
2 minute read
MIMBAR BEBAS Ada Apa dengan Harga Telur?
TELUR merupakan sumber protein yang terjangkau oleh masyarakat kita selama ini.
Tapi apa jadinya jika harga telur meroket? Pastinya kebutuhan akan protein tidak terpenuhi. Tidak terpenuhinya kebutuhan protein merupakan salah satu parameter program pemberantasan stunting yang sedang digalakan pemerintah.
Sungguh ironis.
Harga telur yang mengalami kenaikan sejak beberapa minggu terakhir disebabkan dua hal, yakni faktor produksi dan proses distribusi. Pada
Melejitnya
Ongkos Naik Haji
HAJI merupakan ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam yang mampu, namun faktanya saat ini teramat sulit untuk menunaikan ibadah tersebut.
faktor produksi, harga telur saat ini turut dipengaruhi oleh harga pakan yang tinggi. Lalu pada proses distribusi, terjadi ketidaksesuaian distribusi.
Ada fenomena bahwa proses distribusi telur kali ini tidak dilakukan sesuai dengan kebiasaan. Biasanya, telur ayam didistribusikan ke pasar. Namun, kali ini banyak pihak yang justru melakukan pendistribusian di luar pasar atau memenuhi permintaan di luar pasar.
Kondisi ini sejatinya menunjukkan bahwa meroketnya harga telur adalah bagian dari arus besar liberalisasi pangan. Telur yang semestinya bisa disalurkan di pasar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga rakyat, nyatanya stoknya tidak tersedia untuk mereka. Namun, yang akhirnya turut menjadi masalah baru adalah lambatnya antisipasi pemerintah perihal pengendalian harga telur tersebut. Padahal, pascalebaran biasanya banyak acara-acara seperti halal bi halal, tidak terkecuali di berbagai instansi pemerintah, yang biasanya diwarnai sesi makan bersama. Dalam hal ini, telur adalah makanan yang sering ada dalam menu yang disajikan. Tidak heran, permintaan telur pasti meningkat. Ketika impor bahan baku pakan ternak, khususnya jagung, mengemuka dalam kasus meroketnya harga telur, tentu kita layak waspada. Bagaimana mungkin negeri agraris seperti negara kita, untuk jagung pakan ternak saja harus impor? Lantas, benarkah impor bahan baku pakan adalah solusi untuk menekan harga telur? Impor jagung mungkin bisa menjadi solusi. Tetapi jika
Jangan Lengah
sifatnya berkelanjutan, ini tentu tidak sehat bagi berbagai sektor yang ada, baik ternak ayam petelur maupun pertanian jagung nasional. Hal ini karena solusi impor berpengaruh pada paradigma pengelolaan sumber daya pangan di dalam negeri kita. Ketergantungan pada impor jelas memandulkan tanggung jawab penguasa untuk mengelola pertanian dan peternakan yang semestinya diurus dengan sebai -baiknya oleh pemerintah. kaysanajwa66@gmail.com
dengan Prestasi SEA Games
8626868
Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi (0251) 8324024
Rumah Sakit Islam Bogor (0251) 8316822
Rumah Sakit Daerah (Rsud) Cibinong 021-875348, 8753360
Rumah Sakit Lanud Atang Sandjaja (0251) 7535976
RS Annisa Citeureup (021)8756780, Fax. (021)8752628
RS Harapan Sehati Cibinong (021)87972380, 081296019016
Rumah Sakit Salak (0251) 8344609/834-5222
RSUD Ciawi (0251) 8240797

Klinik Utama Geriatri Wijayakusuma (0251) 7568397
Rumah Sakit Bina Husada (021) 875-8441
Sakit ibu dan anak Nuraida(0251) 8368107, (0251) 368866 Yayasan Bina Husada Cibinong (021) 875-8440
Rumah Sakit Bersalin Assalam Cibinong
Umat Islam tidak hanya dihadapkan pada persoalan ongkos, namun juga bagi mereka yang mampu pasti akan mengalami kesulitan karena dihadapkan pada antrean yang sangat lama.
Ironisnya, kenaikan ongkos haji dari 38 juta menjadi 69 juta terjadi saat pemerintah
Arab Saudi menurunkan biaya paket haji 2023 sebesar 30 persen di negaranya.
Menurut Hilman, Direktur Jenderal Penyelenggaraan
Haji dan Umrah Kementerian Agama, kenaikan ONH dipicu karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, sehingga berimbas pada nilai tukar rupiah terhadap real.
Disi lain, Pemerintah mengusulkan untuk mengurangi subsidi 30 persen ONH sehingga 70 persen sisanya ditanggung masingmasing calon jemaah haji.
Dana 30 persen dari pemerintah berasal dari dana manfaat yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji, hal ini merupakan implementasi dari UU 34/2014 yang mem berikan kekuasaan BPKH tidak hanya mengelola penerimaan dana haji, namun juga pengembangan, pengeluaran, dan pertanggungjawabannya. Di sinilah muncul bisnis yang mempertimbangkan untung-rugi dalam pengelolaan dana haji yang kemudian berimbas kepada membengkaknya biaya ongkos haji.
Jadi, faktor naiknya ONH bukan hanya disebabkan kurs rupiah, namun juga karena faktor konsekuensi bisnis yang ada dalam pengelolaan dana haji.
Hessy Elviyah, S.S hessyecy14@gmail.com
BERITA keberhasilan para atlet Indonesia dalam SEA Games Kamboja 2023 menuai kebanggaan bangsa. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun menyebutkan bahwa Indonesia menggelontorkan dana sebesar 852,2 miliar yang digunakan untuk pembinaan para atlet sampai bonus bagi para peraih medali. Euforia hasil dari pengeluaran belanja negara ini jangan sampai melalaikan penguasa dari persoalan bangsa. Keberhasilan dan kebanggaan dari ajang olahraga perlu diimbangi dengan usaha menuntaskan hal yang lebih penting dan mendesak apalagi jika terkait dengan nyawa warga negara dan anak-anak. Kemiskinan, stunting, pendidikan, dan kesehatan yang belum merata bisa berakibat nyawa atau ancaman gagal tumbuh bagi generasi