
3 minute read
BisKita Perbanyak Armada dan Koridor
Wakil Walikota Sedih
Sambungan dari Hal 12
Kesedihannya itu disebabkan, karena melihat pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Perumahan danPermukiman(Disperumkim), Satpol PP, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang masih mengurusi lingkungan sekitar pasar yang kumuh karena PKL, di tiap momen tertentu. ”Saya sedih melihat pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masih mengurusi lingkungan sekitar pasar yang kumuh karena PKL di malam takbiran. Padahal para PKL hanya menikmati tanpa ada kontribusi,” keluhnya. Dedie menekankan pada Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ), untuk mengupayakan ajakan kepada PKL, agar mau masuk dan berjualan di pasar. Begitu pula dengan larangan pedagang, yang sudah memiliki kios, untuk tidak ikut berjualan di luar pasar. Minimnya keberadaan pasar di wilayah pinggiran, juga disorot Dedie. Sebab menurutnya, masalah itu membuat masyarakat mesti menempuh jarak jauh ke pusat kota, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Oleh karena itu, Dedie meminta agar ke depan Kota Bogor kembali membangun satu hingga dua pasar baru, di wilayah yang membutuhkan. Misalnya di Kecamatan Bogor Barat. Dari banyaknya kelurahan, hanya ada satu pasar yang ada di sana. “Kelurahannya ada 16, tapi pasarnya hanya ada satu. Ini membuat warga harus menyerbu pusat kota,” kata Dedie. Fenomena ini yang menurutnya harus disorot, khususnya oleh Perumda PPJ. Sehingga dengan adanya penambahan, maka kata Dedie, itu bisa mendekatkan pasar ke konsumen. (fat/c)
LRT Masuk Bogor Masih Abu-Abu
Sambungan dari Hal 12
Terdapat tiga stasiun yang bisa digunakan masyarakat, dalam ujicoba tersebut. Yakni Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Jatimulya, atau Stasiun Harjamukti.
Dalam Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 49 Tahun
2017 terkait percepatan penyelenggaraan LRT Jabodebek, dijelaskan bahwa moda transportasi itu ke depan juga bakal menjangkau wilayah Bogor.
Meski demikian, rencana itu tampaknya masih butuh waktu lama untuk terrealisasi.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah menyebut, kelanjutan LRT di Kota Bogor masih menunggu langkah dari
Pemerintah Pusat.
“LRT masih nunggu dari pusat, untuk melanjutkan ke Kota Bogor tapi belum ada kelanjutan,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor, Kamis (20/7).
Begitu juga dengan pembangunan Transit Oriented Development (TOD), yang bakal dilakukan di Terminal
Baranangsiang untuk menyambut LRT ke Kota Bogor. Karena menurut Syarifah, konsep lama
LRT akan ditempatkan di Terminal tersebut.
“Kalau TOD, kami mau coba baranangsiang dulu dibenahi, untuk persiapan apabila LRTnya sampai ke Bogor. TOD dimulai dengan menyerahkan Baranangsiang ke pusat, karena itu tipe A. Mudah-mudahan segera,” harap dia.
Keinginan hadirnya LRT di Terminal Baranangsiang, juga sempat dilontarkan Wakil Wali
Kota Bogor, Dedie Rachim Maret lalu. Ia ingin rencana revitalisasi
Terminal Barangsiang yang dicanangkan mulai tahun ini, diintegrasi dengan TOD Baranangsiang. Dalam arti bukan hanya mencakup bus melainkan ada LRT dan Trem.
Langkah revitalisasi Terminal Baranangsiang juga diharapkan Dedie dapat berkesinambungan dengan pembangunan di Kota Bogor. Sebab menurutnya, pembangunan juga mesti mengantisipasi perkembangan di masa depan.
“Jadi dengan adanya kelanjutan pembangunan Terminal Baranangsiang ini tentu diharapkan, nanti tujuan akhirnya adalah memudahkan masyarakat untuk mengakses sarana transportasi publik,” ungkap dia.
Selain, kedepan ada terminal yang lebih representatif hingga moda transportasinya juga mungkin semakin modern, efesien, tepat waktu dan terjangkau. (fat/c)
Hadiah Tahun Baru untuk Bekal Sekolah
Sambungan dari Hal 12
Humas Masjid Al Muslimun Deddy Suryadi mengatakan, santunan tersebut untuk bekal para anak asuh, yang menjajaki tahun ajaran baru 2023. Mereka didominasi tinggal di Kecamatan Bogor Utara, dan duduk di bangku SD hingga SMA. “Karena ini masuk tahun ajaran baru, mudah-mudahan bisa membantu meringankan biaya yang dikeluarkan para orang tua. Untuk membeli buku, sepatu, ataupun baju sekolah,” tuturnya. Selain anak asuh, Masjid Al Muslimun juga turut memberikan bantuan sembako, serta uang tunai pada 40 kaum dhuafa di RT 4 dan 5 RW 6, Kelurahan Bantarjati. “Seluruh bantuan berasal dari infak dan sedekah yang diberikan para jemaah. Karena kami berkomitmen bukan saja mengurusi peribadatan melainkan juga aktivitas sosial,” tuturnya. Di samping santunan, Masjid Al Muslimun juga kerap menggelar program unit layanan musibah, me nyelenggarakan bazaar, memberi modal bergulir tanpa riba, senam olah napas dan olah gerak (Bio Energy Power), pengobatan medis gratis, totok punggung, hingga bekam dan ruqiyah. (fat/c)
Sambungan dari Hal 12
Adapun penambahan unit bus, akan beriringan dengan penambahan dua koridor baru, yang sedang diajukan ke Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Direktur Perumda Trans Pakuan Rachma Nissa Fadliya mengatakan, saat ini ada 49 unit bus BisKita Trans Pakuan, yang beroperasi di empat koridor eksisting. Namun tahun ini, Perumda Trans Pakuan menargetkan ada total 75 unit bus yang nantinya akan beroperasi di enam koridor.
“Nanti rencana penambahan bus itu dalam bentuk penambahan koridor. Kalau untuk enam koridor 75 unit bus,” kata Nissa. Menurut dia saat ini, BisKita Trans Pakuan beroperasi di Koridor 1, 2, 5, dan 6. Sedangkan dua koridor baru yang tengah diajukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, yaitu Koridor 3 dan 4. Lebih lanjut, Nissa mengatakan, rencana penamba han bus ini masih sama melalui program Buy the Service (BTS) milik BPTJ. Namun, pengadaan bus nantinya akan tetap dari operator BisKita Trans Pakuan.
“Makanya kami sifatnya permohonan kepada BPTJ untuk bisa segera realisasi Koridor 3 dan 4. Memang produknya itu BTS, tapi pengadaan busnya tetap dari operator. Targetnya tahun ini,” jelasnya.
Diketahui, Pemkot Bogor telah mengajukan permohonan dua koridor transportasi massal BisKita Trans Pakuan. BPTJ Kemenhub tengah melakukan evaluasi, untuk bisa mendorong realisasi dua koridor baru tersebut. Menurut Plt Kepala BPTJ Robby Kurniawan mengungkapan, permohonan dan kebutuhan koridor baru di Kota Bogor cukup baik. Mengingat ridership atau penumpang transportasi program Buy the Servive (BTS) ini terbaik di Jabodebek. “Oleh karena itu kami memang sedang melalukan evaluasi dan mencari satu skema untuk bisa mendorong Koridor 3 dan 4. Yang nanti insyaalah akan coba realisasikan,” tukas dia.(ded/c)