1 minute read

Perbaikan Jembatan Muarasari Molor

Sambungan dari Hal 12

Kepala Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Rena Da

Frina menjelaskan, hal itu disebabkan karena belum lengkapnya berkas kontrak administrasi, dari pemenang lelang proyek tersebut. Selain itu, pengunduran juga disebabkan terpotong momen lebaran. “Para personel, atau tukangnya baru bisa mulai bekerja pekan depan,” tuturnya kepada Radar Bogor, Jumat (28/4). Rena memastikan, pembangunan jembatan yang melintang di atas sungai Cibalok itu, mulai berlangsung pada Senin, (1/5). Meski begitu, ia berjanji proyek tersebut akan selesai sesuai dengan yang ditargetkan.

“Targetnya tidak akan ikut mundur. Kami targetkan 120 hari pengerjaan atau akan rampung pada pertengahan Agustus,” garansinya. Seperti diketahui, jembatan yang berlokasi di RT 1 RW 7 Kelurahan Muarasari itu, menjadi akses utama warga dari RW 1, RW 2, dan RW 6.

Pembangunan jembatan ini, sebetulnya direncanakan mulai dibangun pada pertengahan April 2023. Jembatan tersebut ambruk, pada 27 Februari lalu. Kondisi ini membuat warga yang tinggal di daerah tersebut, terpaksa mencari jalan alternatif lain, dengan waktu dan jarak tempuh yang lebih lama. (fat/c)

“Sekarang sedang tahap pengerasan. Tembok Penahan Tanah (TPT) yang berada di samping jembatannya sudah hampir rampung. Saat ini kendaraan bisa lewat meskipun sempit,” tuturnya kepada Radar Bogor Jumat (28/4). Proyek pembangunan jalan ini, kata Rena, menelan biaya sebesar Rp2,6 miliar, dengan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). “Karena menggunakan BTT, setelah pekerjaan akan ada hitung bersama, biaya yang dipakai dan dihabiskan, itu yang kami bayar. Jadi sebetulnya tidak semata-mata Rp2,6 miliar,” terang Rena. Rena juga menerangkan, perbaikan akses Jembatan Satu berlangsung secara dua tahap. Tahap pertama berlangsung selama 2 bulan pada NovemberDesember 2022. Sementara tahap kedua, mulai berjalan pada Februari 2023. Di tahap kedua, PUPR tidak hanya membangun tembok penahan tanah di sungai saja. Namun juga ada perluasan jalan, pembangunan pedesterian, dan betonisasi jalan. Perluasan jalan ini diklaim dapat mempermudah kendaraan yang ingin bermanuver. (fat/c)

Simpan Banyak Kekayaan Budaya Kota Bogor

Sambungan dari Hal 12

Galeri Pusaka Ki Gatut dinilainya, menjadi salah satu potensi yang dimiliki kota hujan. “Setelah dua sampai tiga kali berkomunikasi, akhirnya kami mendapat waktunya untuk berkunjung ke sini. Ke depan, kami akan mengunjungi potensipotensi lainnya,” tuturnya. Sang pemilik, yang merupakan budayawan Kota Bogor, Gatut Susanta menjelaskan, koleksi pusakanya sudah ada sejak tahun 80-an. Sewaktu SMA, dirinya baru memiliki keris dan tombak sebanyak 5 bilah saja. Namun, seiring waktu berjalan, koleksinya kian bertambah banyak. “Alhamdulillah sekarang sudah dipajang sekitar 400 bilah. Masih ada juga yang di peti, belum diwarangkain (dilindingi sarung, red),” beber Gatut. Gatut bercerita, dahulu koleksinya hanya disimpan saja. Ia baru akan mengeluarkannya pada saat pameran. Namun belakangan, karena semakin banyak yang berkunjung, akhirnya ia memajangnya. Mereka yang berkunjung, kata Gatut, berasal dari berbagai daerah, untuk berbagai tujuan. Mulai dari sekadar melihat, meneliti untuk tugas akhir mahasiswa, relaksasi, hingga bersilaturahmi. Ia menjelaskan, galerinya ditujukan untuk edukasi, agar anak, cucu, generasi selanjutnya, tetap bisa melihat, dan melestarikam karya leluhur yang luar biasa itu. (fat/c)

This article is from: