Contohnya adalah jumlah viewers kampanye, berapa banyak orang yang mengklik iklan, dan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk pemasaran.
Setelah membaca semua tips tentang spending strategy, menurutmu, apa yang bisa startupmu lakukan agar berhasil dalam mencapai strategi hemat pengeluaran?
Startup lahir dari sebuah ide yang dikembangkan dan diuji secara terus-menerus hingga menemukan titik valid. Seiring jauhnya perjalanan membangun startup, pendiri membutuhkan arah dan strategi yang tepat untuk menggali ide-ide baru yang diwujudkan agar startup dapat sustainable di pasar. Banyak pendiri yang mengikuti strategi untuk produk mereka atas dasar keyakinan dan intuisi saja. Pendekatan tersebut tidak memiliki basis yang kuat karena layaknya undian berhadiah, terkadang berhasil, dan di lain waktu bisa jadi musibah.
Untuk membantu pendiri dalam memutuskan strategi yang tepat bagi startupnya, di bawah ini adalah kerangka kerja yang disebut dengan Entrepreneurial Strategy Compass, yang dipublikasikan oleh Harvard Business Review dan ditulis oleh Joshua Gans, Erin L. Scott, and Scott Stern. Kompas ini dibagi menjadi dua dimensi, yakni:
Maintain control of the innovation and find a way to create value within the existing marketplace. Focus on being an idea factory.
For example, Dolby is the global standard setter for sound technology, it licenses proprietary technology to Sony, Bose, Apple, and others.
RapidSOS could keep the technology propietary and work with existing 911 equipment suppliers such as Motorola to modernize operations.
Focus on creating value for partners in the existing value chain. Execute quickly
For example, Peapod became the leading U.S. internet grocer by fitting into—and improving— the grocery industry.
RapidSOS could partner with insurance companies (which ultimately pay for ambulance services); the product might take the form of a smarthpone ap.
Sumbu horizontal adalah bersaing atau berkolaborasi. Semakin ke kanan (Disruption dan Architectural ), maka strateginya adalah bersaing. Jika semakin ke kiri (Value Chain dan Intellectual Property), maka strateginya adalah berkolaborasi. Sumbu horizontal berkaitan dengan sikap perusahaan terhadap petahana atau pemain lama di pasar.
RapidSOS could replace the existing emergency response system altogether.
RapidSOS could first target poorly served populations (such as epilepsy patients) and later serve a larger swatch of customers.
Create and control a new value chain, often using platform business. Protect intellectual property.
For example, OpenTable developed a proprietary platform that allowed diners to make reservations efficiently and in so doing established influence over customer flow to restaurants.
Compete directly with incumbents. Take them by surprise with fast execution.
For example, Rent the Runway challenged high-end retailers by offering asprising fashionoriented women the ability to rent rather than buy designer clothes
Sumber: https://www.volumetree.com/
Di sumbu vertikal, di bagian bawah adalah menyerbu bukit ( Value Chain dan Disruption), sedangkan di bagian atas adalah membangun parit (Intellectual Property dan Architectural ). Sumbu vertikal ini menggambarkan sikap terhadap inovasi.
Kerangka kerja ini menjelaskan tentang empat strategi berbeda yang dapat membantu pengusaha dalam memutuskan strategi kewirausahaan, pengguna, identitas, teknologi, serta ruang untuk berkompetisi.
Dalam kuadran ini, perusahaan punya tujuan untuk mempertahankan posisi dan kepemilikan di pasar. Perusahaan ingin mempertahankan kendali atas produk di pasar. Untuk dapat mencapainya, perusahaan akhirnya bekerja sama dengan petahana yang sudah mapan atau perusahaan yang punya market dominan. Pendekatan ini dianggap sebagai pendekatan yang digerakkan oleh mitra. Strategi intelektual properti berfokus untuk menghasilkan karya yang inovatif dan menciptakan nilai dalam pasar. Perusahaan ini umumnya menelurkan produk yang punya daya jual tinggi dan dapat ‘dibeli’ oleh perusahaan lainnya. Contohnya adalah Dolby, perusahaan sound and technology yang melisensikan teknologi hak milik ke banyak perusahaan lain, seperti Sony, Bose, Apple, dan lain-lain.
Strategi gangguan merupakan kebalikan dari IP strategy. Pada kuadran ini, perusahaan justru bersaing dengan kompetitor dengan tujuan untuk mengguncang pasar. Perusahaan ingin menampilkan sesuatu besar yang dapat menggebrak pasar dan juga mengalahkan pesaing besarnya. Perusahaan yang mantap menggunakan strategi disruption berhadapan langsung dengan petahana. Umumnya, strategi disruption harus dilakukan dengan perhitungan yang matang dan durasi yang cepat dengan tujuan untuk mengejutkan pasar. Contohnya datang dari industri fashion , yaitu Rent the Runway yang menantang pengecer kelas atas dengan menawarkan target audiensnya yaitu wanita pecinta mode kelas atas untuk menyewa daripada membeli pakaian desainer.
Strategi ini melibatkan persaingan tetapi bukan yang agresif. Misalnya, Foxconn, produsen elektronik China bisa menghadirkan produk baru dari Apple di pasaran. Jadi, perusahaan semacam itu membuat identitas mereka melalui kompetensi daripada persaingan yang agresif. Perusahaan yang menerapkan kuadran ini akan menjadi anggota baru di pasar yang bekerja untuk menambah pangsanya.
Strategi rantai nilai berfokus pada penciptaan nilai bagi mitra dalam rantai nilai yang ada. Misalnya, Peapod menjadi toko grosir yang menjual barang lewat internet di Amerika Serikat dan berhasil meningkatkan industri grosir.
Strategi ini dianggap paling berisiko dan hampir di luar jangkauan banyak perusahaan.
Alasannya, strategi ini memungkinkan start-up untuk bersaing dan mengendalikan tetapi tidak mungkin sekaligus untuk perusahaan baru. Perusahaan merancang rantai baru dari yang sudah ada dan kemudian mengendalikan pasar. Perusahaan yang menerapkan strategi ini membuat dan mengontrol nilai baru, seringkali menggunakan bisnis platform dan melindungi kekayaan intelektual. Contohnya adalah perusahaan OpenTable yang mengembangkan platform yang memungkinkan pengunjung bisa melakukan reservasi ke restoran secara efisien.
Agar strategi berhasil, pendiri tidak boleh sepenuhnya bergantung pada salah satu strategi di atas. Strategi tersebut hanya membantu untuk mengarahkan pendiri dalam mengambil keputusan bisnis, akan tetapi tidak membantu sepenuhnya dalam menghilangkan risiko dan ketidakpastian yang akan timbul. Namun, Entrepreneurial Strategy Compass dapat memberikan kerangka solusi yang jelas untuk masalah bisnis yang dialami.
Founder mana yang tidak ingin startupnya sukses dan merajai dunia?
Semua founder pasti ingin bisnisnya moncer, semakin berkembang, dan menjadi pionir di kelasnya.
Tidak masalah jika founder bermimpi startupnya bisa sesukses Microsoft, Apple, Walmart, atau perusahaan lain dengan skala global. Namun, jangan lupa bahwa perusahaan tersebut bisa menjadi raksasa seperti saat ini dengan memulai langkah-langkah kecilnya secara konsisten.
Kita bisa menyebutnya
dengan menentukan niche untuk startup. Menurut
Oberlo, niche adalah bagian
kecil dari pasar yang lebih
besar dan punya kebutuhan spesifik yang berbeda dari
pasar pada umumnya. Niche hadir untuk membenarkan
ungkapan bahwa, “Produk yang ditargetkan untuk
semua orang bukanlah
produk yang berhasil
untuk siapa pun.”. Produk yang ditujukan untuk
semua orang, sama artinya dengan tidak menargetkan
satu orang pun.
Agar lebih jelas, kita lanjutkan ceritanya
dengan contoh. Apple hadir memberikan secercah harapan bagi industri dunia teknologi dengan meluncurkan
niche market?
Macintosh. Tahukah kamu, bahwa Macintosh diciptakan dengan target audiens artist (seniman) atau desainer grafis di perusahaan yang tergabung dalam Fortune 500.
Target audiens
menggunakan Macintosh untuk memberikan presentasi kepada profesional atau eksekutif di bidang pemasaran. Orang-orang yang bekerja secara profesional di bidang pemasaran dan penjualan terkesima oleh GUI (Graphic User Interface) dan kecepatan komputer dalam merespon.
Oleh karena itu, mereka menggunakan Mac untuk menyelesaikan pekerjaan dan memberikan presentasi kepada vendor, penerbit, dan klien. Lambat laun, Mac semakin terkenal dan mulai digunakan oleh pengguna yang pekerjaannya bukan desainer. Kesimpulannya, Mac memulai bisnisnya dengan niche yang tepat (seniman/desainer) dan berhasil mendominasi pasar. Cerita tentang Macintosh tadi menunjukkan bahwa startup yang besar, memulai langkahnya dengan memilih segmen pelanggan yang lebih kecil.
Perusahaan lebih mudah untuk fokus dalam mengelola sumber daya dan energinya untuk memecahkan masalah pelanggan dan menyediakan kebutuhan terbaik bagi mereka. Menargetkan niche artinya mengembangkan dan meluncurkan produk dengan biaya yang lebih rendah.
Tidak hanya itu, startup yang fokus mengerjakan pasar kecil dapat mengoptimalkan upaya dalam menguji dan mengumpulkan umpan balik pelanggan secara lebih efisien. Dampaknya, perusahaan dapat melakukan perbaikan produk secara terus-menerus dengan lebih cepat. Niche market bagi startup juga membantu bisnis untuk menyempurnakan proses dengan inovasi.
Seperti apa langkahlangkah kecil itu dideskripsikan?
Founder yang membangun startup pasti ingin bisnisnya dapat berlari jauh dan melaju pesat. Faktanya, startup yang sustainable adalah mereka yang berhasil membangun mereknya. Di sisi lain, founder di fase awal punya kecenderungan untuk kurang memperhatikan tentang membangun branding, dan lebih fokus dengan membangun produk saja. Agar berhasil membangun merek, kamu perlu memposisikan merek di benak konsumen. Ini dapat dilakukan dengan:
Menjadi pemimpin dalam kategori produk/ layanan yang ada
Syaratnya, ini akan membutuhkan investasi besar dalam bentuk uang, tenaga & waktu.
Menjadi peserta pertama dalam setiap kategori produk/jasa baru
Artinya, kamu perlu membuat kategori baru, di mana menargetkan ceruk pasar yang memenuhi kebutuhan pengguna dan kekuatan persaingan lemah.
Meskipun terkesan bahwa startup memiliki ceruk pasar yang sempit, founder dan tim perlu lebih jeli dalam menemukan peluang dari sini. Jika berbicara tentang pesaing, misalnya merek yang lebih besar, mereka punya target basis pelanggan yang luas. Dampaknya, perusahaan besar cenderung mengabaikan pelanggan yang punya kebutuhan lebih spesifik, karena target pasar awal tidak bisa menjamin volume yang cukup agar perusahaan memperoleh keuntungan. Namun, bagi startup, ini adalah peluang besar yang bisa diambil. Maka dari itu, akan selalu ada segmen yang kebutuhannya belum terpenuhi oleh pasar. Startup yang menargetkan segmen ini, punya potensi besar untuk bisa menembus pasar.
Contoh nyata datang dari Walmart. Di awal tahun 1960-an, konsep toko diskon sedang populer. Kmart, Woolsworth, Dayton-Hudson, dan pengecer besar lainnya membuka toko dengan target audiensnya penduduk yang tinggal di kota besar, dengan jumlah populasi di atas 50.000 orang. Pesaing lain seperti Gibson membuka toko mereka di kota-kota yang berpenduduk sekitar 10.000 orang.
Sam Walton melihat hal ini sebagai peluang dan membuka toko diskon di kota-kota kecil dengan populasi kurang dari 5.000 orang. Dalam dua dekade, Walmart mendominasi pasar ritel diskon.
Selain faktor kuantitas yang penting, memilih niche market adalah tentang memecahkan "rasa sakit" dari pelanggan. Semakin besar "rasa sakit"nya, semakin besar pula kesempatanmu untuk bisa menang apabila dapat menemukan solusinya. Seperti yang terjadi pada merek sepatu fenomenal, Nike. Pada tahun 1960-an, merek sepatu Adidas dan Puma menguasai pasar sepatu. Namun, mereka gagal memahami "rasa sakit" dan kebutuhan para atlet.
Salah satu founder Nike yang juga atlet dan pelatih lari, yaitu Bill Bowerman, sangat memahami kebutuhan atlet lari. Untuk itu, prioritas utamanya adalah mencari sepatu lari yang lebih ringan agar atlet bisa berlari lebih cepat dan sepatu yang awet digunakan untuk lari jarak jauh. Bowerman tidak berhasil menemukan sepatu yang memenuhi kriterianya, sehingga ia meminta pada produsen kriteria sepatu sesuai keinginannya dan mengirimkan prototipenya. Namun, tidak ada satu pun perusahaan yang mengabulkan permintaannya.
Setelah itu, ia dan kawannya, Phil Knight, akhirnya memproduksi sepatu berdasarkan desain mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan para atlet. Inilah awal mula cerita dari lahirnya Nike, perusahaan sepatu dengan bobot lebih ringan, dapat melindungi atlet dari cedera. Desainnya ‘mencengkeram’ dengan baik dan bertahan lebih lama daripada merek pesaing lain. Akhirnya Nike berhasil menjadi merek ternama dalam beberapa dekade kemudian.
Jadi, jika bisa disimpulkan, ketika kamu memulai startup, kamu perlu paham betul bahwa bisnis yang besar bukanlah pesaing setara. Kamu dapat mencari celah di mana pelanggan punya masalah spesifik yang harus diselesaikan. Hal tersebut bisa menjadi value proposition yang kuat. Mulailah dari niche market, dan temukan pelanggan dengan "rasa sakit" maksimal. Fokuslah untuk menyelesaikan kebutuhan mereka, dan produkmu akan hadir spesial dan ‘berbeda’ dari yang lain, sehingga dapat mendominasi ceruk pasar. Setelah kamu berhasil menjadi pionir di niche market, maka kamu dapat beralih ke pasar yang lebih besar.
Ketika mengambil keputusan, sebagian besar dari kita akan memutuskan menggunakan cara atau pendekatan yang sama, meskipun keputusan yang dihasilkan bisa sangat berbeda. Misalnya, kamu menggunakan pendekatan yang sama ketika memutuskan baju mana yang akan dipakai hari ini, dengan saat memutuskan kolega mana yang akan diajak kerja sama. Semuanya diputuskan melalui pertimbangan kecocokan dan kesukaan, baik baju yang dipilih, atau kolega yang diajak kolaborasi. Masalahnya, menggunakan pendekatan yang sama meskipun masalahnya berbeda, dapat membatasi kemampuanmu. Untuk membuat keputusan yang lebih baik, kamu perlu keluar dari pola-pola lama dan melihat berbagai hal secara berbeda, meskipun rasanya tidak nyaman.
Dikutip dari situs Harvard Business Review, penulis artikelnya, Cheryl Strauss
Einhorn mengidentifikasi tentang lima arketipe pengambilan keputusan yang berbeda. Ini disebut sebagai Problem Solver Profiles (PSP) yang merupakan pendekatan pribadi dalam pengambilan keputusan yang dibangun melalui kekuatan dan kelemahan individu. Kamu dapat mengetahui penjelasannya di bawah ini, dan mulai mengidentifikasi, apakah kebiasaanmu ada di salah satu profil berikut:
Individu yang membuat keputusan dengan cepat dan mempercayai intuisi. Ketika membuat keputusan, baik itu besar atau kecil, kamu lebih suka melakukan apa yang terasa benar daripada menghabiskan waktu untuk memikirkan semua pilihan. Kamu sangat paham dengan diri sendiri, dan apa yang menjadi keinginanmu, sehingga kamu percaya bisa meraihnya.
Setiap PSP punya kelebihan dan kelemahan, termasuk bias kognitif yang dapat muncul untuk menghambat pengambilan keputusan secara efektif. Bagi profil adventurer, salah satu kelemahannya adalah bias rasa optimis yang membuatmu merasa sangat berdaya dan tidak terkalahkan. Kamu yang terbiasa bergerak cepat dan optimis tentang hampir semua hal, punya kecenderungan untuk tidak akurat dalam menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sesuatu. Akibatnya, kamu kerap kesulitan dalam merencanakan dan punya risiko untuk terlambat dan tidak mencapai apa yang diinginkan.
Untuk menghindarinya, kamu dapat memperhatikan kecenderungan pertamamu, apa yang intuisimu katakan untuk dilakukan?
Kemudian, kamu dapat mempertimbangkan bagaimana hal tersebut berhasil di masa lalu untuk jenis keputusan yang sekarang. Kamu dapat bekerja sama dengan orang lain atau pemangku kepentingan lain agar terlibat dalam keputusan saat ini. Namun, kamu perlu hati-hati agar tidak bertindak terlalu dominan terhadap mereka. Kamu juga perlu berempati dalam memahami tujuan dan sasaran orang lain. Pastikan kamu juga mendengarkan pendapat dan penilaian dari orang lain.
Kamu menghargai informasi dan selalu mencari fakta dan data. Otomatis, mengambil keputusan berdasarkan perasaan bukanlah jalan keluarmu. Kamu ingin tahu, apa yang menjadi bukti dan percaya dengan semakin meneliti tentang bukti tersebut, kamu bisa semakin baik dalam mengambil keputusan.
Orientasi tentang hal detail memang menjadi kelebihan dari profil detective, akan tetapi kamu dapat kehilangan gambaran besar, di mana hal tersebut dapat mengarahkan situasi dalam memecahkan masalah. Perlu diketahui bahwa semakin banyak informasi yang dikumpulkan, tidak selalu menghasilkan keputusan yang lebih baik. Banyak informasi dapat menjauhkanmu dari risiko miskomunikasi atau risiko lainnya, akan tetapi bukan berarti keputusan yang dihasilkan sudah pasti menjadi lebih tepat. Profil ini juga bisa mendapatkan bias informasi, dengan memilih data yang mendukung hipotesis yang lebih disukai. Hati-hati tentang informasi yang terlalu memihak, sehingga kamu perlu mencari informasi lain yang lebih ‘netral’.
Kamu juga perlu mengenali bahwa pendapat orang lain juga berharga.
Semua informasi tidak datang sebagai data, melainkan berasal dari kegelisahan orang lain. Kamu dapat melampaui kebiasaanmu dalam mengumpulkan data. Data adalah penting, tetapi umpan balik atau opini juga penting. Kamu dapat bekerja sama dengan rekan kerja untuk membantumu mencari gambaran lebih besar dengan jelas.
Kamu memiliki banyak orang
dalam hidup yang bisa dipercaya dan mendukungmu penuh. Ketika kamu dihadapkan pada situasi yang menantang atau keputusan yang rumit, kamu bisa mengandalkan orangorang ini, serta meminta masukan dan pendapat mereka. Kamu merasa nyaman karena tahu bahwa kamu tidak mengambil keputusan sendirian.
Menjadi listener artinya kamu bergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan. Misalnya dari pasangan, keluarga, teman, hingga rekan kerja. Risikonya, kamu bisa menjadi korban bias otoritas, di mana dapat terombang-ambing oleh pendapat orang-orang yang punya ‘kuasa’. Bias yang lain, kamu setia dan percaya dengan beberapa orang yang kamu percaya. Hal ini akan menghasilkan bias kesukaan, di mana keputusan yang dihasilkan berdasarkan kesukaan dari orang yang kamu percaya. Orang lain yang kamu percaya mungkin punya maksud baik saat membantumu, akan tetapi hal tersebut ternyata tidak relevan dengan suara hatimu. Itu juga dapat berakibat bahwa kamu akan mengubur suara hati dan pendapatmu sendiri dan lebih memilih masukan dari orang lain.
Untuk menghindarinya, sebelum kamu meminta pendapat dari orang lain, kamu perlu memberi waktu dan ruang bagi diri sendiri untuk berpikir secara jernih.
Dengarkan pikiran dan suara hatimu, dan percayalah bahwa hal tersebut punya kontribusi besar dalam keputusan. Baru setelah kamu mantap dengan pemikiranmu, kamu dapat menjangkau orang lain untuk memperoleh perspektif mereka. Ketika mendiskusikan masalah dengan orang lain, kamu perlu mendengar pendapat, dan juga perbedaan pendapat. Ini penting agar kamu punya banyak sudut pandang, dan dapat mempertimbangkan semuanya dengan matang.
Thinker adalah profil yang bijaksana. Mereka bisa menolak tekanan untuk membuat keputusan secara cepat. Alasannya, kamu ingin keputusan yang dibuat dilalui secara hati-hati dan mempertimbangkan pilihan. Kamu ingin mengidentifikasi setiap sisi, baik positif dan negatif. Mungkin kamu tidak membutuhkan banyak data, tetapi yang jelas, kamu membutuhkan waktu dan ruang untuk memahami alasan dari keputusan yang kamu buat, dan mengapa hal tersebut masuk akal dan berharga. Kesimpulannya, proses adalah tujuanmu dalam mengambil keputusan, bukan kecepatan dalam menentukan pilihan.
Kehati-hatianmu dapat menjadi bumerang karena kamu lebih enggan untuk merugi, sehingga akan menentukan opsi yang aman, dibandingkan opsi yang terbaik. Kamu yang suka membandingkan dan menimbang pilihan, berisiko punya bias relativitas yang dapat menghalangimu untuk melihat sesuatu dengan ‘apa adanya’. Sebaliknya, kamu mungkin cenderung membandingkan situasinya dengan sesuatu yang lain, yang mungkin membingkai masalah terlalu sempit.
Untuk menghindarinya, jangan terjebak dengan pikiran dan pertimbanganmu sendiri.
Ketahuilah bahwa waktumu berharga.
Jadi, tetapkan tenggat waktu pengambilan keputusan sebelum kamu memulai proses untuk membatasi berapa lama, dan seberapa sering kamu mempertimbangkan alternatif yang ada. Baik bekerja sendiri atau dengan tim, thinker mendapat manfaat dari menciptakan visi kesuksesan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi metrik kesuksesan dan membalikkan masalah. Untuk itu, kamu dapat bekerja dengan cara reverse, atau fokus terlebih dahulu pada solusi kemudian baru menguraikan alternatif solusi pencapaiannya, sehingga akan lebih mudah untuk tetap berada di jalur dan bekerja dengan orang lain.
Profil ini tidak akan puas dengan tipe yang biasa, jadi ia suka mengambil caranya sendiri. Ketika berhadapan dengan serangkaian pilihan yang jelas, kamu lebih tertarik untuk menemukan pilihan yang berbeda, yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Dampaknya, kamu sering membuat kejutan bagi orang-orang di sekitarmu tentang keputusanmu dengan cara pandang yang berorientasi ke depan.
Kamu yang punya kecenderungan untuk tertarik pada ide-ide yang menarik, mungkin mengalami saliency bias, yakni terikat pada solusi yang paling menonjol atau ide yang paling berani, meskipun pada akhirnya itu bukan pilihan terbaik. Kamu juga menilai orisinalitas terlalu tinggi karena hal tersebut mungkin lebih jarang. Ini dapat mengarah ke bentuk bias kelangkaan yang meremehkan apa yang umum atau berlimpah, dan lebih memilih apa yang ‘unik’ atau ‘langka’. Dampaknya, kamu jadi cenderung berinvestasi untuk menjadi berbeda daripada membuat pilihan yang paling cerdas.
Untuk menghindarinya, kamu perlu mendengar, mengamati, dan mengenali nilai dan poin yang kamu anggap ‘biasa’.
Dengan mengkomunikasikan visimu kepada orang lain secara jelas dan kemudian mengumpulkan data untuk mengujinya, kamu akan lebih paham tentang ide inspirasional mana yang harus dipilih untuk saat ini, dan mana yang harus ditunda. Jangan segan untuk meminta umpan balik secara aktif dari kolega, tanyakan kepada orang lain tentang apa yang mereka baca dan pahami. Apakah ide itu layak? Apakah ada celah yang perlu ditutup agar semua orang merasa relevan? Apakah anggota tim tahu di mana letak tanggung jawab masing-masing? Setiap jawaban yang kamu dapatkan akan membantumu dalam mengasah pikiran.
Dari kelima profil tersebut, kamu termasuk yang mana? Sebagian dari kita bisa jadi punya satu jenis PSP, meskipun kita hampir selalu punya satu pendekatan dominan yang diandalkan dalam mengambil keputusan. Masing-masing PSP punya bias kognitifnya sendiri yang mengungkapkan kebiasaan dan pola perilaku yang mengarah pada pilihan yang dihasilkan. Dengan mengetahui blind spot yang dimiliki, akan sangat membantu dalam mengambil langkah besar dan menjadi pembuat keputusan yang cerdas, dinamis, dan bijak.
Mengambil keputusan secara individu adalah sebuah tindakan yang tidak mudah. Apalagi jika harus dilakukan secara kelompok, mengambil keputusan bisa menjadi sebuah hal yang sangat menantang. Ada sisi positif dan negatif dalam proses pengambilan keputusan secara berkelompok. Misalnya, sisi negatifnya, terjadinya bias yang dapat mendistorsi proses. Sebaliknya, mengumpulkan banyak pendapat dan pikiran bisa jadi ide cemerlang.
Berdasarkan penelitian behavioral and decision science serta pengalaman selama bertahun-tahun, Torben Emmerling dan Duncan Rooders, seperti yang dikutip dari artikel Harvard Business Review, telah mengidentifikasi tujuh strategi sederhana untuk pengambilan keputusan kelompok yang lebih efektif:
Kita semua memahami bahwa jika dalam sebuah kelompok besar, akan ada risiko terjadinya groupthink. Groupthink atau pemikiran kelompok merupakan fenomena psikologi yang terjadi dalam sekelompok orang di mana muncul keinginan untuk menyamakan sikap, keyakinan, dan perilaku, sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi irasional atau disfungsional.
Groupthink dapat terjadi ketika kelompok lebih menginginkan membuat keputusan untuk kenyamanan bersama, tanpa mempertimbangkan solusi dan kebutuhan secara nyata. Semakin banyak jumlah orang dalam kelompok, semakin besar kecenderungan anggotanya untuk meneliti dan mengevaluasi informasi dengan cara dan keyakinan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Grup yang kecil, misal berisikan tiga hingga lima orang, dapat mengurangi efek negatif terjadinya bias kelompok.
Kamu dapat mempertahankan kelompok pembuat keputusan dalam jumlah kecil, namun terdiri dari orang yang beragam. Meskipun mungkin ada banyak orang yang terpengaruh oleh keputusanmu, membuat kelompok pembuat keputusan tetap kecil dapat membantu menjaga agility.
Ketika memilih anggota kelompok, pertimbangkan untuk memilih kelompok yang heterogen daripada homogen. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kelompok yang terdiri dari individu dengan pendapat dan keyakinan yang homogen memiliki kecenderungan lebih besar untuk menghasilkan keputusan yang bias. Tim yang berpotensi memiliki sudut pandang yang berlawanan dapat melawan bias dengan lebih efektif. Namun, konteks tetap penting ketika memutuskan antara kelompok dengan anggota homogen atau heterogen.
Contohnya seperti ini. Ketika mencoba menyelesaikan tugas kompleks yang membutuhkan keterampilan dan perspektif yang beragam, misalnya penelitian dan proses perancangan, kelompok heterogen secara substansial lebih unggul daripada kelompok homogen. Namun dalam tugas yang berulang, yang membutuhkan pemikiran konvergen dalam lingkungan terstruktur, seperti mematuhi prosedur keselamatan dalam penerbangan atau perawatan kesehatan, kelompok homogen seringkali lebih baik.
Sebagai founder atau leader, penting sekali untuk bisa memahami konteks dan memahami sifat keputusan yang akan dibuat sebelum memilih anggota kelompok. Anggota kelompok yang beragam mendorong diskusi dari anggota tim dengan sudut pandang berbeda. Saat mempertimbangkan siapa yang akan dipilih, cobalah untuk memasukkan anggota dari tim yang akan paling terpengaruh oleh keputusan tersebut. Pastikan pemimpin tim menerima masukan dari anggota tim yang mereka kelola, sehingga keputusan yang dibuat bisa lebih tepat.
Ketika memilih anggota tim yang akan dijadikan tim pengambilan keputusan, tunjuklah satu atau dua orang yang dapat bersikap kontrarian, atau berperan sebagai devil’s advocate, yaitu orang yang mengungkapkan pendapat kontroversial untuk memprovokasi perdebatan atau menguji kekuatan argumen lawan. Orang yang berperan sebagai devil’s advocate ini dapat melawan kecenderungan terjadinya groupthink . Tugas devil’s advocate adalah bertindak sebagai kekuatan tandingan terhadap konsensus kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa memberdayakan setidaknya satu orang dengan hak untuk menantang proses pengambilan keputusan tim dapat menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas dan hasil keputusan. Untuk grup yang lebih besar dengan tujuh anggota atau lebih, tunjuk setidaknya dua devil’s advocate untuk memastikan bahwa satu-satunya pembangkang strategis tidak diisolasi oleh anggota grup lainnya sebagai orang yang membuat ‘onar’ atau dicap sebagai pengganggu.
Berkaitan dengan groupthink yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketika mengumpulkan pendapat dalam sebuah kelompok, sebaiknya dilakukan secara mandiri. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari kemampuan tim yang heterogen, sebaiknya kumpulkan pendapat secara individu sebelum orang membagikan pemikiran mereka dalam kelompok yang lebih luas.
Misalnya, kamu dapat meminta anggota tim untuk mencatat ide secara mandiri dan anonim dalam dokumen bersama. Kemudian minta kelompok untuk menilai gagasan yang diajukan, secara mandiri dan tanpa nama, dan tanpa menugaskan saran apa pun kepada anggota tim tertentu. Proses yang seperti itu berhasil melawan bias dan pemikiran kelompok. Selain itu, tidak ada sikap senioritas, dugaan keahlian, atau agenda ‘tersembunyi’ yang dapat berkontribusi dalam keputusan yang dihasilkan.
