Edisi 254 agustus 2017

Page 1

Halaman -1


Focus

Sejarah Pengakuan Kedaulatan NKRI (Tanah ini tidak pernah sudi diinjak oleh penjajah dan penindasan namun tidak pernah keberatan diinjak oleh perbedaan)

Pertempuran dikobarkan di seluruh nusantara untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah dengan semboyan “merdeka atau mati� yang saat itu menjadi viral di kalangan pejuang kemerdekaan Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Moh. Hatta Indonesia res mi menjadi negara yang merdeka dan bebas dari cengkraman penjajah namun, itu masih sebatas pengakuan secara de fa cto, butuh pengakuan dunia bahwa indonesia benar-benar merupakan negara yang diakui oleh masyarakat internasional. Butuh waktu panjang agar indonesia benar-benar diakui dunia (de jure), baru pada 27 Desember 1949 dalam rentan waktu 4 tahun tersebut merupakan rakyat indonesia harus kembali berjuang agar penjajah tidak kembali menguasai ne geri kita tercinta. Sejak awal Belanda tidak menginginkan kemerdekaan di tanah air tercinta ini, berbagai cara dilakukan Belanda untuk mencegah pengakuan kemerdekaan indonesia, melalui pe ngaruhnya di dunia internasional belanda berusaha untuk ke mbali menguasai nusantara, bahkan cara licik pun ditempuh nya, dengan menyusupi tentara sekutu yang akan melucuti senjata tertara jepan diindonesia, sehingga belanda dengan leluasa dapat kembali ke indonesia. Namun usaha itu tidak berjalan mulus, para pejuang kita dengan gagah berani melawan tentara belanda yang akan masuk kembali ke indonesia, sejarah mencatat berbagai pem berontakan berkobar di negeri ini, bandung lautan api, pala gan ambarawa, merah putih manado hingga perlawanan rakyat

Halaman - 2

surabaya yang di abadikan menjadi hari pahlawan nasional, pertempuran medan area, pertempuran makasar, pertempu ran 5 hari semarang dll. Perlawanan tersebut pun direspon oleh belanda dengan adanya agresi militer belanda 1 dan 2, sehingga memaksa ibu kota indonesia dipindah dari jakarta ke yogyakarta, cara diplo masi pun di tempuh dengan berbagai perjanjian kedua belah pihak mulai dari linggar jati, renville, roem royen, dan puncak nya adalah konfrensi meja bundar yang berujung pada penga kuan belanda terhadap kedaulatan indonesia. Dalam rentan waktu tersebut banyak korban berjatuhan, rakyat indonesia bersatu tidak ada lagi batasan ras, suku, aga ma dan gender. mereka dengan gigih mengorbankan jiwa har ta dan tenaganya hanya untuk 1 tujuan kemerdekaan harus tetap dipertahakan di bumi kita indonesia. Negeri ini tidak pernah mengijinkan tanahnya diijak oleh penjajahan namun tidak pernah keberatan diinjak oleh per bedaaan, negeri ini diraih oleh seluruh rakyat indonesia yang terdiri dari ratusan suku, beranekaragam ras dan agama. perbedaan itu menjadikan indonesia selalu menjadi negara besar. Bersatu, bekerja sama membangun negeri ini agar para pendahulu kita tersenyum dan merasa perjuangan mereka ti dak pernah sia-sia. (HR)


Editorial

Penghargaan Adipura & Aksi Heroik Para Pasukan Kuning (tribute for yellow force)

Penerbit : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUMENEP Website : www.sumenepkab.go.id Pembina : Bupati Sumenep

Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si Wakil Bupati Sumenep Ahmad Fauzi Pengarah: Plt.Sekdakab Sumenep Drs. R. Idris, M.M Penanggung Jawab : Kepala Dinas Komunikasi & Informatika Drs. Koesman Hadie, M.Si Pimpinan Umum : Kepala Bidang Informasi Publik Muhammad Nurdin, SS, MH Pimred : Kasi Pengelolaan Informasi Tutik Mulyani, S.Sos Wakil Redaksi : Gunawan Sujana, S.Pd, S.ST Sekretaris : RA. Sumarniyati Redaktur Pelaksana : Syafril Farid, ST, Heru Andreas Marta Reporter : Pranata Humas Kominfo, El Iemawati, M.Farhan Fotografer : Taufik Rahman, Dedi Samhudi Sirkulasi : Abd. Majid, Syaiful Anwar

Sumenep sudah sekian kali memperoleh Adipura yang merupakan lambang supremasi keberishan kota di sebuah wilayah, dalam arti lain sumenep telah diakui secara de jure sebaji salah satu kota dengan ting kat kebersihan yang cukup baik. mempertahankan predikat sebagai peraih adipura bukanlah perkara mudah, butuh perjuangan dan kesadaran bersama bahwa kebersihan merupakan tanggung jawab semua pihak, tidak hanya bergantung ke pada pemerintah daerah. perjuangan untuk mempertahakan adipura tidak pernah lepas dari laskar-laskar pasukan kuning yang berada digaris depan untuk memas tikan kota tercinta kita benar-benar bersih dan asri, perjuangan pasukan kuning dimulai sejak matahari terbit, dengan lantang dan langkah penuh keyakinan, laskar yang identik dengan warna kuning tersebut turun ke jalan dengan bersenjatakan sapu dan gerobaknya mengangkut sampah dari rumah warga membersikan jalan hingga ruang-ruang publik di kota ini. pengharhargaan kota bersih ini menjadi sebuah kemustahilan bila tidak ada mereka, mereka menjadi bagian penting dalam supremasi adipura, wajah sumringah pun terpancar saat adipura diarak kerseluruh kota, seolah mengisaratkan pesan mari jaga kota ini, bantu tugas kami agar tetap menjadi kota yang bersih dan asri. (HR) selamat atas diraihnya adipura untuk kabupaten sumenep tercinta.

Halaman -3


Info Utama

Seputar Naskah Proklamasi

Naskah Proklamasi yang konsepnya ditulis langsung oleh Ir. Soekarno merupakan cikal bakal berdirinya Negara Kesa tuan Republik Indonesia, dan menjadi pintu gerbang menuju indonesia merdeka yang bebas dari penjajahan. Tetapi, apakah kita pernah membayangkan jika teks pro klamasi tersebut hanya berjumlah 39 kata dalam 6 paragraf,

dimana jumlah tersebut bila di kirim via SMS hanya butuh 2 halaman, dan jika disetarakan dengan jumlah twit maka kita hanya memerlukan 3 twit di akun twetter. Berikut adalah fakta tentang seputar naskah proklamasi ke merdekaan indonesia yang dikemas dalam sebuah infografis (JN)

Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi Perundingan antara golongan muda dan golongan tua da lam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ber langsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soe diro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklam-

Halaman - 4

asi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soe wirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaik nya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soe hoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari be lakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka terse but masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional. (NY)


Cerita di Balik Foto Proklamasi Siapa yang tidak kenal dengan foto proklamasi kemerdekaan Indonesia Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur. Wakil Presiden Mohammad Hatta berdiri di sisi kiri. Banyak yang kenal foto ini, tapi barangkali tak banyak yang tahu kisahnya. Tahukah Anda kisah heroik di balik foto yang mengabadikan momen paling bersejarah di negeri ini ? Suatu pagi di bulan puasa, 17 Agustus 1945. Frans Sumarto Mendur mendengar kabar dari sumber di harian Asia Raya bahwa ada peristiwa penting di kediaman Soekarno. Alexius Impurung Mendur, abangnya yang menjabat kepala bagian fotografi kantor berita Jepang Domei, mendengar kabar serupa. Kedua Mendur bersaudara ini lantas membawa kamera mereka dan mengambil rute terpisah menuju kediaman Soekarno. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol. Hanya Mendur bersaudara yang hadir sebagai fotografer pengabadi peristiwa bersejarah Indonesia. Frans berhasil mengabadikan tiga foto, dari tiga frame film yang tersisa. Foto pertama, Soekarno membaca teks proklamasi. Foto kedua, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat, anggota PETA (Pembela Tanah Air). Foto ketiga, suasana upacara dan para pemuda yang menyaksikan pengibaran bendera.

Diburu Tentara Jepang Usai upacara, Mendur bersaudara bergegas meninggalkan kediaman Soekarno. Tentara Jepang memburu mereka. Alex

Mendur tertangkap, tentara Jepang menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan memusnahkannya. Adiknya, Frans Mendur, berhasil meloloskan diri. Negatif foto dikubur di tanah dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya. Tentara Jepang mendatanginya, tapi Frans mengaku negatif foto sudah diambil Barisan Pelopor. Meski negatif foto selamat, perjuangan mencuci dan mencetak foto itu pun tak mudah. Mendur bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, memanjat pohon dan melompati pagar di samping kantor Domei, yang sekarang kantor Antara. Negatif foto lolos dan dicetak di sebuah lab foto. Risiko bagi Mendur bersaudara jika tertangkap tentara Jepang adalah penjara, bahkan hukuman mati. Tanpa foto karya Frans Mendur, maka proklamasi Indonesia tak akan terdokumentasikan dalam bentuk foto. Proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya diberitakan singkat di harian Asia Raya, 18 Agustus 1945. Tanpa foto karena telah disensor Jepang. (NY)

MEDUR BERSAUDARA

Halaman -5


Halaman - 6


Halaman -7


Info Pemerintah

Jaga Persatuan Dan Kestuan Untuk Keutuhan NKRI

Negara ini dibangun dengan perbe daan, dengan perbedaanlah kita men jadi negara besar, pendiri bangsa ini d imasalalu telah merumuskan pancasila sebaga payung dari perbedaan tersebut sehingga kita menjadi sebuah bangsa yang bersatu dalam kebhinekaan kare na itulah kita harus menjaga persatuan dan kesatuan untuk keutuhan negeri ini. Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busy ro Karim, M.Si mengatakan, bangsa In donesia mengalami banyak ujian yang cukup mengganggu, terutama tentang ideologi bangsa Indonesia. Saat ini, ada pihak-pihak yang menebarkan pa ham-paham yang ingin merongrong dan mengganti ideologi Pancasila, karena itu diharapkan semua elemen masyarakat untuk mengajak orang-orang yang men coba merubah ideologi bangsa, agar kembali ke Pancasila.

Bupati menyatakan, masyarakat Sumenep wajib menjaga keutuhan NKRI dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah masya rakat. Karena, apabila bangsa In donesia pecah terberai-berai, ma syarakat yang merasakan dampak kerugiannya, sehingga kewajiban bersama untuk menjaga NKRI dan Pancasila dari kelompok yang ingin menghancurkannya. “Kita wajib maspada untuk men jaga bangsa Indonesia, bahkan di era kemerdekaan ini, mari bersa ma-sama melakukan pembangunan di segala bidang untuk bangsa dan negara,”tegas Bupati.

Bupati menambahkan, ma syarakat juga membangun go tong-royong dalam kehidupannya sehari-hari, karena dengan gotong-ro “Paham-paham yang tidak mau dengan Pancasila sudah yong bisa membangun persatuan dan kesatuan. masuk di mana-mana, ini sesuatu yang tidak boleh kita biarkan begitu saja, dan perlu kekompokan kita semua dengan cara “Gotong-royong mulai terkikis di kehidupan kita, padahal bijaksana untuk memberikan pemahaman dengan mengem masyarakat dahulu selalu membudayakan gotong-royong da balikan mereka kepada ideologi Pancasila,” kata Bupati saat lam bermasyarakat. Untuk itu, kita bangkitkan kembali ruh s acara peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ke emangat gotong-royong, demi tercipta persatuan dan kesatu 14 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45 di Desa Pinggirpapas, an di tengah-tengah masyarakat,”pungkasnya. (Nita) Kecamatan Kalianget, Selasa (01/08).

Info Pemerintah

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah, karena itu Badan Ke satuan Bangsa, Politik (Bakes bangpol) Kabupa ten Sumenep, terus melakukan upaya dalam menangkal aliran keras yang mengarah pada gerakan tero risme atau paham radikalisme, dengan melakukan pembinaan hingga di tingkat Ke camatan.

Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si

Tangkal Radikalisme, Bakesbang Gelar Pembinaan kesatuan bangsa, se hingga tidak mudah ter pengaruh oleh aksi te ror, serta gerakan-ge rakan yang memecah keutuhan Negara Kesatu an Republik Indonesia (NKRI).

Disamping itu, se lain untuk menjaga keru kunan antar umat be ragama, pihaknya juga menggelar pertemuan Kepala Bakesbangpol Kabu dengan Forum Keru paten Sumenep, Mohammad kunan Antar Umat Be Kafrawi, S.Sos, M.Si kepada ragama (FKUB). Hal itu Kepala Bakesbangpol Kabupaten Sumenep, wartawan, Rabu (02/08) me untuk menekankan, agar Mohammad Kafrawi, S.Sos, M.Si ngungkapkan, dalam rangka masyarakat juga tetap meminimalisir ajaran radikalisme pembinaan dilakukan untuk berpegang teguh pada konsensus dasar negara yaitu Pancasi menjaga keamanan dan ketertiban, utamanya bagi warga pen la, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. datang baru yang tidak jelas identitasnya untuk melapor 1 x 24 jam di tingkat Desa. “Sosialisasi dan pembinaan untuk menangkal paham radi kalisme sudah kami lakukan, di Kecamatan Batuan dan Kalia “Ini penting dilakukan, karena saat ini aliran radikal sudah nget,” tandasnya. (Ren) mengarah pada gerakan ISIS,”ungkapnya. Kafrawi berharap, masyarakat menggalang persatuan dan

Halaman - 8


PKK dituntut Terus Berinovasi TP-PKK mempunyai peran penting dalam kegiatan pembangunan karena organisasi perempuan tersebut memi liki potensi dalam mengembangkan ke mampuan dan wawasan wantia untuk terus maju dan berkembang karena itu lah Pemerintah Kabupaten Sumenep meminta PKK Kabupaten untuk mem perluas jaringan kerja sama dengan organiasi masyarakat. Itu dilakukan supaya program PKK bisa berkem bang dalam rangka menunjang pem bangunan di Kabupaten Sumenep.

Info Pemerintah

Bupati menyatakan, selain itu PKK Kabupaten, Kecamatan dan Desa juga menjalin kerja sama dengan organisa si di vertikal, seperti Bhayangkari, Per sit Kartika Chandra Kirana dan yang lain. Bahkan sekaligus memaksimal kan kerjasama dengan organisasi kema syarakatan, sehingga dengan jejaring kerjasama itu, pasti banyak kegiatan yang dilaksanakan PKK setiap bulan.

“PKK Kabupaten hingga Desa tidak hanya melaksanakan kegiatan rutini tas saja, namun harus berinovasi untuk Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro menjalankan 10 Program Pokok PKK Karim, M.Si mengatakan, PKK Kabu dengan semua elemen. Saya yakin pasti paten tidak hanya bekerja sama dengan Organisasi Perangkat banyak kegiatan yang bisa dilakukan PKK untuk pembangunan Daerah (OPD) dalam melaksanakan program-programnya. Na masyarakat di Sumenep,” tegasnya. mun, PKK Kabupaten hingga PKK Desa, harus menjalin ker ja sama dengan Pemerintah Desa, sehingga program-pogram Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sume unggulannya bisa berjalan maksimal. nep, Ny. Nur Fitriana Busyro mengungkapkan, pihaknya ber komitmen untuk menjadi ruh dan lokomotif dalam menunjang “Kerja sama PKK Kabupaten, Kecamatan hingga Desa, per pembangunan di Kabupaten Sumenep. lu kerjasama dengan Pemerintahan Desa dengan memanfaat kan Dana Desa (DD), karena DD itu bisa digunaan untuk ke “Kami memang menyusun rencana aksi dalam rangka ak sejahteraan masyarakat, seperti dilakukan Pemerintahan Desa selerasi percepatan pelaksanaan program PKK dengan ber Pinggirpapas memberikan bantuan peralatan kepada masya bagai komponen, baik pemerintah dan masyarakat. Itu dilaku rakatnya yang membuka usaha seperti bantuan cubik untuk kan supaya PKK bisa mengembangkan programnya sesuai pe penjual soto dan rujak, kocor dan lainnya,”kata Bupati pada rubahan program masyarakat dan pemerintah yang semakin acara peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Ke pesat,”pungkasnya. (NF) 14, dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 45 di Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Selasa (01/08).

Info Pemerintah

Sumenep Kembali Raih Adipura Supremasi kota bersih (Adipura) kembali diraih oleh kabupaten sumenep, penghar gaan tersebut diberikan Ke menterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Pene rimaan penghargaan Adipu ra itu dilakukan oleh Men teri Lingkungan Hidup dan Ke hutanan RI, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc kepada Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si di Gedung Mang gala Wanabakti, Jakarta, Rabu (02/08).

hargaan Adipura di Jakar ta Kamis, ( 03/08). Bupati menyatakan, selain itu, pihaknya juga mengapresiasi pasukan kuning yang selama ini, berjibaku pagi dan sore membersihkan sampah di sepanjang Kota Sume nep. Karena atas kinerja mereka sudut-sudut Kota dan tempat lainnya se perti pasar dan Taman Bu nga, senantiasa bersih dari sampah.

Bupati mengatakan, ke berhasilan meraih penghar “Saya juga menyam gaan Adipura tahun ini, bukan semata-mata atas jerih payah paikan terima kasih kepada pasukan kuning yang telah beker pemerintah daerah semata, melainkan tidak lepas dari peran ja dengan maksimal pagi dan sore, menyapu dan mengangkat aktif masyarakat yang ikut peduli menjaga kebersihan dengan sampah ke pembuangan sampah.”tegasnya. membuang sampah pada tempatnya. Sementara itu penghargaan Adipura tahun 2017 merupa “Peran masyarakat sangat penting untuk melaksanakan kan yang ke 9 kalinya bagi Pemerintah Kabupaten Sumenep, program pemerintah daerah yakni menciptakan Sumenep sedangkan selama kepemimpinan Bupati Dr. KH. A. Busyro yang bersih dan asri. Kami mengucapkan terima kasih kepada Karim, M.Si selama dua periode, penghargaan Adipura terse semua elemen masyarakat yang telah aktif menjaga kebersi but sudah ke 6 kalinya. (Nita) han di sudut-sudut Kota termasuk di pasar, Taman Bunga dan di sepenjang jalan Kota.”kata Bupati setelah menerima peng

Halaman -9


Sejarah

Kisah Kiai Wongsoleksono Dengan Penjajah Jepang

Kedatangan sang saudara tua (Je pang) ke Bumi Nusantara tidak mem bawa secuil pun kebaikan bagi rakyat pribumi. Sebaliknya, kesengsaraan jilid ke dua yang berbab-bab datang silih berganti. Berhalaman-halaman lagi. Te bal. Hampir setebal buku sejarah penja jahan di muka bumi. Istilah saudara tua ini merupakan is tilah yang dikenalkan sendiri oleh kaum Nippon itu. Propaganda dilancarkan. Kaum pribumi diapusi. Maklum, posisi adik memang gampang untuk hal-hal berbau itu. Namun tak seperti kakak yang sesungguhnya, saudara tua yang satu itu justru mau menang sendiri. Pa dahal karena lebih dewasa, mestinya sang kakak lebih banyak mengalah. Nah, yang ini super terbalik. Sebagai bagian dari Nusantara, Mad ura, dalam hal ini Sumenep juga tak lu put dari kedatangan “kakak” tiban itu. Perlakuan Jepang juga sama, tak beda. Sama-sama mendapat perlakuan kejam dan tak beradab. Disamping menyiksa rakyat, harta mereka juga dijarah. Je pang juga memusuhi ulama. Para kiai banyak ditangkap kare na dianggap berbahaya. Istilah kempey, atau penyiksaan yang banyak berujung maut itu lebih mengerikan dari pada hantu manapun.

man Kiai Wongsoleksono di suatu malam. “Anehnya, meski Kiai ada di hadapan mereka, tapi tidak terli hat,”kata Gus Muhlis. R. Moh Arif Djamal, salah satu cucu Kiai Wongsoleksono membenarkan kisah tersebut. Tak hanya Kiai Wongso, bahkan tak satupun anggota keluarga beliau sekaligus jamaah di lang gar yang terlihat oleh Jepang. “Karena tak menemukan kakek saya, Jepang merasa kesal. Meski kemudian mereka balik pulang,”kata Gus Arif. Sejak hari itu rumah Kiai Wongsoleksono diawasi. Se hingga suatu hari di waktu siang, puluhan serdadu Jepang berhasil membawa Kiai Wongso ke markas mereka. “Ibu saya bahkan sampai shock. Karena pada umumnya, siapapun yang dibawa oleh serdadu Jepang banyak yang tak kembali. Sekalipun kembali itu pun banyak beberapa waktu setelah dipulangkan meninggal dunia, akibat efek siksaan be rat yang diterima,”kata Drs. KR. Hasanuddin Wongso, salah satu putra Kiai Wongsoleksono.

“Ayah saya bahkan sampai tuli dan menderita cacat,”kata Siti Hindun, salah satu putri keaji atau kiai mengaji atau kiai Kekhawatiran keluarga dan warga sekitar dalem Kiai Wong ‘langgaran’ di Sumenep. soleksono akhirnya sirna. Tak sampai malam hari, Kiai Wong soleksono pulang kembali dengan diantar beberapa serdadu, Beruntung, tokoh kiai dari salah satu pulau di Kabupaten dalam keadaan segar bugar. Bahkan beliau mendapat banyak Sumenep itu tak sampai harus meregang nyawa. Namun ba buah tangan dari Jepang. Seperti roti dan buah-buahan. nyak yang seberuntung beliau itu. Beberapa di antaranya su dah ditemukan menjadi mayat. Bahkan tak sedikit yang tak “Kai (ayah; red) lantas menyuruh kami memakan oleh-oleh bisa lagi dikenali. tadi, disamping dibagikan pada para tetangga karena lumayan banyak,”kata Kiai Gus Hasan, sambil tertawa. Memang, menurut cerita RB. Muhlis, salah satu pemerhati sejarah di Sumenep, kiai-kiai di Sumenep menjadi salah satu Konon, kata Kiai Hasan, pihak Jepang terkesan pada so sasaran penangkapan tentara Jepang. Salah satunya ialah sok Kiai Wongsoleksono yang bisa dengan fasih berbahasa kiai kharismatik Sumenep, K. RP. Mu’amar atau Kiai Wong Jepang. Mereka juga terkesan dengan kedalaman ilmu Kiai soleksono di Desa Pandian, Sumenep. Salah satu tokoh yang Wongso yang luas. Sehingga di sana, Kiai Wongso bukannya berperan dalam berdirinya NU di Sumenep. Beliau juga me diinterogasi namun berdiskusi banyak hal dengan pembesar rupakan Imam pertama dalam sejarah keta’miran masjid Jami’ Jepang di situ. Panembahan Sumolo. Tokoh sentral dalam peristiwa Perang Pacca’ yang terkenal di dekade awal 1970-an. “Setahu saya, Kai ini juga bisa bahasa Belanda. Ketemu orang Cina juga biasa bercakap-cakap bahasa mereka. Saya Kisah penangkapan Kiai Wongsoleksono diawali suatu ke tidak tahu juga di mana beliau belajar bahasa-bahasa asing tika, Jepang memberi pengumuman pada masyarakat, agar itu. Karena setahu saya Kai itu cuma mondok, dan tak sekolah di malam hari tidak dibolehkan menyalakan lentera atau pe umum,”imbuh Kiai Gus Hasan, sambil tersenyum. nerangan di dalam maupun sekitar rumah. Usut punya usut, aturan itu dibuat oleh “saudara tua” itu untuk menjarah harta Sejak saat itu, konon Jepang membiarkan meski di kedia “saudara muda”. man Kiai Wongsoleksono memakai penerangan atau lentera. Lambat-laun di sekitar dalem beliau juga warga mulai berani Kiai Wongsoleksono ternyata tidak mengindahkan aturan memakai lentera. Hal itu berlangsung berapa lama hingga Je tersebut. Beliau tetap menyalakan penerangan, khususnya pang hengkang dari Bumi Jokotole. ( M. Farhan, FT) di langgar dekat dalem-nya. Kenyataan itu jelas memicu reak si kaum Jepang. Beberapa serdadu lantas mendatangi kedia

Halaman - 10


Mengenal Sosok Sayyid Syaikh, Guru Dan Sahabat Sultan Sumenep Sultan Sumenep, Abdurrahman Pakunataningrat dikenal sebagai penguasa wilayah yang alim di bidang agama, bahasa, dan budaya. Kealimannya sudah tampak sejak masih kecil. Bahkan, sebelum baligh, beliau sudah biasa terlibat dalam majelis ulama di masanya. Menurut riwayat kuna Keraton Sumenep, Abdurrahman kecil memang gemar mencari ilmu. Beliau juga tidak seperti pangeran pada umumnya yang suka menghabiskan waktu di istana dengan segala kemewahannya. Sebaliknya, sang pangeran muda dahulu suka pada laku tirakat dan kental dengan tarekat, bahkan mengantongi talqin empat aliran thariqah (tarekat) mu’tabaroh sekaligus. Karena selalu haus ilmu, Sultan Abdurrahman selalu mencari guru. Salah satu gurunya ialah Wali besar di masanya, Sayyid Syaikh Bafaqih. Sayyid ini ialah mursyid fath Sultan. Selain guru, keduanya juga bersahabat. Bahkan sangat akrab. Keduanya saling memuliakan, bahkan konon sang guru mengakui jika dalam hal kewalian, Sultan melebihi dirinya. Wa Allahu a’lam. “Sayyid Syaikh ini menetap dan wafat di Botoputih Surabaya. Sehingga dikenal dengan sebutan Sayyid Botoputih atau Habib Botoputih. Namun meski begitu beliau selalu berkunjung ke Sumenep,” kata RB. Muhlis, salah satu keturunan Sultan Sumenep sekaligus pemerhati sejarah di bumi Jokotole ini, pada Media Center. Ada kisah yang diriwayatkan secara masyhur di Sumenep. Dulu, tepat pada wafatnya Sultan, Sayyid Syaikh ta’ziah. Saat

itulah diperlihatkan karomah keduanya. Sayyid Syaikh di bibir lubang makam Sultan berdiri sambil mengangkat sebuah batu besar. Beliau lantas berseru, “Jasad Sultan sudah tak ada di kuburnya. Tapi sudah diangkat ke ‘illiyyin. Kalau tak percaya lihat ini,” sambil bersamaan menghujamkan batu besar yang dipegangnya ke jasad Sultan yang dibungkus kafan. Dan benar saja. Kain itu amblas. Tanda tak ada jasad di dalamnya. Ketika itu Sayyid Syaikh berkata, “Seandainya Sultan ini tidak berat dengan pangkat keduniawiannya sebagai raja, niscaya keluarganya tidak bisa menyentuh jasadnya”. Sebelum peristiwa itu, ada riwayat turun-temurun juga. Salah satu anak laki-laki Sultan yang masih kecil, Pangeran Suryoamijoyo atau Pangeran Ami, bermain-main di bawah ranjang jenazah ayahnya. Saat itu Sayyid Syaikh masuk ke kamar tersebut. Jasad Sultan tiba-tiba bangkit lagi, dan berdialog dengan Sayyid. Sontak, Pangeran Ami kaget melihatnya, lalu berlari keluar sambil berteriak, “Ka.. ka.. kaaiii, hidup lagi..”. Riwayat yang diceritakan oleh RB. Fahrurrazi ini terjadi pada saat Sultan baru saja wafat. “Konon, pangeran Ami sejak kejadian itu kalau bicara tidak lancar atau tidak fasih. Kata orang Sumenepnya, kakka’,” kata Fahrurrazi. Pasca wafatnya Sultan, Sayyid Syaikh diceritakan masih tetap sering berkunjung ke Sumenep. Beliau juga disebut dekat dengan putra sekaligus pengganti Sultan Abdurrahman, Panembahan Muhammad Saleh Notokusumo. ( M Farhan, HMB)

KPK Himbau Kades Seluruh Indonesia Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo menghimbau kepada Kepala Desa (Kades) di seluruh Indonesia, lewat suratnya tertanggal 31 Agustus 2016, Nomor B.7508/01-16/08/2016 yang berbunyi sebagai berikut :

Budaya

Info Publik

bekerja sama dengan Kementerian Dalam Ne geri untuk pengelolaan Keuangan Desa. 3. Membuka ruang partisipasi aktif ma syarakat dengan mengikut sertakan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan atas pe manfaatan Keuangan Dana Desa.

Pengelolaan keuangan Desa termasuk Dana Desa (DD) merupakan bagian dari upa ya membangun kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu Komisi Pemberantasan Ko rupsi (KPK) memandang penting pengelo laannya harus dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan.

4. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ber sama-sama dengan Kementerian Desa Pem bangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Kementerian Dalam Negeri melakukan pe mantauan dan pengawasan terhadap pelaksa naan penggunaan Keuangan Desa, khususnya Dana Desa.

Berkenaan dengan hal tersebut, diminta kepada seluruh aparat Pemerintahan Desa agar : 1. Mematuhi seluruh peraturan tentang pengelolaan Keuan gan Desa, khususnya dalam penggunaan Dana Desa dengan menghindari pengeluaran yang tidak sesuai dengan peruntu kannya, sehingga tidak menimbulkan permasalahan hukum di kemuadian hari.

5. Mendorong partisipasi masyarakat agar melakukan pe ngawasan dan melaporkan informasi serta keluhan yang di ang gap perlu terkait penggunaan Keuangan Desa, khusus nya Dana Desa kepada Satgas Desa - Kementerian Desa Pem bangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan meng hubungi : Telepon : 1500040, SMS : 0812 8899 0040/0877 8899 0040, Website : satgas.kemendesa.go.id.

2. Memahami dengan baik dan menggunakan aplikasi 6. Memperbanyak surat himbauan ini dan menempelkan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang dikembangkan oleh nya di tempat-tempat strategis, misalnya di Kantor Desa atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di tempat-tempat lain yang mudah dibaca masyarakat. (Ren)

Halaman -11


Wisata Kuliner

Jajanan Tradisional Sumenep yang tetap Lestari

Sumenep dikenal sebagai salah satu wilayah yang memliki beraneka ragam kulner khas mulai makanan berat, minuman, hingga camilan yang hanya dapat ditemui di kabupaten sumenep, Berbicara tentang kuliner sumenep juga tidak lepas dengan jajanan pasar yang hingga kini masih lestari keberadaannya ditengah bermuculannya makanan makanan modern saat ini. Berikut beberapa makanan tradisional yang masih bisa ditemui pasar-pasar tradisional di Kabupaten Sumenep, dan tetap diburu oleh para penggemarnya.

Gettas

Bagi orang sumenep khususnya Desa Pinggir Papas dan Kebun Dadap pastinya kenal dengan si manis si putih salju ini, Gettas ini dibilang kuliner unik karena Gettas ini termasuk kuliner musiman dan hanya 1 tahun 3 kali dapat ditemui pada waktu pe rayaan upacara Nyader. Gettas sendiri dibuat dari ketan yang dihaluskan dan dicam pur dengan hasil parutan kelapa muda dan kemudian digoreng setelah selesai digoreng hasil gorengan tersebut dilumuri gula merah dan gula pasir yang dicampur dengan putih telur dan yang unik terakhir dicampur dengan air garam yang konon lebih baik air garam yang tidak mengandung yodium atau garam mentah hasil dari petani-petani garam yang langsung dari tambak garam, hal tersebut mempunyai makna untuk menyukuri karena atas karunia Nya para petani bisa panen garam dengan baik. Namun gettas juga masih dapat ditemui di pasar-pasar tradi sional pada hari-hari biasa diluar perayaan nyadar. (FT)

Jubedhe Camilan khas Kapedi yang satu ini namanya “Jubedhe�, orang luar Madura menyebutnya Jubada. Jubede terbuat dari tepung yang dicampur dengan gula merah, setelah di aduk beserta air secukupnya. Jubede dimasak hingga agak mengental. Setalah dimasak, lalu dibentuk gulungan panjang, kemu dian dipotong kecil-kecil berukuran sekitar 2-2,5cm dan di jemur. Setelah agak mengering jubede pun diikat per 3 biji gulungan dengan tali yang terbuat dari daun siwalan. Bila anda berkunjung ke Pasar Kapedi, anda akan de ngan mudah menemui jajanan khas ini. (NF)

Lopes

Mentho Makanan ini juga merupakan salah satu makanan khas Madura-Sumenep, Kue mentho ini mirip risoles. Didalamnya ada potongan wortel, daging, dengan kuah santan kental. Rasa dan aromanya mirip kue bawang. Cuma yang membedakan, kue ini dikukus dengan santan. (FT)

akanan ini terbuat dari beras ketan yang diolah kemudian dibungkus berbentuk segitiga dengan mnggunakan daun pisang, biasanya makanan ini di temani oleh CENTEL yang terbuat dari tepung tapioka dan diolah selanjutnya diberi pewarna makanan yang cerah, bentuknya lonjong-lonjong. Selain ditemani centel, lopes juga ditemani oleh LANON yang terbuat dari tepung berasyang di bungkus dengan daun pisang, teksturnyalembek tapi maknyus. Sebagai pelengkap ada parutan kelapa dan gula merah di atasnya (JN)

Halaman - 12


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.