KAMIS, 5 NOVEMBER 2009
32 HALAMAN/Rp3.000,-
Hindari Jebakan, Puasa Komentar Laporan Wartawan JPNN - Editor: Ade Yunarso
JAKARTA – Sikap dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah, berubah setelah penahanannya ditangguhkan Mabes Polri. Bila sebelum dipenjara keduanya murah komentar, kemarin mereka ’’puasa’’ bicara. Dalam keterangan pers usai sidang uji materi UU KPK di Mahkamah Konstitusi (MK), Bibit dan Chandra hadir bersama para pengacaranya. Namun, keduanya tidak bersedia berbicara. Seluruh pertanyaan wartawan dijawab pengacaranya, Luhut Pangaribuan dan Bambang Widjojanto. Luhut mengakui, diamnya Bibit dan Chandra memang disengaja untuk menghindari jebakan penyidik Bareskrim Mabes Polri. Sebelumnya, penyidik menahan keduanya karena dinilai terlalu banyak bicara pada media sehingga mengganggu penyidikan. Kehadiran Bibit dan Chandra dalam keterangan pers adalah bentuk apresiasi atas dukungan masyarakat dan semua pihak pada keduanya. Bambang Widjojanto menambahkan, tim kuasa hukum Chandra-Bibit khawatir kalau keduanya kembali berbicara ke publik, Polri akan kembali memaksakan penahanan seperti sebelumnya. ’’Alasan penahanan sebelumnya adalah karena berbicara kepada Saudara (wartawan, Red). Maka hari ini Pak Bibit dan Pak Chandra tidak akan bicara apa pun, kecuali hanya tersenyum,” terang Luhut. Dalam keterangan pers itu, pengacara Bibit-Chandra Baca HINDARI Hal. 4
FOTO JPNN
JADI SOROTAN: Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri (tengah) didampingi Wakabareskrim Irjen Pol. Dik Dik Mulyana Arif (kanan) usai bertemu Tim Delapan di Gedung Dewan Pertimbangan Presiden, Jakarta, kemarin.
Polisi Lepas Anggodo Laporan Wartawan JPNN Editor: Ade Yunarso
JAKARTA – Keadilan di Indonesia benar-benar tumpang tindih dan terbalik tidak menentu. Tadi malam, polisi membebaskan Anggodo Widjojo, adik buron Anggoro Widjojo. Dia keluar dari Bareskrim Mabes Polri pukul 21.20 WIB mengelabui puluhan war-
FOTO AFP
SI MUNGIL BERHATI BESAR: Anggota ’’Tintin and his Bullfighter Dwarfs’’ beraksi dalam pertunjukan di Kota El Rosal, Kolombia, Senin (2/11) waktu setempat. Kelompok itu terdiri atas orang-orang mungil dengan hati besar.
Liputan Khusus Haji di Radar Lampung
Taswin Hasbullah
MUSIM haji tahun ini, Radar Lampung kembali membuat laporan khusus liputan haji dari tanah suci. Tahun ini, Radar Lampung memberangkatkan Taswin Hasbullah, pemimpin perusahaan, yang tergabung di kloter 18 Lampung. Juga bekerja sama dengan CJH sebagai kontributor di tiap-tiap kloter. Liputan khusus haji Radar Lampung juga akan diperkaya hasil liputan wartawan Radar Lampung Group se-Indonesia yang diberangkatkan dari provinsi masing-masing.
Tiba di Madinah, Dua CJH Sakit CALON jamaah haji (CJH) Lampung kloter 18 tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi, kemarin pukul 15.15 waktu setempat atau pukul 18.50 WIB. Dari 450 CJH, hanya dua CJH mengalami gangguan kesehatan setelah menempuh perjalanan selama sembilan jam dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Keduanya adalah Bancit (60), warga Jl. W.R. Monginsidi Gg. Garuda, Telukbetung Utara, yang tergabung di regu 38, dan Yusmanidar (53), warga Karangindah Lk. III. Bancit yang pernah menjalani operasi ginjal mengeluhkan sakit di bagian perut, sedangkan Yusmanidar mengalami pusing dan mual. Baca TIBA Hal. 4 Baca Juga Hal. 9
tawan yang sudah menunggu di depan Bareskim. Anggodo lewat pintu belakang Bareskrim yang selama ini tidak pernah digunakan. Dia meninggalkan Mabes Polri dilindungi dua polisi sebelum masuk ke mobil Avanza warna hitam. Mobil pun tidak melalui gerbang keluar seperti biasa. Namun, gerbang masuk bagian belakang Mabes Polri. Wartawan lantas mencegat mobil penga-
cara Anggodo, Bonaran Situmeang. Mereka tidak memperbolehkan Bonaran pulang sebelum memastikan Anggodo telah pulang. ’’Benar, sudah pulang. Dia dalam perlindungan polisi,” kata Bonaran di Mabes Polri tadi malam. Anggodo sebelumnya diperiksa polisi sejak Selasa (3/11) malam, beberapa jam usai rekaman Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diperdengarkan di Mahkamah
Konstitusi (MK). Polisi memeriksa dia atas enam sangkaan. Menurut Direktur II Ekonomi Khusus Brigjen Pol. Raja Eritman, hingga kini posisi Anggodo masih terselidik. ’’Status dia masih sebagai saksi,” ucapnya. Sejauh ini, Anggodo memiliki dua kasus yang ditangani Mabes Polri. Yang pertama, Baca POLISI Hal. 4
Tim Delapan Klarifikasi Kapolri Laporan Wartawan JPNN Editor: Ade Yunarso
JAKARTA – Tim Independen Verifikasi Fakta dan Proses Hukum (TPF) atau yang lebih dikenal dengan Tim Delapan memulai tugasnya mengklarifikasi pihak terkait. Itu setelah tim yang diketuai Adnan Buyung Nasution mendengar rekaman pembicaraan rekayasa kasus pimpinan nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra M. Hamzah dan Bibit S. Rianto. Kemarin, tim mengklarifikasi Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri. Dalam kesempatan itu, Kapolri mengajak beberapa anggotanya, Wakabareskrim Irjen Pol. Dikdik Mulyana dan Wakadivbinkum Brigjen Pol. M. Panggabean. Kemudian penyidik kasus Chandra-Bibit, yakni Direktur III Pidkor Bareskrim Kombespol Yovianus Mahar, Wakil Direktur III Pidkor Kombespol Benny Mokalu, AKBP Gupuh, dan Kompol Suparman. Pertemuan yang berlangsung di kantor Wantimpres berlangsung tertutup mulai pukul 14.00–18.00 WIB. Namun, Kapolri hanya mengikuti separo jalan dan meninggalkan pertemuan sekitar pukul 16.00 WIB. ’’Kami sudah bertemu Kapolri untuk bertukar pikiran,” kata Adnan dalam keterangan usai pertemuan. Anggota Wantimpres itu mengungkapkan, Tim Delapan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Kapolri dan jajarannya. Misalnya terkait dengan kewajaran proses hukum
TIM DELAPAN v KAPOLRI -
-
-
-
Tim Delapan meminta penjelasan tentang kewajaran proses hukum Chandra-Bibit, awal mula, dan data-data yang dimiliki. Tim Delapan mengklarifikasi penyidik Polri yang disebut-sebut dalam rekaman pembicaraan dengan Anggodo. Tim Delapan mewanti-wanti Kapolri dan Menko Polhukam memeriksa dan menahan Anggodo. Tim Delapan juga meminta kejaksaan responsif dengan disebutnya beberapa pejabat kejaksaan dalam rekaman. FOTO TAUFIK WIJAYA
KLARIFIKASI HARI INI Pukul 10.00 Pukul 13.00 Pukul 16.00 Pukul 19.00
Tim Independen dengan pimpinan KPK. Tim Independen dengan Chandra M. Hamzah dan Bibit S. Rianto serta kuasa hukum. Tim Independen dengan Anggodo Widjojo. Tim Independen dengan Susno Duadji.
Chandra-Bibit, awal mula penyidikan, serta data-data dan fakta yang dimiliki penyidik. Dalam penjelasannya, lanjut dia, Kapolri menyampaikan awal proses kasus tersebut bermula dari testimoni Antasari Azhar. Polisi menemukan fakta Antasari pergi ke Singapura menemui Anggoro Widjojo, bos PT Masaro. Baca TIM Hal. 4
MENINGKAT: Pelamar CPNSD memadati Plaza Pos Tanjungkarang kemarin.
Hari Pertama, 20 Ribu Pelamar CPNSD Laporan Taufik Wijaya Editor: Ade Yunarso
BANDARLAMPUNG – Jumlah pelamar seleksi calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) formasi umum 2009 diperkirakan meningkat dibanding tahun lalu. Indikasi ini terlihat pada hari pertama penerimaan berkas lamaran. Data PT Pos Indonesia Bandarlampung hingga pukul
19.00 WIB semalam, mencatat sekitar 20 ribu pelamar. ’’Jumlah itu lebih banyak seribu orang dibanding pelamar pada hari pertama 2008,” jelas Supervisor Marketing Kantor Pos Bandarlampung Adita Praramadi kemarin. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan peningkatan. Di antaranya rentang waktu penerimaan berkas yang hanya dibatasi Baca HARI Hal. 4
Anggodo-Yuliana, Duo Sakti dalam Kasus Rekaman KPK
Flamboyan, Gampang Luluh dengan Wanita Sosok Anggodo Widjojo seperti meteor yang melesat di tengah ruwetnya kasus rekaman rekayasa. Namun, sesungguhnya di komunitas ’’makelar kasus’’, namanya sudah lama populer dan disegani. MUSIBAH gempa bumi di Sumatera Barat, Rabu (30/9), membuat Tanah Minang luluh lantak. Musibah bencana alam ini merenggut ratusan nyawa dan ribuan cedera. Mereka sangat membutuhkan bantuan kita. Sekecil apa pun bantuan kita sangat berarti bagi mereka. Radar Lampung mengundang pembaca dan relasi yang budiman turut meringankan beban mereka. Sumbangan bisa dikirim langsung ke Graha Pena Lampung Jl. Sultan Agung 18 Bandarlampung. Atau melalui Peduli Gempa Sumbar Rekening BCA: 0200.7000.66 dan Bank Muamalat: 351.00.176.12. Bisa juga kontak kami 0721-7477357 dan 0811793205, petugas kami akan menjemputnya.
JUMLAH KEMARIN RP 240.651.150 PENYUMBANG RABU (4/11) 1. Warga LDII Wonokarto, Sekampung, Lamtim 2. Warga LDII Hargomulyo, Sekampung, Lamtim 3. Warga LDII Bumiharjo 39, Batanghari, Lamtim 4. Warga LDII Munjuk, Margatiga, Lamtim 5. Warga LDII Sidomulyo 54, Sekampung, Lamtim 6. Warga LDII Sumbergede, Sekampung, Lamtim 7. Warga LDII Sumberagung 50, Batanghari, Lamtim 8. Warga LDII Banarjoyo 46, Batanghari, Lamtim JUMLAH
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
100.000 250.000 250.000 150.000 250.000 150.000 250.000 200.000
RP 242.251.150
Laporan Kardono S./JPNN Editor: Nizwar
ORANG-ORANG di sekitar Jl. Karet, Surabaya, sangat mengenal sosok ini. Untuk orang-orang kecil, seperti pedagang asongan di sekitar kawasan rumahnya, Anggodo adalah sosok yang royal. Karena kedermawanannya, orang-orang di kawasan itu sangat segan. Lebih-lebih, keluarga Anggodo termasuk golongan berpunya. ’’Bapaknya orang terkaya di sini. Sempat punya bank dan semua toko kelontong di kawasan ini milik bapaknya,’’ kata Slamet, salah seorang penjual warung PKL di kawasan Jl. Karet. Namun, Slamet mengatakan
Ingin Berlangganan, Hubungi: (0721) 782306-7410327
FOTO DOK. JAWA POS/JPNN
KASUS NARKOBA: Ong Yuliana Gunawan (kiri) saat dibesuk Roy Marten di Rutan Medaeng, Sidoarjo, pada 2007.
bahwa rumah milik keluarga Anggodo sekarang lebih sering tutup. ’’Jarang terlihat aktivitas di sana,’’ imbuhnya.
Ini memang beralasan. Tujuh tahun terakhir, Anggodo lebih sering menghabiskan waktu di Jakarta ketimbang di Surabaya.
’’Sejak 2002, dia lebih sering di Jakarta. Dia mengembangkan jaringan di sana,’’ ucap seorang perwira polisi yang tak mau disebutkan namanya. Sebenarnya apa sih yang menjadi usaha inti Anggodo? Penelusuran Jawa Pos (grup Radar Lampung) menunjukkan bahwa background Anggodo sebenarnya adalah pengusaha kayu jati. Namun, Anggodo bukan pengusaha kayu jati biasa. ’’Dia rajanya jati. Kalau tak lewat dia, kayu jati sulit bisa keluar dari Perhutani,’’ kata seorang bekas pengusaha kayu yang cukup ternama. Menurut dia, kayu Jawa adalah spesialisasi Anggodo. ’’Terutama kayu jati yang diolah untuk flooring (lantai),’’ ucapnya. Di bisnis itu, Anggodo boleh dibilang ’’memonopoli’’, terutama di Jawa. ’’Kalau tak lewat dia, selalu saja ada masalah dengan Perhutani,’’ tambahnya. Besar lewat bisnis kayu jati, Anggodo lantas melebarkan sayap. Dia mulai bersentuhan dan menjalin kedekatan dengan Baca FLAMBOYAN Hal. 4
www.radarlampung.co.id