Pst. Charles Loyak Deket, OSC, Pelayanan Imamat 25 tahun

PELAYANAN

PST. Charles Loyak Deket, OSC

IMAMAT

Kedewasaan dan pengalaman melanglang buana ke manamana, alias merantau, membentuk Charles menjadi seorang pribadi teguh. (Pst. Hubertus Lidi, OSC )

SUCI, 25 TAHUN

KEKUATAN YANG MELIMPAH-LIMPAH ITU BERASAL DARI ALLAH, BUKAN DARI DIRI KAMI ( bdk 2 Kor 4:7 )

DAFTAR ISI SAMBUTAN - Uskup Agung Bandung - Provinsial OSC - Pst. Paroki

05 13 21 25 27

-

Ngobrol bareng Pst. Charles

PST. HUBERT, OSC

Cerita dari Kolimasang

Ucapan dari para sahabat

PELAYANAN IMAMAT SUCI 25 TAHUN PST. CHARLES

-1-

TIM PENYUSUN

L.Suharyanti

FX Isyanto

C. Rini Utami

Willy

Charles

Iklan

Iklan

-2-

Panitia Pesta Perak Penanggung jawab : Pst. A. Supandoyo, OSC Tim Pengarah : DPP-PGAK Ketua : L. Sriyono Sekretaris : C. Rini Utami Bendahara : Felicia Alhelga Stevanie Sie Konsumsi : Ibu Marlina Ibu Martha Ibu Martin Sie Liturgi Sie Komsos Sie Buku Sie Iklan Sie Acara

Kel Besar NTT

: Agus Cahyono Fransisca Dwi : Ridwan Neky Dan Tim : L. Suharyanti Fx.Isyanto : Charles Willy Pak Rudi : Yakobus Sutarno -3-

KATA PENGANTAR Salam Damai Sejahtera Puji syukur kita hunjukkan ke hadirat Allah Bapa Yang Maha Kasih.

Rentang waktu 25 tahun untuk sebuah perjalanan hidup sebagai Imam dan Biarawan kiranya sudah cukup untuk membuktikan kematangan dan kemantapan seorang Imam-Biarawan menjalani panggilan hidupnya dalam karya nyata. Tepatnya pada tanggal 2 April 2022 Pastor Charles mengggenapi perjalanan 25 tahun Imamat beliau. Sudah layak dan sepantasnya kita bersyukur dan merayakannya melalui berbagi bentuk ekspresi.

Salah satu bentuk ungkapans yukur atas 25 Tahun Imamat Pastor Charles, ditulis dan diterbitkan buku yang diberijudul “ Pst. Charles Loyak Deket, OSC , Pelayanan Imamat Suci, 25 Tahun”. Buku ini disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana cerita 25 tahun Imamat Pastor Charles. Cerita perjalanan masa kanakkanak, remaja, proses dan perjalanan panggilan menjadi imam, tanggapan keluarga atas pilihan mengikuti panggilan menjadi imam, pergumulan, tantangan yang dihadapi Pastor Charles dalam menjalani panggilan hidupnya sebagai imam, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi setiap pribadi yang membacanya.

Sambutan Bapak Uskup, Provinsial OSC, cerita dari rekan-rekan pastor saat di Papua dan ucapan dari para sahabat semakin melengkapi isi buku ini dan menambah inspirasi bagi semua pembacanya. Dengan segala keterbatasan data, bahan, referensi, dan waktu , tim buku berusaha menyajikan cerita selengkap mungkin tentang 25 Tahun Imamat Pastor Charles. Akhirnya dengan dukungan umat dan semua pihak yang dengan kerelaan hati ikut mengambil peran, serta dengan bantuan Rahmat Tuhan, buku ini dapat diselesaikan dan dipersembahkan sebagai ungkapan syukur “Perayaan 25 Tahun Imamat Pastor Charles” Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan nyata dalam proses penyusunan buku ini.

Tuhan Memberkati.

Penyusun

-4-

S A M B U T A N

Mgr. Antonius Subianto Bunjamin Uskup Keuskupan Bandung

KROSIER YANG SETIA MELAYANI Kalau kita bertanya kepada anak remaja atau kaum muda tentang cita-cita dan keinginannya pada masa depan, tak jarang mereka menjawab “belum ada” atau bahkan“bingung karena banyak sekali dan sering berubah-ubah.” Demikian juga, kadang ada dari mereka yang memiliki hobi dan kesukaan yang berganti-ganti.

Kemarin punya minat dan menikmati dunia fotografi, sekarang meninggalkan kameranya karena menyenangi dan sibuk dengan olah raga sepeda,dan besok bisa jadi memarkir sepedanya dan mulai senang dengan hobi baru lagi. Rupanyabanyak remaja dan orang muda “bosanan”; belum bisa setia pada satu cita-cita, hobi, dan kesenangan. Demikian juga dalam pekerjaan, ada orang yang berpindah-pindah pekerjaan dan tak betah dengan satu pekerjaan yang sama.

Pastor Carolus Loyak, OSC bukanlah pribadi yang “bosanan”. Sejak ia memutuskan menjadi imam, Pastor yang dipanggil Pst. Charles ini menekuni panggilannya; tidak tengok sana-sini; tidak berpikir berpindah-pindah profesi. Sebagai seorang imam, ia tidak memilih lokasi dan posisi tertentu, tetapi mengikuti apa yang menjadi kehendak Allah lewat pimpinan Ordo atau Keuskupan. Maka, ke mana pun ia ditugaskan, Pastor Charles segera pergi tanpa menunda-nunda. Di balik kesiapsediaannya, ada kesetiaan pada panggilan dan pelayanan. Ia setia melayani mulai dari Papua hingga di Pulau Jawa, dari Keuskupan Agats di pedalaman hingga di Keuskupan Bandung di perkotaan sampai akhirnya pada pesta 25 tahun imamatnya Pastor Charles bertugas sebagai pastor rekan di Paroki Kristus Raja Karawang. Pastor Charles Loyak, OSC adalah seorang Krosier yang lurus dalam berpikir dan tulus dalam melayani. Hidupnya yang lurus membuatnya setia dalam panggilan dan setia melayani.

-5-

Ini adalah buah dari semangat in cruce salus (di dalam salib ada keselamatan), di mana Yesus yang diikutinya juga setia kepada Allah hingga "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yoh 4: 34) Konfrater Charles OSC, selamat pesta 25 tahun imamat. Tuhan memberkati!

Bandung, 19 Maret2022, Hari Raya Santo Yosep Ut diligatis invicem +Antonius Subianto Bunjamin, OSC

-6-

S A M B U T A N

PROFICIAT ATAS 25 TAHUN IMAMAT PROVINSIAL OSC PST. AGUNG RIANTO, OSC Dalam rangka pesta perak Rm. Charles, beberapa hari yang lalu saya menerima WA yang berisi mengenai sebuah permintaan untuk menulis tentang kisah perjalanan Rm. Charles selama menjadi Romo OSC, kesan dan pesan.

Tetapi dalam kesempatan ini saya tidak ingin menulis mengenai kisah Rm. Charles, melainkan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ucapan SELAMAT DAN PROFICIAT ATAS 25 TAHUN IMAMAT Konfrater kami.

Saya turut berbahagia dan bersyukur atas rahmat Tuhan yang telah dilimpahkan kepada Pastor Charles selama ini. Kurun waktu dua puluh lima tahun bukan masa yang singkat.

Saya yakin banyak peristiwa rahmat yang telah Pastor Charles alami, yang tentunya juga merupakan pengalaman iman.

Tentu banyak juga karya-karya yang pastor lakukan, yang juga telah menjadi berkat, baik buat Pastor Charles sendiri, temanteman di komunitas, maupun bagi umat yang Pastor Charles layani.25 bukanlah sekedar angka, namun di sana juga terekam berbagai peristiwa perjalanan hidup sebagai seorang imam. Saya yakin perjalanan hidup sebagai seorang imam banyak peristiwa rahmat yang dialami oleh Pastor Charles, yang tentunya itu juga merupakan pengalaman iman.

-7-

Tentu banyak juga karya-karya yang dilakukan oleh Pastor Charles yang juga telah menjadi berkat dan rahmat, baik itu untuk Pastor Charles sendiri, umat yang dilayani dan komunitas di mana Pastor Charles berada.

25 tahun menjadi titik yang istimewa untuk menoleh kembali ke belakang, menelusuri jejak-jejak perjalanan hidup panggilan imamat yang telah dijalani dengan segala dinamikanya.

Merayakan dua puluh lima tahun imamat, juga merupakan ajang refleksi diri dalam menjalankan tugas sebagai gembala, imam, dan juga sebagai Konfrater bagi yang lain. Merayakan dua puluh lima tahun imamat juga merupakan kesempatan yang baik untuk melihat kedalaman batin, merefleksikan identitas sebagai seorang gembala di tengah umat, juga identitas Krosier yang setia memanggul Salib Kristus. Sebagai gembala dan Biarawan yang diutus untuk berkarya bersama temanteman para Pastor lainnya, untuk melayani umat yang dipercayakan Tuhan.

Saya juga mengucapkan terima kasih atas kesetiaan dan pengabdian Pastor Charles sebagai seorang imam OSC, saya yakin banyak karya dan bakti bagi Gereja dan umat Allah.

Saya ingat, bahwa dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan karakter dikenal istilah significant event . Singnificant event adalah suatu peristiwa yang memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter seseorang.Peristiwa ini bisa berupa pengalaman positif, yang menyenangkan, menggembirakan.

Atau pengalaman negatif, yang menyakitkan, menjengjelkan, menyedihkan.... Baik pengalaman positif muapun negatif itu bisa memiliki dampak yang cukup besar untuk karakter seseorang selanjutnya.

Meskipun sudah dijalani cukup lama, kita sadar bahwa imamat tidak akan pernah menjadi citacita yang akan selesai dilaksanakan. Hidup seorang imam adalah usaha untuk menjawab panggilan Tuhan yang terusmenerus dan tidak akan pernah selesai, untuk semakin serupa dengan Sang Imam Agung, yaitu Yesus Kristus sendiri.

Bagi saya tahbisan imam adalah salah satu dari significant event itu.

Karena dengan tahbisan, seseorang diangkat ke dalam martabat imamat, seseorang dimateraikan dengan sakramen. Sakramen adalah tanda dan sarana keselamatan Allah. Dengan rahmat tahbisan ini seseorang senantiasa diajak untuk membawakan diri sebagai tanda Allah sendiri.

Maka merayakan ulang tahun tahbisan adalah saat indah untuk merenungkan kembali makna sakramen Imamat, makna menjadi tanda dan sarana yang Ilahi.

Semoga karyanya tidak puas berhenti sampai di titik ini saja, tetapi akan lebih lagi mengukir sejarah iman di hari mendatang.

Suatu sikap gembala yang semakin mendarah daging, yang ditempa oleh perjalanan panjang. Bersama dengan seluruh umat dan konfrater, banyak harapan baik yang kami lantunkan dalam doa-doa kami.

-8-

Semoga panjang umur, selalu sehat, bersemangat, berbahagia, penuh sukacita, banyak berkat yang indah dalam hidup, karya dan pelayanan.

Sekali lagi, saya pribadi dan atas nama Provinsial Ordo Salib Suci mengucapkan selamat dan ikut bersyukur atas pesta imamat yang ke 25 tahun. Semoga selalu bahagia dan tidak lelah berbagi kebahagiaan di manapun berada.

PROFICIAT..!

(Pst. Agung Rianto, OSC)

-9-

SAMBUTAN PASTORPAROKI Pst. Aloysius Supandoyo, OSC Pesta 25 tahun imamat Pastor Charles Loyak Deket, OSC

Dua puluh lima tahun menjalani perjalanan imamat patut disyukuri.

Perjalanan imamat tidak mudah untuk dijalani, melewati padang pasir yang gersang, lapar, dan haus dijalani. Hutan belantara dimasuki, melalui jalan setapak beralaskan kayu yang terbuat dari batang pohon yang tumbang, melalui kali- kali kecil sebagai jalan utamanya. Di dalam tengah hutan belantara kadang tidak tahu lagi jalan pulang, mana air pasang mana air surut. Air pasang tidak menunjukkan arah pulang, air surut memang bisa menuntun pada jalan masuk. Risiko air surut bisa menjebak kita menemukan jalan buntu atau tidak bisa dilalui. Perjalanan melalui laut tidak jarang terombang-ambing oleh gelombang yang sukar dijinakkan. Perjalanan melalui laut diperlukan kecerdikan mengikuti dan mencari celah sehingga sekoci bisa menerobos dengan aman. Itulah gambaran perjalanan imamat selama dua puluh lima tahun imamat. Semua terlampaui karena penyertaan dan cinta kasih Allah yang tidak pernah mandeg. Hanya ucapan syukur kehadirat-Nya yang bisa dihaturkan.

Sebagai teman serumah, Pastor Charles Loyak, OSC merupakan teman pastoral yang baik. Dia tidak menolak diberi tugas apa pun. Tugas selalu dilaksanakan dengan baik. Dalam soal makanan, Dia tidak pernah menuntut yang aneh-aneh, apa yang disediakan diterima, kalau cocok ya dimakan kalau tidak ya dibiarkan, tidak pernah berkomentar. Makanan minuman bukan yang utama, tapi hanya sarana untuk bisa menjalan tugas pelayanan.

Pastor Charles, adalah pastor yang menyukai kamarnya, di dalam kamarnya ia selalu merenung dan bermeditasi, merenungkan tugas dan menemukan akan arti hidup dalam pelayanan, untuk selalu menghadirkan kehendak Allah.

Oleh karena itu Pastor Charles baru meninggalkan kamarnya apabila mau ofisi pagi, menjalankan tugas pelayanan, memeriksa kesehatannya ke rumah sakit Boromeus Bandung, dan makan siang. Selama di Karawang, sarapan pagi tidak diminati demikian pula makan malam, kadang makan kadang tidak. Kamar menjadi sahabat karib yang setia bagi Pastor Charles.

Teman serumah menyadari bahwa Pastor Charles juga tidak familier dengan kendaraan yang ada di Karawang, ada sepeda, sepeda motor, mobil, tidak dilirik atau disentuh oleh tangannya, konon Pst. Charles familier dengan sekoci.

-10-

Karena penghubung tempat sarana jalan pakai darat maka mobilitas pelayanan memohon bantuan umat, untuk menyediakan sopir, keuangan paroki belum sanggup. Untuk keperluan sendiri Pastor Charles menggunakan kendaraan yang diberikan Tuhan alias berjalan kaki. Sedangkan untuk periksa kesehatan setiap bulan ke rumah sakit Boromeus menggunakan kendaraan umum. Biaya transportasi ditanggung sendiri. Ini semua dijalaninya tanpa mengeluh dan menuntut. Keadaan Paroki Karawang diterimanya dengan suka-cita.

Harapan kami, Pastor Charles bahagia dalam melayani umat di Karawang serta merawat kesehatannya. Sehat dan bahagia tentu didambakan setiap orang terlebih bagi orang yang mengabdi Tuhan dalam sesama. Selamat mensyukuri pesta perak imamat Pastor Charles. Tuhan menyertai. Berkah Dalem.

-11-

MemorIES in Papua

-12-

Ngobrol Bareng Pastor Charles PENGALAMAN MASA KANAK-KANAK, REMAJA, HINGGA BERKARYA DALAM PANGGILAN IMAMAT DAN HIDUP MEMBIARA Dialog kecil, penuh makna

Penyusun : Pastor mohon diceritakan pengalaman Pastor pada masa kanak-kanak hingga remaja : pengalaman atau peristiwa yang sangat berkesan bersama keluarga dan teman-teman, dan jika ada pengalaman yang tidak menyenangkan pada masa kanakkanak dan remaja. Kami berharap cerita Pastor dapat menjadi inspirasi umat.

