
2 minute read
Keselamatan Pedagang Terancam
Sambungan dari Hal 12
Pantauan Radar Bogor pada Kamis (22/6) menunjukkan, proses pembongkaran tengah berlangsung di lantai atas pasar. Pekerja bangunan tampak membongkar materialmaterial, seperti atap, kayukayu, dan membawa puingpuing tersebut ke luar pasar.
Pekerjaan tersebut berdampingan dengan aktivitas jual beli pasar. Area proyek dengan aktivitas pasar yang berada di lantai bawah, hanya dibatasi dengan jaring-jaring saja.
Fungsinya, menahan material yang jatuh ke bawah.
Kondisi ini pun dirasa mengancam keselamatan pedagang, dan pembeli. Mereka khawatir, material bongkaran jatuh, dan menimpa kepala atau barang jualannya. Seorang pedagang Sayur Yuni mengatakan, pemasangan jaring baru dilakukan pada Selasa (21/6) malam. Sebelum dipasang jaring, kata dia, beberapa kali kaso atau balok kayu jatuh, dan menimpa meja yang berada di sekitar pedagang.
“Ini sangat membuat khawatir. Kami sudah protes, dan minta pembongkaran ditunda, karena di bawah masih ada orang. Kami minta kebijaksanaan, tapi tidak digubris. Pelaksana mengatakan mereka harus tuntas tepat waktu,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor, Kamis (22/6).
Dirinya berpendapat, seharusnya pembongkaran baru dilakukan ketika para pedagang sudah pindah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS), yang berada di depan bangunan pasar.
Ia pun membenarkan, jika hari ini merupakan waktu mereka pindah. Namun, belum tuntasnya pembangunan TPS, membuat para pedagang tidak bisa pindah ke tempat tersebut.
“Aktivitas jual beli jadi terganggu. Jangankan pedagang, pembeli saja takut saat mendengar suara gemuruh. Itu membuat mereka tidak bertahan lama dan ingin cepat- cepat keluar,” ucap Yuni. Dia berharap, TPS dapat segera dituntaskan, agar para pedagang bisa berjualan dengan aman dan nyaman. “Sebab di sini (dalam pasar) kalau hujan bocor karena atapnya sudah mulai diangkut,” imbuh dia.
Perasaan yang sama juga diutarakan pedagang lain, Yanuar. Ia bingung dengan kondisi saat ini pembongkaran mulai berjalan, sementara TPS belum selesai. Bertahan di dalam pasar, pun membuat kenyamanan dan keamanannya terancam. “Namanya apes tidak ada yang tahu. Pengamannya jaring saja. Kami takut ada puing yang jatuh,” tuturnya. (fat/c)
Folusi Senja Bersih-Bersih Kota
Sambungan dari Hal 12
Titik kedua di Gedung Kemuning Gading, yang berlokasi di kawasan Balai Kota Bogor, Kecamatan Bogor Tengah.
Ketua Folusi Senja
Muhammad Haikal mengatakan, kegiatan ini melibatkan ratusan anak-anak jalanan, dan pengamen di Kota Bogor, dalam peringatan Hari
Lingkungan Hidup (HLH)
Sedunia, atau World Environment Day, yang diperingati setiap 5 Juni.
Pemilihan lokasi, kata dia, karena mereka melihat beberapa titik itu terlihat kotor.
Sehingga mereka tergerak untuk membersihkannya.
Haikal menyebut, bersihbersih ini bertujuan ingin membuktikan anak jalanan bisa melakukan kegiatan yang positif.
“Kami tidak ingin dipandang sebelah mata oleh masyarakat, dan juga kami meminta agar dinas lebih memperhatikan anak jalanan dan pengamen jalanan,” imbuh dia.
Pria yang kerap mengamen di Terminal Baranangsiang ini juga mengaku, banyak memungut sampah yang sudah menghalangi alian air di Sub DAS Ciliwung.
“Sampah yang dipungut sudah tercampur tanah, aliran air tidak mengalir, harus dikeruk agar dikerjakan PUPR,” kata Muhammad Haikal. Sedangkan, untuk di Gedung Kemuning Gading menemukan banyak sampah yang bercecer, sehingga terlihat kumuh.
“Awalnya ada yang posting kondisi gedung Kemuning Gading, ini kan rumah para senimah juga yang harus dijaga, kita tergerak untuk merapihkan mulai memungut sampah hingga pel lantai,” tukas dia.
Haikal menyebut, kegiatan bersih-bersih ini menjadi salah satu rangkaian Folusi Senja Menolak polusi. Ada tiga kegiatan yang mengusung tema Folusi Senja Menolak Polusi. Pertama adalah razia sampah plastik, kedua santunan anak yatim,