KAMPUS
Jalan Sempit Program Kesehatan Gedung Poliklinik UPI terlihat lengang dan sepi. Dulu Ambar Sulianti, Manajer Poliklinik kala itu punya gagasan, layanan Poliklinik harus buka 24 jam. Tapi gagasan itu hilang seiring hilangnya peran Ambar.
SITI/ISOLA POS
Oleh Siti Haryanti Mahasiswa baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2010 sudah mulai meramaikan kampus, tapi program kesehatan mahasiswa 2010 yang telah digagas sejak Februari 2010 sampai sekarang belum jelas ujungnya.
P
rogram kesehatan mahasiswa 2010 yang awalnya digagas oleh Manajer Poliklinik, Ambar Sulianti sampai awal September 2010 ini belum bisa dite rapkan. Pasalnya rancangan program kesehatan yang dibuat oleh tim dokter belum disahkan oleh Rektor UPI. Hal yang paling utama belum bisa diterapkannya program itu karena rumusan programnya belum rampung. Padahal September 2010 merupakan permulaan perkuliahan tahun ajaran 2010/2011. Hal ini sangat berlainan dengan pernyataan seorang Tim Dokter, Setyo Wahyu Wibowo dalam pemberitaan Isola Pos edisi 49 bulan Mei 2010. Dia menga takan, sebelum mahasiswa 2010-2011 melangsungkan aktivitas perkuliahan, program kesehatan bisa berjalan. *** Rumusan program kesehatan sudah disampaikan dalam workshop di gedung Isola Resort pada 30 April 2010. Tim dokter yang diketuai oleh Tine K. Almuktabar sebelumnya sudah merancang program layanan kesehatan mahasiswa. Rancangan tersebut baru dibahas kembali dengan Pembantu Rektor (Purek) Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan, Direktur
SEPTEMBER 2010 ISOLA POS
Direktorat kemahasiswaan, dan para Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan pada 18 Agustus 2010. Sebagai penggagas, Ambar tidak terlibat lagi dalam pembuatan rancangan program kesehatan tersebut. “Saya tidak tahu program kesehatan yang sekarang seperti apa, soalnya saya tidak pernah diundang kalau rapat oleh tim dokter,” kata Ambar. Dadang Sunendar yang baru dilantik sebagai Purek Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan mengungkapkan, program ke sehatan dari tim dokter sudah beres, tinggal diajukan kepada Rektor UPI. “Nanti juga akan ditanyakan apakah bisa di-SK (Surat Keputusan)-kan atau bagaimana nanti baiknya,” ucap Dadang. Mengenai kapan program tersebut selesai, Dadang tidak memberikan jawaban yang pasti. “Ya secepatnya lah,” ujarnya. Namun hal berbeda diungkapkan oleh salah seorang anggota tim dokter, Elly Rosmalia. Menurutnya, rancangan program kesehatan belum selesai. Rancangan yang disampaikan saat rapat 18 Agustus lalu masih berupa rancangan umum. “Ah kemarin mah belum apa-apa baru rancangan umumnya aja, rancangan internal
Poliklinik belum ada,” ujar Elly. Menurut Elly, setelah rapat pada 18 Agustus, tim dokter baru membuat ranca ngan internal Poliklinik yang lebih detail. “Setelah rancangan itu jadi baru akan diajukan kepada Rektor dan akan dibuat semacam buku panduan,” terang Elly. Apakah biaya kesehatan mahasiswa tersebut akan dipungut setiap tahun? Menurut Dadang, hal itu belum ada keputusannya. “Masih akan dibicarakan,” kata Dadang. Mengenai pengelolaan dana kesehatan, Ambar pernah mengusulkan kepada pimpinan universitas, dana kesehatan seharusnya dikelola oleh Poliklinik UPI. Dana tersebut juga mesti dipungut setiap tahun. Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Disman sepakat dengan Ambar. “Harusnya dana kesehatan dipungut setiap tahun agar layanan kesehatan di UPI ini dapat terus berkembang,” ujarnya. Disman melanjutkan, pengelolaan dana kesehatan sebaiknya dikelola oleh Poliklinik agar Poliklinik dapat mengoptimalkan penggunaan dana kesehatan tersebut untuk meningkatkan layanan kesehatan mahasiswa. *** Bulan Juni 2010, Ambar mengajukan permohanan pengunduran diri dari jabatan Manager Poliklinik kepada Rektor UPI. Alasan Ambar karena suaminya