Pastor Charles: Pengalaman saat kanak-kanak hingga remaja : (sejak SD s.d. SMA SeminariHokeng dan di Novisiat SVD di Ledalero, Maumere).

Saya lahir pada tgl 18 November 1959 di desa Kolimasang, Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Kedua orangtuasaya adalah petani ladang sederhana. Saya dibaptis di Gereja Stasi St. Fransiskus Xaverius Kolimasang dengan nama: Karolus Loyak Deket. Sejak di Sekolah Dasar saya biasa dipanggil dengan nama: Charles.

Maka sampai sekarang, nama “Charles” lebih dikenal sebagai nama panggilan saya. Saya adalah anak sulung, punya 5 orang adik, 4 cewek dan 1 orang cowok.

Satu-dua pengalaman saya sejak kanak-kanak, artinya sejak saya di Sekolah Dasar Katolik Kolimasang (1968-1974), SMEP Panca Marga (1975-1977) sampai SMA Seminari San Dominggo Hokeng (1978-1982

dan di Novisiat SVD di Ledalero, Maumere, NTT (1982-1984).

Sejak di SD sampai SMEP yang kebetulan di Kolimasang, pekerjaan saya selain belajar di sekolah, saya juga membantu orangtua untuk menjaga adik-adik saya, sebab ayah-ibu saya ada di ladang.

Selain itu saya juga harus memperhatikan binatang piaraan kami, yakni: kuda, domba, babi dan ayam. Maka sepulang sekolah setelah makan, saya harus lihat binatang-binatang itu: dengan kuda saya ke kebun ambil ubi kayu di kebun untuk makanan babi, giring domba untuk masuk kandang, beri makan babi, dan juga menggiring induk ayam dengan anak-anaknya masuk kandang. Kegiatan saya hampir setiap hari demikian.

Sebagai anak yang suka main dengan teman-teman, kegiatan saya menjaga binatang piaraan kami adalah gangguan besar bagi saya. Tapi mau tidak mau harus saya jalankan , sebab saya takut dimarahi oleh almarhum ayah saya.

Sambil curi- curi waktu untuk bermain dengan teman-teman.

Pada saat itu permainan kami yang mengasyikkan antara lain bola kaki yang bolanya kami buat bulatan seperti bola, dari batang pisang yang sudah kering.

Masakanak-kanak terasa selalu gembira dan riang dengan teman-13-

teman, baik di sekolah atau juga di kampung.Teman - teman seangkatan di SMEP Panca Marga tahun 1977, karena hanya berjumlah 7 orang, maka relasi kami nampak akrab satu sama lain. Belajar selama 4 tahun di SMA Seminari Hokeng sangat menyenangkan dan juga membanggakan. Awalnya terasa sulit menyesuaikan diri, karena hidup di Seminari setiap hari diatur seluruhnya dalam waktu. Peraturan harus diikuti secara ketat sejak bangun pagi sampai tidur malam.

Sangat berbeda dengan gaya hidup bebas di kampung saya, Kolimasang.

Tetapi syukurlah, saya bisa menyesuaikan diri dan bisa sukses studi saya di sana. Setelah tamat di SMA Seminari, saya lalu masuk dan ikuti Program Novisiat SVD, karena ingin menjadi imam atau Pastor SVD. Teman-teman angkatan Novisiat di tahun 1982 beberapa masih saling kontak dan menguatkan sampai hari ini. Biar pun kami masing- masing tersebar di mana-mana. Kurun waktu sejak saya di SD sampai dengan Novisiat SVD, ada juga sejumlah pengalaman pahit yang saya alami .

Pengalaman itu membekas, masih saya ingat sampai sekarang. Saya pernah dipukul oleh almarhum ayah saya, karena saya suatu kali lalai menjaga domba. Ayah harapkan saya harus menjadi anak lelaki sulung yang bisa diandalkan, yakni yang ta hu bekerja dan bertanggung-jawab.

Maka saya dilatihnya untuk bekerja sejak saya kecil. Di Sekolah Dasar juga pernah dipukul oleh seorang guru, karena tidak bisa menjawab pertanyaan dengan tepat.

Pasti guru saya itu ingin saya akan menjadi anak pintar. Di SMA Seminari di awal masuk, kami dites dalam pelajaran Seni Musik. Kami masing-masing diminta oleh Pater Anton, SVD, pengajar pelajaran Musik waktu itu, untuk maju ke depan kelas dan menyanyikan lagu yang sedang ngetop di tahun 1978 itu, berjudul “Surabaya”.

Kami yang tamat dari SMP Kampung, jauh dari kota, banyak yang tak menghafal lagu tersebut.

Teman yang dapat giliran pertama, maju dan kacau nyanyinya, karena juga tidak hafal. Pater Anton hentikan dia dengan kasar, Tidak memukul, tapi mempermalukan dia habis-habisan. “Dari mana asal sekolahmu?”, tanya Pater Anton.

Teman saya itu gemetaran menjawab,“Dari SMP Lewotobi”.

Pater Anton langsung semprot, “Pantas kampungan sekali, hanya tahu makan kletang saja”. Kata ‘kletang’ itu kata dalam bahasa Lamaholot, yang dipakai di Flores Timur. Pengalaman pahit itu tidak hanya “menyakitkan hati” tetapi juga telah melatih diri saya menjadi orang yang bisa bekerja tekun, kokoh, lebih sabar, dan bertanggung jawab. maka pengalaman-pengalaman pahit itu juga ada “rahmat dan berkat” di dalamnya saya harus mensyukurinya.!

-14-

Penyusun : Pastor, mohon diceritakan bagaimanakah proses terpanggilnya Pastor untuk hidup membiara dan terpanggilnya menjadi seorang Pastor, selain itu bagaimanakah proses perjalanan Pastor memenuhi panggilan hidup sebagai imam / pastor dan biarawan?

Marga, di almamater saya (19841985). Lalu saya ambil keputusan untuk “ke luar” dari kampung untuk mencari dan mengejar “masa depan saya”, entah apa persisnya masa depan saya itu. Saya berangkat ke kota Ambon, tanah Maluku.Di sana juga saya mengajar di SMP Angkasa, di kompleks Lanud, Pattimura, Ambon (1985-1986).

Tidak cukup puas di sini. Saya akhirnya berangkat lagi ke tanah Papua, dan menjadi guru di kota Sentani, di SMAN 3 dan SMAS St. Fransiskus Asisi, juga SMAS Advent di Doyo Baru (1986-1987). Sambil asyik mengajar, saya terus aktif ikut melayani umat di Paroki Sang Penebus Sentani.

Pastor Charles: Proses/perjalanan panggilan hidup membiara sampai hari ini : sebenarnya sejak kecil di kampung saya, Kolimasang, tertarik pada figur pastor paroki saya .

Bagaimana beliau berkunjung dan melayaniumat di kampung saya.

Sebagai anak Sekolah Dasar, saya ikut membantu Pastor sebagai misdinar waktu Misa di kampung.

Lalu setelah misa, mengantar Pastor ke kampung tetangga dengan berjalan kaki sambil memikul tas Pastor.

Di sini, Pastor Paroki, Romo Silverster Nong, Pr. mengajak dan mendorong saya untuk melanjutkan lagi citacita menjadi Pastor yang sempat kandas itu. Beliau memperkenalkan saya tentang Ordo Salib Suci (OSC). Akhirnya saya melamar dan diterima untuk ikut Program Postulat OSC di Keuskupan Agats, di Asmat.

(1987-1988). Setelah setahun di sana, saya dikirim untuk studi (S1) di STFT Fajar Timur, Abepura di Jayapura (1988-1992). Kembali lagi ke Asmat untuk mengikuti Program Novisiat OSC di sana selama setahun (1992-1993). Pada tgl 18 Juli 1993, pesta Santa Odilia,saya ikrarkan Kaul sementara dalam Ordo Salib Suci di Agats. Setelah itu saya mengambil waktu untuk cuti ke kampung saya, Kolimasang, setelah sepuluh tahun ke luar dari sana.

Syukur kepada TUHAN, pada waktu itu saya bisa berjumpa dengan

Rasanya betapa senang bisa memikul tas Pastor biar pun berat tasnya itu.

Entah mengapa, sejak belajar di SMEP, saya tertarik pada seorang guru saya. Beliau tamatan Seminari San Dominggo Hokeng. 🟏uru itu nampak hebat dalam mengajar dan kisahnya mengenai Seminari sangat menggiurkan hati.

Maka saya akhirnya masuk Seminari itu. Di sana keinginan dan motivasi menjadi seperti Pastor idola di kampung saya itu, dibina dan ditumbuhkembangkan.

Setelah gagal di Novisiat SVD itu, saya akhirnya menjadi guru di SMP Panca

-15-

almarhum/ah kedua orangtua pada tahun 1993 Ternyata itu adalah perjumpaan kami terakhir.

Setelah kembali dari cuti, saya mengikuti Porgram Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Stasi Uwus, di Asmat (1993-1994).

Pada Agustus 1994, saat saya sedang studi Program S2 di STFT Fajar Timur, di Abepura, Jayapura, ayahanda meninggal dunia, dan tahun 1995 ibunda juga meninggal dunia. Inilah tantangan terberat berturut-turut bagi saya. Rasanya seperti “kedua kaki” penyanggah tubuh saya ini “patah berantakan”.

Apalagi pimpinan OSC Provinsi Wahyu Salib Papua tidak mengizinkan saya pulang kampung untuk melihat dan mengantar jenazah orangtua saya ke makam karena alasan perkuliahan. Dengan berat hati dan terpaksa saya tidak pulang, saya terus kuliah biar pun terseok-seok rasanya. Tapi Tuhan itu memang baik adanya! Kuliah saya akhirnya selesai dengan baik pada awal tahun 1996. Segera saya kembali ke Agats, Asmat untuk persiapan diri menyongsong kaul kekal dan tahbisan Diakon. Tgl 18 Juli 1996 saya ditahbiskan menjadi Diakon dan menjalankan program Diakonat sambil Belajar Bahasa Asmat (1996-1997).

Tanggal 2 April 1997 saya ditahbiskan Imam oleh Mgr .

Alphonse A. Sowada, OSC di 🟏ereja Katedral Salib Suci Keuskupan Agats, Asmat di Papua Selatan.

Sejak 2 April 1997 sampai dengan 2012 saya melayani Keuskupan

Agats, yakni: di Paroki St. Martinus de Pores, Ayam, Paroki Katedral Salib Suci Agats dan Paroki Sta. Silvia,Yamas. Mei 2012 sampai dengan November 2013 saya mengikuti Program “ Liv e In ” sekaligus ikut melayani Paroki St. Laurentius Sukajadi di Keuskupan Bandung, Jawa Barat.

November 2013 sampai November 2017 saya kembali melayani Keuskupan Agats: Paroki St. Petrus Ewer dan Paroki Katedral Salib Suci Agats. November 2017 sampai dengan September 2020 saya kembalike Bandung, di Priorat SalibSuci Pandu, sekaligus ikut melayani Paroki Bunda Tujuh Kedukaan Pandu, Keuskupan Bandung, Jawa Barat. September 2020 sampai sekarang ikut melayani Paroki Kristus Raja Karawang, Keuskupan Bandung, Jawa Barat.

Penyuson : Pastor, bagaimana tanggapan atau reaksi keluarga terhadap cita-cita Pastor untuk hidup membiara dan menjadi seorang imam/pastor?

Pastor Charles: Reaksi keluarga terhadap cita-cita untuk menjadi pastor dan hidup membiara, mulanya sejak saya mau masuk sekolah di Seminari, orang tua saya, khususnya ayah berkeberatan.

Karena saya ini adalah anak lelaki sulung, makaharus melanjutkan keturunan dan memelihara adatistiadat.Tetapi setelah didekati beberapa kali dan diberi pengertian oleh beberapa -16-

YESUS sedang menepati janji-Nya itu bagi saya! “Pekerjaan Tuhan” yang selama ini “jatuh-bangun” telah saya kerjakan sebagai Pastor bersama dengan umat-Nya di tanah Papua, dan sekarang ini di tanah Sunda, telah menjadikan saya dan mereka itu “saudara dan keluarga”.

PUJI TUHAN atas kasih dan kebaikan-Nya ini.

orang guru, akhirnya mereka mendukung saya untuk menentukan pilihan dan cita-cita saya.

Penyusun : Kami ingin cerita pengalaman yang paling membahagiakan setelah menjadi Pastor.

Pastor Charles : Setelah 25 tahun menjadi Pastor ada banyak pengalaman membahgiakan dan menguatkan hati. Saya sebut satu saja: banyak sekali orang, baik di Papua maupun di Bandung, khususnya di tempat yang pernah saya layani sebagai Pastor, mereka sangat baik kepada saya. Banyak yang menerima saya seperti saudara dan keluarga sendiri. Saya sungguh merasakan hal itu, dan hal ini sangat menguatkan hati saya. Sebab saya sadar, bahwa demi mengikuti YESUS itu saya telah meninggalkan segala sesuatu, termasuk anggota keluarga sendiri.

Bukan hanya meninggalkan mereka, tetapi malahan kehilangan mereka!

Namun YESUS menjawab saya, seperti Dia pernah menjawab rasulNya Petrus.

Penyusun : Pasti banyak tantangan dalam memenuhi panggilan ini, mohon diceritakan tantangan terbesar yang Pastor alami dalam memenuhi panggilan Tuhan menjadi imam dan biarawan.

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barang siapa meninggalkan rumah, saudarasaudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal” (Mrk 10:29-30).

-17-

Pastor Charles : Tantangan “terbesar” di sini maksudnya tantangan yang paling berpengaruh dan berdampak pada hidup dan pelayanan saya sebagai Pastor sampai saat ini.

Ada 4 pengalaman yang merupakan tantangan terbesar: (1) Pengalaman gagal di Novisiat SVD tahun 1984, (2). Pengalaman kematian ayahanda, Martinus Neti, pada tgl 16 Agustus 1994 dan ibunda, Sesilia Somi, tgl 24 Agustus 1995. (3)Pengalaman kematian adik lelaki saya satu-satunya, Felix Ara Songa, pada tgl 2 Agustus 2017.

Saat kematian adik ini, saya berada di Agats, Asmat. Tempat itu terletak di pedalaman, maka tidak ada transportasi udara hari-hari itu ke kota Timika supaya bisa ada hubungan pesawat lainnya yang ke Flores. Maka saya hanya bisa menangis dan pasrah. Syukur masih ada sinyal handphone biarpun tak selalu kuat,

sehingga bisa telepon ke rumah.

Setelah mengatur dengan teman pastor supaya Paroki Katedral Agats ada yang melayani selama saya pergi, lalu saya ke Flores untuk melihat makam adik saya dan bertemu dengan keluarga di sana.

(4). Pengalaman terakhir, yakni “Masa Depan dan Hari Tua” adikadik perempuan saya: Sejak kematian adik Felix, saya mulai merasa “tidak nyenyak” tidur saya karena mengingat adik-adik perempun saya di kampung.

Mengingat “Masa Depan dan Hari Tua” mereka. Karena ke atas pundak adik Felix, saya taruh harapan, bahwa dia yang lelaki dan sebagai PNS akan memperbaiki “rumah tua” warisan satu-satunya orangtua kami.

Rumah itu kini dihuni oleh 3 orang adik perempuan saya. Mereka tidak menikah, dan bekerja di ladang untuk menyambung hidup mereka.

Saya yakin mereka tidak akan kelaparan. Tetapi rumah tua itu sekarang, untuk mereka berdiam menyongsong masa tua mereka, terancam roboh, kalau tidak segera diperbaiki. Inilah tantangan nyata yang sedang saya hadapi. Memang saya telah “meninggalkan mereka” demi mengikuti panggilan YESUS. Seharusnya saya tidak boleh “menoleh ke belakang” Sebab YESUS sendiri juga mengatakan, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” (Luk 9:62). Tetapi kalau saya dengan SADAR menoleh ke belakang untuk “menyayangi -18-

mereka”, membantu menjamin masa depan dan hari tua adik-adik saya, dengan berusaha memperbaiki rumah tempat tinggal mereka, saya sangat percaya, bahwa saya tidak berdosa terhadap YESUS. Maka di bulan Juni 2022 yang akan datang, saya akan mengambil waktu untuk cuti di Kampung Kolimasang supaya merayakan secara sederhana syukuran Perak Imamat dalam Misa Kudus bersama umat di sana, dan setelah itu berusaha memperbaiki rumah oragtua kami tersebut sampai selesai. Moga-moga rencana ini dilancarkan oleh TUHAN. Sebab dengan demikian adik-adikku bisa tinggal di dalam rumah yang lebih layak demi menyongsong hari tuanya masing-masing. Dan saya selanjutnya bisa melayani umat TUHAN di Paroki Kristus Raja Karwang dengan hati yang lebih tenang, penuh semangat. Tidur saya bisa pulas tanpa gangguan beban pikiran lagi.

Penyusun : Mohon diceritakan bagimana Pastor menghadapi pergumulan dalam menjalani panggilan imamat, dan berdasarkan pengalaman dan perjalanan iman Pastor, hal-hal baik apa yang akan disampaikan kepada umat.

Pastor Charles : Bergumul mengenai banyak hal yang berat dan pahit di dalam hidupku, memikirkannya terusmenerus dan mengolahnya, saya lakukan itu pertama-tama di dalam

KEKUATAN DOA. Doa, hubungan dengan TUHAN, curhat dengan-Nya menjadi kekuatan yang sangat membantu.

Refleksi sederhana mengenai segala sesuatu berkaitan dengan masalahmasalah yang saya hadapi menjadi lancar, karena doa, sebab diinspirasi oleh Roh Kudus. Saya menyadari bahwa diriku ini sebenarnya sangatlah lemah. Tetapi ketika saya sejenak menoleh ke belakang, melihat pelbagai pengalamanku, khususnya ‘pengalaman berat dan pahit’ yang telah saya lalui dan lewati itu semua, saya bertanya: Kok bisa? Harusnya saya telah “lumpuh tidak berdaya” karena peristiwaperistiwa itu. Mengapa saya masih tegak berdiri? Kekuatan dahsyat dari manakah yang

menyertai dan menemani? Itu pasti KEKUATAN TUHAN sendiri. Maka motto tahbisan Imamatku 25 Tahun lalu dan terus menginspirasi hidup dan pelayanan seumur hidupku, ialah: “KEKUATAN YANG MELIMPAHLIMPAH ITU BERASAL DARI ALLAH, BUKAN DARI DIRI KAMI” (2 Kor 4:7).

Penyusun : Terima kasih Pastor sudah bersedia berbagi pengalaman yang menginspirasi umat dan semua pembaca “ Dialog Kecil Penuh Makna “.

Selamat atas perayaan 25 Tahun Imamat Pastor Charles. Teruslah setia dalam panggilan, Tuhan Memberkati.

Penyusun bersama Pst. Charles

-19-

MemorIES in Papua

-20-

Ia Tenang, Sabar, dan Memaafkan Saya mengenal Pastor Karolus Loyak Deket OSC yang disapa Pastor Charles, waktu di SMA Seminari Sando Minggo Hokeng di Kabupaten Flores Timur. Charles waktu kelas tiga dan saya kelas satu. Charles saat itu termasuk seorang MC alias “master of ceremony” yang handal sering tampil pada “event” pesta seminari. Saat itu sebagai siswa kelas rendah tentu kami tidak punya nyali bergaul karena suasana senioritas yang masih kuat.

Selanjutnya setelah mereka tamat, saya tidak tahu dia kemana?

Beberapa tahun kemudian waktu saya kuliah di STFT Fajar Timur Abepura, suatu waktu bertemu dengan Charles.

Waktu itu ia memperkenalkan diri sebagai seorang guru bahasa Jerman dan Inggris di SMA Negeri di SentaniPapua.

Dia sengaja datang menemui aku di kampus.

Dalam perjumpaan itu, Charles memberi tahubahwa dia juga melamar masuk OSC. Informasi tentang OSC menurut Charles,ia peroleh dari kaka saya itu.

Setelah menjalankan Tahun Perkenalan Ordo Salib Suci, di Asmat, Charles dan beberapa temannya melanjutkan studi Filsafat dan Teologis di STFT Fajar Timur.

Pada waktu Charles dan temantemannya sebagai mahasiswa semester satu, tahun pertama, sayasemester lima tahun ketiga.

Iklim persahabatan di seminari tinggi, tidak mengenal Senior dan Yunior, tidak ada gap, antara satu angkatan dengan angkatan yang lain. Jadi kami bersahabat seperti biasa.

-21-

Charles yang sebagai mahasiswa semester satu waktu itu, karena kemampuan bahasa asing terutama bahasa Jerman dan Inggris, maka dosen bahasa Ingris waktu itu seorang ibu dari Belanda, meminta dia untuk menjadi asistennya, membantu mengajar bahasa Inggris untuk rekan-rekan seangkatannya Kedewasaan dan pengalaman melanglang buana ke manamana, alias merantau, membentuk Charles menjadi seorang pribadi teguh.

Hal itu sangat nampak waktu kedua orangtuanya yang secara berturut-turut meninggal dunia, dan dia tidak diizinkan oleh pimpinan OSC di STFT, pulang melihat jazad orangtua dan bertemu dengan keluarganya. Bahkan kepada Charles disuruh memilih, kalau mau pulang melihat orangtua dan keluarga dan selanjutnya tidak usah kembali lagi.

Charles memilih tidak kembali ke kampung halamanya. Saat itu dosen-dosen STFT dan juga “civitas academica” menyesalkan putusan pimpinan OSC waktu itu yang tidak mengizinkan Charles pergi menguburkan orang tuanya.

Peristiwa itu sangat berat buatnya, tetapi ia tetap tenang.

Hal ini menjadi pembelajaran bagi kami yang lain, bahwa tidak semua yang kita inginkan dikabulkan pimpinan. Disanalah ujian akan makna kaul ketaatan. Charles, orangnya tidak emosional, bahkan jarang marah. Suatu waktu dalam

bimbingan bersama sebagai calon-calon OSC, pembimbing melatih kami mengungkapkan rasa marah dan geram yang terpendan dalam diri. Saudarasaudara lain, termasuk saya agak gampang, langsung menunjukan reaksi sedang marah;entah katakata atau raut wajah. Charles muda waktu itu agak sulit. Maka dia diajaruntuk belajar marah.

Saat Charles mempraktikkan bagaimana marah, dan menjadi lucu, karena antara kata dan raut wajah tidak sinkron. Perjalanan study di STFT dilalui tanpa ada kesulitan. Ia termasuk seorang mahasiswa yang berprestasi.

Charles dan ketiga temannya ditahbiskan imam tahun 1997 oleh Mgr. Alfons Sowada OSC, waktu itu saya sebagai Pastor Paroki di Mapuru-Jaya, Timika.

Kala keluarga besar yang datang dari Timor, Maumere, dan Adonara, hendak mengikuti acara tahbisan di Agats, saya bersama bersama umat paroki menerima keluarga besar itu di Pelabuhan Nusantara PomakoTimika. Selanjutnya besok harinya keluarga besar dengan kapal perintis menuju Agats-Asmat.

Kedewasaan dan pembawaan hidup yang tenang, serta pengalaman hidupnya, menjadi modal. Bagi Charles sebagai pastor muda. Saat ditugaskan, Pater Charles memilih berkarya di sebuah Paroki yang ‘sulit’ terutama orang-orangnya; karakter pemberontak.Pater muda itu… mengalami peristiwa di Pelabuhan

-22-

Misi, kota Agats. Peristiwa itu menghebohkan masyarakat kota Agats Alkisah: Driver Speed boat dari paroki yang sulit itu,yang selalu dibantu Pater Charles, entah saat itu karena permintaan uang tak diberi, maka dia mengamuk sembari mengacung-ngacung kampak yang sebagai perlengkapan Speedboat, dan hendak membunuh Charles.

Syukurlah waktu itu pater Charles diselamatkan oleh orang-orang lain.

Setelah semuanya “cooling down” sang pemberontak itu meminta maaf dan Charles maafkan dia, dan meminta polisi agar jangan memproses hukum. Reaksi umat waktu itu beragam, ada yang kagum dengan sikap Pater Charles, tapi juga sebahagian umat tidak menerima perlakuan orang itu dan

hendak menghajarnya. Lagi-lagi Pastor dari Kolimasang-Adonara, itu meminta mereka memaafkan orang itu.

Sebagai Pastor, ia bekerja sama dengan semua pihak; pemerintah, ormas, antar pemeluk agama. Ia bersama tokoh-tokoh agama setempat, aktif membangun kerukunan umat beragama di keuskupan Agats.

Pater Charles OSC selamat merayakan 25 tahun imamat.

Jadilah seorang imam yang soleh, melayani, dan takut akan Tuhan.

Cigugur, 16 Maret 2022.

P. Hubert OSC

-23-

Ada

di Kolimasang

Penyusun :" Selamat siang Melki...bagaimana kabarnya ? Wiwin, anak-anak, sehat semua ?"

Melkior Sanggur :" Puji Tuhan sehat Ibu Yanti, ada yang bisa saya bantu ?"

Penyusun :" Mel, Ibu mau tanya, rumahmu dekat dengan Kolimasang Adonara, tempat tinggal Pst. Charles ? " Melkior Sanggur :" Tiga hari jalan darat, Ibu. Adonara itu di Flores Timur sedangkan saya di Flores Barat."...." Ibu Yanti bisa hubungi Pak Markus Madomasan atau Yohanes Sondang, mereka kan sekampung dengan Pastor Charles."

Akhirnya...Thanks God. Langsung dapat bantuan dari Susan, keponakan Pak Markus, yang dulu pernah sekolah di SMA Yos Sudarso Karawang, yang kini mengabdi dan berkarya di kampung halaman. Terima kasih Susan, dapat berjumpa dengan Kakak Genoveva, salah satu adik tercinta Pst. Charles di Kolimasang, Adonara. Semoga sehat dan sejahtera selalu.

-24-`

Cerita dari Kolimasang, Adonara, Flores

Perjuangan seorang Pater Loyak dari Desa Kolimasang Kolimasang adalah salah satu desa Anak ketiga Maria kewa Tupen, berada di punggung perbukitan anak keempat Veronika Mala wilayah Koli yang memanjang dari Mangu (seorang guru dan sudah arah utara ke selatan pada menikah) anak ke-5 Felixianus Ara ketinggian 216 mdpl.

Desa Songan (Alm.) dan anak ke-6 Kolimasang terletak di salah satu Theresia Timu Sengaji. Pekerjaan pulau sangat indah yaitu pulau hari-hari orang tua pater Loyak Adonara. Desa Kolimasang berada adalah seorang petani. Dengan di kecamatan Adonara yang memiliki kemauan kuat walaupun tanpa luas wilayah desa sekitar 42 Km2. persetujuan orang tua Pater Loyak Dari desa yang jauh dari perkotaan tetap nekat melanjutkan sekolah di ini muncul seorang Pater Carles seminari menengah Sandominggo Loyak Deket yang biasa dikenal di Hokeng,setelah tamat dari kampung Kolimasang dengan Tuan Seminari Menengah, Pater Loyak Loyak. Perjuangan hidupnya menjadi melanjutkan sekolah ke Seminari seorang pastor sangat sulit dan Tinggi Ledalero tetapi kegagalan berliku mulai dari menjadi seorang ini menjadi cambuk buat Pater guru di almamaternya SMP Panca untuk terus mencari dan mencari Marga dan akhirnya memilih jalan untuk tetap menjadi seorang merantau di Ambon dan sempat pastor. mengajar juga di Ambon, namun Sebagai seorang anak laki-laki sayang profesi guru tersebut pertama, Pater Loyak diharapkan ditinggalkan lantaran masih oleh Bapak Martinus Neti sebagai mengejar cita-cita dan kemauan penerus suku namun sangat menjadi seorang pastor,akhirnya dari disayangkan kemauan dan Ambon dia berangkat ke Papua. panggilan lebih besar memihak Pater Loyak lahir di desa Kolimasang Pater Loyak,sehingga sampailah ia dari pasangan Ina Somi Ola ata Suku ditabiskan di Asmat Papua 25 Lamakremek dan ama Martinus Neti. Tahun lalu. Sehari-hari pada masa Tuan Loyak adalah anak pertama kecil Pater Loyak selalu membantu dari 6 bersaudara, 2 laki-laki dan 4 orang tua setelah pulang sekolah orang perempuan. Anak pertama adalah menggembala kambing di Carles Loyak Deket (Pastor), anak kebun. Pater Loyak menempuh kedua Genoveva ( tinggal di rumah pendidikan di SDK Kolimasang, tidak menikah).

-25-

SMP Panca Marga dan seminari menengah Sandominggo Hokeng, Pater Loyak melanjutkan ke Seminari Tinggi Ledalero tapi sayang dia gagal.

Keputusan untuk kembali ke Lewo, tanah untuk mengabdi sebagai seorang guru di almamaternya SMP Panca Marga,namun sayang rasa jenuh muncul dan akhirnya memilih merantau di Ambon dan sempat mengajar juga di Ambon, namun sayang profesi guru tersebut ditinggalkan lagi lantaran masih ada benih-benih panggilan untuk mengejar cita-cita dan kemauan menjadi seorang pastor.

"Kira-kira kurang lebih 2 tahun Sebelum Pater Carles Loyak ditabiskan menjadi seorang pastor di Asmat Papua 25 tahun lalu, Ama Martinus Neti sudah mendahului kita menghadap Ilahi dan selang satu tahun kemudian ibunda terkasih Ina Somi juga mengikuti jejak Ama Martinus Neti menghadap Sang iIahi," begitu ungkap kakak Genoveva, adik Pater Loyak, saat ditemui di rumahnya. Pada saat pentabisan menjadi seorang pastor di Asmat Papua Ina Somi dan Ama Martinus Neti melihat dengan bahagia ,bangga atas perjuangan anaknya menjadi seorang pastor dan mendoakan dari surga agar anaknya tetap selalu di jalan panggilan ini Perwakilan keluarga pater Loyak hadir dalam pentabisannya sekitar 25 tahun di Asmat, Papua, adalah adiknya Felisianus Ara Songan (Alm). Dan akhirnya sampai hari ini 25 Tahun Pater Loyak masih setia dalam panggilannya.

Susana Rawa Borot Desa Redontena, Kecamatan Klubagolit, Kab.Flores Timur, NTT

-26-

Ucapan dari Rekan Pastor Saat di Agats

Eduardus Pausta OSC ( Vikaris Paroki Santo Yusuf, Kota Cirebon) Saya bertemu dengan Pater Charles pertama kali tahun 1996. Pada waktu itu saya baru memasuki Program Masa Perkenalan di Asmat untuk menjadi calon OSC. Saya melihat Pater Charles , orangnya ramah, gampang bergaul dengan siapa saja.

Ia orang humoris, suka cerita mob, cerita anekdot, cerita lucu, yang membuat kita tertawa ngakak.

Dengan gaya itu kami merasa dekat dengan dia dan bisa menyampaikan apa yang menjadi pergumulan kami pada masa perkenalan, sebagai calon OSC. Sebagai Imam OSC di Asmat, dia sangat membaur dengan umat setempat dan bersemangat untuk belajar budaya, belajar bahasa setempat.

Ia sering berkhotbah dengan menggunakan bahasa Asmat kalau di Stasi, sehingga pesan Injil gampang dimengerti oleh orang kecil, umat di perjalanan.

Harapan dan doaku semoga Pater Charles semakin sehat, semangat, bahagia dan sukses dalam pedalaman.

Dormomooo....

Shalom. 🙏🙏🙏

Pst.Sixtus Nurmalay, OSC Pastor Kepala Paroki St.Anna Yaosakor Keuskupan Agats

Saya mengenal Pst. Charles sejak bersama-sama di Papua, tinggal dan melayani umat di keuskupan Agats.

Tutur kata dan bahasanya sederhana, menarik dan menyentuh para pendengar. Pst Charles tidak hanya melayani degann penuh cinta dan semangat tapi juga melayani dengan hati.

Beliau berasal dari Adonara NTT, tetapi berusaha untuk belajar dan menggunakan bahasa lokal (bahas Asmat) sewktu masih di Papua, pada saat berkhotbah atau pada saat bertemu dengan umat Asmat yang ia layani. Inilah yang membuat beliau diterima dan dicintai oleh umat Asmat.

Sebagai rekan se-Ordo, juga sebagai teman angkatan tahbisan imam pada tgl 2 April 1997, saya degnan penuh syukur boleh mengucapkan proviciat atas 25 tahun imamat, semoga Tuhan selalu memberkati seluruh karya pelayananmu.

-27-

Ucapan dari Rekan Pastor Saat di Agats Pastor Charles, OSC pastor yang rendah hati, pastor motivator, selamat atas pesta perak imamat semoga tetap setia dalam panggilan dan menjadi berkat bagi umat yang dilayani.

Pst. Agustinus Seran, OSC sekarang bertugas di Paroki Salib Suci Nias Barat.

Pastor Charles, selamat pesta imamat ke -25 th.

Semoga tetap setia samp ai akhir dan menjadi gemb ala yang baik. Tuhan Yesus memberkati.

Amin

Pst. Bobby OSC

Selamat Hari Ulang Tahun Imamat ke-25.

Semoga selalu setia sebagai biarawan Ordo Salib Suci dan karya pastoral di Paroki Karawang.

Pst. Aloysius S.,OSC -28-

Ucapan dari rekan Pastor tugas-tugas dari Provinsial Indonesia. Itu pun saya masih belum kembali ke Indonesia.

Saat saya di Indonesia saya ditugaskan di Pandu sampai sekarang. Diantara waktu itu, saya pernah hidup bersamanya selama beberapa tahun dan juga menerima estafet tugas saya sebagai ekonom priorat Pandu.SC Dibidang inilah saya sebagai seniornya sering kerja sama terutama di saat Pst. Charles mendapatkan masalah di dalam kepengurusannya sebagai ekonom priorat.

Selebihnya dalam pergaulan personal, saya mengenal Pst. Charles sebagai orang yang relax dan tenang di dalam menjalani hidup dan tugas-tugasnya. Apa pun yang terjadi dalam hidupnya yang dinamis, ada pula sisi sulitnya yang harus dia hadapi dan selesaikan. Itu pun dijalaninya dengan tenang.

Hidup doa Pst. Charles saya kira bagus karena Pst. Charles aktif di dalam peribadatan bersama intern Krosier. Pst. Charles juga sering menerima permintaan umat untuk memimpin peribadatan dan misa di lingkungan atau pun keluarga atau pun di tempat lain.

Apa pun yang Pst. Charles terima dari umat mau pun komunitas, selalu dikatakan baik dan enak! Saya tahu hidup Pst. Charles tidak mudah tetapi saya yakin ada kekuatan Allah dan para konfraternya yang Pst. Charles andalkan dalam mengatasi kesulitannya tersebut.

F. de P. Mammouth K.A.M.D.P. O Saya mengenal kfr. Charles Loyak selama di biara Pandu. Sebelumnya saya mengenal dan bertemu pada saat saya bertugas di Generalat Krosier di Roma. Bertemu dan berbicara dengannya bila Pst. Charles datang ke Roma karena ada pertemuan Dewan General atau pertemuan-pertemuan lain di Roma, di Amerika, Belanda atau saat di Brazil, termasuk Indonesia.

Kala itu Pst. Charles masih anggota Krosier Provinsi Santa Odilia, Amerika yang mewakili Propropinsi Krosier Agats-Asmat untuk beberapa pertemuan di luar Indonesia. Pst. Charles pernah memimpin para Krosier Propropinsi Wahyu Salib, Agats-Asmat. Tetapi saya tidak banyak tahu personalnya, hanya tugas-tugasnya karena saya pekerja di Generalat Roma. Saya ingat Pst. Charles merupakan Pastor yang pertama kali yang bersedia atau menyetujui kalau para Krosier Asmat, Irian, berintegrasi dengan para saudaranya di Indonesia dalam Provinsi Sang Kristus. Dari sinilah Pst. Charles mulai sering ke Jawa dan berkolaborasi serta menerima

Selamat pesta imamat Pater.

Terima Kasih

-29-

Ucapan dari rekan Pastor Selamat ulang tahun imamat ke-25 kepada Romo Charles Loyak Deket,OSC Semoga berkat dan rahmat Tuhan senantiasa melindungi dan menyertai perjalanan Imamat Romo. Amin

RD Hilman Pujiatmoko, Pr Vikjen Keuskupan Bandung O SC Pa st or Ch ar le s, us ia as at at se la m isa ta hb n. pe ra k im am En gk au la h . ya an m un tu k se la

Pst.Serafin Dani, OSC

Pst.Charles itu sederhana, biasa dan rendah hati. Dalam banyak hal lebih serius dan tidak banyak omong , siap dalam tugas dan pelayanan ...

Pesan untuk pst.Charles : Menjadi pastor itu banyak godaan dan jebakan .. semua itu harus kita hadapi sebagai tantangan, jangan kalah oleh godaan, gunakan akal yg sehat untuk menghadapi jebakan ..

Rawat dan kembangkan panggilan imamat melalui kesetiaan dalam komunitas osc

Pst.Agustinus Made, OSC

-30-

in

ES I r ng o m du e n M a B

-31-

Ucapan dari DPP dan DPS Pastor Charles Loyak Deket, OSC. di mata saya adalah figur yang sabar, baik hati, humble, humoris dan loyal terhadap hirarki dan pimpinan.

Keloyalan beliau dapat ditunjukkan dari panjangnya tugas pelayanan yang beliau emban selama 25 tahun karya imamatnya. Beliau juga pribadi yang dinamis mengikuti perkembangan zaman dan aktif di medsos. Semoga semakin dikuatkan dalam karya panggilannya sebagai imam dan semakin dikuatkan dalam tugas penggembalaannya.

Jaga kesehatan dan kalau perlu ditambah olahraga ringan, sehingga Pastor semakin fit dan segar dalam menjalankan tugas pelayanannya " -Robertus TrihatmokoSUT Imamat ke-25 Romo Carles Loyak OSC Semoga Romo semakin setia dalam panggilan dan menjadi gembala untuk semua umat terutama di Paroki Kristus Raja Karawang.

Selalu sehat serta terberkati karya pelayanannya...Rm.Carles baik,sederhana,homilinya keren dan mengena dikehidupan sehari, Tegas dan asyik...

-Marlina-

Selamat Ulang tahun Imamat Pst Charles.....

Semoga dikaruniai Rahmat dan berkat kesehatan, semakin teguh dalam menghidupi Rahmat panggilan imamat ini serta menjadi Gembala untuk semua orang terutama terutama umat di Paroki Kristus Raja Karawang.

- Pak ZethProficiat Pesta Perak Imamat Pastor Charles Loyak, OSC Semoga Kasih dan Berkat Tuhan menyertai pastor dalam menjalani hidup Imamatnya, gembala umat yang rendah hati dan senantiasa menjadi kebanggaan dan teladan umat...Amin - P. Gabriel Selamat Ulang Tahun Imamat Pastur Charles 🎂 .. Semoga selalu dilimpahkan Berkat Rahmat, cinta kasih, kesehatan dan kebaikan. Semakin teguh dalam Panggilan Imamat ini dan menjadi Gembala umat khususnya Umat di Stasi Marinus Resinda. 🙏🏻🙏🏻 - P. Ariawan H.-

-32-

Ucapan dari Umat

Dua tahun kurang Pst. Charles berkarya di Paroki Kristus Raja Karawang.

Pastor Charles pendamping wilayah Mikael, Fransiskus Xaverius,Yohanes. Pst. Charles sosok yang rendah hati.Di situlah dalam kedekatan, ngobrol bersama,sharing,dan doa bersama, kami mengenal sosok pribadi Pst.Charles, seorang Pastor yang seram penampilannya tapi bila beliau berbicara sangat lembut, dan kadang dia humorìs.

Kotbahnya luar biasa mengena dengan bahasa sederhana/bahasa dewek kata orang Jawa 😁 bisa diterima oleh semua kalangan, banyak umat mengatakan bahwa Pesan Terimakasih Pastr Charles atas pendampingan untuk Wilayah Mikael dan saya pribadi, selamat ulang tahun imamat ke- 25 (perak) Kiranya Tuhan selalu menyertai sehingga Pst.Charles tetap semangat, diberikan kesehatan dan menjadi gembala yang baik bagi kami umat di Paroki kristus raja karawang.🙏🌹

Ibu Wiske ketua Wilayah St MICHAEL telukjambe

Pastor Charles (Pastor Carolus Loyak Deket, OSC) Awal perkenalan kami tidak dengan sengaja di sebuah grub FB (NGADA BANGKIT) Grup komunitas orang-orang Bajawa, Ngada, Flores NTT. Saya dan Pastor sama-sama anggota grup yang sama, dan Pastor sering membagikan renungan-renungan harian di grup tersebut dan saya suka membacanya.

Pertemuan secara empat mata tidak bisa diwujudkan karena saya ditugaskan ke Cirebon saat Pst. Charles ke Karawang. Ada kerinduan di hati saya untuk berjumpa. Kesempatan untuk bertemu secara langsung dengan Pastor datang pada saat kami mengikuti persiapan perkawinan katolik.

Pastor yang terlihat sangar dan cuek.

Kenyataannya jauh berbeda. Ternyata Pastor murah senyum, kebapakan, ramah dan mudah bergaul dengan semua kalangan. Puji Tuhan sampai perkawinan kami juga diberkati langsung oleh Pastor Charles, dan ada rasa bangga dan haru juga saat syukuran pernikahan kami.

Pastor Charles bersedia hadir, bersukacita bersama keluarga kami dan komunitas Flores di Karawang. Terima kasih banyak pastor atas semua kebaikan Pastor.

Selamat merayakan pesta imamat.

Sehat selalu dan tetap jadi bapak dan pembimbing keluarga kami.

keluarga Boni dan Noni -33-

Ucapan dari Umat Elizabeth Ida Lena Triani,SE.,MM _ Guru Persink Pastor Charles Loyak sabar, kotbahnya bagus, mudah dimengerti dan tidak membosankan, pesan lebih dekat ke umat.

Yustinus Lantip widiatmoko _ Komunitas Kerahiman Illahi Pertama kali berjumpa Romo Carles kami melihat sosok yang melindungi dan selalu ramah dengan semua umat...terbukti...dari kiriman renungan mingguannya yang selalu kami terima lewat WA Semoga Romo selalu diberi kesehatan dan makin dekat dengan umat khususnya dalam setiap perjumpaan dengn umat pada setiap kesempatan dalam komonitas....""BERKAH DALEM""" Ruth Mahdelena_Legio Maria Presidium Regina Pacis Pastur Charles adalah seorang Pastor yang bersahaja, sopan, rendah hati, homili Beliau itu singkat jelas dan bisa dimengerti. Semoga Pst Charles sehat-sehat dan selalu menjadi seorang Imam teladan yang baik.

Agustina Maria Dwi _ Bendahara Legio Maria Pastor Charles ramah terhadap setiap umat tanpa memandang status. Kalau berbicara sopan, pastor yang apa adanya. Saya merasakannya sendiri pertama kali bertemu dan curhat tentang masalah anak, beliau sangat berhati-hati dalam berbicara, memberikan nasihat dengan penuh kasih seperti seorang ayah kepada anaknya.Yang tadinya hati saya berkecamuk tidak karuan perlahan menjadi lebih tenang dan sejuk setelah mendengar nasihat dari Pastor Charles Semoga Pastor Charles semakin kuat, setia dan tetap semangat di dalam pelayanannya.Tuhan selalu melindungi dan memberkati Pastor Charles 🙏

Pudjo_Kerygma Saya pernah satu mobil dengan beliau ketika akan ada pernikahan salah satu umat di lingkungan kami daerah Citra Kebun Mas, dalam perjalanan kami ngobrol seputar pendidikan ternyata beliau juga pernah terjun mengajar di sekolah pedalaman di Papua.

C. Rini Utami_VOX POINT INDONESIA DPW Karawang Proficiat atas ulang tahun Tahbisan Imamat yang ke 25 Romo Charles Loyak Deket OSC, Kiranya Tuhan senantiasa meneguhkan dan memberkati Romo untuk selalu menyalurkan kasih Tuhan dan menjadi sumber inspirasi kebaikan Allah bagi umat.

Amin J. A. Hartanto Widjaya_PDPKK KRISTUS RADJA karawang Havennu Syalom Aleyheem , Kepada Pst Charles yang saya hormati , Mewakili teman-teman di Komunitas Kategorial PDPKK, Kami semua mengucapkan Selamat untuk Pesta Perak 25 Tahun tahbisan Sakramen Imamat Pastur Charles . Semoga Pastur selalu diberkati Kesehatan , panjang Usia . Damai sukacita dan Roh Kudus mendapingi , melindungi serta memberi kekuatan dalam pelayanan Pastoral di Keuskupan Bandung , khususnya di Paroki yang kita cintai, Paroki KRISTUS RAJA karawang . Proficiat Pastur Karolus Loyak Deket OSC . Tuhan Yesus memberkati.

-34-

Ucapan dari Lingkungan Benediktus Terangsari

Selamat ulang tahun imamat Pastor Charles, semoga semakin sehat dan semakin semangat dalam pelayanan dan tugasnya, semoga Tuhan selalu mendampingi dan menjaga.. 🙏🙏🙏 Peruri Pastor Charles sangat perhatian dengan kegiatan di lingkungan, memberikan support dan juga terlibat langsung. sungguh kehadiranya sebuah berkah dan kegembiraan bagi warga lingkungan Peruri. Selamat kepada Pastor Charles atas ulang tahun imamatnya, semoga selalu dalam keadaan sehat dan teguh dalam pelayanan Gempol Tanjung Pura Romo Chales adalah pribadi yang sederhana, santun, rendah hati dan homili yang jelas bisa di mengerti. Kami berharap rimo Charles selalu sehat dan tetap menjadi Imam teladan yang bauk bagi Unat. Terimakasih. Berkah Dalem St. Paskalis CKM 1 Selamat atas pesta perak Imamat Romo Charles Loyak OSC. Terima kasih atas setiap pelayanan yang sudah diberikan bagi perkembangan iman umat Kristus. Sehat selalu Romo, penuh berkat hikmat dan curahan Roh Kudus. Terima kasih telah menjadi pribadi yang ramah dan bersahaja. Saat homili misa, jika memang perlu menegur, menyentil dan mengingatkan kami dalam penghayatan akan iman terhadap Injil Tuhan Yesus Kristus sampaikan saja Romo, karena terkadang itu yang terbaik bagi kami. Sekali lagi selamat ya Romo, terus berkarya dalam sukacita, Amin.

St. Agnes, Perumnas I Proficiat Pesta Imamat ke -25 tahun, Pst. Charles Loyak Deket OSC, semoga tetap setia dalam berkarya di ladang Tuhan. Semoga diberi kesehatan dan kekuatan dalam pelayanan.

-35-

-36-

-37-

-38-

-39-

-40-

-41-

-42-

-43-

-44-

Tk Mas Berlian/ Kel. Antonius Y

Pempek Jojo

dr. Heni Yulia Cahyaningtyas Klinik Puri Rahayu Puri Kosambi I Blok O/41, ds Duren, Klari,Karawang Jawa Barat

1

-45-

-46-

-47-

-48-

-49-

-50-

Toko Mas Naga

-51-

-52-

-53-

-54-

-55-