Membagikan pendapat di muka publik bisa menjadi sulit apabila tidak dibangunnya budaya keamanan psikologis. Artinya, perusahaan perlu membuat wadah yang aman agar setiap individu dapat membagikan pendapatnya, tanpa perlu merasa bersalah, atau merasa tidak nyaman dan tidak aman dengan pihak tertentu. Jika ada perbedaan pendapat dan kritik yang membangun, setiap individu harus merasa bahwa mereka bisa berbicara tanpa takut dibalas, dikucilkan, atau mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Ini dapat terjadi jika pemimpin dapat secara aktif mendorong refleksi dan diskusi tentang pendapat, keraguan, dan pengalaman yang berbeda dengan cara yang hormat. Ada tiga elemen dasar yang diperlukan untuk menciptakan ruang yang aman dan memanfaatkan keragaman kelompok secara paling efektif. Pertama, fokuskan umpan balik pada keputusan atau strategi yang dibahas, bukan pada individu. Kedua, ungkapkan komentar sebagai saran, bukan sebagai amanat. Ketiga, ungkapkan umpan balik dengan cara yang menunjukkan bahwa kamu berempati dan menghargai individu yang bekerja bersama kita.
Menurut artikel dari Harvard Business Review, hasil dari suatu keputusan dapat dipengaruhi oleh elemen-elemen sederhana seperti pilihan pembawa pesan kelompok. Torben Emmerling dan Duncan Rooders sering mengamati satu individu bertanggung jawab untuk memilih anggota kelompok yang cocok, mengatur agenda, dan mengkomunikasikan hasilnya. Hasilnya, bias individu dapat dengan mudah mempengaruhi keputusan seluruh tim.
Penelitian menunjukkan bahwa hal negatif semacam itu dapat dilawan secara efektif jika peran yang berbeda diberikan kepada anggota kelompok yang berbeda, berdasarkan keahlian mereka. Tidak hanya itu, semua anggota harus merasa bertanggung jawab atas proses pengambilan keputusan kelompok dan hasil akhirnya, sehingga tidak ada anggota kelompok yang kesannya ‘tidak bekerja’ dan hanya menjadi penonton. Salah satu caranya dengan meminta tim untuk menandatangani pernyataan tanggung jawab bersama sejak awal. Ini bertujuan untuk menunjukkan distribusi kekuasaan yang lebih seimbang dan pertukaran ide secara terbuka.
Itu tadi beberapa strategi yang dapat kamu terapkan sebelum berdiskusi dan membuat keputusan secara berkelompok. Tentu saja, itu semua tidak menjamin hasil keputusan lebih bagus. Namun, semakin baik proses pengambilan keputusan yang disiapkan, semakin besar peluangmu untuk berhasil memperoleh keputusan yang maksimal. Dengan perencanaan dan persiapan yang matang, memahami dinamika kelompok, sifat keputusan yang akan dihasilkan, kamu dapat membuat keputusan kelompok dengan baik dan melaksanakannya secara percaya diri. Jangan lupa bahwa pengambilan keputusan yang tepat adalah hasil dari budaya kerja dari tim yang sehat, di mana diskusi dan perdebatan adalah hal yang biasa, pendapat baru disambut hangat, ide kreatif didengarkan dengan seksama, serta komunikasi yang selalu terbuka.
Tempo hari saya
kedatangan tamu, kawan lama bernama Mat Takon, wartawan senior sebuah media bisnis daring. Namanya juga senior, pertanyaannya kerap mengejutkan saya.
MT: Selamat siang, Ndoro Kakung! Apa kabar?
NK: Kabar baik, Mat. Ada apa nih, siang-siang mampir ke sini.
MT: Begini, Ndoro. Saya ingin bertanya tentang pentingnya melatih pemikiran kreatif dan strategis, serta melihat peluang baru di tengah industri media, bisnis, dan teknologi yang terus berubah.
NK: Waduh, berat amat pertanyaannya. Kenapa tiba-tiba bertanya soal itu?
MT: Saya cemas, Ndoro. Hahaha... Soalnya saya kok merasa semua pekerjaan makin berat, termasuk di media. Apalagi sekarang ada artificial
intelligence (AI). Apakah Ndoro bisa berbagi wawasan tentang hal ini?
NK: Oalah, AI. Hahaha... Begini, Mat. Dalam dunia bisnis yang terus berubah dan makin kompetitif, kemampuan melihat peluang baru dan berpikir strategis memang sangat penting. Namun, agar kita memiliki kemampuan tersebut, kita harus terus mengasah pikiran melalui berbagai cara.
MT: Bagaimana caranya?
NK: Pertama, kita harus terus mengikuti perkembangan industri dan tren. Caranya bisa dengan membaca buku, media, menghadiri konferensi, atau berinteraksi dengan para ahli di bidang tertentu. Kita juga harus tetap menjaga keterbukaan pikiran dan selalu mencari solusi kreatif untuk menyelesaiakan berbagai masalah.
MT: Lantas bagaimana cara melihat peluang baru di tengah perubahan? Apakah ada pendekatan khusus?
NK: Dalam menghadapi perubahan apa pun, kita sebaiknya menjadi pengamat yang jeli, tekun, dan luwes. Salah satu caranya adalah melalui analisis
tren dan data. Dengan menganalisis tren pasar, perilaku konsumen,
dan perkembangan teknologi, kita dapat mengidentifikasi peluang baru yang muncul. Suara masyarakat, konsumen, harus didengarkan untuk mengetahui kebutuhannya.
MT: Apakah ada contoh nyata dari penggunaan pikiran strategis dan melihat peluang baru yang berhasil? Sebutkan nama lembaga atau perusahaannya, Ndoro.
NK: Lah itu, perusahaan teknologi dan transportasi daring, Gojek dan Grab atau OpenAI. Mereka adalah contoh perusahaan yang mampu membaca tren dan perubahan pasar, lalu meluncurkan produk inovatif. OpenAI, misalnya, meluncurkan ChatGPT yang memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dan industri.
Mereka pasti memiliki tim yang terampil dalam melihat peluang baru dan mampu berpikir strategis untuk memanfaatkannya.
MT: Wah, terima kasih banyak atas wawasan yang berharga ini, Ndoro. Saya jadi lebih percaya diri sekarang.
NK: Dengan senang hati, Mat. Semoga sukses.
Wicaksono alias Ndoro Kakung, jurnalis veteran, konsultan komunikasi, dan kreator konten.
Telah dikurasi, tinggal diresapi, dinikmati, dan dibagi pada teman-teman lainnya!
Dalam dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah, kemampuan berpikir strategis dan pengambilan keputusan sangatlah berharga. Untuk membantumu dalam mengasah dan mengembangkan kemampuan ini, kami telah mengumpulkan rekomendasi buku, film, dan podcast yang bisa menginspirasimu dalam memahami esensi berpikir strategis dan pengambilan keputusan yang efektif.
Buku yang disusun oleh Harvard Business Review ini terdiri dari 10 artikel yang secara garis besar dapat dibagi menjadi
5 artikel tentang pengembangan strategi dan 5 artikel tentang pelaksanaan strategi. Lewat buku ini, kamu bisa mendapat wawasan mendalam tentang bagaimana sebuah perusahaan menyusun strategi untuk menghadapi tantangan bisnis yang kompleks. Selain itu, kamu bisa
mengeksplorasi berbagai aspek strategi, seperti pengembangan rencana yang efektif, pengambilan keputusan yang tepat, serta cara beradaptasi di tengah pesatnya perkembangan dunia bisnis modern.
Seorang pemimpin juga bisa salah dalam merancang strategi. Contohnya ketika mereka membuat keputusan berdasarkan pendapat pribadi dan mereka tidak memperhatikan apakah keputusan tersebut bermanfaat bagi perusahaan atau tidak. Melalui contoh nyata dan studi kasus, buku karya Richard P. Rumelt ini mengilustrasikan bagaimana sebuah strategi yang baik dapat membantu menentukan prioritas, menyelesaikan hambatan, dan mengarahkan sumber daya agar bisa mencapai target. Jadikan buku ini sebagai panduanmu dalam mengembangkan dan mengevaluasi strategi yang efektif.
Mark Watney adalah seorang astronaut yang terdampar di Mars dan dia harus memutar otak untuk bertahan hidup sampai bantuan tiba. Dengan sumber daya terbatas, Watney menggunakan pemikiran strategisnya untuk mencari sumber makanan, memperbaiki peralatan, dan berusaha agar bisa berkomunikasi dengan Bumi. Film dengan genre fiksi ilmiah ini menunjukkan bahwa perencanaan yang matang dan kemampuan beradaptasi bisa krusial dalam menghadapi tantangan di lingkungan yang keras, bahkan di luar angkasa sekalipun.
Mengisahkan tentang Christian Wolff, seorang akuntan dengan otak brilian yang sejak kecil didiagnosis mengidap autisme. Dia menggunakan kemampuan analitisnya untuk membongkar kecurangan yang dilakukan oleh organisasi kriminal. Dengan pemikirannya yang strategis, Wolff dapat mengambil keputusan yang cerdas dalam menghadapi situasi berbahaya. Lewat film ini, kamu dapat memahami pentingnya kemampuan merancang strategi dan mengambil keputusan dalam situasi yang kompleks.
Keputusan yang kita buat memiliki dampak besar pada kehidupanmu dan orang-orang di sekitarmu. Lewat saluran podcast ini, kamu bisa mendapat wawasan praktis mengenai keterampilan dalam mengambil keputusan melalui diskusi menarik bersama para ahli dari berbagai latar belakang. Topik yang dibahas mulai dari mengatasi bias dalam memproses informasi hingga mempelajari teknik memecahkan masalah. Podcast ini membantumu untuk membuat pilihan yang lebih bijaksana dalam berbagai situasi.
https://bit.ly/deced-pod
Saluran podcast ini dapat menjadi sumber pembelajaran yang sangat berharga bagi kamu yang ingin meningkatkan kemampuan dalam menyusun strategi. Dalam podcast ini, mitra-mitra strategi akan berbagi keterampilan penting yang biasanya hanya diajarkan oleh perusahaan konsultan besar. Dengan begitu, kamu dapat mempelajari semua keterampilan penting dari para konsultan andal tanpa perlu bekerja di perusahaan konsultan terlebih dahulu.
https://bit.ly/stratskills
Kali ini, majalah Rintisan mewawancarai Renesa Balqis, Founder & CEO dari alumni Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang bergerak di bidang kesehatan mental, yakni Roomansa.
ELEVATOR PITCH
Roomansa merupakan platform kesehatan mental keluarga Indonesia untuk membantu
calon ataupun yang sudah menjadi
orang tua untuk belajar, berkonsultasi, dan berbagi di Komunitas juga Psikolog
untuk mengembangkan diri dan keluarga yang sehat mental juga harmonis.
@roomansa.id
Sebelum mendirikan Roomansa, kebetulan saya berkuliah di jurusan Psikologi dan sering mengadakan kegiatan di di sekitar kita yang bisa dipecahkan melalui Roomansa. Awalnya saya dan co-founder lainnya fokus di bidang relationship atau pra nikah.
Pain points yang ingin dipecahkan kebanyakan ada di layanan konseling psikologi di fase pra nikah. Kami ingin meminimalisir ketidaksiapan pasangan yang mau masuk ke jenjang pernikahan. Dulu itu kelas-kelas atau sertifikasi terkait hal ini yang dianggap sah oleh negara belum banyak dan hanya terfokus di kota-kota besar saja. Memang dari Kantor Urusan Agama (KUA) ada semacam program bimbingan pranikah sebelum mendaftarkan pernikahan, tapi itu pun seringkali tidak disampaikan oleh ahlinya. Di situ kami masuk dengan menyediakan kelas dan layanan konseling yang materinya memang sudah terkurasi oleh expert
Tapi seiring berjalannya waktu, hingga sekarang akhirnya Roomansa berkembang tidak hanya di bidang relationship, tapi juga menjadi platform psikologi keluarga yang mencakup ilmu parenting dan tumbuh kembang anak.
FOUNDER
• Renesa Balqis
• Nungki Nahdliah
DIDIRIKAN PADA
2020
INDUSTRI Mental Health Services
JUMLAH TIM
3 orang tim operasional, 2 orang advisor, dan 7 orang psikolog berlisensi.
PENDANAAN Bootstrapping
FASELayanan yang kami tawarkan itu terdiri dari dua hal, pertama adalah layanan konsultasi dengan psikolog berlisensi yang memang expert di area masing-masing klien, yang kedua kami menyediakan wadah berbagi berupa Roomansa Comunity.
Untuk layanan konsultasi psikolog, kami bekerjasama dengan tujuh psikolog mulai dari bidang klinis dewasa, anak, industri atau organisasi, dan juga pendidikan. Hal ini bertujuan agar sejalan dengan identitas Roomansa sebagai platform psikologi keluarga.
Sedangkan Roomansa Community dibuat untuk menampung diskusi dan tanya jawab interaktif dengan sesama anggota. Para anggotanya juga diberikan akses tanpa batas untuk seluruh materi dan kelas yang dibuat oleh Roomansa. Selain itu, mereka dapat bergabung ke grupgrup kecil (peer groups) untuk sesi konsultasi bersama psikolog. Sejauh ini, Roomansa Community terbuka bagi siapa saja dan pendaftarannya gratis.
Harapannya, Roomansa bisa menjadi salah satu support system kesehatan mental untuk masyarakat indonesia. Membantu menyediakan lingkungan yang positif yang mudah diakses, sehingga anggotanya bisa terus merasa lebih baik setiap harinya dan berdampak ke kualitas hidup merek yang meningkat.
Kami bekerjasama dengan beberapa KUA di Yogyakarta, selaku daerah proyek pilot program sejenis yang juga dijalankan oleh pemerintah setempat. Setelah itu, kami melanjutkan sendiri bekerjasama dengan klien-klien yang berasal dari KUA tersebut.
Tantangan terbesar waktu itu adalah menentukan prioritas produk mana yang harus fokus disempurnakan. Terkadang founder itu suka menambah solusi yang gak ada problemnya, ya. Karena yakin Roomansa bisa menyediakan berbagai hal, bukannya menyempurnakan produk A, tapi kami memutuskan untuk mengembangkan produk B padahal sumber dayanya kurang. Sehingga baik produk A maupun B tidak maksimal hasilnya.
Saat itu sempat merasa stuck, lalu kami coba mencari mentor yang bisa membantu serta terbuka dengan tim untuk mencari solusinya bersama-sama.
BAGAIMANA PERKEMBANGAN ROOMANSA SAAT INI?
HAL APA YANG SEDANG DIFOKUSKAN?
Saat ini kami sedang melakukan product testing dari layanan tambahan Roomansa, yakni produk Business-to Business (B2B) Konsultasi by Appointment dengan klinik dan rumah sakit ibu dan anak. Selain itu kami juga sedang fokus pada perilisan Web-Apps Roomansa. Yang pasti, dalam lima tahun ke depan, saya harap Roomansa bisa terus berkembang dan bisa menjadi top of mind platform bagi masyarakat yang ingin menjadi layanan psikologi.
APA KEUNIKAN ROOMANSA
DIBANDINGKAN DENGAN KOMPETITORNYA?
Pembeda Roomansa dari layanan konsultasi psikologi lainnya adalah cakupan layanan yang lebih beragam, serta adanya komunitas yang bisa memfasilitasi anggotanya dalam memelihara kesehatan mental. Selain itu, kami juga sering mengadakan webinar dengan pembicara yang berkualitas dengan materi yang relate dengan peserta.
APA HAL YANG PALING
BERPENGARUH BESAR PADA
PERTUMBUHAN ROOMANSA
DARI TAHUN 2020?
Kerjasama tim, ide dan kolaborasi untuk bertumbuh sangat berpengaruh dari tim dibaliknya juga Mitra Psikolog.
Roomansa pernah meraih penghargaan
Startup People Choice dari Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, lalu mendapatkan dana hibah dari Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah. Di luar itu, kualitas layanan Roomansa menjadikan 90% dari user Roomansa merekomendasikan juga ke teman atau saudaranya, sehingga user baru bertumbuh secara organik dan cenderung tinggi retensinya.
APAKAH ADA PESAN UNTUK PESERTA 1000 STARTUP DIGITAL?
Usahakan untuk memanfaatkan program #1000StartupDigital sebaik-baiknya. Karena program ini dapat membantu kita mengkonstruksi step by step dalam membangun startup. Dari mulai tahap awal user interview mencari pain points, membuat mockup dan desain, hingga proses launch ke market, semua difasilitasi. Kesempatan untuk berjejaring juga bagus sekali, kita bisa bertemu dengan para founder startup lain dan mentor-mentor yang selain bisa kasih kita advice, juga mungkin jadi calon partner kita di masa mendatang.
Roomansa adalah salah satu alumni dari program Gerakan
Nasional 1000 Startup Digital yang diselenggarakan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia. Untuk tahu lebih lanjut tentang program ini, silahkan mengunjungi website 1000startupdigital.id
Program pembinaan talenta digital bagi startup
dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
dengan tiga jalur: Hacker, Hipster, dan Hustler.
Pada episode Sekolah Beta serial Hacker kali ini dibawakan, Iqbal
Farabi yang merupakan Engineering Manager Goto Financial yang
membagikan ilmunya terkait proses Unit Testing.
Unit Testing menjadi salah satu proses penting untuk memastikan bahwa kode software yang ditulis dan dibuat itu berkualitas. Pada kelas daring ini, Iqbal memberikan banyak gambaran terkait proses Unit Testing. Salah satunya ialah membuat spesifikasi program atau biasa disebut juga dengan spek.
Spesifikasi program ini akan menunjukkan adanya keterkaitan antara input dan output yang dihasilkan dari pemrosesan itu. Iqbal juga memberikan contoh spesifikasi program salah satu aplikasi game yang dibuatnya.
Selain itu, ada 5 prinsip yang perlu dilakukan dalam unit testing yaitu Fast , Independent , Repeatable, Self-validating dan Timely. Prinsip dikenal dengan
“FIRST Principle”. Salah satunya Independent , artinya setiap satu spek yang dibuat itu tidak terhubung dengan spek yang lain. Sehingga, tidak akan mempengaruhi spek lainnya saat unit testing
Selanjutnya, Iqbal juga menjelaskan apa itu Behavior Driven Development (BDD). BDD adalah teknik pengembangan perangkat lunak dengan tiga aturan penting. BDD menjadi sebuah praktikal agar unit testing dapat berjalan dengan baik.
Lalu, apa saja tiga aturan dari BDD itu? Dan bagaimana cara memastikan unit testing berhasil?
Temukan jawabannya di Sekolah
Beta episode 100 ini. Jangan lupa tonton sampai akhir karena Iqbal juga menjawab berbagai pertanyaan yang menarik dan praktikal yang mungkin saja berguna bagimu dan startup-mu.
Buat kamu yang ingin tau teknik
mendesain sebuah produk yang nyaman untuk user, Baca halaman berikutnya ya!
Pada episode Sekolah Beta serial Hipster kali ini dibawakan, Anisa Nabila yang merupakan Design Mentor di Apple Developer Academy @BINUS. Topik kali ini, Anisa akan membahas seputar metode mengembangkan sebuah produk yang dapat digunakan oleh keberagaman pengguna atau Inclusive Design .
Secara singkat, Inclusive Design adalah sebuah pendekatan inovasi untuk mengembangkan produk/layanan yang bisa membuat orang merasa diakui atau disambut. Jadi, ada pihak yang juga dipikirkan dalam teknik desain ini, salahnya satunya pengguna disabilitas.
Seiring dengan perkembangan teknologi, ada peningkatan cukup signifikan terhadap adopsi teknologi dan juga berdampak pada peningkatan keragaman kebutuhan pengguna. Sehingga, pendekatan Inclusive Design cukup diperlukan dalam konteks produk digital.
Anisa menjelaskan ada tiga hal penting yang bisa dilakukan dalam pendekatan Inclusive Design . Salah satunya dengan mulai mengenali intersectionality Tools yang bisa digunakan untuk memahami konteks intersectionality yaitu Matrix of Domination .
Selain itu, Anisa juga menjabarkan beberapa
macam lensa yang dibuat oleh tim Apple untuk membantu tim desain berpikir secara luas. Beberapa diantaranya ialah Culture, Language, Education dan sebagainya.
Penasaran contoh desain yang berhasil dibuat dengan memanfaatkan pendekatan Inclusive Design?
Temukan jawabannya di Sekolah Beta episode 101 ini. Jangan lupa tonton sampai akhir karena Anisa juga menjawab berbagai pertanyaan yang menarik dan praktikal yang mungkin saja berguna bagimu dan startup-mu.
Halaman selanjutnya membahas seputar teknik leadership & team building yang perlu kamu tahu dalam membangun sebuah startup, yuk cari tahu dari ahlinya!
Pada materi Sekolah Beta kali ini menghadirkan Arvy Budiarto, ia merupakan Co-Founder & Director Agile Technica yang membagikan ilmunya seputar Leadership & Team building for Startup.
Arvy menjabarkan alasan pentingnya membangun leadership pada startup. Mulai dari perubahan startup yang cepat, fokus pada pertumbuhan dan perkembangan produk hingga terhindar dari kegagalan startup. Leadership yang bagus tentu akan membentuk tim yang sustainable
Selain itu, seorang pemimpin juga perlu memiliki teknik manajemen yang baik. Kedua teknik ini tentu akan saling melengkapi untuk mempertahankan core business tetap seimbang.
Selanjutnya, Arvy menjelaskan ada dua tipe leadership yaitu self-leadership dan team leadership . Kedua tipe ini memiliki teknik yang berbeda-beda. Salah satu diantaranya, mempunyai visi yang jelas. Pada self-leadership ini membantu untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai pada diri sendiri. Sehingga, mudah untuk diimplementasikan kepada tim nantinya.
Penasaran apa saja teknik-teknik yang diperlukan pada team leadership? Dan bagaimana contohnya?
Temukan jawabannya di Sekolah Beta episode 102 ini. Jangan lupa tonton sampai akhir karena Arvy juga
menjawab berbagai pertanyaan yang menarik dan praktikal yang mungkin saja berguna bagimu dan startup-mu.
Untuk diskusi selengkapnya, simak semua episode
Sekolah Beta Kelas daring melalui:
Ini merupakan platform yang membantumu mengeksekusi strategi, menyelaraskan semua ide serta action items, hingga bisa membuat visi dan tujuan akhir menjadi kenyataan. Cascade yang berbentuk rangkaian tools terintegrasi mampu membuat peta strategi berupa diagram atau framework lain untuk mendokumentasikan tujuan bisnis strategis. Startup asal Portland, Oregon, US yang terbentuk tahun 2014 ini memiliki enam fitur andalan yang berfungsi untuk menyusun rencana awal, membuat goal deck , menentukan KPI dan OKR, memantau tiap pekerjaan, hingga menyimpulkan keputusan yang harus diambil berdasarkan data dan laporan akhir.
Peoplebox telah disesuaikan dan cocok digunakan untuk fast-growing companies karena mampu membantu para pemimpin dan pemangku kepentingan menciptakan budaya yang digerakkan oleh hasil perencanaan strategis dalam skala besar. Peoplebox menyediakan fitur berbasis AI yang mampu membantumu menyusun OKR & strategi, mengatur dan memantau performa anggota tim, hingga menyusun nilai dan aturan yang cocok untuk diterapkan dalam tim kamu. Untuk memudahkan penggunaannya, Peoplebox juga terintegrasi dengan Slack, BambooHR, DarwinBox, dan aplikasi pihak ketiga lainnya.
Ada banyak cara mengelola rencana strategis agar bisa dengan mudah dikomunikasikan dan dipahami ke beberapa pihak, termasuk anggota tim dan pihak-pihak eksternal. AchieveIt menawarkan salah satu caranya, yaitu memvisualisasikan data dalam berbagai bentuk. Pengolahan strategi ini cocok untuk kamu yang perlu menampilkan beberapa rencana, memahami target tiap divisi, hingga mendapatkan tampilan terperinci dari berbagai metrik bisnis. AchieveIt juga memenuhi berbagai kebutuhan visualisasi data untuk beragam industri, mulai dari kesehatan, manufaktur, pemerindahan, NGO, perbankan, dan masih banyak lagi.
HTTPS://WWW.ACHIEVEIT.COM/
Anaplan adalah software perencanaan strategis berbasis web yang memungkinkan perusahaan meningkatkan pendapatan mereka dengan strategi penjualan yang efektif. Anaplan membantumu merancang dan mengoptimalkan target dan strategi segmentasi produkmu. Algoritma machine-learning Anaplan mampu menganalisis data kinerja internal dan eksternal dan memberikan kesimpulan khusus sehingga kamu bisa mengantisipasi gangguan pasar, penjualan musiman, dan masalah penjualan lainnya. Anaplan juga terintegrasi dengan beberapa aplikasi, seperti DocuSign, Microsoft Dynamics 365, Microsoft Power BI, Tableau, dan Workiva.
Sebagai software perencanaan strategis berbasis cloud , Lightcast memfasilitasi proses perencanaan, penganggaran, penelaahan, dan pelaporan tenaga kerja untuk perusahaan. Berdasarkan data dan layanan konsultasi yang diberikan, Lightcast mampu memberikan pandangan komprehensif tentang proyeksi masa depan perusahaan. Kamu bisa membuat dan menganalisis beberapa skenario, mengevaluasi dampak potensial dari setiap skenario, dan menyesuaikan rencanamu sesuai dengan perkiraan yang disajikan. Pemodelan skenario tersebut mencakup perencanaan tenaga kerja dan jumlah karyawan, serta kemampuan akuisisi bakat seperti perekrutan berbasis keterampilan, dan data pembandingan DEI & gaji.
Tools ini mampu menghubungkan data penjualan, SDM, dan kinerja bisnis Anda untuk membuat model perencanaan yang mempertimbangkan tenaga kerja, upah, lokasi, pesaing, tingkat pengembalian, dan SKU (Stock Keeping Unit). Berdasarkan model perencanaan tersebut, sebagai retail kamu akan lebih mudah menganggarkan dan menyusun rencana untuk menghadapi permasalahan yang mungkin terjadi di pasar. Selain itu, Jedox juga akan membuat rencana pembelian dan alur kerja yang mendetail sehingga kamu bisa mengurangi kelebihan stok, kerugian penjualan, hingga meningkatkan keuntungan.
Bias kognitif:
Kondisi yang terjadi ketika alam bawah sadar salah dalam berpikir sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam berpikir, memproses, dan menafsirkan informasi.
Burnout:
Kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaannya.
Call to action:
Ajakan bertindak atau panggilan untuk bertindak adalah sebuah instruksi yang dirancang agar khalayak dapat melakukan aktivitas atau memberikan tanggapan secara langsung sehingga menghasilkan konversi.
Complement product:
Produk yang memberi nilai tambah pada penawaran produk utama ketika keduanya digunakan bersama-sama.
Marketing mix:
Serangkaian tindakan, atau strategi yang digunakan oleh sebuah perusahaan dalam mempromosikan jasa atau produk yang mereka jual di pasar.
Market share:
Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan pangsa pasar adalah persentase dari total pendapatan atau penjualan di pasar yang dibuat oleh bisnis perusahaan.
Micromanagement:
Gaya manajemen di mana manajer atau kontroler mengawasi hasil kerja bawahannya atau karyawannya. Mikro manajemen secara umum digunakan sebagai istilah yang negatif.
Pain points:
Titik keluhan pelanggan adalah masalah yang unik bagi pelanggan.
Product lifecycle:
Siklus hidup produk adalah pembagian tahap perkembangan suatu produk.
Substitute product:
Disebut sebagai barang substitusi, yaitu jenis produk yang dapat digunakan sebagai pengganti barang lainnya.
Sustainable:
Bisnis yang meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
Untuk menjangkau pembaca setia buku saku Rintisan lebih dekat, Kementerian Komunikasi dan Informatika membuka kesempatan khusus bagi para pembaca terpilih untuk kami kirimkan buku saku Rintisan versi cetak setiap kali edisi baru diterbitkan.
Ceritakan dengan detail mengapa kamu harus menjadi satu dari para pembaca terpilih yang akan kami kirimkan buku saku Rintisan dalam form ini: http://bit.ly/komunitas-rintisan
Rintisan memiliki satu tujuan utama: menjadi sarana untuk membuka wawasan mengenai startup, talenta digital, ide, dan inovasi di ekosistem digital Indonesia.
Artikel di Rintisan memiliki topik yang beragam dan relevan untuk berbagai industri dan fungsi manajemen. Adapun beberapa area fokus yang dibahas adalah kepemimpinan, strategi, teknologi, operasional, branding, marketing, legal , keuangan, manajemen sumber daya manusia, produktivitas, dan kreativitas. Dalam memilih artikel yang diterbitkan, ini adalah 4 poin yang Rintisan cari:
ORISINALITAS
Walaupun suatu topik mungkin sudah banyak yang membahas, selalu ada cara untuk melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Temukan itu dan bagikan pada pembaca.
KEAHLIAN
Siapapun dapat menjadi kontributor, asalkan ia benar-benar menguasai materi dalam tulisannya.
KEGUNAAN
Utamakan gagasan yang praktikal dan dapat dengan mudah dimengerti. Jika kamu bisa menjelaskan pemikiranmu sehingga pembaca mengerti bagaimana menerapkannya dalam situasi nyata, artikelmu dapat mengubah hidup seseorang!
BUKTI
Menulis secara deskriptif itu bagus. Namun, lebih baik lagi jika tulisanmu didukung dengan data dan fakta.
Kirim tulisanmu ke gerak@1000startupdigital.id dengan subjek
“Artikel untuk Rintisan”. Kami akan memberikan merchandise bagi kontributor yang artikelnya terpilih untuk diterbitkan.
Kami ingin mendengar pendapatmu
mengenai artikel dan topik yang kami
sajikan. Yuk, sampaikan kritik dan
saranmu di bit.ly/ksrintisan