
3 minute read
Pasokan Air Dipastikan Aman
Ciliwung itu, memang selama ini dimanfaatkan oleh Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Katulampa, dengan kapasitas 300 liter per detik. Namun ia menjelaskan, air tersebut diambil dari daerah yang lebih hulu dibanding Bendung Katulampa. Sehingga sampai sejauh ini, tidak ada kendala. Kpasitas 300 liter per detik yang dikejar olehnya, masih dapat terpenuhi dengan baik.
“Alhamdulillah belum ada informasi untuk Katulampa, tidak ada penurunan dan masih terpenuhi khususnya untuk Intake di Pasir Angin,” ujarnya saat dihubungi Radar Bogor, Selasa (1/8).
Namun demikian, pihaknya tengah memonitor, dan terus koordinasi dengan departemen, terkait soal kondisi tersebut. Sehingga ia memastikan, pihaknya akan memberikan informasi apabila ada penurunan. Sementara itu, kata dia, apabila terdapat penurunan pasokan air di Sungai Ciliwung, maka wilayah yang terdampak, ialah Kecamatan Bogor Utara, dan Kecamatan Bogor Timur.
Di samping itu Ardani mengungkapkan, pihaknya menemukan ada penurunan pasokan air yang bersumber dari air tanah, atau mata air.
Namun hal itu tidak berdampak signifikan pada pelayanan, karena sumber utama pasokan airnya berasal dari air permukaan (sungai).
“Sumber air kami ada dua, yakni air permukaan dan air tanah atau mata air. Air permukaan berasal dari Sungai Ciliwung sebesar 300 liter per detik, untuk melayani wilayah Kecamatan Bogor Timur dan Utara. Selanjutnya, air Sungai Cisadane sebesr 2200 liter per
Puluhan Pelajar Diberi Edukasi Kesehatan
BOGORCara berbeda dipilih RS Vania memperingati Hari Anak Nasional 2023. Mereka menggelar Gebyar Hari Anak Nasional yang berisi serangkaian edukasi kesehatan, pada puluhan pelajar SD di Kota Bogor, pada Senin (31/7). Kepala Humas dan Pemasaran RS Vania Bogor Dede
Nurhasan Suryadi menuturkan, edukasi yang diberikan, antara lain soal pentingnya menjaga kesehatan anak, seperti memakai masker saat batuk, etika batuk, cara cuci tangan yang baik, pemenuhan imunisasi. Selain itu, para peserta juga diajak untuk menjaga kebersihan, dan kesehatan gigi secara menyenangkan.
“Event ini berfungsi sebagai platform untuk mengadvokasi isu-isu penting seperti pendidikan anak, kesehatan, keselamatan, perlindungan dari eksploitasi, kekerasan, dan pekerjaan anak,” jelasnya.
Gebyar Hari Anak Nasional ini juga dilihatnya, menjadi waktu yang tepat untuk mengi ngatkan masyarakat tentang peran mereka dalam melin dungi anak-anak, dan men cipta kan lingkungan yang aman, dan mendukung bagi anak.
Selain edukasi, acara ini juga diisi dengan lomba mewarnai, dan pengenalan profesi, yang bertujuan untuk memberikan wawasan, dan hiburan bagi para peserta. Direktur RS Vania dr Handi Wijaya menambahkan, pihaknya ke depan juga akan menginisiasi sebuah Komunitas Anak Sehat, dengan menggandeng sekolah-sekolah yang ada di Kota Bogor. (fat/c) detik untuk wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Tanah Sareal, dan sebagian Kecamatan Bogor Utara,” jelasnya Pihaknya juga memanfaatkan aliran Sungai Cikereteg, yang sebesar 40 liter per detik, untuk memasok air di wilayah Kecamatan Bogor Selatan. Ardani menegaskan, apabila terjadi kekurangan dari Sungai Ciliwung, maka pasokan air akan dibantu dari sumber lainnya. Sehingga ia memastikan dapat menangani hal tersebut. “Berdasarkan pengalaman kami, dimasa kekeringan kapasitas masih bisa memenuhi. Hal-hal yang dilakukan adalah pengerukan sedimentasi di areal intake dan bendung supaya air per mu kaan bisa naik ke atas. Itu ka mi lakukan rutin 6 bulan sekali meng guna kan alat besar,” lengkap dia. (fat/c)
Tiang dan Kabel Semrawut Digunting
BOGORKepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena
Da Frina menegaskan akan terus mengekseskusi tiang, dan kabel-kabel yang semrawut, serta membahayakan pengguna jalan di Kota Bogor. Hal ini menjadi lampu kuning bagi para operator, dan provider yang kerap kurang memperhatikan pemeliharaan utilitasnya. Tiang yang miring, dan kabel yang menjuntai, menjadi target utilitas yang akan dieksekusi, dengan cara dicabut atau digunting. Rena menjelaskan, keputusan itu dilakukannya untuk menghindari timbulnya korban, akibat tersangkut dan terlilit utilitas saat berada di jalan, seperti yang terjadi pada seorang mahasiswa di Jakarta. Ia mengatakan, saat ini Kota Bogor memang belum memiliki peraturan daerah terkait utilitas. Namun ke depan, aturan itu akan diterbitkan karena saat ini masih digodok. Sembari menunggu itu, pihaknya mencoba perapihan supaya tidak timbul korban. “Sebelumnya diekseskusi kami komunikasikan dulu supaya bisa perapihan bersama. Ketika (provider) tidak digubris dan tidak mengaku akan kami ekseskusi. Sebanyak 30 persen kabel dijalan itu sebenarnya tidak berfungsi lagi. Ada sebagian yang sudah turun ke bawah, namun untuk menghemat dan efisiensi uang dibiarkan begitu saja dililit-lilit (oleh provider)” , ungkap Rena, Senin (31/7). Selain itu, dirinya juga menyebut, kebanyakan tiang yang ada di Kota Bogor sudah berusia 20 tahun, dan tidak ada pemerliharaan. Belum lagi, maraknya pemasangan tiang yang tanpa izin, dan dilakukan sembunyi-sembunyi. Untuk menangani masalah ini, lebih lanjut Dinas PUPR akan menggandeng para operator, untuk mengeluarkam solusi jangka menengah, dengan memasukkan utilitas dengan cara memasukkan kabel ke dalam tanah (ducting). “Kami targetkan Agustus beres, sehingga mereka ada hak dan kewajiban yang harus ditaati sebelum perda utilitas disepakati. Ini menjadi shock terapi dan sosialisasi awal bahwa kami mulai sekarang akan mengurusi kabel di atas,” jelas Rena. (fat/c)