3 minute read

Program

Stunting Dapat Apresiasai

BOGORPemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melakukan penilaian kinerja pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat secara virtual. Tak terkecuali, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

Penilaian delapan aksi penurunan stunting ini dihadiri langsung Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim didampingi

Sekretaris Daerah (Sekda), Syarifah Sofiah dan OPD terkait di Paseban Sri Baduga, Balai

Kota Bogor, Selasa (4/7).

“Jadi beberapa hal terkait dengan regulasi, kelembagaan, pendataan, kolaborasi, inovasi dan penanganan stunting di

27 kota/kabupaten selama 2022 dilakukan penilaian oleh

Provinsi Jawa Barat,” ujar Kepala

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Kota Bogor, Rudy Mashudi.

Pihaknya menyampaikan progres yang sudah Kota Bogor lakukan terkait dengan kegiatan stunting yang sudah dijalankan selama 2022.

Sebut saja program Bunda

Peduli Stunting yang sudah ada sampai tingkat kelurahan, Kelembagaan Tim Percepatan

Penanganan Stunting yang diketuai Wakil Wali Kota Bogor juga SK-nya sudah sampai tingkat kelurahan. “Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) ada program pendampingan, yakni Tanggap Lengitkeun Stunting (Talas Bogor), serta ada pula program Ibu

Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor) dari Childfund, bersama

Warga Upadaya berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bogor untuk pendampingan penanganan stunting di Kota Bogor,” katanya.

Tak hanya itu, demi mewujudkan zero new stunting alias tidak ada stunting baru di Kota Bogor.

Pemkot Bogor melakukan pendekatan penanganan stunting kepada Calon Pengantin (Catin) dengan memberikan tablet penambah darah kepada Catin. Program ini diapresiasi

Provinsi Jawa Barat karena Kota Bogor sudah memberikan tablet penambah darah kepada 80 persen Catin sejak 2022. Sementara di Provinsi saja pemberian tablet penambah darah belum dianggarkan.

“Dan di tahun ini program yang menjadi unggulan di Kota Bogor yakni setiap ASN berkontribusi memberikan 1,5 kg telur per bulan selama enam bulan untuk pemberian makanan tambahan bagi anak stunting di Kota Bogor,” jelasnya.

Ia melanjutkan, angka stunting

Kota Bogor berdasarkan data

Bulan Penimbangan Balita (BPB) sebesar 5,25 persen, sementara dari SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) yakni survei yang dilakukan BKKBN angka stunting Kota Bogor berada di angka 18,7 persen.

Perbedaan angka ini, kata Rudy, karena survei SSGI hanya dilakukan berdasarkan sampling. Sementara data Kota Bogor berdasarkan by name by address di 980 posyandu yang dibina di masing-masing puskesmas.

“Tadi kami sandingkan juga antara data SSGI dengan data BPB. Sesuai dengan target nasional, Kota Bogor harus menurunkan angka stunting sampai di bawah 14 persen,” katanya.(*/fat)

”Kita juga mau memfasilitasi, karena banyak daerah yang belum punya tempat les musik dan susah dijangkau. Kasihan juga murid-murid yang belum bisa keluar rumah, kita membuatnya menjadi lebih mudah,” papar lelaki berusia 37 tahun ini.

Tak disangka, pembelajaran secara daring itu malah mampu menjangkau kalangan murid yang lebih luas. Total lebih dari 100 murid di Indonesia dalam kurun tiga tahun. Murid-murid dari les musiknya tak hanya berasal dari Kota Bogor. Puluhan murid dari mancanegara pun berhasil digaet Ronald Wilson Music School. Diantaranya Singapura, Amerika Serikat, New Zealand, Inggris, dan paling banyak dari Australia. ”Kita merasa tersanjung dengan adanya murid-murid luar negeri. Hal-hal inilah yang belum pernah kita dapatkan saat fokus pembelajaran offline atau tatap muka. Apalagi dengan kondisi bahasa yang berbeda, termasuk budayanya,” ungkap Ronald, yang juga sudah mengantongi berbagai sertifikat internasional ini.

Ia juga sangat senang dengan jangkauan les musiknya yang kini mendunia. Ronald tak menyangka les musik privat dari perumahan Bukit Cimanggu City Kota Bogor itu bisa dikenal secara luas.

Sekadar diketahui, Ronald sudah mengantongi sejumlah prestasi dan penghargaan. Mulai dari juara festival dalam negeri hingga event skala internasional. Salah satunya menjadi pemenang Canta Al Mar Festival di Barcelona. Hal itulah yang membuatnya percaya diri membagikan ilmunya di dunia musik. Bahkan, RWMS bakal menambah satu lagi kelas baru yakni kelas vokal, tahun ini.(mam)

TBC Anak Meroket

BOGORPenyakit Tuberculosis (TBC) anak di Kota Bogor mengalami peningkatan sangat signifikan. Berdasarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, pada tahun 2022 ada 1,465 kasus, jika dibandingkan dengan tahun 2021 hanya 462 kasus. Bahkan, Kota Bogor menempati peringkat kedua daerah di Jawa Barat dengan jumlah kasus TBC yang mencapai 3,904 kasus pada tahun 2022 dan 248 kasus kematian. Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Sri Kusnaeni secara tegas mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk melakukan percepatan eliminasi TBC yang sesuai dengan visi misi Kota Bogor sehat menuju Bogor Kota Ramah Keluarga. Dengan adanya Aksi Gerakan Eliminasi Tuberkulosis (Aksi GEULIS) yang diinisasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes)

Kota Bogor, diharapkan bisa menjadi langkah awal Pemkot Bogor dalam menekan angka kasus TBC di Kota Bogor. ”Sudah ada Rencana Aksi Daerah (RAD) melalui Perwali nomor 18 tahun 2023, semoga ini bukan hanya sekedar tertulis didalam kertas tapi kami berharap ini direalisasikan sebaik-baiknya,” ujar Sri. Sri yang hadir diacara tersebut sebagai perwakilan Ketua DPRD Kota Bogor, mengaku banyak menemui kasus penderita TBC yang jenuh atas proses penyembuhannya. Hal tersebut pun berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pengobatan pasien TBC di Kota Bogor yang pada 2022 hanya menyentuh 70 persen. Upaya preventif perlu di- lakukan melalui AKSI GEULIS dan diharapkan bisa sejalan dengan upaya pengobatan agar menurunkan angka penularan dan angka kematian karena TBC. ”Kalau saya melihat munculnya TBC ini ketika saya turun ke lapangan sering menemukan kasus kejenuhan pasien untuk minum obat. Nah, ini perlu diberikan pendampingan untuk menjaga mental pasien untuk bersabar dalam proses pengobatan. Upaya pengobatan ini harus sejalan dengan upaya preventif,”ungkap Sri.(ded/c)

This article is from: