Buletin Survive , SMP Yos Sudarso Karawang

SURVIVE Buletin Triwulan,Edisi ke-61, tahun ke-18, 2021

TETAP BERPRESTASI MASA PANDEMI

SMP YOS SUDARSO STATUS TERAKREDITASI A JALAN KH. DEWANTARA 14, TELP. 0267- 406784, 41312, NPSN: 20237342 KEL. NAGASARI, KEC . KARAWANG BARAT,WEBSITE SMPYOSUKA.SCH.ID,

SURVIVE Buletin Triwulan,Edisi ke-61, tahun ke-18, 2021

Staff Redaksi

Salam Redaksi

Pelindung dan Penasihat Kepala Sekolah : Agustinus Wahono, S.Pd

Lay Out dan Penanggung jawab : Suharyanti Lidwina

Hallo teman-teman...Bagaimana Kabarnya nih ?

Semoga baik semua ya, sudah satu tahun lebih ya, kita tak berjumpa, Survive kita turun dari peredaran ...

Sekarang Survive mencoba bangkit, di Era Digital dan Pandemi.

Edisi pertama masa pandemi ini Survive tetap berusaha menampilkan hasil karya siswa. Ada cerpen, puisi, komik, atau pun gambar. Selain siswa ada beberapa tulisan guru yang dapat menambah pengetahuan kita. Ada tips menjaga kesehatan mata dari paparan gawai.

Survive juga menyampaikan perolehan prestasi siswa dalam mengikuti perlombaan ilmu pengetahuan.

Semoga dengan wajah baru ini semoga teman-teman tetap dapat menikmati Survive. Yuks...ikutin terus ya...

Kalau ada saran maupun kritik yang membangun kami tunggu .

Let’s express our creativity

Edisi 61

SURVIVE

Tahun ke-18, 2021

SURVIVE Survive merupakan nama Buletin yang memuat hasil tulis siswa SMP Yos Sudarso Karawang. Survive pertama terbit pada tahun 2003. Survive merupakan buletin yang diterbitkan tiga bulan sekali. Hasil nyata dari kegiatan ekstrakurikuler Jurnalistik. Anggota redaksi dari kelas tujuh sampai dengan kelas 9, yang berminat dalam tulis-menulis. Peserta ekskul ini biasanya diikuti antara 30 sampai 35 anak.

Dalam buletin ini ada berbagai hal yang dibahas. Kolom yang ada berupa profil tokoh. Profil ini dari tokoh sekitar kehidupan siswa yang bisa dijadikan contoh. Profil yang pernah diwawancari tim Survive, dari Pastor Paroki, polisi, dokter, pengusaha muda, para guru, bahkan teman yang berprestasi. Tokoh yang bias diteladani siswa. Selain profil, ada berita seputar kegiatan sekolah, karya siswa ( cerpen, puisi, gambar komik ), ada pengetahuan populer dan teknologi,aneka tips, hal yang berhubungan dengan religi, cerita humor, dan take and give ( ucapan dari siswa untuk siswa, bagian ini biasanya yang paling diminati siswa. ) Awal mula penerbitan buletin sekolah ini, biaya cetak swadaya dari tim jurnalistik. Biaya awal berkat bantuan salah satu orang tua siswa( Ibu Christine ). Beliau membantu meminta bantuan ke saudara beliau yang mempunyai rumah makan, dengan memasang iklan selama beberapa tahun. Beliau juga memberi modal untuk penjualan boneka dan coklat saat hari Valentine, modal dan keuntungan diserahkan bendahara tim ekskul jurnalistik. Anggota tim jurnal juga mencari dana ke orang tua siswa yang beredia membantu penerbitan buletin dengan imbalan, Survive memasarkan produk usahanya. Biaya cetak betul-betul swadaya. Terima kasih banyak untuk Ibu Christine, tanpa uluran tangan beliau sangat sulit untuk memulai cetak buletin ini.

Selain bantuan dari Ibu Christine,untuk biaya cetak, ada beberapa cara yang pernah kami lakukan. Pertama, berkat Bu Christine ada yang mau pasang iklan selama beberapa tahun. Beliau minta bantuan saudara maupun teman. Kedua,pernah dibebankan kepada para siswa. Dengan cara siswa mengganti biaya cetak. Yang terakhir, setelah ada dana Bantuan Operasional Sekolah, biaya cetak ditanggung BOS. Terbitan perdana Survive diketuai oleh Monica, terima kasih Monica ( putri dr. Sondang ) keuletan dan kerja keras dalam satu tim ekskul Jurnal membuahkan hasil Survive edisi pertama. Masih sangat sederhana.

Untungnya dari Ibu Lusia alm. ( Yayasan Salib Suci ), beliau menyampaikan beberapa masukan yang membangun untuk tampilan buletin sekolah. Masukan tersebut disampaikan kepada Bapak Yofi Hendradi, yang saat itu menjabat sebagai Kepala SMP Yos Sudarso Karawang.

2

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Proses penerbitan buletin memiliki kendala masing-masing setiap tahunnya. Maklum tim eksul jurnal selalu berganti setiap tahun pelajaran.

Siswa kelas 9 ( sembilan ) saat semester genap,tidak diperkenankan mengikuti ekskul. Tugas anggota ekskul lama, membantu peserta ekskul baru. Pengurus inti ( Ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara ) dipilih secara aklamasi. Kriterianya anaknya bisa bergaul, ringan tangan membantu teman, lincah, rajin, dan kreatif. Siswa dilatih berorganisasi.

Penentuan tema, profil, isi Survive dibicarakan bersama dipimpin oleh tim Jurnal, guru pembimbing mendampingi dan mengarahkan saja.

Proses cetak Buletin Survive memiliki kendala tersendiri. Mencari penerbit yang bisa mencetak tepat waktu dengan hasil yang baik . Pada awal terbit beberapa kali berganti pencetak buletin. Sampai akhirnya bertemu dengan penerbit ‘SEGERA’. Dikelola oleh Dinna Theresia, mantan siswa SMP Yos Sudarso. Akhirnya sampai penerbitan terakhir selalu dibantu penerbit tersebut,meski sudah berganti pengelola.

Jadwal terbit kadang terlambat dari waktu yang sudah direncanakan. Hal ini disebabkan anggota tim banyak kegiatan atau banyak ulangan, sehingga mereka terlambat menyerahkan materi kepada ketua tim. Tapi selalu berusaha memenuhi target, satu tahun pelajaran menerbitkan empat ( 4) buletin.Survive terbit terakhir bulan Desember 2019, Survive yang seharusnya terbit bulan Maret 2020, gagal dicetak karena pada bulan tersebut anak-anak mulai belajar lewat daring ( PJJ), Jadi meskipun sudah siap cetak, dibatalkan.

Semoga nantinya Survive masih bisa menjadi sarana siswa menyalurkan ekspresi dan kreasinya. ( Yant ) Let’s express our creativity

3

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Sebagian dari hasil karya ekskul jurnalistik

4

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

GURU MENULIS Bahasa Inggris itu susah katanya, padahal dalam kehidupan sehari – hari kita lekat dengan penggunaan Bahasa Inggris lho. Sebut saja dalam pengoperasian game di telepon genggam, mendengarkan lagu, bahkan saat kita membuka TikTok. Banyak sekali lagu berbahasa Inggris yang dijadikan lagu untuk menari di TikTok, bukan? Tapi kayanya saat kita bermain game, mendengarkan lagu dan menari di TikTok, kita ga pusing dengan Bahasa Inggris ya? Kok bisa?

Penulis : Sartika Permata Rosemery br Panjaitan, S.Pd Guru Bahasa Inggris SMP Yos Sudarso Karawang

Hal ini dikarenakan alam bawah sadar kita tahu bahwa kita bukan sedang belajar. Tanpa kita membuka kamus pun kita kemungkinan besar akan mengerti arti dari kata – kata di game dan lagu itu. Nah cara itu merupakan beberapa contoh dari lima cara belajar Bahasa Inggris secara mandiri di rumah.

Pertama, tentu saja dengan game itu sendiri. Saat bermain game, coba biasakan untuk membaca keras kata – kata berbahasa Inggris yang baru kalian temui dan tebak artinya apa. Setelah main game, kalian cari arti kata itu di kamus atau google. Lumayan kan sambil bermain game, sambil dapat kosakata baru.

Kedua, banyak mendengarkan lagu berbahasa Inggris. Kenapa? Hal ini untuk membiasakan telinga kita mendengar ucapan – ucapan dalam Bahasa Inggris. Jika sudah terbiasa mendengar, kita pun terbiasa untuk melafalkannya. Nah kalau kalian mau lebih extra, kalian bisa tulis kata kata baru yang kalian dengar lalu tulis dan cari artinya deh.

Ketiga, menonton film berbahasa Inggris. Cara ini hampir mirip dengan yang sebelumnya namun dengan menonton kita bisa tahu bagaimana native speaker menyebutkan kata itu lho. Miss kadang memperhatikan bibir mereka saat berbicara dan menirunya. Jangan lupa juga untuk gunakan subtitle bahasa Inggris yaa, kalian bisa sedikit sedikit mengikuti cara bicara aktor dan aktris itu.

Keempat, banyak membaca dalam Bahasa Inggris. Tentu saja tidak perlu selalu buku pelajaran dong. Kalian bisa membaca komik dan novel. Saat membaca, kalian bisa sesekali membacanya dengan suara keras dan jangan lupa catat kata – kata baru yang kalian temui ya.

Terakhir, berbicara sendiri di depan cermin. Aneh ya? Memang terdengar aneh tapi cara ini bisa meningkatkan kepercayaan diri kita untuk berbicara dalam Bahasa Inggris lho. Dengan berbicara sendiri di depan cermin, kalian tidak akan takut orang lain mengkoreksi kalian.

Semua hal yang kita lakukan sehari – hari sebenarnya bisa menjadi sarana kita untuk belajar Bahasa Inggris lho. Kunci utama dari belajar Bahasa Inggris itu jangan takut salah dan jangan takut mencoba. Selamat belajar, anak – anak!

–sprp-

5

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Rekonstruksi Ondel-Ondel Pencarian Makna dan Wujud dalam Mengikuti Kebutuhan Zaman Di hadapan agama-agama dunia, kepercayaan lokal seakan-akan dianggap kafir. Dengan berbagai cara para misionaris dari agama-agama dunia berusaha untuk “mempertobatkan” orang lain yang mempertahankan kepercayaan lokal. Situasi ini membuat narasi sintas dari kepercayaan lokal kembali muncul, sehingga dampak yang muncul adalah penggabungan secara simbolik dari agama dunia dan kepercayaan lokal. Akan tetapi, tidak sedikit pula, dari kepercayaan lokal yang tersingkir dari masyarakat. Uniknya adalah dalam ketersingkiran itu kepercayaan lokal tetap bisa berdialog dengan zaman dan menemukan cara sintas yang istimewa. Keistimewaan itu terletak pada cara penilaian dan cara pandang orang dalam melihat fenomena sintas yang terjadi pada kepercayaan lokal. Hal serupa akan digunakan untuk melihat fenomena Ondel-ondel.

Penulis : Yohanes Aditya Raga Prakasa, S.Fil. Guru PAK

Fenomena masyarakat yang terjadi di Jakarta adalah kemunculan Ondel-ondel di jalanjalan kampung dan gang-gang sempit. Pada zaman modern ini, kehadiran Ondel-ondel dapat ditemui di mana saja, termasuk di sudut-sudut kota Jakarta dan sekitarnya. Tidak hanya berdasarkan tempat saja, kerapkali kehadiran Ondel-ondel juga menyemarakkan berbagai macam acara dalam masyarakat Jakarta. Kehadiran Ondel-ondel dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu hal yang tidak asing lagi dan menjadi suatu kekhasan bagi orang Jakarta itu sendiri. Ondel-ondel mendapat tempat yang istimewa dalam hati orang Jakarta, sehingga kehidupan bermasyarakat orang Jakarta tidak bisa dilepaskan lagi dari kehadiran Ondel-ondel. Hemat kata, Ondel-ondel sudah mendarah daging dalam tubuh orang Jakarta.

Fenomena kemunculan ini diikuti dengan serangkaian usaha untuk mengkomodifikasi Ondel-ondel. Hal ini bermula, ketika Gurbernur Jakarta, Ali Sadikin (1966-1977), mengangkat Ondel-ondel sebagai warisan budaya kota Jakarta. Warisan budaya kota Jakarta yang berbentuk boneka seni khas Betawi. Semenjak itu Ondel-ondel mendapat tempat yang khusus di Jakarta sebagai suatu hal yang harus dijaga dan dilestarikan. Salah satu hal menarik yang dapat dilihat dari proses menjaga dan melestarikan adalah pengomodifikasian Ondel-ondel tersebut. Oleh sebab itu, tulisan ini ingin menggali lebih dalam makna Ondel-ondel di mata orang modern. Ondel-ondel mengalami berbagai macam benturan, hingga akhirnya bisa sintas dan terus eksis era sekarang ini.

Ondel-ondel adalah sebuah kesenian yang terlahir dari masyarakat Betawi. Sebuah masyarakat tentunya melahirkan budaya lokal. Ondel-ondel, yang adalah budaya, disokong keberadaanya oleh masyarakat setempat sebagai bagian dari budaya lokal. Sebelum meninjau fenomena Ondel-ondel ini, marilah melihat terlebih dahulu latar belakang masyarakat Betawi yang telah berkontribusi untuk melahirkan Ondel-ondel. Menurut Ketua Lembaga Kebudayaan Betawi, Yahya Andi Saputra, masyarakat Betawi sudah bermukim di tempat yang sekarang disebut Jakarta, sekitar 2500-1500 SM. Dugaan ini didasarkan pada temuan bukti-bukti arkeologis berupa artefak yang ditemukan pada zaman Hindia-Belanda dan hasil-hasil ekskavasi di situs Kalapa Dua sekitar tahun 1971.

Ada berbagai macam artefak yang ditemukan dalam penggalian tersebut, tetapi hal menarik dari temuan itu adalah adanya artefak yang mirip dengan sebuah alat pacul. Para ahli arkeolog melihat temuan ini berasal dari zaman batu baru. Mereka memperkirakan bahwa pada zaman ini orientasi mahkluk hidup sudah berpindah yang tadinya dengan sistem berburu beralih ke sistem pertanian. Peralihan ke sistem pertanian ini mewujudkan sebuah budaya hidup baru di tanah Jakarta waktu itu.

6

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Kemunculan kata Betawi sebagai nama suku asli Jakarta menuai berbagai penafsiran dalam diri masyarakat Jakarta. Banyak orang mulai memikirkan asalusul nama ini. Sebagian orang mengatakan bahwa kata Betawi ini berasal dari akar kata Batavia. Konon, dulu orang pribumi mengalami kesusahan dalam mengatakan kata Batavia, sehingga terjadi pelafalan kata yang disesuaikan dengan kemampuan mereka sendiri. Oleh sebab itu, ketika orang Belanda menyebut Jakarta sebagai Batavia, pribumi menafsirkan kata itu dengan Betawi.

Sebagian orang juga masih percaya pada mitos cerita mengenai kisah tentara Belanda yang terkepung oleh prajurit Mataram dan melempari lawan mereka dengan kotoran. Oleh sebab kisah ini, kata Betawi membangkitkan ingatan bahwa ada kisah prajurit Mataram yang berbau tai, karena orang Belanda melempari mereka dengan kotorannya.

Dari berbagai penafsiran yang muncul, satu tafsiran yang paling logis adalah penamaan Betawi dari nama tumbuhan perdu. Perdu itu bernama Gulinging Betawi, Cassiaglauca, kerabat dari tanaman papillionaecae. Tumbuhan perdu ini memiliki kayu yang bulat dan kokoh. Dulu hanya tumbuh di Nusa Kelapa (Jakarta) dan Kalimantan Barat. Tafsiran ini dirasa semakin logis, sebab pada tahun 1970 jenis tanaman ini ditemukan tumbuh di sekitaran sungai Cisadane hingga sungai Citarum.

Penggunaan nama Betawi sebagai nama suku bangsa telah dipergunakan pada tahun 1640. Penggunaan ini didasarkan pada testimoni (surat wasiat) dari isteri Kapitan Cina, Cou Beng Kong. Oleh sebab itu, kemungkinan besar nama Betawi sudah ada sebelum masa pendudukan Belanda, sehingga nama Betawi diganti dengan nama Batavia. Bahkan penggunaan kata Betawi, sebagai nama tempat dan etnik, telah dipakai dalam buku Babad Tanah Jawa. Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah siapa saja yang disebut orang Betawi itu. Catatan memori residen Batavia P.H. Willemse (Juli 1929 - Oktober 1931) memperlihatkan bahwa mereka yang disebut Betawi adalah orang-orang yang lahir dari keluarga etnis campur, sehingga memunculkan sebuah ras tersendiri. Secara rinci, Abdul Chaer memberikan batasan untuk mengenali suku Betawi. Setidaknya terdapat empat batasan yang digunakan, yaitu genetis, sosiologis, antropologis dan geografis.

Empat batasan ini membantu untuk mengidentifikasi sejauh mana seseorang itu bisa dianggap Betawi. Batasan genetis ingin melihat garis keturunan seseorang.

Batasan sosiologis meninjau kelakuan seseorang sehari-hari. Tinjauan ini dilihat dari perilaku seseorang dalam koridor budaya Betawi atau juga dapat dilihat dari aksesori kebudayaan Betawi yang ia kenakan. Batasan antropologis ingin mendeskripsikan identitas seseorang sejauh kepeduliaannya terhadap budaya Betawi. Terakhir, batasan geografis ingin melihat peta persebaran orang Betawi di sekitaran Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Dari batasan geografis ini, nantinya akan muncul pengklasifikasian orang Betawi, yakni Betawi tengah dan betawi pinggiran.

Simbol Sakral Ondel-ondel Simbol adalah sesuatu hal yang digunakan untuk mewakili sesuatu hal, dimana simbol tersebut tidak memiliki hubungan langsung dengan hal yang diwakilinya, sehingga bersifat arbitrer atau acak. Sementara tanda adalah sesuatu hal yang mewakili sesuatu hal itu sendiri, dimana tanda tersebut memiliki hubungan langsung dengan hal yang diwakilinya. Budaya merupakan simbol yang terpampang dalam suatu kehidupan bermasyarakat yang merujuk share meaning masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, sifat dari kebudayaan adalah ‘semiotik’, yakni hal yang berkenaan dengan simbol maupun lambang-lambang tertentu.

7

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Representasi roh nenek moyang Ondel-ondel merupakan representasi dari roh para leluhur nenek moyang masyarakat Betawi. Representasi itu disimbolkan dalam bentuk boneka dan digunakan untuk menjaga mereka dari roh-roh jahat dan gangguan lain. Demi penghormatan kepada leluhur, maka dalam perlakuannya unsur-unsur mistis selalu disertakan. Misalnya saja dengan membakar kemenyan dan menyiapkan sesaji. Menurut istilah setempat upacara demikian disebut ngukup.

Proses pembuatan Ondel-ondel sebagai benda yang sakral memperoleh perlakuan yang khusus. Sejak proses pembuatannya, Ondel-ondel sudah diberi aksesori-aksesori gaib. Sebelum memulai pekerjaan membuat Ondel-ondel, biasanya pembuat Ondel-ondel mengadakan sebuah upacara ritual. Upacara ini diadakan si pembuat Ondel-ondel seturut dengan kepercayaan yang telah diajarkan padanya secara turun temurun. Hal ini berarti keyakinan dan pengharagaan terhadap kekuatan alam masih dipegang kuat oleh para leluhur masyarakat Betawi. Si pembuat biasanya akan menyiapkan sesajian khusus, seperti bunga tujuh rupa, kemenyan, bubur sunsum dan lain sebagainya. Upacara ini harus dilakukan, supaya dalam proses pembuatan dan penggunaanya untuk menolak bala, roh jahat tidak masuk ke dalam boneka Ondel-ondel. Selain itu, sebelum dan selama pertunjukan berlangsung, penanggap atau orang yang punya gawe harus memberikan sesaji kepada Ondel-ondel berupa mandat (ganja).

Wujud Ondel-ondel Pemilihan warna dan aksesori Ondel-ondel juga sangat diperhatikan. Dulu wajah Ondelondel memang terkesan galak dan menyeramkan, sehingga memunculkan fungsi sakral untuk menolak bala. Di sisi lain, apabila dibandingkan dengan benda sakral lainnya, Ondel-ondel berperan menjadi wadah bagi roh baik yang akan membantu untuk mengusir roh jahat. Fungsi ini berbeda dengan benda sakral lainnya yang menjadi representasi dari roh baik itu sendiri atau sarana berkomunikasi dengan dunia gaib.

Oleh sebab itu, Ondel-ondel menjadi sebuah wadah yang diisi dengan roh baik.

Kesimpulan aya sintas yang terjadi pada Ondel-ondel memperlihatkan bahwa peranan masyarakat dan institusi sangat berpengaruh. Daya sintas Ondel-ondel dari zaman ke zaman selalu menngikuti kebutuhan sosial masyarakat penyokongnya, yaitu orang Betawi. Pada zaman dulu, Ondel-ondel bertahan sebab kehadirannya membawa fungsi sakral yang dapat membawa kebaikan bagi kehidupan para petani. Selanjutnya, pamor Ondel-ondel sempat turun. Hal itu dikarenakan pemerintah lokal mengadopsi Ondel-ondel menjadi komoditas pariwisata. Akan tetapi dengan zaman yang berkembang dan disertai dengan pemahaman yang modern, pemikiran primordial untuk percaya pada hal-hal gaib mulai ditinggalkan. Agama dunia sudah menggantikan agama lokal. Semenjak itu, keputusan pemerintah lokal dianggap benar dan menyelamatkan eksistensi Ondel-ondel. Pada saat itu pula, Ondel-ondel diakui sebagai bagian dari identitas orang Betawi, sebab nilainilai sakral tidak lagi ditemukan dan yang ada hanya nilai-nilai profan yang menghibur.

Oleh sebab itu Ondel-ondel mengalami rekonstruksi wujud menjadi sosok yang ramah.

Apa yang terjadi dengan Ondel-ondel sekarang ini adalah menjadi komoditas yang memperkokoh identitas orang Betawi. Di mata budayawan Ondel-ondel berada pada posisi seni paling rendah, sebab keberadaannya hanya dipandang dalam rangka barang dagangan, bukan sebagai intelegensi lokal yang tumbuh dalam masyarakat. Meskipun demikian, dalam merefleksikan kembali keberadaan Ondel-ondel, mereka masih melihat fungsi sakral yang sama. Perbedaannya adalah pada zaman sekarang ini Ondel-ondel mengalami arus balik. Bukan orang-orang yang datang kepada Ondel-ondel, melainkan Ondel-ondel yang mau turun tangan untuk mengatasi segala bentuk kejahatan dan niat negatif dalam masyarakat Jakarta. ( YARP ) 8

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN YAITU MENCAPAI KOMPETENSI MURID ADA CARA 5 M YANG MEMBANTU KITA MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN .APA SAJA ITU ?

1.Memanusiakan hubungan Praktik pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara guru,murid dan orangtua.Nampak jelas bahwa relasi positif antara guru,murid dan orangtua sangat membantu praktik pembelajaran.Hendaknya seluruh warga sekolah( guru,murid dan orangtua harus berusaha menjaga relasi positif guna memperlancar praktik pembelajaran., demi tercapainya tujuan pendidikan.

Penulis Dra. M.M. Iin Sarkinah Guru IPA

2.Memahami konsep Praktik pembelajaran yang memandu murid bukan hanya sekedar menguasai konten tapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks.

Artinya murid diarahkan untuk terampil menerapkan teori yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya materi pembelajaran tentang sistem pencernaan , maka praktiknya bisa bagaimana murid dapat menjaga sistem pencernaan dengan memilih makanan yang baik , bergizi dan berkalori cukup.

3.Membangun keberlanjutan Praktik pembelajaran yang memandu murid mengalami rute pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagai praktik baik.

Artinya murid diarahkan untuk mengalami tahap-tahap praktik baik untuk perkembangan dirinya .

Misalnya murid diajak untuk membuat video tentang bagaimana cara menjaga sistem pencernaan supaya tetap sehat dan berfungsi dengan baik, lalu mempresentasikan video tersebut agar teman-temannya memberi masukan atau tanggapan positif sehingga ilmunya berkembang.

4. Memilih tantangan Praktik pembelajaran yang memandu murid menguasai keahlian melalui proses yang berjenjang dengan pilihan tantangan yang bermakna.

Artinya mengarahkan murid untuk menguasai keahlian tertentu.Dengan berlatih dan berlatih terus misalnya mempresentasikan sesuatu topik , maka anak-anak akan terbiasa melakukan itu untuk perkembangan dirinya.

5. Memberdayakan konteks Praktik pembelajaran yang memandu murid melibatkan sumber daya dan kesempatan di komunitas sebagai sumber belajar sekaligus kesempatan berkontribusi terhadap perubahan.

Artinya memberdayakan konteks untuk ikut berkontribusi terhadap perubahan dalam kehidupan sehari-hari.Murid belajar menjadikan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dan sumber daya untuk menfembangkan dirinya.

Silahkan anak-ana , Bapak-Ibu dan siapa saja boleh mencermati dan memberikan masukan kepada kami pihak sekolah jika seandainya pembelajaran putra-putri Bapak-Ibu tidak atau belum bercirikan 5 M .

Semoga bermanfaat...

Salam sehat selalu...

Saya menulis ini setelah membaca tulisan Merancang RPP Merdeka Belajar yang dipresentasikan oleh bu Enok Yulia, Spd, pada Webinar dengan teman-teman seYayasan Salib Suci Wilayah 1 Maria Magdalena Iin Sarkinah.

9

Edisi 61

SURVIVE Karya siswa

Tahun ke-18, 2021

Uang Jajan Karya: Raymunda Fiona Wihelmina, 9A

Pagi hari itu terasa lebih tenang disebabkan keheningan yang memenuhi ruangan. Seorang gadis berperawakan tinggi melangkah untuk keluar dari kamar tidurnya, namun tindakannya dicegat oleh adiknya yang bernama Sarah yang tiba-tiba muncul entah darimana. "Mbak Nada, hari ini aku ingin jajan bersama teman-temanku di komplek sebelah. Mau duit, dong!"

Gadis ituㅡNadaㅡmenolak permintaan adiknya, "nggak mau. Lagipula bukannya ibu biasa memberikan uang jajan harian juga untuk kamu?" Tanyanya balik sebagai respon dari permintaan adiknya. "Kurang mbak, pokoknya aku mau uang jajan atau aku nggak makan seharian!" Setelah berseru lantang pada kakak perempuannya, Sarah melangkah seraya menghentak-hentak menuju ke kamarnya.

Raymunda Fiona Wihelmina, 9A

Nada yang melihat perlakuan Sarah hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Ternyata salah pergaulan nggak cuma yang bikin keributan besar ya, yang begini juga bisa disebut salah pergaulan," gumam Nada pada dirinya sendiri.

Seingatnya, dulu adiknya bukanlah orang yang boros menjurus hedon seperti ini. Ntah mengapa akhir-akhir ini yang ada di pikiran adiknya itu hanyalah uang jajan saja.

Enggan bertengkar lama-lama bersama adiknya, Nada pun mengambil beberapa lembar uang kertas dan mengetuk pintu kamar adiknya.

"Sarah, ayo buka pintunya dulu," pintanya. "Nggak mau! Mana dulu uang jajannya?" Tukas Sarah dari dalam ruangan. "Mbak mau kasih uang jajan nih, 3 lembar cukup nggak?" Dengan secepat kilat, Sarah membuka pintu yang membatasi dirinya dan Nada. Kedua matanya berbinar dan ia tersenyum lebar, "MAU! Mana uang jajannya?" Sesuai dugaan Nada, mudah sekali adiknya ini disogok menggunakan uang jajan.

Tangan kanan Nada terkepal, ia bermaksud memberikan uang tersebut kepada adiknya tanpa membuat adiknya mengetahui nominal uang lembar itu. "Nih uang jajannya, pokoknya jangan lihat nominal karena nanti kamu kaget. Buka kepalan tanganmu begitu aku berangkat dari sini, oke?" Sarah yang mengira bahwa dirinya akan diberi sejumlah uang dengan nominal besar hanya mengangguk penuh semangat, "oke!“ Begitu Nada memberikan 3 lembar uang kertas itu, Nada segera berpamitan dan pergi berangkat ke sekolah. Setelah mendapati Nada tak berada di wilayah pekarangan, Sarah dengan penuh semangat membuka 3 lembar uang kertas di genggamannya. Senyum lebarnya luntur dalam sedetik, ia pun mengerang kesal dan berteriak jengkel.

"Ya iya sih 3 lembar, tapi kalau 3 lembar seribuan gini bisa dipakai untuk apa?! Dasar mbak Nada jelek, jahat!" Sarah segera memasuki rumah dan menjerit-jerit merengek kepada ibunya yang tengah sibuk di dapur. Di sisi lain, Nada terkekeh membayangkan reaksi adik perempuannya. "Dibilang juga pasti kaget kalau melihat jumlahnya, yang penting 3 lembar kan?" Biarlah ini menjadi pelajaran untuk Sarah agar tak menghamburkan uang terlalu banyak lagi berikutnya. ( RFW )

10

Edisi 61

SURVIVE

Tahun ke-18, 2021

Karya siswa Aku Rindu

Karya :Jennifer Whitney Milano/7B/9 Kerinduan terpenjara dalam keheningan Sebongkah harapan berlabuh dalam khayalan Ingin kusampaikan rasa ini pada bintang Menangis sejadi-jadinya dibawah langit malam Aku rindu suara yang menjelaskan materi Tanpa layar yang selalu menjadi pembatas di tahun ini Rekam jejakmu yang selalu menjadi inspirasi Terpatri dalam hati kami

Jennifer, 7B

Aku rindu dekapan tangan kalian Aku rindu tawa hangat tatkala duduk menunggu pelajaran Aku rindu bertemu tanpa cairan pembersih tangan dan helaian batas di wajah kalian Entah mengapa rasa ini terlalu dalam Dibalik jendela kelas terpancar sinar pelangi yang indah Diantara putih biru aku menuntut ilmu Rindu hati bilik jiwaku Teringat sekolah tempat melukiskan memori indah bersamamu Seiring berjalannya sang waktu Anganku hanya untuk bertemu Melepas rindu yang selalu menyiksaku Bersabarlah sampai waktu merestui temu

Karya Vivian, 7D

Vivian, 7D 11

Edisi 61

SURVIVE

Tahun ke-18, 2021

Karya siswa

Chelsea, 7A

Karya Chelsea

Desaku Di Pagi Hari Kicau burung bersahutan Di pagi yang penuh keindahan Bermain – main di pucuk dan dahan Melengkapi alam desa penuh keindahan Udara segar bersemilir Memasuki sela – sela desa Hari baru mulai bergulir Suasana rasa sentosa Jonathan, 7 A

Jonathan, 7A 12

SURVIVE Karya siswa

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

USAHA, karya FLORENZA, 7D

Florenza, 7D

1

2

13

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Karya siswa

3

4 14

SURVIVE Karya siswa

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

BERSIUL, karya Nava, 9A

“Baiklah anak-anak, untuk hari ini pelajarannya sampai sini saja. Jangan lupa untuk mengerjakan PR bagi yang tadi belum selesai.” Semua murid pun menyahut bersama, “Baik Bu.” Dengan sedikit malas, lantaran sekarang jarum pendek sudah berada di angka antara 4 dan 5. Beberapa murid telah meninggalkan kelas, menyisakan beberapa remaja yang masih berkumpul untuk melakukan sesuatu.

Nava,Tim Survive, saat kelas 8

“Kayaknya abis ini bakalan pindah dah ke negri, daripada di swasta,” kata seorang siswa, yang lain pun mengiyakan dan mulai melontarkan keluhannya lainnya. “Na, jadi itu ga kita?” tanya seorang cowok berkulit sawo matang dan rambut undercut. “Weh aku mah ayo aja, yang lain jadi gak?” tanyanya ke beberapa orang di belakangnya. “Aku sih Oke, kamu gimana Shu?” tanyaku kepada orang di sampingku. “Bisa manggil depannya aja ga sih? Jangan shu.” Aku pun hanya mengangguk tidak perduli.

Yang lain terlihat cekikikan, setelah melakukan sedikit modifikasi terhadap meja di kelas.

Ahkirnya kami berlima pun memulainya, “Siapa yang bakalan cerita duluan?” tanyaku kepada empat temanku lainnya, seorang perempuan berkulit putih dan berambut pendek pun menyahut “Aku aja duluan, gimana?” tanyanya lagi. Kita semua punya mengangguk dan menunggunya memulai bercerita.

“Kalian tau antu banyu gak?” tanyanya, kami menggeleng. “Jadi ini cerita abahku di Sumatera sana, katanya sih beneran cuman aku kurang tau sih. Cuman singkatnya tuh gini, dia sama temennya lagi mancing sore-sore gitu terus tiba-tiba temennya bilang ada cewe cantik di sungainya. Kakek ku sih iyain aja, kiranya dia bercanda atau salah liat. Tapi tiba-tiba kakek aku itu ngelihat temennya masuk ke air gitu, taunya mau nyamperin cewe yang dia bilang tadi. Kakek ku bilang kalo orang nya itu tiba-tiba kaya ditarik sesuatu dari bawah air. Dia mau nolongin cuman temennya udah ga ada duluan. Katanya sih itu ditarik antu banyu yang nyamar jadi cewe cantik.” Cerita Nia berakhir dengan semua orang tanpa mengantuk dan menguap, “Wah, udah selesai? Aku ga sadar, soalnya gak ada seremseremnya sih.” Yang lain hanya mengangguk.

Nia pun dengan wajah cemberut nya langsung menyahut, “Ya udah siapa yang bisa cerita lebih serem lagi? Coba cerita sana,”katanya dengan nada kesal.Kami tertawa dan menenangkannya dan menyebut bahwa tadi hanya bercanda. Lalu cowok berkulit sawo matang pun memulai kembali cerita. “ Oke kalo cerita gua sih gak serem-serem amat. Cuman ini peringatan aja biar kalian gka sebodo gua. Jadi kalian tau gak? Kalo bersiul sih mitosnya bisa manggil setan buat datang ke kita. Sebenernya gua gak percaya sama begituan jadi gua pas kecil gua bersiul terus tiap malem. Padahal udah dibilangin sama orang tua buat berhenti tapi guanya malah ngeyel dan tetep ngelakuin. Sampe satu malem gua lagi bersiul dan tiba-tiba ada....“ Perkataan Bima terpotong oleh suara pintu kelas yang terbuka. “Kalian ngapain masih di sini? Cepet pulang atau gerbangnya saya kunci ! ” Tiba-tiba ada suara berat yang mengagetkan kami.

Kami pun diusir dari kelas oleh satpam dan disuruh pulang. Kami awalnya mengeluh sampai satpam itu mengeluarkan kuncinya. Kami pun langsung berlari membawa tas masing-masing keluar kelas. “Ah, gak asyik Pak Sapri mah, orang lagi tegang juga tiba-tiba disuruh pulang,” kataku dengan nada sedih. “Ya udah besok aja lanjutnya Dra. Lagian udah jam segini, owh iya kamu pulang sama siapa Dra?” tanya Bima, sambil mengusap kepalaku. “Sendiri sih kayaknya, pengen beli nasi goreng dulu buat makan nanti , pulang aja duluan.” Kataku padanya, “Owh serius ga mau dianter? Nia sama Dina pulang bareng katanya.” Aku hanya menggeleng, “Ya udah deh aku duluan ya, kalo ada apa-apa di jalan kasih kabar ya.” Aku mengangguk dan berjalan meninggalkan sekolah.

15

SURVIVE Karya siswa

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Lanjutan BERSIUL Jalan pulang menuju rumahku rasanya sangat panjang, entah kenapa aku tidak begitu percaya dengan cerita Nia ataupun potongan cerita Bima. Nampaknya mereka hanya mengarangnya, memangnya kenapa jika bersiul pada sore atau malam hari?

Bukannya hantu akan tiba-tiba datang di hadapanku juga. Aku pun bersiul-siul melantunkan suatu lagu, berjalan sambil menenteng nasi goreng ku. Aku menengok ke belakang saat merasa ada surat sepatu yang familiar, ternyata benar itu adalah Bima.

“Bima ngapain ngikutin? Kan aku bilang bisa pulang sendiri.” Tanyaku sedikit bingung, karena gak bisanya Bima mengikuti hanya demi nganter pulang. Bima diam dan berjalan mendekat, aku menatapnya sedikit aneh namun kemudian memalingkan muka. “Ya udah kalo mau anterin ayo,” kataku sambil berjalan tanpa kembali menengok ke belakang. Tiba-tiba dia bersiul dan berjalan lebih cepat, aku kira dia ingin mengimbangi laju jalannya denganku. Namun dia tak kunjung berada di sampingku, aku pun tak begitu memperdulikan nya lalu kembali berjalan.

Tak sampai 4 menit aku pun tiba di rumahku, lalu membuka gerbang depan dan membiarkannya terbuka untuk Bima. Lalu aku pun berjalan menuju pintu utama, mengetuknya sambil menunggu mamaku membukanya. Setelah pintunya dibuka aku pun masuk. “Eh, tutup dulu pintunya Andra ! jangan males mentang-mentang anak laki.” Aku pun menjawab “Nanti juga ditutup temenku Mah,”kataku. Biasanya Bima akan langsung marah jika aku bilang teman, namun, “Temenmu, mana? Orang ga ada siapa-siapa,”kata mamaku, aku menoleh ke belakang dan benar katanya tidak ada siapa pun.

Apa Bima udah pulang ya? Aku pun menutup gerbang dengan kebingungan dan masuk ke kamar.

Melemparkan badan ke kasur setelah pulang memang paling enak, aku bergulingguling di kasur karena bingung mau melakukan apa lagi. Aku mengubah posisi tiduran ku menjadi duduk, dan menghadap pintu namun tiba-tiba ada Bima di depan pintu itu. Aku pun kebingungan “Bim, bukannya kamu udah pulang tadi? Apa mau main dulu? Bentar ya aku cape, mau istirahat dulu. ” Bima tidak menjawab dan hanya menatapku dan berjalan mendekat sambil bersiul. Aku mulai mundur dengan posisi masih duduk di kasur, dan sambil mencoba memanggil namanya lagi.

Pintu kamarku tiba-tiba terbuka dan menampakkan ibuku dengan muka bingung, “Kamu ngapain kaya gitu? Kaya abis ngeliat setan aja.” Aku hanya bisa menelan ludah, “Udah sana cepat makan !” perintah ibuku. Aku mengangguk. Aku berjalan di belakangnya menuju meja makan, makan sebentar sebelum kembali ke kamar. “Apa tadi aku kecapean ya? Owh iya juga nasi goreng ku tadi ke mana ?” Aku kebingungan namun tak begitu memperdulikannya lalu kembali mambanting tubuh ke kasur.

Aku tak sadar tertidur cukup lama, sampai aku merasa sesak. Rasany seperti di tindih sesuatu, aku membuka mata dan melihat ke jendela. Ternyata jendela sedikit memantulkan bayanganku dan juga apa yang sedang ada di atasku. Sebuah makhluk hitam besar dengan muka seperti kera namun jauh lebih menyeramkan, makhluk itu sedang menoleh ke samping sebelum kembali mengigit bungkus kertas yang sepertinya nasi goreng ku.

Aku mencoba bergerak namun nampaknya percuma, sampai aku menyerah dan menutup kembali mataku. Bukannya makhluk itu pergi dia malah membaringkan tubuhnya di atasku, aku menahan air mataku karena rasa beratnya. Namun semuanya hilang ketika tiba-tiba ada teriakan seorang wanita. Aku membuka mata dan ternyata itu adalah mamahku.

16

Edisi 61

SURVIVE

Tahun ke-18, 2021

Karya siswa Lanjutan BERSIUL

“Bangun kamu, jangan tidur sore belum mandi juga. Cepat sana mandi !” Aku pun mengangguk, dan berjalan menuju kamar mandi. Menyalakan shower dan mulai membasuh badanku dengan air, aku memikirkan kejadian tadi, apakah itu mimpi? Aku bengong untuk sementara tanpa sadar tiba-tiba pintu kamar mandi ku terbuka, aku melihat makhluk hitam besar itu di balik pintu itu. Aku berjalan mundur meskipun percuma, karena kamar mandi ku kecil. Namun tiba-tiba makhluk itu menghilang, aku menghela nafas, dan melanjutkan mandi.

Nava Leora Jaconia Chandra, 9A

Aku keluar kamar mandi dengan membawa handuk untuk diberikan ke ibuku, aku berjalan menuju dapur mencari dia.

Namun aku terdiam saat melihat ibuku di dekat mesin cuci, “Mana handuk mu yang mau dicuci?” kayanya sambil bersiul-siul ria, dan sesekali menggaruk punggungnya. Aku tidak bisa percaya dengan mataku sendiri. Makhluk hitam besar itu sekarang berada di atas pundak mamaku, “Aduh gatel banget punggung mama, bisa tolong garukin gak Dra?” aku menjatuhkan handukku, saat melihat makhluk itu menyeringai ke arahku.

Karya : Nava Leora Jaconia Chandra, 9A

Jalan-jalan membeli katun perginya pakai sepatu mau belajar di mana pun semangat tetap nomor satu

Pergi ke pasar bareng Mamah Tidak lupa membeli bingkisan Walau belajar di rumah Jangan bermalas-malasan

karya : Gabriel Anta, 9B Beli buah naik delman Belinya sedikit supaya tidak berat Ibadah jangan dilupakan Supaya bahagia sampai akhirat

Karya : Jason Prihananto,9B

Hari Minggu membeli santan Kunyit juga jangan dilupakan Cari ilmu dengan pengetahuan Cari bakat dengan pengalaman Karya : Serafin Kristian,9B

17

Edisi 61

SURVIVE

Tahun ke-18, 2021

Karya siswa 19 Melawan Negaraku Oh Covid-19...

Negaraku gemetar karena kehadiranmu Tanpa peringatan kau sudah merajalela menguasai dunia Aktivitas-aktivas menjadi terganggu karenamu Dan menjadi pandemi di negaraku dan juga dunia Ribuan jiwa melayang karenamu Walau kau tidaklah terlihat Namun kau sangatlah berbahaya Kau bak pencuri di malam hari yang mengambil hak milik orang lain Wahai covid-19...

Lenyaplah dari bangsa dan negaraku Lenyaplah juga dari dunia ini Sudah terlalu banyak korban yang disebabkan olehmu Enyahlah sekarang juga dari negara dan dunia kami

Negaraku...

Janganlah kau terus salahkan garda depan dan juga pemerintahmu Kau ingin ia dilenyapkan tetapi engkau tidak mau menahan egomu Kau meremehkannya dan di kemudian hari menyesal Sadarlah dan lindungi bangsamu Indonesia bisa selamat dengan kerendahan hati Bukan dengan egomu yang sesuka hati Tuhanku...

Bagi Indonesia aku sudah bedoa kepadamu Aku berdoa untuk bangsaku Untuk para tim medis dan orang yang terdampaj di luar sana Kumohon dan juga kuyakin Kau bisa mengatasi dia si pengacau dunia Karya : Jose Setiawan, 9B

18

SURVIVE Karya siswa

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Nathanaela, 9B

Florenza P, 7D

Florenza P. 7D 19

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Karya siswa

Thalia Delviva S, 9A

Karya Thalia Delviva, 9A. Belajar di masa Pandemi Covid 19

20

Edisi 61

SURVIVE

Tahun ke-18, 2021

Berprestasi di Masa Pandemi

Nathanael Garren J,, 7B meraih Gold Medal(Math)

Andrea Citra G, 7D meraih Bronze Medal (English)

Jennifer Whitney M, 7B meraih Bronze Medal (English) )

Gilbert Sebastian, 9D Yogiana, meraih Silver Medal (Math)

1. Nathanael Garren J, meraih Gold Medal(Math) 2. Gilbert Sebastian Yogiana, meraih Silver Medal (Math) 3. Andrea Citra G, meraih Bronze Medal (English) 4. Jennifer Whitney M, meraih Bronze Medal (English) Dalam Final Provinsi Jawa Barat OMNAS 10 21

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Berprestasi di Masa Pandemi

Juara 2, Lomba SAINS Santa Maria 2, Jose, 9B, Shelomita, 9B, Eillen, 9B

Isaiah bennet silalahi, 8A Silver Medal dalam Kjuaraan Matematika Nasional Gamma

Savero Seta,,A. 8A meraih Silver Medali

Eduardo Fatan N. 8D meraih Silver Medal Social News Junior Olimpiad

22

Edisi 61

SURVIVE

Tahun ke-18, 2021

Warta Sekolah 1.Kegiatan English Festival, 30 Sepember 2021, secara virtual, https://www.youtube.com/watch?v=vcUCQTrxBb8 Singing contest

Story telling

Virtual choir

Kelas 7

Rezeky

Jennifer

7D

Kelas 8

Delfiano

Delfilia

8A

Kelas 9

Eka Putri

Raymunda

9B

2. Kegiatan Bulan Bahasa, 28 Oktober 2021, secara virtual, https://youtu.be/GGPFxEkmhZM, https://drive.google.com/file/d/1cwzuZCfcsKx3RejUHGt3LnV497UN28C8/view?usp=sharing Juara

Lomba Mendongeng

Lomba baca puisi

I II III

Nathanael Garren ( 7B ) Shelomita ( 9B ) Kristian Manalu ( 9C )

Jennifer ( 7B ) Arya Nanda ( 8 D ) Elfrida A.( 9D)

3. Lomba Ruang Guru Champion , https://www.ruangguru.com/champion#:~:text=Ruangguru%20Champion%2 02020%20adalah%20cerdas,rangkaian%20tahapan%20yang%20perlu%20dii kuti Nama

kela s

Eilen Daneaya

9A

Nicholas B

9E

Jose S.

9B

Trixie Jovanca

9D 9B

Shelomita

peringkat

jenis

penyelenggara

Lomba cerdas cermat Peringkat 23

Ruang Guru

4. Natalan bersama,Januari 2021, https://youtu.be/5eKT8dPFEJc

23

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

5. Webinar, Venus Blushed Bloom Shaving Gel 170, 20 April 2021

Thalia Delviva S, 9A

24

SURVIVE

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

7 Tips Menjaga Kesehatan Mata dari Paparan Gawai Dalam masa pandemi Covid-19, semua aktivitas banyak dilakukan dari rumah. Tak terkecuali siswa yang kini ikut pembelajaran jarah jauh dari rumah. Karena semua pelajaran disampaikan guru melalui ponsel, gawai, atau komputer, maka anak atau siswa harus terbiasa dengan benda tersebut. Sebab, gawai menjadi salah satu kebutuhan bagi pelajar untuk menghubungkan mereka dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Namun jika digunakan terus-menerus, gawai akan merusak mata kita. Maka dari itu, diperlukan tips untuk menjaga kesehatan mata walau harus berhadapan dengan gawai. ini dia tipsnya.

1. Jaga jarak Terima kasih telah membaca Kompas.com. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Menjaga jarak dengan gawai adalah hal yang penting. Maka usahakan memberi jarak 30-50 cm.

2. Atur kecerahan layar Cahaya dari gawai yang kurang atau berlebihan dapat membahayakan mata, pastikan mendapat penerangan yang cukup.

3. Mata istirahat Karena harus berhubungan dengan gawai, maka mata perlu istirahat. Bisa menggunakan rumus 20-20-20. Atau setiap 20 menit menatap gawai, pandang objek berjarak 20 kaki atau 6 meter selama 20 detik.

4. Relaksasi Selain rumus 20-20-20, bisa juga melakukan relaksasi mata dengan cara menggosok kedua tangan. Kemudian menempelkan hangatnya tangan di atas kelopak mata, lalu memijat pelipis yang terpejam. Melansir laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, berikut ini tambahannya.

5. Maksimal 2 jam Jika sering menggunakan gawai, maka mata menatap gawai maksimal 2 jam dan jaga jarak minimal 40-50 cm.

6. Jaga kebersihan Terima kasih telah membaca Kompas.com. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Usahakan jaga kebersihan tangan dan tidak menggosok mata jika tangan kotor.

7. Sumber cahaya Tempatkan sumber cahaya jauh dari layar. Berikan tirai pada jendela, atau memberikan filter anti-silau (anti-glare filters) pada layar.

Kelainan: 1. Kelainan Refraksi (kacamata) perlu dikoreksi dengan ukuran dan model kacamata yang tepat. Baca juga: 5 Cara Mendampingi Anak di Dunia Maya bagi Orangtua 2. Akibat paparan gawai (terlalu lama terhadap mata), pada usia anak diduga dapat merangsang Miopia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Tips Menjaga Kesehatan Mata dari Paparan Gawai

25

SURVIVE Take n Give Fr : Orang To : teman-teman M : Kita udahan. Makasih untuk hari-harinya.

Fr: Siapa aja To: Semua M: Watching cat video is fun. You need to try it. It's worth it.

Fr : Jamet To : Dia M : Kalo diajak main pubg, jangan kabur 😄

Edisi 61 Tahun ke-18, 2021

Fr : Rahmat Katou To : Covid-19 M : Buruan kelar napa

Fr : Alencia To : semuanya M :Jaehyun NCT punya aku Fr : Lf kelas 9b to : CYJ 9b M : Bewan bang canda canda, maksudnya diet bang

Fr : Aku yang menunggumu To : Dia yang telah kutunggu M : Ku akan tetap setia menunggumu sampai waktu yang tepat. -Eins

Fr : moja To : all M : yok bisa yok ngambis yok <3 Fr : Saya To : M : Sayu kodok

Fr : Si tampan dan pemberani To : Si dia M : Kangen kamu...

Selamat atas kelulusan siswa Kelas IX Semoga kesuksesan selalu mengiringi setiap langkah untuk kalian.

Terima kasih sudah percaya kepada SMP Yos Sudarso.

26