tkh_xii_658_28_agustus_-_3_september_2011

Page 1

No.658/Tahun XII, 28 Agustus - 3 September 2011

Desak Putu Nithi

Inspirator Spirit Sosial Iwapi

KERJA keras menjadi modal Ni Wayan Sarmi membesarkan I Made Joni Restaurant di Ubud. “Tetapi, itu saja tidak cukup. Kemurahan Ida Sang Hyang Widhi Wasa juga ikut menentukan langkah saya dan keluarga dalam berbisnis,� ujar pemilik I Made Joni Gallery and Restaurant di Ubud ini. Perempuan pengusaha murah senyum ini mengaku kerja keras juga menjadi modal utama untuk membantu memuluskan program kerja Iwapi Bali. “Saya kira kerja keras tetap jadi andalan untuk turut membesarkan Iwapi. Tetapi, jangan lupa Bersambung ke halaman 16

Simon Nahak, S.H., M.H.

Agung Sumanatha, S.H., M.H.

KASUS hukum waris menumpuk di Polda Bali. Pengacara cenderung menggosok kliennya agar perkaranya terus diproses ke pengadilan. Menurut praktisi hukum Simon Nahak S.H., M.H., masalah waris menjadi salah satu berkas perkara yang menumpuk di Polda Bali. “Ini bukan karena kasusnya memang banyak. Pengacara yang membantu kliennya cenderung mendorong-dorong agar kasusnya terus dibawa ke muka hakim,� ujar dosen FH Unwar yang juga pengacara praktik ini. Warga yang bersengketa cenderung tidak mengerti adanya solusi lain melalui mediasi jika menghadapi kasus semacam itu. Pilihan masyarakat bersengketa untuk memilih jalan mediasi tersebut dinilai Kepala Pusdiklat Teknis Peradilan Mahkamah Agung I Gusti Agung Sumanatha, S.H., M.H. , masih rendah persentasenya. “Survei kami sebelumnya menjelaskan,

Citra Pengadilan ibarat Monster R

asa takut warga berperkara di pe ngadilan diungkapkan Agustina. Mahasiswa kelas khusus Fakultas Hukum Universitas Warmadewa Denpasar ini mengeluhkan citra pengadilan ibarat monster. Ada kesan mengerikan jika perkara hukum yang dialami warga masyarakat maju ke meja hijau. Contoh kasus dikisahkan Agustina. Seorang kerabatnya

Bersambung ke halaman 12

Mahendrawati, S.H., M.Hum.

menghadapi sengketa tanah. Lahan milik familinya ini bermasalah dalam proses transaksi jual-beli. Kerabat Agustina menjadi korban dalam proses transaksi itu. Sengketa ini terkatung- Jepang� yang diselenggarakan katung sampai empat tahun. Fakultas Hukum Universitas “Kerabat saya takut menggugat Warmadewa dan Mahkamah ke pengadilan,� ungkapnya Agung RI di aula kampus dalam forum seminar interBERITA TERKAIT tersebut belum lama ini. nasional “Sistem Peradilan dan Familinya bukan hanya HALAMAN 16 Mediasi di Indonesia dan takut mencari cita rasa keadilan di depan meja hijau. Keluarganya pun kehilangan rasa percaya terhadap proses peradilan kita. “Kan ada ungkapan, jika perkaranya bisa dipersulit mengapa harus dipermudah,� ujarnya berseloroh. Kesan hampir senada dilukiskan perempuan pengusaha Dra. A.A. Putri Puspawati, M.M. dan Ni Kadek Winie Kaori, S.E. Kesan serem berperkara di muka hakim pengadilan dilukiskan masih kuat dirasakan masyarakat, termasuk kaum pengusaha. Agung Puspawati, M.M.

Seminar Bisnis Online Jadikan Facebook sebagai Sarana Marketing Bisnis Anda Dewi Saraswati

PENGANTAR REDAKSI. Perkara sengketa tanah, perbankan, bisnis, hingga konflik adat, tidak harus diselesaikan di meja hijau. Bisa juga diselesaikan lowat mediasi. Mediasi pun menjadi jalan keluar untuk menekan beban perkara yang menumpuk di lembaga peradilan. Pendekatan mediasi ini dibedah dalam seminar internasional bertema “Sistem Peradilan dan Mediasi di Indonesia dan Jepang� yang diselenggarakan Fakultas Hukum Universitas Warmadewa Denpasar dan Mahkamah Agung RI, di aula kampus tersebut belum lama ini. Seminar yang diikuti ratusan peserta itu menghadirkan Prof. Yushiro Kusano (guru besar FH Universitas Gajushuin Jepang) yang mempresentasikan subtema Ciri-ciri Sistem Wakai dan Chotei di Jepang; Prof. Kazuto Inaba (guru besar FH Universitas Chukyo Jepang) yang menyajikan subtema ADR di Jepang; Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., L.L.M. (hakim agung Mahkamah Agung RI) yang membedah subtema Mediasi: Cara Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat/Konsensus; dan Simon Nahak, S.H., M.H., NLM Mahendrawati, S.H., M.Hum., INP Budhiarta, S.H., M.H., dan A.A. Sagung Laksmi Dewi, S.H., M.H. (staf pengajar FH Unwar Denpasar) yang mengupas subtema Mediasi Dalam Sistem Peradilan di Indonesia. Berikut rangkuman hasil seminar internasional tersebut yang dilengkapi sajian terkait lainnya.

Solusi Selesaikan Perkara Lewat Mediasi

VONIS hakim tak jarang mencederai rasa keadilan masyarakat yang berperkara. Solusinya, Mahkamah Agung RI gencar mengampanyekan pendekatan mediasi.

tkh/dok

tkh/sam

Mediator harus Bersertifikat

Bersambung ke halaman 16

miliki FB hanya untuk bermain main. Padahal, dari komunitas jejaring FB kita bisa menawarkan produk kita asal tahu caranya. Sekaranglah saatnya masyarakat harus mengetahuinya secara benar,� ujar Dewi Saraswati pemilik Sekolah Bisnis Online ASIA IMC. Menurut Dewi Saraswati, pengguna FB ini dari kalangan muda sampai tua, jadi menurutnya semua orang wajib mengetahui bagaimana kita bisa menghasilkan uang dari jejaring Facebook ini. Anda yang harus hadir dalam seminar ini adalah pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pengusaha,

SEIRING kemajuan teknologi informasi, saat ini hampir sebagian orang bisa mengakses internet dan menjelajah dunia maya. Facebook (FB) adalah salah satu jejaring sosial yang kerap diakses orang. Sarana sosial yang menghubungkan orang-orang dengan teman atau rekan di mana pun mereka berada ini, ternyata sukses menyebar virus FB sampai-sampai semua orang mengalami demam Facebook. “Banyak masyarakat me- Bersambung ke halaman 12

tkh/dok

Modalnya Kerja Keras

DAGANG canang juga anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia. Ini pemikiran inovatif perempuan pengusaha di Pulau Dewata untuk menguatkan sikap peduli atas pelaku usaha ekonomi mikro, kecil, dan menengah. Desak Putu Nithi bukan tak punya kaitan dengan ide dan sikap peduli itu. Ide inovatif mengenai ungkapan dagang canang sebagai bagian semeton Iwapi dibacanya pertama kali di Koran Tokoh beberapa tahun silam. “Saya ingat berita itu dikutip Koran Tokoh dari ucapan Bu Agung Puspawati yang saat itu masih menjabat ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Gianyar. Saya masih simpan kliping korannya lho‌â€? ujar Ketua Bidang Sosial Iwapi Bali periode 2011-2014 pimpinan Dra. A.A. Putri Puspawati, M.M. itu. Adanya pemikiran semacam itu dinilai membawa wawasan dan apresiasi baru terhadap pelaku usaha mikro dan kecil khususnya di Bali. Pedagang canang sebelumnya tidak dikesankan sebagai pelaku usaha alias pengusaha. Jenis usaha berdagang sarana upacara umat Hindu itu mungkin ‘tak dianggap’ sebagai kegiatan bisnis kalangan pengusaha. Namun, saat Iwapi mengklaim dagang canang juga warga Iwapi Bali ternyata ini ikut

tkh/sam

Ni Wayan Sarmi

tetap memohon kemurahan Tuhan untuk menolong agar jejak langkah dan niat baik kita berguna untuk semua perempuan pengusaha di daerah ini,� harap Sekretaris Bidang Sosial Iwapi Bali periode 20112014 di bawah kepemimpinan Dra. A.A. Putri Puspawati, M.M. ini. Istri seniman lukis I Made Joni ini akrab dipanggil Bu Yuli. Maklum anak sulungnya bernama Putu Eka Yuliani. Putrinya ini yang tamatan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akrab dipanggil Yuli. “Lambat laun saya dipanggil Bu Yuli,� ungkapnya. Urusan sosial kemanusiaan bukan barang baru bagi Bu Yuli. Bersama Agung Puspawati dan Desak Putu Nithi, ia memotori lahirnya organisasi Komunitas Ibu Peduli Gianyar. Dari sini, komunitas kecil yang banyak membagi kepedulian di kalangan warga miskin di Gianyar itu menjadi

Winie Kaori, S.E.

Bersambung ke halaman 12

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar Ucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri HARI Raya Idulfitri merupakan hari raya suci dan hari kemenangan bagi umat Islam. Hendaknya saat ini dimaknai sebagai sebuah momen sangat penting setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadan. Untuk itu diharapkan kepada seluruh umat Islam, masyarakat Kota Denpasar khususnya dan Bali umumnya untuk dapat merenung dan merefleksilkan kembali ajaranajaran agama Islam yang senan-

tiasa mengajarkan kebajikan dan kemuliaan. Umat diharapkan menjadikan spirit Hari Raya Idulfitri ini untuk melahirkan suasana batin yang pandai bersyukur, ikhlas serta lebih meningkatkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serangkaian perayaan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1432 H, yang jatuh pada 30-31 Agustus 2011 kali ini, Wali Kota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Bersambung ke halaman 12

IB. Rai Dharmawijaya dan IGN. Jaya Negara


2

Tokoh

28 Agustus - 3 September 2011

ASPIRASI

KORAN TOKOH

Mudik Delapan juta orang akan bergerak mudik dari Jakarta, menjelang Lebaran,” kata Amat di depan koran dengan takjub, “Bayangkan berapa juta semuanya di seluruh Indonesia. Ambillah 16 juta. BaPutu Wijaya yangkan kalau tiap orang rata-rata membelanjakan uang sejuta saja yang sudah dikumpulkannya selama setahun, berapa duit yang bergerak?” Bu Amat langsung memotong. “Kenapa jadi ngitungin duit orang?” “Ya untuk menjelaskan bahwa kehidupan kita berjalan gesit, produktif, paling sedikit setahun sekali. Bayangkan kalau semangat mengumpulkan uang untuk mudik itu berlangsung tiap hari, negara kita akan tangguh sebab rakyatnya suka bekerja, bukan malas-malasan mengandalkan pemberian orang lain, apalagi dengan cara mengemis!” Bu Amat tak menanggapi. “Ya kan Bu?” Bu Amat terus pergi. Ami cepat mendekati bapaknya. “Bapak kalau bicara hati-hati, Ibu bisa tersinggung!” “Kenapa tersinggung?” “Karena kemenakan Ibu banyak yang suka bergantung pada Ibu.” “Kemenakanku juga! Bapak kan tidak membicarakan itu. Bapak membicarakan soal mudik. Kalau semangat mudik itu menjadi semangat bekerja tiap hari, kita akan makmur. Dan, kalau sudah makmur, orang mudik akan berkurang, pemerintah tidak perlu pusing memikirkan menambah lebar jalan dan menambah jumlah angkutan.” “Kok bisa begitu?” “‘Kenapa tidak?! Orang mudik sebenarnya kan kebanyakan orang yang kurang berhasil di rantau. Mudik lebih banyak didorong keinginan membuktikan diri, bahwa dia sudah sukses di perantauan, bukan sematamata karena mau jumpa keluarga. Orang yang sukses dan kaya malah tidak akan mau pulang desak-desakan di jalan. Mereka paling jalan-jalan ke luar negeri sama keluarganya. Ya, tidak? Lihat saja orang mudik itu, segala dibawa. Tidak hanya keluarga, tetangga juga dibagi oleholeh. Itu kan membohongi diri sendiri. Balik-balik dari mudik terpaksa menebus hartanya yang digadaikan! “ Ami tercengang mendengar cara bapaknya mengartikan orang mudik seperti itu. Ia lalu menyelinap pergi. Pulang dari kampus, Ami terkejut. Ibunya memasukkan baju-baju ke koper. “Lho Ibu mau ke mana?” “Mudik.” “Mudik ke mana? Keluarga Ibu kan semuanya ada di sini.” “Ya Ibu mau ke mereka, kan sudah lama tidak ketemu, padahal satu kota. Kamu ikut?” “Boleh. Kapan?” “Besok. Nanti malam beli oleh-oleh dulu untuk kemenakan Ibu, banyak yang masih kecil.” “Untuk apa?” “Kalau kita berkunjung harus bawa sesuatu Ami.” “Belum tentu mereka perlu, Bu, kan semuanya orang kaya?” “Ah kamu ini seperti bapakmu. Oleh-oleh itu bukan soal harganya tetapi perhatiannya.” “Ibu mau beli apa untuk mereka?” “Apa ya? Nanti lihat di supermarket saja, apa yang bagus.” “Kalau buat orang kaya, tidak ada yang bagus di supermarket. Mendingan juga cari yang unik-unik di pasar tradisional, pasti mereka suka.” “Ah mana mau anak-anak itu barang dari dalam pasar tradisional?!” Amat muncul. “Mau ke mana ini?” “Mudik. Ke rumah adik misanku.” Amat tertawa. “Jangan, pergi ke sana. Aku baru saja dikasih tahu, mereka sudah berangkat ke Singapur sebab takut repot dikunjungi oleh saudara-saudara suaminya yang ada di Jawa.” Bu Amat tercengang. Suami adik misannya memang orang Surabaya. Keluarganya banyak. Tiap lebaran pasti rumahnya penuh oleh tamu-tamu keluarga dari Jawa Timur. “Mosok?” “Coba saja suruh Ami nelepon ke sana. Itu sebabnya, Bapak bilang, yang mudik itu bukan yang kaya, tetapi yang pas-pasan. Jadi kalau ada 8 juta orang mudik dari Jakarta, berarti 8 juta dari penduduk Jakarta sebenarnya ekonominya hanya pas-pasan. Untuk mengatasi arus mudik tiap tahun sebenarnya yang perlu adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan menambah armada angkutan. Mengajak orang lebih tekun bekerja, memikirkan kesejahteraan keluarganya tiap hari, bukan membela gengsinya dalam satu hari agar dianggap sukses!” Bu Amat terhenyak. Ia mengeluarkan kembali baju dari kopernya. Ami terharu dan membantu ibunya dengan diam-diam. Waktu itulah pintu diketuk. Ketika dibuka, ternyata keluarga adik misan Bu Amat yang sudah berdatangan dari Jawa Timur ada di depan pintu. Karena rumah yang mereka kunjungi kosong, mereka lalu, membelokkan tujuan ke Amat. Segala oleh-oleh yang mereka bawa pun dialihkan ke keluarga Amat. Semuanya kemudian menginap di rumah Amat. Kendati rumah kecil dan tak banyak kamar, karena mereka rela tidur ramai-ramai di ruang tamu, suasana menjadi meriah. Waktu mereka pulang, tiga hari kemudian, Amat kelihatan terharu. “Belum pernah aku merasa gembira karena tenyata masih banyak saudara. Meskipun miskin, tetapi aku tidak lagi merasa hidup ini sepi, sia-sia apalagi tak berguna, karena masih ada banyak saudara,” kata Amat dengan polosnya. Bu Amat tak mengatakan apa-apa. Ami yang nyeletuk. “Bukti tidak akan datang sendiri, untuk membantah, kecuali kalau salah persepsinya sudah keterlaluan. Pak.” Koran

Mingguan

Penerbit PT Tarukan Media Dharma Terbit sejak 9 November 1998

“Mengelola Daana Punia / Zakat agar lebih Produktif” Sampaikan opini Anda Minggu 28 Agustus 2011 dalam acara interaktif “Wanita Global” 96,5 FM pukul 10.00 - 11.30 Wita. Opini dapat juga disampaikan lewat Faksimile 0361 - 812994 E-mail: info@radioglobalfmbali.com. Website: www.radioglobalfmbali.com Pendapat Anda tentang topik ini dimuat Koran Tokoh 4 September 2011

Apa Peran Dewan Kepegawaian Daerah? PNS (pegawai negeri sipil) itu warga negara yang dianakemaskan. Tiap waktu-waktu tertentu gaji naik, tiap golongan naik gajinya ikut naik, tidak pandang bagaimana kinerjanya. Evaluasi terhadap kinerja PNS belum fair. Kenaikan gaji tidak selalu diikuti peningkatan kinerja. Yang mengikutinya, kenaikan harga. Akibatnya, warga non-PNS ikut terkena imbas. PNS lapangan kerja yang menarik, walaupun harus bayar sogok jutaan rupiah. Sebab, pada masa tuanya, bisa santai tetapi tetap terima uang dari pemerintah. Mestinya jangan hanya dilihat tingkat pendidikannya, lihat prestasinya. Penghargaan dan sanksi harus fair. Pintar bodoh diperlakukan sama. Apa peran Badan Kepegawaian Daerah? Tahap perekrutan harus dibenahi. Publikasikan nilai tes tiap CPNS. Demikian pandangan yang berkembang dalam Siaran Interaktif Koran Tokoh di Global FM 96,5 Minggu (21/8). Topiknya, “Mendongkrak Kinerja PNS”. Berikut, petikannya.

Gaji Naik tidak Diikuti Peningkatan Kinerja Rasa gembira akan dirasakan para pegawai negeri sipil (PNS) tahun depan. Pemerintah berencana menaikkan gaji pokok PNS awal tahun 2012. Suara miring pun terdengar, demikian pula sikap apriori dan skeptis pun marak di manamana. Hal ini wajar terjadi, dikarenakan kenaikan gaji pokok PNS tidak selalu diikuti peningkatan kinerja PNS dalam melayani masyarakat. Semua tergantung pada tahapan perekrutan. Pemerintah belum melakukan perekrutan dengan tahapan yang benar. Perekrutan pada awalnya didasarkan dari kolusi, nepotisme, keluarga, ipar, saudara. Dengan dalih sudah mengabdi sebagai tenaga harian dan honorer kemudian lantas layak diangkat walaupun kualitasnya diragukan. Walaupun perekrutan PNS penuh suara miring, penerimaan CPNS tahun depan tetap dilakukan dengan prioritas dari sektor pendidikan dan kesehatan. Kita perlu guru yang kompeten dan berkualitas untuk mendidik anak bangsa.

Begitu juga dengan kita perlu tenaga kesehatan yang akan menjadikan generasi bangsa sehat dan berkualitas. Banyak yang tergiur menjadi PNS karena opini yang berkembang adanya jaminan hari tua dari pemerintah. Masa tuanya mereka ingin santai tetapi dapat duit. Masyarakat kita memang memiliki karakter santai. Mereka berani menyogok dengan ratusan juta rupiah. Mereka bekerja hanya berdasarkan surat keputusan. Ketika pertama kali masuk, mereka tidak diberi pemahaman yang jelas. Mereka bekerja menanti perintah. Kalau mereka kreatif atasannya malah marah. Ini yang harus dibenahi dari awal. Karena sedikitnya pekerjaan, banyak yang jalan-jalan. Prof. Gede Sri Darma, D.B.A., Rektor UNDIKNAS University

tara itu sekarang ini di kantorkantor pemerintah sudah banyak memanfaatkan teknologi sehingga banyak tenaga yang menganggur. Akhirnya, mereka ngerumpi karena tidak ada pekerjaan. Pintar bodoh, gajinya sama. Kalau di swasta ada outsourcing. Mengapa di PNS tidak ada? Sebaiknya outsourcing dihapuskan saja karena merugikan. Made Santha

PNS Dianakemaskan

Selama ini tidak fair gaji PNS dinaikkan, secara tidak langsung menaikkan harga semua barang. PNS makin tidak merasakan kenaikan gajinya karena harga barang juga naik. Biasanya tolok ukur kenaikan gaji di swasta karena kenaikan bahan bakar. Memang tidak semua PNS tidak baik. Saat sekolah hanya mengejar ijazah. Kualitas diabaikan. Sikap pragmatis sudah membudaya. Perusahaan jangan menerima karyawan melihat dari tingkat pendidikan saja. Di perusahaan swasta juga tidak menjamin orang pintar dapat posisi yang

PNS, warga negara yang dianakemaskan. Tiap tahun gaji PNS dinaikkan. Pemerintah tidak memikirkan pendapatan warga masyarakat yang lain. Sudah diberitakan media massa, masyarakat Kubu, Karangasem, makan gaplek. Saat gaji naik, harga barang naik. Semua warga masyarakat terkena imbasnya. Warga masyarakat yang bekerja di restoran atau vila tidak bisa seenaknya minta gajinya juga naik. Semen-

SMA Favorit Rp. 30 Juta Lebih bagus yang mana, bersekolah atau bimbingan belajar. Saya lihat hampir semua sisi jalan ada bimbingan belajar dan selalu ramai. Kalau ada yang pintar pasaran masuk SMA favorit juga perlu uang 30 juta rupiah. Anton

Jangan hanya Lihat Tingkat Pendidikannya

Bagaimana seharusnya mengelola santunan keagamaan seperti dana atau zakat agar produktif? Yoga Itu Masih D’ngOurre Harus punya bendahara dan pemimpin yang jujur adil dan pintar. Nitya Laksmi Menurut saya sebaiknya dana santunan atau zakat tersebut dipergunakan untuk membeli keperluan alat-alat penunjang penghasilan, misalnya saja jika orang miskin tidak punya pekerjaan dan dia mendapat zakat, mungkin zakatnya bisa dibelikan sikat dan semir sepatu sehingga bisa dipakai mencari nafkah, hasil zakatnya pun tidak hanya dirasakan sementara saja tapi berkelanjutan. Selain itu pemberi zakat juga harus mempertimbangkan jangan hanya sekadar uang yang perlu disedekahkan, mungkin bisa dengan memberi kesempatan pada para gepeng itu lowongan pekerjaan atau bagi para pengangguran sehingga juga meningkatkan sumber daya manusia, mungkin juga bisa dalam bentuk pelatihan-pelatuhan keterampilan yang dapat digunakan untuk bekerja. Ayu Dwijayanti Dikelola oleh orang yang berkompeten, punya riwayat jujur, dan dibuat laporan serah terima secara transaparan dengan bukti pendukung. Merta Putra Kan ada Rumah Zakat, ngapain ribet mesti mikir. Yang harus dididik adalah si pengelola Rumah Zakat ini, agar bisa disiplin, jujur dan memiliki kultur manajemen yang paten dalam melancarkan santunan keagaman ini! baik. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) belum bekerja optimal. Atasan langsung memberi penilaian dikontrol BKD. Asal bapak senang. Tiap 4 tahun naik golongan, naik juga gajinya. BKD seharusnya menilai. Selama ini BKD hanya melakukan penempatan pejabat baru. Fungsinya belum optimal. Seharusnya, makin tinggi pendidikan, makin tinggi kemampuannya. Walaupun strata S-1, S-2 atau S-3, kalau kemampuannya sama dengan SMA bisa dilecehkan. Orang tidak harus bersekolah formal untuk mendapatkan ilmu, bisa juga dari membaca koran, menonton televisi dan mendengar radio. Belajar tidak menurut usia. Gelar belum mampu menunjukkan kemampuan, hanya menunjukkan tingkat pendidikan. Prof. Gede Sri Darma

Penghargaan dan Sanksi harus ‘Fair’ PNS sangat enjoi keluar kantor. Dengan seragam kantor mereka merasa bangga sudah melayani masyarakat. Mereka keluyuran ke tempat umum, mal atau pasar. Masyarakat apatis dan menganggap hal itu sudah biasa. Namun, kenyataan ini tidak bisa didiamkan. Kinerja PNS harus didongkrak mulai dari hulu ke hilir. Mulai dari pendidikan umum. Idealnya, konten kurikulum yang diperbanyak pendidikan karak-

ter human being seperti sastra, budaya, dan budi pekerti, karena di dalamnya ada nilai etos kerja dan jiwa melayani. Perekrutan PNS harus fair dan sesuai asas manfaat. Reward dan punishment, penghargaan dan sanksi, dari atasan yang fair. Pande, Pandak Gede.

BUMN selalu Dilaporkan Merugi BUMN selalu dilaporkan merugi. Setelah perusahaan itu dijual hasilnya berlimpah ruah. Di bagian mana yang salah. Waktu perekrutan atau salahnya di mana? Pelayanan ke masyarakat sangat kurang. Mungkin karena masuk ke sana mengeluarkan duit sehingga kinerja mereka seperti itu. Agung

Biar Jelek Golongan tetap Naik Pelayanan jelek dan masyarakat marah. Harus dibenahi sejak dari input. Sebagus apa pun diklat (pendidikan dan pelatihan) yang dilakukan tak menjamin kalau perekrutannya tidak bagu, apalagi dengan dalih PNS dilindungi UU sulit memecat PNS. Sejelek apa pun pekerjaannya DP3-nya tidak pernah jelek, golongan tetap naik kecuali terkena tindakan hukum. Prof. Sri Darma Bersambung ke hlm. 12

Daana Punia sebagai Pengamalan Agama KATA daana dan dhana berbeda artinya. Daana berarti memberi, sedangkan dhana berarti harta benda atau uang. Dalam Wrehaspati Tattwa 25 dinyatakan, ada tujuh cara mengamalkan agama atau dharma yaitu Sila, Yadnya, Tapa, Daana, Prawrejya, Bhiksu dan Yoga. Dalam penjelasannya dinyatakan: Daana ngaraning paweweh, Daana berarti memberikan. Dalam Sastra Sanskerta daana ini sering disertai kata punia menjadi punia daana atau diindonesiakan menjadi daana punia yang berarti pemberian yang suci. Dalam Sarasamuscaya 157 dinyatakan yang wajib dilakukan dengan Tri Kaya (dengan pikiran, perkataan dan perbuatan) suci hanya memberikan “anugerah dan daana”. Inilah yang dinyatakan sebagai Sila yaitu perbuatan yang baik yang akan membawa pada sorga. Kalau diperhatikan tujuh wujud pengamalan beragama menurut Wrehaspati Tattwa 25 itu berarti ada tujuh hal yang wajib diberi prioritas secara seimbang dalam mengamalkan dharma atau agama Hindu. Ini artinya segala potensi diri terutama penghasilan sepertujuhnya harus diperuntukkan berdaana punia. Demikian juga dinamika Tri Kaya (pikiran, perkataan dan perbuatan) selayaknya sepertujuhnya diarahkan untuk melakukan daana punia sebagai umat beragama yang baik. Melakukan daana punia inilah yang disebut Sila, Sila inilah sebagai penyebab terwujudnya kebajikan, ke-

benaran (satya), cara hidup yang benar (maryaadaa yukti), kemampuan (sakti), kebahagiaan (sri) dan keteguhan hati. Demikian lebih lanjut dijelaskan dalam Sarasamuscaya 158. Lebih lanjut dinyatakan dalam Sarasamusacaya 179, orang yang tidak pernah ber-daana punia disebut orang mati atau sebagai mayat bedanya hanya bernapas. Daana punia itu seyogianya diperuntukkan semua makhluk (daana ya ta winehakenya ring sarwa bhawa). Sarasamuscaya 278 menyatakan salah satu ciri orang miskin adalah orang yang tidak pernah melakukan daana punia. Sedekah atau pemberian suci yang disebut daana punia itu juga berguna untuk menyucikan penghasilan yang disebut arjana. Penghasilan itu akan suci apabila dinikmati (mukti) dan didaana punia-kan. Hal ini diibaratkan air di kolam. Kalau air itu dibiarkan tergenang, lama kelamaan akan busuk. Tetapi, kalau air di kolam itu antara yang masuk dan yang keluar seimbang, akan senantiasa bersih hening tidak akan busuk selamanya. Dalam Baghawad Gita XVII.20 dinyatakan, pedoman untuk melakukan daana punia yang baik yaitu desa, kala dan paatra. Kalau desa kala dan paatra ini dijadikan dasar melakukan daana punia disebut satvika daana. Desa berarti aturan rohani setempat, kala berarti waktu dan paatra orang yang baik yang layak mendapatkan pemberian suci itu. Sarasamuscaya 271 menyatakan: Paatra ngaran sang yogia wehana daana. Artinya, paatra namanya

I Ketut Wiana

tkh/dok

orang yang patut diberi daana. Ini artinya melakukan pemberian suci yang disebut daana punia itu tidak boleh dilakukan sembaranagan. Pemberian suci itu harus dilakukan sesuai aturan suci yang berlaku di tempat orang melakukan daana punia. Demikian juga waktunya tidak boleh dilakukan sembarangan. Daana punia yang dilakukan tidak berdasarkan desa kala paatra disebut daana punia yang rajasika atau yang tamasika, artinya daana punia yang tidak berkualitas. Waktu yang baik melakukan daana punia menurut Sarasamuscaya 181 adalah saat daksinayana yaitu saat mata hari berada di utara katulistiwa. Besarnya pahala dari melakukan daana punia atau disebut daana phala dinyatakan dalam Saramuscaya 181 tersebut. Daana punia yang memberikan pahala yang besar berupa kehidupan yang bahagia di dunia nyata atau wahya tusti dan juga di dunia niskala atau dyatmika tusti yaitu dengan me-

lakukan daana punia berupa desa yaitu bagian-bagain tanah yang baik dan suci. Kala adalah waktu yang baik bersedekah adalah saat utarayana agama menyebarkan ajaran kitab suci yang dapat memberi penerangan rohani. Paatra adalah orang yang diberi daana punia harus orang yang tepat yang berkelakukan baik tidak cacat perilakunya. Drwya yaitu barang hak milik sendiri yang baik untuk disedekahkan. Data artinya orang yang memberi sedekah itu adalah dengan ikhlas. Yajamana adalah orang yang sedang malangsungkan upacara yadnya wajib melakukan sedekah dan akan memberi pahala yang besar. Manah artinya melakukan daana punia dengan memberi pikiran-pikiran yang mulia, ikhlas dan cerdas akan menyebabkan pahala bersedekah atau akan bertambahtambah dalam memberikan kehidupan ini kebahagiaan baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama makhluk ciptaan Tuhan. Melakukan daana punia sebagai salah satu dari tujuh wujud pengamalan beragama Hindu atau mengamalkan dharma inti sari ajaran Weda sabda suci Tuhan. Bhagawad Gita XVIII.4 menyatakan ada tiga hal yang tidak boleh dihentikan pelaksanaannya yaitu yadnya, daana dan tapa. Yadnya itu melakukan pemujaan yang tulus ikhlas untuk keselamatan isi Bhuwana Agung ini, daana yaitu bersedekah dengan melakukan pemberian suci sesuai dengan petunjuk Sastra Agama. Tapa berarti kuat mengendalikan indria. Teks bahasa Jawa Kuno-nya, kahertaning indria. Dengan melakukan tiga hal itu dengan tidak henti-hentinya

orang akan mencapai kehidupan yang bijaksana sebagai dasar mencapai kesucian. Pahala melakukan yadnya, daana dan tapa akan dicapai dengan sempurna apabila hal itu dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas. Canakya Nitisastra juga menyatakan, belajar Weda tanpa Agni Hotra akan sia-sia, melangsungkan upacara yadnya tanpa daana punia akan sia-sia. Semuanya akan sia-sia kalau tanpa bhakti. Ini artinya apa pun yang dilakukan dalam melaksanakan tujuh pengamalan dharma itu sebagai wujud bhakti pada Tuhan. Melakukan sesuatu dengan rasa bhakti itu sesuatu yang membawa kita senantiasa merasa dekat dengan Tuhan. Rasa dekat dengan Tuhan itu seyogianya dapat didayagunakan untuk membenahi berbagai perilaku dan kebiasaan hidup. Terutama, dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam hidup. Hidup adalah suatu rangkaian masaalah, kalau merasa dekat dengan Tuhan kita akan memiliki daya kontrol yang lebih dekat untuk dapat melakukan hal-hal yang terukur, sehingga masalah yang muncul pun dalam hidup ini tidak akan terlalu jauh dari kemampuan kita untuk mengatasinya. I Ketut Wiana Pengamat Masalah Agama dan Sosial

Tulisan Per tama dari Lima Tulisan

z Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Widminarko z Pemimpin Perusahaan: IDK Suwantara z Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: Syamsudin Kelilauw, Ratna Hidayati, Budi Paramartha, IG.A. Sri Ardhini, Wirati Astiti, Lilik, Sagung Inten, Tini Dwi Rahayu. z Buleleng: Putu Yaniek z Redaksi/Pemasaran Jakarta: Diana Runtu, Sri Iswati z NTB: Naniek Dwi Surahmi. z Surabaya: Nora. z Desain Grafis: IDN Alit Budiartha, I Made Ary Supratman z Sekretariat: Kadek Sepi Purnama, Ayu Agustini, Putu Agus Mariantara zAlamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers Bali K. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373 zAlamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan Palmerah Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021) 5357603 - Faksimile (021) 5357605 zNTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–Telepon (0370) 639543–Faksimile (0370) 628257 zJawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–Faksimile (031) 5675240 zSurat Elektronik: redaksi@cybertokoh.com; redaksitokoh@yahoo.com zSitus: http/www.cybertokoh.com; http/www.balipost.co.id zBank: BCA Cabang Palmerah Barat Jakarta, Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 229.3006644 zPercetakan: BP Jalan Kepundung 67 A Denpasar.


28 Agustus - 3 September 2011 Tokoh 3

5

Habis

S

Pathenon – Akropolis, Athena

TURNI Eropa: Berbudaya Memukau

2 SELAMA keluyuran di Paris, antrean panjang menjadi hal biasa untukku. Tak hanya harus antre saat membeli tiket museum dan Menara Eiffel. Untuk buang air kecil pun harus antre. Check in menuju Athena lagi-lagi harus antre. Lebih dari 30 menit berdiri, dua orang pria yang sedang check in tak bergeser. Tiba-tiba kudengar suara anjing menggonggong. Seorang anak laki-laki bermain di dekat meja check in. Kupikir si anak menirukan suara anjing. Ternyata kedua pria itu membawa serta anjing peliharaannya. Pantas saja antrean bergeming. Suara gonggongan anjing kian riuh. Kurungan anjing berderet di belakangku. Banyak anjing yang ikut terbang ke Athena. Tampaknya kebijakan bandar udara Charles de Gaulle memberi lampu hijau pada hewan yang terkenal setia pada majikannya itu yang saat ini bikin ketar-ketir Bali karena wabah rabies.

Kuil yang Tersisa di Akropolis Athena mengingatkanku pada Asia. Rasanya seperti tak berada di Eropa; mirip Jalan Gajah Mada di Denpasar. Udara panas menyengat mencapai 40 derajat celcius. Musim dingin bisa melorot satu derajat celcius. Kadang-kadang salju menghujani kota yang diprediksikan tiap 10 tahun sekali. Lalu lintas krodit. Masuk di akal, karena lima dari 11 juta penduduk Yunani bermukim di Athena. Banyak pengendara sepeda motor. Banyak pula yang tak mengenakan helm. Aku sempat mampir di gedung DPR tempat aksi demonstrasi biasa digelar. Poster-poster ramai tergantung. Aku pun berhenti sejenak di stadion Panathinaiko (330 SM), stadion bersejarah dengan daya tampung 60.000 orang. Gelanggang olahraga ini kemudian direhabilitasi untuk penyelenggaraan olimpiade modern yang pertama kali digelar tahun 1896. Kuil Zeus yang terletak di pusat kota terkesan tak terpelihara. Hanya tersisa beberapa pilar raksasa. Rumput cokelat mengering. Di bagian luar pagar berdiri gerbang Hadrian’s Arch. Peninggalan sejarah itu menjadi terasa asing di tengah kepungan gedung yang tidak estetis.

Labirin – Ephesus, Turki

Akropolis Setelah menyeberang jalan, menyusur jalan sempit mendaki, tibalah aku di areal kedai dan kios suvenir yang membiaskan sebagian potret Akropolis. Patung perunggu para dewa, filsuf, tokoh sejarah Yunani seperti Zeus, Athena, Apollo, Aristoteles, Socrates, Hippocrates, Hermes, Alexander de Great, antik menawan. Akropolis mejulang 156 meter di atas permukaan laut. Kokoh berdiri di atas karang yang terjal. Tahun 3500-3000 SM pada era Neolitikum, gua-gua di Akropolis dan daerah bagian selatan untuk pertamakalinya dimanfaatkan manusia purba. Namun, jejak huniannya baru ditemukan pada masa awal dan pertengahan zaman perunggu (3000-1600 SM) di bagian utara bukit. Abad ke13 SM penguasa lokal membangun tembok sepanjang 760 meter. Hal ini dimaksudkan untuk proteksi terhadap invasi Dorian. Menurut mitos, Theseus yang pertama menyatukan penduduk Attica dan membuat satu pusat masyarakat (Asty) yang diberi nama Athenai. Setelah kultus Athena didirikan pada abad ke-8 SM, Akropolis memerlukan aspek religius. Nama Polis tetap dipertahankan. Sebuah kuil kecil didedikasikan untuk Athena Polias melengkapi istana Mycenaean. Pada mulanya kuil dibangun dengan kayu. Abad ke-6 SM pembangunan menggunakan marmer. Pembangunan Akropolis didedikasikan raja pertama mereka Crecops kepada penerusnya, Dewa Ular Erechtheos (putra Athena), untuk Zeus Polieos, khususnya Athena (dewi kebijaksanaan dan perang). Kuil yang tersisa di Akropolis meliputi: Propylaia (437-433 SM), Athena Nike (430-420 SM), Parthenon, Caryatids (420 SM). Duabelas dewa Yunani bermukim di Gunung Olimpus (gunung tertinggi di Yunani). Zeus memegang tampuk pimpinan sebagai dewa tertinggi. Zeus Bersambung ke halaman 12

Kombes Pol. (P) Drs. I Wayan Nuada, S.H., M.M. Luh Putu Suparmi, S.H., M.M.

Kecil Main Kasti Tua Main Golf

ETELAH memasuki masa pensiun, Nuada dan Suparmi tak hanya berpangku tangan menghadapi masa tuanya. Mereka tetap aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat dan organisasi. Nuada menjadi wakil ketua PP Polri Bali sedangkan Suparmi yang sedang menanti masa pensiun sebagai kepala SMP 9 Denpasar memiliki kegiatan sampingan sebagai pengacara, agen asuransi, dan penjual suplemen buah manggis yang bermerek Xamthone. “Sejak menjadi pengurus PP Polri Daerah Bali, saya masuk kantor tiap hari Senin dan Kamis. Di kantor, saya bisa berkomunikasi dengan sesama pensiunan. Saya menerapkan konsep hidup rukun bahagia dan sejahtera sepanjang masa,� ujar Nuada. Pria yang pensiun dengan pangkat Kombes ini menuturkan olahraga menjadi kegiatan rutin yang ia lakoni. Tiap Selasa dan Jumat, Nuada bersama teman-temannya di PP Polri Bali bermain tenis di lapangan Brimob. Hari Jumat ia juga bermain golf di lapangan golf Bali Beach. “Hari Jumat ada harga spesial untuk pemain di atas usia 55 tahun. Saya main golf bersama Njoman Suweta, dr. Nyoman Handris, I.B. Gunawan, dan Dewa Raka. Lumayanlah bisa main 18 holes,� ujar pengidola Tiger Woods ini Kegemaran bermain golf ini

membuat Nuada juga berkeliling Indonesia. Ia sudah menjajal semua lapangan golf yang ada di Indonesia. Lapangan golf yang paling membuatnya berkesan ada di Lembah Anai, Sumatera Barat. Lapangan golf yang berada di tengah hutan itu kerap didatangi hewan liar, salah satunya harimau. Pernah dalam suatu kesempatan, Nuada bermain di sana. Usai melakukan pukulan pertama, ada harimau liar muncul dan mendekati bola. Nuada dan teman-temannya memilih naik ke golf car dan menanti sampai harimau tersebut pergi. Selain bersama temanteman, ia juga kerap bermain golf bersama istrinya. “Malam Minggu kami menginap di Bedugul. Minggu pagi, ke lapangan Bali Handara. Kami main sekalian penyegaran dan menikmati udara yang segar,� kata Nuada yang semasa kecil memiliki hobi bermain kasti di

Nuada dan Suparmi di Tanah Lot

I Wayan Nuada

jalanan ini. Kekompakan Nuada dan keluarga kerap ditunjukkan dengan saling mendukung apa yang dilakukan. Sebagai orangtua, Nuada dan Suparmi mengarahkan anak-anaknya untuk memilih jenjang pendidikan dan karier yang bisa menjadi bekal masa depan. Mereka tidak mau anak-anaknya mengalami masamasa sulit seperti orangtuanya. Untungnya anak-anak mampu menjawab arahan yang diberikan itu. Tiga orang buah hati mereka, Dewik, Kadek, dan Nugraha kuliah di Universitas Warmadewa dan mendapat beasiswa. Kini tinggal si bungsu Agus yang masih kuliah di SPB. Dalam menentukan jodoh, Nuada dan Suparmi mempersilakan anak-anaknya untuk memilih sendiri. Sebagai orangtua, mereka hanya mendukung. Salah satu bentuk dukungan ketika menantu yang pertama dr. Ketut Putra Sedana, Sp.O.G. ikut dalam pertarungan pemilu kada Buleleng untuk menjadi wakil bupati. Nuada yakin, menantunya yang Ketua BMI Buleleng ini memiliki peluang untuk menduduki jabatan Buleleng 2. Sementara itu Suparmi berkolaborasi dengan Nugraha membuka layanan hypnotherapy. Nugraha yang guru mata pelajaran TIK di SMPN 9 Denpasar ini menekuni hypno-

Luh Putu Suparmi

therapy sejak SMA. “Ia kerap membantu siswa untuk meningkatkan konsentrasi belajar, daya ingat, mengurangi kebiasaan bermain game seharian tanpa kenal lelah, dan mengatasi keluhan kesehatan. Beberapa sekolah sudah memanfaatkan jasa Nugraha,� Suparmi. Nuada menuturkan, dirinya memiliki orang yang berjasa dalam perjalanan hidupnya selain keluarga. Orang itu adalah Drs. I Gusti Bagus Arthanegara, S.H., M.Pd. Pria yang kini menjadi ketua Yayasan IKIP PGRI Bali ini adalah kepala SPG Dwijendra ketika Nuada menjadi guru SPG Dwijendra. “Saya banyak dibantu Pak Arthanegara ketika masih jadi guru. Kalau bukan karena beliau, saya tidak akan bisa seperti sekarang ini,� ungkap Nuada. Pria yang tiga kali duduk sebagai anggota DPRD ini tak lupa membagikan tips hidupnya kepada masyarakat. Pertama, penyerahan diri kepada Mahapencipta. Hidup pasrah dan ikhlas namun selalu berusaha sekuat tenaga agar sehat lahir batin. Kedua, mengatur pola makan karena faktor makanan merupakan sumber kehidupan. Makan-makanan yang bermanfaat dan berhenti makan sebelum kenyang. Ketiga, olahraga. Olahraga mutlak dilakukan karena badan perlu digerakkan sesuai dengan kemampuan tubuh. Keempat, tidur berkualitas. Tidur nyenyak perlu dilakukan sehingga tubuh mendapat istirahat yang cukup. Kelima, bekerja mencari sesuap nasi perlu dilaksanakan sesuai dengan kesenangan dan hobi agar mendatangkan uang untuk makan dan membina rumah tangga. Keenam, hindari stres karena stres merupakan sumber penyakit. Hadapilah masalah dalam hidup karena semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Ketujuh, lebih banyak mengonsumsi buah, sayur, dan ikan laut dan minum air putih. Kedelapan, refreshing bersama keluarga ke tempat yang sesuai selera untuk mengakrabkan hubungan keluarga dan menghilangkan kepenatan. —wah


4

Tokoh

28 Agustus - 3 September 2011

MEMBANGUN DARI DESA

Beternak Tawon Cara Primitif dan Modern

Anda Bertanya Kami Menjawab Cara Beternak Jangkrik 1. Bagaimana cara membuat kandang jangkrik potensial dan bahan apa saja yang diperlukan? 2. Di mana bisa membeli telur jangkrik? 3. Berapa harga pasar per kilogram jangrik saat ini? Dee Jack Bongan Pala, Tabanan. Jawaban: Untuk beternak jangkrik pilihlah bibit yang lincah dan tidak cacat. Sayapnya halus dan ada alat peletak telur di bagian ekor (ovipositer). Ada lima sayap kasar dan ada ornamennya. Pakan yang dapat diberikan pada jangkrik tumbuh–tumbuhan, misalnya sawi hijau, gambas/ oyong, kacang–kacangan, nasi, pelet, buah–buahan/kulit buah. Untuk anak jangkrik, pakan dibuat lembut, tidak banyak air, supaya jangkrik tidak mati terjebak di air. Buatlah kandang bersih dan kering untuk jangkrik. Tersedia persembunyian dan jumlah jangkrik tidak terlalu padat. Jangkrik akan mengalami ganti kulit beberapa kali. Akhirnya jangkrik menjadi dewasa ditandai tumbuhnya sayap. Sebelum tumbuh sayap jangkrik disebut telondo. Saat menjadi telondo biasanya jangkrik dipanen untuk pakan burung atau ikan. Jangkrik yang sudah bersayap siap untuk dikawinkan dan bertelur. Jangkrik betina akan menempatkan telurnya dalam pasir. Telur jangkrik akan

terus dalam pasir sampai meManfaat netas. Oleh sebab, itu pemeliDaging Kodok haraan jangkrik harus menyediakan kotak pasir ketika Di mana tempat pembudijangkrik sudah tumbuh sayap. daya kodok yang telah sukses? Untuk mengetahui harga jang- Apa saja manfaat daging kodok? krik dan bisa membelinya dapat Nengah Simpen dihubungi 081 338 757 452 Gianyar

Kaki Ayam Lumpuh Sayap Otot Kaku Saya belajar beternak ayam, namun kendala yang saya hadapi sering ayam saya terkena penyakit seperti kaki ayam terlihat kering, badannya kelihatan kurus dan disertai lumpuh. Kadan– kadang di sayap ototnya terasa kaku. Apa yang menyebabkan? Adakah obatnya? Ketut Gede Gunawan Jalan Sedap Malam, Kesiman

Jawaban: Pembudidaya kodok yang telah sukses, silakan berkunjung ke Desa Jagu, Penebel, Tabanan. Daging kodok adalah sumber protein hewani yang tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yang tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai untuk ransum binatang ternak, seperti itik dan ayam. Kulit kodok yang telah terlepas dari badannya bisa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok yang sudah terpisah dapat diambil kelenjar hipofisanya dan dimanfaatkan untuk merangsang kodok dalam pembuahan buatan. Daging kodok dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Sumber Dari Berbagai Sumber

Jawaban: Salah satu penyebab penyakit ayam dengan gejala kurus, kaki kering, otot kaku dan sayap kaku, serta lumpuh, kurang mineral seperti kalsium, phosphor dan beberapa vitamin terutama vitamin B. Penyakit ini sering menyerang ayam yang dikandangkan karena peTeknik ternak memberi pakan ayam yang tidak cukup mengandung Memelihara Gurami mineral dan vitamin. Solusinya, Saya ingin memelihara guberi pakan yang cukup jumlah- rami, bagaimana cara memenya dan mengandung cukup lihara gurami yang baik? mineral dan vitamin. Ketut Suyasa Narasumber Mas, Ubud, Gianyar drh. Ni Wayan Leestyawati Palgunadi, M.Si. Jawaban: Dinas Peternakan Provinsi Bali Kolam untuk pemeliharaan

KWT Mekar Usaha Juara I Lomba UKM Bali KELOMPOK Wanita Tani (KWT) Mekar Usaha Banjar Dinas Saren Kauh, Desa Budakeling, Bebandem, Karangasem, keluar sebagai juara I Lomba Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Bali, untuk jenis lomba pengolahan ikan tahun 2011. Prestasi ini mengantarkan Ketua Kelompok Ni Ketut Sugiartini menerima penghargaan Insuigne Emas Silpakara Nugraha dan Piala Silpakara Nugraha dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika, melalui Keputusan Gubernur Bali No. 1257/02-C/Hk/2011. Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Karangasem I Ketut Ardita, S.Sos, M.M. mengatakan, upaya peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat serta daya saing daerah perlu ditingkatkan. Penghargaan yang diberikan kepada pengolah ikan Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Usaha dalam kategori Penerap Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi. Tiga penerima lainnya dari Kabupaten Badung, Gianyar dan

Ni Ketut Sugiartini

Buleleng. Keunggulan kelompok pengolah ikan Mekar Usaha sehingga berhasil menjadi juara, yakni kemampuannya merencanakan program kerja bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, kemampuan dalam merencanakan pengembangan usaha, kemampuan melaksanakan kegiatan pengolahan ikan yang baik dan memenuhi standar mutu. Juga, kemampuannya melaksa-

nakan kerja sama kelompok dalam pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dan kemampuan kelompok menjalin kerja sama usaha dengan mitra usaha. KWT Mekar Usaha merupakan kelompok wanita di Karangasem yang bergerak di bidang pengolahan ikan pascapanen, di bawah binaan Kelompok Mina Murti. Kelompok ini berdiri 4 November 2006, dibentuk sebagai wadah organisasi kelompok wanita di Dusun Saren Kauh untuk melakukan pengolahan ikan pascapanen dan memasarkannya dengan berbagai produk makanan, seperti krupuk ikan. Kelompok ini awalnya beranggotakan 18 orang, dan dalam perkembangannya, kini KWT ini sudah beranggotakan lebih dari 25 orang dari warga desa setempat. Sebelumnya, KWT Mekar Usaha juga pernah mewakili Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Karangasem untuk mengikuti lomba cipta menu masakan di Denpasar, dan berhasil menjadi juara harapan III. —arya

gurami tidak perlu istimewa. Bahkan bak yang kecil pun bisa dipakai asalkan airnya dengan kedalaman rata–rata 1 meter. Untuk membersihkan kotoran yang mengendap di dasar bak, kolam tersebut diberi lobang untuk mempermudah mengeluarkan kotoran yang mudah dibuka dan ditutup. Makanan yang diberikan untuk tiap–tiap ukuran benih berbeda–beda menurut umur dan ukuran benih. Tetapi, agar tidak terlalu disusahkan dalam masalah pakan, gurami dapat dipelihara dengan sistem potong kompas yaitu pemeliharaan gurami dengan memulai pemeliharaan benih yang berukuran 10 cm dengan padat penebaran 10 ekor tiap 10 m². Makanan yang dapat diberikan di antaranya daun keladi, talas, sente atau daun–daun yang lunak. Untuk 100 ekor ikan cukup 1½ kg/hari. Kalau sudah agak dewasa ( ± 20 cm ke atas ) jumlah daunnya ditingkatkan lagi menjadi 10 kg/ hari untuk 100 ekor ikan gurami. Gurami yang dipelihara 10 bulan ukuran telah mencapai ± 20 cm dan sudah dapat dipasarkan untuk kebutuhan hidangan rumah tangga. Selain itu budidaya gurami juga bisa dilakukan dengan kolam terpal. Hal–hal yang perlu disiapkan: 1. Persiapan lokasi. 2. Persiapan terpal. 3. Persiapan perangkat pendukung. 4. Model pembuatan kolam bisa dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu yang kemudian diberi terpal. Air yang dipakai dalam kolam terpal bisa dari sumur gali, sumur bor dan air ledeng. Narasumber Ir. Saleh Purwanto Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali

SEJAK dahulu telah dikenal kemanfaatan pemeliharaan tawon madu. Dari hasil penelitian, madu tawon mengandung zat air 20%, fruktosa 34%, glukosa 35%, protein 1%, sakhorosa 6% dan vitamin serta mineral 2%. Dari kandungan zat–zat tersebut jika diadakan perbandingan, tiap satu kilogram madu sama dengan: 50 butir telur, 5,6 liter susu, 25 buah pisang, 40 buah jeruk dan 1,68 kg daging. Pada dasarnya bentuk peternakan tawon ada dua macam, yaitu peternakan primitif (sederhana) dan peternakan modern. Sifat–sifat dari jenis peternakan ini satu sama lainnya jauh berbeda, baik dari segi pengelolaannya maupun produksi yang dihasilkannya. Peternakan primitif banyak dilakukan di perdesaan. Sesungguhnya faktor yang mendukung untuk dapat berkembang peternakan tawon dengan baik, yaitu wilayah gerak (areal) untuk mencari makanan yang luas. Volume flora dan fauna yang memadai. Dan, udara cukup segar tanpa pengaruh polusi dan lain sebagainya. Namun, karena perkembangan ternak tawon semata–mata hanya atas kemampuan tawon itu, dengan sendirinya perkembangan yang dapat dicapai juga sangat terbatas. Kelemahan / kerugian peternakan primitif, di antaranya mudah terserang hama dan penyakit. Sering terjadi tawon tidak kerasan menghuni glodog yang ditempatinya. Bentuk glodog yang tidak memenuhi syarat akan mempersulit adanya pemeriksaan dan pengawasan. Dengan adanya tempat madu menjadi satu dengan tempayaknya dalam satu sarang, dalam pemungutan hasil mengakibatkan sarangnya menjadi rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Dan, pada pengolahan madu, larvarnya akan ikut mati sehingga penambahan tawon dewasa tidak dapat dihasilkan, termasuk juga adanya calon ratu yang menggantikan ratu lamanya tidak dapat dihasilkan. Dalam peternakan tawon modern digunakan glodog–glodog baru yang pembuatannya dibuat sedemikian rupa agar memudahkan pemeliharaan, pengawasan, maupun pemungutan hasilnya. Bentuk glodog modern berbeda dengan glodog premitif. Glodog modern dibuat bukan dari potongan kayu besar, melainkan berbentuk kotakan persegi panjang. Keuntungan menggunakan glodog baru, glodog yang dibuat sedemikian rupa, membuat tawon tetap betah dan

tidak meninggalkan sarangnya. Bentuk glodog/ kotakan modern cukup memenuhi syarat, sehingga dengan mudah dilakukan pemeriksaan, perawatan, pengawasan maupun pengelolaannya. Glodog modern dapat memelihara jenis tawon unggul. Gangguan hama dan penyakit relatif kecil. Tempat penyimpanan larva dan madu berlainan, sehingga apabila akan memungut hasil tidak akan merusak sarangnya, sehingga sarang bisa digunakan lagi. Pengelolaan madu, tidak akan menganggu larva (tempayaknya), sehingga penambahan tawon dewasa maupun calon ratu dapat dihasilkan. Dengan bertambahnya calon ratu dan tawon pekerja, berarti penambahan ternak di glodog lain dapat dilakukan. Dan, glodog dapat dipindah–pindah ke tempat lain, ke tempat adanya bahan makanan tawon yang sedang banyak. Madu tawon yang baik ialah madu yang asli dan belum dicampur bahan–bahan lainnya, seperti air gula. Madu yang baik adalah madu yang bebas dari kotoran, baik kotoran sisa–sisa sarang, tawon yang terbawa dalam ekstrasi, maupun kotoran lainnya seperti pasir. Madu yang baik adalah madu yang berwarna bening. Untuk menguji madu yang baik, ambil air teh secukupnya. Usahakan air teh jangan terlalu kental. Masukkan sedikit ke dalam madu yang akan diuji. Apabila madu tersebut belum ditambah cairan gula, maka di permukaan larutan madu dengan air teh tersebut tidak terdapat genangan semacam minyak melayang–layang di permukaannya. Madu asli memberi perubahan air teh menjadi gelap dan berwarna coklat. Akibat komposisi susunan kimia dengan kadar air yang sedemikan rupa pada madu, menyebabkan madu tahan lama dalam penyimpanan. Namun, apabila penyimpanannya kurang baik, madu akan cepat beragi, karena madu mudah menyerap air. Dalam udara yang lembab, berat madu dapat bertambah 33%. Menyimpan madu sebaiknya pada suhu 5 – 10ºC dengan ventilasi yang baik. Jika disimpan pada suhu yang tinggi, madu akan mengeluarkan gas sebagai hasil dari proses fermentasi selanjutnya.

Pembaca yang ingin menyampaikan pertanyaan tentang masalah pertanian umumnya, silakan hubungi alamat ini: RRI Denpasar: SMS 085 6382 4144; Interaktif: (0361) 222 161; E-mail: sipedes_rridps@yahoo.com; Surat: Jalan Hayam Wuruk Nomor 70 Denpasar; Koran Tokoh: SMS (0361) 740 2414; Telepon (0361) 425 373; E-mail: redaksitokoh@yahoo.com ; Surat: Koran Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha (Bali TV), Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar. Siaran Perdesaan RRI FM 88,6 Mhz tiap hari pukul 13.30 - 14.00 Wita

Candikuning Cocok untuk Stroberi ANDA yang melintas di daerah Candikuning, kawasan Bedugul, akan melihat banyak kebun stroberi yang terhampar dengan buahbuahnya yang menggugah selera. Jika ingin menikmati kesegarannya secara langsung, Anda bisa mendapatkannya dengan sistem membeli dengan memetik sendiri. Atau, Anda bisa mendapatkannya di sepanjang pasar sayur atau area-area yang menjadi objek wisata di kawasan yang sejuk ini. Menurut kalangan pengamat pertanian, tanaman ini bisa menjadi salah satu komoditas yang sangat menjanjikan di daerah Candikuning. Selain ketinggian tanah yang mencukupi yakni 1000-1300 meter di atas permukaan laut, suhunya 18°C - 23°C dan kelembabannya 60°C-80°C. Kondisi inilah yang menjadi faktor pendukung utama dalam pmbudidayaan stroberi. Salah seorang petani stroberi, Ketut Wandra, menuturkan, ia mengawali penanaman stroberi ini

Buah stroberi hasil Candikuning

dengan modal coba-coba. Ia menanam 1000 pohon sebagai permulaan, dan tahun 2001 ia menanam 5000 pohon. Namun, setelah melihat hasil yang diperolehnya, ia berniat untuk memperluas penanamannya, mengingat per-

mintaan buah ini makin meningkat. Pendapatannya pun lebih tinggi dibandingkan menanam komoditas lain. Kini ia telah menanam lebih dari 130.000 pohon di lahannya dengan masa panen yang dilakukannya hampir tiap hari.

YSDS Tirtayatra ke Pura Pasar Agung Karangasem

Dhyana Pura

Sumber Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana

Salah satu yayasan spiritual yang ada di Bali yang betul-betul intensif melakukan kegiatan tirtayatra, malukat dan meditasi adalah Yayasan Spiritual Dharma Sastra yang yang selalu membantu umat di dalam menjalankan kewajibannya sebagai umat yang taat dan tekun di dalam menjalankan ajaran agamanya. Sejalan dengan apa yang dilakukan umat Hindu di Bali maka Yayasan Spiritual Dharma Sastra akan melaksanakan tirtayatra terbuka untuk masyarakat umum pada hari ini, Minggu (28/8) pukul 10.00 ke Pura Pasar Agung Karangasem. Pura ini dipilih sebagai salah satu tujuan tirtayatra karena mengingat semua lapisan masyarakat membutuhkan kesejahteraan dan keselamatan maka dengan tirtayatra ke pura ini amatlah tepat jika masyarakat memohon pada beliau yang berstana di Pura Pasar Agung ini agar menganugerahkan keselamatan dan kesejahteraan pada semua lapisan masyarakat. Ada pun sarana yang dapat dipersiapkan oleh masyarakat yang berminat untuk ikut serta sembahyang di Pura Pasar Agung adalah sebuah pejati, canang, bunga, dupa, air suci, dan tempat tirta. Prosesi persembahyangan yang akan diawali dengan melaksanakan Puja Trisandhya secara bersama-sama yang kemudian dilanjutkan dengan pancasembah yang akan diakhiri dengan nunas tirta dan bija. Pihak panitia mengimbau pada masyarakat yang akan ikut terutama yang memiliki usaha atau berdagang silakan nunas tirta, bija dan canang yang telah dipersembahkan untuk di tempat usahanya. Hal ini dilakukan agar semua bentuk usahanya berhasil. Setelah itu acara dilanjutkan dengan masanekan (istirahat) sejenak menikmati apa yang telah dipersembahkan ke hadapan beliau yang berstana di pura ini. Kemudian acara diisi dengan dharma wacana oleh Guru Spiritual Kundalini I Putu Ngurah Ardika, S.Sn. serta acara pembebasan leluhur, inisiasi, naik tingkat,

konsultasi, dan seperti biasa Guru Spiritual Kundalini I Putu Ngurah Ardika akan memberikan banyak teknik meditasi yang betul-betul bermanfaat untuk kesehatan dan kesucian serta keharmonisan keluarga. Mudahmudahan atas restu beliau yang berstana di Pura Pasar Agung ini semua lapisan masyarakat yang melakukan persembahyangan semua bentuk permohonan dan doanya terkabul. Yayasan Spiritual Dharma Sastra di samping melaksanakan tirtayatra ke pura-pura yang ada di Bali dan di luar Bali, juga melakukan kegiatan meditasi bersama yang dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat pada pukul 20.00 bertempat di halaman parkir yayasan yang beralamat di Jalan Lembu Sura Perum Taman Lembu Sura Kav.I No. 3 Br. Pohgading Ubung Kaja Denpasar Utara, serta setiap Sabtu meditasi bersama di Balai Serbaguna Bukit Jati Samplangan Gianyar pada pukul 13.00. Dan, bagi masyarakat umum yang menderita sakit seperti strok, diabetes, kanker, masalah keturunan, berbagai macam penyakit lainnya, permasalahan keluarga, leluhur dan membutuhkan pengobatan yang intensif dengan energi kundalini dapat datang langsung ke Klinik Griya Usadha atau lebih jelas bisa menghubungi nomor telepon (0361) 8078842. Selain itu kegiatan yayasan lainnya yaitu Minggu (4/9) pukul 09.00 – selesai “Gebyar Kundalini” di Gedung Wanita Karya Graha Lumintang; Minggu (11/9) pukul 10.00 sembahyang dan malukat di Pura Agung Semanik Pelaga Petang Badung; Minggu (18/ 9) pukul 10.00 tirtayatra ke Pura Melanting Singaraja; Minggu (25/9) malukat bersama di Pura Tirta Empul Tampaksiring Gianyar. Untuk lebih jelas dapat menghubungi sekretariat yayasan dengan nomor telepon (0361) 8509601. —asp

Dengan dibantu petugas dari penyuluh pertanian yang rutin datang ke desa ini, Ketut Wandra makin memahami teknis penanaman stroberi hingga perawatannya. Ada dua jenis penanaman yang diterapkannya dengan stolon dan dengan sempalan. Dengan stolon dilakukan dengan mengambil bibit dari hasil mencangkok yang membutuhkan waktu cukup singkat untuk berbuah yakni 52 hari dan dapat dipanen saat berumur 2 bulan. Bisa dilakukan dengan menanam langsung stolon di media yang akan digunakan, seperti langsung di tanah di lahan terbuka atau media sekam dan kompos di green house. Wandra memilihnya penanaman di lahan terbuka. Sebab, jika mampu menyiasati teknis yang digunakan akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Waktu penanaman lebih bagus dilakukan pada masa penanaman bulan Januari hingga Februari. Saat-saat itu curah hujan sedikit. Namun, pada satu tahun pertama produksi relatif masih rendah karena masing-masing pohon akan lebih banyak menghasilkan stolon baru. Jika dengan sempalan akan menghasilkan buah pertama pada umur tanaman tiga bulan, karena pada 2-3 hari pertama sempalan harus didiamkan hingga keluar akar yang berwarna agak putih dan harus disempal lagi sebelum disemai hingga berumur satu bulan. Setelah proses ini selesai baru dipindah tanam pada bedeng. Waktu penanaman bulan Maret. Di lahannya dilakukan pergantian tanaman tiga tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas buah yang dihasilkan. Kini lahannya menjadi kebun percontohan di Desa Candikuning, dan bibit stroberi yang dibuatnya tak jarang banyak dipesan hingga pemesan dari luar Bali. Hingga kini produksinya lebih banyak dikirim keluar Bali dengan rata-rata pengiriman 80% ke Malang, serta Jakarta dan Surabaya masing-masing 10%. Buah stroberi dibagi dalam tiga kelas, masingmasing greed A dengan berat buah 30 - 35 gram, greed B 25 - 30 gram dan greed C 20 - 25 gram. Buah yang kurang ukurannya dan yang rusak bentuknya, dikemas dalam keadaan beku; biasanya digunakan untuk jus atau olahan es krim. Selain mengirim buah dalam keadaan segar, Ketut Wandra mengirimnya dalam keadaan beku dan produk selai dalam kemasan. “Keaslian rasa selai kami upayaan benar-benar terjaga, sehingga jika konsumen mencoba selai ini, rasanya seperti mengonsumsi buah stoberi segar,” ujarnya. —yul


KESEHATAN Gede Andi Bakti

Wajah ceria Gede Andi Bakti (17) terpancar ketika Koran Tokoh bertandang ke rumahnya. Ia duduk di kursi yang ada di depan rumah berdinding batako tanpa plesteran. Orangtuanya, Nengah Merta dan Ketut Sriani turut mendampingi. Adiknya, Made Agus Sapta Dwipayana di dalam rumah sedang menyaksikan televisi.

K

pengobatan pun dilakukan baik secara medis maupun nonmedis. “Sudah saya ajak ke dokter dan dukun, tetap saja dia tidak bisa jalan. Pernah diterapi, tetapi tidak ada perubahan,” kata Merta yang berasal dari Abang, Karangasem ini. Merta yang bekerja sebagai buruh bangunan dengan upah harian Rp 65 ribu terus berupaya mencari solusi untuk membiayai pengobatan anaknya. Ia berharap ada uluran tangan dari pemerintah. “Dulu pernah diberi bantuan kursi roda. Namun hanya dipakai sebentar saja. Lantai rumah kami yang tidak rata membuat kursi roda tidak bisa dipakai. Untuk keluar kamar, Andi harus digendong,” ujar Merta yang tinggal di di Banjar Karang Suwung, Sading. Sriani sesekali ikut membantu suaminya mencari nafkah. “Saya ikut membuat kue sangarit. Tetapi, penghasilannya tidak begitu banyak,” tutur pe-

Keluarga Merta di depan rumahnya

tkh/wah

Gede Andi

tkh/wah

rempuan ini dengan raut wajah sedih. Segala keperluan Andi dilayani Sriani mulai dari mandi, makan, dan buang air. Urusan makan, Andi tidak rewel. Ia mau makan apa saja yang disuguhkan orangtuanya. “Paling senang daging ayam, tipat, dan rujak,” ujar Andi dengan wajah menerawang. Jika tidak duduk di depan rumah, Andi menonton televisi. Ia paling suka film hantu. Menurut Merta, kalau diajak berbicara, Andi yang hanya bisa menggerakkan tangan kiri ini kadang mengerti kadang tidak. Jika diberitahu sesuatu dengan nada keras, ia bisa menangis. Saat tidur, Andi hanya bisa nengkul karena semua otot kaki dan tangannya kaku. Untungnya ia jarang sakit. Kalau hanya panas dan pilek, diberi obat parasetamol langsung sembuh. —wah

ayi yang lahir sungsang bisa menyebabkan lumpuh,” kata dr. I G.P. Purwa Samatra, Sp.S. Seharusnya, kata dokter ahli saraf ini, saat lahir kepala bayi yang muncul duluan, bukan bagian tubuh lainnya seperti kaki atau pantat. Kelainan waktu lahir ini, dapat memicu kelainan saraf yang dapat menimbulkan kelumpuhan di bagian tubuhnya. Namun, menurutnya, jika segera ditangani dokter, kelainan saraf tersebut tidak menimbulkan efek yang buruk, tubuh pasien bisa normal kembali. Bayi yang lahir sungsang dengan kaki yang muncul duluan dapat juga disebabkan karena pendarahan di otaknya saat lahir. Mantan Ketua IDI Wilayah Bali ini menjelaskan kelainan saraf ini dapat menimbulkan kelumpuhan di kedua kaki bayi. Selain karena pendarahan otak waktu lahir, bisa juga disebabkan karena penyakit lain. Ironisnya, pasien sering terlambat datang berobat. Setelah bayi berusia tiga bulan baru dikonsultasikan karena ada kelainan. Gejala kelumpuhan ini, bisa dilihat dari tingkah bayi yang tidak normal seperti tangan atau kakinya tidak bergerak. “Gejala ini sudah dapat terlihat ketika bayi baru lahir. Salah satu organ tubuhnya tidak bisa bergerak normal,” katanya. Selama menjadi dokter saraf, ia menemukan 10 pasien dengan kasus seperti ini. Untungnya, pasien segera berobat sehingga bisa ditangani segera mungkin dan dapat normal kembali. Ia menambahkan, penyakit lumpuh ini bisa juga disebabkan karena penyakit bawaan. “Perkembangan motorik bayi sudah terganggu sejak dalam kandungan. Begitu bayi lahir langsung muncul kelainan. Bisa saja orangtuanya lahir normal, sedangkan bayinya tidak,” jelas dr. Purwa. Ia menyarankan, jika ditemukan kelainan pada bayi segera konsultasikan ke dokter. Jangan sampai usianya lebih dari sebulan. Makin lama ditangani makin sulit dalam penanganannya. Namun, tak semua bayi yang lahir sungsang menyebabkan lumpuh di salah satu organ tubuhnya. “Mungkin kebetulan jalan lahirnya bagus dan juga tergantung sikap penolongnya yang sesuai prosedur,” jelasnya.

Drs. Ida Bagus Gede Wiyana

Sarat Mengemban Tugas Negara USIA yang tak lagi muda (60), bukanlah halangan untuk terus berkiprah mengemban tugas negara. Atas nama negara pulalah I.B. Gede Wiyana membaktikan hidupnya dan tetap bersemangat melakoni tugas-tugasnya. Tugas negara yang diamanahkan kepadanya pun tergolong ‘kelas berat’. Mengemban amanat/Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah, adalah satu dari sederet tugas berat yang sangat sensitif dan sangat penting itu. I.B. Gede Wiyana dipercaya sebagai ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Prov. Bali dan Kota Denpasar. Menjaga kerukunan umat beragama, bagi Wiyana tugas sangat berat, karena berkaitan dengan keutuhan NKRI. Salah mengelola bisa mengakibatkan perpecahan/disintegrasi bangsa. “Tetapi, saya bersyukur masih bisa menjalankan tugas ini dengan baik, bersama-sama para tokoh agama dan masyarakat serta pengurus yang punya misi dan visi sama,” tuturnya. Tugas negara yang tak kalah beratnya adalah sebagai ketua FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat) Prov. Bali. Dalam mengemban amanah ini Wiyana menerapkan konsep menjalin kuat rasa persaudaraan/manyama braya (vasudeva kuthumbhakam). “Kita bersaudara. Apa yang saya bisa, pengurus lain juga pasti bisa, bahkan melebihi saya. Menjaga kerukunan umat dan kewaspadaan dini masyarakat membutuhkan kemampuan untuk bekerjasama secara komprehensif. Harus fokus pada pekerjaan ini. Tugas saya membantu Gubernur, Wali Kota, Kapolda, dan unsur lainnya dalam menjaga Bali khususnya dan Indonesia umumnya untuk tetap bersatu dalam NKRI,” jelasnya. Tugas negara lainnya, sebagai president Vovinam Indonesia sekaligus Vice President (VP) Vovinam Asia Tenggara yang berkedudukan di Ho Chi Minh City (Vietnam). “Atas nama negara, saya selaku manajer Vovinam Indonesia membawa atlet-atlet Vovinam ke SEA Games ke-26 di Jakarta 11 November 2011 sekaligus menyukseskannya,” ungkapnya. Di ranah adat, budaya dan agama, sosok I.B. Gede Wiyana juga dipercaya sebagai salah satu pengurus Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali untuk baga (bidang -red) Parahyangan.

saya menguasai tugas dan menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya tanpa pamrih dengan sukarela. Agama saya mengajarkan sraddha dan bhakti. Biar Tuhan yang membalasnya sesuai keikhlasan saya menjalankan amanah. Hitunghitung mencari paspor dan visa ke sorga dan menyatu bersama-Nya,” tegasnya.

Drs. Ida Bagus Gede Wiyana

“Siapa pun yang mengemban tugas ini mesti punya kemampuan membangun kepercayaan (building trust) dan membangun kemitraan/persaudaraan (building partnership), jujur pada pekerjaan dan tidak mapi-mapi (sok pintar-red),” ingatnya. Menurut Wiyana, saratnya tugas negara dan amanah yang dipercayakan kepadanya sematamata untuk menegakkan kerukunan, kedamaian dan persatuan. Jika ada pihak yang tidak suka terhadap kiprahnya terkait amanah tersebut, Wiyana hanya menyarankan yang bersangkutan ke psikiater saja. “Saya tidak mencari musuh tetapi mencari teman sebanyak-banyaknya (building partnership), di dalam maupun di luar negeri. Saya ingin menjadi peace building maker (pendamai),” tuturnya. Bagi I.B. Gede Wiyana, semua tugas yang dipercayakan kepadanya adalah amanah. Semua harus mendapat porsi perhatian yang adil. Dirinya menerima semua amanah itu tanpa memikirkan apa yang akan didapat dari pekerjaannya itu. “Saya tidak pernah memikirkan memperoleh atau memperebutkan jabatan dan materi yang akan saya dapat dari pekerjaan itu. Yang penting

Mengabdi pada Pendidikan Dedikasi yang tinggi dan loyalitasnya mengabdi pada dunia pendidikan, juga ditunjukkan I.B. Gede Wiyana ketika dirinya menerima amanah sebagai ketua Yayasan Pendidikan Dwijendra yang menaungi siswa dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK sampai universitas. Tak kurang dari 12.000 siswa bernaung di bawah yayasan yang memiliki 3 cabang yakni Dwijendra Bualu, Singaraja dan Gianyar ini. Menurut sarjana ekonomi bidang manajemen ini, yang diutamakan dalam pendidikan siswa adalah pendidikan spiritual (keseimbangan otak kanan dan kiri). “Siswa tak hanya diajari untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IQ, EQ, AQ) tetapi menjadi pribadi yang santun dan memiliki bekal spiritual (SQ) yang memadai. Ini bekal menjadi generasi penerus berkualitas,” tambah ayah 2 putra dan 1 cucu ini. Di bidang konsultan, I.B. Gede Wiyana dipilih sebagai pengurus pusat Dewan Kehormatan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) yang berkedudukan di Jakarta. Ini pun bukti, pria yang bercita-cita menjadi pedanda ini, adalah sosok yang mumpuni. Akui Kekurangan Meski memiliki kompetensi dalam banyak bidang, Wiyana mengaku punya juga kekurangan yakni belum begitu fasih dalam bahasa asing (Inggris) terutama dalam kegiatan ilmiah seminar/pertemuan internasional. Namun, hal itu bukan halangan baginya untuk menuntaskan tugas-tugasnya di tingkat dunia. Beberapa seminar yang pernah dihadirinya sebagai narasumber di antaranya di Kyoto (Jepang), Chiang Mai (Thailand), Ho Chi Minh City (Vietnam), Phnom Penh (Cambodia), Freiburg (Jerman Barat), New Delhi (India), Beijing, Guang Zhou, Shanghai, Shen Zhen, Kung Ming, Chong Qing (China). Selaku ketua FKUB Prov. Bali, I.B. Gede Wiyana mengucapkan selamat hari raya Idulfitri Tahun 1432 H. Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. –ari

tkh/ast

Lahir Sungsang bisa Sebabkan Lumpuh

Digendong Ibu, Suka Film Hantu ondisi Andi yang lumpuh membuat nya banyak bergantung kepada bapak dan ibunya. Untuk keluar rumah, ia harus digendong. Namun, senyum terus mengembang di wajah pemuda berkumis tipis ini. “Sejak dalam kandungan, tidak ada masalah. Ketika mau lahir, posisinya sungsang. Kakinya yang keluar duluan. Bidan yang membantu persalinan lalu merujuk kami ke RS Sanglah. Anehnya, anak saya ini bisa lahir normal dengan berat 3,5 kg, tanpa operasi walau posisinya sungsang. Tetapi, dia tidak menangis saat lahir,” kenang Sriani tentang peristiwa 17 tahun silam. Pertumbuhan Andi yang lahir 23 Maret 1994 terlihat normal. Ketika teman sebayanya sudah bisa berjalan, Andi tak bisa melakukannya. Merta dan Sriani mulai melihat ada yang tidak normal dengan kondisi buah hatinya. Upaya

28 Agustus - 3 September 2011 Tokoh 5

Dokter Purwa Samatra

Dengan perkembangan teknik kedokteran yang makin canggih, seksio dapat menjadi pilihan bagi janin yang berada dalam posisi sungsang di dalam perut ibunya untuk menghindari hal buruk yang mungkin terjadi. Pada prinsipnya, penanganan lumpuh secara umum, berdasarkan ketepatan diagnosa dan penanganan cepat. Makin cepat makin baik. “Jika terlambat, bisa menimbulkan kecacatan tidak bisa beraktivitas, cacat tapi bisa beraktivitas, bisa beraktivitas tetapi tidak terampil.

Kalau sudah terjadi kelumpuhan, sulit untuk bisa normal kembali,” paparnya lebih jauh. Menurut dr. Purwa, kelainan saraf sangat cepat menyebabkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. “Kelainan saraf berhubungan dengan dengan lancarnya aliran darah ke otak. Begitu cepat dialiri darah, organ tubuh dapat berfungsi normal kembali seperti di kasus stroke,” jelasnya. Pada dasarnya, ada beberapa penyebab lumpuh, kelainan di otak, batang otak, dan di sumsum tulang belakang. Tipe kelumpuhan berbeda-beda. Jika kelainan di

otak dan batang otak akan mengalami kelumpuhan setengah tubuh. Jika kelainan di sumsum tulang belakang, kelumpuhan akan terjadi di kedua tangan, kedua kaki atau keempat-empatnya. Penyakit-penyakit yang ada di otak bisa infeksi, stroke pada orangtua, atau kecelakaan cedera kepala berat dan tumor otak. Kasus yang banyak sekarang ini, menurunnya daya tahan tubuh karena infeksi HIV bisa menyebabkan kelainan di otak dan batang otak. Kelainan sumsum tulang belakang bisa karena jatuh atau kecelakaan, infeksi, atau tumor. Ia mengatakan, semua rumah sakit di kabupaten sudah menyediakan pelayanan saraf. Jika terjadi kelumpuhan karena kelainan saraf segera di bawa berobat. “Makin cepat makin baik dan bisa ditangani lebih baik,” ujarnya. –ast


6

Tokoh

NUSANTARA

28 Agustus - 3 September 2011

Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim dan Duafa BULAN Ramadan memberi berkah tersendiri bagi anak yatim dan kaum duafa (kurang mampu). Mereka menjadi sasaran kunjungan berbagai kalangan masyarakat yang menyalurkan harta kelebihannya dan diajak berbuka puasa bersama. Beragam bingkisan dan bantuan berupa uang pun mereka terima.

S

eperti dalam kegiatan “Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim dan Duafa” yang digelar Forum Studi Islam Bali (Fosiba) Sabtu (20/8). Sekitar 600 anak yatim dan 700 muzaki (donatur) hadir memadati lapangan TVRI Bali sebagai tempat terselenggaranya acara tersebut. “Tujuan kami, selain berbagi kebahagiaan dengan masyarakat kurang mampu, juga menjalin tali silaturahmi antara donatur dan anak-anak yatim dan duafa. Selama ini, para muzaki menyalurkan

Gereja dengan Bentuk Wantilan

T

tkh/ali

Anak yatim dan duafa tampil bersama Opic dalam acara Berbagi Kebahagiaan yang digelar Fosiba

dananya kepada kami dan kami yang menyalurkan ke anak yatim dan duafa, sehingga mereka tak pernah bertemu langsung dengan kaum duafa yang menerima bantuan mereka,” ujar Ketua Panitia kegiatan tersebut, Suwarno, S.H.. Untuk memeriahkan acara, Fosiba mengundang penyanyi religi Opic. “Kehadiran Opic memberi arti tersendiri bagi anak-anak yatim dan duafa. Kami ingin agar mereka terhibur,” ujarnya. Suwarno menambahkan, kegiatan Fosiba berbagi kebahagiaan bersama kaum duafa dan anak yatim ini merupakan kegiatan ke lima. Awalnya, Fosiba hanya mengundang 250 anak yatim dan duafa, tiap tahun jumlah tersebut terus

tkh/lik

Anak yatim dan duafa berkumpul bersama menikmati berbagai permainan yang dikemas secara menyenangkan oleh Salimah Bali

meningkat. Dalam tiap acara tersebut, anak yatim dan duafa menerima bingkisan dan uang tunai. Panti asuhan yang menampung anak-anak yatim dan duafa pun mendapat bantuan Rp 3 juta dan bantuan sembako dari Panitia. Di 11 Kota Baznas pun menggelar kegiatan serupa. Kegiatannya digelar serentak di 11 kota di Indonesia, salah satunya Bali. Ada 1000 anak yatim dan duafa diundang dalam acara tersebut. “Tiap kota kami mengundang masing-masing 1000 anak yatim. Sehingga, total 11.000 anak yatim dan duafa yang kami ajak berbuka puasa bersama di 11 kota,” ujar David, pengurus Baznas. Organisasi Salimah (Persaudaraan Muslimah) Bali ikut andil dalam menyiapkan anak yatim dan duafa. “Dari 1000 anak yatim dan duafa yang ikut acara Baznas di Bali, 200 anak kami yang menghimpun,” kata Amna, Ketua Salimah Bali. Sebelum acara berbuka puasa bersama Baznas digelar, anak yatim dan duafa tersebut mengikuti kegiatan fun yang digelar Salimah di Kebun Raya Bedugul. “Kami ajak anak-anak bermain bersama. Saya yakin mereka sangat jarang mendapatkan waktu bermain-main

seperti ini,” ujarnya. Acara Baznas tersebut digelar di Masjid Al-Hidayah yang berlokasi di dekat Danau Beratan, Bedugul, Tabanan, Jumat (19/8). Di Luar Ramadan Berkurang Manajer Operasional Bazda Kota Denpasar Nita Koelan menjelaskan, selama Ramadan ini ada lima perusahaan yang meminta Bazda menghimpun anak yatim dan duafa untuk diajak berbuka puasa. “Kami turut bergembira, karena perhatian banyak kalangan terhadap anak yatim dan duafa meningkat saat bulan Ramadan,” tambah ibu satu anak ini. Namun sayang, perhatian itu banyak muncul saat Ramadan tiba. Di luar bulan Ramadan, perhatian perusahaan berbagi bersama anak yatim dan duafa berkurang. Bazda yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat untuk disalurkan kepada kaum duafa dan anak yatim ini pun membuat program bantuan untuk kalangan ini. “Kami membuat program pendidikan untuk anak-anak duafa dan yatim. Ini cara kami agar anak yatim dan duafa tetap terbantu di luar bulan Ramadan saat-saat perhatian kalangan donatur berkurang. Saat ini Bazda memiliki anak asuh 100 anak,” ujar istri Farid ini. —lik

Doakan Bali Lewat Tarian Profetik TARIAN profetik merupakan tarian yang mengandung makna menyampaikan sebuah pesan yang khusus dari Tuhan. Saar menari penari sebenarnya sedang berdoa. Dalam tiap gerakan mereka terkandung doa dan harapan bagi kemakmuran bangsa ini, khususnya Bali. Mendoakan bangsa dengan tarian profetik ini digelar Minggu (21/8), di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi di Denpasar. Heru Sungkono penanggungjawab acara menjelaskan, tarian ini disebut tarian profetik karena menyampaikan pesan-pesan khusus. “Dalam rangka hari kemerdekaan ini kami mendoakan bangsa ini melalui tarian,” ujarnya. Acara yang merupakan rangkaian peringatan hari kemerdekaan RI ini dihadiri anakanak dan remaja dari berbagai sekolah dan gereja yang ada di

Gereja Katolik Tuka

Sebagian tarian Profetik

Denpasar. Mereka berjalan keliling lapangan sambil menari. Tiap peserta barisan membawa spanduk yang bertuliskan, “Bali Aman, Bali Hijau, Bali Bersih, Bali Damai dan Bali

“Martabak Pulang Kampung” Gunakan 9 Bus

Makmur”. Para penari mengenakan busana berwarna-warni yang didominasi warna emas, mengandung makna sebuah harapan supaya Indonesia berada pada masa keemasan dan kejayaan. Warna emas juga sebagai lambang kemurnian, hikmat dan pengetahuan. Berbagai simbol yang dibawa penari, salah satunya api yang melambangkan semangat yang berkobar dalam diri anak-anak untuk membangun Indonesia.

Penari yang tergabung dalam tim Bahtera ini berasal dari lima kota, Bandung, Cirebon, Jakarta, Semarang dan Denpasar. Ciri khas tarian yang bermuatan unsur hiphop dan modern dance ini juga memasukkan gerakan-gerakan tarian daerah, sebagai wujud penghargaan mereka terhadap budaya Indonesia. Selain di Monumen Bajra Sandhi para penari juga menari di GOR Lila Bhuwana dalam acara “Bali Disayang Tuhan”. —shasa

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1432 H/2011 M untuk Wilayah Denpasar

IDAK berlebihan jika orang menamakan Banjar Tuka di Desa Dalung, Kuta Utara, sebagai “Betlehem Bali”. Menyusuri banjar ini akan terhampar warna Katolik yang kental. Salah satu ikon umat Katolik Tuka adalah Gereja Katolik Tritunggal Mahakudus. Di banjar ini pula orang Bali pertama dipermandikan menjadi Katolik. Gereja ini ditahbiskan Mgr. Vitalis Djebarus SVD, Uskup Denpasar, 14 Februari 1984, empat puluh tujuh tahun setelah pemberkatan gereja perdana 14 Februari 1937. Menatap Gereja Katolik Kuta, terasa sekali adanya sentuhan persenyawaan antara kultur kristiani dan kultur tradisional Bali. Menurut Alex I Nyoman Gunarsa, penatua/sesepuh paroki Tri Tunggal Mahakudus Tuka, persentuhan dua budaya itu sengaja dibangun karena orang Bali di Tuka yakin, ada nilai-nilai tertentu dari bentuk bangunan ibadah di Bali yang sangat mungkin digali, diadaptasi dan dipertahankan dalam kehidupan agama berkultur kristiani. “Intinya, orang Bali Katolik tetap ingin menjadi orang Bali utuh tetapi dengan iman Katolik yang utuh pula,” ujar Alex. Menurut Alex, sejak Konsili Vatikan II, ada kebijakan membuka keran lebar-lebar bagi gereja untuk menyesuaikan dengan budaya setempat sehingga lahirlah bentuk-bentuk gereja yang bermuatan unsur tradisional atau lagu-lagu rohani, bahkan Injil terjemahan bahasa daerah setempat. I Gusti Ngurah Bagus Kumara dari Lembaga Kajian Budaya Bali menjelaskan setidaknya ada delapan hal dalam gereja Katolik Tuka yang erat dengan budaya tradisional Bali yakni bentuk gereja yang mengadopsi bentuk wantilan, adanya Gedong Pasimpenan, Kori Agung, Gong Gereja, salib besar, perjamuan akhir, ukiran di atas altar dan patra ukir. Menurut Alex I Nyoman Gunarsa, gedung gereja Tuka adalah hasil perenungan panjang yang dilakukan para tokoh Katolik era 1983-an yang bentuk pokoknya seperti wantilan. Alex Gunarsa ikut mempertegas ide mengadopsi bentuk wantilan ini menjadi bentuk gereja. Ia menjelaskan, dipakainya bentuk wantilan karena ada kemiripan dengan nilai-nilai Katolik universal, yaitu gereja dengan rupa seperti wantilan menjadi tempat berkumpulnya umat. “Demikian juga bagi orang Bali, wantilan sebagai tempat paruman dan mengadakan pertunjukan,” kata Alex Gunarsa. Bagi orang Bali, wantilan merupakan tempat upacara tabu rah dalam bentuk tajen yakni kurban darah, maka dalam Katolik, Tuhan telah melakukan pengurbanan darah dan tubuhNya bagi keselamatan manusia. “Jadi gedung gereja yang berbentuk wantilan bermakna sebagai tempat umat berkumpul untuk memperingati kurban Kristus sebagai kurban perdamaian dengan Ida Sang Hyang Widi, Sang Hyang Aji Pancer Sresti, Allah Sang Pencipta Alam, bagi keselamatan umat manusia,” paparnya. Keunikan gereja ini juga dalam hal konsep gedong pasimpenan. Menurut I Gusti Ngurah Bagus Kumara, dalam tradisi umum di Bali, gedong pasimpenan merupakan salah

Alex I Nyoman Gunarsa di depan altar

satu bangunan di pura atau sanggah pemerajan yang menjadi tempat menyimpan semua ‘duwe pura’ ketika upacara telah berakhir. Biasanya ukurannya kecil dan memang berkunci, sehingga di beberapa daerah di Bali disebut juga sebagai gedong kunci. Di balik itu semua, kata Ngurah, ada pemahaman ‘benda-benda yang disucikan itu patut disimpan di tempat yang tersembunyi’. Filosofi ‘menyimpan benda kudus secara tersembunyi’ itu diadaptasikan menjadi ‘mentahtakan semua benda kudus di tempat yang agung’. Salah satu bangunan yang paling kudus di dalam sebuah gereja Katolik adalah tabernakel tempat ditahtakannya Sakramen Maha Kudus. Bangunan tabernakel ini cukup besar dan berkaitan erat dengan liturgi Ekaristi harian. Kemudian ada juga Salib Altar yang ukurannya pasti lebih besar daripada salib yang dijumpai di rumah penduduk. Ngurah menjelaskan. ukuran gedong menjadi besar supaya tabernakel dan salib bisa ditahtakan, dan imam atau pro-diakon dengan mudah masuk ke dalamnya. Selain itu, mengingat Sakramen Mahakudus selalu nyejer, untuk itu pelayanan doa harus terus dilakukan, maka ruangan itu harus agung. Mempertimbangkan itu semua, maka bentuk gedong pasimpenan pun berubah total. Akhirnya jadilah pola gedong pasimpenan yang besar yang sangat berbeda dengan gaya gedong pasimpenan asli di pura sameton krama Bali Hindu. Gedong pasimpenan itu tetap memiliki satu pintu yang berukir pola patra Bali asli dengan tema ‘dua ikan lima roti’ sebuah konsep pengurbanan total yang diajarkan Kristus kepada semua umat manusia yakni tiap manusia harus berusaha ‘memberikan makan kepada manusia lainnya yang kekurangan’. Pintu Bali itu dibuka kalau ada kurban Ekaristi sehingga umat bisa memandang Sakramen Mahakudus yang sedang ditahtakan. Artinya, tabernakel dan salib itu tersembunyi ketika tidak ada kurban Ekaristi. Untuk menunjukkan ada Sakramen Mahakudus sedang ditahtakan (walaupun pintu tertutup), lampu altar yang diletakkan di kiri dan kanan pintu masuk ke Gedong Pasimpenan akan menyala. Dalam gedong itu ada salib besar yang kelihatan sangat hidup. Salib ini diukir seorang seniman pahat beragama Hindu bernama I Gusti Ketut Sandia berasal dari Banjar Balun Denpasar. Konon, ketika akan memulai pengukiran ini, dia tidur dengan balok kayu besar bahan

tkh/ist

salib itu di Bale Delod rumahnya. Akhirnya setelah yakin menerima pawisik, dimulai proses pengukiran itu sedikit demi sedikit. Patung corpus Yesus yang dihasilkan pun sangat hebat dan kelihatan ‘hidup’. Yang tak bisa dilewatkan, kori agung di depan gereja. Sepintas bangunan ini tidak ada bedanya dengan bangunan kori lain yang ada di Bali. Tetapi, untuk orang yang teliti, dia akan menemui dua hal baru di sana yakni patung ukiran Boma yang selalu terukir di kori di atas pintu masuk pura atau puri di Bali, di sini digantikan ukiran ‘kepala burung merpati’ untuk ngaranjing (ketika kita masuk) dan patung Boma diganti ukiran ‘burung pelikan’ untuk medal (ketika meninggalkan gereja). Kepala burung merpati ini lambang Roh Kudus yang selalu menjadi pangabih dan panglipur. Ukiran ‘burung pelikan’ mengingatkan umat yang meninggalkan gereja akan kasih Tuhan kepada manusia. Pelikan adalah burung yang siap membiarkan daging dan darahnya untuk dipatuki anak-anaknya apabila dia tidak menemukan makanan bagi anak-anaknya. Ida Sang Hyang Widi Wasa memberikan segala-galanya bagi kebahagiaan umat manusia. Sang Kristus telah mengurbankan diriNya demi keselamatan manusia. Ngurah menjelaskan, pintu kori agung ini tetap dibuat ‘sempit’ dan ‘pendek’. Menurut konsep tradisional Bali, pintu kori dibuat ‘sempit’ supaya orang yang tangkil berjuang habishabisan untuk bisa masuk ke bagian dalam. Dibuat ‘pendek’ supaya orang yang masuk otomatis menundukkan kepala sehingga dia harus menghormat. Warna Bali juga terlihat dalam tulisan di atas altar yang memakai huruf Bali berbunyi Ene Anggan Manira. Ene Rah Manira. Sebuah kalimat singkat yang diucapkan Yesus saat perjamuan terakhir: “Ini tubuhKu. Ini darah-Ku.” Selain dalam bentuk arsitekturnya yang sarat unsur tradisional Bali, tentu tembok penyengker tidak boleh terlupakan. Di dalam gereja Katolik Tuka juga bisa dilihat ukiran bermuatan Bali yang menceritakan perjamuan terahir Yesus dengan sebelas muridnya. Untuk musik pengiring lagulagu rohani pun menggunakan gamelan Bali yang disesuaikan dengan aransemen modern sopran, tenor, alto-bass. Lantas ada juga pola ukiran yang banyak terlihat di sekeliling gereja. Salah satunya, ukiran ‘anak domba’ dengan memegang kober bertuliskan PX (Pax Christi/ damai Kristus). —nang

28 Agustus Imsak 04.56; Subuh 05.06; Syuruq 06.21; Dzuhur 12.23; Ashar 15.43; Maghrib 18.21; Isya’ 19.30 Sebagian peserta “Martabak Pulang Kampung” sebelum berangkat

PEDAGANG martabak asal Tegal yang ada di Denpasar dan sekitarnya melaksanakan mudik bersama. Menggunakan 9 bus, keberangkatan sekitar 400-an warga Bali asal Tegal yang tergabung dalam Persatuan Warga Tegal Bali (PWTB) dilepas pendiri PWTB Kusnandar, di Lapangan Lumintang Denpasar, Selasa (23/8) siang. Rombongan dikawal Satuan Lalu Lintas Poltabes Denpasar hingga Gilimanuk. Kusnandar menjelaskan, mengingat pesertanya sebagian

tkh/ist

besar penjual martabak, maka mudik bareng ini diberi nama “Martabak Pulang Kampung.”. Tiap peserta dikenai biaya Rp 270 ribu, jauh lebih murah dibandingkan biaya jika menggunakan kendaraan umum yang mencapai Rp 400 ribu. Mereka mendapatkan bingkisan berupa kaus, snack dan merchandise dari sponsor di samping makanan dua kali. Untuk kepulangannya, mereka pulang sendiri-sendiri mengingat jadwal di kampungnya berbeda-beda. —nang

29 dan 30 Agustus Imsak 04.56; Subuh 05.06; Syuruq 06.20 (30 Agustus 06.19); Dzuhur 12.22; Ashar 15.42; Maghrib 18.21 (30 Agustus 18.20); Isya’ 19.30 Catatan: Jika Idulfitri 1432 jatuh tanggal 30 dan 31 Agustus 2011, jadwal Imsakiyah 30 Agustus harap diabaikan. TAZKIRAH “Barangsiapa yang ingin dimurahkan (oleh Allah) rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menjaga baik-baik hunungan tali silaturahimnya” (HR Imam Bukhari dan Muslim) “Bukanlah orang yang berbaju baru itu yang disebut berhari raya, akan tetapi orang yang berhari raya adalah mereka yang ketaatannya kepada Allah makin bertambah” (Maqalah) Gereja Tuka yang berbentuk seperti wantilan

tkh/ist


PENDIDIKAN

Beasiswa Unggulan Berlaku bagi yang Pintar PELAJAR dan mahasiswa, kelompok profesi seperti penulis, seniman, dan olahragawan yang berprestasi, di jalur akademik maupun nonakademik, tak perlu ciut hati memikirkan biaya pendidikan. Kini terbuka peluang bagi mereka atau putra-putri terbaik Indonesia untuk mendapatkan beasiswa. Mereka yang pintar/nilai tertinggi sesuai kriteria, atau berprestasi, tersedia Beasiswa Unggulan (BU) dari pemerintah (Kementerian Pendidikan Nasional).

B

eaiswa Unggulan ini sudah tersedia se jak tahun 2006, dan juga berlaku bagi mahasiswa asing. Hingga kini lebih dari 8.500 orang telah menikmati dana Beasiswa Unggulan tersebut. Yang bisa mendapatkan bantuan biaya pendidikan ini, mereka yang benar-benar tertinggi nilai studinya maupun memiliki prestasi di bidang seni budaya, olahraga, dan lainnya. Koordinator Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri, Dr. AB Susanto, M.Sc. mengatakan, yang mendapatkan bantuan BU tidak ada diskriminasi, laki-laki maupun perempuan, kaya atau miskin. “Tidak memandang pula suku, ras, dan agama. BU merupakan pemberian bantuan biaya pendidikan

oleh pemerintah Indonesia atau pihak lain berdasarkan atas kesepakatan kerja sama kepada putra-putri terbaik bangsa Indonesia dan mahasiswa asing, “ kata Abe, sapaan AB Susanto. Sasaran Program BU diberikan kepada mereka yang berprestasi meliputi: peraih medali olimpiade sains dan teknologi, tingkat nasional maupun internasional; pemenang lomba LKS (Lomba Kompetensi Siswa) tingkat nasional; pemenang lomba tingkat nasional, internasional di bidang sains, teknologi, seni budaya, olahraga, dll. Juga, lulusan terbaik SMA, MA, SMK, Ponpes, perguruan tinggi yang diusulkan pemda (prov i n s i , kabupaten/ kota), masyarakat (LSM, d a n

Dr. AB Susanto, M.Sc.

industri, para lulusan cumlaude perguruan tinggi, sekolah tinggi, akademi). Penulis, pencipta, peneliti, seniman, olahragawan, dan tokoh (P3SWOT) yang berprestas berpeluang pula mendapatkan BU, selain staf pemda dan staf diknas dari unit-unit utama serta jajarannya. Juga, mereka yang tergolong bukan dosen (untuk reguler S-1, S-2, S-3). Berapa besarnya BU, menurut Abe, tiap penerima berbeda jumlahnya meski untuk level yang sama (S-1, misalnya). Sebab, kondisi kota, nama universitas , jurusan/ fakultas, juga jadi pertimbangan. Contoh, mahasiswa teknik di Universitas Indonesia, akan berbeda angka penerimaannya dengan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Diponegoro. “Yang satu tentu perlu biaya lebih besar karena banyak praktik, dan hidup di kota besar, “ ujar Abe. Perekonomian orangtua mahasiswa yang berprestasi ini juga menjadi pertimbangan. Jika anak yang berprestasi itu mampu orangtuanya, hanya memperoleh biaya pendidikan. Jika orangtuanya tidak mampu, seluruh biaya pendidikan termasuk biaya hidup yang bersangkutan dibiayai pemerintah. “Seperti uang kos, transportasi, dan lain-lain, “ jelas Abe BU meliputi biaya hidup, biaya pendidikan, buku, penelitian, publikasi ilmiah, tunjangan prestasi, tunjangan kreativitas, bantuan beasiswa P3SWOT. Biaya transportasi/ tiket pesawat, biaya asuransi kesehatan, biaya kedatangan dan kepulangan, biaya tunjangan awal/akhir program, biaya matrikulasi, biaya operasional dan biaya lain. “Tetapi, BU bagi anak yang orangtuanya mampu jelas berbeda dengan yang ekonominya lemah, “ ujar Abe. Jenis beasiswa meliputi Diploma-4, S-1, S-2 dan S-3, P3SWOT, kreativitas para juara, studi lanjut para juara dan atlet berprestasi, beasiswa mahasiswa asing, BU –CIMGNiaga, beasiswa Nusantara BU – BRI, dan bantuan kemitraan alumni. Persyaratan untuk mendapatkan BU antara lain: 1. Sudah diterima di perguruan tinggi dengan melampirkan letter of acceptance; 2. Surat pernyataan sanggup mengikuti peraturan pada Program Beasiswa Unggulan; 3. Mengisi data diri secara lengkap di website Program Beasiswa

Unggulan ; http :/www.beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id; 4. Melampirkan proposal rencana usulan, tugas akhir/ skripsi/tesis/ disertasi; 5. Syarat IPK & TOEFL untuk mengikuti seleksi : tingkat S-1 dengan nilai UAN minimal 7.25, IPK minimal 3.00, dan TOEFL 450. Untuk S-2 minimal IPK 3.35 dan TOEFL 500, dan untuk S-3 dengan IPK minimal 3.25, TOEFL 550. Isilah form online dengan melampirkan scan ijazah & transkrip nilai (untuk IPK & UAN) serta scan sertifikat TOEFL yang sudah dilegalisir. Apabila calon pelamar tidak memiliki sertifikat TOEFL dapat melampirkan sertifikat TOEC, TOEFL IBT, IELTS, dll; 6. Melampirkan sertifikat penghargaan/ prestasi.7. Usia pendaftar diprioritaskan : D-4, S-1 tidak lebih dari 21 tahun, S-2 tidak lebih dari 35 tahun, S-3 tidak lebih dari 45 tahun; 8. Melampirkan surat rekomendasi dari instansi asal untuk mengikuti program Beasiswa Unggulan; 9. Membuat publikasi pada media massa nasional maupun internasional (ISR). Intellectual Social Responsibility (ISR) merupakan bentuk pertanggungjawaban sosial penerima BU ke masyarakat dengan melakukan publikasi pada media massa/koran nasional/internasional. Tema bebas asalkan mengaitkan dengan BU. ISR adalah syarat kompetitif untuk mendapatkan BU. Menurut ABe, mereka yang mendapatkan BU tidak hanya berdasarkan usulan atau pengajuan proposan dari mahasiswa maupun masyarakat (untuk P3SWOT). Namun, pihak Kemdiknas, khususnya Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri juga melakukan “pencarian” sendiri lewat penelitian di media massa. Jika menemukan berita tentang anak berprestasi dari sebuah koran, lalu pihaknya akan menghubungi yang bersangkutan. Setelah proposalnya disetujui Kemdiknas, tak lama kemudian, bahkan keesokan harinya, calon penerima BU menanyakan kapan biaya pendidikan itu bisa mereka terima. Setelah proposal disetujui, masih ada beberapa tahapan yang dilalui, dan itu melibatkan biro lain hingga kas negara. Dalam pemeriksaan akhir, jika terdapat keraguan karena data diri yang salah tulis ejaan nama, misalnya, bisa saja dikembalikan dan perlu direvisi. Proses itu memerlukan waktu. “Besarnya biaya yang seharus-

LKP Kecantikan Anggun Bekali Kaum Perempuan Keterampilan Tata Rias

PERMASALAHAN pengangguran yang ada di Indonesia khususnya di Bali perlu ditangani serius. Hal ini terjadi karena terbatasnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Karena itu, masyarakat diimbau tak mengandalkan pekerjaan di instansi milik pemerintah (negeri) maupun swasta, namun diharapkan bisa bekerja mandiri. “Siapkan diri dengan keterampilan sesuai bakat dan minat Anda. Di Tabanan, banyak potensi SDM yang bisa dikembangkan, seperti dalam bidang tata rias pengantin ini,” ujar Kabid Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI) Disdikpora Provinsi Bali Drs. Wayan Sudarsana saat membuka Kursus Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH)-Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Tata Rias Pengantin Bali Agung Tahun 2011, Rabu (24/8) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kecantikan Anggun, Tabanan. Keterampilan tata rias ini bisa bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan meningkatkan taraf hidup masya-

rakat. Dengan bekal keterampilan ini, kaum perempuan bisa menata dirinya karena penampilan itu penting, termasuk untuk keharmonisan keluarga. Di masyarakat, khususnya dalam kegiatan adat, kaum perempuan yang memiliki keterampilan tata rias bisa membantu merias, manyama braya. “Dalam persaingan yang ketat ini, jika tak memiliki keterampilan, kita akan kalah,” tegas Sudarsana. Kegiatan ini diharapkannya tak mandek hanya sampai pelatihan, namun terus berkelanjutan dan dikembangkan. Pihak pengelola diharapkan pula melatih jiwa wirausaha para peserta. Sedangkan, peserta diharapkan gesit melihat peluang yang ada. “Dengan keterampilan ini, kaum perempuan berkesempatan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan taraf hidupnya, dan sekaligus bisa menjawab tantangan era globalisasi ini. Jangan hanya jadi penikmat, jadilah penyaji yang memberikan peluang agar bisa dinikmati orang lain, dan bisa berbuat untuk daerah sendiri,” ujar Sudarsana di hadapan 35 peserta kursus yang terdiri dari

masyarakat yang belum memiliki pekerjaan tetap, tidak sedang sekolah/kuliah, dan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Selain tata rias pengantin Bali agung, peserta kursus yang berusia antara 18-45 tahun itu diberikan juga tambahan materi dasar-dasar tata kecantikan rambut dan tata kecantikan kulit, serta tata rias pengantin Bali modifikasi. Pada akhir pembelajaran akan diadakan evaluasi.

Pimpinan LKP Kecantikan Anggun Sagung Oka Pradnyawati mengatakan kursus sudah dimulai sejak Kamis (18/8) dan berakhir Jumat (14/10) mendatang. Lama kursus 200 jam dengan lima kali pertemuan tiap minggu, masingmasing selama lima jam sehari. Kursus dan pelatihan yang merupakan program PAUDNI (Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal) Disdikpora Provinsi Bali ini, kata Sagung Oka, bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja mandiri sebagai bekal mencari nafkah; memotivasi dan memiliki etos kerja tinggi dan dapat bekerja secara profesional; memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun keluarganya; dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan sepanjang hayat (long life education). “Melalui kursus dan pelatihan ini kami berharap bisa meningkatkan keterampilan kecakapan hidup dan profesionalisme peserta didik sesuai bakat dan minatnya, yang nantinya ini sebagai bekal bekerja atau berusaha mandiri dalam rangka mengurangi pengangguran dan pengentasan rakyat miskin, yang Penyematan tanda peserta program kursus PKH-LKP secara simbolis oleh Kabid PNFI Disdikpora Provinsi pada akhirnya mampu meningkatBali Drs. Wayan Sudarsana didampingi Pimpinan LKP Kecantikan Anggun Sagung Oka Pradnyawati, sebagai kan kualitas hidupnya. –ten pertanda dibukanya pelatihan dan kursus tata rias pengantin Bali agung secara resmi

nya diterima akan sesuai perjanjian/kesepakatan, karena dari kas negara melalui bank diberikan langsung ke rekening penerima beasiswa. Kalaupun ada pemotongan tentu biaya transfer dari

28 Agustus - 3 September 2011 Tokoh 7 masing-masing bank, dan secara umum aturan bank memang begitu, “ kata Abe. Kalau proposal sudah disetujuan dan tidak ada permasalahan administrasi atau dokumen, uang BU dikirim

langsung ke rekening penerima BU setelah diproses, waktunya bisa 3-6 bulan. “Percayalah, uang itu pasti dikirim dan tidak ada potongan-potongan, “demikian Abe Susanto. —is

Penuturan Penerima Beasiswa Unggulan

Tanpa Potongan Sepeser pun BAYANGANNYA dulu, kalau mau dapat beasiswa harus direferensikan sekolah atau universitas. Seperti gambaran yang diperoleh Ratna Hidayati, Redaktur/Manajer Iklan Koran Tokoh saat sekolah, yang bisa diajukan untuk mendapatkan beasiswa oleh pihak sekolah adalah siswa yang menduduki peringkat 1-3. Jika tidak, jangan berharap bisa dapat beasiswa. Tetapi, itu pikirannya dulu. Tahun 2009, Ratna menemukan situs Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan Nasional RI. Program Beasiswa Unggulan yang diadakan Kementerian Pendidikan Nasional Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri itu memiliki Program Beasiswa untuk Peneliti, Pencipta, Penulis, Seniman, Wartawan, Olahragawan, Tokoh (P3SWOT) dan tidak perlu diajukan lembaga, tetapi bisa dilakukan secara mandiri. “Saya tertarik dan mencari tahu cara mendaftar melalui surel pengelola program yang tersedia di situs itu,” katanya. Untuk mendaftar sebagai calon penerima beasiswa, diperlukan beberapa persyaratan umum. “Saya diminta membuat proposal kegiatan sebagai wartawan yang perlu dibiayai dan menyertakan bukti-bukti prestasi yang pernah diraih,” kata Ratna yang beberapa kali menerima penghargaan wartawan tingkat nasional ini. Jangka waktu pelaksanaan beasiswa P3SWOT ini 4-6 bulan. Tiap penerima beasiswa harus memberikan laporan kegiatan secara tertulis. “Proposal yang diajukan harus benar-benar dilakukan. Tidak ada perpanjangan waktu untuk masa kontrak beasiswa. Jika penerima beasiswa terlambat atau menunda kegiatannya, bisa terkena denda. Meski diajukan secara mandiri, penerima beasiswa harus

Ratna Hidayati

disiplin,” paparnya. Ada kontrak yang ditandatangani antara pihak Kementerian Pendidikan Nasional dan penerima beasiswa. Karena mengajukan sebagai wartawan, beasiswa tersebut ditransfer ke rekening Koran Tokoh, tempatnya bekerja. Tahun 2010, Ratna mencoba mengajukan beasiswa lagi. Kali ini, untuk jenjang pendidikan S2 yang tengah ditempuhnya. “Saya lihat, persyaratannya bisa saya penuhi,” katanya. IPK jenjang sarjananya 3,41 memenuhi persyaratan IPK minimal. Jika saat mengikuti beasiswa P3SWOT ia melampirkan empat piagam penghargaan tingkat nasional dan satu penghargaan internasional, saat mengajukan beasiswa S-2, ia tambahkan empat piagam penghargaan tingkat nasional. “Ini petunjuk, ada kemajuan dalam prestasi saya. Saya pikir, itu nilai plus,”

ujar pemenang Young Caring Professional Award 2010 ini. Ratna mengaku, karena berhasrat mendapatkan beasiswa itu, ia mengerjakan proposal tesisnya sejak awal kuliah. “Salah satu persyaratan pengajuan beasiswa S-2 menyertakan proposal tesis,” ujar mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia di Pascasarjana Unud itu. Permohonan beasiswanya disetujui. “Anggaran yang saya ajukan tidak semuanya disetujui. Saya dapat Rp 27 juta. Tetapi, itu benar-benar membantu. Biaya kuliah per semester Rp 7,8 juta. Dengan uang itu, saya bisa membayar biaya kuliah,” tuturnya. Semua uang kuliah ditransfer ke rekening pribadi tanpa potongan sepeser pun. Meski begitu, sebagai penerima beasiswa Ratna harus bertanggung jawab. “Tiap semester harus memiliki minimal IPK 3,26. Karena itu, saya harus sungguh-sungguh belajar,” ujar Ratna yang memiliki IPK 3,64 pada akhir semester III. Menurutnya, Beasiswa Unggulan ini program yang sangat membantu warga masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dengan biaya ringan. “Jika pemerintah punya program bagus seperti ini, harus kita manfaatkan,” ujarnya seraya tersenyum. —dwi.

TUK Spa Padmastana Training Center Gelar Pelatihan Spa Therapist Level 2 ujar Pimpinan TUK Padmastana Jeni Widiyah. Para peserta berlatar belakang pendidikan SD s.d. SMU dengan usia antara 18 tahun s.d. 45 tahun. Pelatihan dilaksanakan selama 2 bulan dengan materi pelatihan terdiri dari dua bidang yaitu Umum dan Inti (Fungsional) untuk kompetensi Spa Therapist Level 2. Bidang Umum meliputi Para peserta foto bersama Kabid Pendidikan Nonformal dan Informal kesehatan dan keselamatan Dikdispora Bali Drs. Wayan Sudarsana, M.Pd., Kabid PLS Dikdispora kerja, persiapan dan pengeKota Drs. Nyoman Arnawa, M.Pd, dan Pimpinan LKP Spa Padmastana, Jeni Widiyah, S.Mn. masan kerja, komunikasi di tempat menerima tamu, komunikasi dengan pelanggan, SEBANYAK 50 peserta Kota Denpasar Drs. Nyoman mengikuti pelatihan Spa Pro- Arnawa, M.Pd. serta Pimpinan komunikasi dengan pimpinan dan gram PKH – LKP (Pendidikan LKP Padmastana Jeni Widiyah. staf, mengkoordinasikan tugasKecakapan Hidup Bagi Lembaga Dalam sambutannya, Kabid tugas Spa, dan mengkoordinasikan Kursus Pelatihan) di LKP Spa Pendidikan Nonformal dan Infor- kelompok kerja di Spa. Bidang Inti (Fungsional) Padmastana Training Center, mal Bali menyatakan tujuan Jalan Raya Puputan 68x Renon, terselenggaranya pelatihan ini meliputi perawatan lulur, peDenpasar, Jumat (26/8). Pe- untuk membekali masyarakat agar rawatan boreh, perawatan latihan ini bekerja sama dengan lebih terampil dalam menyongsong hydrobath dengan cara mandi Disdikpora Provinsi Bali melalui persaingan era globalisasi. Ia siraman (shower), dan perawatan dana subsidi atau blockgrant mengharapkan pelatihan ini nanti- pijat tradisional serta tambahan dimana peserta tidak dipungut nya dipantau terus oleh penye- untuk bahasa Inggris. Tenaga biaya selama pelatihan. Pem- lenggara pelatihan agar pelatihan pendidik (instruktur) ada 4 orang bukaan pelatihan dilakukan yang sudah dilakukan tidak sia-sia. dengan pembelajaran serta Kabid Pendidikan Nonformal “Peserta pelatihan bukan saja evaluasi meliputi ujian lokal dan dan Informal Disdikpora Bali, dari Denpasar tetapi dari luar ujian kompetensi oleh LSK SPA Drs. Wayan Sudarsana, M.Pd. daerah seperti Singaraja, Tabanan, (Lembaga Sertifikasi Kompetensi) Acara dihadiri juga Kabid PLS Gianyar, Karangasem, dan Badung” ujarnya lagi.— wah


JABODETABEK

Masjid Tua di Jakarta SEKILAS pandang Jakarta tampak sebagai kota metropolitan serba modern. Tetapi, sisa-sisa peradaban masa lampau berupa bangunanbangunan kuno hingga kini masih berdiri kokoh. Bukan hanya berupa gedung pemerintahan yang terkonsentrasi di kawasan Kota Tua, tetapi juga bangunan rumah dan masjid-masjid.

tkh/is

K

egiatan keagamaan bulan Ramadan tu rut mewarnai kehidupan di Jakarta hampir sebulan terakhir ini. Masjidmasjid dan musala kian ramai pelbagai kegiatan, terutama salat tarawih. Menjelang saat berbuka puasa tersedia takjil, baik bagi jamaah maupun musyafir. Menonjolnya kegiatan keagaamaan ini yang juga menjadi alasan tahun 2011 Jakarta ditetapkan sebagai Pusat Kebudayaan Islam wilayah Asia Selain Jakarta, terdapat dua kota lainnya, Conakry untuk wilayah Afrika, dan Tiemcen untuk wilayah Timur Tengah. Keputusan itu disepakati pada pertemuan menteri-menteri pariwisata negara peserta Organisasi Konferensi Islam (OKI) tahun 2004. Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Sukesti Martono mengungkapkan, Jakarta merupakan miniatur Indonesia, berbagai macam suku dan agama bisa hidup berdampingan secara harmonis, dan nilai tradisi keislamannya masih sangat kental. “Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar, dan Jakarta yang heterogen terdapat berbagai suku bangsa, juga pemeluk agama yang berbeda-beda. Namun kehidupan antarumat beragama cukup harmonis. Hal itu pula yang mendukung dipilihnya Jakarta sebagai Pusat Kebudayaan Islam 2011 di

Mohammad Husni, ketua pengelola masjid Jami Cikini Al Makmur

Asia,” ujar Sukesti. Masjid-masjid Kuno Seiring perkembangan Islam di Nusantara khususnya Pulau Jawa, di Jakarta pun bertebaran masjid-masjid kuno. Di antaranya masjid An Nawier di Pekojan, Jakarta Barat, masjid Jami Cikini Al Makmur, Jakarta Pusat, masjid Al Alam di Marunda, Jakarta Utara, masjid Al Atiq di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Masjid An Nawier dibangun abad ke-18, terletak di Jalan Pekojan Nomor 79, Tambora, karena itu masjid ini sering disebut pula masjid Pekojan. Dibangun tahun 1740 oleh seorang kontraktor Cina. Arsitekturnya gabungan gaya Arab dan Eropa. Mimbarnya yang penuh ukiran khas abad ke-18 masih terpelihara dengan baik. Herry Mulyono (50), mantan wartawan yang pernah me-

nulis tentang masjid-masid di Nusantara juga memuji keindahan arsitektur masjid Pekojan yang karakteristik ini. Kekhasan bangunannya terlihat dari corak arsitektur perpaduan gaya Timur Tengah, Cina, Eropa dan Jawa. Pengaruh Timur Tengah, misalnya, di masjid ini tidak terdapat kubah. Ornamen khas Cina menempel di pintu-pintu masjid dan bentuk konstruksi daun jendela yang beraksen Jawa. Corak arsitektur Eropa terlihat di tiang penyangganya yang langsung dapat dilihat pengunjung ketika memasuki ruang utama masjid. Dalam ruang utama yang berbentuk huruf L berdiri kokoh 33 pilar besar berbentuk silinder bercat putih bergaya khas Eropa. Jumlah pilar tersebut melambangkan jumlah dzikir yang biasa dibaca umat Islam usai salat. Menara masjid mirip mercusuar dengan tinggi 17 meter yang masih berdiri kokoh di bagian luar masjid. Konon, pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, menara ini sering dijadikan tempat berlindung para pejuang. Di masjid ini bagian-bagian bangunan dibuat dengan hitungan tertentu sesuai ritual dalam Islam. Pilar berjumlah 33, tiang di ruang serambi masjid 17, melambangkan jumlah rakaat dalam salat sehari semalam. Lima pintu dari arah barat ke timur melambangkan rukun Islam, sedangkan enam jendela di bagian selatan melambangkan rukun iman. Secara keseluruhan masjid ini ditopang 99 pilar yang melambangkan jumlah asmaul husna (nama-nama indah) Allah SWT. Masjid Pekojan ini dapat menampung hingga 2000 jamaah. Masjid ini sering dikunjungi wisatawan, dan lebih-lebih bulan Ramadan selalu tampak ramai kegiatan keagamaan. Tanpa Semen Masjid Jami Cikini Al Makmur juga termasuk masjid kuno yang bernila sejarah, karena itu masjid di tepi Kali Ciliwung ini juga menjadi cagar budaya. Masjid ini terkait nama pelukis naturalis Raden Saleh. Semasa hidupnya, sang pelukis sering salat di sini.

Masjid Jami Cikini Al Makmur

an itu akan digusur karena akan dibangun sebuah gereja. Tetapi, rencana penggusuran masjid itu ditolak masyarakat yang dipelopori beberapa tokoh nasional seperti H0S Tjokroaminoto, Kyai Haji Mas Mansyur, K.H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosoerono. Perselisihan antara tokohtokoh nasional dengan pemerintahan Kolonial Belanda terus berlangsung. Belanda tetap ngotot namun para tokoh nasional yang didukung masyarakat Cikini juga gigih mempertahankannya. Karena tak ada titik temu, tahun 1926 Belanda sebagai penguasa tetap membangun gereja di areal itu maka masyarakat Cikini memindahkan masjid tersebut ke pinggir sungai yang lokasinya hanya beberapa meter dari area sebelumnya. Gereja yang dibangun Belanda itu kini berada di kompleks RS PGI Cikini. Masyarakat Cikini bergotong royong membangun masjid dari hasil jimpitan beras, segenggam demi segenggam. Setelah terkumpul dijual dan uangnya untuk membeli material bangunan. Jimpitan itu berlangsung beberapa tahun hinga masjid di tepi Kali Ciliwung itu berdiri tahun 1932. Ketika Gubernur DKI Pilar-pilar yang berjumlah 8 buah di masjid Cikini masih tampak kokoh, Jakarta dijabat Surjadi Soedirterbuat dari bata merah dan kapur tanpa semen

Masjid Cikini Al Makmur dibangun tahun 1932. Semula masjid ini hanya berupa musala yang seluruh tiangnya dari bambu. Berkat peran para tokoh nasional seperti Kiai Mas Manyur, Cokroaminoto, berdirilah bangunan yang cukup kokoh yang terdiri atas pilarpilar besar. Menurut H Muhammad Husni (77), Ketua Pengelola Masjid Jami Cikini Al Makmur, masjid yang berlokasi di Jalan Raden Saleh dan bersebelahan dengan rumah sakit PGI Cikini ini, dibangun tanpa semen. Seluruh dinding dan tiangnya dari batu merah dan kapur. “Seluruh bangunan ini masih asli, hanya cat dindingnya yang

Dikelola Profesional

baru,” kata H. Moh. Husni yang merupakan generasi keempat pengelola mesjid tersebut. Konon, pembangunan masjid ini di atas tanah hibah dari pelukis kondang Raden Saleh, Tahun 1860, Raden Saleh bersama umat muslim di Cikini membangun musala dari bambu. Pelukis istana yang tersohor itu sering menjalankan salat lima waktu di musala dan di tempat tersebut ia merancang penyempurnaan pembangunan masjid. Ketika Raden Saleh wafat tahun 1880, tanah tersebut dikuasai pria berkebangsaan Arab, Sayed Abdullah bin Alwi al-Athas. Tahun 1923, bangun-

“Dr. Gerobak”

Bank Tata Siap Bersaing Gerobak Mencolok Pancing Konsumen Dalam Kualitas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tata Anjung Sari yang berlokasi di Teuku Umar Barat (Marlboro) No. 19 Denpasar, kini makin siap bersaing dalam kualitas. Bank Tata yang kinerjanya terus meroket sejak 6 (enam) bulan terakhir ini dikelola secara profesional sesuai ketentuan perbankan. Seperti yang dijelaskan Dirut Rio Christian, S.H., M.H, BPR Tata merupakan bank yang secara kualitas siap bersaing. Karena, bank yang dipimpinnya sejak Februari 2011 menunjukkan kinerja finansial yang makin membanggakan. “Kami akan terus meningkatkan kinerja bank semata-mata untuk memberikan pelayanan maksimal kepada nasabah. Bagi kami ini bukan hanya demi persaingan tetapi lebih pada kualitas pelayanan,” ungkap dirut muda usia (29) ini. Ia menambahkan, meningkatnya kinerja Bank Tata terlihat pada pertumbuhan aset bank dari Rp 24 miliar (per Desember 2010) menjadi Rp 46 miliar (per Juli 2011). Dalam periode yang sama, dana pihak ketiga (tabungan dan deposito) dari Rp 9,5 miliar menjadi Rp 19,7 miliar. Kredit pun melonjak, dari Rp 22,6 miliar menjadi Rp 37 miliar. NPL dari 3,48% turun menjadi 1,01%.

waktunya (tenor/tahun). Bahkan kalau ada nasabah kami yang ingin hadiah dalam bentuk lain sesuai seleranya, kami siap memberikannya,” ungkap dirut berpenampilan trendi ini. Tata UKM Satu lagi produk BPR Tata yang menjadi unggulan yakni Tata UKM. Nasabah akan mendapatkan kenyamanan saat menikmati kreditnya. Ini karena BPR Tata memberikan suku bunga kredit yang sangat murah bahkan jauh lebih kompetitif dari BPR-BPR lainnya yakni 13% per tahun. Menurut Rio Christian, produk ini diperuntukkan bagi mereka yang memiliki usaha/ industri dengan plafon sampai dengan Rp 800 juta. “Produk ini untuk usaha kecil produktif dengan plafon kredit sampai dengan Rp 800 juta. Bunga yang kami tawarkan sangat kompetitif dan jauh lebih rendah dari BPR lainnya,” ungkap lelaki kelahiran Jakarta ini. Rio menambahkan, ‘Tata UKM’ adalah produk terbaik bagi mitra bisnis BPR Tata dan sarat kemudahan. Mitra bisnis akan merasakan kepuasan dan kenyamanan saat memutuskan menjadi mitra BPR Tata.

Produk Menguntungkan Di bawah pengelolaan berdasarkan Rio Christian, S.H., M.H. prinsip perbankan, Bank Tata akan Karier di Bank selalu memanjakan nasabahnya dengan Meroketnya kinerja Bank Tata produk-produk yang memihak kepentingan (meng- tak lepas dari kinerja pribadi seorang Rio Christian. untungkan) nasabah. Contoh, dalam pelayanan kredit, Lelaki cerdas ini memiliki pengalaman kerja yang cukup nasabah tak perlu menanti terlalu lama kapan kreditnya panjang di perbankan. Awalnya tahun 2007, Rio bekerja dikabulkan. di Bank OCBC NISP Jakarta. Dua tahun di NISP (2007“Selama semua persyaratan sudah dipenuhi, kami 2009), Rio pindah bekerja ke Bank of China. Dua tahun berani menjamin kreditnya bisa dikabulkan dalam satu di bank ini (2009-2011), Rio dipercaya sebagai Account hari. Pelayanan satu hari (one day service) adalah moto Manager Corporate Division. kerja kami,” tambah sarjana hukum lulusan Unud dan Tantangan berat datang saat Agustus 2010, Rio M.H. lulusan UI ini. ditawari untuk mengelola BPR Tata yang kondisinya Tak hanya kredit, dalam hal tabungan, Rio Chris- saat itu stagnan. Lokasi bank di Bali. “Akhirnya tian memberikan nasabah tabungan berjangka/deposito Februari 2011, saya keluar dari Bank of China di Jakarta yang tergabung dalam produk ‘Gebyar Tata X- Tra’, dan bergabung dengan BPR Tata,” ujarnya. kebebasan dalam menentukan pilihan hadiahnya. Di sinilah kemampuan manajemen perbankan dari Hadiah yang ditawarkannya pun luar biasa istimewa. seorang Rio Christian diuji. “Pendidikan saya tentang Di antaranya, mobil Xenia LI MC Plus, motor Kawasaki seluk-beluk hukum terutama yang berkaitan dengan D-Tracker 250/150, Supra X 125CW, IPad, BB Tourch bisnis ternyata sangat mendukung profesi saya di dan LCD TV 32 inch. industri perbankan,” kata lelaki yang dalam waktu dekat “Hadiah mobil bisa dinikmati nasabah yang akan menikah ini. menyimpan dananya Rp 750 juta sampai dengan Rp Meski Bank Tata sudah jauh lebih stabil, tetapi Rio 1,5 miliar dengan jangka waktu 1 tahun, 1,5 tahun dan bertekad akan terus berpacu meningkatkan kinerjanya. 2 tahun. Demikian pula untuk hadiah motor, nasabah “Saya berharap akhir tahun 2011, aset Bank Tata harus punya tabungan berjangka Rp 150 juta sampai mencapai minimal Rp 50 miliar dan akhir tahun 2012 dengan Rp 500 juta. Demikian pula untuk hadiah dapat mencapai Rp 100 miliar. Dan, saya optimis bisa lainnya, disesuaikan dengan nilai tabungan dan jangka merealisasikannya,” ungkapnya.—ari

“Banyak berjalan banyak dilihat”, ungkapan ini membuahkan inspirasi bagi Hendro Dwi S, S.T. (35) yang kemudian dikenal sebagai “dokter” gerobak. Sebutan “Dr. Gerobak” adalah nama brandnya dari usaha pembuatan gerobak makanan/minuman. Sebelumnya ia hendak memberi nama usahanya “Raja Gerobak”. “Kalau “Dr. Gerobak “ rasanya lebih pas, karena terkesan gerobak atau booth, atau tempat-tempat untuk jualan makanan/minuman itu dibuat oleh ahlinya. Dokter-dokter pun punya spesialisasi, “papar Hendro. Ia menuturkan, tahun 2007 di Balai Sidang Senayan Jakarta berlangsung pameran franchise (waralaba) aneka produk makanan dan minuman. Hendro yang ketika itu masih berstatus sebagai karyawan di perusahaan kontraktor datang dan melihat-lihat pameran tersebut. Ternyata di dalam, dipamerkan makanan dan minuman yang sudah dipasarkan secara franchise. Selain makanan dan minuman juga ada wadah-wadah gerobak. Dari pameran tersebut sarjana teknik lulusan ITS Surabaya ini terinspirasi untuk wirausaha membuat gerobakgerobak makanan. Bagaimana kalau saya khusus membuat gerobak-gerobaknya saja, bukan makanannya, pikir Hendro ketika itu. Kebetulan “lahan” kerja yang ingin dilakukannya itu tidak bergerak jauh dari apa yang sudah dilakukannya. Di perusahaan kontraktor Hendro berpengalaman dalam seluk beluk bangunan khususnya di bidang perkayuan. “Saya pikir untuk membuat gerobak-gerobak tersebut saya sudah punya ilmu dasarnya,” ujar Hendro. Ia pun memulai pembuatan gerobak dengan modal Rp 5 juta, sebagian untuk membeli peralatan pertukangan. Tahap awal, ia memperkenalkan diri dan mempromosikan usahanya dengan menyebarkan brosur. Pertama kali ia mendapat pesanan membuat gerobak soto. Produk pertama yang

Hendro Dwi S, S.T.

dibuatnya itu merupakan ekspresi dari gagasannya selama ini. Ia akan membuat gerobak dengan desain yang berbeda dari gerobak pada umumnya. Kualitas tentu menjadi persyaratan utama, lalu warna yang ngejreng atau mencolok, serta desain yang apik. “Ketepatan waktu pemesanan juga saya perhitungkan,” tegas Hendro. Ketepatan waktu itu membuat konsumen senang, tidak perlu menunggu janji. Karena itu biasanya ia akan menyelesaikan barang pesanan pembeli sebelum tanggal yang dijanjikan. Bermacam gerobak sudah dia buat, seperti gerobak soto, bakso, sate, counter yang dipajang di mal-mal, supermarket, restoran, dan rumah makan lainnya. Tidak terbatas untuk tempat makanan, khusus minuman pun ia buat dengan beragam desain, sesuai kebutuhan dan permintaan konsumen, termasuk pilihan warna . Pada mulanya Hendro hanya menerima 4-5 pesanan sebulan. Sekarang puluhan pesanan gerobak atau tempat makanan/minuman terus diproduksinya. Rata-rata 40 gerobak ataupun booth per bulan.

dja, masjid Jami Cikini Almakmur direnovasi tahun 1995 namun tidak mengubah bentuk aslinya. Genting-genting yang lapuk diganti dan yang masih bagus dicat. Mimbar untuk imam dan juga untuk khotib tetap seperti semula. Bahkan mimbar dari kayu itu yang usianya puluhan tahun masih utuh tidak ada polesan apa pun kecuali hanya dibersihkan. “Sebagai cagar budaya tidak boleh diotak-atik. Ini bangunan asli sejak tahun 1932, “ kata H. Moh. Husni. Menurut dia bangunan mirip masjid tersebut yang ada di sebelahnya merupakan bangunan baru atau pengembangan masjid Jami Cikini Al Makmur. Tiap waktu salat Jumat bangunan baru itu dipakai untuk salat berjamaah. Tempat imam di masjid yang baru yang luasnya tak jauh beda dengan bangunan lama, menampung masingmasing sekitar 200 jamaah. Namun, pada salat Jumat yang biasanya dipenuhi jamaah, area masjid seluas 600 m2 itu sering tidak menampung sehingga; jemaah meluber hingga ke Jalan Raden Saleh. Jumlah jamaah diperkirakan 2000 orang tiap waktu salat Jumat. Menurut Moh. Husni, banyak pejabat bahkan tokoh nasional yang sering singgah untuk salat di masjid Jami Cikini Al Makmur ini. “Gus Dur dulu sering salat di sini. Kalau dari kantor PBNU kan mesti lewat sini,” kata Moh. Husni. —is

tkh/is

28 Agustus - 3 September 2011

tkh/is

Tokoh

tkh/is

8

Mimbar dari kayu di masjid Jami Cikini Al Makmur

Sejak ia punya website, pemesan produknya tidak hanya terbatas Jakarta dan sekitarnya, tetapi sudah menjangkau beberapa kota di Pulau Jawa, bahkan ia sering mengirim pesanan ke luar Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan. Harga gerobak atau wadah makanan/minuman sama saja meskipun pemesan dari luar Jawa, karena ongkos kirim ditanggung pembeli. Bengkel pembuatan gerobak milik Hendro semula berada di rumahnya di Komplek Bulog Jln. Yanatera 16 No. 5 Jatiwarna, Pondok Gede, Bekasi. Setelah peminat makin meningkat, Hendro memerlukan tempat khusus yang lebih luas, mengingat produksinya terus meningkat, dan jumlah karyawannya kini sudah 15 orang. Bengkel kerjanya itu tak jauh dari rumahnya, masih di kawasan Komplek Bulog, Pondok Gede. “Baru bulan puasa ini pindah, dulu yang bekerja sampai ke jalanjalan, “ ujar bapak dari seorang anak ini. Memang, seiring perkembangan usahanya. Hendro tak hanya melayani pemesanan gerobak atau booth, ia juga memproduksi barang sejenis. Kini “Dr. Gerobak” antara lain membuat booth, gerobak, counter, furnitur kayu-stainless dan aluminium. Gerobak, booth ataupun counter buatannya tampaknya cukup membuat daya tarik tersendiri. Penjual makanan, menurutnya juga memerlukan tampilan beda. Salah satunya adalah gerobak. “Orang mau beli kadang tidak tahu bagaimana rasa makanan yang dijual di toko atau warung makanan tersebut, tetapi melihat bentuk gerobaknya yang mungkin dianggap lain, jadi ingin mencoba,” tutur Hendro. Apalagi gerobak atau produk lain buatannya suka memakai warna mencolok. Ia tidak mengklaim, produk yang dibuatnya itu bisa memengaruhi konsumen datang ke toko makanan itu. Tetapi, berdasarkan info penjual makanan yang gerobak, booth atau counternya pesan di Hendro, membuat tampilan mereka jadi beda sehingga masyarakat atau konsumen terpancing untuk membeli makanan di tempat itu. Jenis kayu yang dipakai membuat gerobak adalah kayu meranti. Kayu ini menurutnya cukup bagus, dan kualitas hasilnya merupakan taruhan usahanya. “Kalau kualitasnya bagus orang mau beli, “ kata Hendro. —isw


TRENDI

Busana Kaftan yang Trendi berkat Syahrini I

tkh/tin

Busana muslimah model Kaftan

Memadukan Busana dan Perhiasan

a menuturkan dari tahun ke tahun model busana muslim selalu berubah sesuai tren. Tahun ini model busana muslim dengan hiasan batu-batuan tengah ngetren dan digilai kaum hawa. Model batu-batuan ini misalnya model kaftan atau India. “Model kaftan tersedia dengan bermacam bahan kain dari sifon sampai sutra,” ujarnya. Menurut Saodah pemakaian bahan sifon dan sutra, ini lebih pas di badan, karena karakter bahannya yang lembut membuat busana ini lebih nyaman dipakai. Busana model ini terdiri dari satu setel pakaian terdiri dari atasan dan bawahan. “Ada yang sekaligus dengan kerudung,” katanya. Harganya bervariasi dari harga termurah Rp 300 s.d. Rp 350 ribu. Ia menuturkan model kaftan ini cukup populer dengan sebutan model Syahrini karena artis yang tengah ngetop saat ini terlihat kerap memakainya di layar kaca. Selain kaftan, model yang tengah digandrungi remaja adalah model OMG. “Model

tkh/tin

MENJELANG Lebaran, busana muslimah ini tersedia dengan beragam model. Model busana muslimah ini pun mengalami perubahan tiap tahun sesuai tren. “Tahun ini, model yang tengah tren adalah model kaftan atau India,” ungkap Hj. Siti Saodah Pemilik Butik Amalia kepada Koran Tokoh.

dengan palet lembut. “Kami senang bereksperimen dengan perpaduan warna busana dan kerudung,” lanjut Dewi yang ketika mendapat pesanan ia sangat kreatif dalam menciptakan style baru yang berbeda dari biasanya. Beberapa model kreasinya untuk lebaran ini adaptasi perpaduan dari fashion –nya muslimah dari Timur Tengah. Anggota APPMI Bali ini menambahkan padu padan baju untuk berhari raya, tidak selamanya harus tunik dan kebaya. Dengan sentuhan kreativitas, katanya seseorang bisa tampil modis dan trendi dengan balutan busana kaftan. “Model baju kaftan ini sekarang yang lagi booming. Apalagi banyak dikenakan artis-artis dan pembawa acara di televisi, seperti Syahrini dan Ashanthi,” katanya

tkh/ard

Bergaya Modis dengan Busana Kaftan DUNIA fashion luar biasa cepatnya bergerak dan berkembang. Begitu pula dengan busana muslim yang berkembang makin menarik. Mode busana muslim intinya sama dengan perkembangan pakaian lainnya. Hanya, para desainer dalam mengikuti tren tidak meninggalkan fungsi utamanya sesuai kaidah yang disyaratkan Islam. Menurut Dewi Suarjani, busana untuk muslimah ini mesti tertutup dan tidak membentuk tubuh. “Jika menggunakan kain transparan wajib melapisinya. Kalau pemilihan warnanya, kami juga mengacu pada warna yang sedang tren. Saat ini dunia mode busana muslim lebih berani dengan warna-warna terang,” kata perancang mode ini Ia menegaskan busana muslim tak hanya tampil

28 Agustus - 3 September 2011 Tokoh 9

Dewi Suarjani

Ia juga mengakui model baju kaftan cukup anggun. Terlebih dengan bahan silk halus lembut penuh puring dipercantik dengan mote model cleopatra di bagian dada dan kombinasi warna yang serasi. Busana ini mampu membuat si pemakai terlihat makin menarik dan elegan. Sangat modis dan eye-catching jika dipadupadankan dengan kerudung cantik yang dimasukkan ke

Hj. Saodah

OMG ini, memberikan kesan segar dan cantik si pemakai,” ujar ibu 4 orang anak ini. Menurut Saodah karena terbuat dari bahan kain kaus, busana ini nyaman dipakai dengan warna-warna cerah dengan sentuhan gradasi-gradasi warna yang lembut. Satu stel busana muslimah OMG terdiri atasan dan bawahan lengkap dengan aksesoris kalung batu-batuan yang eksotik. “Hadirnya busana muslim dengan beragam model ini, kaum muslimah tetap bisa tampil keren dan modis,” ujarnya. Model kapuco pun banyak diminati kaum remaja. Model busana ini lebih semarak dengan beragam motif. Mereka pun tak perlu menyediakan jilbab lagi, karena pada model busana ini layaknya jaket ada topi yang langsung melekat pada baju yang difungsikan sebagai kerudung. “Si pemakai cukup melengkapinya dengan kerudung di bagian dalam,” dalam pakaian. Kaftan, kata Dewi menjelaskan asalnya memang dari Timur Tengah tepatnya negeri Maroko. Ciri khas dari baju kaftan ini adalah long dress dan terdapat kain yang berlebih pada lengan hingga membentuk formasi seperti sayap dan hiasan berpusat pada bagian dada dengan berbagai variasi. Umumnya bahan pilihannya kain sifon dan sutra. “Namun, tetap ada banyak pilihan alternatif lainnya selain kaftan ini. Misalnya saja blus longgar asimetris, jaket berbahan tenun atau kerudung rajutan,” lanjutnya. Tak ketinggalan Dewi memberikan panduan ringan untuk memilih busana muslim. Baginya yang utama diingat adalah sesuai dengan ajaran Islam yakni mampu menutupi aurat secara sempurna. Memilih yang berlengan panjang. Tidak mengenakan yang terlalu ketat. Menyesuikan pilihan bahan dengan aktivitas. Penutup kepalanya atau kerudung, tetap menutup leher dan menutupi dada dengan baik. Hindari kerudung yang terlalu pendek dan ketat. Untuk anak, yang penting

PERHIASAN yang berbahan dasar emas masih menjadi primadona. Ada yang menjadikan perhiasan sebagai koleksi, pelengkap fashion, dan ada juga yang menjadikannya investasi. Hal ini disebabkan harga emas yang relatif stabil. Makin hari harga emas cenderung naik. Jelang Lebaran, emas pun menjadi incaran konsumen. Ketika baju kaftan tengah digandrungi kaum Muslimah, perhiasan juga ikut naik daun. Penampilan pakaian gamis ini terlihat mencolok jika ditambahkan perhiasan-perhiasan dengan warna-warna terang. Selain perhiasan yang melekat di pakaian, ada juga perhiasan “wajib” bagi peremujarnya. Di samping model-model tersebut, model nadia masih banyak peminat. Model nadia ini busana muslim dari bahan sutra dengan harga berkisar Rp 700 s.d. 1 juta rupiah. Selain busana muslim menurut Hj. Saodah model jilbab pun dari tahun ke tahun mengalami perubahan tren. Tahun ini, jilbab model Saudi tengah naik daun. Model jilbab ini perlu sentuhan modifikasi dan kreativitas si pemakai. —tin adalah keamanan dan kenyamanan, maka pilih bahan katun atau kaos yang lembut. “Selain lebih ringan dan tidak panas, juga mampu menyerap keringat dengan baik. Cocok untuk anak yang aktivitasnya tinggi. Busana yang longgar juga mampu memberi keleluasaan bergerak. Jangan lupakan warna kesukaan mereka, untuk membuat anak tampil fresh dan trendi,” ucapnya. Ia menyarankan sebaiknya pilih pakaian dengan bawahan celana. “Prinsipnya, mengikuti kaidah namun tetap gaya dan nyaman mengenakannya,” tandasnya. –ard

puan, diantaranya kalung, gelang, dan cincin. “Jelang Lebaran, permintaan perhiasan memang meningkat. Ini menjadi semacam tradisi. Jelang Lebaran, kaum perempuan khususnya akan mengambil uang tabungannya untuk dibelikan perhiasan. Ini akan menjadi kebanggaan untuk ditunjukkan kepada keluarga dan orang lain. Perhiasan yang dibeli itu akan dipadupadankan dengan fashion yang dikenakan,” ungkap Nur Octaviana Jiwaji, Operational Manager Gallery Kohinoor. Kecenderungan lainnya, setelah Lebaran, perhiasanperhiasan tersebut dijual lagi dan uangnya kembali ditabung. Tetapi, ada juga yang menyimpannya sebagai koleksi. Memang ada penurunan harga jika dibanding dengan ketika membeli. Namun, itu yang kerap terjadi jelang dan setelah Lebaran. “Bisa dimaklumi, orang akan tampil dengan pakaian terbaik dan perhiasan terbaiknya saat hari raya. Setelah itu, mereka akan kembali dengan aktivitas dan rutinitasnya. Perhiasan itu kan menjadi penyeimbang pakaian agar bisa tampil menawan,” ujar perem-

puan yang akrab disapa Ovie ini. Selain emas dalam bentuk perhiasan, emas batangan juga banyak diincar pembeli. Emas batangan ini biasanya dijadikan investasi. Kisarannya harga mulai dari Rp 437 ribu hingga Rp 500 jutaan tergantung kadar emas tersebut. Harga emas per gram bisa berubah dalam hitungan menit. Tetapi, karena memiliki kecenderungan untuk naik terus, orang berminat menginvestasikan uangnya dalam bentuk logam mulia ini. Fluktuasi harga emas ini menurut Ovie tak lepas dari situasi global. Krisis ekonomi yang terjadi di AS dan kerusuhan di London bisa memengaruhi harga emas. Dari sisi internal, hari raya Lebaran juga ikut menjadikan emas naik daun. Penyebabnya permintaan tinggi sedangkan stok yang tersedia tidak banyak, khususnya untuk emas batangan. Satu hal lagi yang menguntungkan investasi emas adalah standardisasi logam mulia ini diakui di seluruh dunia. Dari Indonesia, ada Aneka Tambang dan Untung Baru Sejahtera (UBS) yang sertifikatnya diakui internasional. –wah

Nur Octaviana Jiwaji

tkh/wah


10

Tokoh

28 Agustus - 3 September 2011

BUMI GORA

Tanpa Kupon tak Dapat Zakat

Jelang Hari Raya Idulfitri 1432 H, kesibukan mewarnai aktivitas masyarakat khususnya umat Muslim. Pusat-pusat perbelanjaan yang ada di Kota Mataram pun padat oleh kunjungan masyarakat yang berbelanja keperluan lebaran. Pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi adalah toko pakaian, toko sepatu dan supermarket. Masyarakat berbondong-bondong menyerbu pusat perbelanjaan untuk berbelanja keperluan di hari Lebaran.

Ribuan penerima zakat yang datang dari seluruh Pulau Lombok berkumpul di halaman Bumi Gora Kantor Gubernur NTB guna menerima zakat dari Pemprov. NTB melalui Bazisda NTB

alan-jalan umum dalam kota, khususnya Kota Mataram pun menjadi sangat padat oleh kendaraan yang datang dari berbagai pelosok Lombok seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Barat

dan sebagainya. Tidak terkecuali masyarakat yang datang dari Pulau Sumbawa. Libur lebaran yang sudah sejak Sabtu, 27 Agustus 2011, membuat Kota Mataram menjadi makin padat. Menurut, Ida, salah seorang

pelayan toko pakaian di Cakranegara, masyarakat telah ramai mengunjungi toko tempatnya bekerja untuk membeli pakaian sudah terjadi sejak pertengahan bulan Agustus. “Mereka datang dari berbagai pelosok Pulau Lombok,” katanya. Semua jenis

pakaian baik untuk anak-anak maupun dewasa, sama lakunya. Berbagai kesibukan lain, jelang lebaran juga tampak, seperti pembagian zakat bagi kaum duafa. Sebanyak 3000 penerima zakat (mustaq) yang berasal dari seluruh Pulau Lombok memadati Lapangan Bumi Gora, halaman Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Jumat (26/8). Kegiatan pembagian santuan dan zakat yang dilakukan oleh Pemprov NTB melalui Badan Amir Zakat (Bazda) NTB ini, dibuka langsung oleh Wakil Gubernur NTB, Ir. Badrul Munir, M.M. dan dihadiri oleh Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (FKPD) NTB. Mereka yang menerima zakat antri secara teratur dan memegang kupon yang sebelumnya telah dibagikan, sehingga tidak menimbulkan kekacauan hingga acara berakhir. Mereka yang tidak memiliki kupon, tidak diperkenankan masuk areal pembagian zakat untuk menghindari kericuhan. Ketua Bazda NTB, TGH. Anwar MZ, mengatakan, sesuai ketentuan mustahiq yang tidak membawa kupon tidak boleh masuk ke arel pembagian, apalagi mendapatkan santunan. Inilah salah satu yang ditempuh oleh Bazda (Badan Amil Zakat Daerah) NTB, untuk menghindari kekacauan saat pembagian zakat seperti ditempat lainnya. “Pada momen pembagian zakat berikutnya, rencananya Bazda tengah mengatur untuk mendatangi secara langsung dari rumah ke rumah pada mustahiq,” katanya saat memberi laporan. Ramainya kegiatan menjelang Lebaran Idulfitri ini, membuat pihak Kepolisian Daerah NTB, juga memperketat pengamanan dan melakukan pelayanan simpatik kepada masyarakat NTB, dalam Operasi Ketupat Gatarin (Galesa, Tambora dan Rinjani) 2011, selama 16 hari sejak pukul 00.00 wita tanggal 23 Agustus 2011 hingga pukul 24.00 wita tanggal 7 September 2011. Dalam melakukan pengamanan ini, “Polda NTB dibantu oleh instansi terkait lainnya dalam melaksanakan operasi dengan sandi “Operasi Ketupat Gatarin 2011”, ini mengedepankan cara bertindak preemtif dan preventif serta didukung dengan represif dan kuratif, seperti menyediakan

pelayanan medis dan kesehatan serta evakuasi, menggelar jaringan komunikasi dan elektronik,” kata Kabid Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Husein. Operasi ini dilakukan untuk menjamin rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia khususnya NTB yang merayakan Idulfitri 1432 H, seperti kegiatan ibadah, mobilitas angkutan manusia dan barang serta kegiatan lain yang menyertainya baik di terminal, pelabuhan laut, bandara, pusatpusat perbelanjaan, pertokoan, pusat keramaian lainnya seperti tempat-tempat wisata dan rekreasi yang ramai dikunjungi masyarakat umum. Di samping itu juga operasi ini juga ditujukan untuk kelancaran dan keselamatan perjalanan guna mencapai situasi yang kondusif bagi masyarakat. Polda NTB menggelar kekuatan personil operasinya sebanyak 1.449 orang di seluruh NTB serta menyiapkan 46 Pos Pengamanan (Pospam) yang tersebar di sembilan Polres yang ada dari ujung timur NTB yakni Sape hingga ujung baratnya, Ampenan. Tujuh Pospam ada di Mataram, lima di Lombok Barat, tujuh di Lombok Tengah, empat di Lombok Timur, lima di Sumbawa, tiga pos di Sumbawa Barat, enam di Dompu, empat Bima Kota dan lima di Kabupaten Bima. Di pospam ini, masyarakat yang mudik dapat beristirahat sejenak melepas lelah, karena pos ini dirancang memang untuk menerima “tamu”. Ada kursi dan meja untuk beristirahat. Petugas pospam selalu siaga melayani pemudik. Sebagian dari pospam-pospam ini telah dipantau secara langsung oleh Kapolda NTB, Brigjen. Pol. Drs. Arif Wachjunadi. Kapolda memantau kesiapan dan kesiagaan pospam terutama yang ada di Pulau Lombok, demi menjamin rasa aman dan nyaman bagi pemudik tahun ini. Pantauan arus mudik, juga secara langsung dilakukan oleh Wakil Gubernur NTB, Ir. Badrul Munir, M.M., bersama seluruh jajaran FKPD, ke Pelabuhan Lembar Lombok Barat, Terminal Mandalika, Bertais, Mataram, Terminal Kopang, Lombok Tengah dan Bandar Udara Selaparang, Rembige, Mataram, Jumat (26/8). —nik

“Operasi Ketupat Gatarin 2011” Polda NTB mengedepankan cara bertindak preemtif dan preventif serta didukung tindakan represif dan kuratif demi menjamin rasa aman dan nyaman bagi masyarakat NTB saat Lebaran Idulfitri 1432 H

Kapolda NTB Brigjen. Pol. Drs. Arif Wachjunadi, saat memantau langsung kondisi keramaian arus mudik di Keru Lombok Tengah


TATA RIAS

28 Agustus - 3 September 2011 Tokoh 11

LKP Agung Gandeng Koran Tokoh Gelar Pelatihan Tata Rias Gratis di Bangli

Pimpinan LKP Agung Bu Agung saat memberikan pelatihan tata rias kepada organisasi wanita se-Kabupaten Bangli

KAPAN pun dan di mana pun, tak menyurutkan niat Pimpinan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung Anak Agung Ayu Ketut Agung, meneruskan swadarmaning geginan dengan membagi ilmunya sekaligus menyosialisasikan penggunaan pusung tagel (sanggul Bali) yang kini mulai enggan digunakan. “Saya senang karena melalui pelatihan ini saya bisa melihat peserta pakedek pakenyung. Saya percaya melalui gerakan perempuan salah satunya melalui tata rias ini kita mampu menggalang perdamaian perempuan,” ujar Bu Agung di hadapan peserta pelatihan tata rias yang begitu antusias dan riang gembira mengikuti kegiatan tersebut dalam suasana kekeluargaan.

Serangkaian peringatan Hari Proklamasi RI dan melestarikan ajeg Bali, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung menggandeng Koran Tokoh dan Viva Cosmetic, kembali menggelar pelatihan tata rias tanpa dipungut biaya alias gratis kepada seluruh organisasi wanita di Bali baik pada dinas pemerintahan maupun swasta. Kali ini LKP Agung bekerja sama dengan TP PKK Kabupaten Bangli. Pelatihan yang diikuti 600 peserta dari organisasi wanita se-Kabupaten Bangli ini dilaksanakan dalam tiga tahap yakni Kamis (18/8) di Kecamatan Kintamani, Jumat (19/8), dan Sabtu (20/8) di Balai Budaya, diikuti masing-masing 200 orang. Materi yang diberikan, membuat dan memasang pusung tagel (sanggul Bali),tata rias untuk diri

sendiri, dan etika penggunaan busana adat Bali yang baik dan benar di kalangan perempuan. Bu Agung juga memberikan tips merawat diri dengan bahan alami di daerah itu disesuaikan situasi kondisi. Ia menegaskan pula bahwa tata rias tak identik dengan bersolek, tetapi lebih ditekankan pada kesehatan. “Melalui pelatihan ini minimal bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan menambah kemandirian perempuan Bali yang sarat dengan kegiatan adat, budaya dan keagamaan,” ujar Bu Agung. Ketua TP PKK Kabupaten Bangli Ny. Made Gianyar didampingi wakil ketua Ny. Sang Nyoman Sedana Artha dan istri Sekda Ny. Sutapa mengungkapkan kegembiraannya atas dilaksanakannya kegiatan ini. Ke depannya,

ia berharap kegiatan serupa terus berlanjut. Melalui kesempatan itu disampaikan pula bahwa LKP Agung adalah juga merupakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) tata kecantikan kulit dan tata rias pengantin Bali. Masyarakat atau salon-salon yang ada di Bali yang belum memiliki sertifikat uji kompetensi diharapkan bisa mengikuti ujian di TUK Agung. Bagi masyarakat yang benar-benar ingin mengikuti kursus kecantikan, baik tata rias pengantin, tata kecantikan kulit, dan tata kecantikan rambut, namun tak mempunyai biaya, disediakan beasiswa dengan syarat dan ketentutan berlaku. Sedangkan, bagi masyarakat umum dapatkan diskon 50%. Yang berminat, silakan menghubungi Sekretariat LKP Agung, Jln. WR Supratman No. 303

A Tohpati, dan Jln. Anggrek No. 12 Kreneng, Denpasar, telepon 0361-233850, 7421987, 081 1393602. Setelah di Bangli, pelatihan serupa dilanjutkan di Denpasar. Minggu (21/8) diikuti 150 peserta dari PKK Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara. Menyusul PKK Desa Sanur, Minggu (4/9). Dalam tiap pelatihan, semua peserta dibagikan sampel Viva Cosmetic. Bu Agung menambahkan, dipilihnya kosmetik Viva ini karena cocok untuk iklim tropis dan harga terjangkau. “Harapan saya, agar lebih banyak lagi masyarakat mengadakan pelatihan seperti ini. Syaratnya, bersurat ke LKP Agung dengan minimal 100 orang peserta, tanpa dipungut biaya, dan setelah pelatihan mendapatkan piagam. —ten


12

Tokoh

28 Agustus - 3 September 2011

Citra Pengadilan............................................................................................................................................................................................................dari halaman 1 Adanya sinyalemen yang mencitrakan urusan hukum di pengadilan cenderung makan waktu dan biaya mahal, membuat masyarakat enggan berperkara di muka hakim. “Apalagi, perkara hukum terkait kental dengan kepercayaan. Jika ada pengusaha tersangkut kasus hukum biasanya citranya jelek. Kepercayaan relasi bisnis bisa rusak. Rasa percaya orang lain terhadap diri pengusaha yang berperkara berkurang,” ujar Agung Puspawati. Kasus hukum yang biasanya menggelinding ke meja hijau, menurut Ni Made Winie Kaori, di antaranya skandal hukum yang berkaitan dengan utang-piutang maupun persaingan usaha tidak sehat. “Kasus semacam ini kerap dialami sejumlah teman pengusaha di Bali,” ujar pengusaha dupa ini. Sengketa utang-piutang dilukiskan Agung Puspawati sebagai akibat sikap ingkar janji salah satu pihak. “Kasusnya muncul mungkin lantaran pembayaran dilakukan dengan cek kosong. Pihak yang merasa dirugikan melapor ke polisi. Urusannya bisa berlarut-larut sampai ke pengadilan,” katanya. Sengketa persaingan usaha tidak sehat, tambah Winie Kaori, tidak hanya ditimbulkan akibat pelanggaran hak cipta sebuah produk, juga adanya praktik jiplak-menjiplak produk bisnis. “Akibatnya, pemegang hak cipta dirugikan. Konsumen juga bingung membedakan produk asli atau palsu di pasaran,” jelasnya. Proses penyeleaaian kasus semacam itu bisa ke pengadilan.

XL Full 3G

Narasumber seminar internasional bertema “Sistem Peradilan dan Mediasi di Indonesia dan Jepang” yang diselenggarakan Fakultas Hukum Universitas Warmadewa Denpasar dan Mahkamah Agung RI. Dari kiri: Prof. Kazuto Inaba (guru besar FH Universitas Chukyo Jepang); Prof. Yushiro Kusano (guru besar FH Universitas Gajushuin Jepang); Dr. Dewa Gede Palguna, S.H., M.H. (moderator); Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., L.L.M. (hakim agung Mahkamah Agung RI); dan Simon Nahak, S.H., M.H. (staf pengajar FH Unwar Denpasar)

Padahal, pengusaha umumnya enggan berperkara ke meja hijau. “Tetapi, jika kasusnya tidak bisa diselesaikan secara damai biasanya pihak yang dirugikan menempuh jalur hukum formal. Walau risikonya bisa memengaruhi citra positif usaha bisnisnya,” imbuh Agung Puspawati. Padahal, kasus semacam itu sebenarnya tidak perlu diproses hukum hingga berkasnya maju ke meja hijau. Menurut pengamat hukum NLM Mahendrawati, S.H., M.Hum, solusi pemecahan kasusnya dapat dilakukan lewat jalur mediasi di luar pengadilan. Tetapi, jika perkaranya sudah masuk lembaga peradilan pun jalan mediasi masih dapat ditempuh. “Mediasi mengandalkan cara penyelesaian kooperatif. Siapa pun yang berperkara, tetapi

tetap ingin menekankan hubungan baik dan damai, sebaiknya menempuh jalan mediasi,” ujar Dekan FH Universitas Warmadewa ini. Mediasi dimungkinkan sebagai solusi damai antarpihak berperkara di Indonesia. Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan menjadi dasar legalitas profesional mediator dalam menyelesaikan perkara. Perma tadi menegaskan, mediasi sebagai salah satu proses penyelesaian sengketa. Prosesnya cepat dan biayanya murah. “Lagipula, mediasi memberikan akses lebih besar kepada para pihak guna menemukan jalan keluar yang memuaskan dan memenuhi rasa keadilan,” ujar magister hukum bisnis tamatan UGM Yogyakarta ini. —sam

Mediator harus.........................................dari halaman 1 ada sekitar 5% saja kasus yang diselesaikan lewat mediasi saat masuk ke pengadilan. Ini karena awal sidang dimulai hakim memang harus mengupayakan jalan damai,” ujarnya. Pengadilan Negeri Bandung direkam MA sebagai lembaga peradilan yang memiliki persentase tertinggi dalam menyelesaikan sengketa hukum secara mediasi. “Kami berharap persentase penyelesaian perkara melalui mediasi terus meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan MA, memperkuat basis pengetahuan dan keterampilan mediator melalui perguruan tinggi. Fakultas Hukum Universitas Warmadewa menjadi satusatunya perguruan tinggi di wilayah Bali, NTB, dan NTT yang ditunjuk MA untuk meng-

Seminar Bisnis...........................................................................................................................................................dari halaman 1 pegawai swasta, PNS, dll. apa pun pekerjaan Anda. Untuk membagi ilmu marketing melalui FB ini, Dewi Sarawati mengundang pakarnya yaitu Didi Suprapta pemilik www.thebalidriver.com, www.ikads.com, The Bali Driver, online travel agent dan IKADS Internet Service. “Saat ini masyarakat harus sadar bagaimana cara menggunakan Facebook secara benar,” ujar Didi Suprapta. Ia mengatakan, Facebook ini bisa dipakai sebagai social media marketing. Menurut Didi, orang sering salah kaprah berjualan memakai attact. Ini sebenarnya menggangu. Sama halnya Anda manawarkan brosur ke orang-orang tanpa mengindahkan. Lalu bagaimana menjual produk di Facebook tanpa mengganggu orang lain dan produk kita terekspos dengan menarik? Didi Suprapta akan hadir dalam seminar “Menjadikan Facebook sebagai Sales/Marketing”. Ia menuturkan promosi lewat Facebook jauh lebih menguntungkan daripada menempuh cara konvensional.

Didi Suprapta

Cara konvensional tak memiliki kelebihan Facebook sebagai media promosi dan informasi tentang sebuah produk. Sukses menekuni bisnis di dunia online telah dialami Didi Suprapta. akan mengupas habis beragam materi tersebut dalam seminar “Menjadikan Facebook sebagai Media Sales/Marketing”. “Jika Anda membeli sebuah laptop ke saya dan Anda bilang komentar Anda ke Facebook bahwa produk laptop saya bagus. Informasi ini akan menyebar ke seluruh pengguna internet dalam

hitungan detik. Bisa ditebak, orang lain akan tertarik membeli produk laptop seperti Anda,” katanya. Dalam seminar nanti Didi Suprapta akan memberikan materi berharga untuk Anda. Pertama, bagaimana Facebook meroketkan penjualan Anda. Sebelum beralih ke promosi online, orang masih memakai brosur sebagai media promosi. Padahal cara ini tak efektif dibanding promosi lewat internet. Itu pun perlu menunggu waktu lama. Kita tak bisa melihat hasilnya secara langsung. Jika melalui Facebook kita tahu produk apa yang paling diinginkan konsumen. Melalui Facebook bukan hal mustahil menghabiskan ratusan produk dalam hitungan detik. Kedua, bagaimana Facebook menjadi customer service bagi bisnis Anda. Ketika orang menanggapi produk kita bisa menulis di dinding FB, dan kita langsung tanggap. “Saya bisa melakukan polling. Agar kita bisa tahu apa sih yang paling diinginkan customer. Usaha travel agent misalnya. Ke mana orang ingin pergi? Nusa

Dua dan Ubud. Saya harus memusatkan travel ke Ubud dan Nusa Dua. Jadi ada interaksi langsung antara penjual dan pembeli,” katanya. Materi lainnya, menggunakan Facebook sebagai media promosi dengan benar, bagaimana menggunakan Facebook untuk menggaet pelanggan dan mempertahankan pelanggan lama, apa beda Facebook Page, Facebook Group dan Personal Profile. Begitu pentingnya Facebook ini maka untuk mengetahui secara benar dan dalam, Anda bisa hadir di seminarnya pada Minggu (4/9) pukul 17.00 di Pop Harris Hotel, jalan Teuku Umar No. 74 denpasar. Harga tiket Rp 100 ribu berlaku untuk dua orang. Untuk info, Anda bisa menghubungi 0361-87 87 189, 081 337 887 789, 081 805 536 333. Tiket bisa dibeli di Asia IMC jalan Tukad Barito No. 8C Denpasar, Aditya Printing jalan Tukad Pakerisan No. 79 Denpasar dan Aditya printing jalan Kapten Agung No. 6 Denpasar. Atau transfer melalui BCA 049 895 8888, BNI 018 089 0404, atas nama Ni Made Dewi Saraswati. —asp

Kuil yang.........................................................................................................................................................................dari halaman 3 beristrikan Hera. Akropolis tetap berfungsi sebagai daerah perlindungan meski kota telah dikuasi Persia 480 tahun SM hingga era Bisantin ketika Parthenon diubah menjadi gereja. Akibat pendudukan Turki kuil diubah menjadi masjid dan ditambahkan menara masjid. Ketika menuruni bukit, berbelok ke kanan, tampak bentangan Agora. Taman ini menjadi tempat debat Socrates dan filsuf Yunani lainnya. Saat ini Akropolis menjadi simbol kemegahan tertinggi seni klasik Yunani abad ke-5 SM dan menjadi salah satu keajaiban dunia. Terik sengat 40 derajat celcius dan lingkungan gersang Akropolis membuat dahaga dan perut keroncongan. Saatnya santap siang menikmati kuliner khas negeri yang konon diambang bangkrut. Souvalaki terdiri atas roti pita, kebab (semacam sate), bawang merah besar, tomat, bawang bombai bakar, paprika, merica merah. Dipadu saus tzaziki yang diramu dari yogurt, mentimun, dan sejumlah daun aromatik. Salad Yunani merupakan kombinasi paprika hijau, mentimun, bawang merah besar, tomat, keju feta, disiram minyak olive, sedikit merica bubuk. Kapal Pesiar Di samping berkunjung ke tempat bersejarah, pesiar di Kepulauan Yunani (Greek Island) sayang untuk dilewatkan. Kapal pesiar akan berangkat dari Pelabuhan Piraeus, Athena.

SEKITARKITA

Kapal berlantai sepuluh, lengkap kolam renang, butik, restoran, kafe, spa, bar, diskotek, kasino. Lima pulau yang menjadi destinasi : Mykonos, KusadasiTurki, Patmos, Crete, Santorini. Mykonos pulau mungil dijuluki Little Venice dengan kota pelabuhan yang cantik. Aku ingat makan ikan bakar di kafe pinggir laut. Kulit ikan hitam legam, tetapi gurihnya luar biasa. Bertebaran toko perhiasan emasberlian dengan desain unik. Cincin safir biru dikelilingi berlian menjadi salah satu rancangan unggulan. Menurut seorang pedagang, mendiang Putri Diana mengenakan rancangan seperti itu kala bertunangan dengan Pangeran Charles. Matahari terbenam pukul 20.00. Berpendar merah kemudian tenggelam di kaki langit pukul 20.40. Aku melewatkan malam di dalam kapal pesiar. Esok harinya pukul 07.00 kapal menepi di Kusadasi, Turki. Kusadasi merupakan wilayah barat Turki yang bermakna pulau burung. Di daerah pantai ini banyak ditemukan burung stork. Hotel Kismet, hotel megah yang menjorok ke pantai pernah kedatangan tamu agung: Jimmy Carter dan Ratu Elizabeth. Pohon olive, tembakau, aprikot menjadi produk unggulan di samping memproduksi marmer dan karpet. Jangan main-main harga selembar karpet sutra hasil kerajinan tangan. Selembar karpet berukuran 115 cm x 75 cm dibandrol US$ 8000. Di samping dipintal

dari benang sutra asli, proses pengerjaannya memakan waktu sekitar enam bulan. Di Kusadasi terdapat peninggalan sejarah Labirin yang berusia 1800 tahun. Di samping Akropolis, Labirin juga merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia. Labirin menjadi salah satu bangunan unik yang berdiri di Ephesus; kota pelabuhan sekitar 6000 tahun lalu. Diperlukan waktu 145 tahun untuk meregonstruksikan kembali Ephesus yang 500 tahun lalu seluruh penduduknya harus bermigrasi karena terserang malaria. Pulau ketiga yang aku kunjungi, Patmos. Pulau ini amat mungil. Tak terlalu istimewa bagiku, kecuali cukup menyenangkan untuk berenang di pantai. Crete, merupakan pulau terbesar dalam gugusan Kepulauan Yunani. Di pulau ini terdapat peninggalan sejarah Istana Knossos, istana terbesar di Crete. Istana ini dibangun pada era Neolitikum (6700-3200 SM). Istana ini hancur tahun 1700 SM akibat gempa yang mengguncang Santorini. Destinasi terakhir, Pulau Santorini. Kapal pesiar kami melabuh jangkar di tengah lautan. Dengan kapal motor kami diangkut menuju Santorini. Karang-karang perawan bibir pantai menjulang tinggi dengan lautnya yang biru tua seakan mengingatkan pelayaran Kapten Jack Sparrow (Pirate of Carribean). 4500 tahun SM Santorini sebuah pulau yang

utuh. Di sentral pulau bertengger gunung berapi. Letusan mahadahsyat menimbulkan kaldera raksasa dan fragmentasi Santorini. Perkebunan anggur berderet rapi di bukit yang tandus. Pohon anggur itu sengaja dibuat pendek menjalar di tanah, agar buahnya kelak tak terhempas angin kencang. Santorini memproduksi wine lokal manis yang mirip rasanya dengan brem. Di samping yang manis juga diproduksi wine putih kering (istilah untuk wine dengan kadar alkohol lebih tinggi, sekitar 40%). Pohon pistacio menghasilkan kacang yang gurih jika dioven. Kacang ini juga merupakan produksi pangan unggulan pulau dengan desa tradisionalnya Oia. Pesiar di Kepulauan Yunani mengakhiri petualanganku di Yunani. Kapal merapat di dermaga Piraeus. Aku bersiap mencari taksi yang akan mengantarku bertolak ke Roma. Apesnya hari itu sedang demo besar-besaran. Taksi dan bus mogok kerja. Mereka memblokir jalan. Jalanan mati tak bergerak. Gerendotan koper, laptop, tas tangan terpaksa jalan kaki tiga kilometer menuju stasiun kereta api. Untung kereta api tak ikut-ikutan mogok. Dalam penerbangan ke bandar internasional Leonardo da Vinci (Roma) rasanya aku tak sabar mencicipi pizza, pasta, spageti Italia. dr. Ossyris Abu Bakar, M.Biomed

gelar diklat mediator,” ujarnya. Menurut Simon Nahak, penumpukan perkara tadi disebabkan MA gagal dalam proses judex factie. “Padahal, judex factie merupakan langkah strategis mencapai kata damai dalam sengketa para pihak,” ujar magister hukum yang sedang menekuni pendidikan doktor ilmu hukum di Malang, ini. “Kami memberikan apresiasi terhadap upaya penguatan fungsi mediasi tersebut agar tidak terjadi penumpukan perkara di lembaga,” tambah Agung Sumanatha. Fungsi mediasi dapat dioperasikan kalangan dari beragam profesi. “Tidak harus sarjana hukum. Namun, mereka harus mengantongi sertifikat mediator yang diperoleh dari diklat. Kami dari FH Unwar telah diakreditasi MA untuk menggelar diklat tersebut,” ujar Dekan FH Unwar NLM Mahendrawati, S.H., M.Hum. —sam

Sebagai salah satu tujuan utama wisata dunia, Bali memerlukan layanan seluler yang lengkap, berkualitas, serta mengikuti trend teknologi terkini. Seiring dengan dinamika tersebut, PT XL Axiata Tbk (XL) meningkatkan kualitas jaringan dengan menyediakan jaringan data berkualitas di sebagian besar wilayah Pulau Dewata, dan bahkan jaringan full 3G di Denpasar dan Badung. Chief of Commerce XL, Nicanor V Santiago mengatakan jaringan 3G telah merevolusi pasar smartphone dan XL sangat senang dapat membawa ikon perangkat telekomunikasi canggih ini ke Indonesia khususnya di Bali. Ia yakin para pelanggan dan masyarakat akan puas menggunakan jaringan 3G XL. Junaidi Hermawanto, VP XL East Area menambahkan hingga saat ini XL dipercaya untuk melayani lebih dari 2 juta pelanggan di Bali. Jaringan berkualitas di Bali didukung oleh 1.100 BTS (2G/3G). Khusus untuk Denpasar dan Badung, seluruh BTS akan dilengkapi dengan jaringan full 3G. Peresmian jaringan full 3G di Bali Blectronic Center, Sabtu (20/8) dimeriahkan dengan bazar ponsel 3G dan dihadiri Wagub Bali A.A. Puspayoga. –wah

Modernisasi Jaringan Speedy Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang cukup pesat mendorong pertumbuhan pelanggan Speedy di Bali dengan kisaran 15%. Akses internet broadband di Bali, khususnya Denpasar lebih banyak digunakan untuk bisnis dan banyak sekali software house yang dikelola oleh ekspatriat. Hal ini diungkapkan Kepala Telkom Denpasar, Ketut Tedja, Rabu (24/8). Hal inilah yang menjadi satu perhatian Telkom area Denpasar untuk mempercepat modernisasi jaringan Speedy berbasis fiber optik. Saat ini, 60% dari jaringan Speedy di Denpasar telah dimodernisasi. Modernisasi jaringan Speedy ke fiber optik ini akan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Speedy karena kehandalannya lebih terjamin. Keunggulan koneksi kabel dari Speedy kini bisa dinikmati secara lebih leluasa dengan menggunakan wireless modem sehingga pengguna kini bisa memiliki home hotspot pribadi. Layanan home hotspot ini cocok untuk para profesional, pelajar, gamers dan yang terpenting bisa dipakai bersama. Ke depan, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) akan tetap mempertahankan layanan internet cepat Speedy yang betulbetul tanpa batas atau real unlimited. —wah

Vaksinasi Kanker Serviks RSIA Puri Bunda bekerja sama dengan POGI Cabang Denpasar mengadakan vaksinasi kanker serviks. Vaksinasi yang diikuti 86 staf RSIA Puri Bunda ini dilaksanakan Jumat (26/8). Ketua POGI Cabang Denpasar dr. Made Suyasa Jaya, Sp.O.G.(K) mengatakan kanker serviks satu-satunya kanker yang dapat dicegah. Caranya dengan vaksinasi. Vaksinasi terbaik dilakukan sebelum perempuan melakukan kontak seksual. Mulai umur 10 tahun, anak perempuan sudah bisa diberikan vaksin kanker serviks. Kalau sudah dewasa dan pernah kontak seksual perlu dilakukan pemeriksaan dulu melalui pap smear. Dalam waktu 2 tahun sejak 2008, 116,7 ribu perempuan Bali sudah menerima penyuluhan kanker serviks dan lebih dari 45.000 sudah melakukan deteksi dini dengan IVA. —wah

Wali Kota................................................................................................................dari halaman 1 Mantra bersama Wakil Wali Kota Denpasar IGN. Jaya Negara secara khusus mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Idulfitri 1432 H. “Melalui perayaan hari suci bagi umat Islam ini, kami mengajak seluruh masyarakat Denpasar untuk selalu meningkatkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menumbuhkan rasa persaudaraan di kalangan umat beragama, juga sebagai perekat kebudayaan sehingga dapat menimbulkan damai di kalangan masyarakat,” ujarnya. Selebihnya Rai Mantra pada perayaan Idulfitri ini juga mengajak masyarakat di Kota Denpasar untuk selalu introspeksi diri. Momentum perayaan hari raya ini sangat tepat untuk mengedepankan rasa solidaritas dan saling hormat-menghormati antar-umat manusia demi menjaga kenyamanan dan keamanan Denpasar dan Bali umumnya. Menurutnya, buang jauhjauh rasa dendam, dengki dan iri hati. “Ketika ada perbedaan dalam masyarakat tidak justru kian diperuncing melainkan diberi peluang untuk dipecahkan bersama-sama. Pada masa kini, tantangan hidup bersama makin sulit. Alasan untuk menemukan

perbedaan makin banyak. Isuisu untuk memecah-belah persaudaraan juga gampang ditiupkan. Dengan rasa persatuan dan kesatuan serta kedamaian melalui Hari Raya Idulfitri akan dapat mewujudkan pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya,” tuturnya. Dengan memiliki benteng pengendalian diri yang kuat, masyarakat mampu mengalahkan musuh-musuh yang ada pada dirinya. Dalam merayakan Idulfitri, kata Rai Mantra lebih lanjut, umat diajarkan untuk mengendalikan diri lewat puasa selama sebulan penuh pada bulan Ramadan. Dengan mampu mengendalikan diri diharapkan tercipta kedamaian. Oleh karena itu, pada momen indah ini umat mesti berusaha menjalankan ajaran agama dengan sebaik-baiknya. Sementara itu Jaya Negara juga menyampaikan agar masyarakat Denpasar dalam merayakan Hari Raya Idulfitri dapat berjalan dengan aman, khidmat dan penuh tenggang rasa. Tingginya rasa tenggang rasa yang selama ini ditunjukkan masyarakat sangat membantu pemerintah dalam melak-

sanakan berbagai program yang digulirkan Pemkot Denpasar. Selain itu, Jaya Negara menyatakan bahwa komitmen membangun hidup bersama yang damai kian menjadi kebutuhan semua orang. Karena itu, ia mengajak masyarakat Denpasar dalam kesucian makna Hari Raya Idulfitri ini, bersama melakukan mawas diri, menyatukan pikiran, sehingga dapat merayakan hari raya dengan penuh khidmat. “Kemampuan mengimplementasikan toleransi antar-umat beragama pun memiliki makna menjadi kemenangan dalam kehidupan beragama. Hari yang fitri ini, juga hendaknya mengasah kepekaan sosial dan hidup berdampingan dalam kebersamaan hingga mampu menawarkan kedamaian, keselamatan, warta cinta kasih dan pengharapan,” ujar Jaya Negara sembari menambahkan Idulfitri juga merupakan momentum bagi seluruh elemen bangsa untuk lebih merekatkan tali silaturahmi, komitmen untuk senantiasa membangun solidaritas kemajemukan. Akhirnya, Rai Mantra bersama Jaya Negara mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1432 Hijriah. –ard/dewa

Apa Peran..............................................................................................................dari halaman 2 Evaluasi Kinerja PNS tidak Efektif

Profesional Campur Baur Politik

Evaluasi kinerja PNS, tidak efektif. Seharusnya sanksi tidak memihak. Tidak ada PNS dipecat karena kinerjanya buruk. Bagaimana seorang pemimpin menilai kinerja anak buahnya. Jadi pemimpin sebuah investasi. Yang dipikirkan bagaimana mereka mengembalikan biaya yang sudah dikeluarkan. Munculkan etos kerja yang tinggi seperti bekerja di sektor swasta. Semoga hal ini saja didengar para pemegang kebijakan. Nang Chekov

Kinerja PNS ke depan pun akan tetap tidak bagus. Memiliki hubungan politik yang baik dengan pimpinan mendapatkan jabatan bagus. Ada satu jabatan dipegang dua orang. Dua jabatan dipegang satu orang. Bagaimana campur baur ini bisa terjadi. Masalah profesional campur baur dengan masalah politik. Ke depannya bagaimana? PNS yang kariernya bagus tetapi tidak dapat jabatan akan apriori. Edi

Sanksi dan Penghargaan harus Tegas

Publikasikan Hasil Tes PNS

Pemerintah harus tegas dan konsisten menerapkan reward dan punishment, pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi yang disesuaikan standar prosedur. Sekarang ini PNS nakal tidak selalu diberi sanksi. Pemerintah seharusnya berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Pembangunan difokuskan pada infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Prof. Sri Darma

Sekarang ini mahasiswa dididik mencari pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan. Perekrutan PNS harus transparan. Hasil tes dipublikasikan sehingga bisa dilihat siapa yang diterima. Apakah nilainya yang bagus atau tidak. Media massa memiliki peran untuk ikut membantu. Made Setiawan, Tabanan

Pikiran Instan Melanda Tiap bertemu teman, selalu

menyapanya dengan kalimat, bekerja di mana? Tidak pernah bertanya bisnisnya apa? Seolaholah jika bekerja kelihatan lebih baik. Apalagi bekerja di perusahaan besar. Waktu kecil ketika ditanya mau jadi apa berlomba-lomba menjawab mau jadi dokter. Tidak pernah ditanya bisnisnya apa? Pikiran instan sudah melanda semua orang. Kalau tidak ada yang memberi uang rokok, tidak mau bekerja sebab selalu berorientasi pada uang. Seharusnya, PNS ditempatkan di mana pun selalu bersedia, dan tidak harus mendapatkan jabatan. Syarat-syarat menjadi CPNS tidak terdata cukup baik. Apalagi kota kecil online belum jalan. Mereka sulit mengakses website. Zaman sudah berubah semua memakai alat canggih. Jangan ditunda-tunda lagi. Awalnya tidak melamar menjadi pejabat, tetapi menjadi pegawai yang seharusnya melayani masyarakat. Inilah yang diharapkan. Gaji bisa ditingkatkan, dari pertumbuhan ekonomi tiap daerah. Jangan bermimpi jadi PNS. Hanya 10 % lowongan PNS. Prof. Sri Darma


KIPRAH WANITA EVA KUSUMA SUNDARI, Aktivis, Politikus, Legislator

8

Harus punya Perhatian terhadap Isu Publik JANGAN remehkan kekuatan seorang wanita! Kalimat ini disuarakan wanita aktivis asal Kanada, Nellie McClung (1873-1951), yang menorehkan sejarah tatkala ia berhasil membuka kesempatan wanita di negerinya untuk duduk memilih dan menduduki jabatan publik. Lewat perjuangannya bersama lima rekannya, ia juga berhasil memenangkan kasus di pengadilan tentang wanita dibolehkan menjadi senator. Padahal ketika itu Mahkamah Agung Kanada (Supreme Court of Canada) tidak mengakui kedudukan wanita tersebut. Namun, Nellie dan kawan-kawannya mengajukan banding di Judicial Committee of the British Privy Council (pengadilan terakhir di Kanada ketika itu), dan mereka memenangkannya.

I

ni merupakan sepeng gal kisah menarik bagaimana sejak ratusan tahun kaum perempuan berjuang untuk kesetaraan, termasuk menduduki jabatanjabatan publik. Kondisi saat ini merupakan perjuangan panjang para tokoh perempuan di seluruh dunia. “Perempuan harus berjuang untuk mencapai kesetaraan yang sebetulnya taken for granted. Perempuan dan lelaki punya kesempatan yang sama. Soal prestasi, biarkan kapabilitas dan integritas masingmasing yang menentukan,” ujar Eva Kusuma Sundari, aktivis yang juga politikus anggota di DPR RI. Indonesia, tutur Eva, patut bersyukur karena setidaknya sekarang ini sudah banyak kemajuan. Jumlah keterwakilan wanita di parlemen makin meningkat, dari 650 anggota DPR saat ini, 101 di antaranya diduduki wanita atau 18,03%. Tahun 2004, politisi perempuan hanya 11,6%, tahun 1999 sekitar 8,6%.

Eva dan pejuang Nyanmar Aung San Suu Kyi

Eva masuk parlemen lewat PDI Perjuangan. Sejak 1999, sebenarnya ia sudah ditawari untuk mencalonkan diri menjadi anggota legislatif, namun ia memilih menundanya, dan pergi melanjutkan kuliah di Belanda – memburu gelar M.A. di Institute of Social Studies, The Hague, the Netherlands - dan gelar M.Sc. di University of Nottingham, Inggris. “Setelah kuliahku selesai,

dan aku pindah kerja di Jakarta, di Asia Foundation, barulah aku memutuskan terjun ke politik sepenuhnya. Itu tahun 2004,” ungkap Eva. Eva ‘bersentuhan’ dengan PDI-P selain karena sejak masih dosen di Universitas Airlangga, kerap diminta sarannya soal LPJ, juga karena banyak seniornya di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) berkiprah di partai berlambang

28 Agustus - 3 September 2011 Tokoh 13

Bigcola Bali Lensa

kepala banteng moncong putih itu. “Karena aku ini orang GMNI, dan seniorku banyak di sana (PDI P). Jadi punya hubungan historis, romantisme. Waktu masih dosen, aku sering diminta memberi masukan soal LPJ. Jadi klop saja. Begitu ada kuota, aku masuk daftar pertama,” tuturnya. Sosoknya saja Wanita Diakui Eva, meski secara kuantitas jumlah anggota parlemen perempuan makin banyak, keberadaannya belum terlalu menonjol. Apa yang diharapkan yakni para perempuan di parlemen bisa menyuarakan lebih lantang aspirasi kaum perempuan dalam menjalankan fungsi utama selaku wakil rakyat: pengawasan terhadap pemerintah, budget (anggaran), dan legislasi (membuat undangundang), belum seperti yang diimpikan. Karena greget yang belum terasa, tak mengherankan sebagian orang berpendapat perempuan di parlemen hanya hiasan atau pemanis. Menurut Eva, kualitas anggota parlemen sering diukur omongannya. Makin vokal berarti makin fungsional orang ini dalam menyuarakan isu-isu. Atau, kalau mau disederhanakan, politisi itu diukur dari: (1) kepemimpinan, (2) akses publik, (3) portofolio yang jelas. “Banyak yang portofolionya tidak jelas. Dia datang rapat, tak jelas isu apa yang dibawa, kepentingan kelompok mana yang dibawa, portofolio itu tidak ada pada mereka. Malah bingung mau ngapain,” ucapnya. Menjadi legislator, kata Eva, harus punya kemampuan bicara. Tanpa itu, keberadaan-

CV pluhqutus salah satu distributor Bigcola aktif melakukan kunjungan ke outlet-outlet memantau perkembangan penjualan minuman ringan Bigcola. Bu Agung (berdiri kiri) pemilik toko Padma Mita 54 di kawasan Penatih, Denpasar, mengatakan, walaupun keberadaan Bigcola belum lama tetapi peminat minuman tersebut cukup banyak karena konsumen selalu ingin mencoba produk baru apalagi didukung harga murah dan isi lebih banyak . Wayan Murtika (berdiri kanan) Direktur CV pluhqutus menambahkan, Bigcola yang memiliki 4 rasa yaitu cola, lime, orange dan strawberry, sudah sangat bisa diterima lidah konsumen di Bali. Hal tersebut dibuktikan saat melakukan kunjungan ke pasar, komentar pedagang dan konsumen sangat positif terhadap keberadaan Bigcola. nya tidak akan memberi efek yang berarti. Untuk bisa bicara, bukan hanya harus mengisi kepala dengan pengetahuan, tetapi juga mendalami persoalan-persoalan yang ada di lapangan. Itu yang dilakukan Eva, rajin turun ke lapangan, khususnya konstituennya, untuk menyerap persoalan. Dia juga rajin bertemu berbagai kalangan, di antaranya LSM. Untuk hal satu ini Eva tidak kesulitan karena telah memiliki modal jaringan. Maklum, sebelum tampil di panggung nasional sebagai anggota DPR, dia aktif di berbagai LSM. Persoalannya, mengapa begitu banyak orang (perempuan) namun dirasakan kurang gregetnya alias tetap melempem. Menurut Eva, hal ini karena adanya pola rekrutmen parpol yang salah. Misalnya, perekrutan bukan berdasarkan kapasitas

dan kapabilitas melainkan berdasarkan peluang memenangkan sit (kursi). Baik itu artis atau public figure. “Artis atau public figure tidak salah. Parpol yang salah merekrut orang-orang yang tidak bisa efektif, Aku juga menyalahkan sistem pemilu kita yang tidak berkepribadian, tidak memperkuat character building, “ ujarnya. Seharusnya sebelum menjalankan tiga fungsi utama tadi, anggota legislatif sungguhsungguh menyadari siapa yang mereka wakili. “Masih banyak anggota legislatif yang belum firm. Mereka belum yakin masyarakat mana yang ingin mereka representasikan. Seorang ahli anggaran sekalipun bisa tak ada gunanya duduk di DPR, jika ia tidak tahu siapa yang dibela,” katanya. Karena kelemahan itu pula,

banyak jumlah perempuan di DPR namun belum tentu menyuarakan isu-isu wanita. Banyak wanita di DPR hanya sosoknya, tetapi pemikirannya patriarkat,” ujarnya. Menurut Eva, menjadi anggota DPR bagian proses belajar yang tiada henti. Pembinaan kader dari partai, sifatnya umum. Untuk memahami sampai mendetail, harus belajar sendiri. Untuk menjadi anggota DPR yang efektif, tidak ada urusannya dengan IP (indeks prestasi) tinggi atau latar belakang pendidikan tinggi. Semua ‘prestasi’ akan tidak membawa arti jika yang bersangkutan ternyata tidak punya perhatian terhadap isu-isu publik. Juga tidak membawa dampak signifikan jika partai tidak mengembangkan indikator performance. –dia.

Patrinial dan Kasta Dukung Terjadinya Diskriminasi Perempuan BANYAK kasus terjadi karena budaya patrinial dan budaya kasta di Bali mendukung terjadinya diskriminasi terhadap perempuan. Beberapa contoh dilontarkan Ketua LBH APIK (Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan) Bali Ni Nengah Budawati, S.H., dalam diskusi yang digelar LSM Bali Sruti dengan topik “Hak-hak Perempuan Bali Dalam Perspektif Hukum Dalam Rangka Pencapaian MDGs 2015”, Rabu (24/8) di RRI Denpasar. Ia menyebutkan, jika tidak memiliki anak laki-laki, untuk meneruskan keturunan, anak perempuan dinikahkan dengan model perkawinan nyentana. Apabila sama-sama anak tunggal, perkawinan pada gelahang jadi pilihan. Namun, kata Budawati, model perkawinan ini menimbulkan masalah jika tidak disikapi dengan bijaksana. “Sistem perkawinan pada gelahang sering memicu timbulnya persengketaan di kemudian hari,” ujarnya. Perkawinan suami istri beda kasta melahirkan upacara patiwangi (penanggalan kasta). Jika terjadi perceraian, si perempuan tidak bisa kembali ke rumah asalnya, tidak bisa bersembahyang di rumahnya. Kalau meninggal, anaknya tidak bisa melakukan penghormatan terakhir kepada ibunya. Perempuan Bali juga jarang mendapat harta warisan Budawati berpandangan, diskriminasi ini menyebabkan perempuan Bali takut bercerai walaupun perkawinannya tidak harmonis. “Jika terjadi perceraian, perempuan Bali menderita lahir batin. Saat menikah semua pihak dilibatkan, pihak keluarga maupun pemuka agama. Jika terjadi perceraian, unsur adat dari pihak perempuan tidak dilibatkan,” ujarnya. Ketua Majelis Desa Pakraman Jero Gede Suena Upadesa mengatakan, se-

benarnya dalam ajaran agama Hindu, kedudukan perempuan sangat dimuliakan. Salah satu program unggulan Majelis Desa Pakraman yang harus dicapai bagaimana mempertahankan hukum adat Bali yang sebenarnya. Desa pakraman telah ditetapkan dalam peraturan daerah. Desa pakraman di Bali, dilindungi negara dan diakui dalam Konvensi PBB. Acuannya sangat kuat. Jadi, kata Jero Gede, keputusan Pasamuhan Agung Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) III harus diperhatikan dan dijalankan dengan baik karena merupakan asipirasi masyarakat. Dalam keputusan MUDP, kedudukan wanita Bali diatur secara khusus. Ia berharap, putusan MUDP dipakai dasar penegak hukum dalam mengambil keputusan di pengadilan. “MUDP secara berlanjut, terus-menerus, dan berencana melakukan sosialisasi tentang putusan Pasamuhan III MUDP Bali. Bukan hanya di Bali, juga ke luar Bali,” paparnya. Hakim Tinggi Denpasar A.A. Anom Hartanindita, S.H., M.H. mengatakan, pengadilan tidak pernah mencari perkara. Putusan selalu mengedepankan segi keadilan tetapi tetap dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Intinya, keputusan hakim harus sesuai dengan hati nurani. Ia menilai, hukum adat Bali yang tertuang dalam awig-awig Bali merupakan kontrak sosial. Hukum adat harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai ajaran Tri Hita Karana. Hukumnya sesuai dengan desa, kala, patra. Memutuskan kasus perceraian diupayakan mendekati rasa keadilan sehingga ia setuju melibatkan desa pakraman. Ayu Suciati dari Kongkres Advokat Indonesia menilai, dalam praktik upaya ini sangat

sulit diwujudkan. Keputusan tingkat pengadilan kadang berbeda. Keputusan Pengadilan Negeri belum tentu sama dengan Pengadilan Tinggi. Yang harus dilakukan sekarang, kata Suciati, bagaimana mendorong apa yang menjadi hasil MUDP ini bisa dipakai pertimbangan hukum terutama yang menyangkut perempuan. Ia mengatakan, waktu mediasi umumnya yang dipanggil para pihak yang bersengketa tanpa sanksi. Dalam mediasi seharusnya ada hakim perdamaian desa. Winaryati dari Tabanan mengatakan, perempuan tidak memiliki kemampuan untuk membela dirinya jika terjadi perceraian. Apakah MUDP sudah melakukan pendampingan awal sehingga para perempuan tahu hak-haknya. Menurut Sri Joni dari KPPG Prov. Bali, perkawinan beda kasta merupakan sebuah pengorbanan karena cinta. Kedua belah pihak berkorban karena sama-sama mau mengalah dan menerima satu sama lain. Bagaimana nasib para perempuan yang dicerai, jika anaknya tetap menginginkan ibunya berada di keluarga mantan suaminya karena permintaan anak. Menurut Jero Gede Suena, Pasamuhan Agung III MUDP Bali dihadiri semua desa pakraman se-Bali. Semua keputusan berdasarkan kesepakatan. Keputusan ini diharapkan mampu menjadi acuan hukum yang sanggup menciptakan harmonisasi dan keadilan. Sosialisasi terus dilakukan, namun, belum merata di seluruh kabupaten. Kalau keputusan MUDP ini ada benturan di lapangan akan dikaji kembali. Saat ini, kata Jero Gede, kajian akademis tetap jalan. Adat juga harus disesuikan dengan perubahan zaman. Wayan Jondra dari Kerobokan menilai, ada empat

Paling depan: Hakim Tinggi Denpasar A.A. Anom Hartanindita, S.H., M.H. (kiri), Ketua LSM Bali Sruti Dr. Luh Riniti Rahayu, Ni Nengah Budawati, S.H., dan Ketua Majelis Desa Pakraman Jero Gede Suena .Peserta diskusi (baris belakang)

penyebab mengapa perempuan Bali tidak berdaya menggapai haknya. Yakni, perempuan itu sendiri, laki-laki, aturan hukum yang berlaku, dan lingkungan. Sebagian besar perempuan merasa imperior, walaupun sekarang sudah banyak perempuan Bali yang berpendidikan tinggi dan memiliki kedudukan sebagai pemimpin. Laki-laki melupakan pentingnya peran perempuan. Padahal, jika perempuan berdaya, mereka bisa ikut mencari nafkah otomatis itu juga membantu para suami dalam menghidupi keluarga. Dari sisi ekonomi sudah merupakan satu keuntungan karena meringankan tugas suami. Aturan hukum belum mengakomodir kepentingan perempuan. Lingkungan juga belum bangkit kesadarannya. Biasanya, kalau ada perempuan yang berstatus purusa, keluarga jauhnya seperti misan mindon-nya yang repot. Di sinilah pentingnya sosialisasi agar semua pihak menjadi sadar. Menurut Jero Gede, tugas desa pakraman melindungi karma-nya. Prajuru desa sudah sering menjadi saksi ahli dan menjalankan tugas pendampingan. Jero Gede sudah sering menjadi saksi ahli bahkan sampai ke Jakarta. Warisan di Bali tidak saja berupa harta tetapi juga me-

nyangkut ayah-ayahan sehingga dalam pembagian juga dimasukkan. Liunan megae maan ategen, bedikin megae maan asuun. Harta warisan yang dibagi merupakan harta gunakaya orangtuanya bukan harta leluhur. Jangan sampai tanah pura ikut dijual. A.A. Anom Hartanindita menambahkan, tujuan pembagian waris jangan sampai ahli warisnya tersiksa membayar ayah-ayahan desa. Kalau mencukupi, berikan separuh dari hak anak laki-laki untuk anak perempuan yang kawin ke luar. Siapa tahu terjadi perceraian, ada harta untuknya sebagai bekal. Ia menilai, pedampingan sangat diperlukan dari MUDP. Sebaiknya, yang mau bercerai, silakan bicarakan terlebih dahulu dengan prajuru adat masing-masing. Mungkin problemnya, pasutri berasal dari desa pakraman yang berbeda sehingga awig-awig-nya juga berbeda. Hukum juga bisa berubah. Kasta merupakan politik hukum Belanda zaman dulu. Ketika soroh berkembang pesat, Belanda memanfaatkannya dengan istilah kasta. Zaman sudah berubah. Jangan sampai umat Hindu banyak ‘lari’ karena adatnya menyusahkan. Menurut Budawati dalam pengadilan verstek, perempuan bisa tetap berada dalam rumah

mantan suaminya jika si anak menginginkannya. Selama ini gugatan harta gono gini sangat sulit. Alangkah baiknya, jika sebelum sidang perceraian ada peradilan adat yang disepakati kedua belah pihak yang bercerai untuk kesepakatan pembagian harta gono gini. Sering terjadi, uang istri lebih banyak untuk membeli keperluan rumah tangga, sehingga tidak terlihat jerih payahnya. LBH APIK Bali merupakan jaringan Kias yang mendorong lahirnya desa setara. Salah satu yang dijadikan pilot project, Desa Kekeran, Tabanan. Perkawinan pada gelahang berjalan dengan baik. Upacara perkawinan dilakukan seperti biasa di rumah laki-laki. Setelah anak nomor dua lahir, dia otomatis sebagai ahli waris di rumah ibunya. “Sistem ini mengedepankan rasa ikhlas dan ber-yadnya. Ada pengertian dari masyarakat adatnya dan perarem yang meminimalkan diskriminasi perempuan. Kami berharap, mulai dari Tabanan ditularkan solusi perkawinan model ini,” kata Budawati. Anggota DPRD Karangasem I Luh Purnaminingsih mengatakan, banyak kasus dalam proses perceraian, tidak ada pendampingan dari adat. Maka, segera lakukan sosialisasi keputusan MUDP kepada prajuru adat.

Menurut A.A. Anom Hartanindita, penegak hukum yang memutus masalah adat seharusnya orang yang tahu adat Bali dengan baik. Penegak hukum juga harus tahu keputusan MUDP. Nyoman dari Polda Bali menanyakan, apabila umurnya di atas 21 tahun beragama Hindu, hamil di luar nikah diterapkan pasal logika sanggraha. Bagaimana status ibu dan anaknya. Menurut Jero Gede kumpul kebo sesama orang Bali, sanksinya ada di awig-awig. Bisa juga dibuatkan pararem. Tergantung pada keputusan desa pakraman setempat. A.A. Anom Hartanindita pernah menemukan satu kasus. Karena tidak cocok, si perempuan kembali ke rumah asalnya di Kintamani tanpa proses perceraian. Suatu ketika perempuan tersebut hamil. Yang menghamilinya mantan suaminya. Orangtuanya mengambil inisiatif melaporkan kejadian ini. Terjadi paruman desa, si laki-laki dinyatakan bersalah. Status anak tetap turunan ayahnya. Pengurusan sampai umur tertentu diserahkan kepada ibunya dan biaya hidup si anak ditanggung ayahnya. Kasus ini tidak sampai ke pengadilan karena sudah diselesaikan dengan baik oleh adat. –ast


14

Tokoh

KESENIAN

28 Agustus - 3 September 2011

Tiga Seniman Lawak Petoca dari Bangli (1) 1 PENAMPILAN tiga seniman lawak Sanggar Tresna Asih Bangli mengundang gelak tawa ratusan pasang mata dalam acara Festival Keluarga Koran Tokoh di Renon, Denpasar, belum lama ini.

T

Gus Topok sehari-hari bekerja sebagai pegawai honorer daerah. Ini dilakoni sejak tahun 2005. Sebelumnya ia bekerja sebagai petugas satpol PP. Instansinya kemudian di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli. “Saya berharap dapat diangkat menjadi PNS periode mendatang,” ujarnya penuh harap. Kemampuan Topok berkesenian tidak datang begitu saja. Darah seni mengalir dari kakek-nenek dan orangtua. Ia masih ingat dalam sebuah kesempatan, ada atraksi tarian arja. Semua pemainnya masih sedarah. “Semua pemain arja tampil dalam semangat ngayah,” ungkapnya. Berbicara tentang kesenian, Gus Topok telah lama menggelutinya. Sejak kelas III SD dirinya melibatkan diri dalam kegiatan seni tabuh. Ia juga ikut aktivitas tarian baris, walau terbatas di banjar adat sendiri.

“Selain itu, kegiatan nabuh dari pura satu ke pura pura lain sering saya jalani sejak SD. Ini tetap berbekal semangat ngayah,” katanya. Di SMP dia sudah main drama gong, khususnya festival anak berjudul Ketimun Mas. Mulai SMP inilah ia merasakan muncul bibit profesi sebagai penari. “Sejak itu saya baru menerima bayaran,” ungkapnya. Saat SMA ternyata keterampilan menarinya makin terasah. Ini berkat dirinya ikut seni Topeng. “Membuat orang lain tertawa identik dengan memberi kebahagiaan kepadanya. Di situlah fungsi seorang

tkh/pras

iga seniman ini itu populer dengan sebutan ‘petoca’. Ini singkatan dari Petruk, Topok, dan Cablek. Ketiga seniman ini merupakan kelompok lawak khas Bangli. Tiap penampilan mereka selalu memukau penonton. Siapakah Petruk, Dolar, Cablek? Topok atau Gus Topok merupakan sapaan akrab Ida Bagus Made Ngurah Yasa. Seniman ini lahir di 31 Desember 1969 di Bangli. Sekolah dasar hingga SMA ditekuni di Bangli. Gus Topok menikahi Ida Ayu Alit Suryani. Pasutri ini memiliki dua anak, Ida Bagus Padma Pringgadana yang telah tamat SMA dan kini sedang berusaha meraih mimpi menjadi taruna akademi kepolisian. Anak kedua, Ida Ayu Diah Hambarsari, masih duduk di bangku kelas 2 sebuah SMA di Bangli.

Gus Topok Berharap Jadi PNS

Tiga seniman lawak Petoca saat tampil di panggung Festival Keluarga Koran Tokoh 2011

pelawak. Kebahagiaan batin tercipta, membuat ketagihan untuk melakukan ngayah, ngelawak lagi,” katanya. Walau begitu, menurutnya, menjadi seniman lawak juga ada suka dukanya. Lawak dapat menghibur orang, juga dapat honorarium. Hasilnya bisa membiayai kehidupan keluarga dan sekolah anak. “Dukanya jika terkena penyakit akibat salah makan dan sering bergadang. Saya pernah terkena diare. Selama 21 hari diopname di rumah sakit,” kisahnya. Kelompok hiburan tempatnya bergabung dianggapnya sebagai sarana meningkatkan jam terbang. Ia pernah bergabung dalam beberapa kelompok seni darama gong, seperti Grup Drama Gong Satria Duta (1985), kemudian Grup Drama Gong Padma Bang, Grup Drama Gong Putra Kencana (Gianyar), Grup Candra Buana (Bangli), dan Grup Drama Gong Sancita Budaya (Bangli). Kini Sanggar Tresna Asih yang digarapnya memiliki sejumlah subkesenian. Ada Lawak Petoca. Prembonnya dinamakan Ada Tuara. Ada pula drama gong, tari lepas, dan rindik. Sanggar Tresna Asih menghimpun 20 pengurus dan anggota. Penarinya berjumlah 13 orang, prembonnya 5 personil, dan anggota tabuhnya 25 orang. —dewa suka

Maria, Dalang Wayang Bali dari Negeri Obama SEORANG wanita Amerika, selama sebulan tampak suntuk menimba seni pewayangan di Banjar Babakan, Sukawati, Gianyar. Kepada I Wayan Nartha (69), dalang sepuh setempat, wanita yang berasal dari Los Angeles, California, ini belajar berbagai aspek pedalangan, dari olah vokal, teknik bercerita, hingga memainkan wayang pipih dua dimensi itu. Untuk melengkapi keterampilannya, wanita ceria dan energik ini juga tampak tekun belajar gender, gamelan pe-ngiring wayang kulit, pada penabuh gender I Wayan Sarga (59). Seorang dalang muda, Bagus Bhratanatya (22) juga sering tampak bersama-nya menjelajahi nada-nada gamelan yang memiliki teknik musikal nan kompleks itu. Maria (58), panggilan akrab wanita yang bernama lengkap Maria Elena Bodmann ini, bukan baru kali ini belajar seni pedalangan. Kehadirannya di Bali sejak pertengahan Juni lalu untuk mengasah pengetahuan dan keterampilannya dalam seni per-tunjukan wayang kulit. Ia sudah belajar salah satu teater total Bali ini sejak tahun 1986. Setelah dua tahun dengan penuh kesungguhan mempelajari kesenian ini, ia kemudian mementaskannya dalam berbagai kesem-patan di tengah masyarakat di negerinya. “Tetapi, di sini (Bali) saya belum pernah pentas, malu,” ujarnya sembari tertawa. Dalang wayang kulit Bali dari negerinya Barack Obama ini mengaku ingin terus menempa diri dalam bidang seni yang digelutinya. Atas sponsor Fulbright dan beasiswa Dharmasiswa RI, tahun 1986 Maria datang ke Indonesia dan mendalami ke-senian Bali di ASTI/STSI (kini ISI) Denpasar. Dua tahun (1986-1988) di Bali, selain di ASTI/STSI, ia belajar seni pedalangan hingga ke desadesa. Wanita yang tampak awet muda ini pernah belajar bermain gender pada Wayan Konolan (almarhum) di Kayumas Kaja, Denpasar. Namun, Desa Sukawati yang dikenal sebagai lumbung seni pewaya-ngan Bali kemudian menambat hatinya. Di sini ia belajar seni pedalangan pada dalang senior Wayan Nartha dan menabuh gender wayang pada I Wayan Loceng (alrmar-hum).

Tanggal 19 Juli ia kembali ke negerinya, AS. “Saya selalu sedih tiap akan meninggalkan guru-guru dan teman-teman saya di Bali,” ujar Maria dengan tercenung. Menurutnya, kecintaannya pada Bali, khususnya Sukawati, membuatnya selalu rindu untuk pulang. Pulang ke mana? “Pulang ke Bali,” katanya serius. Bagi Maria, Bali dianggap rumahnya yang sesungguhnya. Karena itu, dengan terencana, ia selalu berusaha datang ke Bali. Ia meng-aku sangat betah ber-tempat tinggal di kampung seniman pedalangan Bali, Sukawati. Di AS, sebagai dalang wayang kulit Bali ia sering diundang menggelar workshop atau pentas di sekolah atau universitas. Murid-murid atau mahasiswa di negerinya sangat tertarik pada seni teater boneka dari Bali ini. Terbukti ketika ia didaulat pentas di UCLA 5 Februari 2010, penonton dibuatnya terpukau. Tampil dalam puncak malam pentas budaya, Indonesian Cultural Night 2010 yang diselenggara-kan Permias University of California, Los Angeles, dalang Maria berhasil membuat terkagumkagum penonton, termasuk Konsul Jenderal RI Subijaksono Sujono beserta para konsul dari staf KJRI Los Angeles dengan menggunakan bahasa Inggris, Indonesia, Bali, dan Kawi (bahasa Jawa Kuno). Jika tampil pentas di negerinya, menurut wanita yang gelar masternya (MFA) diraih tahun 1988 dari California Institute of Arts ini, protokolernya agak berdeda dengan pertunjukan wayang di Bali. Secara bertahap diawalinya perkenalan permainan gamelan. Setelah introduksi dengan

permainan kayonan, penonton dipersilakan datang ke balik layar untuk menyaksikan lebih dekat wayang-wayang yang akan dimainkan. Setelah itu, lakon baru digulirkan kurang lebih dua jam. Ia mementaskan wayang seperti lazimnya, menggunakan bahasa Kawi. Komunikasi verbal dijalin tokoh-tokoh punakawan Malen, Merdah, Delem, dan Sangut dengan menggunakan bahasa Inggris. “Kalau ada penonton orang Indonesia, saya selipkan sedikit bahasa Indonesia,” kata dalang yang mengagumi tokoh Bima ini. Kini sudah lebih dari 18 tahun Maria memperkenalkan atau mementaskan wayang kulit Bali di negerinya, khususnya di negara bagian California. Dari 12 lakon yang dikuasainya ia selalu berusaha mengontekstualisikannya dengan latar penontonnya. Maria yang juga terampil mengukir wayang ini juga melakukan pengembangan dan inovasi seni teater wayang. Selain mementaskan wayang kulit klasik Bali, bersama grupnya, ia juga menggulirkan kreativitas wayang inovasi dengan memanfaatkan tata lampu dan tata visualitas modern. “Inovasi perlu tetapi yang klasik-tradisional harus terus diperkuat,” ujar Maria. Selama wayang kulit Bali masih berkaitan dengan ritual keagamaan, ia yakin wayang tetap eksis. Maria Elena Bodmann berharap fungsi ideal wayang sebagai media penuntun moralitas masyarakat seperti pada masa lalu dapat bersemi mesra kembali. zKadek Suartaya

Maria Elena Bodmann

Peringatan Dies Natalis ke-28 IKIP PGRI Bali

Dosen dan Mahasiswa Sarat Prestasi

Pemotongan tumpeng oleh Rektor IKIP PGRI Bali Dr. Made Suarta

DIES Natalis ke-28 IKIP PGRI Bali diperingati secara sederhana, Kamis (25/8) di Hotel Nikki Denpasar, dihadiri Rektor IKIP PGRI Bali Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum., Wakil Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PT IKIP PGRI Bali Drs. A.A. Gde Ngurah Priadi, Sekretaris Yayasan Gusti Ngurah Oka, S.H., Pembina Yayasan Dewa Putu Tengah, Kabiro Hukum dan Perencanaan Meding Edi Gunarta, S.H., M.H., dan undangan lainnya. Melalui momentum bersejarah ini, Rektor IKIP PGRI Bali Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. kembali melakukan gebrakan melalui tiga langkah strategis. Pertama, IKIP PGRI Bali merangkul BTN (Bank Tabungan Negara) dalam pengadaan perumahan dosen. Kedua, meningkatkan gaji dan honor dosen serta karyawannya mulai September ini. Ketiga, segera membuka program studi baru yakni S-1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia. Sesuai

dengan tema “Melalui Dies Natalis ke-28 IKIP PGRI Bali Kita Tingkatkan SDM Pendidik yang Berlandaskan Budaya”, disikapi lembaga dan yayasan untuk meningkatkan kualitas dosen dengan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan memberi motivasi berupa bantuan beasiswa sebesar Rp 10 juta untuk S-2 dan Rp 15 juta untuk S-3. Pihak lembaga juga mengirim karyawan maupun dosen mengikuti workshop untuk peningkatan kualitas mereka di bidangnya, seperti mengikuti workshop pengelolaan perpustakaan, karena ini bagian yang sangat utama dalam menyongsong akreditasi, pengiriman dua orang dosen ke Universitas Malang terkait tenaga konselor. “Ke depannya, kami berharap IKIP PGRI Bali menjadi pusat konsultasi terkait perkembangan anakanak SMP dan SMA,” ujar Dr. Made Suarta. Tak hanya itu, berbagai prestasi membanggakan juga diraih IKIP PGRI Bali. Dr. I Nyoman Suwidja, M.Hum.

menjadi Dosen Berprestasi Wilayah Kopertis VIII karena penelitiannya berhasil masuk lima besar di tingkat nasional. Di bidang olah raga, kesebelasan IKIP PGRI Bali menjuarai Liga Pendidikan Indonesia Wilayah Bali, dan kesebelasan yang siap tempur itu, September ini akan mewakili Bali ke tingkat nasional. Dalam bidang seni, untuk pertamakalinya Prembon Inovatif IKIP PGRI Bali tampil dalam PKB 2011 yang cukup mendapat respons meriah masyarakat. Di bidang pesantian selalu menjadi juara. Bahkan, Juli lalu, seorang mahasiswa Jurusan Seni Rupa mengadakan pameran di Sabah, Malaysia atas undangan Sabah International Folklore Festival 2011. “Ini merupakan bukti dan prestasi terhadap kualitas dosen dan mahasiswa IKIP PGRI Bali,” ujarnya. “...To i bungan sandat selayu-layune miik. To ye sandang tulad seuripe malaksana becik. Para warga IKIP PGRI Bali mangda saling asah asih asuh, manyama

braya to kukuhin, rahayu kapanggih...” Bait terakhir tembang “Bungan Sandat” yang dilantunkan Dr. Made Suarta menyiratkan harapannya agar warga kampus bersamasama menciptakan iklim kampus yang kondusif, dengan konsep manyama braya dilandasi saling asah, asih dan asuh, hendaknya dijadikan acuan dalam menyikapi tiap permasalahan yang ada. Di samping harapan lain, yakni peningkatan kualitas dan pembentukan karakter berlandaskan budaya. “Sebab, mahasiswa cerdas secara akdemis tanpa dibarengi pembentukan karakter akan berdampak pada kurang peka, kurang peduli lingkungan, individualistis menonjol, dan akan bermuara pada ketidakterimaan masyarakat. Dies Natalis yang menampilkan Tari Taman Seribu dan Tari Kembali ke Alam oleh anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati II, juga dihibur oleh banyolan kocak Cedil vs Dadong Rerod. Acara dibuka dengan Tari Kebesaran IKIP PGRI Bali “Sang Hyang Pramesti Guru” yang ide ceritanya oleh Rektor Dr. Made Suarta, penata tari Gusti Ayu Puspawati, S.Pd., M.Si., dan I Wayan Juana Adhisaputra, S.Pd. alias Dadong Rerod, dengan penata tabuh Ketut Rudita, S.Kar. Dalam kesempatan itu diberikan juga penghargaan kepada Ni Wayan Madri sebagai karyawan terlama. Ia mengabdikan dirinya sebagai karyawan sejak IKIP PGRI Bali berdiri sampai sekarang. Serangkaian peringatan Dies Natalis tersebut, Minggu (21/8) digelar berbagai macam lomba di kampus pusat, yaitu jalan santai, lomba lari karung, makan krupuk, memasukkan belut ke botol, dan lomba junjung botol yang melibatkan para dosen, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), pengurus yayasan, pimpinan dan karyawan, serta mahasiswa IKIP PGRI Bali. Beberapa

Tari Taman Seribu oleh anak-anak Panti Asuhan Dharma Jati II

Tari Kebesaran IKIP PGRI Bali “Sang Hyang Pramesti Guru”

Penyerahan kenang-kenangan kepada karyawan terlama Wayan Madri oleh sekretaris yayasan

hadiah menarik seperti sepeda lipat,voucer menginap di Hotel Bali Beach, Hotel Nikki dan tiket pesawat Denpasar-Jakarta p.p. lengkap dengan akomodasinya merupakan hasil kerja sama IKIP PGRI Bali dengan para mitra kerjanya seperti KSP Coblong Pamor, RSU Primagama, Hotel Bali Beach, Hotel Nikki, Gopala, BTN, SMK PGRI Bali dan seluruh Fakultas di IKIP PGRI Bali. Ketua Panitia Drs. Dewa Putu Juwana, M.Pd. mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para sponsor. Kegiatan tersebut dirangkaikan juga dengan kunjungan ke Panti Asuhan Dharma Jati II, Senin (22/8). –ten Penyerahan bantuan ke Panti Asuhan Dharma Jati II (foto atas). Jalan santai yang melibatkan segenap akademika IKIP PGRI Bali dilepas oleh Rektor Dr. Made Suarta (foto bawah)

Penyerahan kenang-kenangan kepada Dosen Berprestasi Dr. Suwidja oleh rektor


RILEKS

28 Agustus - 3 September 2011 Tokoh 15

Kanon, Pengkhotbah Termuda

Kanon Tipton tengah berkhotbah di depan jemaat gereja

Bocah ini dijuluki anak ajaib. Usianya baru empat tahun tetapi dia memiliki banyak ‘pengikut’. Kanon Tipton, begitu nama bocah ini, dijuluki pendeta cilik karena dia kerap berkhotbah di hadapan jemaat gereja, yang kebanyakan orang dewasa bahkan lanjut usia. Dia begitu fasih memberitakan firman, mengajak semua orang untuk melihat betapa besar kasih Tuhan kepada manusia. Bukan hanya bicara, tetapi dia juga berlaku seperti layaknya pendeta dewasa, berjalan mondar-mandir, melompatlompat bersemangat, sambil berbicara.

R

espons umat sungguh luar biasa. Dia mendapat undangan berbicara di acara-acara gereja. Fenomena menarik ini membuat banyak media massa, baik cetak maupun elektronik memberitakan aksinya. Bahkan National Geographic Channel mengangkat topik Kanon Tipton ini dalam liputan khususnya. Fenomena Kanon si pendeta cilik ini membuat World Records Academy ‘menganu-

gerahinya’ rekor pengkhotbah termuda di dunia. Mungkin jika merunut latar belakang kehidupan Kanon, dimafhumi ‘darah’ pengkhotbah memang mengalir deras dalam dirinya. Kakeknya bahkan ayahnya adalah pendeta. Sejak bayi, bocah ini kerap melihat ayahnya berkhotbah. Ia pun mulai belajar menirukannya. Di Youtube-lah ketenaran Kanon Tipton berawal. Entah dalam acara apa, dalam video

tersebut tampak Kanon yang ketika itu berusia 21 bulan, tampil di panggung dalam khotbah perdananya. Dia nampak percaya diri, berjalan mondar mandir memegang mike sambil berteriak-teriak. Ia meniru gerak-gerik kakek dan ayahnya ketika berkhotbah di mimbar. Omongannya memang belum jelas benar, maklum usianya belum lagi genap 2 tahun, namun aksinya ini membuat umat percaya bocah ini dipilih Tuhan untuk menjadi pengkhotbah. Video yang berjudul bayi berkhotbah ini kemudian menjadi hits di Youtube, dengan menuai 1 juta lebih pengunjung. Tiga tahun hampir berlalu, kini Kanon tampak makin fasih berkhotbah, kata-katanya pun jelas. Ia mendapat banyak undangan untuk berbicara di acara-acara gereja. “Kami tidak pernah memaksa dia untuk melakukan itu. Kami hanya menemaninya ke panggung, selebihnya dialah yang melakukan sendiri,” ujar Damon Tipton, ayah Kanon, pendeta Pentakosta di Grenada, Mississippi, AS. Dalam sebuah wawancara televisi ‘NBC the Today Show’, ayah Kanon ditanya, apakah bakat anaknya karena ‘panggilan’ atau hanya meniru ayahnya.

Menurut Damon, bisa keduanya, “Tentu saja dia meniru, Seperti Anda tahu, anak-anak akan menyerap dan meniru apa saja yang dia lihat. Kanon pun begitu. Dia memiliki ayah pengkhotbah, dan dia dibesarkan di gereja. Tetapi, itu saja tidak cukup. Ada banyak anak pendeta tetapi tidak tampil seperti Kanon. Saya melihat ini adalah fenomena tidak biasa. Saya pribadi merasa seperti ‘tangan’ Allah bekerja padanya dengan cara khusus,” ujarnya. Di rumah, kata Damon, Kanon layaknya anak-anak seusianya yang suka bermain. Tidak setiap waktu dia berkhotbah. Hanya saat-saat tertentu, ketika ‘roh’ datang dan mendorongnya melakukan itu. Damon tak pernah mengajarkan Kanon apa yang harus dikatakan ketika berada di mimbar. Karenanya ia kerap kali terkejut ketika anaknya yang baru berusia empat tahun bisa mengatakan suatu yang substansinya jelas. Ketika ditanyakan kepada Kanon apakah dia akan menjadi mengkhotbah selamanya, anak itu menjawab, dia sangat suka berada di mimbar dan mengabarkan injil seperti ayahnya yang melakukan itu sepanjang waktu. Kanon adalah generasi ketiga yang

“Damon, Kanon layaknya anak-anak seusianya yang suka bermain. Tidak setiap waktu dia berkhotbah. Hanya saat-saat tertentu, ketika ‘roh’ datang dan mendorongnya melakukan itu”

menjadi pengkhotbah dalam keluarganya, setelah kakek dan ayahnya, yang menjadi pendeta gereja Pentakosta. —dia/berbagai sumber

Salam kenal Dura Halo, saya Ibu Kristin dari Denpasar. Saya mempunyai permasalahan kulit yang sudah lama tidak ada solusinya. Di bagian dahi dan kedua pipi sejak dua tahun yang lalu tampak flek yang berwarna cokelat kehitaman. Saya sudah mencoba berbagai perawatan serta produk kecantikan hingga produk dari dokter. Hasilnya, kulit wajah saya sering tampak memerah dan warna kulit menjadi belang (tidak merata). Apakah permasalahan kulit saya ada solusinya? Mohon bantuan dari House of Dura. Terima kasih. Salam kenal Bu Kristin Flek (noda kehitaman) belakangan ini banyak menjadi masalah kulit wajah, terutama pada wanita. Penanganan yang kurang tepat dapat memperburuk kondisi kulit wajah. House of Dura Bali menghadirkan serangkaian perawatan yaitu 3 magic step untuk mengatasi flek-flek pada kulit wajah. Serangkaian perawatan 3 magic step terdiri dari micropeel yaitu pengangkatan sel-sel kulit mati menggunakan teknologi microdermabrassion. Tahapan kedua adalah dura flash yaitu penggunaan sinar laser yang dapat mengaktifkan selsel kulit baru, merangsang pembentukan kolagen, menambah kekenyalan kulit, serta mengurangi pigmentasi (bintik/bercak hitam) pada kulit wajah. Perawatan ini diakhiri dengan pengunaan masker peel off untuk memberikan nutrisi dan pengencangan pada kulit wajah. Perawatan 3 magic step ini dapat bekerja lebih optimal bila dikombinasikan dengan penggunaan produk skin rejuvenation dari Dura skin USA. Rangkaian produk ini terdiri dari penggunaan sunblock oil free dengan SPF 30 yang berfungsi melindungi kulit wajah dari pengaruh buruk sinar matahari dan radikal bebas. Perawatan pada malam hari dilanjutkan dengan penggunaaan fair cream yang berfungsi untuk meratakan warna kulit dan menyamarkan flek pada wajah, seraya dilanjutkan dengan penggunaan green 17 yang berfungsi mengangkat sel kulit mati serta meratakan tekstur dari kulit. Semoga jawaban kami bisa menjadi solusi terbaik bagi Anda. Untuk Ibu Kristin kami berikan perawatan 3 magis step gratis. Salam hangat dari House of Dura Bali.

Konsultasi Kecantikan

Mudik dengan Sepeda Motor Ketika mudik bersepeda motor harus dilakoni, ada sejumlah aspek yang tak boleh dilupakan. Bersepeda motor sejauh ratusan kilometer sudah pasti memikul risiko tinggi. Mari kenali potensi risiko yang bakal memicu kecelakaan lalu lintas jalan.

z

z

z

z

z

z z

Faktor Manusia: Kesehatan fisik. Pantang bersepeda motor dalam kondisi tidak fit, apalagi sedang sakit. Yang termasuk dihindari adalah berkendara setelah minum obat. Tak perlu memaksakan diri. Stabilitas emosi. Keletihan, dehidrasi, debu, asap, cuaca panas, kemacetan, hingga kebisingan suara kendaraan, bisa memicu stres. Kondisi tersebut bisa memicu emosi tidak stabil. Redam emosi berlebihan dengan tetap menjaga kebugaran dengan beristirahat yang cukup dan fokus dalam berkendara. Abaikan jika ada provokasi dari pengguna jalan yang lain. Pertebal rasa sabar. Faktor Kendaraan: Kenali dengan baik kondisi kendaraan kita. Apa saja titik lemah dan potensi gangguan yang akan timbul. Hal ini lebih mudah dilalui jika sepeda motor yang dipakai mudik adalah kendaraan yang sudah jadi pegangan sehari-hari. Ada baiknya sepeda motor diservis sebelum dipakai jalan ratusan kilometer. Pemeriksaan kondisi mesin lebih terjamin. Servis dilakukan setidaknya tiga hari sebelum bepergian. Periksa ulang jelang keberangkatan. Kondisi yang harus dicek mulai bahan bakar minyak (BBM), kondisi tekanan angin pada ban, kualitas kanvas rem, rantai, lampulampu, standar motor, kondisi oli, kaca spion, hingga busi. Kelengkapan surat kendaraan. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) pastikan dibawa dan dalam kondisi tidak telat pembayaran pajaknya. Pastikan SIM masih berlaku. Pastikan helm yang dipakai memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan menutupi seluruh wajah (full face). Gunakan sepatu menutupi mata kaki dan upayakan tidak memakai tali. Selain itu, gunakan jaket cukup tebal yang melindungi terpaan angin serta yang berwarna mencolok agar mudah dilihat. Serta, gunakan sarung tangan dan membekali diri dengan jas hujan. —ast Sumber: http://edorusyanto.wordpress.com

Rubrik konsultasi kecantikan ini ditujukan khusus membahas seputar masalah kecantikan yang diasuh A.A. Ayu Ketut Agung. Bagi para pembaca Koran Tokoh yang memunyai masalah seputar kecantikan, silakan kirim pertanyaan ke Kursus Kecantikan dan Salon Agung di Jalan Anggrek 12 Kereneng, Denpasar dan sertakan kupon cantik.

Make-up untuk Remaja Yth. Ibu Agung Saya ibu rumah tangga, usia 45 tahun. Saya senang dalam mengaplikasikan make-up dan ingin belajar lebih jauh tentang hal itu agar hasil make-up yang saya kerjakan dapat lebih baik minimal untuk diri saya sendiri dan anak saya usia 20 tahun yang sering mengikuti acara baik dengan menggunakan busana adat Bali maupun kasual. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana teknik make-up yang tepat untuk remaja agar tetap terlihat fresh namun tidak terlalu berlebihan. Selain itu dalam waktu dekat ini putri saya akan melaksanakan upacara potong gigi. Tolong berikan saya satu contoh busana modifikasi sederhana yang dapat digunakan oleh putri saya saat acara resepsi potong gigi tersebut. Erna, Padangsambian Yth. Ibu Erna Memasuki usia 20-an ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan wajah maupun dalam menggunakan make-up. z Bersihkan kulit wajah dua kali sehari, yakni pagi sebelum menggunakan make-up dan menjelang tidur untuk mengangkat make-up. z Untuk menjaga kelembaban kulit, gunakan pelembab. Pilih yang sesuai dengan jenis kulit, umumnya kulit pada usia ini cenderung berminyak. Alangkah baiknya, bersihkan kulit dengan scrub seminggu sekali untuk mengangkat komedo. z Gunakan alas bedak yang warnanya sesuai dengan warna kulit. z Gunakan bedak tabur agar hasil riasan terkesan lebih alami. z Lentikkan bulu mata dengan maskara warna hitam. z Pilih perona pipi warna-warna natural. Bubuhkan tipis saja tepat pada tulang pipi, atau pas pada bagian tengah pipi (apple cheek). Pilih warna pink muda bagi yang berkulit putih dan warna cokelat ke oranye untuk yang berkulit sawo matang agar tidak memberikan kesan menor. z Pilih warna-warna lipstik yang muda agar tampak segar, seperti, cokelat muda, pastel, pink muda. Untuk yang berkulit putih dapat menggunakan semua warna. Namun hindari warna merah menyala, karena malah memberikan kesan tua. Sedangkan yang berkulit sawo matang gunakan warna yang bernuansa kecokelatan, seperti pink kecokelatan. Lipstik yang tergolong glossy atau mengilap dapat digunakan oleh usia ini, untuk memberikan kesan segar. z Hindari mencabut atau membentuk alis. Biarkan alis tampak natural. Sikatkan saja maskara warna natural atau putih. Berikut ini contoh model busana modifikasi sederhana. Selamat mencoba.


16

Tokoh

MEDIASI

28 Agustus - 3 September 2011

Mediasi Kasus Perempuan dan Anak LEMBAGA bantuan hukum menjadi salah satu tempat mengadu kalangan masyarakat yang bermasalah dengan proses hukum. Menurut Ketua LBH Bali Yastini, S.H., tiap klien yang melapor ke pihaknya selalu diberi pilihan. “Apakah mereka mau mediasi atau tidak. Kami tidak bisa memaksa klien untuk mau dimediasi karena sifatnya sukarela dan atas permintaan klien itu,” ujarnya.

N

amun, ada klien yang bersikeras ke jalur hukum formal. “Kami tetap berikan pengertian. Tiap langkah ada konsekuensi-

nya, termasuk jika menempuh jalur hukum formal,” tambahnya. Saat klien melapor, kasusnya didalami dulu. Jika kasus-

Ditangani LBH Bali

Yastini, S.H.

nya termasuk jenis tindak pidana murni sulit dimediasi. Selain itu, perkara yang dimediasi tak selalu berhasil menghadirkan para pihak berperkara. Ini mengakibatkan mediasi tak selalu berjalan mulus. “Jika salah satu pihak tidak mau datang, mediasi tidak dapat dilakukan,” jelas Yastini. Selama ini, LBH Bali menangani banyak kasus hukum perempuan dan anak melalui mediasi. Contoh, kata Yastini, kasus KDRT dan pencabulan. Ada pula kasus

sengketa tanah keluarga. Menurutnya, jika menangani lima kasus paling banter hanya dua perkara yang berhasil dimediasi LBH Bali. “Jika salah satu pihak melaporkan kasusnya ke polisi biasanya sulit ditempuh jalan mediasi,” jelasnya. “Dalam proses mediasi tidak ada pihak yang kalah dan menang. Jika masuk proses hukum formal, pihak kalah sering dendam,” tambahnya. Ada pengalaman menarik yang dilontarkan Yastini dalam

memediasi kasus. Seorang laki-laki usia 70 tahun ingin menikah lagi karena sudah menghamili seorang perempuan. Alasannya, istrinya sudah meninggal dan tidak memiliki anak. Sementara laki-laki ini sangat kaya memiliki banyak tanah. Keluarga dekatnya tidak mengizinkannya menikah lagi dan tidak percaya laki-laki usia 70 tahun mampu menghamili. Menurut Yastini, kedua belah pihak yang bertikai sangat kooperatif melakukan mediasi, tetapi selalu mentok karena tidak mendapatkan hasil. Keluarga dekat si laki-laki tetap tidak menyetujuinya menikah. Mediasi dilakukan sampai lima kali dan melibatkan prajuru desa. Namun, tetap tidak membuahkan hasil. Lalu LBH Bali menawarkan solusi, apakah mau melanjutkan ke jalur hukum. Ternyata, jawabannya tidak. Laki-laki tersebut tidak mau ada masalah hukum dengan keluarganya sendiri. Menurut laki-laki tersebut, kata Yastini, menikah merupakan hak asasinya, apalagi calon istrinya sudah hamil. Ia tetap ngotot akan menikah. “Kami hanya bisa memberikan saran. Kalau yang bertikai tidak ada kesepakatan mediasi tidak membuahkan hasil,” kata Yastini. —ast

Istilahnya Pada Lasya proses penyelesaiannya mirip penyembuhan penyakit. Ada obat dan ada pantangan yang harus dipatuhi. Obatnya berupa solusi yang ditawarkan mediator, sedangkan pantangannya berbagai syarat ditawarkan agar solusi bisa maksimal. “Ada keinginan dari kedua pihak atau lebih yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketa melalui jalan damai atau secara kekeluargaan,” jelasnya. Selain itu, taat terhadap permintaan mediator. Pihak yang bersengketa tidak boleh bermusuhan. Penawaran yang diajukan bukan harga mati. Tujuan akhirnya, menemukan kebaikan bersama dan bukan kebenaran. “Kalau mau kebenaran, tempatnya di pengadilan. Dalam hukum adat Bali, saya cenderung memakai istilah pada lasya sebagai mediasi atau cara menghasilkan win-win solutions,” jelas Prof. Windia. Penyelesaian lewat mediasi relatif berbiaya murah, tetapi

tkh/ist

tkh/ist

ANEKA kasus adat tidak selalu diselesaikan di pengadilan. Mediasi menjadi pola nonlitigasi dapat ditempuh untuk menyelesaikan sengketa sesuai prinsip kekeluargaan. “Kekeluargaan kalau ditelaah kata dasarnya keluarga. Siapa yang ada dalam keluarga? Ada laki-laki, perempuan, tua, muda, bayi, lansia. Keluarga pasti memiliki perbedaan dalam kesatuan. Dalam penyelesaian sengketa, semua unsur yang ada dalam keluarga harus diberi penghargaan. Intinya, menghargai dan mengakui perbedaan,” papar ahli hukum adat Bali Prof. Dr. Wayan P. Windia, S.H., M.Hum. Jika terjadi sengketa dan tidak ingin diselesaikan di pengadilan, kata Prof. Windia, pilihlah mediasi. Sebagai penengah, ada yang namanya mediator. “Tiga kunci utama menjadi mediator, mengerti masalah, dapat memberi alternatif solusi, dan tegas. Jika sengketa terkait adat, mediatornya tentu ahli hukum adat. Kalau sengketa terkait masalah ekonomi, mediatornya ahli ekonomi,” tegas dosen Fakultas Hukum Unud ini. Dari pihak yang bersengketa, Windia mengatakan,

tkh/net

Selesaikan Konflik Adat Lewat Mediasi Prof. Wayan Windia, S.H.

Dyatmikawati, S.H., M.Hum.

Dr. Dewa Gede Palguna, S.H.

tidak mudah. Murah karena prosesnya dilakukan di luar pengadilan, tidak memerlukan jasa kuasa hukum. Tetapi, cara mediasi pun tidak mudah, karena perlu kesepakatan bersama. Mediasi dinilai mantan hakim Mahkamah Konstitusi Dr. Dewa Gede Palguna, S.H., M.H., amat prospectus untuk memperkuat upaya penyelesaian konflik adat. Beragam motif di balik konflik adat di Bali diyakini dapat diselesaikan jauh lebih efektif dan efisien melalui cara mediasi. Pemerintah Provinsi Bali diharapkan mendorong penguatan jalan mediasi tersebut untuk menangani beragam problem konflik adat di daerahnya. “Salah satu caranya, pemerintah jangan lagi memberikan bantuan uang tunai kepada desa adat. Anggaran daerah itu sebaiknya dikonversikan dalam bentuk program aksi, seperti penyuluhan tentang pentingnya mediasi ini ke tengah masyarakat adat,” ujar staf pengajar FH Unud ini.

Putu Dyatmikawati, S.H., M.Hum. menambahkan peran mediator sangat penting. “Kalau dalam menyelesaikan sengekta adat, peran majelis desa pakraman juga menjadi penting. Mereka harus tegas dalam memediasi sengketa. Kalau ada yang sampai menyentuh ranah hukum pidana, itu harus ditindaklanjuti. Jika terbukti bersalah dan harus dihukum, itu juga harus dihormati sebagai sebuah proses hukum yang bisa menjadi efek jera,” ujar Dekan Fakultas Hukum Universitas Dwijendra ini. Jika prajuru dan MDP tidak tegas dan cenderung melakukan pembiaran dalam kasuskasus yang menyentuh ranah pidana seperti pengerusakan dan penganiayaan, itu akan menjadi preseden buruk. Besar kemungkinan, hal serupa akan diulangi orang yang sama atau orang lain. Ini pula yang menjadi penyebab, tidak tuntasnya kasus-kasus adat di Bali. Dyatmikawati juga berharap

prajuru di banjar dan desa pakraman lebih meningkatkan pembinaan krama agar tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan kerugian lahir dan batin terhadap sesama krama. “Kalau ada krama yang mendapat sanksi adat termasuk kasepekang itu artinya, prajuru tidak mampu membina kramanya,” tegas istri Drs. M.S. Chandra Jaya, M.Hum. ini. Beberapa kali dirinya menjadi mediator kasus perceraian, perkawinan pada gelahang, dan pengangkatan anak. Melalui Lembaga Konsultasi Ayu Nulus, ia berhasil mendamaikan suami-istri yang hendak bercerai. Nasihat yang diberikan mengutamakan keutuhan rumah tangga dan masa depan anak. Sementara dalam kasus pengangkatan anak, ada keluarga yang menolak sepasang suamiistri mengangkat anak. Setelah diberi pemahaman, akhirnya mereka setuju dan mendukung kerabat mereka yang hendak mengadopsi anak tersebut. —wah

Masalah Perorangan Gunakan Simbol Adat SEBUAH desa di Gianyar belum lama ini sempat bergolak terkait pemekaran wilayah. Majelis Desa Pakraman (MDP) Bali mengawal kasus ini. Padahal, menurut Bendesa Agung MDP Bali Jero Gede P. Suwena Upadesha, S.H., pemekaran bukan akar konflik adatnya. Ada sentimen atau ketaksepahaman kelompok tertentu dengan kelompok lain. Alasan ini dijadikan penghalang agenda pemekaran wilayah desanya. Padahal, sebenarnya pemekaran wilayah desa itu tidak mengandung motif mencari bantuan dana. Ini ditujukan mempermudah krama-nya bekerja. Ada contoh masalah lain di balik konflik adat di salah satu desa di Gianyar pula. Ini berkaitan lokasi setra (kuburan) berjarak 7-10 kilometer dari desa ini. Untuk mengusung jenazah ke setra memerlukan waktu 3-4 jam. Prajuru banjar adat lama sebelumnya memperjuangkan wilayah desa baru. Ini lantaran wilayah baru ini sudah memiliki Kahyangan Tiga. Desa baru ini dibuatkan setra. Ada kesepakatan sebelumnya. “Dalam kesepakatan itu harus ada izin desa induk. Tetapi, jika bermasalah, tidak mungkin keluar izin,” ujarnya. Daripada terus-menerus ribut, desa itu dibiarkan berdiri sendiri. Ini sepanjang ikatan pesidikaran dan pesudikaran masing-masing desa tak putus. “Kami memediasinya melalui penyuluhan ke tengah masyarakat. Intinya, kami menjelaskan aturan adatnya, awigawig-nya. Akhirnya, pemekaran itu diterima dan disepakati kedua pihak,” paparnya. Itu hanya satu dari sekian kasus yang disebut masyarakat sebagai ‘konflik adat’. Padahal, kasus yang sering mencuat tersebut sebenarnya konflik orang-per orang, individu atau kelompok tertentu yang dibawa ke ranah adat, menggunakan simbol-simbol adat, seperti menggunakan balai banjar sebagai tempat pasangkepan (rapat).Saat pasangkepan dibicarakan, kemudian kulkul (kentongan) digunakan, sehingga semua itu terlihat sebagai masalah adat. Dalam menangani masalah adat atau yang berafiliasi pada ranah adat, MDP memiliki forum koordinasi/mediasi. Mediasi sifatnya memediasi, menampung dan memberikan satu jalan keluar. Semuanya tergantung kemampuan mediator dan orang yang dimediasi. Mediator paling bawah di tingkat MDP adalah bendesa. Jika di ranah ini tak juga bisa diselesaikan, dibawa ke majelis alit/dimediasi di majelis alit. Majelis alit bekerjasama dengan tokohtokoh atau pejabat di tingkat kecamatan baik itu camat, danramil, kapolsek. Dalam mediasi ini tak bisa mengambil keputusan, hanya sebatas upaya mendamaikan pihak yang bertikai dan mencarikan solusinya. Jika mediasi diterima, urusan selesai. Jika tkh/ten mediasi tak diterima, masalah ini akan masuk ke ranah Jero Gede P. Suwena hukum adat. —ten

Modalnya Kerja................dari halaman 1

mahasiswa Unud. “Suami dan anak-anak mendukung aktivitas saya di organisasi. Tetapi, saya tetap membagi waktu untuk keluarga dan usaha bisnis,” ujarnya. Aktivitas di organisasi membuat dirinya makin percaya diri untuk membuka akses pergaulan bisnis lebih luas. “Yang pasti banyak teman dong…” tambahnya. Dukungan sejumlah teman karibnya dirasakan ikut menambah amunisi semangatnya berorganisasi. Selain Agung Puspawati dan Desak Nithi, ada pula Bu Melly dan sejumlah perempuan pengusaha di Gianyar yang diakuinya ikut menyuntikkan semangat. “Saya beruntung punya temanteman baik yang saling Inspirator Spirit........................................................................................................................dari halaman 1 mendukung untuk kemajuan bersama,” katanya sumringah. Sebuah restoran ayam dan menentukan warna wadah bergaul dengan tamu bule. Saya anak, Dewa Gede Yudi Erawan Desak mengaku memikul tangKepedulian terhadap seperempuan pengusaha ini. pun ikut kursus bahasa Ing- (seniman lukis dan pebisnis); gung jawab tidak enteng. “Ini bebek betutu menjadi usaha sama dirasakannya seolah Desak Made Yudi Wirawati kepercayaan yang tidak mudah. kuliner baru milik Desak. Perempuan pengusaha sukses gris,” ungkapnya. sebuah keharusan yang telanyang rendah hati ini memastiTamatan SMEA Denpasar (desainer); dan Dewa Ayu Tetapi, saya coba melakukan Launching restoran yang jur melekat dalam batin. Bu Yuli kan kekhasan Iwapi di daerah- tahun 1975 ini sempat bekerja Murniasih (mahasiswa lem- yang terbaik untuk mengemban diberi nama Dapur Dewata itu membayangkan itu terbentuk nya ada di situ. di perusahaan batik tulis baga pendidikan kesehatan) visi dan misi organisasi ini,” dilakukan Sabtu (27/8), di sebagai bagian dari efek ini. Pengosekan, Ubud. “Maksudkatanya. “Iwapi yang selalu dikesan- Winotosastro di Jalan Hayam perjalanan panjang dirinya dulu Desak sempat surut dalam Desak mengaku senang nya bukan untuk ekspansi, kan hanya pengusaha papan Wuruk Denpasar. Dari sini memulai usaha bisnis. “Usaha atas ternyata di Bali me- dirinya terinspirasi mengerjakan melakoni usaha bisnisnya. berorganisasi, apalagi saat ikut tetapi membantu teman-teman bisnis yang saya dan keluarga masukkan juga kalangan perem- produk garmen yang belum Tetapi, ia akhirnya bangkit dan bergabung dalam Iwapi. “Ini yang belum dapat pekerjaan,” jalani tidak gampang untuk bisa puan pelaku usaha dari sektor disentuh pelaku usaha kerajin- bangkit lagi. “Batin saya pun kan organisasi kaum pedagang, ujarnya. —sam lebih baik dibandingkan sekecil. Ini sungguh mengesan- an di Bali saat itu. “Saya terasah karena pasang surut bukan politisi. Maklum saya belumnya. Rintangan dan bukan politisi,” ujarnya. kan,” ujar Ketua Yayasan Bali pertama kali membuat seprei dalam berjuang,” katanya. tantangannya tidak ringan. Cinta Kasih (YBCK) ini. bedcover dari kain percah. Kain Kepekaannya itu makin Aksi bermuatan spirit sosial Tetapi, kerja keras dengan Sebelum terpincut pada ini sebenarnya limbah batik kuat terutama saat bergaul yang diusung Iwapi tersebut memohon doa kepada Sang Iwapi sebenarnya Desak Nithi, tulis di perusahaan Pak Wi- dengan sejumlah kalangan berangkat dari upaya menHyang Widhi Wasa ternyata yang memiliki kepekaan sosial. dorong berdayanya keterampilpanggilan akrab pemilik Bud- noto,” ungkapnya. jalan keluarnya,” ujar peremKain percah diperolehnya Ini tercermin kemudian dalam an kaumnya yang kawin muda, dha’s Silk Ubud ini, lebih puan pengusaha yang rendah suntuk berkecimpung dalam dari limbah garmen milik jejak langkah Desak dalam tetapi tak memiliki kompetensi hati ini. usaha bisnis garmen miliknya. Winotosastro. Limbah ini kegiatan sosial kemanusiaan. di dunia kerja. Aktivitasnya Urusan bisnis kulinernya di Desak berhimpun dalam juga kelak menyasar kaum Namun, perjuangannya dibawa pulang berkarungUbud diakuinya sebagai bagian meniti kegiatan bisnis yang karung ke Ubud. Dari sini paguyuban sosial bernama perempuan yang putus seefek positif pertemanan. Ada memakan waktu panjang serta usahanya tidak sia-sia. “Seprei Dharma Yatra Srikandi Gianyar. kolah, namun menanggung sejumlah teman karib yang melewati jalan berliku ikut dan bedcover dari limbah itu Ia dipercaya menjadi pimpinan beban berat dalam kehidupan mendorong-dorong dirinya oleh 24 anggotanya. “Ini keluarganya. mengasah batinnya. “Saya dijual Pak Winoto,” katanya. untuk menjajal kemampuan Saat lahir anak sulung, tempat kami melakukan “Menyambut peringatan memang memulai usaha dari mengelola rumah makan nol,” ujar perempuan kelahiran Desak mencoba untuk mandiri. aktivitas untuk memperhalus Proklamasi Kemerdekaan 17 tersebut. “Kebetulan saya juga Banjar Adat Tebesaya, Ubud, Seorang pekerja untuk mem- rasa keberagamaan,” ujar Ketua Agustus 2011 kami sudah mulai punya hobi memasak. Saya 26 Maret 1957, ini. buat pach work direkrutnya. Koperasi Sejahtera Lestari dengan bazar di Tibubeneng, coba turuti saja teman-teman, Canggu, Badung, kunjungan Desak lajang dulu bermimpi “Saya awalnya menyewa lahan Gianyar ini. terutama Bu Desak dan Bu Bersama dua sahabat peng- kemanusiaan ke Lapas Kemenjadi sarjana sastra Inggris. sempit untuk bangunan Agung. Rupanya saran terNamun, seniman muda asal berukuran 4 X 6 meter. Ini tahun usahanya, Agung Puspawati robokan, dan berbagi kasih sebut bagus saat dijalankan,” Tegallalang, Dewa Nyoman Rai 1985. Dari sini saya mulai dan Ni Wayan Sarmi, sebuah bareng anak yatim piatu di Panti ujarnya. kelompok arisan lahir. Menarik- Asuhan Tatwam Asi Denpasar,” Putrawan, lebih dulu mengajak- berbisnis,” katanya. Urusan bisnis dan keluarga Usahanya terus menggurita. nya, dari kelompok arisan ini jelasnya. nya naik pelaminan. Dua sejoli memang penting bagi dirinya. Program semacam itu salah ini menikah. Desak gagal meraih Namun, tragedi bom di Kuta terbidani Komunitas Ibu Peduli Namun, urusan sosial juga dan Jimbaran ikut memukul Gianyar. Komunitas ini lantas satu cara untuk makin menimpiannya. tidak kalah penting. “Melalui Iwapi Bali saya kira komitmen Tetapi, Desak ternyata tak usaha bisnisnya. Desak meng- bersalin rupa menjadi Yayasan dekatkan Iwapi dengan seluruh sosial dapat saya perjuangkan hanya mencintai sang belahan aku tidak kapok. “Usaha saya Bali Cinta Kasih. Aktivitasnya komponen guna bersama-sama untuk bersama membangun menjadi inspirator spirit sosial. jiwa. Bahasa Inggris pun terpuruk, tetapi saya yakin itu konkret berorientasi sosial. Ni Wayan Sarmi (pertama baris kedua dari kanan) dan Desak Putu Nithi telanjur akrab dengan dirinya. cobaan untuk sementara waktu. Saat dipercaya menduduki “Jadi bukan mendorong peran (paling kanan depan) bersama pengurus Iwapi Bali yang dipimpin A.A. masyarakat ekonomi Bali yang “Saya makin merasa bahasa Saya tetap berjuang, tanpa jabatan ketua Bidang Sosial inspirator ini hanya di Iwapi Putri Puspawati saat audiensi dengan Ny. Ayu Pastika di Jaya Sabha lebih adil dan sejahtera,” harapnya. —sam belum lama ini asing ini penting saat mulai harus menyerah,” kata ibu tiga Iwapi Bali periode 2011-1014, saja,” ujar nenek 7 cucu ini. Yayasan Bali Cinta Kasih. “Saya dipercaya teman-teman menjadi bendahara yayasan sosial kemanusiaan ini,” akunya. Bu Yuli mengaku dirinya senantiasa siap menjadi ‘tandem’ Desak Putu Nithi dalam kepengurusan Iwapi Bali tersebut. Desak Putu Nithi menjadi “bos”-nya di bidang sosial. “Pokoknya apa saja kegiatan sosial Iwapi Bali ke depan harus jalan. Caranya tentu berusaha keras membangun kerja sama yang positif dan konstruktif dengan semua kalangan, terutama pemerintah daerah dan kaum pengusaha di Bali,” ujarnya. Kesibukan di organisasi beraroma sosial ekonomi digeluti Bu Yuli bukan tanpa alasan. Tiga buah hatinya sudah mulai menginjak dewasa. Anak sulungnya, Putu Eka Yuliani, tercatat sebagai lulusan ISI Denpasar yang kini melukis dan mengelola galeri seni di Ubud. Anak kedua, Kadek Dwi Arini, sarjana ekonomi lulusan Undiknas University yang sedang menekuni studi magister manajemen di program pascasarjana almamater yang sama. Si bungsu, Nyoman Trio Arisaputra, kelahiran 18 Maret 1990,


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.