2 minute read

Warga Minta SSA Dikembalikan

Rekayasa lalu lintas diterapkan

Pemerintah Kota (Pemkot)

Bogor, sejak Jalan Otista ditutup, atau dimulainya megaproyek tersebut.

Salah satu rekayasa yang paling banyak dikeluhkan, adalah dihapusnya sistem satu arah (SSA) di seputaran Kebun Raya.

Jalan yang tadinya satu arah itu, kini dibuat menjadi bisa dilalui dua arah, seperti zaman dulu, sebelum adanya penerapan SSA. Meski kini warga mulai terbiasa dengan rekayasa itu, namun survei lembaga penelitian kebijakan dan opini publik, Charta Politika Indonesia menyebut, bahwa 64 persen warga Kota Bogor meminta SSA dikembalikan, jika proyek Otista sudah rampung. Hasil itu diumumkan mereka pada Selasa (1/8).

Dalam keterangan tertulisnya, Peneliti Charta Politika Indonesia Nachrudin mengatakan, survei tersebut dilakukan nya di Kota Bogor, pada tanggal 18 - 23 Juli 2023. Survei tersebut dilakukan melalui wawancara tatap muka, dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Dalam penelitiannya, ia menggunakan sampel sebanyak 400 responden, yang tersebar di enam Kecamatan di Kota

Bogor. Salah satu hasil surveinya menunjukkan, bahwa 64 persen warga setuju lalu lintas SSA dikembalikan lagi, seusai proyek pergantian Jembatan Otista rampung. “(Sementara itu) persetujuan publik terhadap pemberlakuan skenario rekayasa lalu lintas saat ini, terkait proyek Pekerjaan Jembatan Otista (sebesar) 78,5 persen,” singkat dia. (fat/c)

Dua Kebakaran dalam Satu Hari

Kebakaran di Bojongkerta sendiri terjadi sekitar pukul

11.45 WIB. Di mana, kebakaran melanda lahan pembuangan sampah milik salah satu warga, bernama Siti Romlah. Menurut saksi, kebakaran bermula dari pembakaran sampah, kemudian merambat pada lahan. “Tidak ada korban luka maupun jiwa, penanganan kebakaran pun relatif cepat sekitar 15 menit,” kata Ade. Kebakaran berikutnya terjadi di Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Lebak Pasar, Kecamatan Bogor Tengah. Di mana, kebakaran yang melanda pemukiman padat penduduk, melahap satu rumah bertingkat milik Sumiati, dan berimbas pada empat rumah lainnya, yang berdekatan.

“Diduga kebakaran karena konsleting listrik dari lantai 2,” ucap dia. Meski tak ada korban jiwa, namun satu rumah milik Sumiati hangus terbakar.

“Untuk kerugian material belum diketahui,” katanya. Kebakaran di Pulo geulis terjadi di RT 5 RW 4. Lokasi kebakaran yang berada di permukiman padat, sempat membuat warga panik. Meski demikian, warga dengan sigap bahu membahu memadamkan api. Ember-ember berisi air disalurkan secara estafet, berkali-kali menjinakan si jago merah. Sekretaris Lurah Babakan

Pasar Yudha Adi menerangkan, kebakaran terjadi pukul 14.20. Api muncul pertama kali, dari lantai 2 rumah warga bernama Sumiati.

“Menurut keterangan pemilik rumah, kondisi kompor dan barang-barang lain sedang mati, jadi kami menduga dari korsleting listrik,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor di lokasi kejaduan. Beruntung, tidak ada korban luka maupun jiwa akibat kejadian tersebut.(ded/c) berkali-kali berat, jadi anak selolah dimudahkan dengan diberikan diskon,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor pada Senin (31/7).

Bima belum menyebutkan secara jelas, kapan tarif ini akan diumumkan, dan mulai diberlakukan. Namun dirinya memastikan, kebijakan tersebut bisa meringankan beban biaya golongan penumpang tersebut. Seperti yang diketahui, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan telah menentapkan layanan BisKita Trans Pakuan di Kota Bogor, dikenakan tarif berbayar sebesar Rp4 ribu. Pemberlakuan tarif ini mulai diterapkan pada Sabtu, 20 Mei lalu. Direktur Angkutan BPTJ Tatan Rustandi mengatakan, tarif mulai diterapkan, karena pihaknya sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan, dengan ditetapkannya PMK Nomor 55 Tahun 2023 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP, yang bersifat Volatil atas Layanan Angkutan Perkotaan dengan Skema

Pembelian Layanan (BTS) di Kementerian Perhubungan. Tarif tersebut dikenakan kepada penumpang per satu kali naik. Jika dalam perjalanan penumpang perlu berpindah koridor, atau rute, maka penumpang akan dikenakan tarif lagi. Metode pembayaran yang digunakan, ialah cashless payment menggunakan kartu nontunai. Penumpang cukup menempelkan kartu nontunai di perangkat Tap on Bus (ToB), yang ada di dalam armada Biskita Trans Pakuan. (fat/c)

This article is from: