
DosenPengampu: AbuAmarBustomi,M.Si.
PROGRAMSTUDIILMUKOMUNIKASI
NaufalHaniMusyaffa(04020522071)
DisinformasidiMediaSosialTerkaitTeoriKonspirasiMainan Latto-Latto
Di era digital saat ini, disinformasi telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat. Penyebaran informasi yang salah, atau hoaks, sering kali terjadi melalui media sosial, yang menjadi platform utama untuk berbagi berita dan informasi. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)RepublikIndonesia, Facebook adalah platform yang paling sering digunakan untuk menyebarkan hoaks, dengan persentase mencapai 55,9% pada tahun 2022 1. Dalam konteks ini, salah satu contoh menarik dari disinformasi adalah teori konspirasi yang muncul seputar permainan tradisionallatto-latto.
Disinformasi dapat didefinisikan sebagai penyebaran informasi yang salah dengan tujuan menipu atau memanipulasi opini publik. Di Indonesia, hoaks sering kali berkaitan dengan isu kesehatan, politik, dan pemerintahan. Penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2018 hingga 2023, terdapat lebih dari 12.500 kasus konten hoaks yang teridentifikasi 2. Penyebaran informasi yang salah ini tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap mediadanpemerintah,tetapijugadapatmenyebabkankepanikandan ketidakpastian.
Permainan latto-latto, yang melibatkan dua bola yang diikat dengan tali dan menghasilkan suara ketika dimainkan, telah menjadi tren di kalangan anak-anak dan remaja. Namun, di balik popularitasnya, muncul klaim-klaim aneh yang mengaitkan permainan ini dengan Illuminati dan Freemason. Beberapa unggahan di media sosial bahkan menyatakan bahwa kata "latto-latto" dalam bahasa Ibrani berarti "aku Yahudi".
Klaim ini jelas tidak berdasar dan menunjukkan bagaimana disinformasi dapat merusak pemahamanmasyarakattentangbudayalokal.
Para ahli menjelaskan bahwa kata "latto" berasal dari bahasa Makassar yang berarti suara dari dua benda yang bertabrakan. Teori konspirasi ini muncul sebagai respons terhadap kecemasan masyarakat terhadap fenomena baru dan menunjukkan bagaimana informasidapatdisalahartikanuntukmenciptakanketakutan.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenkominfo telah mengambil langkah-langkah untuk melawan penyebaran hoaks. Ini termasuk peningkatan literasi digital masyarakat melalui Gerakan Nasional Literasi Digital dan kolaborasi dengan komunitas lokal untuk menyebarkan informasi yang benar 3. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk selalu
mengecek kebenaran informasi melalui sumber-sumber terpercaya sebelum mempercayai ataumembagikannya.
Disinformasi di media sosial adalah masalah serius yang memerlukan perhatian bersama dari pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat. Kasus latto-latto menunjukkan bagaimana teori konspirasi dapat muncul dari ketidakpahaman dan ketakutan terhadap hal-hal baru. Dengan meningkatkan literasi digital dankesadaranakan pentingnya verifikasi informasi, kita dapat bersama-sama melawan penyebaran hoaks dan menciptakanlingkunganinformasiyanglebihsehat.
2.NikenSyaharani(04020522072)
MenarasikanDisinformasiMediaSosial(LowonganKerjaBodong)
Kalian pernah mendapatkan atau bahkan hampir tertipu dengan info lowongan kerja bodong? saat ini media sosial dapat dengan mudah menyebarkan segala informasinya termasuk mengenai lowongan kerja, dan setiap pengguna memiliki kesempatan yang sama untuk menyebarkaan infomasi, itu merupakann salah satu faktor informasi di media sosial berpotensi memiliki tingkat kepalsuan yang tinggi. Penipuan online merupakan kejahatan yang marak terjadi saat ini. Pengguna internet yang semakin meningkat ternyata membuka kesempatan yang lebih besar bagi para penipu online untuk mendapatkan uang atau keuntungan dari internet (Dirman & Cornelis, 2023). Ada banyak sekali pengguna internet yang mencari peluang melalui bisnis online, dan ini memberikan ide bagi para scammer (pelaku penipuan berbasis online) untuk meraup keuntungan. Ada banyak modus penipuan di dunia maya, mulai dari toko online hingga penawaran bisnis online. Penipuan yang berkedok bisnis online dapat tersamar dengan sangat baik, bahkan orangyangsudahseringbermaininternettidaksadarbahwadiasedangtertipu.
Informasi palsu yang disebarkan secara sengaja di media sosial merupakan disinformasi media sosial, karena semakin maraknya penipuan yang berbasis online apalagi tentang informasi lowongan pekerjaan, yang target penipuannya adalah para pencari kerja yang mereka pasti sedang membutuhkan uang, untuk itu berikut adalah ciri-ciri lowongan kerjabodongyangperlukalianwaspadai:
1. Pekerjaan yang ditawarkan terkesan tidak penting dan sepele, para pekerja seperti tidak mengeluarkan usaha dalam melakukan pekerjaan tersebut, contohnya adalah jasa balas chat, jasa rating produk dan pekerjaaan semacamnyayangrata-ratadapatdilakukansecaraworkformhome
2. Pekerjaan tersebut mengarahkan kalian untuk melakukan pembayaran, seperti dengan alasan biaya administrasi, transport atau seragam. Yang pada saat itu kalian masih belum diterima secara resmi dipekerjaantersebut,pokoknyakalo disuruhbayaruangduluanjanganmaudeh!
3. Gaji yang mereka tawarkan sangat besar bahkan melebihirata-ratagajidengan pekerjaan yang serupa, contohnya dalam lowongan pekerjaan tersebut tertera gajicleaningservisdi5jt++,kalianperlumewaspadaiya
4. Alamat pekerjaaan tidak sesuai bahkan tidak tertera di google maps, jadi usahakan sebelum melamar pekerjaan, kalian mencari informasi mengenai perusahaantersebut,bisalewatsosialmedianya,linkdinperusahaansertalokasi tepatnyadiigooglemaps.
Nah itu dia beberapa tips untuk menyeleksi lowongan pekerjaan di sosial media ya, jika kalian sudah pernah tertipu atau hampir saja tertipu dengan lowongan kerja bodong,kalian bisa segera melaporkannya di kepolisian, karena pelaku dapat terkena tindak pidana karena telah melangar Pasal 378 KUHP yang menjadi landasan hukum pidana Indonesia melarang terjadinya tindak pidana penipuan (Nurrazaq & Setyorini, 2024), yang menyatakan bahwa "Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancamkarenapenipuandenganpidanapenjarapalinglamaempattahun.
Buat kalian para pejuang pencari kerja, tetap semangat dan tetap selektif dalam melamar pekerjaan ya, jangan sampai dengan niat mencari kerja agar untung malah menjadi buntung.....Terimakasih-!
3.NisrinaNandita(04020522073)
DisinformasiMengancamKesehatan
Arus perkembangan teknologi di zaman sekarang sangatlah pesat, media sosial saat ini seakan menjadi hal yang tidak bisa terpisahkan dari rutinitas sehari-hari. Beragam topik berita, informasi maupun cerita pribadi ada dalam satu platform dan terus menghasilkan informasi terbaru. Dibalik berita atau informasi yang selalu update menimbulkan suatu ancaman yang cukup serius, yaitu disinformas. Mengutip dari kompas, disinfomasi adalah informasi yang keliru, dan orang yang menyebarkannya tahu bahwa itu salah, tetapi tetap menyebarkannya. Berbeda dengan misinformasi, yang merupakan kesalahan informasi tanpa niatburuk,disinformasidirancanguntukmengelabuiorang.
Fenomena ini memberikan tantangan terbesar masyarakat saat ini. Berita hoax menyebar begitu cepat sehingga masyarakat sulit membedakan antara fakta dengan fiksi. Penyebaran informasipalsuiniberakibatmerusaktatanansosial,sepertiinfomasihoaxterkait isu politik,konfliksosial,terutamakesehatanyangseringmembuatpublikbanyakmengalami kesalahpahaman bahkan perpecahan. Adanya kasus pandemi COVID-19 kemarin menjadi contoh adanya kericuhan yang disebabkan oleh krisis kesehatanyangbelumterjadiditambah denganmunculnyaberitateorikonspirasivaksin.
Tuduhan yang cukup menggemparkan adalah adanya microchip dalam kandungan vaksin COVID-19. Pernyataan yang tidak berdasar ini sangat cepat menyebar di semua platform media sosial dan membuat banyak masyarakat yang menolak vaksinasi, yang berakibat tidak hanya individu yang terpapar tetapi seluruh komunitas yang bergantungpada herd immunity. Hal ini menunjukkan seberapa bahayanya disinformasi pada hidup masyarakat. Banyak pengguna media sosial yang hanya menerima semua informasi mentah-mentah, tanpa ada tindakan memverifikasi kebenaran informasinya, juga didukung dengan algoritma media sosial yang cenderung menampilkan informasi sensasional dengan cepat dan akhirnya informasi palsu lebih dominan dibandingkan informasi fakta. Maka yang perlu dilakukan adalah adanya peran edukasi yang melawan disinformasi. Hal ini tidak bisa menajadi lebihbaikjikahanyabantuandaribeberapaindividu.Perluadanyakerjasamaantara pemerintah, akademisi, dan juga organisasimasyarakat.Selainitu,sebagaipengelolawilayah digital,merekamemilikisumberdayauntukpenekananpenyebaranhoax.
Disinformasi adalahtantanganbesardieradigitalyangmembutuhkanperhatianserius dari semua pihak—individu, pemerintah, dan platform media sosial. Dengan meningkatkan literasi digital dankesadaranakanbahayadisinformasi,kitadapatbersama-samamembangun masyarakat yang lebih kritis dantidakmudahterprovokasiolehinformasiyangmenyesatkan.
Perlu diingat bahwa melawan disinformasi tidak hanya tentang membela kebenaran, tetapi juga melindungi kehidupan bersama. Setiap langkah kita yang melawan disinformasi adalah salahsatuupayamelindungidirisendiri,keluarga,danmasyarakatbersama.
4.NurWachidHaidarFarras(0402052207)
DisinformasidiMediaSosialdalamPerspektifTeoriKritikSosial
Media sosial adalah ruang yang menghubungkan kita, tetapi juga menjadi ladang subur bagi disinformasi. Berita palsu, teori konspirasi, dan narasi manipulatif menyebar dengan mudah. Mengapa ini terjadi? Dan apa dampaknya pada masyarakat? Dari perspektif teorikritiksosialolehAdorno,T W.,&Horkheimer,disinformasidimediasosialtidakhanya soal kebingungan atau salah paham. Ini adalah bagian dari dinamika kekuasaan. Teori ini mengajarkan kita untuk melihat bagaimana struktur sosial,ekonomi,danpolitikmenciptakan danmemperkuatketidakadilan—termasukmelaluiinformasiyangkitaterima.
Platform mediasosialtidakhanyaalatkomunikasi.Merekaadalahprodukkapitalismedigital, di mana algoritma dirancanguntukmengejarkeuntungan.Apayangviral?Bukanyangbenar, tetapi yang menarik perhatian meskipun itu kebohongan. Disinformasi bukanlah masalah individu semata. Ini menciptakan polarisasi, membelah masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling bermusuhan. Menurut Habermas dalam karyanya yang membahas teori kritik sosial, ini memperkuat status masyarakat yang terpecah lebih mudah dikendalikan.
Selain itu, disinformasi sering digunakan untuk mendiskreditkan perjuangan melawan ketidakadilan, seperti perubahan iklim atau hak asasi manusia. Dalam teori kritik sosial, kesadaran kolektif adalah kunci. Kita harus kritis terhadap apa yang kita baca, siapa yang diuntungkan, dan bagaimana itu memengaruhi kita. Edukasi literasi digital adalah langkah penting untuk melawan gelombang disinformasi ini. Jadilah pengguna media sosial yang bijak.Bersama,kitabisamenciptakanruangdigitalyanglebihadildanbenar
5.RajwaRafiSaputra(04020522076)
Disinformasi adalah informasi yang salah atau menyesatkan yang disebarkan dengan sengaja untuk menipu atau memanipulasi opini publik. Berbeda dengan misinformasi, yang umumnya disebarkan tanpa maksud jahat, disinformasi memiliki tujuan tertentu, seperti mengacaukan situasi sosial, memengaruhi keputusan politik, atau menciptakan keuntungan bagi pihak tertentu. Istilah ini semakin relevan di era digital, di mana media sosial menjadi salahsatuplatformutamapenyebaraninformasi.
Media sosial memainkan peran signifikan dalam penyebaran disinformasi. Dengan sifatnya yang cepat, mudah diakses, dan viral, media sosial menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi palsu. AlgoritmayangdigunakanolehplatformsepertiFacebookdan Twitter sering kali memprioritaskan konten yang menarik perhatian, tanpa mempertimbangkan kebenarannya. Akibatnya, disinformasi dapat dengan cepat menyebar luas, menyebabkan kebingungan, memecah belah masyarakat, dan bahkan mengganggu kestabilanpolitikdansosial.
Presentasi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana disinformasi terjadi di media sosial, faktor-faktor yang menyebabkannya, serta dampak yang ditimbulkan. Selain itu,akan dibahas langkah-langkah yang dapat diambil oleh individu, organisasi, danpemerintahuntuk mengatasi permasalahan ini. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan masyarakat dapatlebihkritisdalammenerimadanmenyebarkaninformasi.
1. FaktorPenyebabDisinformasi
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penyebaran disinformasi adalah algoritma media sosial. Algoritma ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan pengguna dengan memprioritaskan konten yang menarik perhatian, sering kali dalam bentuk berita sensasional atau kontroversial. Sayangnya, informasi yang benar dan berbobotseringkalahbersaingdengandisinformasiyangdirancanguntukviralitas.
Selain itu, polarisasi sosial dan politik juga memperparah penyebaran disinformasi. Ketegangan antara kelompok dengan pandangan berbeda sering kali dieksploitasi oleh pihak-pihak tertentu melalui penyebaran narasi yang salah. Disinformasi semacam ini biasanya dirancang untuk memperkuat prasangka atau memperlebarjurangperbedaan,yangakhirnyamemperburukkonfliksosial.
Kurangnya literasi digital di kalangan pengguna media sosial menjadi penyebab lainnya. Banyak orang yang belum memiliki kemampuan untuk memverifikasi kebenaran informasi atau membedakan antara sumber yangterpercaya dan tidak terpercaya. Hal ini membuat mereka rentan terhadap manipulasi informasi, baiksecarasengajamaupuntidaksengaja.
2. Jenis-JenisDisinformasidiMediaSosial
Salah satu jenis disinformasi yang paling umum di media sosial adalah clickbait atau judul sensasional. Judul-judul ini dibuat untuk menarik perhatian dan mendorong pengguna mengklik tautan, tetapi isi kontennya sering kali tidak relevan atau bahkan salah. Clickbait ini tidak hanya merugikan secara informasi, tetapi juga memperkuatsikluspenyebarandisinformasi.
Jenis lain adalah hoaks, yaitu informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menipu atau membingungkan publik. Hoaks sering kali berkaitan dengan isu-isu sensitif, seperti kesehatan, politik, atau agama, yang dirancang untuk memengaruhi opiniatautindakanmasyarakat.
Manipulasi foto dan video juga menjadi salah satu bentuk disinformasi yang semakin marak. Teknologi seperti deepfake memungkinkan pembuatan konten visual yang tampak nyata, tetapi sebenarnya telah dimanipulasi untuk menyampaikan pesan yangsalahataumenyesatkan.
Disinformasi berbasis ideologi adalah jenis lain yang bertujuan memperkuat agenda atau keyakinan tertentu. Narasi ini sering digunakan untuk memperkuat dukungan terhadap kelompok tertentu atau melemahkan pihak yang dianggap lawan, dengancaramenyebarkaninformasiyangtidakakuratataubias.
7.RandiAbdelAzizi
POLARISASIPOLITIKDIERADIGITAL
RandiAbdelAzizi(04020522077)
Salah satu produk perkembangan teknologi informasi dan Komunikasi yang telah memberikan dampak besar pada kehidupan Masyarakat salah satu di antaranyaadalahmedia sosial. Dengan media sosial masyarakat dapat berkomunikasi, berbagi informasi, dan berinteraksi dalam mengekspresikan dirinya dengan mudah dan cepat. Media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada potensi dari media sosial untuk menggiring masyarakat dalam beropini baik secara positif maupun negatif. Media sosial dapat menjadi ajang polarisasi opini yang dapat menebarkan isu-isu sensitive yang dapat menimbulkan silang sengketa di Masyarakat yang pada akhirnya dapat menimbulkan perpecahan kesatuan bangsa. Dalam menghadapi pesta demokrasi pada tahun 2024 seiring dengan ditetapkannya calon legislatif dan pasangan calon presiden serta wakilnya maka polarisasiopinisemakinmerebakdiMasyarakat.
Polarisasi politik, menurut sebuah artikel oleh Emilia Palonen, adalah alat politik diartikulasikan untuk membatasi batas antara “kita” dan “mereka” dan untuk mengintai komunitas yang dianggap sebagai tatanan moral. Palonen menulis bahwa “polarisasi adalah situasi di mana dua kelompok saling menciptakan melalui demarkasi perbatasan di antara mereka. Perbatasan politik yang dominan menciptakan titik identifikasi dan konfrontasi dalamsistempolitik,dimanakonsensushanyaditemukandidalamkubupolitikitusendiri”
Inti dari polarisasi politik adalah sejauh mana masyarakat memiliki sikap yang kuat dan bermoral tentang isu-isu politik dan sosial. Secara umum, sikap yang kuat cenderung relatif tahan terhadap pengaruh sosial, stabil dari waktu ke waktu, dan berpengaruh pada kognisi dan perilaku. Dengan demikian, keyakinan politik yang didukung orang dengan keyakinan moral yang kuat relatif sulit diubah, mendorong perilaku dengan cara yang signifikan, dan membentuk dasar intoleransi terhadap pandangan yang bersaing. Definisi kerja polarisasi politik, oleh karena itu, adalah sejauh mana warga Negara menjadi ideologis mengakar dalam nilai-nilai dan keyakinan politik mereka sendiri, sehingga meningkatkan kesenjangan dengan warga Negara yang memegang nilai-nilai dan keyakinan politik yang berbeda. Polarisasi politik dengan demikian memicu persepsimasyarakatsebagaiperjuangan antara “kita versus mereka,” dan dapat menghasilkan konflik timbal balik tingkat tinggi antarakelompok-kelompokyangbertentangansecaraideologis
Polarisasi melalui media sosial pada pemilu 2024 di Indonesia dapat terjadi dalam berbagai
bentuk,antaralain:
1). Penyebaran informasi tendensius: Media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang cenderung memihak pada salah satu kubu politik. Hal ini dapat memicu perpecahandimasyarakatdanmemperkuatpolarisasiantarpendukungpartaipolitik.
2). Kampanye hitam: Media sosial seringkali menjadi tempat untuk menyebarkan kampanye hitam atau serangan pribadi terhadap kandidat atau partai politik lawan. Hal ini dapat memperburukpolarisasidanmenimbulkanketegangandiantarapendukung.
3). Pembentukan filter bubble: Pengguna media sosial cenderung terpapar pada konten yang sejalan dengan pandangan politik mereka sendiri, membentuk filter bubble di mana mereka hanya terpapar pada opini dan informasi yang mendukung pandangan mereka. Hal ini dapat memperkuat polarisasi dan mengurangi kesempatan untuk berdialog antar pandangan yang berbeda.
4). Hoaks dan disinformasi: Media sosial rentanterhadappenyebaranhoaksdandisinformasi terkait pemilu. Informasi yang tidak valid atau hoaks dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap kandidat dan partai politik, memperkuat polarisasi, danmemicukonflik diMasyarakat
Hal ini terjadi karena adanya pengaruh media terutama media sosial, dimana masyarakat Indonesia belum sepenuhnya dapat memilah dan memilih berita serta informasi yang beredar dimediasosialUntukmencegahdisintegrasibangsayangdiakibatkanpolarisasi media sosial dalam pemilu 2024diIndonesia,dapatdilakukanbeberapalangkahdiantaranya; Penyuluhan dan Edukasi Publik, Pengawasan Konten, Mendorong Diskusi yang Sehat, Penyebaran Informasi yang Akurat dan Keterlibatan Masyarakat. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan polarisasi opini akibat media sosial dalam pemilu 2024 dapat diminimalisirsehinggatidakterjadiperpecahanyangberakibatdisintegrasibangsa.
8.RayhanFaysalHaq(04020522078)
PolarisasiPolitikdiEraDigital,KenapaMasyarakatBisaTerpolarisasi?
Polarisasi adalah sebuah peristiwa dimana masyarakat terpecah belah dalam berbagai kelompok. Terciptanya perpecahan tersebut dikarenakan perbedaan pendapatmengenaisuatu pemahaman politik. Polarisasi sangat berbahaya dan bisa meretakkanpersatuandiIndonesia. Polarisasibisasemakinjelasdilihatpadamasyarakatpadawaktu-waktutertentusepertiwaktu menjelangpilpresdanpilkada.
Pada video penulis, penulis menjelaskan apa itu polarisasi politik pada era digital ini. Penulismengambilcontohpolarisasiketikapadapemilihancalonpresidendanwakilpresiden Indonesia. Pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia pada tahun 2024 sangatlah menarik perhatian. Dikarenakan era dewasa ini, masyarakat sudah banyak sekali yang menggunakanmediasosialsepertiTikTok,Instagram,Youtube,danlainsebagainya.
Masyarakat Indonesia memiliki tiga pasangan calon, yaknipaslonnomorurut01Anies dan CakImin,paslon02PrabowodanGibran,danpaslon03GanjardanMahfud.Masyarakat berada di perempatan jalan. Pilihan masyarakat banyak sekali, bisa memilih nomor urut 01, 02, 03, dan bahkan golput atau tidak memilih semuanya. Dengan banyaknya pilihan, masyarakat menjadi bingung mau pilih yang mana. Sehingga para paslon berusaha semaksimalmungkinuntukberkampanyedemibisamendapatkansuaradarimasyarakat.
Hal demikian mengakibatkan masyarakat berdebat untuk memilih calonnya.
Masyarakat berdebat bahwa pasangan calon yang didukungnya adalah pasangan calon yang terbaik. Pendukung 01 merasa paslonnya adalah orang hebat, pendukung 02 merasa paslonnya adalah orang hebat, dan pendukung 03 merasa paslonnya adalah orang hebat. Dengan demikian, semua pendukung merasa paslon yang didukungnya adalah orang yang palinghebat.
Pendukung 01 berkumpul dengan pendukung 01, pendukung 02 berkumpul dengan pendukung 02, dan pendukung 03 berkumpul dengan pendukung 03. Masyarakat berkumpul dengan golongannya masing-masing. Dan yang paling parah adalah masing-masing pendukung berdebat dengan orang lain mengenai paslonnya adalah orang yang paling hebat. Hal tersebut adalah polarisasi. Polarisasi sangat berbahaya karena bisa menyebabkan perpecahanpersatuanIndonesia.
Terlebih lagi, kita berada pada era digital. Perdebatan tidak hanya terjadisecaraoffline atau tatap muka, tetapi bisa secara online. Bahkan orang tidak saling kenal di media sosial bisa saling berdebat mengenai paslonnya masing-masing. Begitu bahayanya polarisasi di era
digital ini. Pada media sosial, banyak sekali hoaks-hoaks bertebaran yangbisasajamenyulut suatu pendukung paslon tertentu. Dengan begitu, terjadilah perdebatan yang bisa sampai menjelekkanoranglain.BegitulahpolarisasiyangterjadidiIndonesia.
10.RefanaIkaDania
PolarisasiPolitikdiEraDigital,ApaKataMasyarakatIndonesiatentang
RetreatKabinetMerahPutih?
RefanaIkaDania(04020522080)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), polarisasi adalah pembagian kelompok yang saling bertentangan. Dalam konteks politik, polarisasi merujuk pada fenomena pembagian tajam antara dua kelompok atau lebih dengan pandangan yang sangat berbeda terkait isu tertentu. Pembagian ini sering kali disertai dengan sikap yang lebih ekstrem, di mana masing-masing kelompok tidak hanya memiliki pandangan yang berbeda, tetapi juga semakin memperburuk perbedaan tersebut. Polarisasi ini bisa terjadi dalam berbagaibentuk,sepertiideologipolitik,pandangansosial,ataubahkangayahidup.
RetreatKabinetMerahPutihyangdiadakandiLembahTidar,Magelangjaditopikhangat di media sosial, karena dianggap sebagai upaya untuk mempererat kerjasama antar anggota kabinet di tengah situasi politik yang terus berubah. Isu ini menarik perhatian publik karena banyak orang yang menilai kegiatan ini mencerminkan prioritas pemerintah. Di era digital, polarisasi politik semakin terasa, terutama di Indonesia, di mana media sosial jadi tempat orang-orang berbagi pendapat. Polarisasi politik di era digital itu sendiri terjadi ketika masyarakat terbagi jadi dua atau lebih kelompok dengan pandangan politik yang sangat berbeda. Media sosial, khususnya platform X, semakin memperkuat perbedaan pendapat ini karenamemberiruangbagipublikuntukmengungkapkankomentarnyasecaralangsung.
Namun,meskipuntujuanpositifdariretreatini,reaksimasyarakatyangtercermindalam berbagai komentar di media sosial menunjukkan beragam pandangan yang mencerminkan polarisasi politik yang semakin tajam di Indonesia. Pada postingan yang diunggah oleh Prabowo Subianto di platform X (sebelumnya Twitter), yang memuat foto-foto kegiatan tersebut dengan caption"PadamuNegeriKamiMengabdi,"terdapatsekitar1,4ribukomentar dari masyarakat. Komentar-komentar ini terbagi menjaditigakategoriutama:positif,negatif, dannetral.
Banyak netizen yang menanggapi retreat ini dengan kritik tajam, khususnya terkait dengan penggunaananggarannegara. Sebagaicontoh,salahsatukomentarmenyatakan:
"Pikir menteri-menteri beneran ke Magelang buat digembleng secara militer, misalnya dengan mendaki gunung bawa 10 kg Gak tahunya cuma camping doang dengan fasilitas lengkap, sampe ada sofa dan TV segala, inimah glamping staycation sekaligus piknik pake uang negara juga kan Pak?"
Komentar-komentar ini menggambarkan kekhawatiran banyak orang mengenai pengelolaan dana negara yang tidak tepat sasaran Sebagian besar menganggap bahwa retreat ini tidak relevan dengan prioritas pemerintah, apalagi di tengah tantangan besar yang dihadapi negara, seperti krisis ekonomi danketidakpastianpendidikan
Namun, di sisi lain, banyak pula netizen yang memberikan pandangan positif terhadap kegiatan retreat ini. Mereka melihat acara ini sebagai sebuah langkah strategisuntukmemperkuatkedisiplinan dansinergidiantaraparamenteri Sebagaicontoh,komentaryangmunculmenyatakan:
"Ini sesuatu yang sangat luar biasa dimulai dari kepalanya untuk disiplin, tidak ada lagi penjabat dilayani masyarakat, tetapi sebaliknya "
Komentar-komentar ini menunjukkan bahwa ada sebagian masyarakat yang mendukung upaya pemerintah untuk menjaga keselarasan dan kedisiplinan kabinet Mereka percaya bahwa kegiatan ini dapatmenguatkanvisidanmisipemerintahanyanglebihbersihdanterarah.
Sementara itu, terdapat juga komentar-komentar netral yang lebih bernada harapan daripada kritik tajamataupujianberlebihan.Salahsatukomentarnetralyangmunculadalah,
"Semoga menteri-menterinya benar-benar bekerja keras untuk kesejahteraan rakyat ya, Pak "
Komentar-komentar ini menunjukkan harapan masyarakat untuk melihat perubahan nyata dalam kinerja para menteri, danmerekaberharapkegiatanretreatinibisamenghasilkankebijakanyanglebih berpihakpadarakyat,bukanhanyasekedaracarasimbolik.
Komentar-komentar yang muncul di Twitter terkait retreat Kabinet Merah Putih ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat memperkuat perbedaan pendapat dalam masyarakat. Polarisasi yang terjadi bukan hanya sekedar konflik, tetapi juga mencerminkan adanya ruang bagi masyarakat untuk mengungkapkan pandangan mereka yang beragam terhadap kebijakan pemerintah. Setiap individu memiliki perspektif yang berbeda, baik itu berupadukungan,kritik,atauharapanyangmembangun.
Dari perspektif Teori Kritis, interaksi di media sosial menciptakan ruang diskusi yang memungkinkan masyarakat untuk mengekspresikan kritik reflektif terhadap pemerintah. Dalam konteks ini, media sosialtidakhanyamenjadiplatformuntukberbagiinformasi,tetapi juga tempat bagi individu untuk mengeksplorasi dan menyuarakan pendapat mereka tentang kebijakan yang diambil pemerintah. Teori Kritis, yang dikembangkan oleh aliran pemikiran seperti Frankfurt School, menekankan pentingnya mengidentifikasi danmengkritisikekuatan dominandalammasyarakat,dalamhalini,kekuasaanpemerintah.
Polarisasi politik di era digital bisa menjadi tantangan atau peluang, tergantung pada bagaimana masyarakat memanfaatkan ruang diskusi tersebut. Media sosial yang semakin berkembang membawa dampak besar dalam membentuk opini publikdanmemperluasruang diskusi politik. Meskipun sering kali menimbulkan perpecahan, platform digital ini juga memberikankesempatanuntukterlibatdalamdialogyanglebihinklusifdanterbuka.
Akhirnya, meskipun polarisasi dapat menciptakan kesenjangan dalam masyarakat, dengan pendekatan yang bijaksana dan pemahaman yang lebih dalam, kita bisa memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk memperbaiki kebijakandanmemperkuatikatan sosial,demikemajuanbangsa.
11.SalsabilaRistama
Cyberbullying
Cyberbullying merupakan fenomena yang tak bisa dipisahkan dari realita kehidupan digital kita. Dari media sosial hingga aplikasi pesan singkat, bullying kini tidak hanya terjadi di ruang fisik, tetapi juga di dunia maya, dengan dampak yang sering kali lebih mendalam. menurut data Unicef pada tahun 2022, Dini mengungkapkan 45 persen dari 2.777 anak di Indonesiamengakupernahmenjadikorbancyberbullying.
Paraahlikesehatanmentaltelahlamamemperingatkandampakberbahayadaricyberbullying. Korban sering kali merasa tidak berdaya, bahkan ketika mereka tidak berada di depan layar. Efeknya bisa sangat merusak: kecemasan, depresi, kehilangan harga diri, bahkan dalam beberapakasus,menyebabkantindakanmenyakitidiriataupikiranuntukbunuhdiri.
Cyberbullying berdampak pada individu dari berbagai usia, namun remaja adalah kelompok yang paling rentan. Di usia ini, pencarian jati diri dan kepercayaan diri sangat rapuh. Ketika mereka terus-menerus diserang secara virtual, mereka kehilangan rasa amanbahkandiruang digitalyangseharusnyabisamenjaditempatberekspresi.
Dari sisi sosial, kita melihat fenomena ini sebagai salah satu sisi gelap dari perkembangan teknologi dan kemudahan komunikasi. Akses internet yang terbuka, kebebasan berpendapat tanpa pengawasan, dan anonimitas yang ditawarkan media sosial membuat pelaku merasa tidakterkendalidanseolah-olahtakbertanggungjawabatastindakannya.
Pada akhirnya, menghadapi cyberbullying memerlukan kesadaran kolektif. Tidak hanya korban yang butuh dukungan, tetapi kita semua, sebagai bagian dari masyarakat digital, memiliki tanggung jawab untuk tidak menyebarkan kebencian dan untuk menjaga kesehatan mental satu sama lain. Cyberbullying adalah ancaman nyata yang haruskitahadapibersama. Marikitahentikansiberbullying.Untukduniadigitalyanglebihsehatdanaman.
12.ShantiWijayanti
CyberbullyingdanDampaknyaTerhadapKesehatanMental
ShantiWijayanti(04020522082)
Pesatnyaperkembangandalambidangteknologidaninformasimenimbulkanperubahan pada peradaban manusia. Media sosialmengikutsertakanpenggunanyakedalambudayabaru yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku manusia. Hal ini merupakan salah satu faktor banyak terjadinya kasus cyberbullying di media sosial. Karena kitatidakmelihatdampaknya secara nyata, para pelaku merasa aman saat berkomentar pedas di media sosial. Hal ini dicontoh oleh banyak orang lagi sehingga menjadi kasus berantai. Cyberbullying adalah tindakan bullying atau penindasan yang menggunakan teknologi untuk menyakiti orang lain dengan sengaja dan berulang-ulang. Hal ini dilakukan dengan mengintimidasi dan melecehkan korban melalui perangkat teknologi. Pelaku ingin melihat seseorang terluka dan melakukan banyak cara untuk menyakiti korban. Cyberbullying juga memungkinkan pelaku untuk menyembunyikan identitasnya dengan komputer. Haliniyangmembuatpelakumerasa amantanpaharusmelihatresponkorbansecaralangsung.
Diantara bentuk - bentuk cyberbullying atau perundungan adalah sindiran, ejekan, hinaan, caci maki, ancaman, pelecehan, diskriminasi, persekusi, ujaran kebencian, serta umpatan-umpatan negatif lainnya yang mengandung unsur sara, contohnya menyangkut tentang agama, kesukuan, golongan, ras, dan bentuk yang lainnya. Beberapa kasus lain account media sosial dapat di-hack sampai disindir, dihina, dilecehkan di media sosial. Pada bentuk yang lain, account media sosial atau jejaring sosial seseorang diambil alihdansemua informasibisadiganti-gantitanpasepengetahuanpemilikaccount.
Dampak yang ditimbulkan dari tindakan perundungan atau bullying kepada para korban, biasanya berupa rasa emosional seperti tersinggung, marah, kesal, menangis, stress, depresi, perasaan bersalah, mengurung diri, merasa tidak berharga atau terdiskriminasi, menjauh dari pertemanan atau lingkungan sosial dan emosi-emosi negatif lainnya. Pada beberapa kasus, korban bullying yang memiliki keberanian untuk menantang atau mengkonfrontasi para pelaku bullying, misalnya dengan cara mengajak para pelaku bertemu secaralangsungatauhadirsecarafisik,atauparakorbanyangmenempuhjalurhukumdengan memilih untuk melaporkan para pelaku perundungan atau bullying pada pihak kepolisian, pada sebagian kasus yang lain, para korban yang tidak berdaya memilih untuk pasrah, menyimpandendam,rasatrauma,sertaterisolasidarilingkungansosial.
Kasus cyberbullying yang saya angkat menjadi topik dalam pembahasan tugas pembuatan videoadalahkasuscyberbullyingyangdialamiolehpubicfigurebernamaRenjun.
Ia merupakan idol dalam sebuah boygrup NCT dari Korea Selatan. Sebagai seorang publik figur memang sudah menjadi resiko akan dikenal oleh banyak orang dan menuai berbagai komentar akan segala hal yang dilakukan. Namun kasus cyberbullying yang dialami pada publik figur tidak dapat diwajarkan sama sekali. Kasus seperti ini sudah banyak terjadi dan banyak memakan korban dari gangguan pada kesehatan mental hingga memutuskan untuk mengahkiri hidupnya sendiri. Renjun merupakan korban yang berhasil survive dari kejadian yangmenimpadirinya.
Berawal dari Renjun yang mendapatkan pertanyaan tentang bentuk wajahnya yang terlihat sedikit gemuk saat ia sedang melakukan live. Ia menaggapinya denganberkata“Aku tidak berubah kok, aku tetap Renjun yang kalian kenal. Tolong jangan bersedih dan pergi”.
Sebelumnya Renjun memang memiliki permasalahan terhadap kesehatan mental, sehingga memungkinkan ia harus manjalani pengobatan dan membuat bentuk tubuhnya sedikit berubah. Ternyata tanggapan netizen tentang perubahan tubuhnya itu dominan bersifat negatif, sehingga mengharuskan Renjun untuk melakukan hiatus atau berhenti sementara melakukansegalaaktivitasdanpekerjaandalamgrupnya.NamuncobaanuntukRenjunmasih terus berjalan bahkan saat ia sedang hiatus. Ia diganggu oleh penguntit yang sangat toxic. Melakukanberbagaispamtelpon,pesan,hinggamengganggukehidupanRenjun.
Terlalu muak terhadap tindakan penguntit ini, Renjun akhirnya memperlihatkan pesan dan riwayattelponpenguntittersebutyangmenyebabkannomortelponpenguntitinijugaikut tersebar di media publik. Tindakan Renjun yang dilakukan hingga sejauh itu dapat diartikan bahwa penguntit itu sudah sangat mengganggu kehidupanRenjun.Selainituparapenggemar malah terbelah menjadi dua kubu, yaitu kubu pro terhadap tindakan Renjun dan kubukontra terhadap penyebaran nomor telepon orang asing di ranah publik. Sayangnya, ada lebih banyak netizen yang membela penguntit itu dengan dalih nomernya yang tersebar, mengakibatkan hiatus Renjun diperpanjang. Pasti tidaklah mudah bagi Renjun melewati masa-masa tersebut, namun beruntungnya Renjun masih memilikiteman-temannyayangjuga bergabung dalam boygrup. Setelah empat bulan, Renjun akhirnya kembali bergabung dan melakukan aktivitasnya bersama teman-teman boygrupnya. Agensi berkata akan tetap memonitoringkondisikesehatanRenjunselamaiaberaktivitassetelahmelakukanhiatus.
Berdasarkan kejadian yang dialami oleh Renjun NCT ini, dapat dilihat bahwa dampak pertama cyberbullyingadalahdampakpsikologis.Kemudianfaktorpemicuhalinibisaterjadi dikarenakan Renjun seorang publik figur, tetapi hal tersebut bukan sesuatu yang dapat diwajarkan Mekipun masyarakat biasa, juga dapat menjadi korban cyberbullying.
Penyebabnya dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang bahaya media sosial, sehingga hal-hal yang dipublikasi menjadi kurang terkontrol. Agar masyarakat biasa seperti kita tidak menjadi pelaku atau korban dari cyberbullying, kita harus terapkan Think Before Text. Berpikir sebelum mengetik, ataupun mengirim postingan. Kita harus benar-benar memikirkan dampak apa yang akan terjadi sebelum memutuskan untuk mengetik atau mengirim. Hal itu juga bisa membuat kitasadarakanbatasan-batasanprivasidemikeamanan diri.
13.ShibaRosyidaAslamia(04020522083)
PerangNarasi:BagaimanaDisinformasiMendorongPolarisasidalamPemilu
Disinformasi telah menjadi ancaman serius bagi integritas pemilu di era digital. Kampanye informasipalsuyangdirancanguntukmemanipulasipersepsipublikdanmengubahpreferensi pemilih kini semakin umum. Dalam konteks pemilu, disinformasi tidak hanya memengaruhi hasil akhir, tetapi juga memperburuk polarisasi sosial di tengah masyarakat. Polarisasi ini sering kali diperparah oleh perang narasi yang terjadi di berbagai platform digital, di mana
aktor-aktor tertentu memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi yang menyesatkandanmemecahbelahmasyarakat.
Mekanisme penyebarandisinformasibiasanyamelibatkanpenggunaanalgoritmamediasosial untuk menjangkau audiens yang rentan terhadap manipulasi informasi. Media seperti Facebook, Twitter, dan WhatsApp sering menjadi saluran utama penyebaran, dengan konten yang dirancang untuk membangkitkan emosi. Konten ini biasanya berbentuk meme politik, berita palsu, atau teori konspirasi, yang semuanya dirancang untuk menciptakan rasa takut, kebencian,atauketidakpercayaanterhadapkandidattertentu.
Aktor yang berperan dalam perang narasi ini mencakup elit politik, kelompok kepentingan, dan buzzer digital. Dengan memanfaatkan teknologi algoritma, mereka mampu menciptakan echo chamber, di mana pengguna hanya terpapar pada informasi yang memperkuat pandangan politik mereka. Hal ini memperburuk fragmentasi sosial, karena kelompok-kelompok masyarakat semakin terisolasi dalam sudut pandang mereka, tanpa ada ruanguntukdialogataukompromi.
Dampak dari disinformasi terhadap polarisasi politik sangat nyata. Polarisasi tidak hanya terjadi pada tingkat ideologi, tetapi juga sering melibatkan segregasi sosial berdasarkan agama, etnis, atau wilayah geografis. Di Indonesia, misalnya, polarisasi ini terlihat jelas selama pemilu 2019, di mana narasi politik kerap dibumbui dengan isu-isu sensitif yang membelah masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Polarisasiini, pada gilirannya, melemahkan kohesi sosial dan kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi mitigasi yang melibatkan berbagai pihak. Literasi digital menjadi langkah awal yang penting untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengenali dan menangkal disinformasi. Selain itu, platform media sosial perlu bertanggung jawab dalam menyaring konten yang menyesatkan melalui regulasi yang lebih ketat. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan perusahaan teknologijugaperluditingkatkanuntukmenciptakanekosisteminformasiyanglebihsehat.
Menghadapi era disinformasi ini, menjaga integritas demokrasi adalah tantangan yang memerlukan pendekatan menyeluruh. Tidak hanya dibutuhkan kebijakan yang kuat, tetapi juga partisipasiaktifmasyarakatuntukmemastikanbahwanarasiyangmenyatukanlebihkuat daripada yang memecahbelah.Penelitianlebihlanjutjugadiperlukanuntukmengembangkan strategiyanglebihefektifdalammemitigasidampakdisinformasidimasamendatang.
CyberbullyingdanDampaknyaTerhadapKesehatanMental SitiUmiKulsum(04020522085)
Dunia maya merupakan tempat hiburan yang menyenangkan untuk berbagi dan berinteraksi. Namun pernahkan kamu merasa bahwa dunia maya tiba-tiba berubah menjadi medan perang karena komentar jahat, kata-kata yang seharusnya menghibur kini berubah menjadi senjata yang sangat menusuk. Itulah yang dinamakan dengan Cyberbullying. Cyberbullying adalah perundungan yang dilakukan dengan menggunakann teknologi digital. Biasa dilakukan di media sosial, platform chatting, atau platform game. Kata-kata kasar, memposting foto orang lain tanpa izin, atau penyebaran rumor secara online adalah contoh tindakandaricyberbullying.
Tindakan-tindakan negatif yang termasuk dalam cyberbullying salah satunya yaitu komentar jahat. Ketika seseorang mengirimkan kata-kata jahat yang menyakitkan seperti ancaman kepada orang lain pada kolom komentar di sosial media, maka itu termasuk dalam kegiatan perundungan secara online atau cyberbullying. Selain mengirimkan komentar jahat, mengunggah foto aib seseorang dengansengajatanpaizinbaikpadasosialmediaapapun,hal itu juga merupakan tindakan cyberbullying. Masih banyak tindakan-tindakan dikatakan sebagai tindakan cyberbullying, seperti menyebarkan rumor yang tidak benar secara online, memasuki akun orang lain tanpa izin, meniru dan mengatasnamakan orang lain untuk menyebarkankata-katatidaksopan,danlainsebagainya.
Dampak psikologisyangdialamiolehkorbancyberbullying,diantaranyakorbandapat mengalami depresi, merasa cemas dan stress, merasa tidak berdaya, dan bahkan mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Selain itu, terdapat pula dampak sosial yang diakibatkan dari tindakan cyberbullying, diantaranya korban dapat menarik diri dari lingkungan sosial dan mulai kehilangan akan kepercayaan diri. Sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi tindakancyberbullyingagarkorbantidakterdampakdaritindakanini.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi tindakan cyberbullying diantaranya, melindungi privasi media sosial dengan cara tidak memberikan beberapa informasi pribadi orang lain atau yang tidak dikenal. Tidak mudah terprovokasi dengan beberapa kalimat negatif yang sering dijumpai pada media sosial, selain itu perlunya memblokir akun-akun yang mencurigakan. Dan tak kalah penting, untuk korban agar tidak merasa takut untuk melaporkan pelaku cyberbullying kepadapihakyangberwenang.Karenainimerupakansalah
satu upaya yang dapat membantu agar tidak terjadi tindakan cyberbullying yang berkelanjutan.
Beberapa upaya yang telah dijelaskan sebelumnya untuk mengatasi tindakan cyberbullying sangat penting dilakukan untuk mencegah dari tindakan cyberbullying yang berkelanjutan. Maka tentu saja hal ini merupakan tanggung jawab dari setiap orang. Dengan kebersamaan dan kekompakan dari para masyarakat, pemerintah, dan lembaga hukum melawan tindakan cyberbullying dan menciptakan dunia maya yang lebih baik, dengan cara melaporkan tindakan cyberbullying, mendukung korban, dan juga menyebarkan pesan atau komentar yang positif. Karena pada dasarnya, kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa sehinggaharusdigunakandenganlebihbijak.#Bersamakitabisa.
16.SitiZulfaNur’zzaturRohmah
CyberbullingdanDampaknyaBagiKesehatanMental
SitiZulfaNur’zzaturRohmah(04020522086)
Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang terjadi di dunia maya. Bentuknya bisa sangat beragam, mulai dari menyebarkan rumor atau gosip yang tidak benar, mengirimkan pesan yang menghina atau mengancam, hingga memposting foto atau video yang mempermalukan seseorang tanpa izin. Tindakan ini dapat dilakukan melalui berbagai platformonline,sepertimediasosial,aplikasipesan,atauforumdiskusi.
Penyebab cyberbullying sangat kompleks dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti keinginan untuk mendapatkan perhatian, rasa iri, atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi. Pelaku cyberbullying seringkali memiliki masalah dengan harga diri atau merasa tidak aman. Selain itu, anonimitas yang ditawarkan oleh dunia maya juga bisa mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak akan dilakukannya di dunia nyata.
Dampak cyberbullying terhadap korban sangat serius. Korban cyberbullying seringkali mengalami gangguan emosional, seperti depresi, kecemasan, dan penurunanharga diri. Mereka juga bisa mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan berprestasi di sekolah. Dalamkasusyangekstrem,cyberbullyingbahkanbisamemicutindakanbunuhdiri.
Untuk mencegah cyberbullying, kita perlu melakukan beberapa upaya. Pertama, kita perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya cyberbullying. Kedua, kita perlu mengajarkan anak-anak dan remaja tentang cara menggunakan internet dengan aman dan bertanggung jawab. Ketiga, kita perlu bekerja sama dengan platform media sosial untuk menciptakan lingkungan online yang lebih aman. Terakhir, kita perlu memberikan dukungan kepadakorbancyberbullyingdanmembantumerekauntukpulih.
Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting dalam mencegah cyberbullying. Kita perlu mengawasi aktivitas anak-anak kita di dunia maya, mengajarkan mereka untuk tidak membalas tindakan bullying, dan mendorong mereka untuk melaporkan setiap tindakan bullying yang mereka alami. Sebagai individu, kita juga bisa berperanaktifdalammencegah cyberbullying dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak benar, tidak melakukan tindakan bullying terhadap orang lain, dan memberikan dukungan kepada korban cyberbullying. Penting untuk diingat bahwa cyberbullying adalah masalah serius yang harus kita hadapi bersama. Dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan dunia maya yang lebih amandanbebasdarikekerasan.
26.YashintaDwiSeptiani
PeranGenderdalamKehidupanSehari-Hari
YashintaDwiSeptiani(04020522096)
Peran gender merupakan serangkaian harapan sosial yang menentukan bagaimana seseorang berperilaku sesuai identitas gendermereka.Dalambudayayangmasihdipengaruhi oleh stereotip tradisional, peran laki-laki dan perempuan sering kali terbagi secara kaku. Laki-laki diharapkan menjadi pencari nafkah utama, sedangkan perempuan lebih sering dikaitkan dengan perandomestik,sepertimengurusrumahtanggadanmerawatanak.Namun, dengan meningkatnya kesadaran akan kesetaraan gender, banyak masyarakat mulai mempertanyakan pembagian peran ini dan melihat bahwa tanggung jawab tersebut seharusnyadapatdibagisecaraadil.
Menurut teori gender, peran dalam masyarakat dapat dibagi menjadi tiga aktivitas utama. 1) Aktivitas Produktif, yaitu segala bentuk pekerjaan yang menghasilkanpendapatan, seperti pekerjaan formal maupun informal. 2) Aktivitas Reproduktif, meliputi pekerjaan rumah tangga, merawat keluarga, dan memastikan kebutuhan domestik terpenuhi. 3) Aktivitas Kemasyarakatan, yang mencakup partisipasi dalam kegiatan sosial dan politik. Ketiga aktivitas ini tidak seharusnya dibatasi oleh jenis kelamin, karena kemampuan dan kontribusi seseorang tidak ditentukan oleh gender mereka. Sayangnya,hinggasaatini,masih banyak masyarakat yang menerapkan pembagianperansecaratidaksetara.Perempuansering dibebani dengan tanggung jawab rumah tangga sekaligus peran produktif di luar rumah.
Sementara itu, partisipasi laki-laki dalam pekerjaan domestik sering kali dianggap tidak lazim,sehinggamenciptakanketidakseimbanganbebankerjadalamkeluarga.
TantanganStereotipGender
Stereotip gender menjadi salah satu hambatan terbesar dalam mencapai kesetaraan gender Masyarakat sering kalimenetapkanstandarperanberdasarkananggapantradisional,misalnya bahwa perempuan harus pandai memasak, mengurus anak, dan menjaga rumah, sedangkan laki-laki harus kuat, mandiri, dan menjadi tulang punggung keluarga. Stereotip ini tidak hanya membatasi ruang gerak perempuan,tetapijugamembebanilaki-lakidenganekspektasi yangtidakrealistis.
Padahal, pembagian peran yang adil tidak hanya membawa manfaat bagi perempuan, tetapi juga laki-laki dan keluarga secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang berbagi tanggung jawab domestik cenderung memiliki hubungan yang lebih harmonis dan mendukung satu sama lain. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga dengan pembagian peran yang setara jugacenderungmemilikipandanganyanglebihpositifterhadap gender dan peran sosial mereka. Oleh karena itu, penting untuk menghilangkan stereotip gender dengan cara meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesetaraan.
Media massa dan iklan memainkan peran penting dalam menyosialisasikan nilai-nilai ini kepadakhalayakluas.
KesetaraanGenderdalamMediadanIklan
Mediamemilikipengaruhbesardalammembentukopinipubliktentanggender Iklan,sebagai salah satu bentuk media, sering kali menjadi alat untuk memperkuat stereotip gender. Misalnya, perempuan sering ditampilkan dalam peran domestik, sedangkan laki-laki digambarkan sebagai sosok yang aktif di dunia kerja. Namun, belakangan ini, banyak kampanyeiklanyangmencobamematahkanstereotiptersebutdanmempromosikannilai-nilai kesetaraan gender Salah satu contoh iklan yang menarik perhatian publik dalam isu kesetaraan gender adalah "Kecap ABC - Bantu Suami Sejati Hargai Istri." Dalam iklan ini, ditampilkan seorang suami yang secara aktif membantu istrinya memasak di dapur Pesan utama dari iklan ini adalah bahwa menghargai istri tidak hanya dilakukan dengan kata-kata, tetapijugadengantindakannyata,sepertiberbagitanggungjawabdomestik.
Pesan ini sangat relevan dengan nilai-nilai kesetaraan gender Iklan ini menyoroti bahwa peran domestik, seperti memasak, bukanlah tugas eksklusif perempuan. Sebaliknya,laki-laki juga memiliki peran penting dalam menciptakan rumah tangga yang harmonis dengan membantu pekerjaan rumah tangga. Pendekatan ini memberikan contoh positif kepada masyarakatbahwaperangendertidakharusdibatasiolehstereotiptradisional.
Kampanye iklan seperti "Kecap ABC" adalah langkah kecil tetapi signifikan dalam upaya mengubah norma gender di masyarakat. Iklan initidakhanyamempromosikanproduk,tetapi juga menyampaikan pesan sosial yang relevan. Dengan cara ini, media dapat berfungsi sebagai agen perubahanyangmendorongmasyarakatuntukmengadopsinilai-nilaikesetaraan
gender. Namun, perubahan ini tidak terjadi secara instan. Diperlukan konsistensi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan pelaku industri media, untuk terus mempromosikan kesetaraan gender melalui berbagai platform. Pendidikan dan kampanye kesadaran juga penting untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang peran gender.
Selain itu, perlu disadari bahwa kesetaraan gender bukan hanya tentang perempuan yang mendapatkan hak yang sama, tetapi juga tentang laki-laki yang diberi kesempatan untuk mengambil peran yang selama ini dianggap tidak maskulin. Dengan demikian, kesetaraan gendermembawamanfaatbagisemuapihakdanmenciptakanmasyarakatyanglebihinklusif.
Kesetaraan gender bukan hanya konsep teoretis, tetapi sesuatu yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal sederhana seperti berbagi pekerjaan rumah tangga hingga mendukung pasangan dalam karier mereka, setiap individu dapat berkontribusi untuk menciptakanlingkunganyangsetara.
Iklan "Kecap ABC" menjadi pengingat bahwa perubahan besar dimulai dari tindakan kecil. Dengan menunjukkan contoh suami yang menghargai istrinya melalui tindakan nyata, iklan ini menginspirasi masyarakat untuk melakukan hal serupa. Ini adalah langkah menuju perubahan budaya yang lebih besar, di mana peran gender tidak lagi menjadi batasan, tetapi justru menjadi peluang untuk salingmendukung.Kesetaraangenderjugapentingdalamskala yang lebih luas, seperti dalam dunia kerja dan kebijakan publik. Misalnya, mendukung perempuan untuk mendapatkan akses yang sama dalam karier dan kepemimpinan, serta memberikan dukungan kepada laki-laki yang ingin mengambil peran lebih besar dalam keluarga. Semua ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasukmedia,untukterus menyuarakanpentingnyakesetaraangender
Peran gender dan kesetaraan adalah isu yang sangat relevan dalam masyarakat modern. Stereotip gender yang masih banyak ditemukan membutuhkan upaya bersama untuk diubah. Iklan seperti "Kecap ABC - BantuSuamiSejatiHargaiIstri"adalahcontohbagaimanamedia dapat menjadi alat untuk menyampaikanpesansosialyangpositifdanmembangunkesadaran tentang kesetaraan gender. Dengan langkah-langkah kecil seperti ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami bahwa peran dalam keluarga maupun masyarakat seharusnya didasarkan pada kemampuan dan kerja sama, bukan stereotip. Pada akhirnya, kesetaraan
gender akan membawa manfaat tidak hanya bagi perempuan, tetapi juga bagi laki-laki, keluarga,danmasyarakatsecarakeseluruhan.
27.SitiNurjannah
CyberBullyingdanDampaknyaTerhadapKesehatanMental
SitiNurjannah(04020522084)
Cyberbullying adalah bentukperundunganyangterjadididuniamaya,yangdapatmelibatkan penyebaran rumor, posting foto atau video yang memalukan, pengiriman pesan yang menyakitkan, atau pengecualian seseorang dari grup online. Dampaknya bisa sangat merugikan,mulaidariperasaantertekandancemas,hinggaisolasisosialdanpenurunanharga diri. Bahkan, cyberbullying dapat menyebabkangangguankesehatanfisikdanmental,seperti sakit kepala, sakit perut, gangguan tidur, hingga pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.
Sebagai contoh, sebuah artikel di Tempo.co membahas tentang kasus cyberbullying yang dialami oleh seorang remaja, yang menyebabkan dia mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Artikel tersebut juga menyoroti pentingnya peran orang tua dan guru dalam mencegahdanmengatasicyberbullying.
Sementara itu, CNN Indonesia melaporkan tentang penelitian yang menunjukkan bahwa cyberbullying dapat menyebabkan penurunan harga diri dan peningkatan risiko depresi pada anak-anak dan remaja. Penelitian tersebut juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaranakanbahayacyberbullying,sertaperlunyadukunganuntukkorbancyberbullying.
Namun, penting untuk diingat bahwa korban cyberbullying tidak sendirian. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dan mencari bantuan. Blokirakunpelaku di media sosial dan platform online lainnya untuk menghentikan mereka mengakses dan mengirimkan pesan yang menyakitkan. Simpan bukti, seperti tangkapan layar pesan atau postingan yang bersifat bullying, untuk dilaporkan ke pihak berwenang atauplatformtempat kejadian.
Laporkan kejadian cyberbullying ke platform tempat kejadian. Kebanyakan platform media sosial memiliki sistem pelaporan untuk menangani kasus bullying. Berbicaralah dengan orang dewasa yang dipercaya, seperti orang tua, guru, atau konselor, untuk mendapatkan dukungandanbantuandalammengatasisituasi.
Jika kesulitan mengatasi cyberbullying sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau konselor Mereka dapat memberikan dukungan dan strategi coping yang lebih efektif untuk membantu mengatasi trauma dan dampak negatif dari cyberbullying. Ingat, setiap orang berhak untuk merasa aman dan bahagia di dunia maya. Janganbiarkancyberbullyingmenguasaihidup.