Majalah VENUE Januari 2018

Page 1

R E F E R E NSI M ICE I ND O NE SIA

124

WWW.V E NUE MAGZ.C O M

REFERENSI MICE INDONESIA

20

Inovator

MICE 2017

DESEMBER ‘17 -JANUARI ‘18

VENU180102 RP 39.000

124 01 18






Beranda

Belajar dari Para Tokoh

T

ahun 2017 merupakan tahun kebangkitan industri MICE, karena semua perhelatan tumbuh meskipun ekonomi dunia tak kunjung melaju kencang. Toh pertumbuhan ini langsung berhadapan dengan 2018 yang penuh tantangan. Tantangan dari dalam negeri, 2018 adalah tahun pemanasan menuju Pemilu Legislatif dan Presiden yang bakal diadakan pada 2019. Sementara pada 2018, terdapat 171 Pilkada dari Sabang hingga Merauke. Dari luar negeri, selain ekonomi yang melamban, dunia sedang menghadapi polarisasi yang sangat cair. Tak ada blok Barat dan Timur, dan tentu saja tak ada konflik ideologi yang dipertaruhkan. Konflik justru mengarah pada penguasaan ekonomi. Konflik macam ini seperti menumpahkan air di atas lantai keramik, melebar, tanpa bentuk jelas, bahkan ideologi hanya sebagai kedok. Nah, suasana yang tak menentu ini merupakan tantangan yang berat bagi pelaku bisnis MICE. Untuk itu Majalah VENUE menampilkan profil para pengusaha di bidang MICE dengan tujuan para pelaku industri ini bisa saling berbagi pengalaman. Sementara mereka yang baru terjun dalam bisnis MICE bisa belajar kepada mereka. Pengalaman adalah guru yang berharga, sebab dengan belajar dari para pelaku, krisis bukanlah masalah tapi kesempatan untuk menumbuhkan bisnis. Bagi kami redaksi Majalah VENUE, tahun 2017 merupakan tahun yang membanggakan. Pada penutup tahun ini wartawan foto kami, Erwin Gumilar, berhasil meraih Juara Kedua Anugerah Pariwisata Indonesia 2017 dengan tulisan berjudul Lumajang Bumi Para Petualang. Sementara kontributor kami di Medan, Tonggo Simangunsong, meraih juara harapan satu dalam event yang sama dengan tulisan berjudul Menikmati Eksotisme Toba dari Paropo. Kami berharap 2018 merupakan tahun yang penuh anugerah, baik bagi Majalah VENUE maupun para pelaku bisnis MICE, agar industri ini terus memberi kontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi negara, juga terus mendatangkan wisatawan ke seluruh Indonesia.

CHECK US OUT AT

4

www.venuemagz.com

@Venuemagz

Majalah Venue

@Venuemagz

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Pemimpin Umum Hendra Noor Saleh

Pemimpin Redaksi Johana Novianti Redaktur Senior Nurdin Al Fahmi Ludhy Cahyana Staf Redaksi Bayu Hari Ahmad Baihaki Fotografer Erwin Gumilar Desain Visual Boma Setyanto Saesarez Novandito Redaktur Online Harry Purnama Web Admin Satria Wibowo Sekretaris Redaksi Yuli Andriastuti

Kepala Divisi Iklan, Promosi dan Sirkulasi Nurhayati Arief Iklan Frina Bonita (Manajer) Rostiana Br. Karo Kharisma Putri D. Sirkulasi & Promosi Herry Drajat S. (Manajer) Pengembangan Bisnis Nurdin Al Fahmi (Manajer) Raegi Alka Fauzan Koresponden Nila Sofiyanti (Bali) Tonggo Simangunsong (Medan) Penerbit PT Dyamall Graha Utama Percetakan PT Gramedia (isi di luar tanggung jawab percetakan)

Jl. Johar No.9 Menteng, Jakarta Pusat 10350 T: 021 - 3107117, F: 021 - 3903848 E: redaksi@venuemagz.com W: www.venuemagz.com No.Rekening: 734.030.6117 BCA CAB. Wisma Nusantara a.n. PT Dyamal Graha Utama

6

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Daftar Isi

Daftar Isi 40 MEREKA DES‘17 YANG TERUS BERINOVASI

JAN‘18

Bisnis memiliki kredo yang tak pernah berubah: apapun keadaannya, ekonomi harus terus berputar. Dalam industri MICE, para pebisnis itu terus bergerak meskipun ekonomi pasang surut.

44

Ralph Scheunemann Chief Marketing Officer JIExpo

Bersiap Menjadi Destinasi MICE Nomor Wahid

JIExpo terus berbenah menjadi pusat MICE terpadu. Di dalamnya, rupa-rupa kegiatan bisa digelar: dari konvensi, pameran, hingga pertunjukan musik klasik.

48

74

78

Ketika Pengacara Menakhodai Pusat Konvensi Mengibarkan JCC di kancah industri MICE menjadi mimpi besarnya, dengan cara memperluas hubungan kerja dan menyimak perubahan tren bisnis.

90

67

Bersama akan Menjadi Lebih Mudah Bersinergi dengan pelbagai pihak menjadi bagian dari strategi bisnis pada 2018.

8

Berbisnis Mengikuti Zaman

96

Kreatif, inovatif, dan mengikuti perkembangan zaman menjadi kunci sukses Samudra Dyan Praga di bisnis kontraktor stan pameran.

Yogi Wirawan General Manager JCC

Arif Hidayat Direktur Utama PT Exponent Media Visi

Hariman Zagloel Direktur Utama Samudra Dyan Praga

Andhy Irawan CEO Dafam Hotel Management

104

Menjadi Lebih Baik, Besar, dan Terbuka Dafam Group tengah menyusun rencana untuk menabur benih bisnis baru yang masa panennya lebih cepat dan memberikan hasil lebih baik.

Egi Kristian Direktur Utama Pentawira

Mencoba untuk Bangkit Berbekal pengalamannya selama lebih dari dua dekade di bisnis kontraktor stan pameran, ia optimistis dapat bangkit dari masa sulit. Ratna Ning Vice President Director Pacto Convex

Menjaga Pacto Tetap Merajai Pasar Konvensi Selain pengalaman, perusahaan penyelenggara konvensi ini memiliki komitmen kuat membangun SDM.

Zumi Zola Gubernur Jambi

Membangun Pariwisata dari Keterbatasan Provinsi Jambi memiliki keterbatasan infrastruktur. Sang Kepala Daerah membangkitkan sektor pariwisata dari titik nol.

4 Beranda 10 Agenda 20 Etalase 116 Destinasi 131 Direktori

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Agenda Desember 2017 - Januari 2018 Internasional

Dalam Negeri 16 Desember-8 Januari 2017

BIGFood Festival Tempat: QBig BSD Pelaksana: PT Aycezindo (www.aycez.com) 22 Desember-1 Januari 2018

Big Bang Jakarta Tempat: JIExpo Kemayoran Pelaksana: PT Expo Indo (www.bigbangjakarta.com) 12-14 Januari 2018

Jakarta Mega Wedding Festival Tempat: JIExpo Kemayoran Pelaksana: PT Cantik Mega Sukses 6-14 Januari 2018

RV Show

Tempat: David L. Lawrence Convention Center Pelaksana: Three Rivers Promotions (www.pittrvshow.com)

13-14 Januari 2018

The Franchise Expo Toronto Tempat: Metro Toronto Convention Center Pelaksana: National Event Management Inc. (www.franchiseshowinfo.com)

10-11 Januari 2018

The London Textile Fair Tempat: Business Design Center Pelaksana: Perfect Management London Ltd. (www.thelondontextilefair.co.uk)

17-19 Januari 2018

India Food Forum Mumbai Tempat: Bandra Kurla Complex Pelaksana: Images Multimedia Pvt. Ltd. (www.indiafoodforum.com)

12-14 Januari 2018

Caravan Show Turku Tempat: Turku Messe und Congress Center Pelaksana: Turun Messu-ja (www.turunmessukeskus.fi)

10

20-22 Januari 2018

INNATEX Hofheim am Taunus Tempat: Messecenter Rhein-Main Pelaksana: Muveo GmbH (www.innatex.muveo.de)

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Agenda 21-24 Januari 2018

23-24 Januari 2018

Tempat: Riyadh International Convention & Exhibition Center Pelaksana: Riyadh Exhibitions Company (www.saudi-pp.com)

Tempat: Dubai World Trade Center Pelaksana: Aviation Week (www.mromiddleeast.aviationweek.com)

Saudi Print & Pack Riyadh

MRO Middle East Dubai

29 Jan-1 Februari 2018

30-31 Januari 2018

Asia Defence Expo & Conference Tempat: Marina Bay Sands Expo & Convention Center Pelaksana: Clarion Events Pte. Ltd. (www.asia-decs.com)

Arab Health Dubai 22-23 Januari 2018

Gastro_Tek Kalkar Tempat: Messe Kalkar Pelaksana: Messe Kalkar (www.messekalkar.de/de)

12

Tempat: Dubai World Trade Center Pelaksana: Informa Life Sciences (www.arabhealthonline.com)

31 Jan-3 Februari 2018

Household Trade Show Kiev Tempat: International Exhibition Center, Ukraina Pelaksana: Parus Expo Media Ltd. (www.pem.com.ua)

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



ADVERTORIAL

ICE BSD CITY

Terus Tumbuh dan Berinovasi Usia boleh masih belia, namun ICE BSD City telah menjadi rumah bagi lebih dari 600 acara berskala nasional dan internasional. Salah satu gedung pameran terbesar di Asia Tenggara ini pun optimis menyambut tahun 2018 PROSES perkembangan inilah yang tidak bisa memakan waktu instan. Menurut Aage, untuk dapat menarik lebih banyak event ke ICE BSD City, terutama pameran dan konferensi nasional dan internasional, diperlukan proses yang cukup panjang. “Misalnya, beberapa event yang akan digelar pada tahun depan adalah hasil promosi kami di beberapa platform atau kegiatan internasional sejak ICE BSD City mulai beroperasi,” ujar Aage. Karena itu, strategi yang saat ini sedang dan terus dilakukan oleh ICE BSD City adalah melakukan promosi di khususnya tingkat internasional, dengan harapan dapat menuai hasilnya di tahun-tahun mendatang. Aage pun mengatakan bahwa sejauh ini apa yang telah terjadi, terutama di tahun 2017, telah berada di jalur yang tepat sesuai harapannya, dengan pertumbuhan bisnis ICE BSD City mencapai 30 persen year-on-year. Sementara itu, Siti Karmila, Head of Sales & Marketing ICE BSD City, mengatakan, alasan ICE BSD City ingin

14

membawa lebih banyak kegiatan internasional adalah karena ICE BSD City merupakan gedung pameran dan konferensi yang dibangun dengan standar internasional. Bahkan, saat ini ICE BSD City menjadi salah satu gedung pameran dan konferensi terbesar di Asia Tenggara. Untuk itu, pada tahun 2018 Aage dan tim memasang strategi untuk membawa lebih banyak acara ke ICE BSD City. Yakni memperkuat dan memelihara hubungan yang baik dengan para klien. Serta terus meningkatkan efisiensi operasional, baik dari segi layanan maupun infrastruktur. Meskipun 2018 adalah tahun politik, Aage tidak melihat itu sebagai kendala berarti bagi ICE BSD City dan industri MICE Indonesia. “Indonesia cukup beruntung memiliki kondisi ekonomi makro yang cukup baik, apakah itu karena populasinya yang besar, GDP yang baik, atau inflasinya yang cukup rendah. Itu semua sangat menguntungkan bagi

Aage Hansen, General Manager Indonesia Convention Exhibition

kondisi finansial Indonesia. Saya pikir ini akan tetap berjalan sama pada tahun depan,” ujar Aage. Aage menekankan nilai jual terpenting ICE BSD City adalah areanya yang cukup luas. Dengan luas sekitar 220.000 meter persegi, ICE BSD City siap mengakomodir event yang ingin tumbuh lebih besar.

Indonesia Convention Exhibition Jl. BSD Grand Boulevard, BSD City, Tangerang 15339 T. (021) 2971 4600 F. (021) 2971 4699 www.ice-indonesia.com

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



ADVERTORIAL

Wanindo Prima

Borong Penghargaan di Berbagai Pameran Sepanjang tahun 2017 Wanindo mendulang 20 penghargaan atas karya terbaiknya di berbagai pameran. Ide kreatif dan inovatif lahir dari suasana kerja yang dibangun dengan energi positif.

T

ahun ini pameran alat kesehatan Hospital Expo memasuki penyelenggaraan ke-30 kali. Hospital Expo 2017 menunjukan tren positif. Pameran ini diikuti oleh 500 peserta yang tersebar di 800 stan di mana sebanyak 270 stan merupakan peserta dari luar negeri. Jumlah pengunjung pun meningkat sekitar 45.000 pengunjung dibanding tahun lalu yang mencapai 40.000 pengunjung. Sejak tahun 2009 kontraktor pameran Wanindo tidak pernah absen terlibat pada ajang Hospital Expo. Tahun ini pun Wanindo kembali menorehkan prestasi manis di event yang digelar pada 18 sampai 21 Oktober 2017 di Jakarta Convention Center.

16

Wanindo meraih dua penghargaan sebagai desainer stan terbaik. Juara pertama diraih stan AMPM dan juara kedua diraih stan Sinar Roda. Kontraktor pameran yang telah berpengalaman selama 23 tahun ini tak lantas puas. Di ajang pameran All Pack 2017 yang berlangsung pada 1 sampai 4 November 2017 di JIExpo Kemayoran, Wanindo memborong enam penghargaan sekaligus sebagai Stand Favorite. Penghargaan ini diraih untuk stan Festo Indonesia, ACG Indonesia, SMC Pneumatic, Indotech, Astari Indonesia, serta Truking Technology Limited.

“Padahal tahun lalu kami hanya meraih dua penghargaan di pameran All Pack,” kenang Iwan Jahya, Managing Director PT Wanindo Prima. Iwan menceritakan pada pameran Hospital Expo 2017 Wanindo mencoba memadukan bentuk desain stan asimetris dengan berbagai kecanggihan teknologi. Komposisi pencahayaan yang apik juga membuat stan tampil elegan dan mencolok dibanding stan lainnya. “Begitu juga tema konsep di pameran All Pack 2017. Kami sajikan sesuatu yang inovatif, menarik, namun tetap informatif dan sesuai dengan brand image klien,” imbuh Iwan. Waktu penyelenggaraan kedua pameran yang berdekatan diakui Iwan

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


ADVERTORIAL

memang cukup menantang. Berbekal pengalaman dan jam terbang, tim Wanindo mengatasinya dengan memaksimalkan koordinasi dan komunikasi antar departemen. Selain itu pembagian tim produksi sangat jelas, disiplin dalam jadwal produksi dan kontrol site yang ketat di masingmasing departemen menjadi solusinya. “Kami memberi dukungan penuh pada karyawan agar bekerja cerdas, efisien, dan efektif sesuai prosedur. Saya juga berupaya menularkan energi positif pada tim, dengan begitu ide-ide inovatif akan mengalir. Tim juga lebih produktif dan klien pun merasa puas,” jelas Iwan. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Menurut Iwan industri pameran di Tanah Air menunjukkan pertumbuhan positif di tahun ini. Perkembangan teknologi dan terbukanya pasar bebas telah menarik perusahaan luar negeri untuk menawarkan produknya dengan cara berpameran di Indonesia. Terbukti, tahun ini Wanindo mencatatkan pencapaian bagus dengan menangani sekitar 500 proyek atau meningkat 30 persen dibanding tahun sebelumnya yakni sekitar 350 proyek. Selain itu sepanjang tahun 2017 Wanindo memborong 20 penghargaan dari berbagai pameran untuk stan-stan rancangannya. “Kami optimistis menyongsong

2018. Kami akan berupaya selalu tampil kreatif, inovatif, efisien, dan berpegang pada good service commitment,” pungkas Iwan mantab.

Head office & workshop: Jl. Haji Aseni 88, Kompleks Kopti-Semanan, Jakarta Barat 11850 T. (021) 54376477 (hunting) F. (021) 54376475 E. wanindo@wanindo.com

17


ADVERTORIAL

Presiden Direktur TAUZIA Hotel Management Marc Steinmeyer membuka Harris Day 2017 Fun Bike Fest di Sentul

HARRIS Day 2017

Semangat Sehat dan Memberi Manfaat Merayakan pertambahan usianya, HARRIS Hotels menyelenggarakan serangkaian kegiatan melalui HARRIS Day 2017. Seluruh kegiatan bertujuan untuk menggelorakan gaya hidup sehat. HARRIS Day 2017 juga memberi donasi bagi pendidikan anak jalanan demi masa depan yang lebih baik.

18

M

inggu, 10 Desember 2017 sekitar 6.000 pengendara sepeda dari lima kota yakni Batam, Bandung, Bogor (Sentul), Semarang, dan Denpasar bersiap-siap mengikuti ajang Fun Bike Fest. Ajang sepeda gembira ini diadakan serentak di lima kota dalam rangka merayakan hari jadi HARRIS Hotels ke-15 bertajuk Fun Bike Fest. HARRIS Day menjadi acara tahunan yang diselenggarakan setiap minggu kedua pada bulan Desember. Melalui kegiatan ini, HARRIS Hotels secara konsisten berupaya menggelorakan semangat hidup sehat. Karenanya selain acara Fun Bike Fest, HARRIS Day 2017 dimeriahkan dengan latihan Zumba bersama serta beragam hiburan dan permainan lainnya. HARRIS Day menjadi agenda ulang tahun yang selalu dikemas menarik dengan berbagai

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


ADVERTORIAL

Lebih jauh bagi HARRIS Hotels, rangkaian HARRIS Day 2017 menjadi ungkapan terima kasih kepada masyarakat yang selama ini menjadi konsumen setia HARRIS Hotels

kegiatan seru sehingga meninggalkan kesan bagi setiap pengunjung. Menariknya, uang pendaftaran para peserta Fun Bike Fest disumbangkan ke Tauzia Equal Chance, yakni sebuah program tanggung jawab sosial yang disokong sepenuhnya oleh TAUZIA Hotels. Sumbangan ini akan diberikan untuk membantu anak-anak jalanan mendapatkan pendidikan demi masa depan yang lebih baik. Selain dimanjakan dengan berbagai hiburan dan permainan, peserta Fun Bike Fest juga berkesempatan untuk mendapat banyak hadiah kejutan menarik. Kegiatan ini tentu selaras dengan semangat yang diusung HARRIS Hotels dan nampak dari desain hotelnya yang khas dengan warna oranye sebagai simbol keberanian dan penuh energi. Lebih jauh bagi HARRIS Hotels, rangkaian HARRIS Day 2017 menjadi ungkapan terima kasih kepada masyarakat yang selama ini menjadi konsumen setia HARRIS Hotels. Seperti diungkapkan Stefano de Champeaux, Brand Manager HARRIS Hotels, “Selama

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

15 tahun terakhir jutaan pelanggan di seluruh Indonesia telah memercayai Hotel HARRIS sebagai tempat tinggal untuk bisnis dan liburan.” Ia pun menegaskan, “Kami berencana untuk terus mendapatkan kepercayaan para tamu dan bahkan lebih banyak pelanggan dengan menghadirkan merek HARRIS Hotels baru yang lebih segar di tahun depan dan tetap sejalan dengan moto HARRIS untuk memberi The Brighter Side of Life.”

Rencananya sampai tahun 2023 Tauzia Hotel Management akan mengoperasikan 41 hotel dengan 7.476 kamar di bawah merek HARRIS. “Dengan luasnya dukungan dari kalangan menengah ke atas di seluruh Indonesia, HARRIS Hotels menghadirkan suasana lokal yang hangat serta menampilkan kreativitas dan inovasi unik di setiap programnya,” pungkas Stefano.

19


Etalase PROMO |

INFO |

PRODUK |

KARIER |

STATISTIK

FOTO: VENUE/ERWIN GUMILAR

AdAsia Bali 2017, Mengintip Tren Periklanan di Asia Pasifik

SETELAH 22 tahun tidak menjadi tuan rumah penyelenggaraan AdAsia, Indonesia berhasil kembali menjadi tuan rumah konferensi periklanan terbesar di Asia Pasifik ini. Terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah konferensi dua tahunan milik AFAA (Asian Federation of Advertising Associations) ini adalah pada tahun 1995. Perjuangan Indonesia—yang diwakili Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI)—untuk menjadi tuan rumah AdAsia telah dimulai empat tahun lalu dengan mengikuti bidding saat perhelatan AdAsia 2013 yang berlangsung di Vietnam. Saat itu Indonesia harus bersaing dengan Filipina dan Thailand untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan AdAsia 2017.

20

Dengan menawarkan Bali sebagai lokasi pelaksanaan acara, akhirnya Indonesia terpilih menjadi tuan rumah konferensi AdAsia 2017. Dua tahun kemudian, pada pelaksanaan AdAsia 2015 di Taiwan, PPPI mengadakan acara Indonesian Night untuk menampilkan cuplikan kegiatan AdAsia Bali 2017—yang merupakan agenda wajib bagi tuan rumah pelaksanaan AdAsia dua tahun kemudian. AdAsia 2017 berlangsung pada 8 hingga 10 November 2017 di Bali Nusa Dua Convention Center. Acara yang digelar dua tahun sekali ini mengangkat tema “GlobalizasianAdvancing New Possibilities” untuk mempelajari tren terbaru di industri periklanan dunia serta menyoroti berbagai studi kasus pemasaran dan periklanan di Asia Pasifik.

Acara ini dihadiri sekitar 1.200 delegasi dari 15 negara. Selama tiga hari, para delegasi mendengarkan paparan dari sekitar 30 pembicara kelas dunia, seperti Chief Evangelist Canva dan Former Chief Evangelist Apple Guy Kawasaki, pembalap F1 David Coulthard, Wakil Presiden Ogilvy Noor Shelina Janmohamed, ahli pemasaran Martin Lindstrom, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Beberapa bos perusahaan startup dalam dan luar negeri juga masuk dalam daftar pembicara, seperti Co-Founder Kickstarter.com Charles Adler, CMO Go-Jek Indonesia Piotr Jakubowski, CEO iflix Malaysia Azran Osman Rani, dan Pendiri Mahaka Group Erick Thohir. Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Etalase Bangsa (PBB) dan penerima Nobel Perdamaian Dunia Kofi Annan juga hadir sebagai keynote speaker. Kofi Annan menyampaikan gagasan tentang bagaimana bisnis dapat menjadi bagian penting dalam sebuah perubahan positif. Indonesia sebagai tuan rumah AdAsia 2017 merupakan salah satu negara di Asia yang paling berpotensi dengan perkembangan industri iklan terbesar di Asia. Indonesia memiliki 8.000 merek yang aktif di pasar dan 400 perusahaan di bidang periklanan, dengan sekitar Rp120 triliun uang yang beredar di industri setiap tahunnya. Maya Watono, Head of Organizing Committee AdAsia 2017, mengatakan, event berskala besar ini adalah ajang untuk memperoleh pengetahuan mengenai tren terbaru, inovasi digital sosial media, dan berbagai tren baru lainnya. “Juga ajang untuk networking supaya kita bisa melihat dan menyikapi kendala yang ada di pasar dengan lebih baik. Kita bisa melihat bagaimana pakarpakar dari negara-negara Asia maupun mancanegara dan lokal menyikapi tren yang ada di pasar, khususnya tren digital yang semakin meningkat,� ujar Maya. “Tujuan lain mengapa Indonesia ingin menjadi tuan rumah AdAsia adalah untuk menampilkan industri kita sendiri ke mancanegara, bahwa ada potensi sangat besar. Jadi memang potensinya masih luar biasa untuk dilihat dunia luar,� tegasnya.

Selain konferensi, pada AdAsia Bali 2017 juga ada pameran di area selasar Convention Hall Bali Nusa Dua Convention Center. Ada sekitar 25 stan yang diisi para sponsor AdAsia Bali 2017. Para ekshibitor tersebut memamerkan produk-produk unggulan masingmasing untuk industri periklanan dan pemasaran. Perhelatan AdAsia Bali 2017 ditutup dengan Pakistan Night yang meriah dan penuh tarian. Dua tahun mendatang, AdAsia 2019 akan digelar di Lahore, Pakistan.


Etalase

Helicity Siapkan Helikopter Untuk Berwisata PT WHITESKY Aviation baru saja meluncurkan Helicopter City Transport (Helicity) sebagai salah satu moda transportasi udara. Pengoperasian Helicity tersebut diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan CEO-Founder PT Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja, 4 Desember di Aldiron, Jakarta Selatan. Denon Prawiraatmadja mengatakan kehadiran Helicity bertujuan melayani masyarakat dan mendukung pariwisata. Sebanyak 250 titik take off dan landing disiapkan di Jakarta dan Bandung. Denon juga mengungkapkan, untuk saat ini Helicity siap melayani penerbangan ke Pulomas, Tanjung Priok, Ancol, Kota Tua, Senayan hingga Semanggi, dan beberapa daerah lainnya yang akan menyusul di kemudian hari. Helicity yang dimiliki oleh PT Whitesky Aviation antara lain Bell 505 seharga US$1,5 juta, helikopter Bell 429 seharga US$8 juta, dan Bell 130 seharga US$3,5 juta dengan kapasitas 4 hingga 6 orang.

22

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Etalase

Kamera Video Premium dalam LG V30 PLUS

LG MOBILE COMMUNICATIONS INDONESIA (LG) menghadirkan LG V30 PLUS di Indonesia. Smartphone berkemampuan videografi premium LG ini dihadirkan sejak 18 Desember 2017. Ponsel lansiran LG ini bakal dilengkapi earphone B&O Play seri H3, “Ponsel ini membawa berbagai teknologi terbaru Samsung dengan pilihan hitam Aurora Black dan perak Silver Cloud,� ujar Heegyun Jang, Head of LG Mobile Communications Indonesia. LG V30 PLUS memiliki kapasitas memori bawaan 128GB dan RAM 4GB dengan prosesor Snapdragon 835. Ponsel ini dibekali pula 32-bit Hi-Fi Quad DAC (Digital to Analog Converter) yang membuatnya mampu mengalunkan musik beresolusi tinggi. Khusus tata suara LG V30 PLUS, LG berkolaborasi langsung dengan perusahaan audio ternama B&O. LG V30 PLUS memiliki kemampuan videografi kelas premium. Dengan layar 6 inchi, lensa ponsel ini dilengkapi Crystal Clear Lens, aperture F/1.6 dan kualitas rekam audio lebih baik, yang mampu menangkap spektrum suara lebih luas dari lembut hingga menggelegar. LG V30 PLUS bakal menjadi smartphone pertama LG di Indonesia yang mengadopsi panel OLED, yang memang dikenal memiliki reproduksi warna dan tingkat kecerahan gambar lebih baik.


Etalase

Grand Whiz Kelapa Gading Berganti Nama Menhjadi eL Royale Hotel Jakarta Grand Whiz Kelapa Gading berganti nama menjadi eL Royale Hotel Jakarta. Dengan pergantian nama ini el Royale International bakal menjadikan eL Royale Hotel hotel bintang empat paling prestisius di Kelapa Gading Jakarta Utara. Hotel ini memiliki lokasi yang strategis dekat dengan mall, rumah sakit, pusat bisnis dan berbagai tempat hiburan di Kelapa Gading. Iwan S. Sumantri, General Manager El Royale Hotel Jakarta, mengungkapkan, sejak hotel ini berdiri dari tahun 2012, tepat pada 1 Desember berganti brand menjadi eL Royale Hotel Jakarta. Ia menjelaskan, pergantian brand di dunia perhotelan menjadi suatu hal yang biasa. Biasanya di dunia perhotelan setiap lima tahun akan memutuskan menggunakan brand lama atau menggunakan brand baru. Brand eL Royale Hotel tersebar di Indonesia, khusus untuk Jakarta sedang dikembangkan brand eL Royale

Internasional. Sampai dengan saat ini brand El Royale Hotel ada di kota Bandung, Malang, dan Banyuwangi. Masingmasing daerah tersebut mengangkat kearifan lokal, untuk eL Royale Hotel Jakarta mengangkat kebudayaan Betawi.

PHRI Hadirkan bookingina.com KETUA Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, menghadiri acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata IV-2017. Pada kesempatan itu, ia memperkenalkan aplikasi pemesanan hotel bookingina.com pada 12 Desember di The Kasablanka Hall (Kota Kasablanka) Jakarta. Ia menjelaskan, masyarakat lebih memilih memesan hotel secara online, sebanyak 99 persen pemesanan kamar hotel menggunakan internet. Bookingina.com menghadirkan paket dengan harga yang dinamis, murah dan bersaing. Untuk mempromosikan bookingina. com, PHRI akan bekerja sama dengan Java Jazz. Para pengunjung Java Jazz akan memperoleh penawaran menarik dengan memesan kamar melalui bookingina.com. Menurut Hariyadi aplikasi ini dalam proses pengembangan. Rencananya akan resmi dan dapat diakses pada awal 2018. Ia menambahkan bookingina. com membuka tangan untuk kerja sama dengan

24

industri pariwisata dan penyelenggara event, dengan memberikan harga terbaik untuk mendukung pariwisata dalam negeri. Aplikasi ini nantinya terintegrasi dengan 1.500 hotel dan restoran anggota PHRI.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Etalase

Katumbiri Expo 2017 KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan PT Mistindo Graha Expotainment menyelenggarakan pameran Katumbiri Expo pada 6-10 Desember 2017. Bertempat di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Katumbiri Expo 2017 mengusung tema ‘Optimalisasi Peranan Perempuan dalam Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Menuju Kesetaraan’. Pameran yang memasuki tahun ketujuh penyelenggaraannya ini diikuti 250 perajin dari berbagai daerah di Indonesia. Diadakan di hall Cendrawasih di atas lahan berluas 3.000 meter persegi pameran ini menargetkan 500.000 pengunjung dengan target transaksi mencapai Rp1 miliar. Selain memamerkan produk kerajinan tangan, aneka batik, produk hijab, alat kecantikan, dan ragam kuliner, Katumbiri Expo 2017 dimeriahkan pula dengan acara lain seperti talk show, workshop, dan pertunjukan musik tradisional.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Agus Ariyanto, Marketing Manager PT Mistindo Graha Expotainment menjelaskan, Katumbiri diambil dari bahasa Sunda yang berarti pelangi. Sesuai namanya, pameran ini memang hendak menampilkan keanekaragaman serta keindahan produk budaya Indonesia. “Batik, tenun, dan songket dari seluruh Indonesia dapat ditemukan di Katumbiri Expo 2017. Batik Solo dan Palembang paling banyak peminatnya,” jelas Agus.

25


Etalase

50 Tahun Pacto Dukung Pariwisata Indonesia PADA 7 Desember, Pacto Group memperingati Hari Ulang Tahun ke 50 di Plataran Menteng. Pada perayaan ulang tahun tersebut dihadiri oleh jajaran komisaris, direksi, dan jajaran manajemen lainnya. Pacto Group berdiri sejak tahun 1967 sebagai pionir dalam industri pariwisata di Indonesia, saat ini Pacto memiliki dua divisi utama yaitu Destination Management Company (DMC) dan Travel Management Services (TMS), menjadikannya sebagai perusahaan yang memiliki jaringan travel dan destination management terbesar di Indonesia. “Selalu ada kejutan-kejutan, alhamdulillah setiap tahun kita selalu membuat target, selalu positif, selalu naik terus di atas target,” ungkap Raty Nin,g Presiden Direktur Pacto,. Ia mengatakan revenue Pacto pada 2017, naik mencapai 40 persen hampir senilai Rp1 triliun, jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sebagai pemain global di industri pariwisata, Pacto memiliki perwakilan luar negeri di Asia, Eropa, dan Timur Tengah, serta aktif menjadi anggota organisasi pariwisata nasional dan internasional, di antaranya ASITA, IATA, PATA, ASEANTA, ICCA, dan lain-lain.

Selama lima kali dalam kurun waktu delapan tahun sampai dengan tahun 2016, Pacto berhasil mempertahankan predikat TTG Travel Awards “Best Travel Agency in Indonesia”. Penghargaan lainnya, Travel Magazine Award “Best DMC Worldwide” dan “Best Destination Management Company” dari Majalah VENUE pada tahun 2013, dan lain-lain.

Simpati Untuk Pengungsi Letusan Gunung Agung MELALUI program kemanusiaan #BintangBersamaBali, Yayasan Sahabat Multi Bintang memberikan donasi air mineral sebanyak 180 juta liter. Air mineral ini dikemas dalam ukuran 1.500 ml sebanyak 120.000 botol. Selain itu, juga disediakan delapan unit toilet portable untuk pengungsi letusan Gunung Agung. Aksi kemanusiaan ini merupakan bagian dari komitmen Yayasan Sahabat Multi Bintang dalam konteks tanggap bencana di Indonesia. “Inisiatif donasi ini dilakukan sebagai upaya Multi Bintang untuk membantu penyediaan air minum dan sarana MCK bagi pengungsi letusan Gunung Agung,” kata Ketua Yayasan Sahabat Multi Bintang Bambang Britono. Bantuan air mineral dan toilet portabel tersebut diserahkan kepada Panitia Penerima Bantuan Bencana Gunung Agung yang merupakan pusat penerimaan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali. Selanjutnya, donasi tersebut akan didistribusikan ke posko-posko penampungan pengungsi.

26

Yayasan Sahabat Multi Bintang adalah yayasan yang didirikan oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk (Persero) dan fokus pada tiga pilar yaitu teknologi pangan, konservasi lingkungan, dan kewirausahaan. “Semoga bantuan yang diberikan oleh Yayasan Sahabat Multi Bintang mampu menjaga persediaan air minum dan sarana MCK bagi para pengungsi,” tutup Bambang.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Etalase

Mencari Solusi Permasalahan Bandara di ASI 2017

TARSUS Indonesia bekerja sama dengan Tarsus F&E Aerospace menghadirkan konferensi Airport Solutions Indonesia (ASI) 2017. Acara ini berlangsung satu lokasi dengan Cyber Security Indonesia (CSI) pada 6-7 Desember di Jakarta Convention Center. Timothy Hawes, Portofolio Director Tarsus F&E LCC Middle East mengatakatan, industri penerbangan secara keseluruhan berkembang di seluruh dunia. Dan ini menyebabkan meningkatnya lalu lintas dan permintaan penumpang untuk infrastruktur bandara. Pertemuan ini menjadi momentum terbaik untuk bergabung dan berbagi pengetahuan untuk menumbuhkan bisnis yang terkait dengan penerbangan. Penyelenggaraan ASI 2017 terdiri dari empat tema utama yakni keamanan dan keselamatan, pengalaman penumpang, pengembangan bandara di Indonesia, serta layanan dan teknologi inovatif selama dua hari. Adapun pembicara utama adalah Agus Santoso, Direktur Jendral Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Sementara itu Portofolio Director Tarsus Indonesia Didit Siswodwiatmoko mengatakan, perhelatan ASI yang kedua kalinya bertujuan mencari solusi untuk menghadapi masalah-masalah yang ada di bandara.


Etalase

FOTO: VENUE/ERWIN GUMILAR

Borobudur Memikat Ribuan Pelari Marathon

Diikuti 8.754 peserta lari, Bank Jateng Borobudur Marathon 2017 (BJBM 2017) berlangsung meriah. Selain peserta dari dalam negeri, BJBM 2017 juga diikuti peserta dari negara lain. Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrawi membuka kegiatan tepat pukul 05:00 yang mengambil garis start dan finish di Taman Lumbini, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Hujan yang turun di pertengahan kegiatan tidak sedikitpun menyurutkan antusiasme peserta untuk menyelesaikan lomba hingga garis finish di Taman Lumbini, Borobudur. “Penyelenggaraan BJBM 2017 ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Persiapan yang baik membuat peserta merasa aman dan nyaman, dapat menjadi contoh bagi penyelenggaraan event lain,” ungkap Imam. Memasuki tahun ke-5 penyelenggaraan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bank Jateng menggandeng Harian Kompas untuk mengorganisir event sport tourism tersebut. Budiman Tanuredjo, Pemimpin Redaksi Harian Kompas, mengatakan, keberhasilan penyelenggaraan tidak lepas dari kerja tim yang solid dan memperhatikan secara detail setiap aspek untuk kelancaran kegiatan. “Kami harus bernegosisasi dengan banyak pihak, menyusun strategi komunikasi, memperhatikan setiap detail, dan memastikan suhu air. Kami juga menjajal langsung seluruh rute dalam lomba ini,” terang Budiman.

28

Budiman juga menjelaskan, untuk menghadirkan penyelenggaraan yang berkualitas, penyelenggara menggandeng komunitas lari di Jawa Tengah dan juga masyarakat. Dukungan masyarakat sangat terlihat dari antusias mereka menyambut dan memberikan semangat kepada peserta sepanjang lomba berlangsung. Bahkan untuk memberikan dukungan dan memeriahkan kegiatan lomba, masyarakat dari 15 desa yang wilayahnya dilalui rute memberikan suguhan kesenian tradisional. Penyelenggaraan BJBM 2017 tidak saja diminati para atlet lari, namun juga masyarakat umum dari berbagai kalangan. “Kami berterima kasih kepada masyarakat yang sepenuh hati mendukung lomba ini, sehingga bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya. Mengusung tema “Reborn Harmony” BJBM 2017 melombakan tiga kategori, yakni Full Marathon (42 kilometer), Half Marathon (21 kilometer) dan 10 kilometer dengan total hadiah sebesar Rp 2,3 miliar, untuk semua kategori. Tahun ini BJBM diikuti 8.754 peserta dari dalam dan luar negeri. Tahun ini ada 26 negara yang mengikuti BJBM 2017, di antaranya Australia, Amerika Serikat, China, Malaysia, Kenya, Perancis, dan Inggris.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Etalase

Lestarikan Hutan, Perhutani Gandeng Kementerian Pariwisata PERUM Perhutani bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata mengadakan penghijauan lahan gundul. Penghijauan ini dijadikan paket wisata, dengan mengajak wisatawan menanam kembali hutan yang gundul. “Semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan. Pelestarian hutan itu harga mati, tidak bisa ditawar-tawar,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hutan yang dilestarikan tak sebatas di daratan, namun juga hutan di pesisir, bahkan terumbu karang. Ia mencontohkan nelayan di Pemuteran Bali, Bangsring Banyuwangi,atau Carocok Sumatera Barat. Nelayan yang semula mengambil ikan dan terumbu karang untuk dijual, sekarang berubah. Mereka merawat dan menjaga agar terumbu karang dan ikan-ikan kecil di dalamnya hidup dan berkembang. Mereka lebih untung jika jadi bahan tontonan daripada jadi komoditas diambil dan dijual. Perhutani meluncurkan brand baru pengelolaan wisata alam Perhutani bertajuk Canopy di Kawah Putih, Ciwidey. Dia mengatakan, Canopy merupakan identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani. “Banyak lahan wisata Perhutani, kita memiliki

sekitar 200-an objek wisata, sedangkan yang rintisan ada sekitar 400-an di Pulau Jawa, saya ingin membangun sesuatu yang berkesan dan menarik minat wisatawan, untuk mencapai itu kami punya beberapa persyaratan,” ujar Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna.

Hotel Week 2017 Hadirkan 150 Peserta Internasional CNG Media & Event menggelar pameran bertajuk Hotel Week 2017 pada 23- 25 November. Pameran yang mempertemukan pelaku bisnis dalam industri hospitality ini digelar di Jakarta Convention Center. Dalam penyelenggaraan perdana ini, Hotel Week 2017 diikuti 150 peserta dari tujuh negara yakni China, Singapura, Malaysia, Somalia, Hongkong, Uni Emirate Arab, dan Amerika Serikat. Henry, Co-Founder CNG Media & Event, mengatakan, penyelenggaraan The Hotel Week Indonesia untuk menangkap peluang besarnya potensi sektor pariwisata. Menurutnya, program pemerintah yang fokus dalam pembangunan infrastruktur di daerah menjadi momentum untuk menangkap peluang investasi termasuk dalam sektor hospitality. “Pameran dan ekshibisi perhotelan bisa menjadi salah satu pendorong dalam meningkatkan investasi. The Hotel Week Indonesia hadir sebagai pertemuan peluang bisnis terbaik untuk

30

bidang hotel dan industri hospitality,” ujar Henry. Hotel Week 2017 juga diisi dengan kegiatan seminar yang membahas peluang dan potensi bisnis perhotelan tanah air dengan narasumber di antaranya Ketua PHRI Haryadi Soekamdani, Managing Director Panorama Hospitality Management Satria Wei dan Alexander Nayoan, Chairman Jakarta Hotel Association.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Etalase

Marriott International Hadirkan Hotel Khusus Untuk Milenial

FOTO: DOK. MARIOTT.COM

JARINGAN hotel Marriott International Inc melakukan ekspansi di kawasan Asia Pasifik. Mereka menghadirkam tujuh merek yang berbeda seperti Fairfield by Marriott, Courtyard by Marriott, Four Points by Sheraton, Aloft, Moxy, Element dan AC Hotels. Hotel-hotel pada segmen select-service ini menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat di Asia Pasifik. Select service di Asia, memungkinkan wisatawan untuk merasakan kualitas pelayanan berstandar internasional dengan harga yang terjangkau. Director Brand & Marketing Asia Pasifik, Marriott International, Shu Ping Liang, menyatakan, wisatawan akan memiliki pilihan yang lebih banyak di berbagai destinasi baru. Menurut Liang, Marriott Asia Pasifik memperkenalkan brand baru di Indonesia, seperti Moxy dan Aloft hotel. Merek baru tersebut dirancang untuk wisatawan Next Gen dengan menargetkan generasi milenial, dengan memberikan kenyamanan namun dengan harga terjangkau.

Aston Braga Hadirkan Sejarah Kota Bandung ASTON Braga Hotel & Residence Bandung menghadirkan Pojok Sejarah Aston Braga di lobi hotel yang dikelola oleh Archipelago International itu. Tujuannya, agar para tamu mengetahui sejarah Bandung terutama Jalan Braga pada era kolonial dan awal kemerdekaan. Sambil mengunggu check in para tamu hotel bisa mendapatkan informasi lebih mengenai sejarah, tokoh, dan berbagai peristiwa yang terjadi di Bandung dan Jawa Barat. Aston Braga Hotel & Residences Bandung memiliki interior hotel yang didesain dengan sentuhan art deco dan pop art. Hal ini menjadikan Aston Braga Hotel & Residence, sebuah tempat yang unik dan nyaman untuk menginap, mengadakan seminar, pelatihan atau tempat untuk tinggal sementara di Bandung. Hotel bintang empat ini memiliki 160 kamar yang terdiri dari 40 kamar paduan Superior, Deluxe, Executive dan Suite. Ditambah dengan 120 unit condotel dengan dua dan tiga kamar tidur. Selain itu Aston Braga Hotel &

32

Residence, Bandung juga memiliki fasilitas untuk kegiatan MICE dengan sembilan ruang pertemuan yang terletak di lantai empat dan level lobi dengan kapasitas mulai 10 hingga 250 orang. Aston Braga Hotel & Residence, Bandung terletak di dalam kompleks perbelanjaan Braga City Walk yang berada di Jalan Braga yang bersejarah.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Etalase

Prestasi Riau di Anugerah Pesona Indonesia 2017 PROVINSI Riau mencatatkan prestasi manis di penghujung tahun 2017. Riau menyabet delapan penghargaan dari 15 kategori yang dilombakan pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 yang diselenggarakan di Studio Metro TV pada Sabtu, 25 November lalu. Dari delapan penghargaan yang didapat, enam di antaranya menempati juara pertama. Delapan penghargaan tersebut antara lain, juara ketiga kategori Obyek Wisata Bersih Terpopuler diwakili Pantai Sisi Serasan di Kabupaten Natuna. Juara kedua untuk situs Sejarah Terpopuler Istana Siak, juara pertama untuk kategori Makanan Tradisional Terpopuler Bolu Berendam dari Kabupaten Indragiri Hulu.

Juara pertama untuk Tempat Berselancar Terpopuler yakni Kabupaten Kampar. Juara pertama Kategori Atraksi Budaya Terpopuler, Bakar Tongkang dari Kabupaten Rokan Hilir. Juara pertama kategori Festival Pariwisata Terpopuler yakni Festival Pacu Jalur dari Kabupaten Kuantan Singingi. Lalu, juara pertama untuk kategori Minuman Tradisional

Terpopuler, dan juara pertama untuk Tempat Wisata Belanja Terpopuler yakni Pasar Bawah Kota Pekanbaru. “Semua yang kami dapat merupakan hasil kerja sama masyarakat dan pemerintah yang gencari mengembangkan sektor pariwisata,� ucap Arsyadjuliandi Rachman, Gubernur Provinsi Riau usai menerima penghargaan.


Etalase

Kemeriahan Canon PhotoMarathon Indonesia 2017

CANON PhotoMarathon Indonesia 2017 kian menarik dibanding perhelatan-perhelatan sebelumnya. Kali ini, salah satu perhelatan akbar fotografi nasional itu digelar di Baywalk Mall Pluit Jakarta. PT Datascrip sebagai distributor resmi Canon menyiapkan hadiah perjalanan ke Jepang sekaligus mengikuti kompetisi foto antarnegara. “Kami juga menyiapkan hadiah perjalanan dalam negeri ke Padang sebagai wujud kemitraan dengan Kementerian Pariwisata dalam memajukan destinasi wisata Indonesia,” ujar Canon Division Director PT Datascrip Merry Harun. Perhelatan yang ke-9 kalinya ini dihadiri peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Peserta tahun ini mencapai 1.500 orang lebih. “Jumlah peserta sama dengan tahun lalu, kalau dianalisis kalangan pelajar yang lebih banyak, untuk jumlah peserta tahun lalu kurang lebih sama,” ungkap Merry. Canon PhotoMarathon memang menyasar generasi muda, dengan tujuan supaya mereka memiliki kegiatan positif dalam mengembangkan bakatnya di dunia

34

fotografi. Menurut Mary, yang membedakan Canon PhotoMarathon Indonesia dengan lomba foto lainnya adalah lomba ini dilakukan on the spot. Para peserta langsung hunting foto di lokasi, lalu pemenangnya diumumkan pada hari itu. “Kami menyebutnya sebagai Canon PhotoMarathon Indonesia,” imbuh Mary. Menurut Merry, perhelatan ini juga mendorong agar industri fotografi di Indonesia menjadi lebih maju. Para peserta, tak sekadar berburu hadiah yang menarik. Mereka bertemu dengan kawan-kawan baru sesama pencinta fotografi. Perhelatan ini menjadi ajang silaturahmi dan berbagi pengalaman dengan fotografer lainnya. Peserta datang dari Jambi, Padang, Kuningan, Indramayu, Cirebon, Solo, Majalengka, Purwokerto, Surabaya, Banyuwangi dan beberapa kota yang ada di seluruh Indonesia, bahkan Malaysia. Ia berharap acara ini terus terlaksana sebagai benchmark dunia fotografi nasional.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Etalase

Canon PhotoMarathon Indonesia 2017 mengangkat tema ”Millennial”. Tema ini untuk menggambarkan generasi millennial menjadi modal besar membangun bangsa. Mereka memiliki tanggung jawab yang besar di masa mendatang untuk memajukan Indonesia, begitu semangat Canon PhotoMarathon Indonesia 2017 menurut Merry. Acara ini kian meriah, karena Datascrip menghadirkan artis penyanyi muda ternama Maudy Ayunda dan Adila Fitri yang menghibur para peserta dengan tembang-tembang populer mereka. Kemeriahan Canon PhotoMarathon Indonesia 2017 juga dibangun dengan adanya kategori khusus untuk instagram. “Kami membuat kategori Instagram, untuk menjawab keinginan teman-teman pencinta foto di berbagai daerah, karena jarak dan waktu tak bisa mengikuti Canon PhotoMarathon Indonesia 2017,” ujar Division Manager of Canon Image Communication Product, PT. Datascrip

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Sintra Wong. Dengan kategori Instagram ini, mereka bisa merasakan tantangan Canon PhotoMarathon secara daring. Pada Canon PhotoMarathon Indonesia 2017 juri yang menilai karya para peserta berasal dari berbagai kalangan, mereka adalah Darwin Wu, fotografer profesional dan instruktur fotografi, Ed Wray; fotografer profesional dan pewarta foto, Emil Mandiraatmadja; Creative Team Coordinator PT Datascrip, Harry Reynaldi; instruktur fotografi, Misbachul Munir; fotografer profesional dan instruktur fotografi, Peksi Cahyo; fotografer profesional dan pewarta foto, Risman Marah; dan fotografer profesional dan instruktur fotografi, Yulianus Ladung. Setelah Jakarta, Canon PhotoMarathon Indonesia 2017 berlanjut ke kota Yogyakarta juga pada 12 November 2017. Bagi pencinta fotografi ingin mengikuti ajang ini bisa langsung mengunjungi www.photomarathon.canon-asia.com.

35


Etalase

STATISTIK

TOP 5 CAPAIAN KUNJUNGAN CAPAIAN KUNJUNGAN WISMAN 2017

BULAN

Target Bulanan 2017

WISMAN PER PASAR

Realisasi Bulanan 2017

Pencapaian Terhadap Target 2017

JANUARI SEPTEMBER 2017

SEPTEMBER 2017

Tiongkok 178,706 (44.93%%)

JANUARI

900,000

1,032,930

114.77%

FEBRUARI

900,000

957,583

106.40%

MARET

1,000,000

1,066,588

106.66%

APRIL

1,000,000

1,142,180

114.22%

MEI

1,100,000

1,150,067

104.55%

JUNI

1,100,000

1,111,616

101.06%

JULI

1,200,000

1,379,961

112.61%

AGUSTUS

1,300,000

1,404,664

108.05%

SEPTEMBER

1,400,000

1,212,710

86.62%

OKTOBER

1,600,000

-

-

NOVEMBER

1,700,000

-

-

DESEMBER

1,800,000

-

-

TOTAL

15,000,000

10,458,299

105.64%

1,607,615 (45.68%)

Singapura 122,234 (-1.59%)

1,067,242 (0.36%) Malaysia

98,551 (-9.46%)

918,957 (1.38%) Australia

114,045 (-1.05%)

885,412 (-0.16%) Jepang

55,984 (12.40%)

416,040 (6.46%)

CAPAIAN KUNJUNGAN WISMAN JANUARI –SEPTEMBER 2017 10,458,299 SEPTEMBER 2017

JAN- SEPT 2017

20.47%

25.05% 1,212,710

36

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18





Tajuk

MEREKA YANG TERUS BERINOVASI

40

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

Bisnis memiliki kredo yang tak pernah berubah: apapun keadaannya ekonomi harus terus berputar. Dalam industri MICE, para pebisnis itu terus bergerak meskipun ekonomi pasang surut.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

41


Tajuk

D

alam lima tahun terakhir, ekonomi dunia yang suram – bagi pebisnis MICE – merupakan tahuntahun yang penuh anomali. Politik dunia yang bergejolak ditandai dengan krisis di Crimea di Eropa Timur dan fenomena ISIS yang mengacaukan kawasan Suriah dan Irak. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi China yang luar biasa mampu mengganggu dominasi Amerika Serikat, yang mengakibatkan pertarungan di bidang politik dan ekonomi. Hal inilah yang membuat ekonomi dunia melambat – yang sebenarnya telah dimulai sejak 2008. Namun perlambatan ekonomi dunia ini berkah bagi Indonesia, terutama dalam industri MICE. Modal-modal dari industri pameran raksasa dunia mengalir ke Indonesia. Daya tarik Indonesia rupanya tak bisa ditampik: jumlah penduduk yang besar nan konsumtif dan politik yang stabil, memberi jaminan aman bagi investasi. Dalam industri konvensi, meeting dan wisata insentif, Indonesia menjadi destinasi yang memiliki daya tarik tersendiri. Negeri ini memiliki keindahan alam, budaya,

42

dan kelengkapan infrastruktur yang memungkinkan grup kecil di bawah 200 orang atau grup besar hingga ribuan orang, bisa terakomodasi dengan baik. Pemerintah juga terus membangun infrastruktur di berbagai destinasi wisata di wilayah terpencil, yang memungkinkan para traveler menikmati keindahan alam Indonesia hingga ke pelosok-pelosok. “Apapun kondisinya, kami harus tetap berusaha karena bisnis MICE harus berjalan terus. Kami yang senior sudah saatnya memberi kesempatan bagi anak-anak muda untuk berkembang,” ujar Presiden Direktur Pacto Convex, Susilowani Daud. Meskipun 2018 adalah tahun penuh tantangan, namun peluang tetap terbuka lebar. Industri MICE memang tengah bersiap menyambut generasi baru, generasi kedua yang dulunya berada posisi staf dan manajer, kini bersiap menerima tanggung jawab yang lebih besar sebagai pucuk pimpinan. Sebut saja Ratna Ning, Vice President Director Pacto Convex, meskipun menjalankan bisnis keluarga, ia belajar konvensi bukan di belakang meja, namun langsung dari lapangan. Pelajaran dan pengalaman yang ia petik dari mentornya, membuatnya paham benar seluk-beluk menghelat sebuah konvensi. Kunci

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

sukses Ratna Ning adalah menerapkan manajemen terbuka dalam operasional perusahaan. Inilah yang membuat setiap orang bekerja berdasarkan sistem dan standar operasional. Dengan demikian setiap orang dalam Pacto dituntut profesionalismenya. Era Digital dan Komunitas Bisnis MICE sebagaimana bisnis umumnya, para pemainnya sudah terbiasa jatuh bangun. Inilah kombinasi pengalaman dan kreativitas diuji – yang terkadang kerap bersangkutan dengan usia. Sebut saja Egi Kristian, Presiden Direktur Pentawira, perusahaan kontraktor stan yang pernah berada di papan atas. Seiring masuknya para pemain asing, Pentawira sempat terkena imbas. Terjadi eksodus karyawan level manajer, yang membuatnya kelimpungan. Egi lalu berinovasi, mulai dari menahan diri belanja modal, memangkas karyawan, hingga mereorganisasi karyawan. Hasilnya luar biasa, perlahan tapi pasti, Pentawira mulai bangun kembali. “Jatuh bangun membuat pebisnis MICE kian kuat,” tutur Egi Kristian. Meskipun pengalaman sangat penting, bisnis MICE adalah soal adaptasi. Era digital dan bisnis berbasis komunitas merupakan masa depan industri MICE. Hendra

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Noor Saleh, Direktur Dyandra Promosindo, dan Boediono Direktur Debindo Mitra Tama Surabaya, adalah mereka yang berhasil menyatukan komunitas dengan digital marketing. “Pameran atau event yang digelar Debindo Mitra Tama harus instagramable,” ujar Boediono. Menurutnya, pameran yang menjadi milik bersama di antara komunitas bakal lebih langgeng, dibanding yang bersifat transaksional atau sekadar mutual simbiosis. Komunitas selalu memiliki rasa memiliki yang besar, selagi sebuah event mampu mempertemukan mereka untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. Inilah yang menciptakan kumpulan massa. “Persis seperti teori media massa di masa lampau, media yang paling banyak dibaca orang, bakal menghadirkan iklan dan sponsor yang banyak pula,” kata Hendra Noor Saleh. Untuk membesarkan sebuah event, bagi Hendra, bukan semata-mata lekat dengan asosiasi, namun bagaimana menarik minat komunitas sehingga tercipta gelombang massa yang besar. Berbagai tips dan pengalaman para pebisnis di bidang MICE itulah yang kami rangkum dalam edisi khusus akhir tahun ini, agar para pembaca yang berkecimpung di industri MICE ini kian optimistis menatap fajar baru 2018.

43


Tajuk

BERSIAP MENJADI DESTINASI MICE NOMOR WAHID Ra lph Sche unemann

Chief Marketing Officer JIExpo

44

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk JIExpo terus berbenah menjadi pusat konvensi terpadu atau destinasi MICE. Di dalamnya, rupa-rupa kegiatan bisa digelar: dari konvensi, pameran, hingga pertunjukan musik klasik.

S

ejarah panjang JIExpo dalam industri MICE nasional dan internasional, tak membuat manajemennya berhenti berbenah. JIExpo bertekad menjadi destinasi MICE yang memungkinkan semua kegiatan MICE bisa terlaksana dalam satu area, yang ditunjang hotel berbintang lima, pusat hiburan, kawasan bisnis, lapangan golf. “Kami bertekad menjadikan JIExpo sebagai destinasi MICE kelas dunia, yang bisa menggelar berbagai kegiatan MICE dan acara-

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

acara lainnya,” papar Chief Marketing Officer JIExpo, Ralph Scheunemann. JIExpo memang tinggal beberapa langkah lagi untuk mewujudkan ambisi besar itu. Sebagai modal, pusat konvensi itu telah memiliki area outdoor terbesar di Indonesia. Untuk menjadi destinasi MICE, JIExpo hanya butuh iklim bisnis yang kondusif di Jakarta. Soal itu, Ralph Scheunemann, berharap benar kepada pemerintah provinsi untuk memajukan sektor bisnis dan juga MICE. Bagi Ralph, hadirnya kegiatan MICE di Jakarta akan memberi multiplier effect ke berbagai industri -- tidak hanya ke penyedia venue seperti JIExpo. “Misalnya kami menyelenggarakan konferensi internasional atau konser artis dunia, tentu efeknya ke mana-

mana. Okupansi hotel naik, tempat wisata dan belanja kedatangan pengunjung, sampai restoran atau tempat makan makin laku,” jelas Ralph. MICE memicu kegiatan wisata lainnya, yang membuat kawasan Kemayoran makin menarik. Karenanya Ralph mendorong pemerintah provinsi untuk mengikuti bidding kongres internasional. Menurut Ralph, bidding yang dihadiri langsung oleh pihak pemerintah akan lebih dipandang ketimbang pihak swasta yang turun tangan. Campur tangan pemerintah sangat penting, pasalnya tahun 2017 dan 2018 bukan tahun yang mudah dilewati. Pertumbuhan ekonomi yang nyaris stagnan di angka lima persen ikut berdampak pada industri pameran. Bagi JIExpo, tahun 2017 pencapaian dari sisi revenue dan okupansi tetap mengalami peningkatan. Menariknya, situasi perekonomian yang menantang tidak lantas membuat JIExpo bertopang dagu. Venue yang berdiri sejak 1992 ini justru membangun convention hall baru berkapasitas sampai 3.000 orang. Properti yang baru itu terdiri atas Plenary Hall dengan model teater berkapasitas 2.500 orang. Ada juga ballroom berluas 3.000 meter persegi, junior ballroom dan 14 ruang pertemuan. “Kami menargetkan selesai sebelum Asian Games 2018 berlangsung. Kalau convention hall ini kelar, artinya JIEXpo memiliki 29 ruangan dari skala kecil sampai besar dan kami menjadi MICE nomor satu yang belum ada tandingannya,” ungkap Ralph yakin. Tak sampai disitu, untuk melengkapi kebutuhan akomodasi, JIExpo menargetkan pada tahun 2020 akan membuka hotel bintang lima yang rencananya akan terdiri dari 300-an kamar.

45


Tajuk

Menyambut Asian Games 2018 Bagi banyak pelaku industri, tahun 2018 menjadi tahun menahan diri mempertimbangkan kondisi politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Namun bagi JIExpo, tahun 2018 justru menjadi tahun optimistis apalagi menyambut penyelenggaraan Asian Games pada 18 Agustus-2 September 2018. JIExpo menjadi tempat penyelenggaraan sembilan cabang olahraga. Bagi JIExpo, ajang Asian Games, sebagai ajang kompetisi olahraga terbesar kedua dunia setelah Olimpiade, tentu menjadi kesempatan emas unjuk gigi di mata dunia. “Kami menyediakan venue-nya, artinya kami tidak hanya mengangkat derajat JIExpo namun juga mengangkat nama Jakarta, makanya kami mempersiapkan sebaik mungkin,” jelas Ralph.

46

Nantinya, convention hall itu akan digunakan untuk tempat gathering delegasi atau kegiatan atlet lainnya. Selain itu perbaikan fasilitas umum juga dilakukan, seperti membenahi toilet dan menyediakan toilet khusus penyandang disabilitas. Optimisme Ralph ini rasanya tak berlebihan. Pada tahun 2018 okupansi JIExpo ditargetkan untuk mencapai di atas 70%. “Taking care customer first,” menjadi trik Ralph menjaga hubungan dengan klien-kliennya. Di samping itu, selama seperempat abad JIExpo menjadi saksi sejumlah penyelenggara pameran menjadi besar. Kata Ralph, Jakarta International Java Jazz Festival misalnya, pindah ke JIEXpo ketika eventnya berkembang dan butuh ruang berkapasitas lebih besar. Selain itu Ralph selalu menjaga hubungan pribadi yang baik dengan klienkliennya. “Kami selalu mendorong supaya pameran yang diadakan di

JIEXpo bisa tumbuh 10-15 persen di setiap penyelenggaraannya. Jadi orientasi kami bukan cuma untung, tapi tumbuh bersama klien,” jelas Ralph. Penggemar olahraga golf ini bergabung dengan JIExpo sejak tahun 2002. Sebelumnya, ia mengenyam pendidikan dasar sampai menengah atas di Malang, Jawa Timur. Untuk D3 diselesaikan di STP Bandung, serta S1 dan S2 di Bornemouth University England. Baginya, industri pameran lebih menarik dan lebih menantang. Bekerja di industri pameran memungkinkannya bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan, dari rakyat biasa sampai presiden. “Dalam setahun presiden bisa berkunjung 15 kali lebih, menteri-menteri juga selalu datang setiap ada pameran, jadi lebih seru buat saya,” pungkas Ralph.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

Yogi Wi rawan

General Manager Jakarta Convention Center

KETIKA PENGACARA MENAKHODAI PUSAT KONVENSI 48

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk Mengibarkan nama JCC di kancah industri MICE dunia menjadi mimpi besar Yogi Wirawan dengan memperluas hubungan kerja dan cermat menyimak perubahan tren bisnis.

B

ermula dari membaca sebuah iklan lowongan kerja sebagai Management Trainee di salah satu media cetak nasional, Yogi mulai menapaki jenjang karier di Jakarta hingga saat ini bisa menduduki posisi sebagai General Manager Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). Meski belum sepenuhnya paham benar mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai Management Trainee, Yogi dengan tekad kuat melamar posisi tersebut dan meninggalkan profesi pengacara yang baru saja dia jalani selama enam bulan dalam status magang. Keberuntungan berpihak kepadanya dan lamaran pun diterima. Usai menggelar hajatan besar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NonBlok ke-10, JCC yang pada saat itu bernama Jakarta Hilton Convention Center (JHCC) membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengelola gedung konvensi tersebut ke depannya. Berada di bawah kepemilikan yang sama dengan Jakarta Hilton International (JHI), sejumlah karyawan hotel dipindahtugaskan ke JCC, termasuk juga Yogi. Yogi mengawali karier sebagai Convention Sales Executive pada Agustus 1992 sampai September 1994. Pada Oktober 1994 sampai dengan Januari 1999, dia menduduki posisi sebagai Convention Services Manager dan kariernya meningkat terus hingga diangkat menjadi Assistant Director of Convention Services pada DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Februari 1999 sampai Juli 2005. Pada Agustus 2005 hingga Juli 2013, dia menjabat sebagai Director of Convention Services dan setelah menduduki posisi sebagai Deputy General Manager selama kurang lebih empat tahun, sejak Juni 2017 beliau menduduki posisi orang nomor satu di JCC yaitu sebagai “Selama 25 tahun bersama JCC, saya menyaksikan langsung romantika perjalanan gedung konvensi ini. Di masa awal kami sempat bingung harus bagaimana mengelola JCC, maklum saja ketika itu belum ada benchmark yang bisa dijadikan acuan,” kenang Yogi. JCC sempat dikelola layaknya sebuah hotel, mengingat sebagian besar karyawan di masa itu berasal dari hotel. Namun ternyata, permintaan pasar juga mengarah ke penyelenggaraan pameran dan JCC pun mulai mencari nahkoda yang paham benar mengenai industri tersebut. “Silih berganti kepemimpinan membawa JCC pada formula pengelolaan gedung yang dirasa tepat bagi kami seperti saat ini namun

tetap mengikuti perkembangan zaman,” jelas ayah satu putri ini. Melanjutkan estafet kepemimpinan bukan perkara mudah baginya. Dia mesti menjaga nama besar dan kredibilitas JCC yang sudah dibangun selama bertahun-tahun dan juga harus menjaga pondasi kuat yang telah diletakkan oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya serta selalu beradaptasi dengan perkembangan jaman dan tren bisnis. “Kami punya visi dan misi yang jelas sehingga saya tinggal menjaga komitmen bersama untuk menjalankannya, sembari melestarikan pondasi kuat yang sudah dibangun para pendahulu kami,” imbuhnya. Mimpi besar Yogi ialah membawa nama JCC berkibar di kancah MICE internasional, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Langkah nyatanya adalah dengan memperluas hubungan kerja dengan pihak luar. Tidak lupa beliau selalu memotivasi karyawannya untuk rajin mengikuti berbagai organisasi dan mengikuti pameran serta konferensi tingkat internasional. JCC tercatat sebagai anggota International Congress and Convention Association

49


Tajuk

(ICCA) dan juga sejak tahun 2002 sudah menjadi anggota Association Internationale des Palais de Congres (AIPC). Dalam tataran lokal, JCC merupakan anggota anggota dari Asosiasi Perusahaan Penyelenggara Pameran Indonesia (ASPERAPI) dan Indonesia Convention & Exhibition Bureau (INACEB). Sejak tahun 2000, JCC mengambil bagian dalam Incentive Travel & Convention Meetings Asia (IT & CMA) dan Corporate Travel World di Bangkok serta secara rutin mengikuti International Messe Exhibition (IMEX) Trade Show di Frankfurt. Sebagai upaya meningkatkan daya saing maka sejak tahun 2005 JCC telah memegang ISO 22000:2005 yakni sertifikasi internasional yang terkait dengan keamanan pangan. “Biasanya, jika tamu kami berasal dari perusahaan minyak, mereka akan sangat ketat bertanya mengenai keamanan dan higienitas makanan. Dengan sertifikasi ini kami bisa pastikan aman apalagi ISO ini diakui oleh dunia dan auditnya dilakukan secara berkala,” ujar pria yang gemar berolahraga tenis ini. Dalam perkembangannya, tren pameran juga mengalami banyak perubahan. Salah satu penyebabnya adalah karena industri ritel mengalami kedaan surut tergerus maraknya tren belanja online. Akibatnya, penyelenggaraan pameran yang bersifat Business to Customer (B to C) mengalami penurunan, sementara pameran Business to Business (B to B) justru mengalami peningkatan.

Tidak Pernah Bosan Menjalani pekerjaan selama 25 tahun di tempat yang sama ternyata tidak membuat Yogi bosan. Dia justru merasa bersemangat dan tertantang setiap memulai hari. Menurutnya, mengelola gedung konvensi memberinya banyak kesempatan bertemu orang-orang baru lintas

50

Mimpi besar Yogi ialah membawa nama JCC berkibar di kancah MICE internasional khususnya di kawasan Asia Pasifik

kalangan, mulai dari kepala negara, pejabat, menteri, artis, sampai rakyat kebanyakan. “Salah satu yang menarik adalah ketika acara wisuda universitas tertentu yang mahasiswanya berasal dari berbagai daerah. Biasanya orang tua para wisudawan datang langsung dari daerahnya masing-masing lengkap dengan membawa koper, kardus, tikar dan berbagai hasil bumi. Kebanyakan dari mereka mungkin baru pertama kali datang ke JCC atau bahkan ke Jakarta sehingga merasakan hamparan karpet yang luas, lantai marmer yang mengkilat serta toilet yang modern menjadi pengalaman yang menarik bagi mereka,” ujar Yogi sambil tertawa. Kehadiran tamu dari berbagai daerah ini justru memberi warna dan membuktikan bahwa JCC mampu menjadi tuan rumah yang hangat bagi berbagai kalangan. Salah satu antisipasi dan strategi bagi tim JCC adalah dalam mengatur jadwal penggunaan ruangan yang diselaraskan dengan dengan tipe acara jika acara-acara tersebut berasal dari organizer yang berbeda namun diselenggarakan dalam waktu yang bersamaan. Dengan pengalaman selama 25 tahun, Yogi juga sudah

terbiasa berhadapan dengan penyelenggara acara yang profesional sampai yang baru belajar, seperti anak SMP atau SMA yang ingin mengadakan pentas seni di JCC. “Pekerjaan yang saya lakoni jauh dari kata membosankan. Menghadapi pejabat, artis dunia sampai anak kemarin sore yang memanggil saya dengan panggilan ‘om’,” ujar Yogi berkelakar. Meskipun suami dari Laila Chairani ini menempuh pendidikan formal di Fakultas Hukum, Universitas Andalas Padang, namun kepiawaian membuktikan bahwa dia bisa dipercaya untuk berada di posisi ini sekarang. “Seluk beluk industri MICE saya pelajari sejalan dengan pengalaman saja alias learning by doing,” imbuhnya. Walaupun begitu, pada kurun waktu September 2001 sampai Agustus 2002, Yogi berkesempatan pergi belajar ke Jerman untuk mengikuti Advance Training Programme yang diselenggarakan oleh The Carl Duisburg Gesellschafts serta program Planning & Organizing of Specialized Trade Fairs yang diselenggarakan oleh Republik Federal Jerman.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

K Balai Sidang Jakarta Convention Center

“Sekolah” Penyelenggara MICE Tanah Air JCC menjadi saksi banyak peristiwa bersejarah, menjadi ‘sekolah’ bagi banyak penyelenggara acara, sekaligus menjadi tuan rumah yang hangat bagi pengunjungnya mulai dari kepala negara sampai rakyat biasa. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

embali ke memori tahun 1991, saat Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Non-Blok ke-10, perhelatan besar yang akan dihadiri oleh 62 kepala negara dan delegasi dari 109 negara. Selain bergengsi, KTT akan membuat Indonesia menjadi pusat perhatian dunia. Persoalannya, saat itu Indonesia belum memiliki gedung konvensi yang memenuhi syarat. Tanpa gedung konvensi berstandar internasional, kegagalan dari sisi penyelenggaraan sudah ada di depan mata. Pemerintah yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soeharto melakukan tender dan akhirnya dimenangkan oleh bapak Pontjo Sutowo yang kemudian diberikan mandat untuk membangun gedung konvensi tersebut. Maka dimulailah renovasi gedung Balai Sidang Jakarta, gedung yang didirikan pada tahun 1974, untuk diperluas menjadi gedung konvensi yang sesuai dengan keinginan pemerintah. Dalam kurun waktu delapan bulan, gedung yang pernah menjadi lokasi penyelenggaraan konferensi Pacific Asia Travel Association (PATA)

51


Tajuk

ke-23 pada April 1974, berubah menjadi Jakarta Hilton Convention Center (JHCC). Dari yang semula hanya memiliki Plenary Hall yang berkapasitas 5.000 orang theatre style, perluasan pada saat itu mencakup Assembly Hall, Exhibition Hall A dan Lower Lobby Meeting Rooms. JHCC menjadi gedung konvensi terbesar dan bergengsi yang dimiliki Indonesia dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto pada 25 Agustus 1992. “Investasinya di masa itu tidak mainmain. Selain ruang pertemuan, fasilitas lain seperti kelengkapan penyediaan F&B juga dibuat. Meja, kursi dan panggung bahkan harus diimpor. Sound system sampai kontraktor stan kami sediakan sendiri karena dulu kami adalah satu-satunya dan belum ada supplier-supplier seperti saat ini,” ujar Hosea Andreas Runkat atau yang lebih akrab disapa Andre selaku Director of Convention Services JCC. Sejarah berlanjut, pada tahun 1994 JHCC melepaskan diri dari manajemen Hilton dan berganti nama menjadi Jakarta Convention Center (JCC). Adanya peraturan pemerintah yang melarang penggunaan bahasa asing membuat JCC berubah nama kembali menjadi Balai Sidang Jakarta walaupun hanya untuk beberapa saat. Kini gedung bersejarah ini bernama Balai Sidang Jakarta Convention atau lebih dikenal dengan JCC. Suksesnya penyelenggaraan KTT Non-Blok ke-10 berdampak manis bagi JCC. Gedung konvensi ini kemudian menjadi langganan tempat penyelenggaraan konvensi baik lokal maupun internasional. Seiring berjalannya waktu, JCC tidak hanya melayani kegiatan konvensi namun juga kegiatan pameran, konser musik, pertandingan olahraga, lokasi pernikahan sampai tempat wisuda. Hadirnya JCC ikut mendorong lahirnya geliat industri MICE tanah air. Penyelenggara acara dan pameran

52

bermunculan, kontraktor pameran dan supplier semakin meramaikan industri MICE. Pada perjalanannya, JCC tumbuh bersama dengan banyak penyelenggara dan kontraktor acara. “Kami ini ibarat ‘sekolah’ bagi para penyelenggara acara, kami tumbuh bersama mereka dan menjadi saksi perjalanan mereka menjadi besar. Ada yang masih setia, ada pula yang acaranya semakin besar dan kami

tidak lagi sanggup menampung,” imbuh Edwin Sulaeman, Director of Exhibition. Sebut saja di antaranya Gaikindo Auto Expo dan Jakarta International Java Jazz Festival, festival musik jazz yang pertama kali diadakan di JCC pada tahun 2005. Sejalan dengan semakin padatnya pengunjung yang datang dan banyaknya musisi yang dihadirkan, lokasi penyelenggaraan Java Jazz kemudian dipindahkan DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

ke area yang lebih besar. “Hal-hal semacam ini biasa bagi kami. Kami justru bangga menjadi bagian dari perjalanan acara yang tumbuh menjadi besar. Selain itu, penyelenggara acara lain jadi punya kesempatan untuk masuk ke JCC,” cetus Andre. Memasuki usia seperempat abad, ada yang berbeda pada perayaan ulang tahun ke-25 JCC. Para tamu yang kompak berseragam kemeja flannel ala 90-an disambut bus shuttle setibanya di halaman depan JCC. Beberapa tamu bertanya-tanya, “Kami mau dibawa ke mana?” Tak lama berselang, bus shuttle tiba di pintu belakang area JCC

Memasuki area pesta perayaan di Plenary Hall, panggung besar berada di tengah dengan dua buah LED yang sangat besar di sisi ruangan. Band Chaplin sebagai pembuka membuat suasana perayaan begitu meriah yang dilanjutkan dengan penampilan band 90-an, Kahitna, dengan lagu-lagu hitsnya yang berhasil membuat haru biru penonton dan memanaskan suasana. DJ Ade Jeffrey menutup acara dengan lagu-lagu classic disco. Tamu juga dimanjakan dengan berbagai makanan minuman yang terus disuguhkan sepanjang acara. Pada perayaan tersebut,

Suksesnya penyelenggaraan KTT Non-Blok ke-10 berdampak manis bagi JCC. Gedung konferensi ini kemudian jadi langganan tempat penyelenggaraan konferensi baik lokal maupun internasional

Hosea Andreas Runkat Director of Convention Services Jakarta Convention Center

Edwin Sulaeman Director of Exhibition Jakarta Convention Center

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

dengan sambutan hamparan karpet merah. Bagi tamu yang kebanyakan penyelenggara pameran dan konvensi mungkin sudah akrab dengan pintu loading barang di area belakang. Namun tidak dengan pintu yang satu itu. Pintu tersebut biasa digunakan untuk Presiden RI masuk ke area JCC. Tepat di sisi kanan setelah pintu masuk ada ruangan khusus yang dilengkapi dengan ruang tamu, ruang kerja, kamar tidur, kamar mandi hingga dapur pribadi. Menurut cerita Edwin dan Andre, ruangan ini hanya bisa digunakan oleh Presiden RI. Bahkan perizinan penggunaan ruangan hanya datang dari tim protokoler kepresidenan. “Sekalipun penyelenggara acara mengundang presiden dan meminta ruangan tersebut, kami tidak akan berikan kecuali ada perintah dan izin langsung dari protokoler,” cetus Andre.

JCC juga mengundang sejumlah penyelenggara acara yang begitu setia bersama JCC. “Kami tidak ingin melupakan siapa saja yang telah berjasa bagi JCC,” cetus Edwin. Meski sudah berusia seperempat abad serta menyandang nama yang disegani di industri MICE, JCC masih menghadapi banyak kendala dan tantangan. Pembangunan kawasan Gelora Bung Karno (GBK) yang berdampak pada sulitnya akses menuju JCC adalah salah satunya. Kawasan GBK, di mana JCC berada di dalam areanya, sedang dalam tahap renovasi menyeluruh untuk menyambut penyelenggaraan Asian Games 2018 pada bulan Agustus mendatang. Akibatnya, akses masuk menuju JCC menjadi terbatas, dari enam pintu masuk hanya tersisa tiga dan area parkir pun berkurang. “Tak apa bersakit-sakit dahulu, kalau area GBK sudah rampung

53


Tajuk

Dalam Asian Games 2018, JCC menjadi tuan rumah bagi 6 cabang olahraga. Di samping itu, Hall A dan B akan digunakan sebagai media center bagi jurnalis media elektronik dan media massa cetak dari berbagai negara.

dan tampil baru tentu akan berdampak positif bagi kami. Apalagi rencananya akan dibangun dua gedung parkir baru berkapasitas sampai 2.000 mobil. Ini tentu akan membantu kami,” ujar Andre yang disambut anggukan setuju Edwin. Meski demikian, manajemen JCC tentunya tidak tinggal diam mencari solusi demi kenyamanan pengunjung dan penyelenggara acara. JCC telah bekerja sama dengan beberapa hotel di sekitar Senayan untuk penyediaan lahan parkir dan menyediakan beberapa bus shuttle gratis yang jadwalnya kedatangan maupun keberangkatannya bisa dilihat di laman sosial media resmi JCC seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Lahan parkir Hotel Sultan yang bersebelahan langsung dengan JCC juga bisa dimanfaatkan dan pengunjung bisa berjalan kaki atau menggunakan bus shuttle menuju JCC. “Renovasi kawasan GBK tentu di luar kendali kami, oleh sebab itu kami tawarkan solusi termasuk layanan yang lebih fleksibel,”

54

imbuh Edwin. Andre lantas menjelaskan, terkait birokrasi, JCC pun lebih fleksibel kepada penyelenggara acara seperti soal waktu loading dan set up area. Dalam situasi yang kurang menguntungkan seperti ini, JCC mengaku tidak mengalami penurunan okupansi. Tercatat tahun ini JCC telah menggelar kurang lebih 250 acara, meningkat dibanding tahun sebelumnya, yakni sebanyak kurang lebih 220 acara. Selain itu, untuk tahun 2018 okupansi JCC telah mencapai 80 persen. Sementara untuk tahun 2019, JCC telah siap menjadi tempat perhelatan kongres notaris sedunia yang akan dihadiri oleh 2.000-3.000 orang delegasi. Tahun 2018 juga menjadi tahun yang sangat dinantikan oleh JCC. Pasalnya, JCC dipercaya menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018 bagi enam cabang olahraga. Selain itu, Exhibition Hall A dan Exhibition Hall B akan dipergunakan sebagai Media Center bagi ribuan

jurnalis media elektronik dan media cetak dari berbagai negara. “Ajang Asian Games 2018 akan semakin menegaskan kemampuan kami sebagai tempat penyelenggaraan berbagai macam tipe acara, mulai dari konvensi, pameran, konser musik sampai kegiatan olahraga. Asian Games 2018 juga menjadi sarana promosi kami di mata dunia,” pungkas Andre dan Edwin. Tentunya sebagai gedung yang tumbuh bersama banyak penyelenggara acara, JCC ikut membantu mereka supaya acara mereka bisa tumbuh besar, selain tentunya tetap berorientasi dalam mendulang keuntungan. Mengenai gedung konvensi dan pameran lain yang bermunculan, JCC enggan menanggapinya. Andre dan Edwin meyakini, JCC punya sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki gedung lain. Salah satunya adalah soal lokasi yang berada tepat di pusat bisnis Jakarta. Keberadaannya di tengah pusat bisnis, pusat belanja dan hotel memudahkan akses menuju JCC. Salah satu kemudahan lain adalah adanya underground tunnel with travellator yang menghubungkan JCC dengan Sultan Hotel. JCC juga berada di area ring 1 sehingga dari sisi keamanan sangat kondusif. “Karena berada di ring 1, suplai listrik kami juga aman. Walau begitu kami tetap menyediakan genset sendiri yang berjumlah 11 genset bertenaga 11.500 KVA dan mampu memenuhi kebutuhan listrik termasuk pendingin ruangan. Rasanya hanya kami gedung pameran yang mempunyai genset sendiri,” ujar Edwin mantab. “Kami ini ibarat sangkar bagi penyelengara acara. Saat mereka tumbuh besar, mahir terbang dan sangkar tak lagi mampu menampung, kami tentu melepasnya dengan bangga. Harapannya, generasi baru bisa mengisi sangkar kami kembali,” pungkas Andre berfilosofi.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

L. Sudarsana

General Manager Corporate Business Development & Marketing Communication

Santika Indonesia

PELAYANAN SETULUS HATI

Kunci sukses Santika Indonesia di industri perhotelan nasional karena mampu membuat karyawan, tamu, dan investornya senang.

56

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

B

erawal dari sebuah penginapan mungil di Kota Kembang yang dibeli Kompas Group pada tahun 80an, Santika Indonesia berevolusi menjadi operator hotel lokal terbesar di Indonesia. Terdiri dari lima brand (The Royal Collection, The Anvaya, Hotel Santika Premiere, Hotel Santika, dan Amaris Hotel), Santika Indonesia kini telah mengoleksi 106 hotel yang tersebar di berbagai destinasi di nusantara, dan juga Singapura. Pada 2018, jumlah koleksi Santika Indonesia ditengarai akan bertumbuh sekitar 10 persen. “Bisnis hotel tahun esok masih baik. Pada kuartal pertama kami berencana membuka enam hotel baru di beberapa kota,” kata L. Sudarsana, General Manager Corporate Business Development & Marketing Communication Santika Indonesia. Menurut Sudarsana, salah satu kunci sukses Santika Indonesia dalam konstalasi industri perhotelan nasional adalah karyawan. Manajemen dapat mempersiapkan para karyawannya sehingga mempunyai integeritas, loyalitas, dan mau bekerja dengan hati. Bekerja atau melayani dengan hati itu bukan sekadar pameo. Setidaknya itu dialami oleh Sudarsana yang telah bergabung dengan Santika Indonesia sejak tahun 1990. Ia memulai kariernya di Santika Semarang dari bawah, sebagai pencuci piring, naik jabatan menjadi pelayan, lalu dipercaya menempati posisi manajer restoran, hingga dipromosikan sebagai Director of Sales Manager. “Di Santika Premiere Semarang saya lama, sekitar sembilan tahun. Budaya kerjanya pas bagi saya,” kata Sudarsana. Saat masih ditempatkan di Santika Semarang, ia pun merasakan kebijakan manajemen yang membuatnya terenyuh. “Saat krisis moneter, jika perusahan lain banyak memberhentikan karyawannya, di Santika justru mendapatkan ‘Uang Kemahalan’. Karena semua harga naik, karyawan dapat uang tambahan untuk memenuhi kebutuhannya,” katanya. Dari Semarang, Sudarsana kemudian dipercaya menjadi wakil general manager di Santika Jogja. Setelah itu, ia pun dipromosikan sebagai general manajer, orang nomor satu di Santika Semarang, di hotel ia memulai kariernya. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Selanjutnya, ia menduduki posisi general manager di beberapa properti Santika lainnya, hingga akhirnya pada Mei 2017 lalu ia diberikan kepercayaan lebih untuk menempati posisi General Manager Corporate Business Development & Marketing Communication Santika Indonesia. Di bawah komandonya, ia berjanji akan memberikan kejutan-kejutan agar bisnis Santika Indonesia berlari lebih kencang. Salah satu kejutan itu terkait dengan pemanfaatan teknologi agar tetap eksis di zaman yang serba digital. “Di zaman now ini, kami harus cepat, inovatif, dan membuat sesuatu yang tak dibuat orang lain,” katanya. “Terkadang apa yang kita pikirkan sekarang, enam bulan kemudian itu sudah dilakukan orang lain, jadi harus cepat mengeksekusinya. Kami akan mengikuti tren.” Selain itu Sudarsana juga akan memperkuat branding hotel-hotel yang menggunakan bendera Santika Indonesia. Strategi branding itu antara lain dengan

57


Tajuk

memasang advertising di kabin pesawat, dan di beberapa televisi nasional. Untuk menggarap pasar internasional, yang saat ini menyumbang sekitar 17 persen terhadap pendapatan Santika Indonesia, ia akan terus melakukan promosi di pelbagai kegiatan trade show berskala internasional semisal ITB Berlin, ITB Asia, dan ASEAN Tourism Forum. “Hampir setiap bulan kita ada agenda mengikuti kegiatan trade show di beberapa negara,” katanya. Menurutnya, untuk pasar internasional, turis asal eropa masih mendominasi kamar-kamar hotel Santika Group, terutama di beberapa destinasi seperti Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Malang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, turis asal China dan India juga mengalami peningkatan yang signifikan. Dan, Santika Indonesia pun akan lebih agresif menggarap potensi itu.

Menyenangkan Semua Orang Seperti simbiosis mutualisme, hubungan di antara manajemen, karyawan, tamu dan owner di Santika Indonesia dirancang untuk saling menguntungkan. Ketika karyawan dibuat bahagia agar melayani sepenuh hati dan mampu membuat tamu senang, hotel pun akan ramai. Tak ayal, owner akan tersenyum riang, dan manajemen fee yang diperoleh Santika pun menebal. Untuk menyenangkan owner, Santika Indonesia tak hanya memberikan hasil akhir berupa keuntungan, melainkan juga memberikan gambaran bagaimana

58

prosesnya dan cara mencapainya. “Kami open manajemen. Menonjolkan kejujuran dan menjaga kepercayaan. Apabila sewaktu-waktu owner melakukan audit, silakan. Atau, mau dibuatkan laporan setiap hari pun tak masalah. Itu membuat investor benar percaya pada kami,” katanya. Sudarsana lebih lanjut menjelaskan, ketika membujuk calon investor, kinerja hotel-hotel yang sudah dikelola akan diperlihatkan. Lalu ia mencontohkan properti Santika Indonesia yang berada di Yogyakarta, meskipun bangunan sudah berusia 28 tahun, tapi masih terawat, menyamankan tamu, dan okupansinya masih di atas 80 persen. Walhasil, mata rantai yang mampu menyenangkan semua orang itulah yang memicu bendera Santika Indonesia semakin berkibar. Properti yang dikelolanya kini tak hanya berada di kota-kota besar, melainkan juga telah menyusup ke kota kedua, semisal Luwuk, Sukabumi, Gresik, dan Garut.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

TIGA JURUS JITU KIBARKAN NAMA PARADOR Linda waty Muh lis

Marketing & Business Development Director Parador Hotels & Resorts

60

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk Mengelola hotel bisa jadi susah-susah mudah. Permintaannya besar namun kompetisinya ketat dan hadir dalam berbagai rupa. Lindawaty Muhlis tak gentar, ia pasang tiga jurus jitu yakni menggenjot kampanye merek, memanfaatkan teknologi, dan integrasi di semua lini.

B

elum genap setahun Lindawaty Muhlis bergabung sebagai Marketing & Business Development Director Parador Hotels & Resorts, namun pengalamannya di industri hotel sudah dimulai sejak tahun 1995. Linda mengawali kariernya di dunia perhotelan dengan bekerja di Radisson

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Hotel Surabaya. Dari situ ia sempat pindah ke beberapa properti hotel, sampai di tahun 2004 ia bergabung dengan Aryaduta Hotels Group sebagai Group Director of Sales & Marketing. Setelahnya ia pindah ke SwissBelhotel International Indonesia sebagai Regional Director of Sales & Marketing untuk Indonesia. Sebelum bergabung dengan Parador pada Januari 2017, Linda sebelumnya menjabat sebagai Head of Sales Marketing Southeast Asia Premier Inn di bawah jaringan Premier Inn International.

Kendati baru bergabung dengan Parador, wanita yang pernah tiga tahun bekerja di industri perbankan ini mengaku mengikuti perkembangan Parador dari masa ke masa. Menurutnya, ketika hendak membuka properti hotel, Parador cerdik memilih waktu dan lokasi. Contoh, nama Parador berjaya di sekitar tahun 2014 sampai 2015 ketika membuka hotel Atria di kawasan Gading Serpong. “Ketika itu kawasan Serpong mulai berkembang dan hotel belum seramai sekarang. Tak heran Atria yang awalnya bernama Aston Paramount segera booming saat dibuka dan okupansinya bagus,� jelas Linda. Setelahnya, Parador gencar membuka properti dengan merek baru seperti Ara untuk bintang tiga dan merek Fame untuk bintang dua. Tercatat, sampai tahun ini Parador telah memiliki sembilan hotel di mana tujuh dimiliki sendiri dan dua sisanya

61


Tajuk

dikelola oleh Parador. Bahkan sampai tahun 2024 manajemen hotel yang berdiri pada tahun 2012 ini optimistis bisa membuka 99 hotel baru. Bagi Parador pencapaian tahun ini juga terbilang manis. Atria Hotel Gading Serpong misalnya, hotel bintang empat milik Parador ini berhasil mencatatkan okupansi sampai 100 persen pada November lalu. Setelah di bulan-bulan sebelumnya hanya mencapai angka 98 persen. “Tahun ini kami membukukan gross operating profit (GOP) sekitar 65 persen, angka ini masih bagus untuk bisnis hotel,” jelas Linda. Walau begitu, tahun 2018 diprediksi Linda akan menjadi tahun yang penuh tantangan. Selain persaingan dengan sesama pemain di industri hotel yang kian ketat, manajemen hotel juga mesti cerdik menghadapi gempuran platform pemesanan kamar secara daring. Apalagi tahun 2018 menjadi tahun politik. Linda tak gentar, ia punya tiga jurus jitu menghadapi tantangan zaman. Jurus pertama gencar melakukan kampanye merek. Caranya dengan rajin mengikuti berbagai ekshibisi dan trade show untuk memperkenalkan brand Parador. Selain itu, properti Parador meluncurkan berbagai program insentif dan loyalty bagi klien dan tamunya. “Kami ada program weekend MICE berupa promo paket meeting yang diadakan di akhir pekan. Atau program weekender bagi tamu yang berhadiah tiket ke luar negeri,” urai Linda. Jurus kedua ala Linda ialah menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi. Langkah nyatanya dengan memperbaiki website milik Parador. Kalau selama ini website hanya berisi profil Parador berikut propertinya, sekarang direvamp menjadi website profesional di mana tamu bisa melakukan pemesanan kamar sampai paket dan ruang meeting.

62

Jurus ketiga, integrasi di semua lini. “Mengelola jaringan hotel tidaklah sulit selama standarnya sama. Kami berjalan dengan standard operating procedur (SOP) yang sama. Keempat merek di bawah Parador tidak boleh bertabrakan soal harga dan paket yang ditawarkan supaya tidak saling makan,” imbuh Linda. Integrasi di semua lini juga menyangkut komitmen Parador menghasilkan produk dan layanan terbaik.

Ekspansi 2018 Kendati 2018 menjadi tahun penuh tantangan, ekspansi Parador di tahun mendatang tidaklah kendur. Menurut Linda, pada 2018 Parador akan melakukan groundbreaking untuk merek Atria di Manado,

serta merek Fame di Cakung, dan merek Starlet yang lokasinya masih dalam pertimbangan. “Kami memilih bintang empat di Manado karena lokasinya strategis, berhadapan dengan pantai dan dekat kawasan perumahan. Sementara Cakung sebagai area industri masih kekurangan akomodasi hotel,” urai Linda. Selain itu, Parador juga berencana membuka hotel bintang lima di kota Yogyakarta. “Yogyakarta dipilih karena mengakomodir banyak kebutuhan entah untuk pelancong bisnis dan wisata. Namun karena persyaratan membuka hotel bintang lima apalagi di kota Yogya tidaklah mudah, target kami 2019 proyek ini berjalan,” tandas Linda.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

KANVAS MICE DI TANGAN PELUKIS KREATIF

Wi liana

General Manager Balai Sarbini & Palembang Sport and Convention Center (PSCC)

Bagi Wiliana, industri MICE ibarat kanvas luas, tempat ia mengekpresikan ide dan kreativitas. Itulah yang membuatnya mencintai MICE. 64

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

P

ada tahun 2014 Wiliana memutuskan hijrah ke ibu kota setelah tujuh tahun bekerja di sebuah hotel di Sumatera Utara. Dengan yakin ia mengambil kesempatan bergabung dengan pengelola gedung Balai Sarbini, sebagai general manager. Baru saja bergabung, justru ujian berdatangan. Lili, begitu Wiliana akrab mendapati sejumlah stasiun televisi yang jadi langganan Balai Sarbini mundur, karena sudah memiliki studio sendiri. Lili pun harus putar otak mencari cara demi meramaikan kembali Balai Sarbini. Inovasi ia lakukan dari dalam, dengan membekali timnya kompetensi layaknya event organizer. Mulai dari mendesain acara, menata interior, sampai menjalankan acara. Langkah selanjutnya, ia menggandeng sejumlah promotor untuk bekerja sama membuat konser musik dengan sistem bagi hasil. Langkah Lili ternyata cukup jitu, perlahan tapi pasti Balai Sarbini kembali bergeliat. Tak ingin terlena, Lili melakukan terobosan lain dengan menjadikan Balai Sarbini sebagai arena olahraga tinju. Rasanya tidak terbayangkan sebelumnya, tempat yang secara turun temurun dikenal sebagai venue konser berubah menjadi arena tinju. Lagilagi ide Lili berhasil, ia tak hanya mampu mengangkat nama Balai Sarbini namun juga membuat olahraga tinju tampil elegan, karena diselenggarakan di tempat bergengsi.

Arena Tinju Eksklusif Ide menjadikan Balai Sarbini sebagai arena olahraga berhasil sampai hari ini. Buktinya, sepanjang tahun 2017 Balai Sarbini telah DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Balai Sarbini juga akan menyasar segmen korporat untuk mengadakan meeting dan gathering

menggelar tiga event pertandingan tinju. Karena diadakan di ruangan berpendingin ruangan dengan desain mewah, penonton yang hadir pun bisa tampil elegan. “Para wanita yang menemani pasangannya menonton tinju, bisa hadir dengan gaun,” ujar Lili. Bahkan mengawali tahun 2018, Balai Sarbini akan menggelar pertandingan tinju bergengsi selama tujuh hari berturut-turut. Terobosan Lili berbuah manis, tahun ini revenue Balai Sarbini meningkat 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Selain itu jumlah event yang diselenggarakan juga meningkat menjadi 210 event dibanding tahun lalu sebanyak 177 event. Balai Sarbini berhasil mempertahankan nama besar salah satunya karena ikut terlibat dan memikirkan kebutuhan penyelenggara. Seperti yang dijelaskan Lili, sekitar

60 persen pekerjaan event organizer sudah ditangani Balai Sarbini. Mulai dari menyediakan sound system, lighting, sampai layar LED, “Ini merupakan upaya kami memancing event organizer menyelenggarakan acara di Balai Sarbini,” kata Lili. Boleh jadi tahun ini Balai Sarbini menutup dengan manis, tapi lain cerita di tahun depan. Lili menuturkan tahun 2018 akan jadi tahun yang lebih menantang. Selain karena memasuki tahun politik, liburan Hari Raya Idul Fitri dan liburan sekolah datang dalam waktu hampir bersamaan. “Industri hiburan di tahun depan hanya akan ramai sampai Maret, setelahnya semua menahan diri. Selain itu bulan Mei sampai Juli memasuki Lebaran dan liburan anak sekolah, saat itu permintaan pada Balai Sarbini pasti berkurang,” imbuh Lili.

65


Tajuk

Solusinya, Balai Sarbini akan menggenjot acara di awal dan akhir tahun. Selain memperbanyak sport event, Balai Sarbini juga akan menyasar segmen korporat untuk mengadakan meeting dan gathering di Balai Sarbini. Menurut Lili, ia dan tim akan membuat konsep menggabungkan pertemuan bisnis dengan hiburan.

Semarakkan Industri MICE Palembang Tugas Lili bertambah sejak dua tahun lalu dipercaya untuk mengomandani Palembang Sport and Convention Center (PSCC) yang masih berada di bawah manajemen yang sama dengan Balai Sarbini. Gelanggang olahraga yang berdiri sejak tahun 2012 ini berkapasitas 6.000 orang. Sejumlah konser dari artis luar negeri kerap diselenggarakan di sini, terakhir pada Oktober lalu band lawas asal Denmark Michael Learns to Rock sukses menggelar konsernya di PSCC. Pada perhelatan Asian Games 2018 nanti, PSCC juga kebagian jatah

66

menggelar pertandingan cabang olahraga basket. Lili berencana untuk mengemas acara hiburan bagi para atlet dan delegasi. “Saat Asian Games 2018 tentu kami akan menjamu atlet dari berbagai negara, kesempatan ini akan kami manfaatkan untuk memberi layanan terbaik bagi mereka. Salah satunya dengan membuat acara hiburan, sehingga atlet setelah bertanding bisa bersantai di area yang sama,” jelas Lili. Menurut Lili, lokasi PSCC sama strategisnya seperti Balai Sarbini. Berada di pusat kota dan terintegrasi dengan pusat belanja yakni Mal Palembang Icon. Akses menuju lokasi juga semakin mudah, karena Stasiun Light Rail Transit (LRT) berada di depan PSCC. Meski memegang tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah, Lili begitu menikmati bekerja di industri MICE. Baginya, menjadi pelaku MICE ibarat pelukis yang dengan bebasnya menuangkan karya lewat kuas di atas kanvas. Begitu pula dengan Lili, ia memiliki keleluasaan untuk merancang

strategi dan konsep acara yang ingin digelar. Setelah jadi dan berhasil, bukan hanya penonton dan penyelenggara acara yang menikmati hasil karyanya, tapi sebagai ‘pelukis’ MICE Lili juga bisa merasakan kepuasan batin. Apalagi bagi Lili bisnis MICE tidak ada matinya. Ketika gerai ritel tenggelam karena hadirnya situs belanja daring, lalu buku-buku berguguran tergerus media daring, bahkan perusahaan tambang gigit jari, industri MICE justru terus bergeliat. “Walaupun suatu hari saya pensiun, ilmu MICE akan tetap saya bawa. Saya tetap bisa mengonsep event yang kreatif meski tak lagi mengelola gedung pertunjukan. Bisnis MICE bagi saya menarik karena menghibur banyak orang, tidak ada habisnya dan tidak tergantikan dengan teknologi online,” pungkas Lili.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

Arif Hidayat

Direktur Utama PT Exponent Media Visi

“BERSAMA AKAN MENJADI LEBIH MUDAH” DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

67


Tajuk Kreatif, terus belajar, dan meningkatkan endurance dalam berbisnis menjadi kiat Exponent mempertahankan eksistensinya dalam industri MICE di Tanah Air. Bersinergi dengan pelbagai pihak juga menjadi bagian dari strategi bisnisnya.

68

A

rif Hidayat terbilang cukup akrab dengan risiko. Kali pertama berkecimpung di industri meeting dan conference pada 2005 misalnya, ia memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Posisinya yang terbilang strategis di sebuah perusahaan besar ia tinggalkan, dan kemudian memilih fokus membangun Exponent. Risiko selanjutnya ia ambil ketika menginvestasi dana ratusan juta untuk memulai debut perdananya di industri MICE dengan menggelar pameran bertajuk Mozaik Living Expo, sebuah pameran desain interior yang dipadukan dengan hiburan. Ia merugi, kurang lebih sebanyak Rp300 juta. Namun itu tak membuatnya patah semangat dan tetap fokus mencoba peruntungan di industri MICE. Ia kemudian bergerilya ke instansi pemerintah untuk mencari proyek acara, mulai dari yang kecilkecil, yang sifatnya penunjukkan langsung. Dari proyek-proyek mini itu, Exponent tumbuh membesar. Ia pun mulai berani mengikuti tender kegiatan bernilai miliaran rupiah. Namun tak berarti bebas risiko, mafhum proyek tersebut terkadang tak memberikan untung besar, dan beberapa di antaranya bahkan cenderung minus untung. Bagi Arif itu bukan persoalan, dari kacamata bisnisnya, itu merupakan risiko yang perlu ditempuh untuk mendapatkan proyek yang lebih besar plus meningkatkan pamor Exponent. Strategi itu terbukti manjur, nama Exponent pun melambung, dan mulai membayangi pemain-pemain raksasa di industri meeting dan conference nasional. Acara berskala internasional yang dihadiri oleh para kepala negara dari berbagai dunia pun pernah ditanganinya, semisal Bali Democracy Forum, SOM APEC, hingga pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Dan ketika Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah perhelatan IMF-WB Annual Meetings 2018, Exponent salah satu professional conference organizer yang diundang untuk terbang ke Washington guna mempelajari acara akbar itu. Namun, keberuntungan belum dipihaknya. Meski demikian Arif tetap berpikir positif. Menurutnya, semakin ingin terbang tinggi, perlu perjuangan yang besar. “Untuk menjadi juara itu memang harus jatuh bangun. Kita akan belajar lagi, berstrategi, dan mempersiapkan endurance yang lebih,” katanya. “Ketika di level atas, kita akan bertemu dengan pemain yang lebih senior dan besar.”

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

Beruntung Arif mendapat berkah dari perhelatan promosi ASIAN GAMES 2018. Proyek kegiatan promosi ASIAN GAMES 2018 di delapan kota berhasil diperoleh Exponent. Dalam acara itu, Exponent menggelar talkshow yang menghadirkan para olahragawan. Tujuannya guna membangun kepedulian masyarakat terhadap perhelatan olahraga terbesar di kawasan Asia itu. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pola pelaksanaan ASIAN Games ini lebih berpihak kepada industri. Pasalnya, panitia memberikan kesempatan sama kepada banyak perusahaan di bidang jasa penyelenggara acara untuk berpartisipan. Walhasil, industri mendapatkan pengalaman baru dan pembelajaran menggelar acara olahraga berskala internasional semisal ASIAN Games. “Harusnya IMF-WB juga demikian. Karena ketika acara serupa berlangsung di Singapura beberapa tahun lalu, perusahaan yang terlibat mencapai lebih dari 30 perusahaan, bukan satu atau dua saja. Bila hal sama diterapkan di sini, itu menjadi kesempatan bagus bagi industri untuk belajar,” katanya. Harusnya regulator memiliki semangat membangun perusahanperusahaan MICE/PCO banyak untuk mengerjakan project event se-kaliber ini, sebagai pengalaman yang bersejarah bagi industri MICE dan tidak melulu itu saja. Sementara itu, saat ini Arif mengaku tengah mempersiapkan acara berskala internasional yang dihadiri oleh 15 kepala negara. Uniknya, acara yang rencananya

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

berlangsung pada 2018 itu tak diselenggarakan di kota besar, melainkan di secondary city di wilayah Jawa Barat. Terkait dengan kue industri MICE 2018, terutama di bidang meeting dan conference, Arif melihat tidak ada perubahan besar dari tahun ini, bahkan cenderung stagnan. Menurutnya itu antara lain karena belum ada keberpihakan dari pemerintah terhadap sektor MICE. Selain itu, kue acara dari instansi pemerintahan ditengarai bakal menciut. Mafhum ia telah mencium gelagat bahwa efisiensi penggunaan dana APBN, terutama untuk kegiatan rapat dan perjalanan dinas, akan kembali didengungkan oleh pemerintah. Guna menyiasati itu, selain menyasar pasar korporasi, Arif akan lebih banyak bersinergi dengan berbagai pihak untuk menciptakan acara. Katanya, sharing economy di industri MICE layak digulirkan. Pola itu diyakininya dapat membuat risiko menjadi kecil, tapi tetap dapat untung. “Kita harus kreatif. Sekarang ini kan zaman sharing economy, itu juga bisa dilakukan. Kita buat event bersama, menyusun program yang menarik, dan mencari sumber dana bersama-sama. Peluang itu ada. Dan dengan melibat banyak pihak menjadi low cost high income,” katanya. Menurutnya sharing economy ini sedang menjadi tren dalam berbisnis. Filosofinya pun sederhana, dengan bekerja bersama, semua akan menjadi lebih mudah. “Ya seperti film ‘Justice League’. Superhero saja perlu kerja sama untuk menyelematkan dunia,” katanya.

69


Tajuk

KOLABORASI APIK DUA DIREKTUR Mohamad Ridwan

Basari Bachri

Director

Metropolitan Golden Management

Director

Metropolitan Golden Management

Duet Basari Bachri dan Mohamad Ridwan berhasil memperbanyak jumlah koleksi hotel yang dikelola oleh Metropolitan Golden Management (MGM), dari tiga hotel pada 2006 menjadi lebih dari 45 hotel hingga akhir 2017.

70

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

D

i antara operator hotel lokal, akselerasi bisnis Hotel Horison yang berada di bawah bendera MGM terbilang lumayan. Berawal dari dua properti hotel di Bekasi dan Bandung yang dimiliki dan dikelola sendiri, MGM kemudian dipercaya oleh seorang owner untuk mengelola sebuah hotel di Semarang pada tahun 2003. Setelah sukses menyenangkan pemilik Horison Semarang, MGM kian bersemangat untuk berkompetisi di sektor perhotelan. Induk perusahaan MGM kemudian mencari dua penggawa guna mempercepat pertumbuhan hotel yang dikelolanya. Pada 2006, Basari Bachri yang sudah malang melintang di industri perhotelan pun dipercaya untuk menangani operasional perusahaan, dan perihal manajemen keuangan diserahkan kepada Mohamad Ridwan. “Ketika pada 2006 kami berdua dipercaya untuk menjalankan bisnis ini, tak ada penyertaan ekuitas dari holding. Kami hanya diwarisi brand Horison, dan diminta untuk mandiri. Jadi kami benar-benar

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

bergantung pada cash flow dari tiga hotel yang telah dikelola,” kata Basari, Direktur MGM. Kolaborasi kedua penggawa itu ternyata klop. Ibarat dua sisi mata uang, mereka saling melengkapi “Kami saling mengisi kekurangan masing-masing. Lalu kami membedah secara bersama produk Horison yang ideal, mulai dari kualitas SDM, pelayanan, hingga hitungan bisnisnya,” kata Basari. Dalam mencari bentuk produk Horison yang sesuai selera pasar mereka pun mengundang pendamping profesional dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Secara berkala, dua minggu sekali, mereka bertemu dan berdiskusi, hingga akhirnya terciptalah Horison sebagai sebuah produk seperti saat ini. “Dari situ kami mengetahui bahwa dasar kekuatan Horison itu hanya dua, ramah dan tidak sombong. Lalu kami juga membangun enam karakter SDM Horison, yaitu keramahan, kesungguhan, kecepatan, kehangatan, kepedulian, dan ketulusan,” kata Basari. Ketika produknya sudah layak jual dan hitungan bisnisnya matang, mereka berdua pun bergerilya menemui calon investor yang ingin berbisnis hotel. Bukan janji manis yang mereka berikan, melainkan hitungan yang realistis, mulai dari return of invesment (ROI) hingga gross operating profit (GOP).

71


Tajuk

Menurut Basari, hotel itu bisnis jangka panjang. Si owner akan mendapatkan apresiasinya setelah tujuh tahun, dari pertambahan nilai aset dan pendapatan revenue hotel. “Kami tidak mau berlebihan, yang terpenting kebutuhan owner untuk pembayaran kredit bank dan biaya perawatan hotel terpenuhi” katanya. Perhitungan bisnis yang realistis itu direspons positif oleh investor. MGM mulai banyak mendapatkan kepercayaan untuk mengelola hotel para investor. Hingga akhir tahun 2017, MGM bakal mengoleksi lebih dari 45 hotel yang terdiri dari beberada brand: Horison, @hom, Aziza, dan Horison Express (HorEx). Itu di luar 20 hotel yang saat ini masih dalam proses pembangunan. Walhasil, dua tahun lagi, total hotel yang dikelola oleh MGM akan berjumlah 70 hotel. Lebih lanjut Basari menjelaskan bahwa pencapaian itu telah melebih target yang ditetapkan. Pasalnya, pada tahun ini MGM hanya mematok target 42 hotel. Menurutnya, pencapaian itu antara lain dipengaruhi oleh program pemerintah di sektor infrastruktur dan gencarnya promosi pariwisata nasional. “Pariwisata itu sangat bergantung pada infrastruktur. Daya beli masyarakat kelas menengah juga bertumbuh, promosi pariwisata juga gencar dilakukan. Selain itu, sosmed juga membantu mendorong pertumbuhan kunjungan turis ke obyek wisata baru. Jadi bisnis ini (hotel) masih akan bagus,” kata Basari.

Horison 2018 Bagi MGM, sumber daya manusia merupakan aset vital yang perlu mendapat perhatian lebih. Tak heran apabila sejak di bawah komando Basari dan Ridwan, MGM lebih banyak menggulirkan dananya untuk investasi sumber daya manusia. “Kami berangkat dari keterbatasan (tanpa ekuitas). Dan keuntungan dari usaha kami gulirkan untuk investasi orang. Saat ini kami memiliki 48 karyawan (kantor pusat), dan dibandingkan operator lain, tim kami cukup lengkap,” kata Basari. Divisi E-commerce dan IT ini bertugas untuk membangun beberapa sistem yang dapat meningkatkan fasilitas pelayanan kepada para tamu. Sistem HR Management juga akan dibangun untuk memungkinkan karyawan merencanakan cuti dan perjalanan dinas dari sebuah ponsel. Semua itu akan siap diluncurkan pada 2018. “Selama ini kami sewa. Dan mulai tahun depan kita punya sendiri karena akan lebih friendly, dan cepat melakukan penyesuaian. Dan ketika negosiasi dengan calon owner, kami jadi lebih kompetitif karena harga dapat ditekan,” katanya. Investasi untuk membangun divisi ecommerce dan IT itu merupakan salah satu strategi MGM untuk mengikuti

72

Pada 2018, MGM juga mencoba untuk melompat lebih jauh dengan masuk ke pasar internasional. Salah satunya, proyek hotel dengan 120 kamar di Al-Jazair yang ditargetkan rampung pada tahun esok.

selera pasar. Mafhum, saat ini terjadi pergeseran perilaku konsumen, dari konvensional menjadi berbasis online. Presentase pemesanan kamar via online di MGM menguasai kurang lebih 30 persen, bahkan di beberapa destinasi semisal Bali dapat mencapai 60 persen. Sementara itu, hotel bintang tiga masih menjadi segmen pasar yang menjadi fokus pengembangan bisnis MGM. Pasalnya, segmen ini ditengarai masih ‘gemuk’ dibandingkan dengan segmen lainnya. MGM juga akan tetap fokus menggarap pasar MICE, karena kontribusinya terhadap pendapatan besar, sekitar 45 persen. Tak ayal, apabila seluruh hotel yang dikelola MGM mensyaratkan adanya meeting room, tak terkecuali pada hotel bujetnya. “Untuk segmen bintang lima, kami masih merencanakan. Kami harus berhati-hati dengan segmen ini, karena over head cost tinggi, kalau tidak mendapatkan harga yang bagus dan tamu yang cukup, bisa collapse,” katanya. “Apabila nanti ada, kami ingin di Ibukota Negara, karena itu akan menjadi flagship MGM.” Pada 2018, MGM juga mencoba untuk melompat lebih jauh dengan masuk ke pasar internasional. Menurut Basari, ada beberapa proyek hotel MGM di beberapa negara yang saat ini masih dalam proses pembangunan. Salah satunya, proyek hotel dengan lebih dari 150 kamar dengan fasilitas hotel bintang 4 di Al-Jazair yang ditargetkan rampung pada tahun esok. Walhasil, ini bakal memperkuat posisi MGM dalam konstalasi industri perhotelan nasional, sekaligus sebagai jalan pembuka untuk go international. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

Hariman Zagloel

Direktur Utama Samudra Dyan Praga

BERBISNIS MENGIKUTI ZAMAN 74

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk Kreatif, inovatif, dan mengikuti selalu perkembangan zaman menjadi kunci sukses Samudra Dyan Praga di bisnis kontraktor stan pameran. Dan terpenting jangan takut gagal, karena sukses itu karena kita mau belajar dari kegagalan.

E

sensi pameran bukanlah sekadar memamerkan produk, melainkan juga interaksi antarmanusia dalam kegiatan tersebut. Itulah yang mungkin membuat Hariman Zagloel, Direktur Utama Samudra Dyan Praga, tetap optimistis memandang masa depan bisnis kontraktor stan pameran. Menurutnya, bisnis pameran tak akan hilang, hanya bentuknya saja yang berubah. “Seperti telepon, dari dahulu sampai sekarang esensinya sama, hanya bentuknya saja yang berubah. Demikian juga dengan industri pameran. Untuk itu kita musti kreatif dan inovatif untuk mengantisipasi perubahan itu,” kata Hariman. Hariman tak hanya bicara, apa yang dikatakannya itu telah dilakoninya sejak kali pertama ia menakhodai Samudra pada tahun 1990. Misalnya ketika ia mulai menggunakan sebuah software untuk mendesain stan pameran yang ketika itu masih dianggap aneh. Mafhum, software itu hanya akrab ditelinga arsitek, bukan kalangan desainer stan pameran. Lalu ia mengirimkan desainernya terbang ke Singapura untuk belajar menggunakan software itu. “Dahulu desain stan pameran masih manual, jadi kalau ada kesalahan harus mulai dari awal sehingga butuh waktu. Dan saya kira software itu sangat efektif,” katanya. Lebih dari tiga windu kemudian, Hariman kembali menerapkan inovasi berbasis teknologi di Samudra. Tujuannya pun serupa, agar kinerja lebih efisien, baik dari sisi waktu maupun biaya. Teknologi berbasis aplikasi android di ponsel itu rencananya akan diluncurkan pada tahun 2018. Hariman menjelaskan bahwa aplikasi ini akan memotong proses pembuatan desain stan pameran. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Jadi, ketika sales bertemu dengan klien untuk briefing konsep stan pameran, hasil briefing itu pun dapat langsung dibenamkan ke dalam aplikasi. Walhasil, si desainer tak perlu lagi mencari atau menunggu para sales menjelaskan konsep desain yang dinginkan si klien karena semuanya dapat dilihat di aplikasi. “Tapi kita tetap menampilkan katalog (stan pameran) di aplikasi itu agar klien mudah memilihnya. Nantinya, fitur ini juga terkoneksi dengan klien dan ia dapat langsung melakukan approval dengan tanda tangan (elektronik) di ponselnya. Dan itu dapat langsung terhitung oleh sistem sebagai tagihan pembayaran,” kata Hariman. Menurut Hariman, efisiensi dari penggunaan aplikasi itu sekitar 20 persen, termasuk mengurangi jumlah orang (back office). “Jadi harga dapat ditekan. Karena faktor yang memengaruhi harga itu bukan hanya material, melainkan juga fix cost (gaji karyawan). Kalau fix cost rendah, kami dapat bersaing,” katanya. Terkait dengan karyawan, saat ini Samudra memperkerjakan sekitar 150 pegawai tetap, itu sudah termasuk dengan karyawan Kantor Cabang Samudra di Medan, Bali, Makassar dan Surabaya. Menurut Hariman, dengan jumlah proyek Samudra yang mencapai ratusan setiap tahunnya, jumlah pegawai itu terbilang efisien.

75


Tajuk

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sudah tak zamannya lagi sebuah perusahaan mempunyai tim yang lengkap dengan banyak orang, apabila pekerjaannya itu bisa di-serahkan pada vendor. Misalnya jasa tukang kayu di Samudra yang saat ini sudah diserahkan kepada vendor. “Sekarang kita hampir sudah tak ada lagi (tukang kayu). Bahkan untuk memasang modular system stan pameran, kita serahkan pada pihak ketiga, dan biasanya itu satu paket dengan jasa angkut,” katanya. Masih tentang SDM, menurutnya itu juga membutuhkan sentuhan seni tersendiri. Terpenting suasana kerja di kantor itu dapat membuat karyawan nyaman, sehingga itu dapat menstimulan keluarnya ide-ide segar para karyawan. Untuk itu, ia mencari leader di masing-masing bagian yang mempunyai karakter sesuai dengan budaya kerja di Samudra. “Jadi lebih ke karakter, bukan kepintaran. Dan mereka yang tak sesuai karakter akan terseleksi dengan sendirinya,” kata Hariman. Hariman pun memperlakukan setiap karyawannya seperti keluarga. Meski demikian ketegasan tetap ada, terutama terkait dengan kejujuran. Dan, apresiasi terhadap mereka yang berprestasi pun diterapkan, begitu pula sebaliknya, yang melanggar akan terkena punishment.

76

Gaya kepemimpinan yang dilakukan Hariman saat ini berdasarkan pengalaman terdahulu. Mafhum ketika kali pertama memimpin Samudra, gaya kepemimpinannya yang barang kali terlalu keras, direspons negatif oleh karyawan. “Pernah ada bedol desa, pada keluar. Yang tersisa hanya sales dan dan satu desainer. Dan saya pun terpaksa gambar sendiri, dan mengalihfungsikan sekretaris menjadi sales. Itu karena tak ada orang. Sejak itu saya pelajari penyebabnya,” kata Hariman.

Jaring Pengaman Selain melek teknologi dan piawai mengelola SDM, Hariman juga mempunyai cara tersendiri untuk mengamankan bisnisnya. Ia tak ingin menaruh telur dalam satu keranjang. Tak heran apabila Samudra membentuk beberapa divisi sebagai sumber penghasilannya. Divisi itu berfungsi layaknya jaring pengaman, ketika core business (kontraktor stan pameran) Samudra sedang tak biru. Divisi tenda misalnya, yang kini menjadi penyelamat Samudra di tengah kondisi perekonomian nasional yang stagnan. “Jika ada masalah di stan, tenda bisa menolong. Karena di daerah mungkin tak pengaruh, event tetap banyak. Apalagi tahun politik, mereka butuh banyak tenda. Tahun esok, tenda kita juga hampir seluruhnya

digunakan untuk acara Asian Games 2018,” katanya. “Terkadang cabang kami yang menolong, dan itu sudah terjadi beberapa kali.” Jaring pengaman lainnya adalah divisi event. Menurut Hariman, saat ini gaya perusahaan berpameran telah mengalami pergeseran. Di pameran, perusahaan tak hanya ingin berjualan saja, melainkan juga memberikan experience kepada para pengunjung pameran. Untuk itulah Samudra juga menawarkan konten acara stan pameran kepada para kliennya. Tak hanya membantu menyusun konsep acara di stan pameran, divisi event ini juga kerap kali menyelenggarakan pelbagai acara, baik yang berskala nasional maupun internasional. Bahkan Samudra pernah beberapa kali ditunjuk oleh pemerintah sebagai kontraktor stan pameran plus pelaksana kegiatan World Expo di Hannover-Jerman (2000), Aichi-Jepang (2005), Zaragosa-Spanyol (2008), dan di Yeosu-Korea Selatan (2012). Namun diakui oleh Hariman, terobosan yang dilakukannya itu tak selalu menemui jalan mulus. “Apa yang saya bangun itu awalnya selalu berdarah-darah. Tapi saya tidak takut gagal, sukses itu karena mampu belajar dari kegagalan,” katanya.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

Benih bisnis DHM yang ditanam Billy Dahlan dan Andhy Irawan pada 2010 lalu mulai

Tajuk Edisi Khusus Andhy Irawan, Chief Executive dipanen. Officer Daham Hotel Management

Kini, mereka tengah

Andhy Irawan

menyusun rencana untuk menabur rencana bisnis baru yang masa panennya lebih cepat dan memberikan hasil lebih baik.

Co Founder & CEO Dafam Hotel Management

MENJADI LEBIH BAIK, BESAR DAN TERBUKA 78

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

D

elapan tahun lalu, ketika bertemu dengan Billy Dahlan, seorang anak muda yang ketika itu baru berusia 25 tahun, Andhy Irawan langsung dapat merasakan chemistry bisnis yang kuat. “Anak ini pintar, cepat belajar, dan berani mengambil risiko dalam berbisnis,” kata Andhy. Tak ayal ketika terbesit ajakan untuk berkolaborasi di bidang perhotelan, Andhy yang saat itu masih menjabat menjabat sebagai General Manager di sebuah hotel langsung merespons positif. Dan tak lama kemudian, lahirlah Dafam Hotel Management (DHM) pada 2010, bersamaan dengan beroperasinya hotel Dafam Semarang. Andhy yang mempunyai pengalaman panjang di bisnis perhotelan lalu mendapat kepercayaan penuh untuk mengoperasikan dan mengembangkan jaringan bisnis hotel Dafam. Hasilnya menggembirakan. Dalam kurun waktu kurang dari sewindu, kini DHM telah mengelola 23 hotel (total 1.275 kamar) dengan empat brand: Grand Dafam (bintang 4), Hotel Dafam (bintang 3), Meotel (ekonomis), Dafam Express (bujet) yang tersebar di 16 kota di nusantara. Menurut Andhy, dari total hotel yang dikelola saat ini, ada lima hotel yang merupakan properti sendiri, sisanya DHM bertindak sebagai operator. “Dafam dikenal bukan sekadar operator saja, melainkan juga owner. Bahkan juga bisa mengakuisisi hotel, apabila ada owner yang ingin melepas sebagian sahamnya,” katanya. Lebih lanjut Andhy menjelaskan bahwa fenomena owner yang ingin melepas kepemilikan hotelnya belakangan kian marak. Itu bukan DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Hotel Dafam Lotus Jember

pertanda iklim bisnis perhotelan sedang menurun, tapi lebih disebabkan oleh faktor manajemen yang kurang tepat. “Terus terang di meja saya banyak berkas hotel yang mau dijual. Dan dari beberapa yang saya pahami, itu karena miss management sehingga hotel itu tak menguntungkan (kalau dulu besar, sekarang kecil). Bahkan ada juga yang minus,” kata Andhy. Bak seorang dokter, ia pun kerap diminta untuk membenahi hotel-hotel yang ‘sakit’ itu. Si pemilik memang tak serta merta menyerahkan hotel-hotelnya untuk dikelola oleh DHM. Ia tetap melakukan analisis bisnis, termasuk risiko dan kinerja rapor hotel-hotel di bawah bendera DHM. Bila chemistry dan kepercayaan telah timbul, si pemilik yang tadinya menggunakan operator lain akan berbalik mempercayakan pembangunan hotel barunya kepada DHM. “Itu terjadi. Sudah ada beberapa owner yang melakukannya,” kata Andhy. Kesuksesan itu membuat kepercayaan investor terhadap reputasi

DHM selama tujuh tahun terakhir terus bertumbuh. Selain pendapatan hotel yang biru, itu karena DHM yang mengusung keramahtamahan Indonesia terus meningkatkan pelayanannya terhadap tamu. Peningkatan yang dilakukan DHM meliputi apa yang dirasakan oleh pancaindera: sight, hearing, touch, smelling, dan taste. Agar kelima pancaindera para tamu itu terpuaskan, DHM secara konsisten dan berkelanjutan memberikan pelatihan kepada para 2.355 karyawannya, mulai dari level staf hingga General Manager. “Tak hanya internal DHM, saya juga kerap diminta untuk membantu untuk melakukan pengembangan SDM di beberapa destinasi. Sudah ada beberapa kepala daerah yang meminta itu,” kata Andhy.

Strategi Bisnis 2018 Investasi di sektor perhotelan sifatnya jangka panjang, untuk hotel bintang 3 dan 4 misalnya, butuh return of invesment (ROI) kurang lebih tujuh sampai sepuluh tahun. DHM sudah melewati fase itu, investasi lima hotel

79


Tajuk

yang dimiliki dan dikelolanya sudah mulai dapat dipanen. Hal tersebut pun menjadi pembuktian kepiawaian DHM dalam mengelola hotel. Tak heran apabila brand-brand hotel yang berada di bawah bendera DHM kian berkibar. Bermodal reputasi DHM plus bisnis di sektor properti lainnya yang berada di bawah manajemen Dafam Group, Billy dan Andhy tengah mempersiapkan lompatan bisnis besar pada 2018. Sebuah lompatan yang ternyata sudah direncanakan kali pertama DHM berdiri pada 2010. “Kami berencana melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham. Itu sudah dipersiapkan dengan baik, arahnya benar, dan tujuannya juga sudah benar. Bisnis apa pun ada risikonya, tapi itu sudah kami hitung,” katanya. Menurut Andhy IPO ini merupakan cara untuk membuat perusahaan menjadi lebih besar. Dana yang terhimpun dari hasil IPO akan dimanfaatkan untuk pengembangan beberapa unit bisnis dari Dafam Group, termasuk di sektor perhotelan. “Dan yang terpenting, hasil itu adalah kembali ke azas manfaat (unsur M pada nama Dafam). Karena ukuran kami besar dan sukses itu adalah bermanfaat bagi karyawan, masyarakat, dan Indonesia,” katanya. Selain menjadi besar, IPO ini juga merupakan upaya Dafam Group untuk menjadi perusahan yang lebih baik, termasuk dari sisi tata kelola perusahaan. Itu sejalan dengan huruf ‘F’ pada Dafam yang mengandung makna: formulasi tata kelola perusahaan yang baik. “Pak Billy itu mendirikan perusahaan untuk menjadi benar, dan IPO ini akan menjadikannya lebih benar. Semua terbuka. Dan kami pun dapat mengoreksi apa yang kurang, bukan tidak benar ya, menjadi lebih baik,” kata Andhy.

80

Hotel Dafam Linggau

Suite Room Hotel Dafam Pekalongan

Untuk rencana besar itu, tak heran apabila Andhy kerap dikirim oleh Dafam untuk mengikuti sekolah bisnis di luar negeri seperti: Singapura, Hongkong, New York, dan lainnya. . Misinya, tak sekadar mencari ilmu, apalagi gelar, melainkan agar Andhy dapat menangkap berbagai peluang bisnis yang potensial dan memperluas network. Di sekolah para CEO itu pola pikir Andhy pun kian terbuka, dan tak melulu tentang hotel dan pariwisata, tapi pada semua ceruk bisnis. Salah satu hasil nyata yang langsung

terasa dari itu, Dafam mendapat tawaran untuk berkolaborasi dengan perusahaan asal China di bidang perhotelan dan pendidikan. Sementara itu, langkah bisnis DHM lainnya, semisalnya pengembangan jaringan hotel akan tetap berjalan. Bahkan pada 2018, DHM akan membuat sebuah divisi baru yang akan bergerak di bidang IT. “Kami akan membangun beberapa unit bisnis. Karena saat ini kami dituntut dapat membuka peluang bisnis yang seksi, dan tak hanya di perhotelan saja,” kata Andhy.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

MEMENANGI PERSAINGAN TAK KASAT MATA

M ira Bo ma

President Director PHM Hospitality

82

P

HM Hospitality memilih 17 orang karyawan level kedua untuk mengikuti Management Development Program (MDP). Ke-17 orang ini disaring dari sejumlah hotel jaringan PHM dari enam kota. Meski berjauhan, kemajuan teknologi memungkinkan mereka kuliah bersamaan secara daring. Bahkan ketika peserta MDP berada di luar kantor, kuliah daring itu tetap bisa diakses melalui gawai pribadi. Menariknya, platform daring dan kurikulum kuliah dikembangkan sendiri oleh PHM Hospitality. Menurut President Director PHM Hospitality, Mira Boma, program MDP ini lahir dari keprihatinan PHM terhadap terbatasnya sumber daya manusia (SDM) di industri hotel yang sesuai dengan standar PHM. Industri hotel begitu menjamur, belum lagi jaringan hotel PHM juga terus bertambah sementara SDM yang sesuai kapasitas dan standar PHM Hospitality amat terbatas. “Selain itu program MDP ini merupakan embrio dari rencana kami untuk membangun PHM Academy,” jelas Mira. Program MDP ini berlangsung selama 18 bulan dimana pesertanya akan terikat kontrak selama 36 bulan setelah lulus MDP.

Tantangan di industri hotel bukan hanya sulitnya mencari sumber daya manusia berkualitas namun juga menghadapi kompetitor yang tidak kasat mata. Mira Boma mengatur strategi membawa PHM Hospitality disegani di tengah industri perhotelan. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

Bagi Mira industri hotel tetaplah prospektif walau begitu menjamur. Pasalnya traveling sudah menjadi bagian gaya hidup Dukungan SDM yang terampil dan mumpuni di bidangnya membuat daya saing PHM meningkat. Apalagi di tengah tantangan industri hotel yang kian ketat. Seperti kita tahu hotel baru kian menjamur, akibatnya perang harga mau tidak mau terjadi. Untungnya menurut Mira, pemerintah cukup sigap mengatasinya, misalnya dengan mengeluarkan moratorium. Dengan cara ini industri hotel bisa terus maju dan berkembang. “Kalau pelaku

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

industrinya paham dan regulator ambil peran, maka industri hotel bisa terangkat dan tidak menjadi industri yang murah,” cetusnya,” cetusnya. Seiring berkembangnya teknologi, tantangan pun bertambah, yakni menghadapi lawan yang tak kasat mata salah satunya situs pencarian kamar. “Platform digital ini tidak punya aset tapi sanggup menawarkan harga murah,” jelas ibu satu anak ini. Apalagi belakangan, situs penyedia

kamar ini mulai menyediakan fasilitas bisnis seperti menawarkan penyewaan ruang pertemuan. Untungnya PHM Hospitality berada di bawah bendera Panorama Group yang sudah berpengalaman selama 45 tahun di sektor pariwisata. Walau begitu PHM Hospitality mengaku berhati-hati dalam melakukan ekspansi. Rencana di tahun 2018, PHM Hospitality akan mengelola penambahan tiga hotel baru. Sampai 2025, target kami hanya mengelola 45 hotel. Memang kelihatannya sedikit, tetapi lebih baik sedikit namun berkualitas. Karena orientasi kami pada kualitas bukan kuantitas,” jelas wanita yang hobi membuat gambar sketsa ini. Bagi Mira industri hotel ialah industri yang amat dinamis dan membuatnya kepincut. Apalagi hampir setiap hari ia bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Lebih lagi menurutnya, industri hotel mencakup begitu banyak hal dan bukan sekadar menyediakan kamar untuk bermalam. “Pola food and beverage di hotel saja terus berkembang, belum mesti selalu update dengan teknologi yang terus berubah,” imbuhnya. Namun bagi Mira industri hotel tetaplah prospektif walau begitu menjamur. Pasalnya traveling sudah menjadi bagian gaya hidup yang artinya permintaan akomodasi yang baik juga meningkat. Di sisi lain katanya, bekerja di hotel pun tidak lagi dipandang sebelah mata. “Tugasnya tinggal bagaimana menciptakan persaingan yang sehat saja,” pungkas Mira yang berlatar pendidikan accounting ini.

83


Tajuk

HARUS KREATIF AGAR KOMPETITIF Oji Fahrurrazi

General Manager Best Western Premier Solo Baru

Berkecimpung di industri hotel menuntut O ji Fahrurrazi berpikir dan bertindak cepat dalam menganalisa dan membuat keputusan. Sebagai General Manager, O ji siap membawa Best Western Premier Solo menjadi pemimpin pasar di kelasnya.

K

etika dibuka pada tahun 2015, Best Western (BW) Premier Solo Baru menyita banyak perhatian. Pertama hotel setinggi 82 meter ini menjadi gedung tertinggi sekaligus ikon baru di kota Solo. Kedua, dengan kapasitas ballroom sampai 2.500 orang, hotel ini menjadi hotel bisnis dan MICE mumpuni di Solo. Dengan kondisi ini, tugas Oji Fahrurrazi, General Manager Best Western Premier Solo Baru nampak mudah, padahal sejatinya tidak. Seiring tumbuhnya destinasi wisata di Kota Solo, hotel-hotel baru pun semakin banyak bermunculan. Karenanya menurut Oji, kompetisi akan semakin ketat. Namun ia pasang strategi yakni dengan menciptakan produk yang unik, dan secara konsisten mengontrol kualitas produk yang ditawarkan. “Tahun ini tantangannya ialah bagaimana mengangkat harga kamar hotel, dan untungnya kami berhasil mengangkat harga sepanjang 2017. Caranya dengan menerapkan strategi harga yang tepat dan memberi nilai tambah pada setiap produk yang ditawarkan,” jelas pria yang genap

84

setahun bergabung. Alhasil, okupansi kamar dan aktivitas MICE meningkat. Oji menjelaskan, okupansi kamar di BW Premier Solo Baru year to date naik lima persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan MICE naik 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Selain itu BW Premier Solo Baru juga mencatat prestasi cemerlang dengan meraih penghargaan dari Best Western Area Development Operation (ADO) Indonesia sebagai hotel dengan revenue tertinggi di antara semua hotel Best Western di Indonesia. Tak berhenti di situ, hotel ini juga meraih penghargaan dari situs perjalanan Traveloka sebagai Hotel Exeptional Guest Experience kategori kelas bintang 4+. Oji yang gemar traveling ini menjelaskan, sebagai General Manager ia menargetkan membawa BW Premier Solo Baru sebagai pemimpin pasar di kelasnya. Strateginya ialah memberi harga yang kompetitif, menyediakan produk yang kekinian, serta meningkatkan keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusia alias karyawan BW Premier Solo Baru. Memang bukan pekerjaan mudah, namun Oji menyadari bahwa bekerja di industri hotel melatihnya untuk berpikir dan bertindak cepat dalam menganalisa dan membuat keputusan. “Yang menarik dari industri ini ialah tuntutan untuk selalu berpikir kreatif agar menang dalam kompetisi,” ujarnya. Untungnya, hotel yang menyasar segmen pelancong bisnis ini dipersenjatai dengan fasilitas lengkap. Untuk kebutuhan bisnis, BW Premier Solo Baru menyediakan ballroom dengan kapasitas 2.500 orang serta 15 ruang pertemuan. Properti ke-14 Best Western International di Indonesia ini juga menawarkan 348 kamar dan suite dengan fasilitas seperti kolam renang luar ruang, pool bar, spa, dan pusat kebugaran. Asyiknya lagi, pemandangan kota Solo bisa dinikmati di Sky Lounge dari lantai paling atas BW Premier Solo Baru. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18




ADVERTORIAL

De Tjolomadoe,

MICE yang Melintas Sejarah Enam BUMN bersinergi mengubah bekas pabrik gula Colomadu menjadi pusat konvensi terpadu bernama De Tjolomadoe. Pusat konvensi ini konsisten mempertahankan unsur historical untuk menjadi destinasi baru di Solo.

P

abrik gula Colomadu memiliki sejarah panjang sebagai penanda masa kejayaan agrobisnis di wilayah Mangkunegaran pada abad ke-19. Pabrik gula itu merupakan pemikiran besar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Arya Mangkunegaran ke-IV, yang mendobrak kelaziman sebagai bangsawan yang terjun menjadi industriawan, mendirikan pabrik DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

gula Tjolomadoe di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1861. Pabrik ini menjadi tonggak bangkitnya industri gula di Jawa Tengah. Hasil produksi Tjolomadoe pun menjangkau Bandaneira sampai Singapura. Pabrik ini begitu berjaya di masa lalu, menggeliatkan perekonomian setempat dan menjadi sumber penghidupan warga sekitar. Konon dari hasil panen tahun pertama

pada tahun 1863, Colomadu mampu menghasilkan 3.700 kuintal gula. Bangunan pabrik yang awalnya bergaya indies ini sempat mengalami renovasi pada tahun 1928 dengan mengubah area muka bangunan menjadi bergaya art deco. Lalu, pasca proklamasi kemerdekaan tahun 1946, Colomadu menjadi aset yang dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia di bawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Pada tahun 1990 produksi Colomadu mulai menurun seiring berkurangnya lahan tebu yang berubah menjadi permukiman. Lalu pada 1998, gelombang krisis ekonomi ikut dirasakan Colomadu. Pabrik bersejarah ini pun berakhir beroperasi. Selama puluhan tahun gedung bekas pabrik gula teronggok kurang terawat. Sebagai aset BUMN, pabrik gula ini mesti dimaksimalkan penggunaannya. Enam BUMN kemudian bersinergi untuk mengoptimalisasi bekas pabrik gula Colomadu. PT PP (Persero) Tbk, PT PP Properti Tbk, Taman Wisata Candi, PT Jasa Marga, Patra Jasa, dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) membentuk konsorsium bernama PT Sinergi Colomadu dan mengubah bekas pabrik gula menjadi ruang konvensi berkapasitas sampai 3.000 orang bernama de Tjolomadoe. Pengembangan kawasan tahap I berdiri di atas lahan seluas 6,4 hektare. Bekas pabrik ini nantinya akan difungsikan sebagai convention hall, culture center, museum pabrik gula, dan area komersial. De Tjolomadoe akan mengakomodir berbagai kegiatan budaya dan MICE seperti pertemuan bisnis, pameran, sampai konser berskala nasional maupun internasional. De Tjolomadoe menjadi ruang konvensi yang berbeda dan istimewa karena menyimpan berbagai nilai dan kekayaan historical. Nah, unsur-

87


ADVERTORIAL

Suasana ini tentu memberi sensasi berbeda saat Anda menyaksikan konser musik, menyelenggarakan pesta pernikahan, atau mengadakan pameran dan pertemuan bisnis. Area convention hall de Tjolomadoe berluas 1.825 meter persegi berdaya tampung sampai 3.000 orang, sementara area multifunction hall berluas 794 meter persegi berdaya tampung sekitar 1.000 orang. Sedangkan area Arcade akan menjadi ruang bagi berbagai tenant untuk menawarkan produk kerajinan tangan khas nusantara.

S. Linda Gustina Director of Commercial PT PP Properti

unsur historical inilah yang tetap dipertahankan. “Unsur heritage-nya tetap kami pertahankan. Tembok berbata merah bahkan akar pohon yang berusia ratusan tahun tidak kami hilangkan namun kami perbaiki,” jelas Linda Gustina, Director of Commercial PT PP Properti. Proses renovasi memang sedang berjalan dan targetnya rampung pada Maret 2018. Namun, tata letak bangunan sudah mulai terlihat. Ikon pabrik dan beberapa mesin yang masih kokoh terpasang tetap dipertahankan. Misalnya saja, pada area depan setelah pintu masuk, Anda akan

88

disambut jajaran mesin giling berukuran besar yang dulunya digunakan untuk menggiling tebu. Selain itu, rel yang menjadi jalan lori pembawa panenan tebu juga tetap digunakan. Lalu, dua ketel tungku bulat sebesar parabola dengan dinding bata merah juga sengaja tidak dibongkar sebagai latar belakang area restoran. Sementara pada area convention hall nantinya, mesin evaporator berbentuk seperti tangki penampungan air juga sengaja dibiarkan. Selain itu, sebagian dinding bangunan dan rangka atap merupakan bangunan asli yang masih kokoh sampai hari ini.

“Tempat ini akan jadi sangat instagramable. Kami yakin proses revitalisasi ini berhasil, dan kami bangga menjadi tim sinergi yang sukses mengubah bekas pabrik menjadi ruang konvensi yang multifungsi. Melalui de Tjolomadoe, kami juga menciptakan destinasi wisata heritage baru di kota Solo,” pungkas Linda yakin. S. Linda Gustina PT PP Properti Tbk Plaza PP 7th Floor, Jl. Letjend TB. Simpatupang No. 57 Pasar Rebo, Jakarta 13760 T. (021) 87792734 www.pp-properti.com

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Tajuk

MEMBANGUN PARIWISATA DARI KETERBATASAN Zumi Zola

Gubernur Jambi

Provinsi Jambi memiliki keterbatasan inf rastruktur. Sang kepala daerah, Zumi Zola, membangkitkan industri pariwisata dari titik nol. 90

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

J

ambi meskipun memiliki kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa, provinsi ini masih kesulitan dalam hal infrastruktur. Pasalnya, Jambi didominasi oleh pegunungan berhutan dan tanah kapur. Setidaknya, Jambi harus menganggarkan Rp1 triliun dalam APBD hanya untuk infrastruktur saja. “Tapi belum direstui pemerintah pusat,” ujar Zumi Zola suatu siang di ruang rapat redaksi Majalah Venue. Kalau urusan infrastruktur beres, pariwisata dan MICE di Jambi bisa melaju kencang. Begitu setidaknya pemikiran Zumi. Pasalnya, Jambi memiliki wisata alam yang bisa dikembangkan menjadi wisata petualangan di Taman Nasional Gunung Kerinci dan Bukit Barisan. Selain gunung dan hamparan perkebunan teh, di wilayah itu juga terdapat Danau Kaco, yang airnya jernih membiru. Jambi juga dikaruniai pula pesisir di bagian timur, yang belum sepenuhnya diolah dengan baik. “Kami juga memiliki Candi Muaro Jambi, yang biasa digunakan untuk upacara Waisak. Di Indonesia acara Waisak dipusatkan di dua candi, Borobudur dan Muaro Jambi,” imbuhnya. Wisata budaya dibangun Pemprov Jambi dengan memanfaatkan popularitas Candi Muaro Jambi, dengan menggelar Festival Muaro Jambi yang dikunjungi 6.0007.000 umat Buddha – dan ratusan wisatawan asal Malaysia dan Thailand, “Kami juga memiliki Geopark yang berisi bebatuan fosil. Jaraknya sekitar lima jam dari Kota Jambi,” papar gubernur yang dulunya berprofesi sebagai artis ini.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Sebagai kepala daerah yang memiliki wilayah berkontur pegunungan, membuat Zumi ingin memangkas jarak antara Jambi dan Kabupaten Kerinci. Ia bekerja sama dengan pemerintah pusat, membangun kembali Bandara Kerinci, dengan membebaskan lahan seluas 30 hektare. Perluasan bandara itu penting, menurutnya, agar wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kerinci terus meningkat, “Jambi dan Kerinci hanya sejam dengan menggunakan pesawat, padahal bila melalui jalan darat mencapai 10 jam,” imbuh Zumi Zola. Walhasil, untuk mengembangkan industri pariwisata, selain dukungan APBD, Zumi berharap investor turut berpartisipasi. Ia menawarkan berbagai kemudahan, semisal pajak dan perizinan. Soal izin, Zumi memang tak ingin berlama-lama. Meskipun perizinan itu berbagi wewenang dengan wali kota dan bupati, ia mempermudah koordinasi agar usaha pariwisata cepat berjalan. Untuk mengakali keterbatasan SDM di bidang pariwisata, Zumi memiliki kiat jitu: ia mengajak seluruh masyarakat peduli pariwisata. Untuk membuat betah wisatawan, kalangan perhotelan mengedukasi masyarakat, dari urusan hospitality hingga bahasa Inggris, “Ramah saja tidak cukup, bahasa Inggris juga perlu. Senyum-senyum tanpa bisa bahasa Inggris, tidak ada komunikasi tentunya,” ujar Zumi. Pelibatan masyarakat ini memang penting. Pasalnya Jambi pada tahun-tahun mendatang sangat berharap pendapatan dari pariwisata. Bahkan, Jambi

91


Tajuk Gaya hidup mereka di pedalaman dilestarikan, namun pemerintah menyediakan fasilitas puskesmas, sekolah, tempat ibadah, dan tentu saja tempat bercocok tanam yang luas juga menyasar sport event sebagaimana gelora semangat provinsi tetangga, Sumatera Selatan. Untuk langkah awal, Zumi Zola tak hendak membangun gedung olahraga yang spektakuler. Ia hanya merenovasi Gedung Olahraga (GOR) yang sudah ada dengan biaya Rp8 miliar. Harapannya, acaraacara seperti kejuaraan tinju, karate, hingga basket bisa dihelat di Jambi. “Sumatera Selatan memiliki Sungai Musi, kami memiliki Sungai Batanghari yang bisa digunakan untuk balap perahu memperingati ulang tahun Jambi pada 6 Januari,” ujar Zumi Zola.

Menciptakan Ikon Pariwisata masih menyumbang sekitar 4,3 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jambi. Pemprov Jambi menargetkan angka itu terus meningkat. “Untuk itu kami butuh ikon untuk menarik wisatawan, karena potensi migas lambat laun pasti habis,” tukas Zumi Zola. Jambi memiliki tiga destinasi unggulan: Kerinci, Candi Muaro Jambi, dan Geopark Merangin. Ketiganya berpotensi besar mendulang wisatawan nusantara maupun mancanegara. Candi Muaro Jambi misalnya, diklaim sebagai candi Buddha terluas di Asia Tenggara. Menurut Zumi Zola, candi yang tampak saat ini hanya permukaannya saja. Dari gambar 3D ditemukan ada bangunan di bawah candi yang jauh lebih besar -- diduga sebesar Borobudur. Di sekitarnya terdapat hutan dengan pepohonan besar, yang membuat kompleks candi menjadi lebih teduh dan asri. Bahkan candi itu diduga merupakan pusat dari Kerajaan Majapahit. “Para sejarawan berdebat mengenai posisi Kerajaan Sriwijaya, di Jambi atau di Sumatera Selatan. Hal ini menarik, karena keberadaan Kerajaan Sriwijaya yang menyinggung Jambi, bisa menjadi modal pariwisata,” papar Zumi.

92

Sementara Geopark Merangin memiliki koleksi batuan purba yang berusia 300-an juta tahun, yang sangat pas untuk wisata edukasi dan petualangan. Soal wisata petualangan, Jambi menyediakan rupa-rupa rute untuk motor dan jip off road. Wisata petualangan terutama ada di Gunung Kerinci yang merupakan puncak tertinggi Bukit Barisan yang memanjang dari Lampung hingga Sumatera Barat. Bahkan, Presiden Joko Widodo, menurut Zumi Zola juga mendukung wisata budaya di Bukit Barisan. Dengan mengalokasikan tanah seluas 4.000 hektare di Kabupaten Batanghari dan Sarulangun untuk Suku Anak Dalam. Mereka memiliki budaya khas, hidup berpindah-pindah dan mengelola lahan di hutan. “Gaya hidup mereka di pedalaman dilestarikan, namun pemerintah menyediakan fasilitas puskesmas, sekolah, tempat ibadah, dan tentu saja tempat bercocok tanam yang luas,” kata Zumi. Selain hambatan infrastruktur, pembangunan pariwisata Jambi terkendala dengan suplai listrik – masalah listrik yang lumrah di luar Jawa dan Bali. “Saya tahu PLN butuh waktu lama untuk menyinari seluruh Jambi, dan APBD pun terbatas,” imbuh Zumi. Ia lalu memutar otak. Potensi zakat di Jambi terbilang besar, di sisi lain daerah-daerah terpencil yang tak terjangkau listrik didiami masyarakat kalangan bawah. Lalu, Zumi pun mengonsep penggunaan zakat yang dikombinasikan dengan sumber daya alam di Jambi yang melimpah untuk membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa-desa senilai Rp5,4 miliar. “Proyek ini menjadi percontohan, dengan dukungan Bank Jambi dan Baznas,” ujarnya. Proyek ini dimulai pada 2018 di empat desa di wilayah Kabupaten Saramerangu dan Merangi. Pasokan listrik yang mumpuni, tentu saja membuat Zumi dan aparaturnya bebas berkreasi. Misalnya, menggelar berbagai festival budaya dan konser Jazz di Kerinci, maupun menjaga agar homestay tetap berbinar ceria di malam hari.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk Tedjo Iskandar boleh dibilang berhasil menempatkan TTC Travel Mart dalam konstelasi bisnis perhelatan travel mart di Indonesia. Berawal dari 16 meja pada 2005, kini setiap ia menggelar acara, ratusan sellers buyers meramaikannya.

Ted jo Isk andar

Founder TTC Travel Mart

UNTUK EKSIS PERLU INDEPENDENSI DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

93


Tajuk

E

fektivitas kegiatan travel mart sebagai wahana promosi dan pemasaran diakui insan pariwisata. Setidaknya itu tecermin dari antusiasme para sellers dari kalangan perhotelan, biro perjalanan, rental kendaraan, maskapai penerbangan, pengelola destinasi, atau pun restoran untuk mengikuti kegiatan travel mart di pelbagai kota di Indonesia. Mafhum, investasi untuk mengikuti kegiatan travel mart (nasional) kurang lebih hanya Rp10 juta, tak termasuk akomodasi dan transportasi, tapi nilai bisnis yang diperoleh mencapai ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. “Mereka ikut karena memang ada hasilnya, ada bisnis yang didapat,” kata Tedjo Iskandar, Founder TTC Travel Mart. Tingginya minat pelaku pariwisata mengikuti aktivitas buyers meet sellers dalam sebuah travel mart memicu banyak organizer menyelenggarakan hal serupa. Tedjo salah satu yang berhasil menangkap peluang itu. Bermodal jaringan bisnis yang dirintisnya ketika menjadi tour leader, ia menggelar TTC Travel Mart perdana pada 2005. “Awalnya hanya 16 meja, kemudian membesar, dan pernah berhasil menjual hampir 200 meja. Buyers yang datang pun ratusan, baik dari dalam maupun

94

luar negeri,” kata Tedjo yang telah menyelenggarakan TTC Travel sebanyak 27 kali (2017). Berbeda dengan travel mart pada umumnya yang sebagian besar mengandalkan anggaran dari APBD atau pun APBN. TTC Travel Mart yang dikelola Tedjo bersifat independen, semua biaya pelaksanaan kegiatan berasal dari kantongnya sendiri, tak ada dukungan dari pemerintah daerah maupun pusat. Meskipun tanpa dukungan pemerintah, kualitas acara TTC Travel Mart mendapat apresiasi dari stakeholder pariwisata, bahkan boleh dibilang kualitasnya melebihi travel mart yang mendapat subsidi dari pemerintah. Setidaknya itu tercermin dari jumlah seller yang mengikuti TTC Travel Mart di Jakarta dan Surabaya pada tahun 2017, masingmasing berjumlah 150 seller dan 122 seller. Adapun buyers yang datang berjumlah 542 (Jakarta), dan 249 (Surabaya). Guna membiayai kegiatannya, Tedjo menarik biaya kepada masing-masing peserta (sellers) sebesar US$1.000, untuk dua kota, yakni Jakarta dan Surabaya (atau Medan). Biaya tersebut tak termasuk akomodasi dan tiket pesawat, seller hanya mendapatkan meja, satu kali makan siang, dan free flow untuk bir yang merupakan ciri khas TTC Travel Mart.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk Kunci Sukses

Memperbanyak Acara

Manfaat yang diperoleh mitra bisnisnya menjadi pedoman Tedjo ketika menyelenggarakan TTC Travel Mart. Menurutnya, tujuan sellers atau buyers datang ke acaranya karena ada manfaat yang diperoleh mereka. “Mereka merasakan manfaatnya, ada untungnya. Karena banyak di antara mereka yang telah ikut acara ini hingga 20 kali dan bahkan ada yang 25 kali,” kata Tedjo. Agar manfaat itu nyata, Tedjo pun selektif dalam memilih buyers yang datang. “Yang saya undang para pengambil keputusan, di manajemen level. Mereka juga diperbolehkan mengundang mitra bisnisnya sehingga klop,” katanya. Keberhasilan TTC Travel Mart juga tak luput dari kepiawaian Tedjo memperluas jaringan bisnisnya. Ia rajin mengikuti kegiatan travel mart yang diselenggarakan oleh organizer lain di pelbagai daerah. Setidaknya dalam setahun ada 10 acara serupa yang rutin diikutinya untuk mengumpulkan data based (sellers dan buyers). Sementara itu, di level internasional ada tiga acara yang kerap dihadirinya, yaitu MATTA, ITB Asia, dan ASEAN Tourism Forum. “Saya harus eksis. Di acara-acara itu saya tak melulu promosi, terkadang hanya ‘say hello’ seraya memperluas jaringan bisnis,” kata Tedjo. Hal lain yang mungkin dapat dicontek dari upaya Tedjo membesarkan TTC Travel ialah perihal efisiensi. Tim inti TTC misalnya yang saat ini hanya berjumlah empat orang, hanya bertambah dua orang ketika Tedjo memulai menyelenggarakan TTC Travel Mart. Dan ketika hari pelaksanaan acara Tedjo menggunakan tenaga paruh waktu, itu pun mereka dituntut untuk serba bisa. Pemilihan waktu dan tempat pelaksanaan juga menjadi pertimbangan utama Tedjo. Ia selalu mencocokkan jadwal TTC dengan kegiatan serupa, terutama acara berskala internasional yang berlangsung di Malaysia dan Singapura. Tujuannya guna membujuk buyers internasional agar mau singgah ke acaranya.

Tahun 2018, Tedjo berencana untuk memperlebar kegiatannya. Apabila dalam setahun ia menggelar acara TTC Travel Mart Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Medan (atau Makassar), mulai tahun depan ia akan merintis kegiatan di kawasan Jawa Tengah. “Dalam skala kecil, saya mulai menyelenggarakan acara di Semarang-Yogyakarta. Rencananya bulan Juni 2018, setelah Lebaran. Jadi tahun depan akan ada tiga event travel mart,” kata Tedjo. Selain itu, Tedjo juga berencana untuk menghidupkan kembali TTC Nusantara. Pada 2012, ia sempat berkolaborasi dengan organizer asal Fiilipina untuk menggelar TTC Nusantara di Manila. “Acaranya sukses. Tapi kongsiannya bubar, karena dia bikin event sendiri, tanpa melibatkan TTC,” kata Tedjo. Belajar dari pengalaman itu, Tedjo kemudian menyusun rencana untuk menggelar TTC Nusantara secara mandiri, destinasi yang dipilihnya kali ini adalah Bangkok. “Saya akan mengumpulkan pemain outbound di sana untuk bertemu dengan sellers dari Indonesia,” katanya. Keberhasilan Tedjo menyelenggarakan travel mart pun sudah tertangkap radar para National Tourism Organization (NTO) dari beberapa negara. Tedjo pun kerap diminta untuk membantu para NTO tersebut ketika akan menggelar kegiatan promosinya di Indonesia. Biasanya Tedjo akan diminta untuk mengundang sellers (Indonesia) untuk bertemu dengan pebisnis travel yang dibawa oleh masing-masing tourism board. “Sekarang banyak tourism board yang kalau bikin acara saya melaksanakan. Kemarin saya diminta oleh New Zealand, dan bulan Februari 2018 diminta untuk membantu Israel,” kata Tedjo.

“SAYA HARUS EKSIS. DI ACARA-ACARA ITU SAYA TAK MELULU PROMOSI, TERKADANG HANYA ‘SAY HELLO’ SERAYA MEMPERLUAS JARINGAN BISNIS,”

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

95


Tajuk

MENCOBA UNTUK BANGKIT Krisis tak menjadi momok bagi Pentawira. Berbekal pengalamannya selama lebih dari dua dekade di bisnis kontraktor stan, sang penggawa, Egi Kristian, optimistis mampu bangkit dari masa sulit.

Egi Kristian

Direktur Utama Pentawira

96

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

S

eperti putaran roda, bisnis Pentawira yang dirintis Egi Kristian sejak 1995, tak melulu terus bersinar. Berdasarkan catatannya, setidaknya ada tiga masa perusahaannya berada di bawah bayang-bayang krisis. Pertama, ketika tragedi Mei 1998 yang melumpuhkan stabilitas keamanan dan perekonomian nasional. Saat itu banyak perusahaan yang memotong atau bahkan meniadakan anggaran berpameran. Untuk bertahan dari gelombang krisis, Egi sempat merumahkan sebagian karyawannya dan menjual beberapa asetnya semisal truk dan mobil operasional. Masa sulit berikutnya terjadi pada tahun 2008 ketika turbulensi ekonomi kembali menghampiri Indonesia. Serupa dengan tahun 1998, proyek pembangunan stan pameran saat itu menurun karena banyak perusahaan yang memotong anggarannya promosinya. Dua masa sulit itu berhasil dilalui Pentawira, dan bahkan membuatnya lebih tangguh serta berhasil memosisikan diri sebagai salah satu pemain kontraktor stan terkemuka di Indonesia. Selanjutnya, krisis pun kembali menghampiri Pentawira pada 2014. Kali ini persoalan bukan datang

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

dari eksternal, melainkan internal perusahaan. Bertumbuhnya pameran nasional, tak hanya menggoda perusahaan pameran multinasional bertandang ke Indonesia, melainkan juga perusahan kontraktor stan asing. Ironisnya, salah satu perusahaan kontraktor asing yang masuk ke Indonesia itu membajak sumber daya manusia Pentawira. “Kurang lebih ada sembilan orang (2014) dibajak secara bersamaan. Dan mereka bukan staf biasa, melainkan para manajer yang merupakan key person Pentawira. Ada manajer marketing, desainer, operasional, hingga beberapa supervisor,” kata Egi. Hijrahnya orang-orang andal itu pun memengaruhi performa Pentawira. Mulai dari proyek kegiatan yang menyusut, order pekerjaan yang tak tertangani dengan baik, hingga kesulitan mengatur cash flow perusahaan. “Karena kesulitan cash flow, sepertinya ingin berutang lebih lama. Pendapatan yang masuk hanya cukup untuk gajian,” kata Egi. “Dan semangat anak-anak juga tak seperti dulu lagi, mungkin karena jenuh. Dulu, kalau ada proyek mereka masih semangat kerja sampai larut malam. Sekarang, jam lima sore, sudah langsung pulang.”

97


Tajuk

Membangun Kembali Kondisi itu membuat Egi sadar bahwa ada sesuatu yang tak berjalan dengan baik di perusahaan yang dipimpinannya. Ia pun segera melakukan serangkaian pembenahan. “Saya ini orang lapangan, jadi langkah yang saya lakukan berdasarkan pengalaman, buku, dan diskusi dengan teman. Lalu saya melakukan penyegaran, reorganisasi, dan memberikan semangat baru,” kata Egi. Langkah awal yang dilakukannya dimulai dari diri sendiri. Kesibukannya di luar perusahaan, semisal berorganisasi di ASPERAPI, sementara waktu terpaksa ditinggalkannya. Pola kerja dan gaya hidupnya pun berubah, ia datang lebih pagi dan tak lagi melakukan aktivitas hura-hura. “Saya fokus membenahi perusahaan ini. Saya juga kerap memberikan ide dan gagasan kepada kliennya, karena bagaimanapun mereka tetap membutuhkan kehadirian saya,” kata Egi. Kemudian, pada 2015 ia melakukan reorganisasi dengan memangkas jumlah pegawai dari 135 orang, menjadi 65 orang. Langkah itu ternyata punya konsekuensi, karena untuk membayar pesangon pegawai ia terpaksa menjual asetnya, sebuah gudang di kawasan Tangerang. Ketika sedang melakukan pembenahan, turbulensi kembali menghampiri Pentawira pada 2016. Egi terpaksa pindah kantor, karena lahan seluas kurang lebih 5.000 meter persegi yang disewanya sebagai ‘markas’ akan dibangun Wisma Atlet Asian Games. “Pindah kantor itu bukan hal mudah. Kami bangun dari nol, dari tanah kosong. Jadi tahun 2015-2016 itu saya benar-benar struggle,” kata Egi. Ketangguhan pria kelahiran 12 Maret 1960 ini terbukti.

98

Perlahan bisnis Pentawira kembali bersinar sepanjang tahun 2017. Menurutnya, pertumbuhan Pentawira tahun ini mencapai 200 persen dari target yang telah ditetapkan. Setidaknya itu terlihat dari pecapaian 35 proyek selama bulan November 2017 yang berhasil didapat Pentawira. Untuk mencapai rapor biru itu, Egi melakukan beberapa perubahan strategi bisnis Pentawira. Pertama, ia menahan hasrat untuk memperbaharui peralatan semisal modular system untuk stan pameran. Ia hanya memaksimalkan asetnya yang ada. Kedua, portofolio bisnisnya diubah. Apabila sebelumnya 60 persen proyek Pentawira merupakan official contractor dan 40 persen sisanya melayani pesanan korporat (desain special), saat ini terbalik, special desain lebih mendominasi. “Kalau kita jadi official, tapi di dalamnya tidak dapat banyak special desain, kita rugi, rugi waktu pengerjaannya. Menjadi official, untungnya tak banyak, membutuhkan banyak SDM dan juga harus melayani organizer,” kata Egi. Terkait dengan finansial perusahaan, kini ia juga menaruh perhatian lebih. “Dulu saya tak begitu peduli dengan keuangan. Tapi itu salah besar, karena seorang pimpinan itu harus mengerti tentan keuangan. Karena kebocoran itu mungkin saja dapat terjadi di sana-sini,”katanya. Bagi Egi, yang mental wirausahanya telah dipupuk sejak di bangku sekolah dasar, tak melihat turbulensi yang dialami perusahaan sebagai momok, melainkan tantangan sebagai pembuktian bahwa ia dapat melewatinya. Menurutnya, Pentawira dapat menjadi besar itu karena pelbagai tantangan yang telah dilaluinya. Ia pun optimistis bahwa apa yang telah dilakukannya bakal mampu membawa Pentawira melangkah lebih baik pada 2018.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

MEMBAWA ATMOSFER BARU DI HOTEL SAHID Vivi Herlambang Director of Sales, Marketing & Business Development Sahid International Hotel Management & Consultant

Hotel Sahid ingin menggarap pasar yang lebih luas. Semangat inilah yang ditangkap Vivi Herlambang, membawa Sahid Hotel kembali sebagai ikon hotel Indonesia. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

99


Tajuk

Di mata wartawan, Vivi Herlambang teranjur identik dengan Hotel Santika. Suatu saat, pada tahun 2014, Vivi mengabarkan kepada kru media pindah ke manajemen Hotel Sahid. Lalu banyak pihak yang meragukan Vivi bakal bertahan di Sahid. Sebagai salah satu chain hotel tertua di Indonesia, Sahid terlampau terpaku pada kejayaan masa lalu, terkesan hotel untuk aristokrat, dengan barisan staf yang konservatif. Justru itu menjadi tantangan bagi Vivi Herlambang, yang menghabiskan kariernya 23 tahun di Hotel Santika dan empat tahun sebagai Assistant Manager Customer Relationship Management Kompas Gramedia. Vivi Herlambang mampu meyakinkan para pemilik Grup Hotel Sahid, agar meraih pasar anak-anak muda atau generasi millennial – yang produktif sekaligus konsumtif. Pasalnya, generasi inilah dalam lima atau 10 tahun ke depan berada di kelas mapan, dan tentunya menggerakkan ekonomi nasional. Millennial traveler internasional yang melimpah tentunya tak bisa didekati dengan gaya hotel konservatif. “Saat saya ditawari posisi di Hotel Sahid, saya melihat ini chain hotel pertama dan terbesar di Indonesia. Lalu mengalami penurunan dan ekspansinya hanya untuk dimiliki sendiri,” tutur Vivi Herlambang. Kemudian ada pula yang bilang Hotel Sahid kuno. Saat menerima

100

tawaran dari Hotel Sahid, Vivi bertekad membesarkan yang sudah besar, “Kan sayang, hotel cantik dan lokasinya bagus,” kenang Vivi. Ia melihat melestarikan Hotel Sahid, berarti melestarikan budaya Indonesia. Lantas apa yang dilakukan Vivi untuk membawa atmosfer baru, dalam manajemen Hotel Sahid yang didirikan oleh Sukamdani Sahid Gitosardjono itu? Pertama, ia memperbaiki SDM internal dan meyakinkan manajemen, bahwa semua kegiatan perusahaan ditujukan agar Hotel Sahid menjadi kian terkenal dan meraup pasar lebih luas. Tahun pertama, Vivi menjalankan program rebranding, dengan menyempurnakan logo lama agar terlihat lebih fresh. Maka warna, font huruf, dan teks dibuat lebih modern. Lalu menciptakan komunikasi yang lebih padu, antara korporat dengan para general manager demi target bersama. “Owner Grup Sahid juga memberikan kepercayaan kepada kami untuk merekrut karyawan,” imbuh Vivi. Tampilan properti hotel-hotel Grup Sahid yang klasik, pelan-pelan juga direnovasi agar tampil segar dan modern. “Namun semuanya bertahap karena membutuhkan biaya yang sangat besar,” urai Vivi. Untuk ekspansi bisnis, Hotel Sahid mulai merangkul investor, agar membangun hotel kemudian dikelola oleh Sahid International Hotel Management.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

Mengelola properti orang lain memang bukan gaya Hotel Sahid yang terbiasa mengelola hotel milik sendiri. Namun, dengan mengelola hotel lain, pasar kian mudah ditembus dan Hotel Sahid bisa bersaing dalam bisnis perhotelan. Untuk mengelola hotel orang lain, Vivi merapatkan barisan. Ia mulai merekrut SDM terbaik dari grup-grup hotel terkenal. “Kami menargetkan mengelola 100 hotel hingga 2025,” papar Vivi. Untuk meyakinkan calon investor, Vivi sangat presisi dalam menyiapkan materi presentasi. “Materi presentasi itu mencerminkan keseriusan kami,” imbuhnya. Satu dua investor mulai percaya dan menyerahkan pengelolaan kepada Sahid International Hotel Management. Di bulan pertama, ada seorang investor yang pendapatan hotelnya naik dua kali lipat. “Ia senang bukan main, lalu menawarkan kepada calon investor lainnya,” ujar Vivi bangga. Bahkan, yang dulunya membayar gaji karyawan hotel dengan kantong pribadi, setelah dikelola Sahid International Hotel Management, bisa membayar karyawan dari hotel mereka sendiri. Di bawah kepemimpinan Vivi, bagian pemasaran berjualan kamar lewat Online Travel Agent (OTA), untuk menyasar anak muda yang senang bepergian. Itulah salah satu epik, bahwa Hotel Sahid sekarang bukan seperti yang dulu. Para pemasarnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, karena produk dan

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

materi presentasi mereka oke di mata calon investor. Para general manager tak lagi mengambil keputusankeputusan tersendiri, namun memiliki haluan yang jelas. “Sekarang tahun keempat, kami tak lagi banyak berkeliling. Kini para calon investor yang menghubungi kami,” tutur Vivi yang awal mula kariernya sebagai Manajer Pengembangan Sumber Daya Manusia Hotel Santika Premiere Semarang. Bergabungnya Vivi Herlambang ke Sahid International Hotel Management, membawa atmosfer yang positif. Pembenahan yang Vivi lakukan bersama tim, meroketkan tingkat hunian hotel-hotel baru milik Sahid. “Rata-rata di atas 70 persen, baik hotel bintang empat, tiga, dan bintang dua,” ucap Vivi. Vivi selalu membuat riset yang detail untuk pembukaan hotel-hotel baru yang bakal dikelola oleh Sahid International Hotel Management. Hal itu untuk mendapatkan profil pasar dan segmen yang diincar, terutama hotel yang berkonsep MICE. Bagi Vivi, MICE merupakan pasar yang menjanjikan, bahkan di kota-kota ketiga. Pasar inilah yang bakal digarap Sahid International Hotel Management dengan serius.

101


Tajuk

MENJAGA PACTO TETAP MERAJAI PASAR KONVENSI Ratna Ning

Vice President Director Pacto Covex

102

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

Pacto Convex merajai bisnis konvensi dan meeting. Selain pengalaman, perusahaan penyelenggara konvensi ini memiliki komitmen kuat membangun SDM.

P

erusahaan MICE dengan reputasi internasional semisal Pacto Convex tak dibangun dalam sesaat. Di bawah Susilowani Daud, perusahaan yang mulanya berbisnis pariwisata itu mengembangkan sayap bisnis di industri MICE. Di belakang Susi, berbaris pula SDM-SDM tangguh, salah satunya Ratna Ning – yang akrab disapa Raty – ia sebagai Vice President Director Pacto Convex.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Popularitas Pacto di kawasan ASEAN tak diragukan lagi. Mereka pernah menangani konferensi perubahan cuaca dengan peserta mencapai 14.000 orang, pada 2007. “Saat itu, infrastruktur MICE tak sekomplet sekarang. Kami berhasil menangani dengan baik,” papar Ratna Ning. Kuncinya adalah penguatan SDM dan memercayai profesionalisme mereka. Dua hal inilah yang membuat Pacto Convex berbeda dengan perusahaan keluarga lainnya. Mayoritas saham di Pacto Convex memang dimiliki keluarga Raty. Boleh dikata, ia merupakan wakil keluarga dalam perusahaan penyelenggara konvensi (PCO) terbesar di Indonesia itu. Usai menamatkan program Master Business Administration (MBA) dari American University pada 1997, ia tak langsung bergabung dengan Pacto Convex. Minatnya yang besar dalam bisnis keuangan membawanya bekerja di negeri Abang Sam selama dua tahun. “Sekitar 1999, saya diminta keluarga untuk bergabung dengan Pacto Convex,” kenang Raty. Dengan disiplin ilmunya itu, Raty memang piawai mengurusi keuangan. Pacto Convex pun makin efisien, sehingga kondisi finansialnya juga kian lega. Dengan begitu, perusahaan keluarga

103


Tajuk

itu juga kian ekspansif dan mampu menangani konferensi berskala besar, dengan peserta mencapai ribuan orang. Walhasil, meskipun tampak sebagai perusahaan keluarga, Pacto Convex justru jauh dari ciri perusahaan keluarga – yang biasanya ramai-ramai dikelola keluarga dan manajemennya tertutup. “Pacto dijalankan dengan cara open management,” ujarnya. Dengan begitu, rata-rata SDMnya memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Raty termasuk dalam barisan penyelenggara konvensi yang lahir bukan dari bangku kuliah MICE. Ia belajar secara otodidak dari mentor yang hebat, learning by doing. Di Pacto Convex, sistem kerja memang sudah berjalan dengan baik. Bagi mereka, mengurus event dengan ratusan atau puluhan ribu peserta memiliki tanggung jawab yang sama. Namun Raty kerap menegaskan, jangan melihat dirinya atau Pacto Convex seperti sekarang. Ia dan tim memang benar-benar bekerja keras dalam operasional. Mulai dari persiapan sampai acara selesai. “Dulu kami enggak bisa tidur di lapangan. Sebelun ballroom benar-benar rapi, saya masih di situ memastikan semuanya beres. Jadi, saya juga turut menangani sendiri semuanya,” imbuhnya. Semuanya menjadi mudah, karena tim memiliki kepercayaan satu sama lain. Pacto Convex, menurut Raty, sangat mengedepankan kerja tim. Sebuah konvensi bisa sukses bila semua bekerja dengan baik. “Keberhasilan ini diraih secara kolektif, tentunya dengan memiliki pimpinan yang baik. Namun bila sekarang Pacto Convex, menjadi perusahaan MICE terbesar di Indonesia, semua SDM memiliki kontribusi,” jelas Raty.

Penguatan SDM Raty beranggapan semua orang memiliki porsi yang penting di bidang yang berbeda. Misalkan dirinya lebih kuat pada bidang keuangan, kemudian SDM lain pandai dalam hal pemasaran. Semuanya saling mengisi. Lalu, yang tak kalah pentingnya adalah manajemen terbuka. Keterbukaan itu membuat SDM juga merasa nyaman, dan kesejahteraannya menjadi lebih baik. “Dan kesejahteraan bukan hanya soal materi, tapi juga pendidikan, meningkatkan kepercayaan diri dan lain lain. Jadi, jika ada masalah sekecil apaun silakan diutarakan kepada pihak manajemen,” imbuh Raty. Bagi Raty, manajemen terbuka bercirikan perusahaan yang memiliki kerangka yang jelas, tidak terlalu kaku, juga tidak terlalu fleksibel. Pengalaman Raty selama 17 tahun bersama Pacto Convex, membuatnya menarik kesimpulan: perusahaan MICE bakal sukses bila mampu menguatkan manusianya. Caranya. dengan memberi kepercayaan terhadap para karyawan, “Dengan demikian setiap karyawan juga mengalami proses belajar. Kepercayaan itu mendorong

104

Pacto Convex, menurut Raty, sangat mengedepankan kerja tim. Sebuah konvensi bisa sukses bila semua bekerja dengan baik

mereka menerima amanat dengan baik, dengan begitu meringankan pekerjaan kami,” imbuh Raty. Tim atau SDM yang kuat membuat Pacto Convex boleh dikata jaminan suksesnya sebuah konvensi. Meski begitu, perusahaan itu terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman. “Kami tetap memberi pelayanan standar yang lebih, tak ada pemotongan spesifikasi. Misalnya, klien minta brand Samsung untuk layar, namun kami memberi brand lain namun setara. Itu tidak kami lakukan. Kami menjaga kualitas karena makin banyak persaingan di bisnis PCO,” jelasnya. Bagi Raty manajemen terbuka dalam perusahaan keluarga membawa keuntungan tersendiri. Misalnya bila ada masalah di lapangan, tim bisa mencari solusi bersama, “Tidak saling menyalahkan orang lain,” papar Raty. Nama Pacto memang dipertaruhkan, walhasil tim harus teliti keselahan-kesalahan kecil. Bisnis konvensi itu bisnis amanat, semua orang harus bertanggung jawab pada bagiannya, begitu keyakinan Raty. Selanjutnya, kunci sukses berbisnis PCO adalah manajemen waktu. Menangani 100 orang dan 1.000 orang bagi Pacto sama saja dari sisi tanggung jawab. Menurut Raty, perusahaannya tak pernah menyepelekan pekerjaan kecil, karena kerap menangani perusahaan besar. A-Z dari setiap check list dijalankan dengan teliti. “Pekerjaan ini butuh manajemen waktu yang baik. Seperti kurva, waktu persiapan sangat membutuhkan perhatian besar, saat acara pekerjaan makin mengecil. Kami selalu berusaha mengikuti kurva itu secara sempurna,” imbuh Raty. Ia ingin kue bisnis konvensi ini kian besar. Bila kue makin besar, berapapun pertumbuhan perusahaan PCO, mereka tetap bisa bekerja. Untuk itu, ia meminta semua pihak mulai dari pemerintah, pebisnis, hingga masyarakat menjadikan Indonesia selalu menarik untuk dikunjungi. Dengan demikian, lembaga atau asosiasi dunia terus melirik Indonesia, sebagai destinasi konvensi.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

BEREAKSI MENGIKUTI TREN PASAR

Ketika Dyandra Media International (DMI) menghadirkan Dyandra Convention Center di Surabaya, pada 2008, mereka meyakini pasar pameran Surabaya bakal hidup. Saat itu, Gramedia Expo – nama sebelum Dyandra Convention Center – memang benar-benar merebut hati penyelenggara pameran di Kota Buaya.

Suprapti Suprobo

General Manager Dyandra Convention Center Surabaya

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

105


Tajuk

G

edung yang mewakili lini usaha Kelompok Kompas Gramedia – induk DMI – itu dibuat berbentuk lipatan-lipatan kertas. Dinding gedung dicat dengan lapisan khusus, yang membuat warna gedung berubah-ubah warnanya ketika diterpa sinar matahari. Menurut Ridwan Kamil sang arsitek, Dyandra Convention Center dibuat untuk menjadi ikon kota, sekaligus titik temu atau ruang publik warga Surabaya. Mereka bisa bersantai di teras gedung yang terdapat taman. Lalu, jadilah Dyandra Convention Center sebagai pusat pameran. Lokasinya di jantung kota Surabaya, menjadikan pusat pameran dan konvensi itu ramai acara. Persoalannya, tren pameran dan konvensi berubah, “Biasanya pameran mencapai 80 persen karena berbagai hal, termasuk ekonomi yang melambat dan kompetisi, okupansi untuk pameran turun dratis,” kata General Manager Dyandra Convention Center Surabaya, Suprapti Suprobo. Prapti, biasa ia dipanggil, lalu putar otak. Pada 2012 ia mengajukan business plan untuk melebarkan sayap usaha, “Kondisi pameran yang stagnan sejak saya masuk pada 7 Oktober 2009, mendorong kami menangkap pasar wedding dan event,” pungkas Prapti yang di awal kariernya bekerja di bidang perhotelan. Dalam proposal itu, ia mendorong Dyandra Convention Center berbenah demi merambah pasar yang lebih luas. Lalu, renovasi digeber. Lantai ruang pameran yang tak berkeramik ditutup karpet dan dinding diberi aksen merah, sementara langit-langit berhias lampu gantung dari kristal. Renovasi ini mengubah ruang pameran yang seperti hangar, menjadi ballroom hotel bintang lima. Tak cukup itu, Prapti juga mengajukan pembangunan dapur yang mampu melayani hidangan di atas 1.000 pax. Hasilnya? Tingkat okupansi terus di atas 80 persen. Kala pameran stagnan, manajemen Dyandra Convention Center memanen penghasilan dari Chinese wedding dan acara semisal pertunjukan musik, wisuda, konvensi, meeting, dan aneka rapat, “Dari tingkat okupansi itu, pameran hanya 20 sampai 30 persen saja. 80 persen wedding dan berbagai acara lainnya,” ujar Prapti. Untuk wedding kami gratiskan sewa ruang, namun harus membayar dengan hitungan meja atau per hidangan.

106

Bisnis ini membuat pusat konvensi itu berhadapan langsung dengan ballroom-ballroom hotel bintang lima di Surabaya, baik chain nasional maupun internasional, “Pasar wedding sangat luas, nilai plus kami adalah harga yang kompetitif, lokasi, hingga hidangan yang ditangani chef berpengalaman internasional,” imbuh Prapti. Makanan memang menjadi perhatian khusus Prapti. Ia tak segan-segan mengecek langsung ke dapur dan menanyakan kualitas hidangan langsung kepada tamu. “Hidangan kami 100 persen halal, dan itu menjadi tren dalam masakan Chinese weeding. Selain bahan baku masakan yang berkualitas, masakan kami juga tidak menggunakan MSG,” kata Prapti. Inilah yang membuat Dyandra Convention Center lekas merebut hati penyelenggara pernikahan maupun kalangan papan atas di Surabaya. Sebagai nakhoda pusat konvensi, Prapti terbilang sukses. Meskipun berlatar pendidikan sastra Inggris, karier profesional wanita yang lahir di Surabaya itu bermula dari perhotelan, “Mulanya ditawari kerja selepas kuliah, karena iseng ingin cepat kerja saya menerimanya. Dan ternyata asik,” kenang Prapti. Kesempatan meningkatkan kariernya datang, ketika Hotel Hilton Surabaya mengirimnya kuliah untuk mengambil manajemen hotel di AHMA Colleague, Association Hotel & Motel America. Ia menutup kariernya di Hilton pada 2002, pada posisi sales manager. Lalu menjadi asisten sales director di Hyatt Regency Surabaya. Lalu

Kami dari Asperapi terus mendorong agar para penyelenggara pameran bermain di pasar B2B, selain menuntut kreativitas, revenue yang dihasilkan lebih tinggi. Dan prospeknya bagus meskipun ekonomi melambat

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

pada 2006 ia menduduki posisi sales director di hotel berbintang lima itu. Petualangannya berlanjut ke Hotel JW Marriott Surabaya sebagai sales director, dan pada 2009 bergabung dengan Dyandra Convention Center. Meskipun mengelola pusat konvesi berbeda dengan hotel, namun soal pemasaran memiliki roh yang sama. Itulah keyakinan Prapti, “Yang paling penting, kita bisa menjadi tempat keluh kesah penyelenggara, klien, bahkan tamu. Usahakan selama acara berlangsung semua berjalan rapi, komplain atau penyelesaian komplain, barulah dirembug setelah acara selesai,” ujar Prapti membuka resep sukses membuat klien terus kembali.

Memimpin Asperapi Jawa Timur Bagi Prapti pasar pameran di Surabaya terbilang unik. Meskipun Surabaya kota industri, perdagangan, dan jasa, tak banyak pameran dagang (B2B) di kota itu. Setahun sekitar 40-an pameran. Di kala ekonomi jalan di tempat, bisnis pameran di Surabaya tak bagusbagus amat. Walhasil, pameran di Surabaya masih didominasi pameran business to consumer (B2C).

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jawa Timur, ia menaruh perhatian besar terhadap hal itu. “Kami dari Asperapi terus mendorong agar para penyelenggara pameran bermain di pasar B2B, selain menuntut kreativitas, revenue yang dihasilkan lebih tinggi. Dan prospeknya bagus meskipun ekonomi melambat,” papar Prapti. Ia kerap menggelar berbagai workshop dengan mendatangkan narasumber di bidang pameran dan konvensi dari Jakarta. Dengan demikian ia berharap pengetahuan dan keterampilan penyelenggara pameran dan konvensi di Surabaya juga turut terkerek, “Yang mengerti pasar Surabaya ya kami. Bila tidak meningkatkan diri, pasar pameran di Surabaya bisa dikuasai pendatang,” papar Prapti. Ia menargetkan pemain pameran Surabaya bisa membuat pameran dagang internasional, selain harganya bagus juga tak begitu terpukul dengan masalah ekonomi yang melambat.

107


Tajuk

NAKHODA BARU DENGAN VISI BARU Hendra Noor Saleh

Direktur Dyandra Promosindo

Kehadiran Hendra Noor Saleh dalam Dyandra Promosindo membawa angin segar. Tugas dia terbilang berat, menyelamatkan pameran otomotif terbesar dan tertua di Indonesia, IIMS. 108

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

K

arier mula Direktur Dyandra Promosindo, Hendra Noor Saleh, terbilang unik. Usai lulus kuliah dari Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar, pada 1991, ia bekerja di perbankan. Lalu nasib menuntunnya bergabung Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada 1994, sebagai wartawan otomotif. Kariernya terbilang cepat dalam dua tahun, ia menjadi Redaktur Pelaksana Tabloid Otomotif. Ia memiliki pengalaman 17 tahun sebagai pewarta otomotif, dan sempat menjabat pemimpin redaksi tujuh media otomotif dalam satu waktu. Selanjutnya ia pernah memimpin berbagai media di luar otomotif semisal Majalah Hai, Intisari, Bobo, Fortune Indonesia, hingga National Geography. Pada 2004, ia menyelesaikan gelar master dalam bidang manajemen komunikasi dari Universitas Indonesia. “Suatu hari, Pak Agung Adiprasetyo CEO Kompas Gramedia saat itu, memanggil saya untuk bergabung dengan anak perusahaan KKG,” kenang Hendra Noor Saleh yang akrab disapa Kohen. Instruksinya jelas. Kohen diperintahkan bergabung dengan Dyandro Promosindo, perusahaan raksasa pameran yang baru saja melepas sahamnya di bursa saham, dan sedang dalam keadaan terbelah. Para pendirinya pecah kongsi, yang membuat pameran The Indonesia International Motor Show (IIMS) di ambang kerugian. “Itu goncangan kehidupan saya yang kedua. Yang pertama adalah ketika memutuskan keluar dari dunia perbankan, dan menjadi wartawan dengan gaji sebesar 30 persen dari gaji yang diterima sewaktu di bank,” imbuh Kohen. Kohen dianggap orang yang paling tepat menangani IIMS dan bertandem dengan salah satu Direktur Dyandra Media International, Tbk, Eri Erlangga yang menyukai dunia otomotif. Pengalaman Kohen dan memiliki relasi level nasional dan internasional di bidang otomotif, merupakan paduan yang pas untuk menyelamatkan IIMS.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

“Saya meminta waktu tiga tahun atau tiga kali pameran untuk memulihkan IIMS,” kenang Kohen. Hari pertama masuk kantor di gedung The City Tower (TCT) di Jalan Thamrin, ia mendapati kru IIMS nyaris habis. Boleh dikata, Kohen memulai dari nol untuk membangun IIMS. “Saya hanya memiliki dua orang di level manajer yang berpengalaman pada IIMS sebelumnya,” kata Kohen. Kohen sebagai nakhoda baru, mencetuskan gagasan IIMS bukan lagi sekadar jualan mobil. IIMS harus menjadi ajang rendezvous komunitas otomotif, mulai dari anak motor, modifikator, free styler, pencinta otomotif klasik, pencinta sound system mobil, hingga off roader. IIMS menjadi semacam ajang pestanya insan otomotif dari pabrikan sampai komunitas. Ajang ini menumbuhkan rasa memiliki IIMS di kalangan pecinta otomotif. Kerumunan massa selalu menciptakan bisnis, begitu pikir Kohen. Ia menyebutnya sebagai The Essence of Motor Show. IIMS seperti terlahir kembali. Konsep otomotif culture disambut gegap gempita pencinta otomotif, “Saat itu kami benar-benar bertarung. Perhelatan IIMS 2015 hanya diikuti tujuh Agen Pemegang Merek (APM) dan delapan dealer,” tutur Kohen. Apalagi waktu perhelatan IIMS dan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) berbarengan. Meskipun tak didukung Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), IIMS dibanjiri 359.374 pengunjung atau kurang dari 20.000-an dibanding IIMS 2014 yag mencapai 380.000 pengunjung. IIMS 2015 boleh dikata pertaruhan nama besar Dyandra Promosindo. Menurut Kohen, event itu jeblok, karena

109


Tajuk

banyak perhelatan yang dibiayai oleh Dyandra, yang seharusnya bisa dibuat dengan pola kerja sama. Perhitungan Kohen tak meleset. Pada perhelatan IIMS, event pendukung dibuat pola sponsorship dan mampu menekan biaya. “Pada event IIMS 2017, kerugian kami mengecil. Karena banyak sponsor yang membiayai event komunitas dan bahkan beberapa event justru membayar kepada Dyandra karena sifatnya kejuaraan nasional,” ujar Kohen bangga. IIMS 2016 berhasil menarik 15 APM, dengan pengunjung mencapai 454.178 orang. Transaksi yang dihasilkan mencapai Rp3 triliun lebih. “Pada event 2016 banyak yang meragukan kami. Tapi transaksi yang membuktikan, bahwa IIMS masih menarik. Pada 2016, transaksilah yang menarik APM lainnya untuk kembali hadir dalam IIMS 2016,” imbuh Kohen. IIMS 2016 digelar pada awal tahun, inilah salah satu strategi Kohen. Ia menginginkan industri otomotif pemanasan di awal tahun untuk menggenjot transaksi. “Momentumnya kian menarik karena menjelang Idul Fitri, masyarakat biasanya membeli atau mengganti mobil,” imbuh Kohen.

110

Esensi sebuah pameran otomotif tetap dipertahankan Dyandra, untuk memikat komunitas otomotif. Buah manis ini berlanjut pada IIMS 2017, yang dikunjungi 503.447 orang dengan nilai transaksi mencapai Rp3,2 triliun. Perhelatan ini diikuti 17 APM mobil dan 8 APM sepeda motor, bahkan beberapa APM melansir kendaraan terbaru mereka pada acara ini. “Pada 2017, IIMS telah pulih meskipun tak sebesar 2014. Tapi kami optimistis ke depan jauh lebih baik dengan berbagai terobosan baru,” ungkap Kohen. Pada IIMS 2017, Dyandra Promosindo menggandeng Blibli.com, agar mereka yang tak datang ke pameran bisa berbelanja. Ke depan, pola bermitra dengan e-commerce bakal digenjot Kohen. Ia seperti menerawang pameran otomotif masa depan, yang tak sekadar fisik. Justru bisnis otomotif terbesar datang dari e-commerce dan mengoptimalkan pemberitaan mengenai pameran Dyandra Promosindo, “Saya mendorong IIMS tak hanya jadi event tapi brand. Nantinya, semua pernakpernik mulai dari makanan, minuman, hingga suvenir dilabeli IIMS,” ujar Kohen membuka selubung IIMS masa depan.

Meskipun kecil, di masa mendatang bisnis ini pasti berkembang Dengan IIMS sebagai brand Dyandra Promosindo mampu meraup penghasilan lebih dari produkproduk turunan dalam IIMS. Dalam ranah e-commerce, setiap penjualan barang yang dipamerkan di IIMS yang dijual toko online, Dyandra juga memperoleh fee, “Meskipun kecil, di masa mendatang bisnis ini pasti berkembang,” yakin Kohen. Di tangan Kohen dan timnya, pameran Dyandra tumbuh pesat. Dari hanya sekitar enam event berkembang menjadi 23 event. Padahal saat pecah kongsi, Dyandra Promosindo hanya disisakan pameranpameran yang tak menguntungkan, dan tak didukung asosiasi pula. “Kami bekerja dalam industri kreatif, dengan menciptakan banyak event artinya kami membesarkan Dyandra Promosindo,” tutup Kohen.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

SPESIALIS BENAHI HOTEL PESAKITAN Ren

Tobing

CCO & Co-Founder Topotels Hotels & Resorts

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

111


Tajuk Dengan pengalaman internasional, Ren Tobing dan kawankawannya melahirkan Topotels Hotels & Resorts. Mereka piawai membenahi hotel “sakit” dan bertekad bermain di pasar global.

T

iga kolega ini seperti menantang dunia. Ren Tobing dan dua rekannya itu kompak, melompat dari zona nyaman setelah bekerja di chain hotel internasional, yang menangani bisnis hotel di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Pada 2012, mereka bertekad membangun perusahaan manajemen hotel. Manajemen hotel itu mereka namakan Topotels Hotels & Resorts. Semangat mereka seirama dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang menjadikan pariwisata menjadi penghasil devisa nomor wahid, “Wisatawan perlu hotel untuk menginap, ini menjadi semangat sekaligus pasar yang menantang kami,” papar CCO & CoFounder Topotels Hotels & Resorts, Ren Tobing yang berpengalaman 10 tahun di bidang perhotelan. Berbekal hapal kelok bisnis perhotelan dari A-Z, mereka mulai meyakinkan investor. Salah satu epik meyakinkan

112

investor adalah ketika mereka bertemu pemilik Hotel Polonia di kota Medan, Sumatera Utara. “Itu hotel yang melegenda di zamannya. Namun saat jaya, pemiliknya tak berinvestasi untuk mengantisipasi perubahan bisnis. Okupansinya hanya di bawah 20 persen dan pemiliknya tak bisa berbuat apa-apa,” ujar Ren. Trio pebisnis hotel itupun menerapkan filosofi: investasi minim dan lekas sukses agar didengar banyak orang, untuk mengelola hotel yang berusia 40-an tahun itu. “Kami berprinsip para pemodal yang satu dengan yang lainnya saling berbicara, lalu mempercayakan hotelnya kepada kami,” papar Ren. Topotels tak meminta investasi besar-besaran untuk menyelamatkan Hotel Polonia. Mereka membenahi operasional hotel, agar produknya tetap bersaing. Ren dan koleganya mengubah kerja manual menjadi komputerisasi. “Mereka masih menggunakan mesin ketik dengan kertas karbon rangkap lima dan tantangan lainnya, SDM mereka tak bisa komputer,” kenang Ren. Di tahun pertama pendapatan hotel langsung naik, sang pemilik tumbuh rasa percaya dirinya. Menurut Ren inilah yang terpenting. Kemudian Hotel Polonia direnovasi besar-besaran dengan gaya vintage modern, namanya pun diubah menjadi Hotel Le Polonia. “Tingkat okupansinya mencapai ratarata 83 persen sampai akhir tahun,” ujar Ren bangga. Satu demi satu hotel yang pesakitan berhasil disembuhkan, popularitas Topotels segera menanjak. Dalam lima tahun mereka telah mengelola 30 hotel. Benar saja, kabar dari mulut ke mulut dari para investor, membuat Ren Tobing dan dua koleganya terus didatangi investor. Di ujung 2017 mereka membuka hotel di Cikarang Banten, dan Mojokerto di Jawa Timur. Proyek prestisius yang bakal mereka tangani pada tahun 2018 adalah mengelola hotel di Johor Baru, Malaysia, yang terdiri dari 700 kamar di dua tower.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Tajuk

Impian trio Topotels memang terwujud dengan pembukaan properti di Malaysia itu: mereka bukan jago kandang, tapi bermain di panggung global. “Lokasinya strategis, dekat dengan Legoland. Apalagi Legoland sedang menjadi destinasi favorit wisatawan,” tukas Ren. Yang membanggakan bagi Topotels, selain Malaysia, chain nasional berasa internasional itu juga mengoperasikan hotel di tiga kota di Myanmar. Myanmar bagi Topotels adalah pasar yang menjanjikan. Singapura memiliki pasar yang lebar, namun investasi di nNegeri Singa itu juga mahal, dan kembali modal bisa mencapai lima tahunan. Sementara dengan proyek yang sama di Malaysia dan Myanmar, investor bisa kembali modal hanya dalam dua sampai tiga tahun. Target pasar ASEAN mereka ada di 10 negara, namun semuanya diurut berdasarkan prioritas. “Kami menargetkan setiap tahun minimal mengelola 20 hotel. Jadi hingga akhir 2020, terdapat penambahan minimal 40 hotel lagi atau total sekitar 70 hotel,” imbuh Ren. Soal memiliki hotel sendiri, Topotels belum menjadikannya prioritas. Entah lima tahun lagi, hal itu menurut Ren bisa saja terjadi. Fokus mereka saat ini adalah melantai di bursa dengan menawarkan saham kepada publik.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Berstandar Internasional Keramahtamahan ala Indonesia seperti menjadi kredo dalam bisnis perhotelan. Persoalannya, ketika chain hotel nasional bermunculan, mereka mengklaim diri sebagai simbol keramahtamahan Indonesia. Topotels Hotels & Resorts juga meramu keramahtamahan Indonesia sebagai jualan utama, lantas apa bedanya dengan para kompetitor? “Kami rasa internasional dengan harga lokal,” begitu ujar Ren meyakinkan. Berbekal lama bekerja di chain internasional, “jualan” Topotels Hotels & Resorts sangat masuk akal. Mereka tahu seluk beluk teknis standar hotel internasional dan mereka paham benar harga bahan baku hingga SDM untuk menjalankan hotel di Indonesia. Selanjutnya, untuk mewujudkan rasa internasional harga lokal itu, mereka sangat memperhatikan kinerja para general manager (GM). Bagi mereka general manager adalah ujung tombak pelayanan dan menjadi denyut nadi bisnis hotel. Di Topotels Hotels & Resorts, selain memperoleh pelatihan, para GM juga harus memberi pelatihan kepada seluruh staf, agar standar Topotels benar-benar dilaksanakan dengan sempurna. Melatih SDM ini, sama besar bobotnya dengan target angka yang harus diraih para GM.

113


Rendevu

Optimisme Pelaku MICE Menyongsong 2018

Memasuki tahun politik di 2018, sejumlah pelaku industri mengaku berhati-hati melancarkan ekspansi. Namun, lain ceritanya bagi pelaku industri MICE. Mereka mengaku optimistis dan bersemangat menyongsong 2018 yang tecermin dalam opini berikut.

“Tahun depan situasinya lebih menantang. Perkiraan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih flat di kisaran 5,2 persen sampai 5,3 persen membuat korporasi masih akan menahan diri untuk berekspansi. Namun, sentimen-sentimen positif paling tidak diharapkan bisa datang dari empat peristiwa. Pertama, Kementerian Pariwisata akan menggenjot habis-habisan promosi dengan mencapai target kunjungan wisata. Kedua, pelaksanaan Asian Games 2018. Ketiga, pelaksanaan IMF World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018, dan keempat Pilkada serentak di 171 daerah seluruh Indonesia pada Juni 2018.” HARRY D. NUGRAHA Founder Indonesia Professional Organizer Society (IPOS) & CEO EGO Global Network

“Bisnis MICE Indonesia di tahun 2018 diprediksi akan tumbuh sekitar 15 persen dan akan semakin berkembang dengan indikasi banyaknya investor mulai tertarik menanamkan modal di bidang ini. Pembangunan fasilitas MICE seperti di Jakarta, Bali, Medan, Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan Batam bukan hanya untuk peningkatan supply-nya, tapi juga untuk memenuhi permintaan yang tinggi, baik yang berasal dari luar maupun domestik. Keikutsertaan Indonesia dalam pameran di luar negeri sudah menjadi keharusan agar destinasi MICE di Indonesia tetap eksis dan semakin dikenal di dunia internasional.” DICKY SUMARSONO CEO Azana Hotels and Resorts Management

114

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Rendevu

“Tahun depan beberapa event pariwisata internasional akan diselenggarakan di Indonesia, seperti Asian Games dan IMF World Bank Group. Ada pula event MICE di 2018 yang kabarnya mendatangkan 500 buyers internasional ke Indonesia. Ini tentu menjadi peluang menjanjikan. Di samping itu, indikasi MICE meningkat ialah banyaknya investor lokal dan asing yang tertarik menanamkan modal, seperti Horison Group di Makassar atau grup Lippo dengan Meikarta-nya.” RURY ILHAM General Manager Hotel Santika BSD City

“Adanya pembangunan infrastruktur dan pengembangan destinasi wisata secara agresif yang dilakukan oleh pemerintah daerah sangat menguntungkan pengusaha yang bergerak di bidang MICE. Pada tahun 2018, kegiatan MICE di daerah akan semakin ramai.” SUPRAPTI SUPROBO General Manager Dyandra Convention Center Surabaya

“Tahun 2018 pariwisata bisa menjadi sumber devisa utama negara selama didukung pembangunan infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia di bidang pariwisata, serta kemudahan perizinan investasi. Apalagi, kita punya modal cukup berupa keindahan obyek wisata, ragam budaya dan kuliner, serta warga yang ramah. Tentu perlu promosi yang tepat dan terarah.” HARI SUKOCO Vice President Freight Marketing, Sales and Customer Care PT Kereta Api Indonesia (Persero)

“Dengan ditetapkannya MICE sebagai produk unggulan pariwisata nasional oleh pemerintah memicu daerah mempersiapkan dan mempromosikan fasilitas dan pendukung kegiatan MICE. Sekarang, event MICE bukan hanya monopoli kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali, tapi juga kota Solo dan kota kecil lainnya sudah sangat siap untuk menyelenggarakan kegiatan MICE dengan fasilitas berkelas internasional. Pada 2018, industri MICE sangat menjanjikan dan semakin membuka peluang usaha bagi event organizer atau professional conference organizer.” MAKHSUN AL MAKKY, MM, CPC,MNLP Director of Focus Maxima Indonesia & Winner A-Plus Organizer Trainer, Life Coach.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

115


Destinasi

Adu Tangkas Andalan MICE Palembang Oleh Ludhy Cahyana dan Harry Purnama

Kompleks olahraga Jakabaring dan sejarah panjang Kerajaan Sriwijaya serta keelokan Sungai Musi, menjadi modal kuat Palembang jadi kota MICE.

P

alembang memang elok. Kota yang dibelah Sungai Musi ini merupakan salah satu pusat kejayaan peradaban kerajaan-kerajaan nusantara ratusan abad silam. Kota ini telah bermetamorfosa menjadi megapolitan yang riuh. Tahun lalu, Kementerian Pariwisata mencanangkan Palembang bersama Medan, Batam, Solo, Bandung, dan Jakarta sebagai enam destinasi MICE yang diprioritaskan. Positioning Palembang juga sangat jelas dalam menyasar pasar MICE. Kota itu memilih sport event sebagai primadona untuk mendatangkan wisatawan. Debut Palembang menjadi kota event dimulai pada 2001. Ketika itu, Palembang menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI, yang dituntut memiliki fasilitas yang mumpuni. Lalu dibangunlah stadion berkapasitas 40.000

116

orang di Seberang Ulu sekitar 5 km dari kota Palembang. Lokasi pembangunan stadion bernama Jakabaring, yang dulunya dikenal sebagai daerah semak belukar berlahan kambut, disulap menjadi stadion mentereng. Pembangunan Jakabaring tak berhenti sampai di situ. Setelah stadion menyusul berbagai pembangunan sarana olahraga termasuk wisma atlet di atas lahan seluas 325 hektare. Pembangunan ini untuk menyambut perhelatan besar berupa SEA Games XXVI 2011. Kompleks olahraga ini juga akan menjadi lokasi untuk penyelenggaraan Asian Games 2018. Perhelatan SEA Games 2011 boleh dikata sukses. Acara olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu mendatangkan 5.500 atlet, 700 jurnalis asing, lebih dari 2.300 wartawan nasional, dan 16.000 penonton.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Destinasi

Namun, perjalanan menuju “pesta” itu diakui Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Selatan, tidak semudah perkiraan. Setidaknya ada tiga permasalahan utama yang dihadapi Palembang kala itu. Pertama, ketidaktersediaan venue yang layak. “Yang kami miliki hanya lahan rawa seluas 325 hektare di Seberang Ulu, Palembang, yang dapat digunakan untuk lokasi pengembangan venue,” kata Alex. Kedua, ketidakpastian dana pengembangan venue dari pemerintah pusat. Ketiga, waktu yang sangat

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

minim. “Sisa waktu hanya 11 bulan. Untuk mengejar ketertinggalan, Kompleks Olahraga Jakabaring digarap 5.000 pekerja. Saya pun sampai memindahkan kantor ke Jakabaring untuk memastikan semua berjalan baik. Meski ada kekurangan, Palembang sukses menjadi tuan rumah,” imbuh gubernur yang telah menjabat dua periode itu. Sejak menjadi tuan rumah SEA Games ke-26, Palembang menjadi venue langganan berbagai sports event berskala internasional. Islamic Solidarity Games ke-3 yang digelar di Kompleks Jakabaring, pada 22 September-1 Oktober 2013 adalah salah satunya. Diikuti 56 negara anggota Islamic Solidarity Games, event tersebut melibatkan

3.257 delegasi dan 13 cabang olahraga. Pada 9-12 Desember 2014, Jakabaring kembali menjadi tuan rumah ASEAN University Games (AUG) yang melibatkan 11 negara dan 20 cabang olahraga. Pada 4-18 November 2015, Jakabaring juga dipercaya untuk menjamu perhelatan Asian Canoe Championship. Kompetisi prakualifikasi Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut melibatkan 300 atlet kano dari 40 negara. “Bersamaan dengan itu, Palembang juga menggelar Congress of the Federation of Asian Canoe pada 3 November 2015 dan Asian Dragon Boat Championships pada 4 November 2015,” ujar Alex. Ahmad Zazuli, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

117


Destinasi

Palembang, menuturkan, perhelatan sejumlah event internasional sukses melambungkan nama Palembang sebagai salah satu destinasi MICE nasional. “Kami harus jeli membidik peluang. Untuk konvensi bertaraf internasional, Jakarta dan Bali masih mendominasi, jadi tidak perlu memaksakan diri untuk berkompetisi dengan mereka. Namun, hanya Palembang yang memiliki venue olahraga megah berstandar internasional. Di sinilah kami masuk. Sports tourism adalah kekuatan kami,” katanya. Sektor MICE, menurut Anton Wahyudi, Ketua ASITA Sumatera Selatan, merupakan penggerak ekonomi terbaik daerah. “Bayangkan, kalau kota ini mampu menggelar dua

118

event MICE per bulan dengan minimal peserta 100 orang. Anggap saja spending mereka mencapai Rp5 juta per hari tiap orang untuk akomodasi, kuliner, dan berbelanja. Dengan demikian, dari satu event dengan masa tinggal tiga hari, Palembang mampu meraup pendapatan Rp1,5 miliar. Dampak ekonominya besar,” ujar Anton. Hitung-hitungan menggiurkan inilah yang menurut Ahmad membuat pihaknya bergerak agresif memperluas pasar MICE Palembang. Selain memperkuat sports event, Palembang juga akan menyeriusi pasar MICE lainnya, seperti korporasi, asosiasi, kementerian, dan BUMN. Meski potensi itu menggiurkan, Ahmad mengakui, ada lima tantangan utama yang harus dijawab Palembang

untuk menjadi destinasi MICE. Pertama, citra Palembang yang terkenal sebagai destinasi mahal. “Banyak yang mengeluh kuliner di Palembang mahal, hotel pun begitu. Untuk itu, kami akan mengajak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan pelaku industri pariwisata untuk duduk bersama membahas ini. Kami akan membahas lebih lanjut insentif seperti apa yang harusnya diberikan untuk menggaet lebih banyak wisatawan MICE,” tuturnya. Kedua, promosi yang kerap terbentur anggaran cekak pemerintah daerah. Hal ini, menurut Ahmad, dapat disiasati dengan promosi digital yang jauh lebih murah dan efisien. “Namun, promosi digital juga bukan tanpa kendala. Kami terbentur

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Destinasi

Dengan menyasar segmen perhelatan olahraga alias adu tangkas, posisi Palembang bakal menguat dalam industri MICE. Karena pasar inilah yang belum dimiliki provinsi lain, dan terbilang langka meskipun di kawasan Asia Tenggara.

dengan sumber daya manusia (SDM) yang masih belum sepenuhnya mengerti teknologi. Ini pekerjaan rumah yang harus kami benahi pada masa depan,” ujar Ahmad. Ketiga, belum matangnya destinasi wisata yang dapat ditawarkan kepada turis MICE untuk kegiatan post tour. Ahmad menjelaskan, saat ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Palembang tengah melakukan validasi data terkait potensi wisata lokal. Sejumlah perwakilan Visit Indonesia Tourism Office (VITO) di Singapura dan Malaysia pun didatangkan ke Palembang untuk bertemu agen perjalanan lokal. “Dari pertemuan itu, kami mengetahui bahwa ada keterikatan sejarah antara Palembang dengan Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu, kami akan fokus menjual wisata sejarah dan budaya untuk post tour,” katanya. Bersiap Helat MotoGP Sukses 2004 dan 2011 dalam hajatan besar, mendorong Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin untuk mempromosikan Jakabaring Sport City, sekaligus juga menggandeng mitra dalam pengelolaan kompleks olahraga itu. “Membangun kompleks fasilitas olahraga terpadu butuh anggaran

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

yang tidak sedikit dan pengalaman pengelolaan yang tidak mudah. Kami butuh mitra,” ujar Alex Noerdin. Menurut Alex, Jakabaring Sport City membuka kerja sama internasional untuk pembangunan termasuk pengelolaan fasilitas olahraga terpadu. Pasalnya, penanganan sebuah kompleks stadion terbilang rumit, dan pemerintah provinsi Sumatera Selatan juga tengah mempersiapkan pelaksanaan Asian Games 2018 dengan memperluas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Lalu membangun Light Rail Transit (LRT) yang menghubungkan bandara dengan Jakabaring Sport City (JSC), pembangunan jembatan Musi 4 dan Musi 6 sebagai alternatif akses ke JSC di Palembang, dan pengembangan Jalan tol PalembangIndralaya yang merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera – yang akan meningkatkan akses logistik dari Pulau Jawa ke Palembang. Pemerintah Sumatera Selatan dan pemerintah pusat bekerja sama dalam memperbaiki infrastruktur pendukung, seperti air minum dengan Ultra High Filtration, pabrik pengolahan limbah padat dengan skema 4R (Reduce-Reuse-Recycle-Replanting), meningkatkan ruang terbuka hijau,

dan memperpanjang danau buatan sebagai daerah tangkapan air dengan luas area hingga 64 hektar. Perbaikan JSC juga mencakup mengamankan pasokan listrik, PLN membangun jaringan dengan kapasitas mencapai 20 KV yang berada di kawasan Jakabaring Sport City (JSC) dengan sistem kelistrikan yang dikembangkan zero down time atau tidak ada kedip. Pemerintah juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 1,6 Megawatt. “Soal SDM kami telah mempersiapkan dengan mendirikan Politeknik Olahraga Indonesia dan Politeknik Pariwisata Palembang,” ujar Alex Noerdin. Selain itu, pemerintah provinsi Sumatera Selatan juga menambahkan sirkuit MotoGP, yang dirancang Tilke Consultants GMBH yang dipimpin Herman Tilke, desainer beberapa sirkuit kelas dunia. Hermann Tilke mengklaim pembangunan lintasan bakal rampung akhir 2018 dan siap digunakan untuk balap pada 2019 mendatang. Soal akomodasi, Menurut ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumsel Herlan Aspiuddin, pada 2015 terdapat 8.500 kamar hotel yang beroperasi. Sementara sampai tahun 2018, terdapat sekitar 3.500 kamar hotel baru berbagai kelas, sehingga totalnya mencapai sekitar 12.000 kamar. “Dalam catatan kami, akan ada penambahan terus hotel hingga 2018, yang jumlahnya sekitar 10 hingga 20 hotel,” kata Herlan. Tingkat hunian hotel di Palembang juga terbilang bagus, antara 60 hingga 70 persen. Dengan menyasar segmen perhelatan olahraga alias adu tangkas, posisi Palembang bakal menguat dalam industri MICE. Karena pasar inilah yang belum dimiliki provinsi lain, dan terbilang langka meskipun di kawasan Asia Tenggara.

119


Destinasi

menjadi pilihan paling tepat. Hotel bintang lima ini menyediakan 266 kamar dan suites. Istimewanya, hotel ini menyediakan kamar Presidential Suite terluas di seantero Medan yakni berluas lebih dari 320 meter persegi. Melengkapi fasilitasnya Grand Mercure Medan Angkasa menyediakan fasilitas kolam renang dan pusat kebugaran, executive lounge dan business center. Selain itu, sajian kulinernya juga patut dicoba. Bagi penggemar masakan oriental bisa menyambangi Crystal Jade Restaurant. Sedangkan sajian buffet bisa Anda nikmati di Orchid Restaurant. Namun kalau

GRAND MERCURE MEDAN ANGKASA Akomodasi Skytrax, Lembaga independen yang diakui industri penerbangan global menganugerahkan sertifikasi bintang empat kepada Bandara Internasional Kualanamu Medan. Sertifikasi ini diberikan atas standar pelayanan tertinggi bagi penumpangnya. Bagaimana tidak, bandara ini menjadi bandara pertama yang terintegrasi jaringan kereta, sistem penanganan bagasi canggih dan berstandar keamanan tinggi, serta sistem check in yang inovatif. Lebih jauh, Bandara Kualanamu menjadi pintu gerbang Indonesia di bagian barat. Sebagai pintu gerbang Indonesia di bagian barat, kehadiran Kualanamu dengan fasilitas jempolannya tentu mendongkrak kunjungan

120

sekadar ingin bersantai sembari menikmati musikmusik tersedia Violet Bar. Lokasi Berada di pusat kota Medan, hotel ini bisa dijangkau dari Bandara Internasional Kualanamu selama 60 menit berkendara. Lokasinya juga dekat dengan sejumlah obyek wisata, seperti Masjid Raya Medan yang bisa ditempuh dalam 15 menit berkendara atau Istana Maimun sejauh 20 menit berkendara. Alamat Jl. Sutomo No.1, 20235 Medan T. (061) 4555888 W. www.GrandMercure.com

FASILITAS MICE Lotus Grand Ballroom Luas: 36x27m² Kapasitas (orang): Theater 1.200 Classroom 240

wisata ke kota Medan. Dampaknya kebutuhan akomodasi yang mumpuni juga meningkat. Apalagi Medan sebagai ibu kota Sumatera Utara memiliki potensi wisata alam, sejarah, dan kuliner yang sudah melegenda. Menyempurnakan kunjungan wisata dan bisnis Anda ke Kota Medan, hotel Grand Mercure Medan Angkasa DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



Destinasi

ASTON PALEMBANG HOTEL & CONFERENCE CENTER

Lokasi Akomodasi Aston Palembang Hotel Hotel bintang & Conference Center empat ini FASILITAS MICE berjarak 20 menit menyediakan 163 kamar yang Aston Palembang berkendara dari Bandara Mahmud Badaruddin. dilengkapi Grand Ballroom Lokasinya juga dekat dengan pendingin Luas dengan sejumlah tempat ruangan, televisi 770m² saluran satelit, Kapasitas (orang): wisata seperti Jembatan Ampera yang jadi ikon brankas, dan Cocktail kota Palembang, serta minibar. Selain itu 1.000 Hutan Punti Kayu dan Aston Palembang Benteng Kuto Besak. melengkapi fasilitasnya dengan menyediakan kolam renang, Alamat pusat kebugaran, dan spa. Jl. Jenderal Basuki Rahmat No. 189, Palembang 30126 Sedangkan hidangan bergaya T. (0711) 388999 barat dan seafood bisa E. info@astonpalembang.com dinikmati di restoran Belido.

FASILITAS MICE Grand Ballroom Luas 997m² Kapasitas (orang): Theatre 1.500 Classroom 600

NOVOTEL PALEMBANG

Akomodasi Hotel berarsitektur apik ini menawarkan 194 kamar lengkap dengan televisi saluran satelit, minibar, dan kamar mandi yang luas. Melengkapi fasilitasnya, hotel bintang empat ini menyediakan kolam renang luar ruang, pusat kebugaran, lapangan tenis dan dua restoran serta kedai kopi dengan menu barat dan Indonesia. Bagi pelancong bisnis, Novotel Palembang menawarkan 10 ruang pertemuan dan sebuah ballroom berkapasitas sampai 1.500 orang. Lokasi Hotel ini dapat dijangkau dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin selama 15 menit berkendara. Lokasinya juga cukup dekat dengan tempat wisata seperti Jembatan Ampera yang berjarak 20 menit berkendara, serta hanya 5 menit dari Palembang Mega Mall.

Alamat Jl. R. Sukamto No.8A, 30127 Palembang, Sumatera Utara T. (0711) 369777 F. (0711) 379777

122

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Destinasi

Sebagai pemanja lidah terlebih bagi Anda yang menyukai masakan khas Aceh yang kaya rempah, hotel ini menyediakan sajian menarik di Al Hambra Restaurant. Selain menu Aceh dan Nusantara, restoran yang melayani makan siang dan malam ini juga menyediakan menu internasional. Bagi pelancong bisnis, Kyriad Muraya Hotel Aceh menawarkan tujuh ruang pertemuan berkapasitas sampai 200 orang. Lokasi Karena lokasinya di jantung kota, Kyriad Muraya Hotel Aceh dekat dengan kantor pemerintahan, pusat bisnis dan kawasan pertokoan. Dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda hotel ini bisa ditempuh dalam 20 menit berkendara.

KYRIAD MURAYA HOTEL ACEH Akomodasi Sebagai salah satu destinasi wisata halal di Tanah Air, tren kunjungan wisatawan ke bumi Serambi Mekah Aceh cukup menggembirakan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menjelaskan pada tahun 2016 jumlah wisatawan yang menyambangi Aceh mencapai 12 juta orang. Lalu pada 2017 ditargetkan mencapai 17 juta wisatawan. Lebih jauh, sampai 2019 ditargetkan jumlah wisatawan mencapai 20 juta orang. Seiring dengan meningkatnya minat wisatawan menyambangi bumi Serambi Mekah potensi bisnis hotel juga kian menjanjikan. Karenanya saat menghadiri pembukaan Kyriad Muraya Hotel Aceh pada Kamis, 16 November 2017 Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyambut baik hadirnya jaringan hotel di Aceh. “Keputusan Kyriad Hotel Group berinvestasi di Aceh mengindikasikan bahwa investasi di sektor jasa, perhotelan, dan pariwisata memiliki prospek cerah di Aceh,” ujarnya. Kyriad Muraya Hotel Aceh merupakan hotel bintang 3 di DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

FASILITAS MICE Sigli Luas 140m² Kapasitas (orang): Cocktail 200 Classroom 150

bawah manajemen hotel internasional Louvre Group Perancis. Hotel ini menyediakan 126 kamar bertipe Superior, Deluxe, Family, Suite Room, Business Suite Room, Honeymoon Suite Room, dan President Suite Room. Masing-masing kamar dilengkapi fasilitas berupa televisi 43 inci dengan saluran satelit, lemari es, meja kerja, brankas, dan teko pembuat teh dan kopi. Hotel ini juga menyediakan kamar untuk yang berkebutuhan khusus.

Alamat Jl. Tgk. H. Mohd. Daud Beureueh No.5Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh 24415 Indonesia. T. (+62 651) 630 0123 E. reservation@kyriadmurayaaceh.com

123


Destinasi

FASILITAS MICE

SANTIKA PREMIERE DYANDRA HOTEL & CONVENTION MEDAN Akomodasi Berdiri sejak tahun 2012, hotel dengan ballroom dan ruang konvensi terbesar di Kota Medan ini menawarkan 324 kamar bertipe Deluxe, Premiere, dan Premiere

Suite. Sebagai hotel bisnis, Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan memiliki 8 ruang pertemuan, ballroom, dan convention hall berkapasitas sampai 1.000 orang.

Convention Hall 1 Luas 1.200 m² Kapasitas (orang): Theatre 960 Classroom 600

Lokasi Berlokasi strategis di pusat bisnis dan pemerintahan, hotel ini berjarak sekitar 90 menit berkendara dari Bandara Internasional Kualanamu. Bagi Anda yang ingin berwisata belanja, hotel ini dekat dengan dua mall terbesar di Medan yakni Sun City Mall dan Paladium Mall.

Alamat Jl. Kapten Maulana Lubis No.7, Medan 20112, Sumatera Utara T. (061) 4511 999

HERMES PALACE HOTEL Akomodasi Mengusung gaya mediterania dan klasik Eropa, Hermes Palace Hotel menawarkan 163 kamar bertipe Deluxe, Junior Suite, Executive Suite, dan Presidential Suite. Setiap kamar dilengkapi dengan televisi saluran satelit, minibar, lemari es,

124

FASILITAS MICE Aceh Ballroom Luas 500 m² Kapasitas (orang): Standing 700 Theatre 500

pengering rambut, dan brankas. Hotel enam lantai ini juga menyediakan fasilitas seperti restoran, kolam renang, dan spa. Lokasi Hotel bintang empat ini dapat dicapai dari Bandara Sultan Iskandar Muda dalam waktu 20 menit

berkendara. Sementara dari Masjid Raya Baiturrahman hanya berjarak 5 menit berkendara.

Alamat Jl. Panglima Nyak Makam, Banda Aceh T. (0651) 755 5888

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Destinasi

JW MARRIOTT MEDAN

GRAND ASTON CITY HALL MEDAN

FASILITAS MICE

FASILITAS MICE Grand Ballroom Luas 17.524 m² Reception 2.000 Theatre 1.288

Akomodasi Hotel bintang lima ini memiliki 287 kamar beragam tipe. Mulai dari Deluxe, Business, Executive, Executive Deluxe, Junior Suite, Ambassador Suite, dan Presidential Suite. Fasilitas seperti pusat kebugaran,

spa, dan sauna berada di lantai 17. Menariknya lagi, JW Marriott Medan ini memiliki infinity pool dengan pemandangan kota Medan. Lokasi Berada di sisi barat kota Medan, dari Bandara Internasional Kualanamu hotel ini dapat dicapai dalam 60 menit berkendara, sementara dari Stasiun Medan dapat ditempuh dalam lima menit berkendara.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Alamat Jl. Putri Hijau No.10, Medan 20111 T. (061) 4553 333

Grand Ballroom Luas 1.279 m² Kapasitas (orang): Theatre 1.200 Round table 500-800

Akomodasi Hotel Grand Aston City Hall merupakan bagian dari apartemen Grand Aston City Hall. Hotel ini menyediakan 250 kamar bertipe Deluxe, Premier Deluxe, dan Apartement. Melengkapi fasilitasnya, hotel ini menyediakan klub malam, klub pribadi, dan spa. Sebagai pemanja lidah Grand Aston City Hall Medan menyediakan empat gerai makanan dan minuman.

Lokasi Berada tepat di sebelah kompleks kantor Bank Indonesia, Grand Aston City Hall Medan berseberangan dengan pusat kuliner malam yang populer di Medan yakni Merdeka Walk. Sementara dari Bandara Internasional Kualanamu berjarak sekitar 60 menit berkendara. Alamat: Jl. Balai Kota No. 1 Medan 20112, Sumatera Utara T. (061) 4557 000

125


Destinasi

THE EXCELTON HOTEL PALEMBANG Akomodasi Hotel bintang lima ini menyediakan 149 kamar berdesain elegan dengan tipe Deluxe, Club Room, Junior Suite Room, dan Presidential Suite Room. Selain itu tersedia pula restoran yang menawarkan

menu masakan Jepang dan oriental. Fasilitas lain yang tersedia ialah kolam renang, pusat kebugaran dan spa. Bagi pelancong bisnis, The Excelton menawarkan enam ruang pertemuan dan sebuah ballroom.

FASILITAS MICE Grand Ballroom Kapasitas (orang): Cocktail: 1.000

Lokasi Berada di pusat kota membuat The Excelton Hotel dekat dengan pusat pemerintahan dan bisnis di Palembang. Dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II membutuhkan waktu 30 menit berkendara begitu pula dari Stasiun Kertapati. Alamat Jl. Demang Lebar Daun No. 58, Palembang 30137, Sumatera Utara

FASILITAS MICE

ADIMULIA HOTEL

Grand Ballroom Luas 28x40 m Kapasitas (orang): 1.500 orang

Akomodasi Beroperasi sejak pertengahan tahun 2016 hotel bintang empat ini menawarkan 261 kamar bertipe Deluxe, Executive Deluxe, Junior Suite, Business Suite, Family Suite, dan Presidential Suite.

126

Melengkapi fasilitas MICE, Adimulia Hotel menawarkan 12 ruang pertemuan dan ballroom berkapasitas lebih dari 1.000 orang. Lokasi Dari Bandara Internasional Kualanamu membutuhkan waktu tempuh 60 menit berkendara. Lokasinya juga dekat dengan sejumlah destinasi wisata yakni hanya dua menit menuju Kuil Sri Mariamman dan Masjid Agung Medan. Alamat Jl. Pangeran Diponegoro No.8, Petisah Tengah, Medan, Sumatera Utara 20151 T. (061) 8881 7333

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Destinasi

Jejak Tsunami di Negeri 1.000 Warung Kopi Setelah satu dekade lebih dihempas tsunami, Banda Aceh terus bersolek memikat wisatawan. Selain memiliki kultur dan sejarah yang terbilang tua, Banda Aceh disukai wisatawan karena kopinya. MATAHARI siang itu menyengat Banda Aceh. Wajah-wajah ramah khas Aceh yang mewakili bauran etnik Melayu, India, hingga Belanda menampilkan eksotisme Aceh yang khas. Penduduk Aceh adalah warga yang ramah dan tentu saja senang ngopi sambil ngobrol. Kesopanan warga dan sejarah kota yang terbilang tua, merupakan bauran DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

yang memikat. Banda Aceh adalah kota tua yang masyhur sejak abad pertengahan. Kota itu bahkan memiliki kerja sama erat dengan Kerajaan Turki Ottoman di masa lampau. Pada abad 19, Belanda butuh waktu 100 tahun untuk menaklukkan kota maritim itu. Walhasil, wisata sejarah merupakan unggulan Aceh. Persinggahan pertama

tentunya Masjid Raya Baiturrahman. Masjid ini merupakan lambang kejayaan Aceh sekaligus simbol peradaban Islam di wilayah paling barat Sumatera itu. Masjid ini memiliki menara setinggi 35 meter dengan tujuh kubah, cukup mewakili tren arsitektur pada masanya. Bahkan popularitas masjid ini – dari sisi arsitekturnya – ditiru oleh masjid-masjid di nusantara hingga Semenanjung Malaysia. Masjid Baiturrahman dibangun pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada periode 1607-1636, sebagai pusat pemerintahan dan juga siar Islam. Masjid ini pernah digunakan sebagai markas dan tempat pertahanan rakyat Aceh saat menghadapi serbuan pemerintah kolonial Belanda. Usai renovasi pada 1887, yang dilakukan oleh pemerintah Belanda, masjid ini diuji kekuatan pondasinya pada 2004. Ia tetap kokoh meskipun didera gelombang tsunami. Bahkan

127


Destinasi

menjadi satu-satunya gedung yang tak mengalami kerusakan berarti. Tak seberapa jauh dari Masjid Raya Baiturrahman, terdapat Museum Negeri Aceh. Bangunan museum ini merupakan rumah adat – atau Rumoh Aceh -- yang berusia 100an tahun. Uniknya, Rumoh Aceh ini pernah diangkut ke Semarang untuk memeriahkan Pameran Kolonial (De Koloniale Tentoonsteling) di Semarang pada 13 Agustus - 15 November 1914. Rumoh Aceh difungsikan sebagai paviliun Aceh yang menampilkan koleksi pribadi F.W. Stammeshaus, yang pada tahun 1915 menjadi Kurator Museum Aceh pertama. Selain koleksi milik Stammeshaus, juga dipamerkan koleksi-koleksi berupa benda-benda pusaka dari pembesar Aceh, sehingga dengan demikian Paviliun Aceh merupakan Paviliun yang paling lengkap koleksinya. Pada pameran itu Paviliun Aceh berhasil memperoleh empat medali emas, 11 perak, tiga perunggu, dan piagam penghargaan sebagai Paviliun terbaik. Museum ini menyimpan koleksi lonceng besar yang bernama “Lonceng Cakra Donya”, sebuah lonceng hadiah dari Maharaja China untuk Kerajaan Pasai, yang diantar oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1414. Lonceng ini juga menjadi salah satu bukti kejayaan Kerjaan Aceh pada masa lalu. Selain benda-benda bersejarah pada masa kejayaan peradaban Islam, Aceh juga memiliki peninggalan sejarah era Hindu, berupa Benteng Indra Patra. Benteng ini terdiri dari sebuah benteng utama berukuran 4.900 m2 dan tiga benteng lain. Situs arkeologi ini didirikan sekitar tahun 604 M oleh Putra Raja Harsya yang berkuasa di India, yang melarikan diri dari kejaran Bangsa Huna. Keberadaan benteng ini menjadi peninggalan sejarah mengenai proses masuknya pengaruh Hindu dari India ke Aceh.

128

Benteng ini merupakan satu dari tiga benteng yang menjadi penanda wilayah segitiga kerajaan Hindu Aceh, yaitu Indra Patra, Indra Puri dan Indra Purwa. Semasa Kesultanan Aceh, benteng ini berperan besar sebagai salah satu garis pertahanan dalam menghadapi Portugis. Benteng ini direbut dari Portugis oleh Darmawangsa Tun Pangkat (Iskandar Muda). Semasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) benteng ini, bersama Benteng Inong Balee, Benteng Kuta Lubok dan beberapa benteng lainnya menjadi pusat pertahanan Aceh terutama dalam menghadang serangan dari arah laut. Posisi benteng yang berhadapan dengan Benteng Inong Balee di seberang timur Teluk Krueng Raya berperan strategis dalam mencegah armada Portugis memasuki Aceh melalui teluk ini. Sebagai wilayah yang paling alot melawan Belanda, tentu korban di

kalangan bangsa Aceh dan Belanda sangat banyak. Para serdadu Belanda yang tewas dalam Perang Aceh dimakamkan di Kerkhoff. Kompleks makam ini berada di Jalan Teuku Umar, di samping Blang Padang, Banda Aceh. Kerkhoff dibangun pada tahun 1880, dan menampung 2.200 jasad serdadu Belanda, termasuk jenazah Jenderal JHR Kohler yang gugur ditembak oleh pasukan Aceh di depan Masjid Raya Baiturrahman. Selain itu pengunjung juga bisa mengetahui kisah-kisah tentang prajurit semasa hidupnya yang diceritakan sekilas pada batu nisan. Kuburankuburan ini seolah bercerita kepada pengunjung tentang bagaimana “penghuninya” semasa hidup.

PERINGATAN TSUNAMI Museum Tsunami Aceh berada di Jalan Iskandar Muda, Kota Banda Aceh. Museum yang dirancang Ridwan Kamil itu menyimpan berbagai foto,

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Destinasi

diorama, rekaman suara, hingga struktur bangunan. Gedung berlantai empat ini memiliki ruang pameran dan seni instalasi di setiap lantai. Saat memasuki lantai pertama, pengunjung mendapati suasana dramatis dengan percikan air di lorong gelap. Suasana itu mencekam itu terasa hingga menuju pintu masuk museum. Di ujung lorong yang suram itu, pengunjung langsung mendapati rangkaian foto Banda Aceh sesaat setelah tragedi tsunami – yang bergerak simultan berganti-ganti. Dari ruangan itu terdapat lagi lorong bercahaya suram beratap berhias kaca patri berpola lafal “Allah”. Pengunjung diarahkan untuk mengingat bencana dahsyat ini dengan melihat sekeliling dinding yang terdapat ribuan nama-nama korban akibat tsunami. Untuk mengenang kejadian tsunami itu makin lengkap bila Anda bertandang ke Monumen Aceh Thanks to the World. Monumen ini

didedikasikan untuk pribadi, LSM, dan berbagai lembaga yang membantu pemulihan Aceh pasca tsunami. Monumen ini berada di Lapangan Blang Padang yang saat tsunami terjadi, termasuk terkena dampak yang sangat parah. Monumen berwarna putih itu memuat informasi mengenai Tsunami Aceh. Selain itu, Anda juga bisa melihat kapal pembangkit listrik dan perahu yang tersangkut di atap warga, sekitar 5 km dari pantai, yang menambah dramatis kenangan mengenai tsunami.

NGOPI DAN WISATA BAHARI Aceh dikenal sebagai wilayah penghasil kopi. Meskipun tradisi minum kopi sudah dikenal sejak Aceh menggalang hubungan diplomatik dengan kesultanan Turki Ottoman. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

Namun, Belanda baru menanam kopi jenis arabika di dataran tinggi Gayo sekitar empat abad kemudian atau di awal 1900-an. Ketinggian yang pas, dengan lahan tanah yang subur bekas abu vulkanik, dan curah hujan yang tinggi menghasilkan kopi istimewa. Para pencinta kopi menyebutnya kopi gayo atau kopi aceh. Kopi gayo disangrai dengan cara sederhana. Ketika kematangan kopi mencapai 80 persen, dicampurlah mentega dan gula. Lalu proses pematangan dilanjutkan, kemudian digiling untuk memperoleh kopi yang bersih dan tentu saja harum. Kegiatan ngopi sambil ngobrol ini mulai meningkat pasca tsunami, ketika para relawan dan militer melepas penat dengan ngopi. Lalu

129


Destinasi

bermunculan berbagai warung kopi yang membuat Aceh semarak dengan warung kopi, hingga berjuluk negeri seribu warung kopi. Penyajian kopi aceh juga unik, karena kopi disaring dengan kain berulang-ulang untuk mengurangi asam dan kafein, sehingga tercipta kopi yang kental namun bersih dan wangi. Salah satu rujukan utama adalah Warung Kopi Jasa Ayah yang dikelola H. Nawawi. “Orangtua kami memulai warung kopi ini sejak 1974, saya melanjutkan usaha mereka,” kata Nawawi. Warung-warung kopi di Aceh bukanlah kedai kopi yang mewah, bahkan cenderung sederhana. Namun soal citarasa bisa memupus dugaan kopi enak berharga mahal dan hanya ada di kafe-kafe modern. Namun Banda Aceh tak bisa pula mengelak. Kini bermunculan pula kedai-kedai kopi waralaba yang lebih modern. Interiornya dibuat minimalis atau rusty, dilengkapi dengan wifi untuk mengakomodasi konsumen kawula muda yang terus tumbuh. Lantas apalagi selain kopi dan sejarah? Aceh memiliki wisata bahari salah satu yang terbaik di dunia di Sabang – terutama di Pulau Weh. Wilayah paling barat dari republik ini memiliki gugusan pantai dengan kontur beraneka ragam. Mulai dari yang berbatu hingga berpasir putih, yang pas untuk menikmati matahari. Bila Aceh memiliki pantai bergelombang besar, Sabang memiliki banyak teluk yang tenang. Menyelam dan snorkeling memang pas di Pulau Weh. Salah satu spot terbaik ada di Pantai Iboih yang jaraknya sekitar 50 km dari Pelabuhan Balohan. Pantai ini cukup dikenal banyak oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara saat berkunjung ke Sabang. Laut yang biru jernih dengan terumbu karang yang masih terjaga, membuat wisatawan spontan ingin menyelam.

130

Pulau Weh memiliki beragam penginapan dengan harga yang beragam, mulai dari homestay hingga cottage. Semua tempat penginapan dengan konsep ecotourism sehingga warga benar-benar terlibat.. Hal yang unik, para pengunjung wanita dilarang berjemur di pantai dengan bikini karena mengikuti hukum syariah yang berlaku di Aceh. Pantai juga ditutup saban Kamis dan Jumat. Selain lanskap bahari, Pulau Weh memiliki panorama indah di Danau Aneuk Laot. Nama danau ini merujuk pada danau air tawar yang disebut warga lokal sebagai anak laut. Pasalnya, Pulau Sabang yang dikepung lautan masih memiliki danau tawar yang indah, laksana pantai laut. Danau ini menjadi penyuplai air bersih bagi warga di seluruh Sabang, dan selalu dijaga kelestariannya. Di sekitar danau terdapat pepohonan yang menciptakan sensasi sejuk bagi wisatawan. Ketinggian danau yang pas, membuat wisatawan bisa menikmati matahari tenggelam di horizon laut Sabang. Inilah yang membuat

Danau Aneuk Laot menjadi populer di kalangan wisatawan. Spot istimewa lainnya ada di Pulau Rubiah. Nama pulau ini didedikasikan untuk Cut Nyak Rubiah, yang dimakamkan di pulau ini bersama anak-anak dan kerabatnya. Pulau ini menyajikan alam bawah laut yang sangat fenomenal dengan terumbu karang yang indah dan ikan-ikan hias kecil yang memukau. Pulau ini menjadi destinasi snorkeling dan selam andalan selain Pulau Iboih. Ke arah selatan Pulau Weh terdapat Gunung Sarung Keris, yang merupakan wisata alam populer selain bahari. Hutan lebat di gunung itu diperindah dengan keberadaan air terjun. Atraksi utama taman wisata ini, justru bukanlah air terjun namun kicauan berbagai burung dan juga suara satwa, yang dipadu hawa sejuk dan gemericik air. Hujaman air terjun itu menciptakan kolam alami yang tidak terlalu besar. Wisatawan bisa berenang sekaligus bermain dengan ikan-ikan kecil yang banyak terdapat di dalam kolam itu.

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Direktori PENYELENGGARA ACARA DG Production Jl. Rama Raya, Komp. Villa Gardena 1 No. D 11, Palembang T: (+62711) 7423358 F: (+62711) 7423358 HP: (+62)813 680 25000 (+62711) 8496539 E: dg.production@yahoo.com W: eo-palembang.blogspot.com Delta Intermedia Jl. Punge Blangcut No. 36 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M: 0811684711 E: project@deltaintermedia.com W: deltaintermedia.com ERA Production & Advertising Jl. Pocut Baren No. 28D Kuta Alam, Banda Aceh T/F: (0651) 637988 E: support@eraproductionadv.com, info@ eraproduction-adv.com W: eraproduction-adv.com Bomsky Event Management Jl. Laksamana Gp. Mulia Kuta Alam Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T: (0651) 636188 E: marketing-bomsky@ gmail.com W: bomskypro.com Pargop Utama Jl. Mujahiddin Lr Beringin 1 No. 2 Kuta Alam, Banda Aceh M: 082364181413, 082272620769 PT Visindo Pro Internasional Jl. Makam T. Nyak Arief No. 26 Lamnyoeng, Banda Aceh M: 085360606040

AGEN PERJALANAN GLORY TOUR Jl. By Pass Alang-Alang Lebar Kompleks Citra Grand City Orchard Walk North Blok B.08/06 KM 12, Palembang T: (+62711) 7441978, 9239942 HP: (+62)81278600480 E: glorytourtravel@gmail.com W: glory-travelagent.com Lampung Travel Jl. Kol Atmo No. 27, Palembang HP: (+62)81369930937, (+62)81373614848 W: lampungtravel.com

PT Sinar Asia Mega Travel Jl. T. Hasan Dek No. 47 Simpang Surabaya, Aceh T: (0651) 25665 F: (0651) 29371 M: 08126988899 E: samtravel@info.com W: samtravelaceh.com Nurin Tours Jl. Dr. H. Tgk. M. Hasan Lampeuneurut Darul Imarah, Aceh T: (0651) 636346 F: (0651) 635456 E: rien@travelnurin.com W: travelnurin.com PT. Nasywah Indah Wisata Jl. Patimura No. 3 Gp. Sukaramai, Aceh T: (0651) 46858 M: 085260198887 W: essential-tours.com PT Sabang Travel Jl. Al Huda No. 46 Kp. Laksana, Aceh T: (0651) 34807 F: (0651) 6300536 M: 081269995551 (WhatsApp) E: sabangtravel@yahoo.co.id W: sabangtour.com PT Aceh Wing Abadi Jl. DR. Insiyur No. 35, Sukadamai Lueng Bata, Aceh T: (0651) 33360 Hijrah Tour & Travel Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2014 Simp. Surabaya, Aceh T: (0651) 34357 Zalyan Tour & Travel Jl. Prada Utama No. 21, Peurada Syiah Kuala, Aceh T: (0651) 6303851 PT Dian Almaaz Wisata tour & Travel Service Jl. Sri Ratu Safiatuddin No. 3 Peunayong 23372, Aceh T: (0651) 31367

RENTAL MOBIL Sinar Bahagia Rent Car Jl. Veteran No. 73 A Palembang 30114 T: (+62711) 9161986 HP: (+62)8117106598, (+62)816 381593 E: wellytanz@hotmail.com W: sewamobilpalembang.com

CV Intermedia Group Jl. Tgk. Diblang No. 42 Mulia Kuta Alam, Aceh T: (0651) 34048 M: 081360109676, 081360555220 E: imgrental@yahoo.com, info@imgrental.com W: imgrental.com Adiguna Group Jl. Prof. Ali Hasyimi, Lamteh Ulee Kareng, Aceh T: (0651) 8057019 M: 085361292222, 08126991210 E: rentcar@adigunagroup.com, bengkel@adigunagroup.com Inno-vanza Jl. Bandara Sultan Iskandar Muda KM. 12 Ajee Cut, Aceh M: 085253707050, 083822707050 E: anjullbaraka@gmail.com W: inno-vanza.com

KATERING Azaa Catering Jl. Sultan Mansyur No. 1188 Kel. Bukit Lama Kec. Ilir Barat I, Palembang 30139 T: (+62711) 446021 HP: (+62)8526825507 W: azaacateringpalembang. blogspot.com Refika Catering Banda Aceh Jl. Sulta Masyursyah No. 82 Peuniti, Aceh T: (0651) 27979 M: 08126910310, 081360529897 Meutuah Catering Jl. Arifin Ahmad No. 16C, Lampineung Gp. Kuta Baroe, Aceh M: 081362656599, 085760238000 Ananda Catering Jl. T. Bintara Pineung 1 No. 43 Kota Baru, Aceh M: 08126940817 Amel Catering Jl. T. Nyak Arief 152 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T: (0651) 51830 Aceh Catering Jl. Teuku Cik Ditiro, Aceh T: (0651) 31498 Riri Catering Jl. Teuku Iskandar, Banda Aceh T: (0651) 32688

SOUND SYSTEM Syailendra (Sound System) Jl. Sultan Muhammad Mansyur No. 535, Palembang T: (+62711) 440722, 443803 HP: (+62)813 677 00 882 E: bgsyailendra@gmail. com, bahana@myself.com W: syailendrasoundsystem.com, eventorganizerpalembang.com Putra Abadi Trans (Freight Forwarder) Jl. Beranjangan No. 1 Palembang 30113 T: (+62711) 353446 F: (+62711) 360377 E: bcd@pat-indo.com W: putraabaditrans.com Amel Production Jl. T. Nyak Arief No. 152 Banda Aceh, Aceh T: (0651) 7551124 M: 08126907585 AMMT Sound System Jl. Lambaro Angan Miruek Taman Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M: 081360554321 Aprima Vista Soundsystem Jl. Elang No. 43, Ateuk Pahlawan Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M: 085260657047 Atlas Sound System Jl. Cendana IV No. 14 Jeulingke, Banda Aceh M: 08536083334, 08116821086 Fam Studio and Sound System Jl. Balee No. 4, Punge Blang Cut Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M: 0811681062 Rumah Musik Cibloe Jl. Pari No. 10, Lampriet Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M: 085260401918

FLORIST Keisha Florist Jl. Veteran No. 7 Palembang 30126 Jl. Wahidin No. 10, Bandar Lampung 35119 HP: (+62)87860248064 E: tokobungaayu@yahoo.com W: bungaayu.webnode.com

Banda Aceh Florist Jl. Teladan No. 10B Keuramat, Aceh M: 081237443434 Keisha Florist Jl. T. Iskandar No. 17 Beurawe Laksana Kuta Alam, Aceh M: 081264802849 Ayu Florist Jl. Cut Nyak Dhien, Aceh M: 085792570187

RESTORAN Restoran Kartika Jl. Nyak Adam Kamil IV 1, Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam T: (0651) 21749 RM Aceh Spesifik Jl. T. Hasan Dek No. 14-16 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T: (0651) 637771 Soup Sumsum Kutaraja Jl. Tengku Imum Leung Bata KM 2.5 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T: (0651) 7409122 Imperial Kitchen Jl. Teuku Umar, Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam M: 0811680777 Thousand Hills Ketambe Jl. Kotacane-Blg, Kejeren KM. 32 Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam M: 081264176752 Country Steak House Jl. Sri Ratu Safiatuddin No. 46D Komplek Pertokoan Kodam IM Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T: (0651) 24213 Menara Bambu Cafe Jl. Soekarno Hatta No. 4 Geuce Meunara, Aceh T: (0651) 7452233 Rumah Makan Di Blank Jl. Rel Kereta Api Lama, Aceh M: 082364205306 Rumah Makan Asia Jl. Cut Meutia 37/39, Sungai Krueng Aceh Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam T: (0651) 23236


Hotel Hotel

The Papandayan Hotel

Pelestari Musik Jazz di Paris Van Java Menyempurnakan perjalanan bisnis dan wisata di kota Paris Van Java, The Papandayan Hotel menyediakan akomodasi mumpuni dengan fasilitas lengkap dan mewah. Istimewanya lagi, The Papandayan menjadi rumah bagi musik dan musisi jazz

B

eberapa literatur sejarah menyebutkan bahwa musik jazz pertama kali masuk ke Indonesia di tahun 1930-an. Konon, musik jazz dibawa oleh musisi Filipina yang mengais rezeki di Indonesia dengan bermain musik. Kehadiran musisi jazz asal Filipina ini tak hanya mengenalkan musik jazz, namun juga instrumen angin seperti terompet dan saksofon. Selain Jakarta, Surabaya, dan Bali,

132

musisi-musisi jazz juga banyak lahir dari Kota Bandung. Maklum saja, di kota-kota ini, termasuk juga Bandung banyak diadakan pertunjukan jazz, serta banyak kafe dan studio rekaman yang menampilkan musik jazz. Sebagai upaya melestarikan musik jazz sekaligus melanggengkan Kota Bandung sebagai cikal bakal tumbuhnya musik jazz, The Papandayan Hotel secara khusus

mengakomodir musik dan musisi jazz. Bahkan bisa dibilang, The Papandayan Hotel ikut berkontribusi pada perkembangan musik jazz di kota Kembang Bandung sampai hari ini. Tak sekadar angin lalu, The Papandayan Hotel bahkan menyediakan fasilitas TP Stage yakni panggung yang disediakan khusus bagi musisi jazz untuk tampil dan meluncurkan karya terbarunya. DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18


Hotel

FASILITAS MICE Suagi Grand Ballroom Luas 480 m² Kapasitas (orang): Reception: 1.000 Theatre: 450

Menariknya, TP Stage juga memberi ruang bagi genre musik lain seperti blues dan lagu-lagu Top 40. Hebatnya lagi, fasilitas TP Stage juga didukung dengan teknologi audio dan rekaman terkini. Tyagita R Hermawan, Marketing Communication Manager The Papandayan menjelaskan, “TP Stage menggunakan teknologi live recording terkini dan sound proof. Selain menampilkan musik jazz, TP Stage juga menjadi panggung bagi karya musik lain seperti Top 40, golden memory, musik blues dan masih banyak lagi.” Melengkapi fasilitas hotelnya, The Papandayan juga menyediakan pusat kebugaran, fasilitas spa, salon, dan jacuzzi. Hotel mewah ini dipersejatai 172 kamar bertipe The Classic, The Premier, The Ambassador, The Suite, dan Presidential Suite. Sementara bagi pelancong bisnis, hotel yang pernah direnovasi menyeluruh pada tahun 2011 ini menawarkan beberapa ruang pertemuan dan ballroom berkapasitas sampai 1.000 orang. The Papandayan berlokasi strategis di tengah kota Bandung. Dari Bandara Internasional Husein Sastranegara dapat dicapai dalam waktu 35 menit berkendara, sedangkan dari Stasiun Bandung berjarak 20 menit berkendara. Alamat Jl. Gatot Subroto 83, Bandung, Jawa Barat 40262 T. (022) 7310 799 F. (022) 7310 988 DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18

133


JAKARTA CAFE & RESTO -Cilandak Towns Square Imperial Kitchen White Elephant Barley & Hops Starbucks Dome Tartine Bistro Bistro Delifrance Little Takigawa Mangkok Putih Wing Dome Haagen-Dazs Ra Sushi Trs Dinner Billichick Fish & Co Coffe Bean & Tea Leaf Score! Jakarta Malay Village Caton Ramen 38 Do an Bakerizn Beard Papa -Pacific Place Café Bon Francais Bengawan Solo Coffe Kopi Luwak Sour Sally Yakun Kaya Toast Ootoya Urban Kitchen Takigawa Café Betawi Fish & Co Raffel’s Gelatissimo Haagen-Dasz Y&Y Starbuck Coffe Coffes World Liberica Coffee Club Cream & Fudge Q Bar Muffin House Crystal Jade my Bread Kenny Roger Roasters Paxi Barbershop -EX Plaza Indonesia Sour Sally Excelso MOS Burger Mi item Pandan Village Saint Cinnamon Heavenly Blush Jade Imperial Sichuan Fatburger Nannini Dunkin Donuts Aroma Pondok Sunda Shabu-Shabu House Sumpit Cream & Fudge Black Steer Jittlada Thai Cuisine The Taste Starbuck -Sarinah Thamrin Hot Planet Manchester United

Miko Coffe -Plaza Semanggi Kafe Wien O`bistro Waroeng Pojok Celcius Café Gong Fu Chinese Resto Shabu Tei Resto Wing Dome Gloria Jeans Chili Padi Kin No Taki -Pondok Indah Mall 1 & 2 Pho 2000 Bakerizn Din Tai Fung Fish & Co Shabu Tei XXI café Taichan Red Mango Coffe Bean Miki Ojisan Seoul Garden Jittlada Thai Cuisine The Duck King Hanei Warbek Billiechik Regal Café Kafe Betawi Dimsum Lamian Spinneli Coffe Regal Coffe Factory Krispy Kreme Coffe Bean & Tea Leaf Beppu Menkan Red Bean Chopstix -La Piazza Kelapa Gading Kopitiam Bengawan Solo Pisa Cafe Starbuck Coffe Bakoel Coffe Segrafedo Zanetti Harmonies Barrack Pan & Roast Fiesta Steak Bakmi Gang Kelinci Ikiya Japanese Restaurant Okasan’s Puff Oto San Rice Bowl Coffee Tree Cafe Oh La La -Mall Taman Anggrek Old Town White Coffe Dunkin Donut Bengawan Solo Coffe Ta Wan J. Co Coffe Bean Dian Xiao Er Fish & Co Grill Box Honeymoon Dessert -Plaza Senayan MOS Café Sushi Tei CJ Espressamente Illy Paradise Dynasty Chandara Katsura Esina

Canton Bay J. Co donut & Coffe De Luca Monolog Victorin Haagen-Dazs Coffe Club -Grand Indonesia Krispy Kreme Kafe Betawi Kopi Luwak Sour Sally Crystal Jade my Bread The Soup Spoon Spinelli Coffe Pizza Marzano Cali Deli Chopstix Waroeng Kita Chatter Box Kenny Rogers Roaster Y&Y Haagens-Dazs Han Gang My Pancake Waraku Dinning -City Walk Soedirman Warung Leko Fashion Pasta Sumpit De’ Waroeng The Soup Spoon Kobe Lamptei Tamani Café Spinneli Coffee Java Bean -Café on the street Menteng Sisha Café Starbuck F1 Double Bay Izzi Pizza J. Co Menteng Brown Bag Menteng Double Dipps Donut & Coffe -Setiabudi I Q Smoke House Kedai Pinang Takigawa Gula Merah Panini House Ta Wan Golden Century Platters Pizza E Bira Amadeus Kafe Betawi Mie Thai Dapur Sunda Imperial Cakery Coffe World LOUNGE SOEKARNO HATTA AIRPORT Terminal 1 B Srwijaya Air Lounge Terminal 2 D International Batavia Lounge Premiere Lounge Esplanade Lounge Pura Indah Lounge Terminal 2 E International Garuda Indonesia

Executive Lounge Mutiara Lounge Emerald Sky Line Citibank Lounge Terminal 2 F Domestik Mandiri Lounge Sunda Kelapa Lounge Indosat Lounge BNI Lounge Emerald Sky Line Citibank Lounge JW Sky Lounge HOTEL Shangri-La Hotel Kota BNI, Jl. Jend. Sudirman Kav.1 Kartika Chandra Hotel Jl. Jend. Gatot Soebroto Grand Mahakan Hotel Jl. Mahakam No.1 Hotel Kristal Jl. Terogong Raya, Cilandak Barat The Media Hotel & Towers Jl. Gunung Sahari No.3 Pullman Jakarta Jl. M.H. Thamrin No. 59 Aryaduta Hotel Jl. Prapatan 44-48 Mercure Ancol Jl. Pantai Indah, Ancol Putri Duyung Cottage & Resort Jl. Lodan Timur No.7, Ancol Le Grandeur Hotel Jl. Mangga Dua Raya Manhattan Hotel Jl. Prof. Dr. Satrio Casablanca The Sultan Hotel Jl. Gatot Subroto, Senayan Hotel Mulia Senayan Jl. Asia Afrika, Senayan Sunlake Hotel Jl. Danau Permai Raya, Sunter Hotel Le Meridien Jl. Jend. Sudirman Kav. 18-20 Sari Pan Pacific Hotel Jl. M.H. Thamrin Golden Boutique Hotel Jl. Angkasa No. 1, Kemayoran Grand Hyatt Hotel Jl. M.H. Thamrin Kav. 28-30 Hotel Sahid Jaya Jl. Jend. Sudirman Hotel Millenium Kebon Sirih Horison Hotel Bekasi Jl. KH. Noer Ali, Bekasi Hotel Borobudur Jl. Lap. Banteng Selatan Hotel Ibis Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 77 Novotel Mangga Dua Square Jl. Gunung Sahari Raya No.1 Hotel Grand Melia Jl. HR . Rasuna Said kav x-0, Kuningan Hotel Alila Jl. Pecenongan Kav. 7-17

Santika Indonesia Hotel & Resort Corporate Office : Jl. Melawai VII No. 6-8, Kebayoran Baru Hotel Santika Premiere Jl. Aipda KS. Tubun No. 7 Slipi JW. Marriot Hotel Lingkar Mega Kuningan Ritz Carlton Hotel Lingkar Mega Kuningan Intercontinental Mid Plaza Jl. Jend. Sudirman Crown Plaza Hotel Jl. Jend. Gatot Soebroto Four Season Hotel Jl. HR. Rasuna Said The Darmawangsa Hotel Jl. Darmawangsa, Kebayoran Baru The Park Lane Hotel Jl. Casablanca Aston Cengkareng Outer Ring Road, Mutiara Taman Palem, Blok C1, Hotel Century Park Jl. Pinti 1 Senayan, Jakarta The Ritz-Carlton Pacific Place Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 The Batavia Hotel Jl. Kali Besar Barat, Roa Malaka Hotel Bidakara Jakarta Jl Gatot Subroto Kav 71-73 Pancoran Jaksel HARRIS hotel & conventions Kelapa Gading Jl. Bulevar Kelapa Gading Blok M Jakarta 14240, Indonesia Desa Wisata Hotel TMII Jl. Raya Taman Mini 1 Aston Rasuna Tower A - Lower Ground, Komplek Apartemen Taman Rasuna Jl. HR Rasuna Said - 12960 Aston Marina Marina Mediterania, Tower A Jl. Lodan Raya No. 2A -14430 Hotel Santika BSD City – Serpong Teraskota Entertainment Center, Jl.Pahlawan Seribu CBD Lot VII B Jkt15322 Best Western Mangga dua Hotel & Residence Jl. Mangga dua abdad 111 Jkt 10730 Le Grandeur Mangga Dua Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta 10730, Indonesia Redtop Hotel & Convention Center Jl,Pecenongan No.72, Jakarta 10120 Pullman Jakarta Central Park

Podomoro City, Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 28 JS Luwansa Hotel & Convention Center Jl. H.R Rasuna Sahid No. C22 Grand Whiz Kelapa gading Jl. Bukit Gading Raya Kav.1 BOGOR Lorin Hotel Sentul Sentul Circuit Citerup ANYER & CILEGON Patra Jasa Anyer Patra Anyer Beach Resort Desa Bandulu - Anyer 42166 Hotel Permata Krakatau JL.H.Yasin Beji No.4-6 , Cilegon. Indonesia. Karisma Labuan Beach & Resort Jl. Raya Panimbang labuan, Pandeglang-Banten Pondok Layung Resort Jl. Raya Anyer Karang Bolong Km 133,8 Anyer-Banten Hotel Nuansa Bali Anyer Jl. Raya Karang Bolong Km 133.5 Anyer. Sol Elite Marbela Jl. Raya Karang Bolong km 135, Anyer 42466 PEKAN BARU Hotel Labersa Jl. Labersa Parit Indah, Pekanbaru SEMARANG Hotel Ciputra Semarang Jl. Simpang Lima No. 1, Semarang 50134 Hotel Grand Candi Jl. Sisingamaraja No. 16 Hotel Horison Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 2 Simpang Lima Patra Semarang Convention Hotel Jl. Sisingamaraja Candi Baru Gumaya Tower Hotel Jl. Gajah Mada No. 59 – 61 Novotel Hotel Semarang Jl. Pemuda 123 Hotel Santika Premiere Jl. Pandanaran No. 116-120 DAFAM Hotels & Resorts Indonesia Jl. Imam Bonjol 188 Semarang 50132 Best Western Star Hotel Jl. MT. Haryono No.972 PEKALONGAN Hotel Marlin Pekalongan Jl. Raya Wiradesa 25 Pekalongan Central Java - Indonesia YOGYAKARTA Jogjakarta Plaza Hotel Jl. H. Affandi-Gejayan,


Complex Colombo Hyatt Regency Jl. Palagan Tentara Pelajar Hotel Melia Purosani Jl. Mayjen Suryotomo 31 Grand Hotel Quality Jl. Laksda Adisucipto No. 48 Sahid Raya Hotel Jl. Babarsari 2 Novotel Yogyakarta Hotel Jl. Jendral Sudirman No. 89 Sheraton Mustika Resort & Spa Jl. Laksda Adisucipto Km 8,7 Inna Garuda Hotel Jl. Malioboro 60 Hotel Santika Premiere Jl. Jendral Sudirman 19 Century Saphir Hotel Jl. Laksda Adisucipto 38 The Jayakarta Hotel & Spa Jl. Laksda Adisucipto km 8 The Phoenix Hotel Jl. Jendral Sudirman 9-11 Ibis Malioboro Hotel Jl. Malioboro No. 52-58 SOLO Lor In Solo Hotel Jl. Laksda Adisucipto Novotel Hotel Jl. Slamet Riyadi Kusuma Sahid Prince Hotel Jl. Sugiyopranoto 20 Sahid Jaya Solo Hotel Jl. Gajah Mada 82 The Sunan Hotel Solo Jl. Ahmad Yani 40 The Royal Surakarta Heritage Hotel Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 6, Jateng 57111 BANDUNG Aston Hotel Bandung Jl. Braga No.99-101 Bandung Grand Aquila Hotel Jl. Dr. Djunjunan No. 116 Grand Hotel Preanger

Jl. Asia Afrika No. 81, Hyatt Regency Hotel Jl. Sumatera No. 51 Sheraton Bandung Jl. Ir. H. Juanda No. 390 Holiday Inn Hotel Jl. Ir. H. Juanda No. 33, Horison Hotel Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 212 Horison Dago Pakar Hotel Jl. Bukit Pakar Timur No. IV No. 88 Jayakarta Suite Hotel Jl. Ir. H. Juanda No. 381A, Papandayan Hotel Jl. Gatot Soebroto No. 83 Savoy Homann Bidakara Jl. Asia Afrika No. 112 Santika Bandung Hotel Jl. Sumatera No. 52-54 Panghegar Hotel Jl. Merdeka No. 2-4 Aston Primera Pasteur Jl. Dr. Djunjunan 96 HARRIS Hotel & Conventions Festival CTLink Jl. Peta no.241, kopo. 40323 Novotel Bandung Jl. Cihampelas No 23-25 . 40171 Aston Tropicana Premiere Plaza, Jl. Cihampelas 125129. 40131 Hotel Vio Cimanuk Jl Cimanuk No 15 Bandung Zenbu - House Of Mozaru Paris Van Java Mall Pizza e Birra Paris Van Java Mall J.CO Paris Van Java Mall Singaporean Yong Tou Foo Paris Van Java Mall Javana Bistro Paris Van Java Mall Pepper Lunch Paris Van Java Mall Trans Studio Mall Istana Plaza Hartwood

Jl. Letjend Suprapto No. 1 Balikpapan 76131 P : (0542)735845 / 735844 F : (0542) 424094 SMS : 08115418881 / 0816200100 E : info@blueskybalikpapan.com W : www.blueskybalikpapan.com

Jl. Cimanuk No. 12 Giggle Box Jl. Progo No. 33 a Mom’s Bakery Jl. Progo No. 18 Hummingbird Eatery Jl. Progo No. 14 Kopi Progo Jl. Progo No. 22 Rocca and Company Jl. Progo No. 16 Tokyo Connection Jl. Progo No. 5 Risol-Risol Jl. Progo No. 5 Shin Men Japanese Resto Paris Van Java Mall SURABAYA Surabaya Plaza Hotel Plaza Boulevard, Jl. Pemuda 31 – 37 Majapahit Hotel Jl. Tunjungan 65 Hyatt Regency Jl Jend Basuki Rakhmat 106-128 Shangri-La Hotel Jl. May. Jend. Sungkono 120, Garden Palace Jl. Yos Sudarso 18 Sheraton Surabaya Jl. Embong Malang 25-31 J.W. Marriot Jl. Embong Malang 85-89 Novotel Surabaya Hotel & Suites Jl.Ngagel 173-175 Somerset Jl. Raya Kupang Indah No. 37-39 Ibis Rajawali Hotel Jl. Rajawali 9-11 Mercure Surabaya Jl. Raya Darmo 68 - 78 Singgasana Hotel Jl. Gunung Sari Elmi Hotel Jl. Jend. Sudirman 42-44 Santika Hotel Jl. Pandegiling No. 45, Raya Darmo Gramedia Expo Jl. Basuki Rachmat

Jl. Ahmad Yani KM.2 No. 98 Banjarmasin 70232 T : 0511 326 8888 F: 0511 326 5000 E : pr@mercurebanjarmasin.com W : www.mercure.com/asia

We are also available in below modes of transport :

93-105 | 60271 MALUKU UTARA Bela International Hotel & Convention Ternate Jl. Raya Jati No. 500 Ternate - North Moluccas - Indonesia PONTIANAK Orchardz Hotel Jl. Gajah Mada I Pontianak 78112 Orchardz Hotel Ayani Jl. Perdana No. 8 Pontianak 78124 PALEMBANG The Arista Hotel Jl. Kapten A. Rivai, Palembang 30129 South Sumatera, Indonesia NUSA DUA Amanusa P.O. Box .33 Nusa Dua Bali Aston Bali & Spa Jl. Pratama 68x, Tanjung Benoa Conrad Bali Resort & Spa Jl. Pratama No. 168, Tanjung Benoa, Grand Hyatt Bali P.O. Box 53, Nusa Dua, Bali Melia Bali Villa & Spa Resort PO Box 88, Kawasan BTDC Nikko Bali Jl. Raya Nusa Dua Selatan Nusa Dua Beach Hotel & Spa P.O. Box 1028, Nusa Dua, Bali Ramada Resort Benoa Jl. Pratama 97 A, Tanjung Benoa The Laguna Resort P.O. Box 77, Nusa Dua, Bali The Westin Resort (BICC) P.O. Box 36, Nusa Dua, Bali 80363 Swiss Grand Bali Hotel Jalan Nusa Dua Selatan No.8 Ayodya Resort

Annex building lt. 10 Kompleks Wisma Nusantara Jl. M.H. Thamrin no. 59 Jakarta 10350 T (021) 319 03758 (hunting) F (021) 319 03782 W: www.upperroomjakarta.com

P.O. Box 46, Nusa Dua, Bali 80363 Novotel Nusa Dua Bali Hotel & Residence BTDC Complex, Po Box 116, Inna Putra Bali Hotel Cottage & Spa P.O. Box. 1, Nusa Dua, Bali 80363 KUTA Bali Dynasty Resort Jl. Kartika, PO Box 2047, Tuban Bali Padma Jl. Padma No. 1, Legian, Kuta, Bali Discovery Kartika Plaza Jl. Kartika, Kuta, Bali Imperial Bali Jl. Abimanyu, Legian Beach,Bali Kuta Paradiso Jl. Kartika Plaza, Kuta, Bali Patra Jasa Bali Resort & Villas Jl. Ir. Juanda, Tuban, Kuta, Bali Bali Garden Jl. Kartika Plaza, Kuta, Bali Grand Istana Rama Hotel Jl. Pantai Kuta, Kuta, Bali 80361 Hard Rock Hotel Bali Jl. Pantai BR Pande Mas, Kuta, Bali HARRIS Resort Kuta Bali Jl. Pantai Kuta, Kuta, Bali 80361 Holiday Inn Resort Baruna Bali Jalan Wana Segara 33, Tuban, Bali Inna Kuta Beach Jl. Pantai Kuta No. 1, PO BOX 3393, Kuta, Bali Mercure Kuta Hotel Jln. Pantai Kuta 110x, Sahid Raya Bali Jl. Pantai Kuta, Kuta, Bali Santika Premierre Beach Resort Bali

Jl. Kartika Plaza, 1008 Best Western Resort Kuta Jl. Kubu Anyar 118 Kuta, Bali 80361 Semara Rsort & Spa Jl. Raya Petitenget No. 649, Seminyak SANUR Bali Hyatt Jl. Danau Tamblingan 89, Sanur Inna Grand Bali Beach Jl. Hang Tuah, Sanur, Bali Sanur Beach Hotel Jl. Danau Tamblingan, Sanur, Sanur Paradise Plaza Hotel Jl. Hang Tuah 46, Sanur, Bali 80228 Sanur Paradise Plaza Suites Jl. By Pass Ngurah Rai 83, Sanur, NUSA TENGGARA TIMUR Swiss-Belinn Kristal Kupang. Jl. Timor Raya No. 59, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia PALU Hotel Santika Palu Jl. Moh. Hatta no.18 TAKSI Tiara Ekspress, O - renz Taxi Surabaya Pataga Jogjakarta

Teraskota Entertainment Center Jalan Pahlawan Seribu, CBD Lot VII B Serpong BSD City 15322 - INDONESIA T : (62-21) 2991 5999 F : (62-21) 2991 5998 E : bsd.city@santika.com reservation@bsdcity.santika.com


Potret

Konser akbar dance musik terbesar di Asia Tenggara Djakarta Warehouse Project (DWP) 2017 kembali hadir pada 15-16 Desember di JI Expo Kemayoran Jakarta. Mengulang kesuksesan tahun sebelumnya DWP 2017 kali ini dibanjiri penonton. Tidak saja asal Indonesia, pengunjung yang hadir ke DWP banyak dari luar negeri seperti China, Singapura, dan Malaysia

136

DESEMBER ‘17 - JANUARI ‘18



R E F E R E NSI M ICE I ND O NE SIA

124

WWW.V E NUE MAGZ.C O M

REFERENSI MICE INDONESIA

20

Inovator

MICE 2017

DESEMBER ‘17 -JANUARI ‘18

VENU180102 RP 39.000

124 01 18


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.