
5 minute read
Kantongi Identitas Pembunuh Noven
Sambungan dari Hal 12
”Sudah ada indikasi mengarah kepada pelaku. Nah, ini untuk menjadikan dia pelaku atau kecurigaan dia sebagai pelaku, tentunya harus berdasarkan dua alat bukti permulaan yang cukup,” kata Bismo, Kamis (6/7). Oleh karena itu, saat ini jajarannya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap orang-orang yang ada di sekitar kejadian dan terdekat dengan korban.
”Tentunya kita akan lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
Nilai Investasi Masih Rahasia
Sambungan dari Hal 12
Pimpinan Kontraktor dari
CV Purnabri, Yayat Sudrajat menekankan, pihaknya bukan hanya akan membangun gedung pasar, melainkan juga bakal menyiapkan fasilitas infrastruktur lainnya seperti parkiran, musala, dan toilet.
Yayat berjanji pihaknya akan membuat Pasar Sukasari lebih representatif sehingga ada peningkatan kenyamanan dibanding sebelumnya.
”Ukuran kios dan losnya bervariasi. Untuk los rata-rata 1,5x2 meter. Sementara kios ada yang 2x3, 3x3, dan 3x4 tergantung posisinya. Karena kami juga mesti mengikuti kolom yang ada,” terang pemenang lelang beauty contest ini.
Pasar Sukasari baru akan memiliki dua lahan parkir yang berlokasi di depan dan di samping pasar. Selain itu, kontraktor juga akan membuat tempat bongkar muat barang dagangan di pinggir Jalan Siliwangi. Bangunan baru akan terdiri dari dua lantai. Lantai dasar diperuntukkan bagi pedagang basah yang menjual daging dan sayur. Ada pula pedagang eksisting seperti tukang jahit, salon, pakaian, dan lainnya yang akan diatur dengan zona. ”Di lantai dua akan ada foodcourt, kantor unit pengelola, dan mungkin juga kantor pengembang,” imbuhnya. Yayat mengatakan Pasar
Sukasari memiliki karakter yang hampir mirip dengan
Pasar Jambu Dua. Masyarakat bisa memenuhi seluruh kebutuhannya di satu tempat. Namun, pihaknya belum dapat menyebutkan nilai investasi yang digelontorkan.
Direktur Umum (Dirum) Perumda PPJ, Jenal Abidin membeberkan, proses pembongkaran ditargetkan selesai dalam 40 hari hingga awal Agustus 2023 mendatang. Sementara proses pembangunan direncanakan selesai dalam 6 bulan.
”Kami tidak ingin pedagang berlama-lama di TPS. Walaupun mereka nyaman. Mudahmudahan sebelum 40 hari sudah rata. Besok atau lusa alat berat sudah masuk,” ucapnya.
Ke depan, pasar ini akan memiliki 540 unit kios dan los untuk menampung pedagang lama dan pedagang malam atau pedagang kaki lima yang kerap berjualan di luar pasar. (fat/c) mendapat sumber keterangan dan petunjuk baru. Kita atensi dan komitmen mengawal kasus ini hingga terungkap pelakunya,” tegas Bismo. Pihak kepolisian juga akan menyambangi keluarga korban. Bisa saja mereka akan mendapatkan informasi baru. Selain itu, pihaknya akan mengelaborasikan semua jalur, baik kerja sama dengan intansi terkait untuk mengetahui keberadaan pelaku.
”Kita akan lakukan penyelidikan terhadap semua kemungkinan, yang bisa memberikan petunjuk terhadap keberadaan pelaku,” tegas Bismo lagi. Meski begitu, sejumlah kendala sempat ditemui tim kepolisian. Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Rizka Fadhila menerangkan, mereka telah menelusuri lokasi yang diduga menjadi TKP. Selain itu, pihak kepolisian kembali kembali mengandalkan rekaman CCTV yang menunjukkan pelaku yang menunggu Noven untuk kembali ke indekos. Ketika berpapasan, pelaku menusukkan pisau ke dada kiri Noven. Kemudian langsung kabur meninggalkan pisaunya yang menancap di dada Noven. Warga menemukan Noven terkapar dengan kondisi bersimbah darah.
”Akan kita cocokan dengan dinas instansi terkait (Disdukcapil). Mudah-mudahan dari hasil pencocokan itu dapat kita temukan suatu identitas yang dapat kita tindak lanjuti lebih lanjut,” takan Rizka, baru-baru ini.
Rizka juga mengakui upayaupaya melibatkan hasil dari Federal Bureau of Investigation (FBI) telah dilakukan dan hasilnya juga sudah ada.
Meski begitu, penyidik Satreskrim Polresta Bogor Kota belum dapat menyimpulkan berdasarkan keterangan saksi ataupun alat bukti yang mengerucut kepada identitas seorang terduga pelaku.
”Di sini kita masih mengupayakan untuk mencari alat bukti lain ataupun petunjuk lainnya,” ucap dia. Rizka juga mengaku jika barang bukti dalam kasus berdarah itu saat ini masih tersimpan apik dan berada di tangan penyidik, termasuk senjata tajam yang digunakan saat kejadian.(ded/c)
Sebulan, 19 Kasus Narkoba
Sambungan dari Hal 12
Para tersangka menggunakan beragam modus untuk mengedarkan narkoba dan obat-obat terlarang. Mulai dari pengiriman peta hingga memanfaatkan media sosial.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Polisi Bismo Teguh Prakoso mengatakan, pihaknya mengungkap 19 laporan perkara penyalahgunaan narkoba. Barang buktinya mulai dari jenis sabu, ganja, tembakau sintetis, hingga obat keras tertentu. ”Untuk kasus penyalahgunaan sabu ada 9 tersangka, ganja 2 tersangka, tembakau sinte 10 tersangka dan obat psikotropika jenis alprazolam dan dumolid 3 tersangka,” terang Bismo saat press release di Mako Polresta Bogor Kota, Kamis (6/7). Bismo menjelaskan, sebaran kasus ada di beberapa kecamatan wilayah Kota Bogor. Sebaran terbanyak ada di Bogor Utara. ”Modus transaksi yakni dengan sistem tempel dengan pembeli pesan ke bandar menggunakan medsos,” ucap dia. Salah satu pelaku, MAP menjual tembakau sintetis dari transaksi via medsos. Ia kedapatan memiliki 7 bungkus yang dibeli dari pemilik akun, FN. Lalu, kepolisian melakukan pengembangan dan mengejar pelaku hingga Ciomas, Kabupaten Bogor.
”RFN diamankan di Ciomas oleh tim Opsnal, dan berhasil diamankan 22 bungkus tembakau sintetis,” ungkapnya. Pihak kepolisian juga mengamankan residivis pada Juni 2020 yang menjalani masa hukuman 2,5 tahun. Ia tertangkap mengantongi sabu-sabu sekaligus bertransaksi.(ded/c)
Banyak Belanjaan, Bima Kecil Dibentak sang Ayah
Sambungan dari Hal 12
TONI dikenal dengan julukan
Toni Golok. Bukan tanpa alasan Pasalnya, selama menjalani masa remaja di putih abu-abu, Toni selalu bertingkah dan dianggap bandel.
Akan tetapi, nasib membawanya pada kiprah sebagai seorang anggota polisi hingga puncak purnawirawan berpangkat Brigadir Jenderal.
Ia berasal dari angkatan 10 dengan nama angkatan Bima.
Dari sinilah muasal nama
Bima Arya yang kini menjabat sebagai orang nomor satu
Kota Bogor. ”Kalau angkatan Petruk, mungkin nama saya Petruk,” seloroh Bima Arya. Selentingan kisah itulah yang diceritakan Bima Arya dalam HUT ke-24 Persatuan Keluarga
Besar Purnawirawan Kepolisian Negara Republik Indonesia (PP Polri) di The Tribrata Ballroom, Jakarta, Rabu (5/7). Wali Kota dua periode ini sekaligus mengenang sosok ayahnya sebagai polisi yang bersih dan jujur selama bertugas. Suatu ketika, Bima ikut dengan ayahnya dalam sebuah perjalanan. Tiba-tiba ada truk di depan mobil yang dikendarainya melempar kotak korek api ke arah polisi yang sedang bertugas di pinggir jalan. Sang ayah bertanya mengenai hal itu dan dijawab sopirnya seperti biasa. Karena penasaran, Toni berhenti dan keluar dari dalam mobilnya. Tak disangka, isi kotak korek tersebut sejumlah uang. Ia pun dengan tegas memberikan sanksi di tempat kepada polisi yang menerima kotak tersebut. Cerita lainnya adalah saat ayahnya bertugas sebagai
Kanit Serse di Polda Sumatera Utara.
Kala Bima Arya masih duduk di kelas 1 SMP, ada pengusaha yang mengajaknya berbelanja apapun. ”Saya sebagai anak kecil saat itu senang sekali pulang bawa banyak belanjaan. Bapak lihat kok banyak barang-barang baru. Ayah saya membentak dan minta dikembalikan saat itu juga. Saat itu saya belajar apa arti integritas, kejujuran bagi seorang perwira polisi,” ujar Bima. Kisah yang luar biasa seorang Toni Sugiarto juga diceritakan
Bima Arya saat menjabat sebagai Kasat Serse Polrestabes Bandung. Ketika itu, ayah Bima Arya berhasil mengungkap kasus perampok dan pembunuh berdarah dingin yang terkenal tahun 70-an di Jawa Barat, yakni Mat Peci. Bima pun mengenang ayahnya sebagai polisi yang pemberani. Ayahnya sebagai Kasat Serse pernah menangkap kriminal Mat Peci, yang akhirnya difilmkan. ”Ayah saya juga ahli strategi. Karena saat itu dilakukan press conference dengan sengaja mengumumkan perbedaan jumlah uang hasil rampokan dari para penjahat. Disitulah tim Mat Peci terpecah belah dan polisi berhasil mendapatkan petunjuk baru. Saya belajar bagaimana membangun opini publik dan berstrategi,” kenang Bima Arya. Tidak itu saja, Bima Arya mengaku berpindah dari satu kota ke kota lain, dari satu asrama ke asrama lain itu membentuk seorang Bima Arya menjadi menghargai perbedaan. ”Saya beruntung menjadi anak polisi dan tinggal dari asrama ke asrama karena belajar untuk memahami dan mengelola perbedaan. Dari Bogor ke Subang, Cirebon, Karawang, Megamendung, Sumatera Utara, Balikpapan, Bandung membuat saya belajar untuk berhadapan dengan berbagai macam latar belakang dan kultur yang berbeda,” terangnya. Hal itu pula yang memberikan berbagai perspektif keberagaman bagi Bima Arya ketika menjalankan tugas sebagai wali kota Bogor. Alhasil, ia dipercaya masyarakat bisa menjalankan tugas selama dua periode ini.(ded/c)