3 minute read

Hal

Next Article
Hal

Hal

Dukung Bio CF PT SAL dan Koptan Maju Jaya Bantu Ketahanan Pangan Orang Rimba

Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT Sari Aditya Loka (PT SAL) menandatangani MoU dengan Kelompok Tani Maju Jaya, Desa Pematang Kabau dan Bukit Suban. Bentuk kemitraan yang dijalin oleh PT SAL dan Poktan Maju Jaya ini adalah jual beli beras melalui program Bio Carbon Fund (CF), bentuk kerjasama ini dilaksanakan untuk mendukung program Bio CF Provinsi Jambi Khususnya di Kabupaten Sarolangun.

Advertisement

Kelompok Tani Maju Jaya yang berada di wilayah desa penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) melakukan pengelolaan dan pemanfaatan lahan untuk mengusahakan tanaman padi agar dapat membantu menyuseskan program Bio CF ini.

Pelaksana Jabatan Bupati Sarolangun, Henrizal, menyampaikan bahwa luas lahan sawah di Kabupaten Sarolangun kurang lebih 5000 Ha yang kebanyakan merupakan tanah tadah hujan. Dengan demikian, perlu dibuat sistem pengairan yang baik.

“Bapak Ibu petani jangan ragu untuk menanam padi karena kebutuhan beras di Kabupaten Sarolangun ini minus,” ungkap Henrizal dalam sambutannya.

Menurutnya, masih ada kebiasaan yang kurang baik, pada saat panen padi. Petani tidak langsung menjual gabah maupun beras. Tetapi, petani lebih senang menumpuk padi tersebut. “Harusnya langsung dijual untuk mendukung modal lagi menanam padi,” tegasnya.

Henrizal juga mengucapkan terima kasih kepada PT SAL yang telah berkontribusi melaksanakan MOU dengan poktan Maju Jaya dengan menerima hasil panen padi petani di Desa Pematang Kabau dan Bukit Suban. “Setiap bulan beras terserap sebesar 3,85 Ton untuk saudara kita warga SAD,” tegasnya.

Tumiran, Ketua Kelompok Tani Maju Jaya menyampaikan, “Kerjasama ini merupakan wujud kolaborasi pemerintah dan perusahaan kepada masyarakat/petani.”

Tumiran berterima kasih karena difasilitasi sehingga kelompok tani tidak kesulitan dalam menjual hasil pertaniannya. Pihaknya juga meminta bantuan kepada pemerintah daerah dalam bentuk peralatan pertanian yang diperlukan dalam mendukung pengelolaan lahan sawah seperti, pupuk, bibit, alat-alat pertanian sesuai kebutuhan para petani.

Dalam MoU tersebut, PT SAL berperan sebagai pembeli beras yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Maju Jaya. “Beras yang telah dibeli nantinya akan dialokasikan oleh PT SAL kepada warga SAD yang berada di wilayah Kecamatan Air Hitam,” ungkap Cipta Wibama, Adiministratur PT SAL. Menurutnya, bentuk kerjasama ini memberikan dampak yang positif dan menguntungkan semua pihak.

“Para petani dapat terbantu baik dari input usaha tani padi sawah hingga tahap pemasarannya sedangkan PT SAL memperoleh sumber pemasok beras yang setiap bulannya dialokasikan kepada warga SAD,” jelasnya. Dengan kerjasama ini maka daya beli beras petani dapat terjaga secara kontinyu setiap bulan.

“MOU ini merupakan bentuk kontribusi PT SAL dalam mendukung program Bio CF Provinsi Jambi khususnya di desa sekitar PT SAL Kabupaten Sarolangun.” ujar Cipta Wibama, Administratur dari PT SAL.

Tentang Bio CF di Jambi

Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang mendapat program Bio CF dari Bank Dunia untuk menurunkan emisi sebesar dua persen dalam pelestarian hutan. The Bio Carbon Fund Plus-Initiative for Sustainable Forest Landscape (BioCF-ISFL) adalah program untuk mempromosikan dan memberikan imbal jasa terhadap penurunan emisi GRK dan meningkatkan sekuestrasi melalui pengelolaan lahan yang lebih baik di Provinsi Jambi.

Program ini juga mendukung upaya pengelolaan pertanian dan penggunaan lahan lainnya untuk meminimalisir kehilangan hutan, mengidentifikasi dan mempromosikan climate-smart agriculture and low-carbon land-use practices di wilayah Provinsi Jambi.

Bentuk imbal jasa yang diberikan melalui program Bio CF yaitu dengan memberikan bantuan berupa Alsintan (Alat dan Mesin Pertanian) kepada masyarakat agar dapat membantu pengelolaan pertaniannya, kemudian mendorong petani juga untuk menggunakan pupuk kompos.

Wilayah Desa Pematang Kabau dan Bukit Suban merupakan wilayah desa yang berada disekitar hutan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) yang terletak di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Kedua desa ini merupakan dua desa penyangga TNBD. Agar masyarakat di sekitar tidak melakukan eksploitasi terhadap hutan, peningkatan terhadap perekonomian masyarakat perlu dilakukan, salah satunya dengan pemanfaatan dan pengelolaan lahannya. (*)

This article is from: