4 minute read

Selalu Waspada Terhadap LGBT

Barang Impor Bikin UMKM Tekor

SERBUAN barang impor ke Indonesia membuat ketar- ketir para pelaku UMKM. Pasalnya barang impor dibanderol lebih murah daripada barang yang dijual oleh UMKM. Apalagi dengan hadirnya e-commerce yang menawarkan berbagai jenis kemudahan, semakin memperberat medan persaingan UMKM. Jika diteruskan maka UMKM akan terancam gulung tikar.

Masalah yang dialami para pelaku UMKM sejatinya bukan hal baru. Namun sayangnya, keluhan akan membludaknya produk impor yang dapat mengancam eksistensi produk hasil UMKM, seolah tak mendapat respon.

Berbagai upaya dilakukan namun seolah nihil.

Dalam sistem kapitalisme, persaingan seperti ini dirasa sebuah hal yang lumrah.

Adanya negara hanyalah sebagai regulator semata. Negara dilarang ikut cawe-cawe dalam sebuah persaingan bisnis karena sudah diserahkan kepada mekanisme pasar.

Persoalan UMKM tidak akan selesai manakala negara masih menerapkan sistem kapitalisme.

Butuh kehadiran negara yang mandiri, tak bisa didikte oleh asing dan aseng. Selama ini banjirnya produk impor dikarenakan salah satunya akibat ketundukan penguasa terhadap kebijakan asing.

Maka dari itu butuh perubahan sistem dan penguasa agar tercapai perlindungan maksimal kepada rakyat.

Triana Surabaya - Jawa Timur

SETELAH sempat ramai kabar akan diadakannya pertemuan dan pesta kaum pelangi se - ASEAN di Jakarta (meskipun akhirnya dibatalkan), namun kewaspadaan masyarakat di semua lapisan dari anak- anak hingga dewasa terhadap LGBT ini harus ditingkatkan. Kaum LGBT ini berusaha secara masif agar mereka diterima di Indonesia bahkan di seluruh dunia.

Mereka bahkan semakin merajalela dengan berbagai cara. Seperti beberapa hari terakhir yang diberitakan bahwa komunitas LGBT semakin terbuka dalam beraksi.

Namun karena memang dasarnya kaum LGBT ini tidak sesuai fitrahnya manusia maka

PENGUMUMAN KEDUA LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN aksi mereka pasti menyebabkan kesengsaraan bagi manusia lainnya. Seperti kabar beberapa dari kaum penyuka sesama jenis ini melecehkan para driver ojol di Depok, ada juga oknum kepala sekolah SDN di Sumatra (yang diketahui penyuka sesama jenis) melecehkan seorang siswa SMK.

Oleh karena itu perlu penanaman akidah dan juga pendidikan Islam yang benar dan kuat pada diri individu masyarakat sejak dini. Juga kepedulian sosial mulai dari wajib bertanggung jawab atas semua kebutuhan rakyatnya. Tindakan penyelewengan ini lahir dari sistem sekulerisme yang merusak. Konsep hidup yang jauh dari tatanan nilai agama. Agama hanya dianggap sebagai aturan ibadah individu saja. Ranah kepemimpinan dianggap sebagai unsur yang jauh dari aturan agama. Akibatnya, konsep keliru tersebut melahirkan jiwa pemimpin yang minim iman. Tak takut pada Sang Kuasa bahwa kepe- mimpinannya akan di pertanggungjawabkan kelak. Sungguh, kita semua membutuhkan sistem yang amanah mengurusi kepentingan rakyat. Yaitu sistem yang mengintegrasikan aturan agama dalam menjalankan kehidupan. Semua didasarkan pada standar jelas aturan agama yang adil dan mensejahterakan.

Yuke Octavianty Forum Literasi Muslimah Bogor

Upaya Normalisasi Kaum Pelangi

KAUM pelangi makin berani menunjukkan jati dirinya. Tanpa malu, tanpa rasa tabu. Mereka pun terang-terangan menyelenggarakan gelaran Pekan Advocacy Queer ASEAN, yang rencananya akan digelar di Jakarta, 17-21 Juli 2023. Sontak, berbagai kecaman dan tolakan terus digencarkan. Berbagai ormas Islam menolak dengan keras perhelatan tersebut. Akhirnya, agenda dibatalkan, tak jadi digelar di Jakarta. Namun, agenda tetap dilaksanakan sesuai jadwal, dan lokasinya ditetapkan di luar Indonesia. Demi keselamatan pendukung dan penyelenggara acara.

Fakta kaum Sodom kian meresahkan. Perhelatan akbar komunitas pelangi ASEAN, menunjukkan bahwa pendukung komunitas ini makin banyak. Dan ada upaya menormalisasikannya. Gerakan besar dan pendanaan yang luar biasa menghasilkan jaringan kaum pelangi kian dinormalisasi. Dibiarkan tanpa ada tindak tegas dari negara.

Inilah refleksi dari diterapkannya sistem sekuler yang liberalistik. Sistem yang menjauhkan penataan kehidupan bermasyarakat dari aturan agama. Mirisnya lagi, justru aturan barat-lah yang menjadi panduan. Hawa nafsu menjadi raja, yang menurut mereka harus sesegera mungkin dipenuhi. Tentu saja, konsep ini adalah konsep keliru yang merusak tatanan kehidupan.

Atas nama hak asasi manusia, kaum pelangi terus bergelora, menyasar masa depan para generasi muda. Konsep hak asasi manusia menganggap bahwa konsep L68T adalah bentuk pemenuhan hak manusia dan “memaksa” agar masyarakat menerima sesuai kodratnya. Padahal penyimpangan seksual semacam ini bukanlah kodrat. Jelas-jelas hal ini adalah bentuk kejahatan yang harus ditindak sesegera mungkin. Dan tindakan efektif hanya mampu dilakukan oleh negara melalui regulasi yang mengikat warga negaranya dengan tegas. Namun sayang, sistem sekulerisme meniadakan aturan ini dalam tata hukumnya. Padahal jelas, perhelatan ini melanggar aturan. Pengaturan tata pergaulan ala barat, menciptakan kehidupan suram. Melahirkan pemikiran hina yang merusak segalanya. Tentu saja, semua ini berpotensi menimbulkan bahaya yang luar biasa. Sungguh, kehidupan manusia harus diatur dengan aturan yang menjadikan manusia sebagai makhluk terhormat. Aturan agama-lah satu-satunya, aturan yang mampu mengembalikan seluruh fungsi manusia seutuhnya. Sesuai fitrahnya.

Yuke Octavianty Forum Literasi Muslimah Bogor

Penggunaan” pada domain tersebut.

2. Calon peserta lelang mendaftarkan diri dan mengaktifkan akun pada https://www.lelang.go.id dengan merekam dan mengunggah softcopy KTP, NPWP dan Nomor Rekening atas nama sendiri.

Peserta Lelang diwajibkan menyetor Uang Jaminan dengan ketentuan jumlah yang disetorkan harus sama dengan uang jaminan yang disyaratkan dalam pengumuman lelang ini, dan disetorkan sekaligus (bukan dicicil) serta harus sudah efektif diterima oleh KPKNL selambat-lambatnya 1 (satu) hari kalender sebelum pelaksanaan lelang. 4. Uang Jaminan lelang disetorkan ke nomor Virtual Account (VA) PT. BNI (Persero), Tbk. masing-masing peserta lelang keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar. Bukankah kita tidak ingin seperti istri Nabi Luth yang ikut terkena adzab karena mendukung kaum sodom? Terakhir adalah pentingnya peran dan kekuatan hukum yang tegas dari pemerintah untuk menolak keberadaan kaum LGBT ini demi tercapainya kesejahteraan, kenyamanan dan kemakmuran masyarakat.

Ida, Botim

STNK R2 Hnd, 2022, Black, F5629FHW, Nk:MH1JM9125NK644418, Ns:JM91E2642623, an.Fauziah, Kp.Kaum Rt.4/1, Karang Asem Barat, Citeureup, Kab.Bgr (PKT1-23001180-14,21,28/07/23)

STNK R2 Hnd, 2016, Abu-abu, F2562FAG, Nk:MH1JFX118GK137716, Ns:JFX1E1125455, an.Ayu Pramitha Dewi, Kp.Bantar JayaRt.3/2 Rancabungur Kab.Bgr (PKT1-23001201-21,28/07,4/08/23)

STNK R2 Ymh, Biru, 2017, F6064FBU, Nk:MH3RG4710HK025540, Ns:63JGE0039180, an.Ahmad Supandi, Kp.Bojong Unduk Rt.5/4 Citeureup Kab.Bgr. (PKT1-23001202-21,28/07,4/08/23)

Siswa Baru SMAN 1

Citeureup Ikuti PLS

BOGOR–Sebanyak 432 siswa baru SMAN

1 Citeureup, mengikuti Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) selama tiga hari, mulai

Senin hingga Kamis (17-20/7).

Selama tiga hari pelaksanaan PLS, ratusan siswa baru ini ditanamkan tentang karakter masagi guna mewujudkan peserta didik

Jawa Barat juara lahir dan batin.

Pembina OSIS SMAN 1 Citeureup, Aziz Miftahur Rizky menjelaskan, beragam materi akan diberikan kepada siswa selama tiga hari pelaksanaan PLS.

Aziz menyebutkan, PLS SMAN 1 Citeureup ini diikuti 12 gugus. Setiap gugusnya ada 36 siswa, sehingga total yang ikut PLS tahun ini sebanyak 432 siswa.

“Di SMAN 1 Citeureup, PLS tahun ini, kami mengangkat tema tebarkan manfaat dan semangat baru untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila,” ujar dia kepada wartawan, Senin (17/7).

Aziz menjelaskan, untuk materi pada hari pertama disampaikan langsung kepala sekolah tentang pelajar profil Pancasila. Ada juga materi sekolah siaga bencana. Kemudian dilanjutkan dengan Wakasek Kurikulum, yakni pengenalan kurikulum di SMAN 1 Citeureup. “Ada juga materi dari kepolisian tentang tata tertib berlalu lintas,” papar dia. Untuk hari kedua, sambung Aziz, siswa baru ini diajarkan tentang pembiasaan ibadah dan tata tertib sekolah. “Di sini, kami juga perkenalkan sekolah ramah anak dan parenting,” terangnya. Sementara di hari terakhir, kegiatan PLS akan diisi dengan materi pengenalan pramuka dan demo ekskul.

“Jadi, semua ekstrakulikuler yang ada di SMAN 1 Citeureup akan diperkenalkan kepada siswa baru,” papar dia. Pada hari terakhir, kata Aziz, semua siswa baru akan ikut senam dan dilanjutkan dengan parade. “Demo ekskul ini dimaksudkan untuk menarik minat peserta didik,” tandas dia. (*/pin)

This article is from: