2 minute read

Pilih jadi Gubernur California

Kelakar Kang Emil Ditanya Ikut Pilkada

Jabar atau DKI Jakarta

BOGOR–Masa jabatan Ridwan

Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat, berakhir pada September 2023. Namun, lelaki yang akrab disapa Kang Emil itu, belum memutuskan langkah politik selanjutnya.

Emil setidaknya memiliki dua opsi. Kembali maju dalam kontestasi

Pemilihan Gubernur Jawa Barat, mengingat dia baru satu periode dalam jabatannya, atau bergeser bertarung menjadi Gubernur DKI

Jakarta.

Sambil berkelakar, Kang Emil ingin maju sebagai Gubernur California, Amerika Serikat, ketika ditanya awak media apakah dia akan maju di DKI atau tetap di Jabar.

“Mungkin California. Nanti itu mah

Februari adanya. Jadi semua pilkada rata-rata partai putuskan setelah pilpres dan pileg. Jadi kalau ditanya sekarang kejauhan,” kata Kang Emil di Bogor, belum lama ini.

Kans Kang Emil dalam menduduki salah satu dari dua jabatan itu, di atas kertas terbilang besar. Pasalnya, jika tetap di Jabar, dia merupakan sosok petahana, sementara di DKI dia memiliki elektabilitas cukup tinggi.

Diketahui, Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis bahwa Ridwan Kamil menduduki peringkat teratas dengan simulasi 10, 8, 5 hingga 3 kandidat calon gubernur. Dalam survei tersebut, ASI juga menghilangkan nama Anies Baswedan yang akan bertarung dalam Pilpres 2024. Saat simulasi dengan 10 nama calon, elektabilitas Kang Emil mencapai 38,5 persen. Kemudian setelah dikerucutkan menjadi 8 nama, menurun jadi 35,5 persen namun tetap di posisi teratas. Selanjutnya, dalam simulasi lima nama, elektabilitas Emil pada angka 39,3 persen, disusul Heru Budi Hartono 17,5 persen, Gibran Rakabuming 16 persen, Ahmad Riza Patria 8,3 persen, Bima Arya 4,8 persen dan 14,3 sisanya tak menjawab.

Simulasi tiga kandidat, Ridwan Kamil, Anies Baswedan dan Heru Budi Hartono. Hasilnya Emil meraih 43,5 persen, Anies Baswedan 25,8 persen dan Heru Budi Hartono 8,5 persen. Untuk diketahui, wilayah pelaksanaan survei dilakukan di DKI Jakarta dengan metode penarikan sampel multistage random sampling dengan responden 400 orang dengan margin of error kurang lebih 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (pojoksatu)

Mungkin California. Nanti itu mah

Februari adanya. Jadi semua pilkada rata-rata partai putuskan setelah pilpres dan pileg,”

Masuk Bursa Cawapres Ganjar

JAKARTA–Desas-desus bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo terus berkembang. Direktur Pusat Studi Islam dan Demokrasi (PSID) Nazar EL Mahfudzi mengatakan wacana sipil-militer menguat dalam eskalasi politik Pemilu 2024.

Wacana menguat terlihat dari perkembangan politik terkini, dimana ada tiga nama mantan Panglima TNI yang dinilai cukup mumpuni untuk duduk sebagai kandidat wakil presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, mendampingi Ganjar Pranowo. “Ketiganya yakni Jenderal (Purn) Moeldoko, Marsekal (purn) Hadi Tjahjanto dan Jenderal (Purn) Andika Perkasa. Saya kira sangat tepat menjadi cawapres, mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024,” ujar Nazar dalam keterangannya, Senin (26/6).

Nazar lantas membeber hasil Musyarawah Rakyat (Musra) yang digelar sukarelawan

Jokowi beberapa waktu lalu. Moeldoko mendapatkan suara terbanyak latar belakang militer untuk mendampingi Ganjar Pranowo, menghadapi rival Prabowo. “Moeldoko sendiri saat ini menduduki jabatan startegis sebagai kepala staf kepresidenan atau bisa disebut kuncen Istana Presiden Jokowi,” ucapnya. Menurut Nazar, Moeldoko juga dinilai berhasil menaikkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi hingga di atas 80 persen. Moeldoko banyak melakukan kerja-kerja strategis menyelesaikan permasalahan pengaduan masyarakat dan birokarasi hingga ke akar rumput. Hanya saja, Moeldoko punya rekam jejak yang dianggap negatif oleh kubu oposisi. Di mana Moeldoko hingga saat ini masih berupaya merebut pucuk kepempinan Partai

Demokrat. Tak ayal dia dapat cap ‘Begal Partai’

“Marsekal (Purn) Hadi juga dipercaya Presiden Joko Widodo duduk dalam kabinet non-parpol sebagai Menteri ATR/BPN.” “Saya kira kinerja Hadi dinilai cukup mumpuni dalam menjalankan program reforma agraria dan sertifikasi tanah rakyat,” katanya. Nazar lantas menyebut nama Jenderal (Purn) Andika Perkasa. Dia menilai Andika mampu memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo untuk menguatkan basis pemilih dengan ketegasan berwibawa. “Andika Perkasa saya kira cukup berhasil mengemban amanah sebagai panglima TNI, menjalankan fungsi stabilitas keamanan nasional, terutama profesionalitas prajurit TNI.” (fjr)

This article is from: