TAHS MAGZ VOL 1

THEANGERHEAD

STUDIO MAGAZINE

PAWS 37 BAGGIE GHELAVA BACILL G-FANG

VOLUME #1 | June, 2021.

BASED IN YK, INA.

0120210001 TM

THEMIGHTYLEC

THEANGERHEAD

STUDIO MAGAZINE

VOLUME #1

DISC M

AN D

K

PAWS 37 BAGGIE GHELAVA BACILL G-FANG THEANGERHEAD

STUDIO i

IC

AT TA C

Heyho, let’s go!

Perkenalkan, kami adalah The Anger Head Studio.

Sebuah portal media amatir yang hadir untuk mencoba merekam dan mendokumentasikan semua hal yang kami bisa dan kami mau.

Trust us, we’re nothing.

THEANGERHEAD

STUDIO ii

PAWS 37 MAINKAN TAJAM JARIMU

THEANGERHEAD

STUDIO

Scratching the vinyl with DJ PAWS 37

1

PAWS 37 adalah salah satu Disc Jockey (DJ) yang berasal dari Kota Yogyakarta. Nama PAWS berasal dari inisial yang ia ambil ke ka masih ak f dalam skena grafi . PAWS yang memiliki ar telapak tangan hewan, dimaknai sebagai sebuah alat yang bisa digunakan untuk apa saja. “PAWS itu awalnya ini al-ku saat aku masih ak f di grafi . PAWS itu sendiri kan ar nya cakar ya, semacam telapak tangan untuk hewan seper kucing, anjing, dll. Aku anggap itu sebagai tangan yang bisa digunakan untuk apapun. Bisa untuk menggambar dan berkarya, bahkan untuk merusak...”. Dimulai pada sekitar tahun 2005, PAWS bergabung dengan kawan-kawan YORC (Yogyakarta Art Crime) yang kemudian menjadi awal ia bersentuhan dengan musik Hip Hop. Memulai pergerakan dalam skena Hip Hop dengan membentuk grup rap bernama Tawazun pada tahun 2006, awalnya ia memulai segala sesuatunya dengan menjadi seorang MC. Besarnya intensitas dalam bermusik, membuat waktu yang ia tumpahkan dalam dunia street art menjadi berkurang. Dalam kesempatan ini, kami mencoba mengupas mengenai awal sepak terjangnya dalam menjadi seorang DJ, dibarengi dengan segala obrolan pen ng dan dak pen ng kami. Simak wawancara kami dengan PAWS 37. Gas, dab!

Berawal dari menjadi MC, lalu kenapa bisa ban ng s r menjadi DJ? Pada tahun 2010, aku bergabung dengan ENOKA (nama awal NOK37) bareng Ro en. Kenapa kemudian menjadi DJ, karena pada saat itu aku melihat masih sedikit orang yang menjadi DJ, ditambah kesadaranku yang menilai diriku dak terlalu bagus dalam membuat lirik, ya sudah aku belajar menjadi DJ. Aku juga menilai bahwa DJ ini sebenarnya memiliki peran yang vital dalam sebuah perform, tapi kenapa masih sedikit pada saat itu.

Bagaimana kemudian kisah awal ke ka belajar menjadi DJ? Kembali karena berangkat dari asumsi awalku mengenai masih sedikitnya DJ pada saat itu, aku mulai dengan berkenalan dan belajar bersama teman- teman seper Rencong (dangerdope), Aping dan kawan-kawan lainnya yang sudah lebih dahulu menjadi DJ. Sering sharing bersama mereka tentang harga alat, komponen-komponen penunjang, dan lain sebagainya.

Lalu secara teknis, bagaimana kemudian alat yang dimiliki pada saat itu?

Nah setelah banyak melakukan sharing dengan teman-teman, ternyata untuk awal menjadi DJ itu dak terlalu pen ng memiliki alat yang mahal. Kamu bisa memulainya dengan alat-alat dan komponen yang sederhana. Dulu awal ke ka belajar, aku lebih seper “kanibal” dalam penggunaan alat.

Apa itu maksud dari “kanibal”?

Ya semuanya campur. So ware-nya apa, alatnya apa, beda-beda. Selama bisa dipakai dan match ya sudah aku pakai.

Apakah berpengaruh terhadap kualitas produk musik?

Sebenarnya rela f sama. Bahkan pada saat album NOK37 pertama kali keluar, set yang aku pakai juga bisa dibilang set “gadogado”. So ware pakai Deckadance, soundcard pakai MAYA44. Yang sebenarnya secara teknis, DJ yang sesungguhnya dak memakai itu. Awalnya begitu.

Secara prosentase, semuanya banyak dipelajari secara otodidak?

Iya betul secara otodidak. Pilihanku ada dua pada saat itu, aku mengulik sendiri atau aku sekolah (DJ School). Kalau aku sekolah, aku mungkin dak punya cukup dana yang efisien untuk beli alat. Pun aku membeli alat, tentunya aku dak cukup dana untuk sekolah.

Modal nekat?

Jelas kalau itu. Pokoknya nekat.

Bagaimana kemudian vibes yang dirasakan ke ka pertama kali perform as a DJ? Pada awalnya aku berpikir bahwa DJ hanyalah pelengkap dari sebuah grup Hip-Hop. Karena secara awam, ke ka kita melihat sebuah perform dari sebuah grup Hip-Hop pas nya Rapper-lah yang banyak mendapatkan spotlight. Tapi kemudian aku berpikir, ternyata peran DJ dak kalah besarnya. DJ-lah yang memegang kendali dari mulai hingga berhen nya sebuah lagu.

Tapi yang menjadi pembeda antara seorang PAWS 37 dengan DJ yang lain, mungkin. Adalah segmentasi audience-nya.

Menurut hemat kami, PAWS 37 lebih banyak berkarya pada dunia musik “underground”. Dari mana referensinya?

Sebetulnya pada saat itu karena semua serba terbatas, plus juga karena sedikitnya DJ yang ada pada segmentasi Hip-Hop underground. Jujur, aku pada waktu itu main masih terbilang awur-awuran. Secara teknik ya.

Lalu kemudian bagaimana tanggapan dari audience?

Nah ini ada sedikit cerita menarik. Karena pada saat itu DJ di segmentasi underground masih sangat sedikit dan bisa dibilang aku dak memiliki kompe tor, ya aku percaya diri saja karena merasa dak ada yang lain. Sesederhana ke ka ada orang yang ingin tanya-tanya perihal DJ, pas orang-orang langsung merekomendasikannya ke aku. Padahal aku juga masih belajar.

Berapa lama kemudian hal itu berjalan?

Ya karena intensitas perform sebagai DJ sudah lumayan banyak. Ketemulah aku dengan teman-teman DJ yang lain, yang kemudian aku sadar bahwa selama ini yang aku lakukan itu secara teknik banyak salahnya. Ya sudah memperbaiki kesalahan lewat situ.

Learning by srawung. Keren sekali. Bisa dibilang lingkungan yang supor f banyak membantu seorang PAWS 37 dalam berproses?

Iya tentu. Di samping yang aku katakan tadi soal masih sedikitnya DJ yang ada di segmentasi underground.

Kami baru menyadari bahwa pada era masifnya gigs diselenggarakan di JNM (Jogja Na onal Museum), NOK37 adalah grup Hip-Hop dengan persiapan perform yang paling proper. Apakah asumsi kami benar?

Mungkin bisa dikatakan seper itu. Bisa kita lihat waktu era tahun 2013, nama NOK37 melambung karena ke ka perform, kami menyiapkan set seper turntable dan scratch yang mungkin dak banyak dilakukan oleh grup Hip-Hop yang lain pada saat itu.

Bisa dikatakan bahwa NOK37 adalah grup Hip-Hop di segmen underground yang menjadi “top er” saat itu?

Ya itu silakan audience yang menilai hahaha…

2

Di grup saat ini, PAWS 37 sendiri hanya menjadi DJ atau juga berperan sebagai beatmaker NOK37? Dan jika boleh diceritakan, bagaimana proses krea f biasa dilakukan?

Posisiku dalam proses krea f di NOK37 sebenernya sekadar memberikan konsep besarnya saja secara general. Sesekali ke ka memproduksi lagu, aku juga membuat beat yang tentunya nan mendapat masukan dari teman-teman yang lain. Namun untuk urusan lirik, aku percayakan sepenuhnya dengan yang berada pada bagiannya. NOK37 dak ribet proses krea fnya, yang terpen ng ya kita komunikasikan bersama terkait produksi sebuah karya.

NOK37 berisi empat personil, bagaimana caranya menyatukan empat isi kepala yang berbeda dalam satu ide krea f?

Ya sebenarnya itu proses pada diri masing-masing. Jadi jika ditanya metodenya ya aku juga dak bisa menjawab secara pas karena dak ada metode yang pakem. Ar nya kalo konflik dalam sebuah grup pas ada, ya paling dak persoalan-persoalan teknis, namun itu bisa kita atasi seiring pendewasaan kita bersama.

Dalam 16 tahun berkarya di dunia musik, apakah ada suatu peris wa atau turning point dalam dunia ini (musik Hip Hop)?

Wah bisa dibilang peris wanya banyak sekali, apalagi sekitar tahun 2011-2013 di mana NOK37 itu seper kondang banget. Aku merasa sangat diapresiasi oleh audience dengan nama DJ PAWS 37. Kalo di sisi turning point, yang membawa aku fokus dalam dunia Hip Hop ini ya melalui bagaimana aku mengapresiasi kembali diriku ke dalam dunia ini. Jadi ada proses mbal balik yang aku lakukan hari ini ke dunia Hip Hop. Dan sebenarnya aku juga belum tahu apakah di masa depan aku akan tetap berada pada jalur ini (Hip Hop), namun tentunya tetap pada dunia musik. Salah satu hal dalam diriku ialah, aku bukan orang yang kolot untuk berkarya.

Ar nya walaupun aku dikenal sebagai pelaku musik Hip Hop, namun teman-temanku pun banyak dari skena yang lain. Dengan ikut mendengarkan lagu mereka misalnya. Bersama Morning Horny contohnya, aku coba untuk combine satu aliran musik Punk dengan Hip Hop, dengan begitu aku merasa dapat mendapatkan referensi musik yang lebih banyak.

Apakah ada rencana dalam memproduksi solo project? Seper membuat mini album berisi beat yang dibuat?

Sebenarnya ada, tapi dak kemudian seserius sampai membuat EP. Kemarin aku sempat membuat drum and bass dan me-remix lagu-lagu legendaris seper karya Chrisye, Le o, dll. Aku remix menjadi satu set playlist. Lalu waktu di awal-awal pandemi itu juga aku punya project iseng membuat beat lalu aku share ke teman-teman, biar pada ngisi liriknya. Hanya seper itu saja simple, dak sampai yang bikin mini album, dll.

Sempat memiliki project bersama wayang polah, apa itu?

Wayang polah itu aku awalnya diajak oleh teman-teman untuk mengisi di bagian lagu. Jadi kalau biasanya pagelaran wayang itu menggunakan gamelan manual sebagai pengiring, nah ini iringan gamelannya digan menggunakan DJ. Keren dan menarik sekali! Lalu, apa cita-cita seorang PAWS 37 di dunia DJ yang belum tercapai dan sedang diusahakan?

Cita-cita secara pribadiku ya sebenernya bikin album PAWS 37 secara mandiri. Dari beat-beat karyaku. Tapi aku memiliki kendala.

Di mana terkadang aku lupa pas sudah dapat materi terus malah fokus dengan kegiatan yang lain. Jadi belum bisa fokus untuk melakukan pengarsipan beat yang ingin aku buat ke dalam album secara disiplin hehehe...

Sederet pertanyaan menuju akhir, bagaimana regenerasi DJ di Kota Yogyakarta dalam kacamata seorang PAWS 37?

Sebenarnya jika berbicara regenerasi DJ di Yogyakarta ini sudah cukup banyak. Tapi kebanyakan adalah mereka para pelaku DJ Mixing EDM yang berkarya di club, karena juga sekarang sudah banyak sekolahnya kan. Menurutku regenerasi DJ sudah baik dan banyak potensi-potensi hebat yang bakal lahir.

Hmm menarik. Lalu, mari melompat jauh. Apa sebenarnya cita-cita masa kecil seorang PAWS 37? Apa ada kaitannya dengan yang dikerjakan saat ini?

Wah jauh. Ke ka kecil, aku malah pengennya jadi pembalap BMX. Pada saat itu aku melihat orang bermain BMX terus freestlye seper nya keren banget, jadi malah kebayangnya pengen jadi pelaku di extreme sport gitu. Tidak ada cita-cita konvensional anakanak biasanya seper menjadi polisi, tentara atau dokter hehehe…

Lalu kemudian apa yang menjadi acuan seorang PAWS 37 untuk fokus di dunia musik Hip Hop ini?

Sebenarnya jika dilihat dari segi sejarahku berkecimpung di dunia musik ini. Hip Hop yang mengenalkanku ke dalam circle dunia ini. Maksudnya ialah, aku kemudian bisa belajar grafi , lalu mendapatkan jaringan yang lebih luas. Ditambah aku merasa, bahwa namaku bisa besar pun dikenal sebagai DJ di grup Hip Hop, maka dari sinilah aku harus berpikir bagaimana caranya untuk survive dengan lebih krea f dan terus mengembangkan apa yang aku punya saat ini.

Luar biasa. Sungguh obrolan yang menarik. Ditunggu karya-karya berikutnya!

GAS!

Sumber gambar: PAWS 37

3

Sumber gambar: PAWS 37

JUMAT GOMBRONG, merupakan sebuah acara gigs Hip Hop yang digawangi oleh DJ PAWS 37, Bacill, Andy Rockindoc, DJ Gunsky, dan Klawu. Awal mulanya, Jumat Gombrong berangkat dari kebosanan para pegiat musik Hip Hop ini atas vakumnya gigs di Kota Yogyakarta. Tidak jelasnya situasi dan apa yang sedang terjadi, memunculkan inisia f untuk membuat sebuah acara kecilkecilan. Dimulai dengan konsep jamming dari se ap ar st di suatu hari Jumat tahun 2020, saat ini Jumat Gombrong telah dikenal sebagai sebuah acara gigs Rap yang cukup “berbahaya”, bahkan sounding hingga di luar DIY. Dengan manajerial acara yang dilakukan secara kolek f bersama kawan-kawan yang lain, Jumat Gombrong telah berkembang menjadi sebuah movement besar.

Tentang bagaimana merawat semangat, dan roda hidup yang harus terus diputar.

JUMAT GOMBRONG #3, menjadi sebuah k balik mengenai bagaimana kemudian gerakan ini mencapai puncaknya. Ditemui di kediamannya, DJ PAWS 37 menceritakan bagaimana animo yang besar dari audience merupakan sesuatu yang sungguh di luar ekspektasi. “sebenarnya konsepnya sederhana mas. Pokoknya ada DJ, performing dari para talent, dan jamming session. Mungkin itu juga ya mas yang membuat kemudian orang-orang tertarik dengan acara ini. Jadi orang-orang ini punya kesempatan untuk perform, dak hanya nonton...”.

Prak s dengan animo yang semakin besar, tentunya juga diperlukan pola manajerial yang terus berkembang. Terlebih soal cke ng dan manajemen massa yang hadir, apalagi di situasi saat ini yang diperlukannya protokol kesehatan yang ketat dalam penyelenggaraan sebuah acara. Narasumber, bercerita mengenai sistem cke ng yang dijalankan oleh Jumat Gombrong, “kan konsepnya harus beli ket dulu dalam bentuk kwitansi, dan harus ditukar pada H-1 sebelum acara. Nah waktu itu ada yang mau datang dari luar kota. Nah kaget juga waktu itu. Makanya kemudian kita rubah sistem cek ng untuk para audience dari luar kota.

Dan bicara soal protokol kesehatan, pas nya kita juga ketat dalam hal ini. Jelas wajib masker...”. Learning by doing, klasik namun jitu dalam sebuah pembelajaran. Dari 100 kuota yang ada pada JUMAT GOMBRONG #3, jumlah terakumulasi secara luar biasa di JUMAT GOMBRONG #4. Sekitar 250 ket terjual dengan 75 ket diambil oleh audience yang berasal dari luar kota, membuat Jumat Gombrong benar-benar mulai menajamkan taringnya.

Tidak hanya berhen dalam penyelenggaraan acara. Saat ini, Jumat Gombrong konsisten dalam memproduksi mixtape. Hal ini menarik, melihat bahwa pergerakan ini dak hanya berhen ke ka durasi acara selesai dan lampu stage mulai dipadamkan.

Namun semangat mengenai bagaimana karya harus terus diproduksi, dan bagaimana skena harus terus hidup. Ditanyai mengenai visinya, “semoga reguler” adalah tagline yang tersemat dalam bio instagram resmi Jumat Gombrong. Makna dari kalimat tersebut sangat sederhana, DJ PAWS 37 mengatakan “kami ingin Hip Hop merasuk di masyarakat, dengan tontonan dan sajian yang menarik. Kami ingin Jumat Gombrong bisa diselenggarakan secara rolling di lima kabupaten di DIY...”. Sungguh menarik bukan?

Lanjut. Ditanyai mengenai pendapatnya perihal skena Hip Hop di Kota Yogyakarta, narasumber mengatakan bahwa sebenarnya banyak sekali potensi-potensi yang ada di kota ini. Hanya saja, wadah yang terbatas membuat mereka menjadi sedikit kurang look-up ke permukaan. DJ PAWS 37 mengilustrasikan hal tersebut ke ka dirinya didapuk sebagai orang yang memiliki tanggung jawab dalam produksi mixtape Jumat Gombrong. Banyak sekali orang-orang yang mengirimkan karyanya ke ka submission dibuka, sekitar 50 lagu diterima di pekan pertama. Sebuah ilustrasi sederhana, di mana Hip Hop memiliki audience yang besar. Tidak hanya di sisi penikmat, namun juga di sisi pelaku. Agaknya, Jumat Gombrong menjadi wadah yang efek f dan angin segar bagi para pelaku musik Hip Hop. Tidak hanya berhen soal musik. “gombrong” dalam lanjutan kata “jumat” memiliki maknanya tersendiri, bahwa esensi dari musik Hip Hop dengan ciri pakaian tertentu, hendaknya coba dikembalikan kembali spirit-nya. Hal tersebut, ternyata membawa dampak yang cukup signifikan, terlebih pada pegiat fashion “awul” yang menjual beberapa produk pakaian yang dekat dengan budaya Hip Hop. Tentunya, hal tersebut menjadi menarik. Melihat bahwa ternyata efek yang diberikan menjadi melebar secara natural. Sebuah simbiosis mutualisme yang terjadi, dan tentunya melibatkan banyak pihak. “gombrong”, lokal!

Hingga pada akhirnya, kehadiran Jumat Gombrong layaknya sebuah jantung yang terus memompa darah. Untuk menghidupkan denyut skena Hip Hop di Kota Yogyakarta. Sebagai sebuah pergerakan dengan semangat kolek f, persaudaraan, dan tujuan bersama bagi skena yang ingin terus dihidupi. Jumat Gombrong, hell yeah!

4

TM

THEMIGHTYLEC 5

MERAPAL JALAN WALAU GELAP

BAGGIE 6

Sumber foto: Baggie

THEANGERHEAD

STUDIO Lil Baggie, bagaimana asal muasal nama tersebut?

Lil Baggie adalah proses penyederhanaan dari nama sebelumnya yaitu Li le Baggie. Li le sendiri memiliki ar tentang diriku sebagai anak terakhir di rumah. Dan Baggie sendiri adalah singkatan dari nama lengkapku. Simple.

Walaupun sebenarnya semakin ke sini, aku mencoba untuk menghilangkan nama Lil itu sendiri. Karena aku merasa bahwa karya musik yang aku bawakan semakin berkembang dan dewasa.

Cukup sebut dirimu dengan Baggie saja?

Iya, Baggie aja.

Bagaimana dengan logo yang sudah tercantum nama Lil di sana?

Mau aku hapus sih hahaha Hmm… pertanyaan standart, kenapa memilih Hip-Hop? Dan kenapa memutuskan untuk terjun menjadi MC? Apa pemicunya?

Sesuai dengan salah satu dari empat elemen Hip-Hop, dulu aku awalnya berangkat dari grafi ke ka aku SMP sampai masa ke ka mau masuk SMA. Otoma s pada waktu itu, referensi yang aku dapatkan adalah musik yang dekat dengan grafi itu sendiri yaitu Rap. Kenapa memilih sub-genre underground? Apa yang membuat Underground Rap itu menarik bagimu?

Aku pribadi juga mempunyai ketertarikan dengan konsep yang dibawakan oleh Underground Rap. Seper mengangkat isu-isu sosial, pertemanan, skena, bahkan mungkin muatan poli s. Di samping itu semua, lirik-lirik yang biasa dihasilkan oleh sub-genre ini banyak yang mengandalkan metafora.

Hmm menarik. Seper mendengar roman sastra yang di-beat-kan.

Benar!

Apakah ada ketertarikan untuk membawa muatan poli k dalam karya?

Sebenarnya tertarik, tapi aku belum berani. Ya karena aku belum terlalu into ke situ.

Pernah tergabung dalam suatu grup. Apa nama grupnya?

TROOPSTONE, itu pertama kali “bendera”-ku dalam berkarya.

Tahun berapa TROOPSTONE lahir?

2011 Sejak tahun 2011 dan TROOPSTONE sudah menghasilkan beberapa lagu, bagaimana kisah penciptaan karyanya? Mungkin spesifik dalam proses rekaman?

Kebetulan waktu itu aku mengenal salah satu personil dari Dirty Connec on, dan kami disarankan untuk rekaman di Begundal Records tempatnya temanteman Begundal Clan. Jadi waktu itu tahun 2011, TROOPSTONE lahir dan langsung masuk ke dapur rekaman. Sempat juga kami rekaman di studio milik salah satu personil dari NOK37.

Kapan pertama kali perform? Dan bagaimana ceritanya?

Pertama kali perform waktu itu ada pensi sebuah SMK. Itu aku pas lulusan SMP. Jadi waktu itu aku enggak ikut konvoi lulusan, aku malah perform hahaha Sejauh ini dalam membuat sebuah lagu, digging materi hanya berasal dari lingkup pertemanan di sekitar?

Iya. Bicara soal pertemanan, skena, dan apa yang dialami aja. Contohnya lagu yang terakhir rilis bersama Satra yang berjudul Realshit Chaos. Itu ceritanya ke ka kami berdua baru “minum-minum”. Tanpa kami sadari, kami ngobrol sampai adu mulut dan cek-cok bahkan sampai saling pukul-pukulan. Tapi lucunya, sore hari kami bertemu lagi dan kami tetap ketawa-ketawa santai.

Nah dari situ kan akhirnya malah bisa jadi cerita. Dan akhirnya lahir lagu tersebut.

Sumber foto: Baggie

AN INTERVIEW WITH BAGGIE.

LIL BAGGIE ON THE MIC. FIGHT THE POWER! 7

Satu dari Rap yang selalu membuat kami tertarik dan kagum. Yaitu masalah produksi rima dan diksi yang menurut kami belum tentu bisa dilakukan oleh semua orang. Seberapa pen ng diksi bagimu? Apakah benar-benar ada perha an lebih dalam memproduksi sebuah diksi?

Dalam pandanganku, entah itu new-school, old-school, underground, dan lainlain. Yang terpen ng adalah isi dari liriknya. Bagaimana konten yang disajikan dan penyampaian dalam lirik tersebut.

Bagaimana kemudian proses yang dilalui Baggie untuk mampu menciptakan rima dan diksi yang menarik? Dari mana biasanya inspirasi didatangkan?

Biasanya aku mulai dengan hal-hal sederhana seper melihat liputan berita, menonton film, dan sedikit-sedikit membaca buku. Dan juga beberapa video dokumentasi sejarah.

Kemudian menciptakan proyek solo-career, bagaimana pemicunya?

Sebenarnya ada kaitannya dengan grup TROOPSTONE-ku yang dulu. Jadi waktu itu di tahun 2016, TROOPSTONE secara tanda ku p vakum karena adanya kesibukan masing-masing. Pada waktu itu aku sempat hilang arah, bingung harus bagaimana. Sampai akhirnya aku masuk ISI (Ins tut Seni Indonesia) dan mulai kenal banyak teman baru dan nongkrong sana-sini di luar kuliah. Pada waktu itu aku kenal dengan salah satu band Hardcore bernama Never Knockout. Kita sering kolaborasi bareng memadukan musik Hardcore dan Hip-Hop. Sampai akhirnya aku bertemu salah satu teman lagi di kampus yang kebetulan bisa membuat beat, nah beat-nya juga kebetulan unik menurutku. Unik karena basic-nya yang bukan dari musik Hip-Hop. Jadi ada sedikit bumbu noise dan distorsi dalam beat yang dihasilkan. Dan aku ternyata lebih suka yang seper itu. Akhirnya kami memproduksi lagu.

Apa lagu pertama dalam proyek solo-career ini?

Kembalilah Merapat dan Jalan Gelap Apa maksud lagu tersebut?

Sebenarnya itu lagu untuk teman-temanku di TROOPSTONE. Lagu yang aku ciptakan untuk kembali menyemanga teman-temanku di TROOPSTONE. Ya aku mencoba mengembalikan semangat mereka yang redup. Sederhananya aku ingin mereka kembali bersama-sama saya di sini.

That’s dope! Apakah ada kaitannya dengan lagu Jalan Gelap?

Untuk lagu Jalan Gelap itu sebenarnya untuk menceritakan diriku sendiri.

Bahwasannya aku masih ada di sini, aku masih ada di skena ini, dan aku masih konsisten di sini. Aku masih bawa skena underground hahaha Sebagai sebuah penanda bahwa kamu berani mengambil jalan sunyimu?

Kurang lebih seper itu. Aku masih ada, aku belum ma .

BIG APPLAUSE! Kemudian berlanjut, flashback di sekitaran tahun 2012-2014 di mana skena Hip-Hop di Kota Yogyakarta mengalami “ledakan” yang cukup besar. Se ap malam minggu selalu ada gigs dan antusiasme cukup nggi saat itu. Muncul beberapa tanggapan miring mengenai cap “pemuda gombrong”, “cah XL”, dsb. Bagaimana menurutmu?

Ya sebenarnya itu kan karena kita mengadopsi kultur dari luar ya.

Menggunakan pakaian yang notabene berukuran “oversize” sebagai penanda bahwa kita manusia yang mendambakan sedikit kebebasan. Apa yang aku pakai ya itu yang aku suka, itu yang aku nyaman. Ya persetan.

Nice. Kembali soal musik. Siapa musisi yang berpengaruh dalam dirimu?

Ya untuk lokal mungkin Homicide dan beberapa grup rap dari Bandung. Kalau luar ya mungkin Public Enermy, Immortal Technique, Non Phixion, dan Necro.

Bagaimana skena Hip-Hop lokal saat ini dalam pandanganmu?

Ya karena aku berkaca dari waktu yang lalu di mana skena ini besar dan kemudian sempat surut. Ya menurutku saat ini sudah ada sedikit kebangkitan untuk skena Hip-Hop lokal. Dan juga sudah saling support satu sama lain.

Sebenarnya ada yang menawarkan untuk mengisi gigs dan tour. Tapi ya tau sendiri apa yang sedang terjadi saat ini. Pandemi. Terakhir gigs itu ke ka bikin acara bareng teman-teman dari WRBJ di Seven Sky, acara Back in the Day. Kalau sekarang kebanyakan manggung di klub. Sampai bosan.

8 Sumber foto: Baggie

9 Sumber gambar: Baggie

Apakah ada perbedaan ke ka manggung di gigs dan klub? Mungkin interaksi dengan audience yang berbeda?

Ya itu pas . Interaksi tetap seru di gigs. Tapi bicara soal perform di klub, ada sebuah cerita menarik di balik itu semua.

Apa itu?

Sebelum sering main di klub, aku pernah mencantumkan lirik di kompilasi GFang yang kira-kira menceritakan keinginanku untuk membawa skena ini di tempat itu. Hura-hura di balik huru-hara. Seper penggambaran di mana aku terlihat hura-hura di sana, padahal seja nya aku sedang membuat huru-hara di tempat itu. Membawa skena underground ke sana, membuat tempat itu menjadi sedikit “ dak nyaman”. Ya ternyata lirik adalah sebuah doa juga ya hahaha Sedikit menyinggung soal G-Fang Record. Sejak kapan bergabung?

Sekitar 2018-2019 aku bergabung. Ya masih awal juga soalnya.

Murni sebagai tempat recording?

Ya tempat recording sekaligus tempat kolek u.

Bicara soal masa depan, seberapa op mis dengan karirmu di “dunia” ini?

Ya sebenarnya dibawa have fun aja. Yang pen ng aku terus berkarya, kalau ada tawaran job ya itu bonus. Ya yang pen ng aku mengerjakan apa yang aku suka aja. Dunia luar menerima apa dak ya itu urusan telinga masing-masing.

Bagaimana jika ada tawaran dari label rekaman? Apakah ada ketertarikan untuk masuk ke industri musik yang dianggap orang-orang lebih “menjanjikan”?

Aku masih menikma apa yang aku lakukan saat ini. Di mana aku mengerjakan segala urusannya secara sendiri dan mandiri. Ya tentunya tetap ada bantuan dari teman-teman dalam urusan teknis untuk eksekusi karya. Tapi sejujurnya aku lebih nyaman seper ini. Kebetulan aku juga pernah membuat satu lirik yang sebenarnya agak kasar, “jangan jadi b*jing*n yang lupa kulitnya”. Kamu harus tau dan ingat kamu berasal dari mana. Ya mungkin itu jadi salah satu reminder pribadi.

Tapi bukan berar dak peduli dengan pasar sama sekali, bukan begitu?

Ya sebenarnya semua memiliki market-nya sendiri-sendiri. Tinggal kemudian bagaimana kamu mengemasnya. Alhamudillah tanggapan dan feedback dari orang-orang juga bagus. Alhamdulillah karyaku juga dihargai di luar sana.

Lalu, seper apa persona yang ingin kamu bangun pada akhirnya? Seper apa kamu ingin Baggie dikenal orang-orang?

Ya seper ini aja. Tetap dengan Baggie yang seper ini.

Selama sepuluh tahun berkecimpung di skena ini. Apa turning point yang kemudian membuatmu mantab berada di “dunia” ini?

Dulu, TROOPSTONE itu saat awal-awal perform di tahun 2011 justru ada di luar acara skena underground. Dulu kan banyak kafe-kafe kecil di Yogyakarta. Nah di sana kami satu-satunya yang membawa konsep underground. Ceritanya waktu itu kami harusnya main jam tujuh, kebetulan dipindah jadi main terakhir. Dan itu dak ada yang nonton sama sekali. Berjalan hampir setahun dua tahun. Dan akhirnya berkesempatan untuk main di JNM, pada waktu itu pertama kali main di JNM kita manggung di bagian yang bawah, yang seper bunker itu. Di situ aku udah bangga banget. Nah, setelah beberapa waktu baru kami berkesempatan untuk main di panggung besar JNM yang ada patung Garuda-nya. Kita dapat run-down sekitar jam 7-8 malam. Pas rame-ramenya kan. Pas naik panggung dan perform, penonton banyak yang ikut nyanyi dan interaksinya seru sekali. Sampai waktu turun panggung, aku terharu. Karena saking bangganya dapat feedback posi f dari audience. Ya seper hasil baik yang akhirnya kami pe k dari proses perform dan berkarya selama ini. Dan di skena ini aku dapat teman-teman yang banyak, bisa kenalan sama seniorsenior yang saling support.

Random ques on. Jika di masa mendatang akhirnya Lil Baggie meledak dan “naik ke permukaan”, dibarengi dengan TROOPSTONE yang akhirnya bangkit dari vakumnya selama ini. Mana yang akan kamu pilih?

Karya pertamaku dalam proyek solo-career ini adalah Merapatlah Kembali. Yang mana itu bertujuan untuk menyemanga teman-temanku di TROOPSTONE. Jika pada akhirnya kami kembali bersatu dan kembali membuat sebuah karya, ya pas nya aku akan sangat menan kan.

Apa plan 2021?

Album pas nya. E.P. Di mana bisa mendengarkan karya-karya Baggie?

Soundcloud bisa, youtube bisa.

Mulai saat ini. Orang-orang perlu waspada, Baggie sungguh berbahaya. Real Chaos! Ditunggu albumnya, dan jangan lupa rilisan fisiknya!

Yow man!

THEANGERHEAD

STUDIO 10

TM

THEMIGHTYLEC 11

GHELAVA 12 Sumber foto: Ghelava

THE PROFILE.

Ghelava (Gege) adalah satu dari sekian Rapper yang dilahirkan oleh pergerakan Hip-Hop di Kota Yogyakarta. Nama Ghelava, muncul dari akronim “Gege love Java” yang muncul sebagai reaksi spontan atas kecintaanya terhadap iden tas dirinya sebagai orang Jawa. Walaupun memiliki background pendidikan di bidang desain grafis, namun musik adalah panggilan jiwa yang dak bisa dielak oleh seorang Ghelava.

Ghelava berkenalan dengan Hip-Hop mulai dari tahun 2007, namun Hip-Hop bukanlah musik yang pertama kali ia dalami. Sempat menjadi seorang “metalhead” dengan membentuk sebuah grup band death metal bernama Death Erec on, ia bertemu seorang kawan yang akhirnya merubah jalurnya menuju musik Hip-Hop. SPECIAL-K, adalah bendera pertamanya dalam berkarya di genre ini. Bersama ga orang yang memiliki s e m a n gat ke b e rs a m a a n ya n g n g g i . D e n ga n keterbatasan alat dan sumber daya seadanya, SPECIAL-K berani bereksperimen dengan merekam lagu secara mandiri. Otodidak dan “nggra l” adalah kunci Ghelava dalam medalami dunia mixing dan mastering, yang di kemudian hari menjadi bekal kuatnya dalam membangun sebuah kolek f records yang berdiri tegak hingga saat ini.

Sempat meninggalkan Yogyakarta ga bulan lamanya untuk merantau ke Pulau Dewata, kembalinya Ghelava dibarengi dengan sebuah gagasan baru dalam memperkuat pergerakan Hip-Hop di Kota Yogyakarta.

JKH2C (Jogja Kembali Hip-Hop) menyeret nama Ghelava sebagai salah satu penggagas dalam menyelenggarakan acara Hip-Hop dengan lebih 30 ar st bermain dalam acara tersebut. Tak berhen di situ, JKH2C kemudian berlanjut menjadi sebuah grup dengan digawangi oleh beberapa kawan-kawan Ghelava dan telah menelurkan dua lagu.

Berlanjut dengan kemudian membentuk Begundal Records yang bernanung di sebuah kontrakan yang lazim disebut girli (pinggir kali). Sebuah dapur rekaman lahir dan membawahi banyak grup besar era itu seper JKH2C, Noise of Terror, Dirty Connec on, Street MC, dsb. Namun di tengah kesibukannya di grup masingmasing, Begundal Records akhirnya memutuskan untuk merubah wajahnya menjadi sebuah grup yang masih berdiri hingga sekarang.

Ghelava, banyak menggunakan Rap sebagai wadah dalam meluapkan isi pikiran. Tak ayal jika Ghelava banyak memproduksi lagu yang ia garap dan nyanyikan sendiri atas dasar luapan isi pikiran pribadi. Sederhana, musik adalah iden tas diri dan luapan isi jiwa dalam menghadapi masalah sehari-hari.

13 Sumber foto: Ghelava

BERANDALAN DISTRIK SELATAN THEANGERHEAD

STUDIO

Sekitar akhir tahun 2018, berdiri sebuah kolek f records di wilayah selatan Kota Yogyakarta. Ghelava, bisa dibilang adalah aktor di balik lahirnya kolek f ini. G-Fang (Goks Fang), lahir atas dasar kerinduan Ghelava untuk kembali berkarya di musik HipHop. Diawali dengan memproduksi sebuah karya musik berjudul “Don’t Mess With Me”, secara sadar hal tersebut ia lakukan untuk sedikit “menyen l” kawan-kawannya di Begundal Clan agar kembali bergerak dan berkarya di dunia musik. Sebagai motor pertama yang menggerakkan kolek f ini, Ghelava bercerita bahwa dana awal didapatkan melalui perputaran uang yang dihasilkan melalui produksi minuman fermentasi. Membangun sebuah studio rekaman dan melakukan pembelian alat untuk menunjang produksi, mampu dilakukan seiring berjalannya waktu. Semua dilakukan secara bersama dan murni lewat dana mandiri secara kolek f.

G-Fang, menaungi banyak talent dalam produksinya. Nama-nama seper Baggie, Satra, Ichan, dan lain sebagainya adalah beberapa talent yang berkarya di bawah bendera G-Fang. Di awal berdirinya, G-Fang sedikit memaksa para anggotanya untuk ak f dalam membuat sebuah karya. “ya namanya masih baru ya mas, kita tentunya juga memiliki target untuk menghasilkan karya musik sekali dalam seminggu...” Ucap Ghelava. Sederhana, hal tersebut bertujuan selain untuk mendorong kawan-kawan agar produk f, tentunya juga untuk membuat G-Fang lebih konsisten secara waktu dalam membuat sebuah karya, namun tanpa harus mereduksi kualitas musiknya.

Pun, G-Fang dak menutup bagi siapa saja yang ingin memproduksi musiknya lewat dapur rekaman ini. “semua kami terima mas, kami dak menutup bagi temanteman dari genre lain yang ingin rekaman di sini...” tutur Ghelava.

Salah satu karya musik yang diproduksi oleh G-Fang secara kolek f adalah lagu berjudul B.D.S (Berandalan Distrik Selatan). Ghelava sempat memberikan klarifikasi bahwa maksud dibuatnya lagu tersebut adalah murni untuk mengenalkan G-Fang sebagai kolek f Hip-Hop yang lahir dari selatan Kota Yogyakarta. “karena kami lahir di selatan ya menurut kami sah aja kalau membuat lagu tersebut, bukan kemudian mau gep-gep’an atau mengkotak-kotakan ya...”

Ghelava berucap, bahwa visi dan misi yang dibangun di dalam kolek f ini murni didasari oleh sikap kebersamaan dan kekeluargaan. Sebagai wadah untuk berkarya bagi kawan-kawan, sekaligus “rumah” dan “keluarga” yang lain bagi se ap anggotanya untuk pulang.

14

15

TM

THEMIGHTYLEC 16

BACILL BREAKDOWN THE LYRICS 17 Sumber foto: Bacill

Sebagian besar orang sudah tahu siapa Bacill, sebagian media sudah banyak mengupas profil dari rapper satu ini.

Tapi, siapa peduli? Izinkan kami di sini untuk menyegarkan kembali ingatan. Tentunya lewat kisah menarik dari seniman microphone satu ini. Bacill adalah sebuah singkatan dari “Bajingan Cilik”, sebuah penggambaran atas sosok dirinya di masa kecil yang dekat dengan kenakalan dan sifat “bras bres” lainnya. Sempat memiliki nama panggung dengan imbuhan “KILL” di belakang namanya, perlahan ia mencoba mengikis nama tersebut atas rentetan kejadian tak mengenakan yang menerpanya beberapa tahun silam. “dari Bacil menjadi Bacil Kill itu karena aku dibuatkan akun twi er oleh seorang kawan. Sejak SD, aku suka berceloteh (nge-rap) di depan kelas. Pada saat itu temanku spontan mengatakan bahwa aku layaknya “pembunuh lewat kata-kata”. Aku pikir bagus juga kalau ini menjadi nama panggungku…”.

From Bajingan Cilik to Bapak Cilik, “nama Bapak Cilik itu diberikan oleh mas Mamok (M2MX) ke ka kami sedang bersua di lapangan Wijilan bersama orang-orang banyak. Waktu itu aku menggendong anakku, langsung pada saat itu keluar celotehan Bapak Cilik…”

Memulai debut dalam dunia rap sejak kelas 4 SD, ketertarikan dengan musik ini didasari atas spontanitasnya melihat ruang dalam Hip Hop yang dak ia temukan dalam aliran musik yang lain. “pada saat itu di tahun 2008, aku sering mendengarkan musik-musik Hip Hop di warnet dekat rumahku. Aku penasaran dengan musik ini. Ya hanya sekadar itu awalnya, lalu mulai dekat dengan anak-anak Hellhouse, YORC Crew, dll. Kemudian mulai belajar dan mendalami, dan akhirnya sampai sekarang. Aku merasa bisa menumpahkan segala keluh kesahku di sini (Hip Hop), aku bisa curhat panjang sebanyak 16 bar tanpa harus dilakukan secara berulang hehehe…”

Dalam sesi wawancara yang dilakukan di kediamannya, kami lebih banyak bicara mengenai proses krea f yang dilalui oleh Bacill. Se ap lagu, dak ubahnya seorang “anak rohani” yang ia lahirkan.

Berhen bicara soal profil, mari kita kupas serta interpretasikan ga lagu pilihan kami secara sederhana bersama sang seniman langsung!

B... A... C...

KE ILL...

KU SUDAH TAK PAKAI KILL! 18

Tiga lagu pilihan kami, digarap oleh Bacill sebelum ia mengalami kecelakaan. Bacill mengatakan, pada masa lalu di mana ia tengah terjerumus dalam konsumsi “barang”, ia kerap secara iseng melahirkan lagu-lagu yang didasari atas spontanitas.

Sehingga rasa “iseng” yang kemudian muncul, dituangkan dengan membuat lagu. Termasuk ga lagu berikut ini;

BACK. Official MV dari lagu “Back” dirilis oleh Bacill melalui kanal youtube Aspal Berdarah pada tahun 2017. Hingga saat ini, lagu tersebut sudah diputar dan dinikma sekitar satu juta kali. Pada saat ditemui di rumahnya, kami mengajak Bacill untuk menceritakan makna dari lagu tersebut. Secara sederhana, Bacill kerap menciptakan sebuah karya musik yang menceritakan mengenai pribadinya. Tak ayal jika proses krea f ia lalui dari pengamatannya mengenai kehidupan di sekitarnya, maupun dari pengalaman pribadinya.

Lagu “Back” menceritakan mengenai kondisinya saat itu yang kebetulan sedang dalam fase “kenthir”. Menarik bagi kami melihat adrenalin yang terpacu nggi dalam karya tersebut, dituangkan dalam baris lirik “BK back shaolin style, follow me go to in the hell...” yang menggambarkan sebuah imajinasi yang sangat jauh yang dialami oleh Bacill. Gerakan Kung Fu yang menggila.

Sebuah tafsir mengenai adrenaline rush dalam lagu tersebut.

Mengimajinasikan pada saat itu bahwa Bacill, memiliki sebuah api yang mungkin bisa disebut sebuah semangat yang membara. “ayo do melu aku...”, Bras Bres!

AWAS MINGGIR. Menceritakan mengenai sebuah mimpi yang dialami oleh Bacill. Lagi-lagi, sebuah angan dan imajinasi yang nggi membawa Bacill terbang dalam penggarapan lagu tersebut. Ia berkisah, pada saat itu ia tengah bermimpi sedang berperang. “selalu ku siap bagaikan kapten perang, lalu meyiapkan tank...”, begitu penggalan lirik lagu “Awas Minggir” dari Bacill. Selain hal itu, lagu tersebut juga menjadi sebuah pengingat dan pecutan bagi Bacill secara pribadi paska kecelakaan yang ia alami. Bahwa “Awas Minggir” adalah sebuah peringatan bagi yang lainnya agar berha -ha , bahwa ke ka microphone sudah digenggaman tangan kiri, maka saat itu BK sudah menyusun strategi. Nggir... Minggir!

TOLONG DOOONG!. Dari penjelasan Bacill, lagu tersebut dibuat dalam dua kurun waktu yang berbeda. “Imajinasi” yang nggi pada masa lalu, digabungkan dengan ceritanya paska masa k baliknya setelah kecelakaan. Ia berkisah mengenai “bagai ku naik awan kinton...” yang menjelaskan “ ngginya” ia pada waktu itu. Sedangkan di verse kedua, ia tulis setelah semua rentetan kejadian tersebut ia lalui. Sehingga pendek kata, lagu tersebut menceritakan mengenai Bacill di masa lalu, dan perjuangannya setelah itu, sampai di k ini. “sudahlah tetap nikma semua mendekat, kemarilah kemari merapat, angkat tangan anggukan iku ketukan...”

And yeah... Let’s go play!

19

G O

‘ORIGINAL GALI’ SEBUAH ANALISIS SEMIOTIKA

*yang sangat sederhana.

Pada tanggal 12 Juni 2021, telah rilis sebuah Music Video hasil kolaborasi antara Bacill dan M2MX bertajuk OG ‘Original Gali’.

Video klip tersebut, diunggah pada kanal youtube resmi milik Bacill yang bernama keyo 39 tepat pukul 20.00 WIB, dan telah disaksikan lebih dari 50.000 kali. Berselang beberapa hari kemudian, dalam sebuah press release yang diterbitkan secara resmi pula oleh Bacill. Dijelaskan bahwa makna lagu OG menggambarkan mengenai sisi lain dari sebuah semangat kebersamaan, persaudaraan, dan tanggung jawab dalam se ap langkah yang diambil. Menjadi sebuah refleksi, dari hasil pengalaman pribadi kedua tokoh ini dalam menjalani kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam kesempatan ini, kami mencoba menganalisis semio ka dari video klip Original Gali.

Menurut teori dari Roland Barthes (1915-1980), secara e mologis, “semio k” berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion, yang memiliki ar secara sederhana sebagai “tanda”. Sehingga secara sederhana pula, semio ka adalah sebuah tradisi komunikasi yang berkaitan erat dengan sajian dalam bentuk sebuah “tanda”. Menurut Roland Barthes pula, semio ka berkembang menjadi dua ngkatan tatanan. Tingkatan pertama ialah denotasi, di mana makna yang terkandung dalam sajian visual, dapat diberikan secara objek f terhadap sebuah lambang, dan mampu memberikan bentuk paling nyata dari sebuah tanda. Kemudian terdapat konotasi di ngkatan kedua, adalah sebuah ngkatan semio ka mengenai makna yang dapat diberikan pada sebuah lambang, di mana interaksi yang terjadi ke ka tanda bertemu dengan perasaan maupun emosi dari audience, serta nilai-nilai dari kebudayaannya mampu tersaji. Kemudian terdapat mitos yang juga menduduki di ngkatan kedua bersama dengan konotasi. Mitos, ialah bagaimana kebudayaan mampu menjelaskan aspek-aspek mengenai realitas atau gejala alam. Teori dari Barthes ini, lazim dikenal dengan sebutan order of significa on. Lalu, mari kita mulai.

Kembali dengan video klip dari Bacill . M2MX. Pada scene awal dari video tersebut, terlihat GNTZ sebagai beatmaker dari lagu ini, memberikan sebuah box dan “menantang” kedua rapper ini untuk menggarap beat hasil karyanya. Sontak keduanya (Bacill & M2MX), langsung siap sedia dan tanpa pikir panjang berani mengambil “tantangan” tersebut. GAS POKOKMEN!

Berlanjut pada de k 00:34 hingga 00:42, terlihat kemunculan jembatan yang khas dikenal berlokasi di Kampung Gondomanan. Dalam scene ini pula, peragaan disajikan dengan seorang M2MX yang berjalan menyusuri jembatan tersebut.

Sembari diiringi dengan penggalan lirik “Gondomanan in the house... M2MX in the house...”, hal tersebut merupakan sebuah sajian audio visual yang gamblang menjelaskan mengenai M2MX yang merupakan warga Kampung Gondomanan.

Lalu berlanjut pada de k 00:43 hingga 00:55, visual beralih menuju Kampung Wijilan. Di mana kemudian scene memperlihatkan Bacill yang berjalan menyusuri kampung bersama teman-temannya menuju suatu tempat. Scene ini diiringi dengan penggalan lirik “Wijilan in the house... Bacill in the house...” yang menegaskan mengenai asal muasal Bacill sebagai warga asli Kampung Wijilan.

20

G O

Menarik kemudian. Pada menit 01:16 hingga 01:37, tersaji sebuah visual mengenai warga kampung yang sedang bersua bersama pada suatu k lokasi. Pada scene ini, dijelaskan secara sederhana mengenai kebiasaan warga khususnya di beberapa kampung di Kota Yogyakarta yang erat dengan budaya “srawung karo tonggo teparo”. Selain sebagai upaya untuk merekatkan hubungan dan persaudaraan sesama warga di lingkungan tempat nggal, dalam video ini disajikan pula mengenai kegiatan penunjang yang sering dilakukan secara bersama-sama. “caturan”, “wedhangan”, bahkan bermain ayam jago, digambarkan secara eksplisit dalam scene ini. Sebuah ilustrasi mengenai bagaimana sebagian warga kampung, gemar melakukan hal tersebut sebagai bentuk ekspresi dan hiburan di tengah kesibukannya sehari-hari.

Berlanjut pada menit 02:25 hingga 02:36, scene beralih menuju M2MX yang mendatangi sekelompok pemuda yang sedang berkumpul. Pada bagian ini, kegiatan yang dilakukan dak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh sekelompok warga pada beberapa scene sebelumnya. Kegiatan seper “nggabur doro”, “dolanan pi k”, dan lagi-lagi “srawung” menjadi sajian yang sedikit mendominasi sisi visual dari keseluruhan video klip. Ciamik!

Disadari atau dak, pun disepaka atau dak. Simbol serta tanda-tanda yang tersaji adalah penggambaran kegiatan- kegiatan yang sudah mengakar kuat di beberapa segmentasi masyarakat. Khususnya ke ka membicarakan kata “gali”. Dalam konteks ini, visual yang tersaji dalam video klip OG mencoba untuk berkata secara gamblang dan apa adanya mengenai fenomena yang terjadi di masyarakat secara organik. Tegasnya, apa yang kemudian menjadi sebuah culture yang berkembang di masyarakat. Lagi-lagi ke ka membicarakan konteks “gali”.

Keseluruhan sajian yang terkandung dalam video klip OG, tak ubahnya sebuah ungkapan kejujuran seorang senimannya (Bacill, M2MX, all crew), dalam mengekspresikan pengalamannya dalam sebuah karya. Bahwa fenomena yang terjadi di tengahtengah masyarakat di lingkungan sekitarnya, diceritakan secara luwes dan jujur dalam produksi audio dan visual yang berkualitas.

Menariknya, rentetan lirik yang diolah, disajikan menggunakan sudut pandang lain. Di mana kata “gali”, dimaknai secara berbeda dari mayoritas pandangan “nega f” orang-orang. Kata “gali”, digambarkan dengan semangat bras bres yaitu berani mengambil keputusan, sekaligus berani bertanggung jawab, serta persaudaraan dan kebersamaan yang nggi. Dan tentunya, dituangkan ke dalam lirik secara esensial.

Sehingga pada akhirnya, menghasilkan sebuah karya tentang bagaimana fenomena di masyarakat mampu dipotret dengan seksama secara visual. Mampu dikombinasikan, pun diceritakan melalui lirik dengan semangat yang membara. Dan, melalui pengambilan sudut pandang dua seniman microphone yang sangat brilliant.

21

THEANGERHEAD

STUDIO

VOL #1

BACILL - BACK BAGGIE - JALAN GELAP GHELAVA ft. DJ A - DON’T MESS WITH ME BAGGIE - NIGHTMARE BACILL ft. M2MX - OG ‘ORIGINAL GALI’

22

Pimpinan Redaksi Andreas Daniel Adi V Tim Penulis Andreas Daniel Adi V / Yusril Asadudin M Fotografer Ida Bagus Brahmanditya / Andreas Daniel Adi V Desain/Lay-out Andreas Daniel Adi V Tim Lapangan Andreas Daniel Adi V / Doni Santyo Y Tim Penyemangat, Doa, dan Harapan All crew!

THEANGERHEAD

STUDIO