The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist No.1Vol.2November2017 ISSN: 2597-3681
PENGARUH LAMA PEMANASAN TERHADAP KADAR ALKOHOL PADA NIRA SIWALAN (Borassus flabellifer) 1)
Siti Mardiyah1 Prodi D3 Analis Kesehatan, FIK, Universitas Muhammadiyah Surabaya sitimardiyahfix2@gmail.com
ABSTRACT
Tangal Submit: 27 November 2017 Tanggal Review: 8 Desember 2017 Tanggal Publish Online: 12 Desember 2017
Nira is a raw material for the manufacture of liquid brown sugar, palm sugar, and alcoholic beverages. Among these products are the most widely used alcoholic beverage. During this siwalan juice as a beverage consumed fresh, the storage period is relatively short whice for 1-2 days. If after 3 days the beverage is consumed will have a negative impact, to reduce the alcohol content is then made warming. Based on the above background can be taken formulation of the problem "whether there was an effect on levels of alcohol prolonged heating on sap siwalan"?. The purpose of this study was to determine whether there was an effect on levels of alcohol prolonged heating on sap siwalan. This research is a kind of experimental research with the aim to determine the effect of prolonged heating of the alcohol content in the sap siwalan. The sampling technique used was random sampling, totaling 24 samples. Variable work was composed of independent variables and the dependent variable. Alcohol Examination conducted on sap siwalan by doing without heating or 0 minutes, 10 minutes, 20 minutes and 30 minutes, using a number of methods Pycnometer six replication. From these results a decrease in the average alcohol content of sap siwalan on any heating for 10 min, 20 min and 30 min, after using ANOVA statistical test obtained p = 0.000 (p <0.05) can be summed Ha Ho is rejected or accepted which means there is prolonged heating effect on levels of alcohol in the juice siwalan. Keywords: Nira, Level of alcohol, prolonger heating
PENDAHULUAN Nira adalah cairan yang keluar dari
Selain bahan baku pembuatan gula, nira dapat
bunga kelapa atau pohon penghasil nira lain
pula digunakan sebagai bahan makanan lain
seperti aren, siwalan dan lontar yang disadap.
yaitu minuman keras (tuak), asam cuka dan
Cairan ini merupakan bahan baku untuk
minuman segar, serta pada akhir-akhir ini
pembuatan gula. Nira sering juga disebut
muncul produk baru dari nira aren yaitu gula
"legen", kata ini sebenarnya istilah bahasa
merah serbuk (Gusti, 2010).
Jawa berasal dari kata legi artinya manis.
Dalam proses penyadapan nira ini
Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa
perlu penanganan, baik sebelum penyadapan
manis berbau harum dan tidak berwarna.
maupun sesudah penyadapan. Hal ini karena 9
Mardiyah, S. 2017. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer). Surabaya : The Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (9-15).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist No.1Vol.2November2017 ISSN: 2597-3681
nira merupakan cairan yang mengandung
glukokinase,
kadar gula tertentu, yaitu sukrosa, glukosa,
enzim fosfofrutokinase, enzim aldolase, enzim
fruktosa serta karbohidrat, yang memiliki
gliseraldehida-3
derajat keasaman rata-rata 6 â&#x20AC;&#x201C; 7 dan berbau
fosfogliseril kinase, enzim enolase, enzim
harum. Bila nira disimpan maka akan terjadi
piruvat kinase, enzim piruvat dekarboksilase,
fermentasi oleh adanya mikroorganisme yang
enzim dehidrogenase alkohol dan enzim
terdapat dalam nira sehingga menyebabkan
acetobacter
rasa asam karena terbentuknya asam asetat dan
mempercepat terjadinya proses fermentasi
merupakan
(Sholikhah, 2010).
media
yang
baik
untuk
pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri,
enzim
fofoglukoisomerase,
Pdehidrogenase,
acetic
Kenaikan
aktifitas
enzim-
enzim
alkohol
terus
tersebut
yang
namun
bertambah sampai 5â&#x20AC;&#x201C;6 % dan akhirnya
kerusakan nira dapat terjadi sejak saat
berkurang, sedangkan kadar asamnya akan
ditampung pada bumbung atau pada waktu
terus bertambah. Untuk mengurangi kadar
nira tersebut disadap dari pohon juga pada
alkohol ini maka di lakukan pemanasan.
waktu nira disimpan untuk menunggu waktu
Proses
pengolahan. Oleh karena itu nira harus segera
menghambat fermentasi dari mikroorganisme.
diolah setelah diambil dari pohon, paling
Jika
lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari
terhambat, maka kadar alkohol juga akan
bumbung (Gusti, 2010).
berkurang. Sel- sel spora mikroorganisme
dari
bunga
steril,
Sejauh ini pemanfaatan nira siwalan masih
sangat
terbatas
baik
pemanasan
proses
kadar
dapat
kapang maupun khamir. Walaupun cairan keluar
membuat
sehingga
enzim
ini
fermentasi
dilakukan
untuk
mikroorganisme
berbeda dalam hal ketahanannya terhadap
meliputi
suhu tinggi. Jumlah spora yang lebih banyak
pengambilan niranya untuk dibuat menjadi
daripada sel, maka panas yang diperlukan
gula merah, gula semut, minuman beralkohol.
untuk mematikan lebih banyak (Hidayat, et al,
Diantara produk tersebut yang paling banyak
2006).
diolah petani adalah produk gula merah dan
Pada penelitian yang telah dilakukan
minuman beralkohol. Selama ini nira siwalan
sebelumnya menyatakan bahwa cairan nira
dikonsumsi masyarakat sebagai minuman
yang diproduksi dari bahan baku yang
segar, dengan jangka waktu penyimpanan
mengandung pati dan gula melalui tahap
yang relatif singkat yaitu selama 1-2 hari.
proses fermentasi alkoholik pada suhu kamar
Apabila setelah 3 hari minuman tersebut jika
26 0C. Pada penelitian tersebut diperoleh
dikonsumsi akan berdampak negatif karena
kandungan etanol 4,3586 % dan asam asetat 4
dapat memabukkan, penyimpanan nira dapat
% pada waktu 28 jam (Rahman, 1992 ).
mengakibatkan meningkatnya aktivitas enzim
Dari uraian dan latar belakang masalah
yang ada didalam nira terutama enzim
diatas, maka permasalahan dalam penelitian 10
Mardiyah, S. 2017. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer). Surabaya : The Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (9-15).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist No.1Vol.2November2017 ISSN: 2597-3681
ini dapat dirumuskan sebagai berikut, Apakah
pengolahan data dilakukan di Universitas
Lama Pemanasan
Memberikan Pengaruh
Muhammadiyah Surabaya dan sekitarnya.
Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan
waktu Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan
(legen). Tujuan Penelitian Untuk mengetahui
pada bulan Februari sampai dengan Juli 2012.
ada dan tidaknya pengaruh lama pemanasan
Variabel bebas dalam penelitian ini
terhadap kadar alkohol pada nira siwalan.
adalah lama pemanasan. Lama pemanasan nira
Manfaat
Masyarakat
siwalan dilakukan pada suhu 70 0 selama 0
Diharapkan hasil penelitian ini akan dapat
menit, 10 menit, 20 menit, 30 menit. Variabel
bermanfaat dan memberikan informasi tentang
terikat dalam penelitian ini adalah kadar
kadar alkohol pada nira siwalan setelah
alcohol, Kadar alkohol adalah kadar yang
pemanasan.
terdapat pada nira siwalan yang dinyatakan
Penelitian
Bagi
dalam (%) dan ditentukan menggunakan
METODE PENELITIAN Jenis penelitian
metode Piknometer.
ini menggunakan
rancangan eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh
lama
2.1 Metode Pengumpulan Data
pemanasan
Data kadar
terhadap kadar alkohol pada nira siwalan.
dengan
Populasi penelitian ini adalah nira siwalan
yang
berada
didesa
Pemeriksaan
Sendang,
untuk
dilakukan
masing-
setiap
masing
proses
Dalam
4
Kabupaten
dan
berdasarkan
kadar
alkohol
tabel
yang
B. Alat- alat , Labu destilasi, Pendingin
Kecamatan
Lamongan.Lokasi
kadar
jenis dan kadar alkohol. ( Sriwulan, 2002)
Lokasi pengambilan sampel dilakukan sendang
pemeriksaan
menggambarkan hubungan antara berat
perlakuan dan 6 pengulangan.
didesa
destilasi
ditetapkan
perlakuan
sebanyak
Langkah
metode
tertentu dari larutan uji setelah dilakukan
nira siwalan di desa Sendang, Kecamatan
ini,
menggunakan
Penetapan berat jenis dengan suhu
oleh masyarakat yang dijual oleh penyadap
penelitian
langsung
A. Prinsip Pemeriksaan
adalah nira siwalan yang sering dikonsumsi
Lamongan.
tidak
alkohol sebagai berikut :
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Kabupaten
ini
Piknometer.
Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.
Paciran,
observasi
menggunakan seperangkat uji laboratorium.
yang diambil langsung dari para penyadap nira siwalan
cara
alkohol yang diperoleh
Leibig, Labu ukur, Timbangan Analitik,
Paciran
Beaker glass, Pipet Volume, Gelas ukur,
Pemeriksaan
Waterbath, Termometer, Piknometer
SampelLokasi pemeriksaan sampel dilakukan
C. Prosedur penentuan kadar alkohol
di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri
1.
(BPKI) Surabaya â&#x20AC;&#x201C; jawa timur. Lokasi
Perlakuan Sampel, Nira siwalan
ditentukan volumenya sebanyak 100 ml, Nira 11
Mardiyah, S. 2017. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer). Surabaya : The Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (9-15).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist No.1Vol.2November2017 ISSN: 2597-3681
siwalan dipanaskan di waterbath pada suhu
SG alkohol =
0
70 selama 0 menit, 10 menit, 20 menit, 30
c-a b-a = X (lihat tabel) Setelah diperoleh nilai specific gravity-
menit. Setelah proses pemanasan, bahan yang
=
telah dipanaskan dibiarkan sampai dingin, baru kemudian dilanjutkan pada proses destilasi.
Memipet
dimasukkan
bahan
kedalam
25
labu
ml,
Berat alkohol Berat aquades
lalu
nya pada suhu tertentu, lalu dibandingkan
destilasi.
dalam
Menambahkan aquadest sampai volume 100
tabel
alkohol
sehingga
diketahui
konsentrasi alkohol dalam sampel.
ml. Kemudian didestilasi. Menampung hasil destilasi pada labu ukur 25 ml. Dilanjutkan
HASIL PENELITIAN
dengan uji penetapan kadar alkohol dengan
Dari hasil pemeriksaan kadar alkohol
menggunakan piknometer.
pada nira siwalan dengan lama pemamasan 0
2. Penentuan kadar alkohol
menit, 10 menit, 20 menit dan 30 menit
a. Berat aquadest : Piknometer kosong yang
dengan menggunakan metode piknometer
telah dikeringkan dengan tissue kemudian
yang dilakukan di Balai Penelitian dan
ditimbang pada suhu kamar 28 0C. Misal: berat
Konsultasi
piknometer a gram. Piknometer kosong yang sudah
ditimbang
dikeringkan
lalu
dengan
diisi tissue,
gram.
Berat
kemudian
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan
Kadar alkohol dalam
aquadest
Sampel
dinyatakan dengan: Berat piknometer isi
a gram. b. Berat alkohol : Piknometer yang sudah dikosongkan lalu dikeringkan dengan tissue, lalu diisi dengan hasil destilasi (penyulingan) dan ditimbang pada suhu kamar 280C.Misal:
dinyatakan
persen(%) 0
20
30
menit menit
menit
menit
1
6,70
6,55
6,32
6,25
2
6,85
6,02
5,07
4,63
3
7,07
5,95
5,29
4,72
4
7,15
5,80
4,93
4,28
5
6,92
5,66
5,14
4,64
6
6,55
6,10
5,00
4,50
Total
41,24 36,08
31,75
29,12
Rata-
6,87
5,29
4,85
aquadest â&#x20AC;&#x201C;berat piknometer kosong : b gram â&#x20AC;&#x201C;
berat piknometer c
(BPKI)
Surabaya, didapatkan hasil sebagai berikut :
ditimbang pada suhu kamar 28 C. Misal: berat b
laboratorium
aquadest,
0
piknometer
Industri
gram. Berat alkohol
dengan: Berat piknometer isi
cairan sampel â&#x20AC;&#x201C; berat piknometer kosong : c gram â&#x20AC;&#x201C; a gram
10
6,01
rata
c. Untuk mengukur specivic gravity
Kadar alkohol pada nira siwalan dengan
digunakan rumus:
tanpa pemanasan 0 menit diperoleh kadar 12 Mardiyah, S. 2017. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer). Surabaya : The Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (9-15).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist No.1Vol.2November2017 ISSN: 2597-3681
alkohol
terkecil
6,55%,
terbesar
7,15%,
terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan
dengan pemanasan selama 10 menit diperoleh
dengan tingkat signifikan p > 0,05. Dari hasil
kadar alkohol terkecil 5,66% terbesar 6.55%,
uji ANOVA didapatkan signifikan p = 0,000.
dengan pemanasan selama 20 menit diperoleh
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kadar alkohol terkecil 4,93% terbesar 6,32%,
Ho ditolak atau Ha diterima yang berarti ada
sedangkan dengan pemanasan selama 30 menit
pengaruh lama pemanasan terhadap kadar
kadar alkohol terkecil 4,28% dan yang terbesar
alkohol selama 0 menit, 10 menit, 20 menit
6,25%.
dan 30 menit dengan signifikan p = 0,000 ( Îą <
Dari data pemanasan 0 menit sampai
0,05 ). Jadi H alternative diterima. Hal ini
dengan 30 menit diperoleh nilai rata-rata kadar
ditunjukkan dengan tingkat signifikan dibawah
alkohol sampel pada pemanasan 0 menit
0,05 ( 5%).
6,87% ; pada 10 menit 6,01% ; pada 20 menit 5,29% ; dan pada 30 menit 4,8%. Sehingga
PEMBAHASAN
semakin lama pemanasan pada nira siwalan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
maka kadar alkoholnya akan semakin rendah.
tersebut
Adapun rata- rata kadar alkohol dapat
di
dalam
legen
bisa
dihilangkan dengan memberikan pemanasan <
dilihat seperti pada gambar 1.
800 C. Rata- rata kadar alkohol yang di dapat dengan pemanasan
8,00% Kadar Alkohol %
alkohol
0 menit, 10 menit, 20
menit dan 30 menit berturut â&#x20AC;&#x201C; turut adalah
6,00%
6,87%, 6,01%, 5,29%, dan 4,85%. 4,00%
Dari hasil uji ANOVA diperoleh
2,00%
dengan taraf signifikan p (0,000) < Îą (0,05). Sehingga semakin lama pemanasan
0,00%
0 10 20 30 Lama Pemanasan
siwalan
akan
semakin
rendah
nira kadar
alkoholnya.
Gambar 1. Grafik Kadar Alkohol
Pada mikroba yang masih berada pada Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan
fasa stasioner atau disebut fase adaptasi. Fase
kadar alkohol pada nira siwalan, kemudian
ini mikroba lebih berusaha menyesuaikan diri
dilanjutkan dengan melakukan uji distribusi
dengan lingkungan dan medium baru dari pada
normal
tumbuh ataupun berkembang biak. Mikroba
maka
dilanjutkan
lagi
dengan
melakukan uji ANOVA untuk mendapatkan
berusaha
hasil akhir kadar alkohol pada nira siwalan.
medium agar dapat digunakan sebagai nutrisi
Hasil
dengan
untuk pertumbuhannya. Pada waktu tanpa
menggunakan uji kolmogorov didapatkan
pemanasan terdapat kenaikan rata- rata kadar
signifikan P = 0,839
alkohol yang relatif meningkat yaitu 6,87% hal
uji
distribusi
normal
sehingga datanya
merombak
materi-materi
dalam
13 Mardiyah, S. 2017. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer). Surabaya : The Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (9-15).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist No.1Vol.2November2017 ISSN: 2597-3681
ini terjadi karena pada waktu pendiaman ini
Pada proses tersebut menggunakan
mikroba mengalami pertumbuhan yang cepat,
suhu optimum yakni pada suhu 700C karena
dimana
dimungkinkan
fase
menggunakan
ini
mikroba
nutrisi
sudah
dalam
dapat
adanya
aktifitas
berbagai
medium
macam mikroorganisme yang menyebabkan
fermentasinya dan pada fase ini mikroba
timbulnya kadar alkohol. Jika dipanaskan pada
banyak tumbuh dan membelah diri sehingga
suhu lebih dari 800C dikhawatirkan akan cepat
jumlahnya meningkat dengan cepat. Setelah
menguap dan berkurang karena merupakan
waktu pemanasan,
titik didih alkohol.
kenaikan kadar yang
diperoleh tidak terlalu banyak mengalami peningkatan atau relatif landai. Penurunan yang
relatif
waktu
Dari hasil penelitian pengaruh lama
pemanasan selama 10 menit, 20 menit, dan 30
pemanasan terhadap kadar alkohol pada nira
menit
siwalan
yaitu
landai
ini
terjadi
pada
KESIMPULAN / CONCLUSSION
dimungkinkan
akhir
dapat
disimpulkan
bahwa,
Ada
pertumbuhan mikroba pada nira siwalan ini,
pengaruh lama pemanasan terhadap kadar
yang merupakan fase eksponensial dimana
alkohol pada
fase ini laju pertumbuhan tetap pada laju
digunakan dengan tanpa pemanasan,
pertumbuhan
dengan
menit, 20 menit, dan 30 menit, ditunjukkan
pertumbuhan yang maksimum pada fase ini
dengan penurunan kadar alkohol. Rata- rata
ada sebagian kecil mikroba yang mulai
kadar alkohol pada nira siwalan yang telah
mengalami kematian yang ditunjukkan pada
dilakukan tanpa pemanasan 0 menit diperoleh
pemanasan selama 30 menit sedikit mengalami
kadar alkohol terkecil 6,55%, terbesar 7,15%,
penurunan yaitu rata- rata kadar alkohol
dengan pemanasan selama 10 menit diperoleh
4,85%.
kadar alkohol terkecil 5,66% terbesar 6.55%,
maksimum.
Seiring
nira siwalan
waktu yang 10
Pemanasan yang dilakukan bertujuan
dengan pemanasan selama 20 menit diperoleh
untuk mengurangi populasi mikroorganisme
kadar alkohol terkecil 4,93% terbesar 6,32%,
atau membunuhnya yang ada didalam bahan
sedangkan dengan pemanasan selama 30 menit
pangan.
kadar alkohol terkecil 4,28% dan yang terbesar
Perlakuan
pemanasan
sering
dikombinasikan dengan perlakuan lainnya
6,25%.
untuk mencegah rekontaminasi oleh adanya
Saran
Bagi
Konsumen
Dalam
mikroorganisme. Sel â&#x20AC;&#x201C; sel spora berbeda
mengkonsumsi nira siwalan Perlu diperhatikan
dalam sel ketahanannya terhadap suhu tinggi,
lama
jumlah spora yang lebih banyak daripada sel,
dibiarkan terlalu lama nira siwalan akan
maka panas yang dibutuhkan untuk mematikan
menjadi semakin asam dan memungkinkan
lebih banyak (Hidayat, et al, 2006).
timbulnya alcohol. Bagi penjual untuk lebih
penyimpanannya,
karena
apabila
memperhatikan cara pengolahanya agar tidak 14 Mardiyah, S. 2017. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer). Surabaya : The Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (9-15).
The Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist No.1Vol.2November2017 ISSN: 2597-3681
cepat menjadi kadar alkoholnya semakin tinggi
maka
segera
dilakukan
Irine Rizki C dkk, 2006. Tuak dan Legen, http :// www.id.wikipedia. org/wiki/siwalan. Diakses : 17 Mei 2012
adanya
perlakuan. Untuk peneliti selanjutnya agar meneliti
tentang
terkandung
bakteri
dalam
nira
apa saja yang siwalan
Joseph, G.H.M.M, M. Rumokoi dan Z. Mahmud. 1990. Perbaikan teknik penyadapan nira lontar di Nusa Tenggara Timur. Buletin Balitka No. 11 Thn 1990 hlm. 103 â&#x20AC;&#x201C; 111, Balai Penelitian Kelapa. Manado.
yang
menghasilkan alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Lempang, M., A. Kadir, W. dan Misdarti. 2003. Teknologi pengolahan nira aren untuk produk nata pinnata. Buletin No.6 Thn. 2003 Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar.
Anonim. 2008 Peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 86/ Men. Kes/ Per/ IV/77 tentang : Bahan Tambahan Makan Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta Arintawati. 2006. Mengenal minuman beralkohol. http://www.republika.co.id. Diakses tanggal 06 April 2012.
Mahmud, Z., D. Allorerung dan Amrizal, 1991. Prospek tanaman kelapa, aren, lontar dan gewang, untuk menghasilkan gula. Buletin Balitka No. 14 Thn. 1991 hlm. 90 â&#x20AC;&#x201C; 105. Balai Penelitian Kelapa. Manado.
Buckle, K. A, Edwards, R.A, Fleet, G.H. and Wooton, M. 1985. Ilmu Pangan. UIPress. Jakarta.
Rukmana. 1998. Ganyong budidaya dan pasca panen. Yogyakarta: Kanisius
Estu Patriyatno, S. 2006. Keunikan legen. http://.id.wikipedia.org/wiki/Siwalan . Diakses tanggal 14 Maret 2012.
Sunanto H. 1993. Aren (Budidaya dan Multigunanya). Yogyakarta : Kanisius
Ferdiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Utama Pustaka. Jakarta.
Sriwulan, wieke. 2002. Penuntun praktikum kimia makanan dan minuman. Surabaya
Frisna, 2008. Reaksi- reaksi senyawa karbon, http : // kimia, upl. Edu/ bahan ajar/ reaksi_organik/ index, htm, diakses : 24 April 2012
Sudjana. 1996, Metoda satistika. Edisi 6. Bandung : Kanisius
Gusti, diah, 2010, Isolasi gasohol dari limbah nira aren (Arenga pinnata merr) Jurnal Penelitian Kelapa. Vol.2 N0.2.
Widjanarko. 2008. Siwalan dan kandungan niranya. http://www.lintas berita.com diakses tanggal 14 Mei 2012.
Hidayat, dkk. 1997. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wikipedia, 2010. http://www.wikipedia.org. tanggal 28 Mei 2012.
Etanol, diakses
15 Mardiyah, S. 2017. Pengaruh Lama Pemanasan Terhadap Kadar Alkohol Pada Nira Siwalan (Borassus flabellifer). Surabaya : The Journal of Muhamadiyah Medical Laboratory Technologist. Vol: 2, No.1 (9-15).